Anda di halaman 1dari 15

Tugas Audit and Asurans

Ringkasan Standar Audit (“SA”) 710, 720 & 800

Oleh Kelompok 3 :

Quita Amelia Budiana (2007611005)

Putu Bunga Maharani Wibawa Putri (2007611008)

I Komang Yastana (2007611015)

Program Studi Profesi Akuntan (PPAk)


Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Udayana
2020
STANDAR AUDIT (SA) 710

INFORMASI KOMPARATIF  ANGKA KORESPONDING DAN LAPORAN


KEUANGAN KOMPARATIF

A. Ruang Lingkup
Standar Audit (”SA”) ini mengatur tanggung jawab auditor yang berkaitan dengan
informasi komparatif dalam audit atas laporan keuangan. Ketika laporan keuangan
periode lalu telah diaudit oleh auditor pendahulu atau tidak diaudit, ketentuan dan
panduan dalam SA 510 1 tentang saldo awal juga berlaku

B. Sifat Informasi Komparatif


Sifat informasi komparatif yang disajikan dalam laporan keuangan suatu entitas
bergantung pada ketentuan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku. Terdapat dua
pendekatan yang berbeda terhadap tanggung jawab auditor atas pelaporan sehubungan
dengan informasi komparatif: pendekatan angka koresponding ( corresponding figures
approach) dan pendekatan laporan keuangan komparatif (comparative financial
statements approach).
Perbedaan pelaporan audit yang esensial antara kedua pendekatan tersebut di atas
adalah sebagai berikut: (a) Untuk pendekatan angka koresponding, opini auditor atas
laporan keuangan hanya mengacu pada periode kini; sedangkan (b) Untuk pendekatan
laporan keuangan komparatif, opini auditor atas laporan keuangan mengacu pada setiap
periode yang tercantum dalam laporan keuangan.

C. Tanggal Efektif
SA ini berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang
dimulai pada atau setelah: (i) tanggal 1 Januari 2013 (untuk Emiten), atau (ii) tanggal 1
Januari 2014 (untuk entitas selain Emiten; penerapan dini dianjurkan).

D. Tujuan Auditor
(a) Untuk memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat tentang apakah informasi
komparatif yang tercantum dalam laporan keuangan telah disajikan, dalam semua
hal yang material, sesuai dengan ketentuan untuk informasi kboemrlapkaur
;adtifandalam kerangka pelaporan keuangan yang
(b) Untuk melaporkan sesuai dengan tanggung jawab pelaporan auditor.

E. Definisi

Untuk tujuan SA ini, istilah berikut memiliki makna:

(a) Informasi komparatif: Angka-angka dan pengungkapan yang tercantum dalam


laporan keuangan yang berkaitan dengan satu atau lebih periode lalu sesuai
dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku.

(b) Angka koresponding: Informasi komparatif yang angka- angka dan pengungkapan
lainnya untuk periode lalu dicantumkan sebagai suatu bagian integral dari periode
kini, dan dimaksudkan untuk dibaca hanya dalam hubungannya dengan angka-
angka dan pengungkapan lainnya yang berkaitan dengan periode kini (“angka-
angka periode kini”). Tingkat keterperincian yang disajikan dalam angka-angka
dan pengungkapan koresponding ditentukan terutama oleh relevansinya dengan
angka- angka periode kini.

(c) Laporan keuangan komparatif:Informasikomparatifyang jumlah dan


pengungkapan lainnya untuk periode lalu dicantumkan untuk perbandingan
dengan laporan keuangan periode kini, tetapi jika diaudit, informasi komparatif
tersebut harus diacu dalam laporan auditor. Tingkat keterperincian informasi yang
dicantumkan dalam laporan keuangan komparatif tersebut dapat diperbandingkan
dengan laporan keuangan periode kini.

Untuk tujuan SA ini, pengacuan ke “periode lalu” harus dibaca sebagai “periode-
periode lalu” bila informasi komparatif mencakup angka-angka dan pengungkapan lainnya
untuk lebih dari satu periode.

