Disusun oleh:
SURITNO (20919026)
UKI ANANDA WAHYU PAMUNGKAS (20919027)
YHOGA HERU PRATAMA (20919028)
Revisi model ini menambahkan Service Quality dan mengubah beberapa variabel
untuk menyesuaikan model dengan perkembangan teknologi. Pada model revisi ini,
William H. DeLone dan Ephraim R. McLean mengatakan bahwa ada 6 variabel yang
akan mempengaruhi kesuksesan suatu sistem. 6 variabel itu adalah:
1. Information Quality variable atau variabel kualitas membahas mengenai
karakteristik dari output yang dihasilkan, contoh apakah informasi yang
dihasilkan jelas, konsisten dan relevan?
2. System Quality Variable atau variabel kualitas sistem, akan membahas mengenai
karakteristik dari sistem informasi yang digunakan, seperti system flexibility,
system reliability, kemudahan dalam mempelajari dan menggunakan sistem.
3. Service Quality Variable atau variabel kualitas layanan akan membahas mengenai
kualitas layanan yang diterima oleh pengguna dari sistem yang digunakan, contoh
responsiveness, accuracy,dan reliability of services.
4. Usage Intentions Variable atau variabel tingkat penggunaan akan membahas
mengenai tingkat dan cara yang dilakukan pengguna dalam memanfaatkan
kemampuan sebuah sistem informasi, contoh tingkat jumlah penggunaan, tingkat
keseringan penggunaan, dan tingkat kebutuhan penggunaan.
5. User Satisfication Variable atau variabel kepuasan pengguna akan membahas
mengenai tanggapan dan kesan pengguna terhadap layanan yang diberikan oleh
sistem, contoh User Interface (UI) dan User Expericence (UX)
6. System Benefit Variable atau variabel keuntungan sistem akan membahas
mengenai dampak, hasil dan manfaat yang diberikan sistem terhadap kebutuhan
pengguna dan kesuksesan perusahaan, contoh pengambilan keputusan dan
produktifitas yang lebih baik.
Pada penelitian DeLone dan McLean ini, pemilihan kategori dimensi sukses
didasarkan pada sasaran atau hasil. Hasil yang diharapkan secara garis besar mengacu
pada dampak sistem informasi dalam kinerja atau capaian organisasi. Model sukses dapat
diimplementasikan untuk menganalisis seberapa besar dan seberapa penting sistem
informasi digunakan dalam organisasi. Dalam organisasi sendiri, peranan sistem
informasi tercermin dari keuntungan (net benefits) yang dirasa dan didapat.
Pengaplikasian model sukses sistem informasi ini banyak digunakan dalam
kegiatan bisnis berbasis internet, contohnya saja E-Commerce. Banyak perusahaan
menginvestasikan banyak modalnya dalam ranah bisnis satu ini. E-Commerce dinilai
sebagai salah satu strategi bisnis yang efektif untuk memenuhi tujuan perusahaan bisnis,
yaitu laba. Model DeLone dan McLean ini dapat disgunakan untuk menganalisis
tantangan dan pengukuran dunia e-commerce. Tentu saja, pengukuran tersebut tidak
lepas dari enam dimensi sukses yang ada.
E-Commerce hanya merupakan salah satu contoh dari model sukses sistem
informasi. Dengan adanya pengembangan dan pertumbuhan sistem pendukung
manajemen ini, model sukses sistem informasi diharapkan dapat terus digali lebih dalam
untuk menyempurnakan penggunaannnya dalam berbagai aspek organisasi. Pengukuran
dimensi sukses sendiri tidak hanya untuk mengungkap aspek sistem saja; tetapi juga
tingkat, ketepatan, dan frekuensi penggunaan yang tidak lepas dari enam kategori
dimensi sukses DeLone dan McLean.
C. Technology-Organization-Environment (TOE)
Model mengenai hubungan teknologi, organisasi dan lingkungan diperkenalkan
oleh Tomatzky and Fleischer (1990). Kerangka Technology-Organization-
Environment(TOE) adalah model penerimaan teknologi pada level perusahaan, yang
mengeksaminasi tiga pengaruh besar pada potensi penerimaan teknologi atau adopsi
inovasi teknologi: teknologi, organisasi, dan lingkungan.
