Anda di halaman 1dari 9

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

Theoretical Modelling in MIS Researches


Dosen Pengampu: Yuni Nustini, MAFIS, Ak, CA, Ph.D

Disusun oleh:

SURITNO (20919026)
UKI ANANDA WAHYU PAMUNGKAS (20919027)
YHOGA HERU PRATAMA (20919028)

PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI


FAKULTAS BISNIS DAN EKONOMIKA
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
2021
Theoretical Modelling in MIS Researches
A. TECHNOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM) & UTAUT
Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT) UTAUT
diusulkan oleh Venkatesh et al. (2003) karena telah menjadi model yang paling umum
digunakan oleh para peneliti IT dalam meneliti niat dan perilaku penggunaan (Lee et al.,
2013). Bahkan, UTAUT telah diidentifikasi sebagai model yang paling komprehensif
dalam mengatasi keterbatasan dari Technology Acceptance Models (TAM) yang
tersedia.
Model UTAUT mengintegrasikan sebanyak delapan teori dan model yang
sebelumnya didirikan untuk penggunaan IT seperti TAM (Davis et al.,1989). Teori-teori
tersebut adalah Theory of reasoned action, Model motivasi, theory of planned behavior
(TPB) (Wu and Zhu, 2012), kombinasi teori TAM dan TPB, model pemanfaatan
personal computer, teori difusi dari inovasi (Zenko dan Mulej, 2011), dan teori kognitif
sosial. UTAUT telah diuji validitasnya di mana ia mampu menjelaskan persen dari
varian dalam niat penggunaan teknologi, sehingga membuatnya menjadi model yang
menarik untuk diteliti pada niat dan perilaku penggunaan teknologi.
Venkatesh et al. (2003) mengidentifikasi empat dimensi sebagai penentu
langsung dari perilaku niat penggunaan teknologi. Ke empat dimensi tersebut adalah:
a. Performance expectancy
b. Effort expectancy
c. Social influence
d. Facilitating conditions
Selama bertahun-tahun, dimensi tambahan yang ditambahkan ke model UTAUT
seperti penggunaan secara sukarela (Anderson dan Schwager, 2004, kecemasan dan
sikap (Carlsson et al., 2006.); serta self-efficacy dan kecemasan (Marchewka et al.,
2007.). Namun demikian, ada penelitian yang mempertahankan dimensi asli dari model
UTAUT (Hennington dan Janz, 2007), namun ada pula penelitian lain yang memasukkan
demografi responden seperti jenis kelamin, usia, pengalaman, penggunaan secara
sukarela, dan tingkat pendidikan (Wu et al., 2007; Lie'bana-Cabanillas et al., 2013).
Karena sifat eksplorasi, studi ini mempertahankan penggunaan empat dimensi
UTAUT asli untuk memprediksi niat perilaku, yang didefinisikan dalam penelitian ini
sebagai niat pengguna daripada penggunaan aktual internet marketing. Pengukuran niat
baik seperti penggunaan aktual, terutama ketika data tentang penggunaan yang
sebenarnya sulit untuk didapatkan. Untuk tujuan penelitian ini, niat perilaku
dioperasionalkan dalam hal niat untuk menggunakan internet marketing dalam waktu
dekat melalui saluran pemasaran tradisional dan apakah itu pengalaman pertama
responden dalam menggunakan internet marketing di antara teman-teman mereka atau
anggota keluarganya. Pemasaran internet secara umum yang didefinisikan dalam
penelitian ini seperti iklan banner, search engine, infomersial (majalah online, panduan
online, testimonial), e-commerce, dan saluran home shopping. Ini termasuk iklan online
yang menggunakan internet dan World Wide Web untuk tujuan mengungkapkan
penyampaian pesan pemasaran untuk menarik pelanggan.