F. Prosedur Audit

Auditor harus menentukan apakah laporan keuangan mencakup informasi komparatif


yang diharuskan menurut kerangka pelaporan keuangan yang berlaku dan apakah
informasi tersebut telah diklasifikasikan dengan tepat. Untuk tujuan ini, auditor harus
mengevaluasi apakah:
(a) Informasi komparatif tersebut cocok dengan jumlah dan pengungkapan lain yang
disajikan dalam periode sebelumnya atau, jika relevan, telah disajikan kembali; dan

(b) Kebijakan akuntansi yang tercermin dalam informasi komparatif adalah konsisten dengan
kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam periode kini atau, jika telah terjadi perubahan
dalam kebijakan akuntansi, apakah perubahan tersebut sudah dicatat dengan tepat dan
disajikan dan diungkapkan secara cukup.

Jika auditor menyadari tentang kemungkinan kesalahan penyajian material dalam


informasi komparatif ketika melakukan audit periode kini, auditor harus melakukan
prosedur audit tambahan yang diperlukan dalam kondisi tersebut untuk memperoleh bukti
audit yang cukup dan tepat untuk menentukan apakah terdapat kesalahan penyajian
material. Jika auditor sudah mengaudit laporan keuangan periode lalu, auditor harus
mengikuti panduan yang relevan dalam SA 560.

Jika laporan keuangan periode lalu diubah, auditor harus dapat menentukan bahwa
informasi komparatif cocok dengan laporan keuangan yang telah diubah tersebut.
Sebagaimana yang diharuskan oleh SA 580.

Auditor harus meminta representasi tertulis untuk semua periode yang diacu dalam
opini auditor. Auditor juga harus memperoleh representasi tertulis yang spesifik berkaitan
dengan penyajian kembali yang dibuat untuk mengoreksi kesalahan penyajian material
dalam laporan keuangan periode lalu yang berdampak terhadap informasi komparatif.

G. Pelaporan Audit

1. Pendekatan Angka Koresponding

Ketika angka koresponding disajikan (informasi komparatif disajikan dengan


menggunakan pendekatan angka koresponding), opini auditor tidak boleh mengacu
ke angka-angka koresponding kecuali dalam kondisi yang dijelaskan dalam
paragraf 11, 12, dan 14.

Jika laporan auditor atas periode lalu, sebagaimana yang diterbitkan


sebelumnya, berisi opini wajar dengan pengecualian, opini tidak menyatakan
pendapat, atau opini tidak wajar serta hal yang menyebabkan modifikasi tersebut
tidak dapat diselesaikan, auditor harus memodifikasi opini auditor atas laporan
keuangan periode kini.
Dalam paragraf Basis untuk Modifikasi dalam laporan auditor, auditor harus

melakukan hal-hal sebagai berikut:

(a) Mengacu baik ke angka-angka periode kini dan angka koresponding dalam
penjelasan tentang hal yang menimbulkan modifikasi ketika dampak atau
kemungkinan dampak hal tersebut terhadap angka-angka periode kini adalah
material; atau

(b) Dalam kasus lain, menjelaskan bahwa opini auditor telah dimodifikasi karena
dampak atau kemungkinan dampak atas hal yang tidak dapat diselesaikan tersebut
terhadap daya banding angka-angka periode kini dan angka koresponding.

Jika auditor memperoleh bukti audit bahwa terdapat kesalahan penyajian


material dalam laporan keuangan periode lalu yang terhadap laporan keuangan
tersebut telah diterbitkan suatu opini tanpa modifikasian, dan angka koresponding
belum dinyatakan kembali dengan semestinya atau pengungkapan yang tepat
belum dilakukan, auditor harus menyatakan suatu opini wajar dengan
pengecualian atau suatu opini tidak wajar dalam laporan auditor atas laporan
keuangan periode kini, yang dimodifikasi berkaitan dengan angka koresponding
yang terdapat di dalamnya.

2. Pendekatan Laporan Keuangan Komparatif

Ketika laporan keuangan komparatif disajikan (informasi komparatif disajikan


dengan menggunakan pendekatan laporan keuangan komparatif), opini auditor
harus mengacu ke setiap periode laporan keuangan yang disajikan dan atas
laporan-laporan keuangan tersebut opini auditor dinyatakan. Untuk tujuan SA ini,
opini auditor yang diterbitkan untuk laporan keuangan periode kini dan informasi
komparatif yang disajikan dengan menggunakan pendekatan laporan keuangan
komparatif disebut pendekatan opini audit komparatif (comparative audit opinion
approach).