1. Teknologi
Konteks teknologi mengacu pada teknologi internal dan eksternal, termasuk
peralatan dan proses. Konteks ini juga mendeskripsikan baik teknologi baru
maupun teknologi lama yang relevan dengan organisasi tersebut. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pada aspek teknologi:
a) Relative advantage
Menurut Rogers (1983), relative advantage merupakan faktor teknologi
yang dapat dirasakan sebagai penyedia manfaat untuk perusahaan; Teknologi
yang ditawarkan sekarang harus lebih baik dari teknologi sebelumnya
b) Compability
Rogers (2003) berpendapat bahwa compability merupakan sejauh mana
suatu inovasi dirasakan sebagai konsisten dengan nilai-nilai yang ada,
pengalaman masa lalu dan kebutuhan pengadopsi potensial;
c) Complexity
Complexity merupakan tingkat kesulitan dalam memahami dan
menggunakan sistem (Sonnenwald et al, 2001).
2. Organisasi
Konteks organisasi meliputi berbagai karakteristik organisasi, termasuk
struktur, sumber daya (Human Capital), dan otonomi yang juga meliputi
pengukuran organisasi seperti daya jangkau, jumlah sumber daya, jumlah sumber
daya yang belum optimal, dan sebagainya. Beberapa temuan variabel dalam
konteks ini adalah:
a) Organizational Competency
Organizational competency menurut Tan et al (2007) menggambarkan
kesiapan organisasi sebagai persepsi dan evaluasi manajer tentang sejauh mana
mereka percaya bahwa organisasi mereka memiliki kesadaran, sumber daya,
komitmen dan tata kelola untuk mengadopsi TI;
b) Top management support
Top management support merupakan persepsi dan tindakan pejabat
tinggi tentang kegunaan inovasi teknologi dalam menciptakan nilai-nilai bagi
perusahaan(Salwani et al, 2009);
c) Training and Education
Schillewaert et al (2005) berpendapat bahwa training merupakan sejauh
mana perusahaan menginstruksikan karyawannya dalam menggunakan alat
dalam hal kualitas dan kuantitas.
3. Lingkungan
Konteks lingkungan berkaitan dengan industri, pengaturan kompetitif, dan
masalah regulasi yang merujuk pada pertimbangan industri dan dukungan
pemerintah.Beberapa variabel yang termasuk dalam konteks ini adalah:
a) Competitive pressure
Menurut Zhu dan Kraemer (2005), competitive pressure adalah tingkat
tekanan yang dirasakan perusahaan dari pesaing dalam industry;
b) Trading partner support
Trading partner support (Gangwar, 2014) terkait dengan penyedia
layanan atau mitra.
Zhu & Kraemer (2005) melakukan study untuk mengembangkan framework TOE
yang terdiri dari tiga komponen utama, yaitu: technology, organization dan
environment yang berlandaskan penelitian terdahulu oleh Tornatzky & Fleischer
(1990). Framework ini juga konsisten dengan teori difusi inovasi yang dikembangkan
oleh Rogers (1983) yang berfokus pada karakteristik teknologi beserta karakteristik
internal dan eksternal sebagai pendorong terjadinya difusi teknologi.
Studi yang dilakukan oleh Gangwar et al. (2015) menunjukkan improvisasi
prediksi dari adopsi teknologi internet, khususnya cloud computing ketika model TAM
dan kerangka kerja TOE diintergrasikan. Kerangka konseptual dikembangkan dan
dianalisis dari hasil pengumpulan data terhadap 280 perusahaan diberbagai bidang.
Hasil studi mereka mendapati bahwa model TAM dapat diintegrasikan dengan
kerangka kerja TOE dan menunjukkan prediksi yang meningkat.
Adopsi teknologi yang tepat oleh organisasi dan sumber daya manusia akan
meningkatkan efektivitas layanan organisasi dan berdampak pada kepuasan pelanggan
serta akan berujung pada kinerja perusahaan. Teori ini banyak dianjurkan dalam
mengkonsepsikan sebuah organisasi sebagai sebuah paket dari sumber daya. Ini adalah
sumber daya dan cara bagaimana mereka terintegrasi, yang membuat organisasi
berbeda satu sama lain dan pada gilirannya memungkinkan mereka untuk memberikan
produk dan layanan di pasar. Dalam rangka untuk tetap kompetitif dan berkelanjutan,
perlu adanya adopsi teknologi yang relevan dan menciptakan infrastruktur serta
memobilisasi sumber daya manusia yang kompeten (Barnes, D., & Hinton, C. M.,
2012).