H. Ketentuan Penerapan

Kecuali untuk laporan auditor yang diterbitkan untuk tujuan penawaran umum efek
atau transaksi pasar modal sejenis (selanjutnya disebut sebagai “Transaksi Aksi
Korporasi”), seluruh laporan auditor atas laporan keuangan yang periode laporan
keuangannya dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2013 diterbitkan dengan
menggunakan pendekatan koresponding, kecuali jika ditentukan lain oleh peraturan
perundang-undangan yang berlaku, dengan bentuk dan isi yang mengacu pada Standar
Audit yang ditetapkan oleh IAPI.

Seluruh laporan auditor atas laporan keuangan yang diterbitkan untuk tujuan
Transaksi Aksi Korporasi diterbitkan dengan menggunakan pendekatan komparatif
dengan ketentuan tambahan sebagai berikut:

(a) Untuk periode laporan keuangan yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari
2013. Bentuk dan isi laporan auditor mengacu pada Standar Audit yang ditetapkan
oleh IAPI.

(b) Untuk periode laporan keuangan yang dimulai sebelum tanggal 1 Januari 2013:
Bentuk dan isi laporan auditor independen mengacu pada standar auditing yang
ditetapkan oleh IAPI sebagaimana tercantum dalam Standar Profesional Akuntan
Publik versi 31 Maret 2011 (“SPAP 31 Maret 2011”). Namun demikian, penggunaan
bentuk dan isi laporan auditor yang mengacu pada Standar Audit yang ditetapkan oleh
IAPI dalam konteks ini dianjurkan dan diperkenankan selama memungkinkan.
STANDAR AUDIT (SA) 720

TANGGUNG JAWAB AUDITOR ATAS INFORMASI LAIN DALAM DOKUMEN


YANG BERISI LAPORAN KEUANGAN AUDITAN

Standar audit (SA) ini mengatur tanggung jawab auditor atas informasi lain dalam
dokumen yang berisi laporan keuangan auditan dan laporan auditor terkait. Dalam hal tidak
terdapat ketentuan khusus dalam perikatan, opini auditor tidak mencakup informasi lain dan
auditor tidak memiliki tanggung jawab khusus untuk menentukan apakah informasi lain
tersebut disajikan degan tepat. Namun auditor tetap harus membaca informasi lain tersebut
karena kredibilitas laporan keuangan auditan dapat terganggu oleh ketidak konsistensian
material antara laporan keuangan auditan dan informasi lain tersebut.

Tujuan auditor adalah merespons dengan tepat ketika dokumen yang berisi laporan
keuangan auditan dan laporan auditor terkait mencakup informasi lain yang dapat
mengganggu kredibilitas.

Dalam SA 720 ini memiliki beberapa makna, yaitu :

a. Informasi keuangan dan non keuangan (selain laporan keuangan dan laporan auditor
terkait) yang tercantum, baik yang dipersyaratkan oleh pertauran perundang –
undangan atau kebiasaan, dalam suatu dokumen yang berisi laporan keuangan auditan
dan laporan auditor terkait.
b. Ketidakkonsistenan mengenai informasi lain yang bertentangan dengan informasi
yang terdapat dalam laporan keungan auditan. Suatu ketidak konsistenan material
dapat menimbulkan keraguan tentang kesimpulan audit yang ditarik dari bukti audit
yang diperoleh sebelumnya dan kemungkinan tentang basis untuk opini auditor atas
laporan keuangan.
c. Kesalahan penyajian atas fakta mengenai informasi lain yang tidak berhubungan
dengan hal – hal yang tercantum dalam laporan keuangan auditan yang tidak disajikan
dengan benar. Suatu kesalahan penyajian material atas fakta dapat mengganggu
kredibilitas dokumen yang berisi laporan keuangan auditan.

Auditor harus membaca informasi lain untuk mengidentifikasi adanya ketidak


konsistenan material, jika ada dengan lapora keuangan auditan.
Auditor harus melakukan pengaturan yang tepat dengan manajemen atau pihak yang
bertanggung jawab atas tata kelola untuk memperoleh informasi lain sebelum tanggal laporan
auditor jika tidak memungkinkan untuk memperoleh seluruh informasi lain sebelum tanggal
auditor, maka auditor harus membaca informasi lain tersebut sesegera mungkin.

A. Ketidak Konsistensian Material

ketika auditor mengidentifikasi adanya suatu ketidak konsistenan material dalam


memebaca informasi, maka auditor harus menentukan apakah laporan keuangan auditan
atau informasi lain yang peru di revisi.

Jika revisi terhadap laporan keuangan auditan diperlukan dan manajemen menolak
untuk melakukan revisi tersebut, maka auditor harus memodifikasi opini dengan
mengomunikasikan hal tersebut kepada pihak yang diberi tanggung jawab. Dan ketika
manajemen menyetujui untuk merevisi informasi lain, prosedur auditor dapat mencakup
penelaahan atas langkah – langkah yang dilakukan oleh manajemen untuk memastikan
bahwa pihak – pihak yang menerima, yaitu : Laporan keuangan yang diterbitan
sebelumnya, laporan auditor terkai dan informasi lain, di informasikan tentang revisi
tersebut.

B. Kesalahan Penyajian Material atas Fakta

Dalam mengidentifikasi adanya ketidak konsistenan material, dan auditor menyadari


adanya kesalahan penyajian material dan terdapat bukti berupa fakta yang jelas, maka
auditor harus mendiskusikan hal tersebut dengan manajemen. Setelah melakukan diskusi
auditor mempertimbangkan bahwa terdapat suatu kesalahan penyajian material atas fakta
yang jelas nyata, maka auditor harus meminta menajemen untuk berkonsultasi dengan
pihak ketiga yang kompeten, seperti penasihat hukum entitas dan auditor harus
mempertimbangkan pandangan yang diterima.

Setelah auditor membuat kesimpulan bahwa terdapat suatu kesalahan penyajian


material atas fakta dalam informasi lain dan manajemen menolak untuk untuk
mengoreksi maka auditor harus memberitahu kepada pihak yang bertanggung jawab atas
tata kelola tentang perhatian auditor ata informasi lain tersebut dan melakukan tindakan
lebih lanjut yang tepat.
C. Tanggung Jawab Tambahan, melalui Ketentuan Statutori atau Regulasi Lainnya,
Sehubungan dengan Informasi Lain

Auditor mungkin memiliki tanggung jawab tambahan, melalui ketentuan statutori atau
regulasi lainnya, sehubungan dengan informasi lain yang berada di luar ruang lingkup
SA ini. Sebagai contoh, beberapa yurisdiksi mungkin mengharuskan auditor untuk
menerapkan prosedur tertentu terhadap informasi lain tertentu seperti data tambahan
yang diharuskan atau untuk menyatakan suatu opini atas keandalan indikator kinerja
yang dijelaskan dalam informasi lain. Ketika terdapat kewajiban seperti itu,
tanggung jawab tambahan auditor ditentukan oleh sifat perikatan serta peraturan
perundang-undangan dan standar profesi. Jika informasi lain tersebut diabaikan atau
mengandung defisiensi, maka auditor dapat diharuskan oleh peraturan perundang-
undangan untuk mengacu hal tersebut dalam laporan auditor.

D. Dokumen yang Berisi Laporan Keuangan Auditan (Pertimbangan Spesifik bagi


Entitas yang Lebih Kecil)
Kecuali diharuskan oleh peraturan perundang-undangan, kemungkinan kecil
entitas yang lebih kecil menerbitkan dokumen yang berisi laporan keuangan
auditan. Namun, suatu contoh atas dokumen seperti itu adalah ketika terdapat suatu
ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengharuskan adanya suatu laporan
terlampir oleh pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola. Contoh informasi lain
yang mungkin tercantum dalam dokumen yang berisi laporan keuangan auditan entitas
yang lebih kecil adalah laporan laba-rugi yang terperinci dan suatu laporan manajemen.
Informasi lain dapat mencakup antara lain:
1. Suatu laporan oleh manajemen atau pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola
tentang kegiatan usaha.
2. Ikhtisar keuangan
3. Data kepegawaian.
4. Rencana pembelanjaan modal.
5. Rasio keuangan
E. Ketidakkonsistensian Material yang Teridentifikasi dalam Informasi Lain yang
Diperoleh sebelum Tanggal Laporan Auditor

Ketika manajemen menolak untuk merevisi informasi lain, auditor dapat


mendasarkan keputusannya tentang apa tindakan lebih lanjut yang akan dilakukan
pada saran dari penasihat hukum auditor.

F. Ketidakkonsistensian Material yang Teridentifikasi dalam Informasi Lain yang


Diperoleh setelah Tanggal Laporan Auditor

Ketika manajemen menyetujui untuk merevisi informasi lain, prosedur auditor


dapat mencakup penelaahan atas langkah-langkah yang dilakukan oleh manajemen untuk
memastikan bahwa pihak-pihak yang menerima: (i) laporan keuangan yang
diterbitkan sebelumnya, (ii) laporan auditor terkait, dan (iii) informasi lain,
diinformasikan tentang revisi tersebut.

Ketika manajemen menolak untuk merevisi informasi lain yang dipandang perlu
oleh auditor, tindakan lebih lanjut yang tepat oleh auditor dapat mencakup permintaan
saran dari penasihat hukum auditor.

G. Kesalahan penyajian material atas Fakta

Ketika mendiskusikan suatu kesalahan penyajian material atas fakta yang jelas-
jelas nyata dengan manajemen, auditor mungkin tidak dapat mengevaluasi validitas
beberapa pengungkapan yang tercantum dalam informasi lain dan respons manajemen
terhadap pertanyaan auditor, serta dapat menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan
pertimbangan atau opini yang valid.

Ketika auditor menyimpulkan bahwa terdapat suatu kesalahan penyajian material atas
fakta dan manajemen menolak untuk mengoreksinya, tindakan lebih lanjut oleh
auditor dapat mencakup permintaan saran dari penasihat hukum auditor.
STANDAR AUDIT (SA) 800
PERTIMBANGAN KHUSUS–AUDIT ATAS LAPORAN
KEUANGAN YANG DISUSUN SESUAI DENGAN KERANGKA
BERTUJUAN KHUSUS

A. Ruang Lingkup

Mengatur pertimbangan khusus dalam penerapan SA 100-700 dalam audit atas laporan
keuangan yang disusun sesuai dengan kerangka bertujuan khusus. SA 800 tidak
menghilangkan ketentuan yang tercantum dalam SA-SA lain, dan juga ditujuakn untuk
mengatur seluruh pertimbangan khusus yang mungkin relevan dengan kondisi perikatan.

B. Tanggal Efektif

  Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai pada
atau setelah tanggal:

a)    Januari 2013 untuk (Emiten) atau

b)   1 Januari 2014 (untuk entitas selain emiten), atau

Penerapan ini dianjurkan untuk entitas selain emiten.

C. Tujuan

    Tujuan auditor untuk menangani dengan tepat pertimbangan khusus yang relevan
dengan hal-hal sebagai berikut:

a)    Penerimaan perikatan,

b)   Perencanaan dan pelaksanaan perikatan tersebut,

c)    Perumusan opini dan pelaporan atas laporan keuangan.

D. Definisi

     Untuk tujuan SA, istilah dibawah ini memiliki makna yang dijelaskan sebagai
berikut:

a)    Laporan keuangan yang disusun sesuai dengan suatu kerangka bertujuan


khusus.
b)   Suatu kerangka pelaporan keuangan yang dirancang untuk memenuhi
kebutuhan informasi keuangan bagi pengguna tertentu. Kerangka pelaporan
keuangan dapat berupa suatu kerangka penyajian wajar atau kerangka
kepatuhan.

    Pengacuan pada “laporan keuangan” dalam SA ini berarti “satu set lengkap
laporan keuangan bertujuan khusus, termasuk catatan atas laporan keuangan.” Catatan
atas laporan keuangan pada umumnya mencakup suatu ikhtisar kebijakan akuntansi
signifikan dan informasi penjelasan lainnya. Ketentuan kerangka pelaporan keuangan
yang berlaku menentukan bentuk dan isi laporan keuangan, dan apa yang membentuk
satu set lengkap laporan keuangan.

E. Pertimbangan dalam Penerimaan Perikatan

Keberterimaan Kerangka Pelaporan Keuangan. Dalam suatu audit atas laporan


keuangan bertujuan khusus, auditor harus memperoleh suatu pemahaman tentang;

a)        Tujuan disusun nya laporan

b)        Pengguna laporan keuangan yang dituju,

c)   Langkah-langkah yang dilakukan oleh manajemen untuk menentukan bahwa


kerangka pelaporan keuangan yang berlaku dapat diterima sesuai dengan kondisinya

F. Pertimbangan dalam Perencanaan dan Pelaksanaan Audit

   SA 200 mengharuskan auditor untuk mematuhi seluruh SA yang relevan dengan
audit. Dalam perencanaan dan pelaksanaan audit atas laporan keuangan bertujuan khusus,
auditor harus menentukan apakah penerapan SA mengharuskan pertimbangan khusus
sesuai dengan kondisi perikatan. SA 315 mengharuskan auditor untuk memperoleh suatu
pemahaman tentang pemilihan dan penerapan kebijakan akuntansi entitas.

G. Perumusan Opini dan Pertimbangan dalam Pelaporan

      Ketika merumuskan suatu opini dan melaporkan laporan keuangan bertujuan


khusus, auditor harus menerapkan ketentuan dalam SA 700.

a.    SA 700 mengharuskan auditor untuk mengevaluasi apakah laporan keuangan


mengacu atau menjelaskan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku secara
memadai.aDalam hal laporan keuangan disusun sesuai dengan klausul suatu
kontrak, auditor harus mengevaluasi apakah laporan keuangan menjelaskan
secara memadai setiap interpretasi signifikan atas kontrak yang mendasari
penyusunan laporan keuangan.

b.    SA 700 mengatur bentuk dan isi laporan auditor. Hal-hal yang harus diperhatikan
auditor dalam hal laporan auditor atas laporan keuangan bertujuan khusus adalah
sebagai berikut;

1)    Laporan auditor harus menjelaskan tujuan disusunnya laporan keuangan, dan


jika diperlukan, pengguna yang dituju, atau pengacuan pada suatu catatan
atas laporan keuangan yang berisi informasi tentang hal tersebut.

2)    Jika manajemen memiliki suatu pilihan atas kerangka pelaporan keuangan


dalam penyusunan laporan keuangan tersebut, penjelasan tentang tanggung
jawab manajemen atas laporan keuangan juga harus dibuat sebagai suatu
acuan pada tanggung jawabnya untuk menentukan bahwa kerangka
pelaporan keuangan yang berlaku dapat diterima sesuai dengan kondisinya.

c.    Laporan auditor atas laporan keuangan bertujuan khusus harus mencantumkan


suatu paragraf Penekanan suatu Hal yang memperingatkan pengguna laporan
auditor bahwa laporan keuangan disusun sesuai dengan suatu kerangka bertujuan
khusus dan bahwa, sebagai akibatnya, laporan keuangan belum tentu sesuai untuk
tujuan lain.

H. Materi Penerapan Dan Penjelasan Lain

Contoh-contoh kerangka bertujuan khusus antara lain;

  a)      Suatu basis akuntansi perpajakan untuk satu set laporan keuangan yang
melampiri surat pemberitahuan tahunan (“SPT”) entitas

   b)      Basis akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas untuk informasi arus kas
yang diharuskan oleh kreditur; • Ketentuan pelaporan keuangan yang
ditetapkan oleh regulator untuk memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh
regulator tersebut; atau • Ketentuan pelaporan keuangan suatu kontrak, seperti
perjanjian obligasi, perjanjian pinjaman, atau hibah untuk suatu
proyek.Kemungkinan terdapat kondisi yang di dalamnya kerangka bertujuan
khusus didasarkan pada suatu kerangka pelaporan keuangan yang ditetapkan
oleh suatu organisasi pengatur standar yang memiliki wewenang atau diakui,
atau oleh peraturan perundang-undangan, tetapi tidak mematuhi seluruh
ketentuan kerangka tersebut. Laporan keuangan yang disusun sesuai dengan
kerangka bertujuan khusus mungkin merupakan satu-satunya laporan
keuangan yang disusun oleh suatu entitas.

1. Pertimbangan dalam Penerimaan Perikatan

Keberterimaan Kerangka Pelaporan Keuangan. Kebutuhan informasi keuangan


dari pengguna dari pengguna yang dituju merupakan suatu faktor utama dalam
penentuan tingkat keberterimaan kerangka pelaporan keuangan yang diterapkan
dalam penyusunan laporan keuangan. Kerangka pelaporan keuangan yang berlaku
dapat mencakup standar pelapoan keuangan yang ditetapkan oleh suatu organisasi
yang memiliki wewenang atau diakui untuk menetapkan standar bagi laporan
keuangan bertujuan khusus.

Dalam kondisi tersebut, standar tersebut akan dianggap dapat diterima untuk
tujuan tersebut jika organisasi tersebut mengikuti suatu proses yang terstandardisasi
dan transparan yang melibatkan pemikiran dan pertimbangan atas pandangan dari
pemangku kepentingan yang relevan. Dalam beberapa yurisdiksi, peraturan
perundang-undangan dapat menentukan kerangka pelaporan keuangan yang
digunakan oleh manajemen dalam penyusunan laporan keuangan bertujuan khusus
bagi entitas jenis tertentu. Kerangka pelaporan keuangan yang berlaku dapat
mencakup ketentuan pelaporan keuangan suatu kontrak.

2. Pertimbangan Dalam Perencanaan Dan Pelaksanaan Audit

        SA 200 mengharuskan auditor untuk mematuhi

(a) ketentuan etika yang relevan, termasuk hal yang berkaitan dengan
independensi, terkait dengan perikatan audit atas laporan keuangan, dan

(b) semua SA yang relevan untuk audit.

SA 200 juga mengharuskan auditor untuk mematuhi setiap ketentuan yang


tercantum di dalam suatu SA kecuali jika, keseluruhan SA tidak relevan atau
ketentuan yang tercantum di dalam SA tidak relevan terhadap kondisi audit, karena
ketentuan tersebut bersifat kondisional, dan kondisi tersebut tidak ada. Penerapan
beberapa ketentuan SA dalam suatu audit atas laporan keuangan bertujuan khusus
menuntut pertimbangan khusus auditor. Dalam kasus laporan keuangan bertujuan
khusus seperti laporan yang disusun untuk memenuhi ketentuan suatu kontrak,
manajemen dapat menyepakati dengan pengguna laporan keuangan bertujuan
khusus, atas kesalahan penyajian yang teridentifikasi di bawah ambang batas tidak
akan dikoreksi atau disesuaikan.

Komunikasi dengan pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola


berdasarkan SA didasarkan pada hubungan antara pihak yang bertanggung jawab atas
tata kelola dengan laporan keuangan yang diaudit. Terutama apakah pihak tersebut
bertanggung jawab untuk mengawasi penyusunan laporan keuangan. Dalam kasus
laporan keuangan bertujuan khusus, pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola
mungkin tidak memiliki tanggung jawab tersebut.

3. Perumusan Opini dan Pertimbangan dalam Pelaporan

Laporan keuangan bertujuan khusus mungkin digunakan untuk tujuan selain


tujuan awalnya. Sebagai contoh, badan pengatur dapat mengharuskan entitas tertentu
untuk menempatkan laporan keuangan bertujuan khusus dalam dokumen publik.

Auditor dapat menganggap tepat untuk mengindikasikan bahwa laporan


auditor hanya ditujukan bagi pengguna tertentu. Tergantung dari peraturan
perundang-undangan suatu yurisidiksi, hal ini dapat dicapai dengan membatasi
distribusi atau penggunaan laporan auditor.

Anda mungkin juga menyukai