B. DELONE & MCLEAN


Melakukan evaluasi terhadap sistem yang diterapkan dalam suatu perusahaan,
merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan. Dari evaluasi tersebut, kita dapat
menenmukan bagian-bagian mana dari sistem perusahaan yang perlu diperbaiki, perlu di
tingkatkan, atau perlu di pertahankan. Kita juga dapat mengetahui apakah sistem yang
kita sedang kita pakai memberikan dampak positif yang signifikan terhadap pengguna
dan perusahaan. Mengetahui berbagai macam dimensi yang ada dalam sistem informasi,
William H. DeLone dan Ephraim R. McLean pada tahun 1981 – 1987 melakukan
penelitian untuk membuat suatu model yang menjelaskan tentang dimensi – dimensi apa
saja yang mempengaruhi suatu hasil dari Sistem Informasi. Pada model tersebut, William
H. DeLone dan Ephraim R. McLean mencetuskan bahwa ada 6 dimensi yang
mempengaruhi kesuksesan suatu Sistem Indormasi.
6 Dimensi yang dicetuskan oleh William H. DeLone dan Ephraim R. McLean
adalah System Quality, Information Quality, Use, User Satisfaction, Individual Impact
dan Organizational Impact. Model tersebut menjelaskan bahwa kualitas sistem akan
mempengaruhi penggunaan sistem dan kepuasan pengguna. Kualitas Informasi juga akan
mempengaruhi penggunaan serta kepuasan pengguna. Penggunaan dan kepuasan
pengguna pada akhirnya akan mempengaruhi Individual Impact, dan kumpulan –
kumpulan dari Individual Impact tersebut pada akhirnya akan mempengaruhi
Organizational Impact. Ke-6 variable tersebut bukanlah variabel independent melainkan
variabel interdependent, William H. DeLone dan Ephraim R. McLean mengatakan
bahwa jika salah satu dari ke 6 variabel tersebut mengalami kegagalan, maka seluruh
kesuksesan suatu sistem akan terganggu.
Setelah model tersebut di publikasikan, banyak peneliti-peneliti mencoba untuk
menguji validalitas model tersebut ke berbagai macam tipe sistem dengan konteks yang
berbeda-beda, salah satunya adalah Seddon dan Kiew (1996). Seddon dan Kiew
mengatakan bahwa Use (dalam konteks ini, pemakaian) harus dipisahkan dengan
Usefullness (Kegunaan), mereka mengatakan bahwa walaupun suatu sistem banyak
digunakan, bukan berarti sistem tersebut “berguna”. Selain Seddon dan Kiew, banyak
peneliti – peneliti yang menilai bahwa variabel Service Quality harus juga dimasukkan
ke dalam model tersebut. Banyak peneliti-peneliti lain yang saling berdebat dan merubah
model ini, karena itu pada tahun 2003 William H. DeLone dan Ephraim R. McLean
kembali melakukan penelitian untuk mengupdate model tersebut.

Revisi model ini menambahkan Service Quality dan mengubah beberapa variabel
untuk menyesuaikan model dengan perkembangan teknologi. Pada model revisi ini,
William H. DeLone dan Ephraim R. McLean mengatakan bahwa ada 6 variabel yang
akan mempengaruhi kesuksesan suatu sistem. 6 variabel itu adalah:
1. Information Quality variable atau variabel kualitas membahas mengenai
karakteristik dari output yang dihasilkan, contoh apakah informasi yang
dihasilkan jelas, konsisten dan relevan?
2. System Quality Variable atau variabel kualitas sistem, akan membahas mengenai
karakteristik dari sistem informasi yang digunakan, seperti system flexibility,
system reliability, kemudahan dalam mempelajari dan menggunakan sistem.
3. Service Quality Variable atau variabel kualitas layanan akan membahas mengenai
kualitas layanan yang diterima oleh pengguna dari sistem yang digunakan, contoh
responsiveness, accuracy,dan reliability of services.
4. Usage Intentions Variable atau variabel tingkat penggunaan akan membahas
mengenai tingkat dan cara yang dilakukan pengguna dalam memanfaatkan
kemampuan sebuah sistem informasi, contoh tingkat jumlah penggunaan, tingkat
keseringan penggunaan, dan tingkat kebutuhan penggunaan.
5. User Satisfication Variable atau variabel kepuasan pengguna akan membahas
mengenai tanggapan dan kesan pengguna terhadap layanan yang diberikan oleh
sistem, contoh User Interface (UI) dan User Expericence (UX)
6. System Benefit Variable atau variabel keuntungan sistem akan membahas
mengenai dampak, hasil dan manfaat yang diberikan sistem terhadap kebutuhan
pengguna dan kesuksesan perusahaan, contoh pengambilan keputusan dan
produktifitas yang lebih baik.
Pada penelitian DeLone dan McLean ini, pemilihan kategori dimensi sukses
didasarkan pada sasaran atau hasil. Hasil yang diharapkan secara garis besar mengacu
pada dampak sistem informasi dalam kinerja atau capaian organisasi. Model sukses dapat
diimplementasikan untuk menganalisis seberapa besar dan seberapa penting sistem
informasi digunakan dalam organisasi. Dalam organisasi sendiri, peranan sistem
informasi tercermin dari keuntungan (net benefits) yang dirasa dan didapat.
Pengaplikasian model sukses sistem informasi ini banyak digunakan dalam
kegiatan bisnis berbasis internet, contohnya saja E-Commerce. Banyak perusahaan
menginvestasikan banyak modalnya dalam ranah bisnis satu ini. E-Commerce dinilai
sebagai salah satu strategi bisnis yang efektif untuk memenuhi tujuan perusahaan bisnis,
yaitu laba. Model DeLone dan McLean ini dapat disgunakan untuk menganalisis
tantangan dan pengukuran dunia e-commerce. Tentu saja, pengukuran tersebut tidak
lepas dari enam dimensi sukses yang ada.
E-Commerce hanya merupakan salah satu contoh dari model sukses sistem
informasi. Dengan adanya pengembangan dan pertumbuhan sistem pendukung
manajemen ini, model sukses sistem informasi diharapkan dapat terus digali lebih dalam
untuk menyempurnakan penggunaannnya dalam berbagai aspek organisasi. Pengukuran
dimensi sukses sendiri tidak hanya untuk mengungkap aspek sistem saja; tetapi juga
tingkat, ketepatan, dan frekuensi penggunaan yang tidak lepas dari enam kategori
dimensi sukses DeLone dan McLean.

C. Technology-Organization-Environment (TOE)
Model mengenai hubungan teknologi, organisasi dan lingkungan diperkenalkan
oleh Tomatzky and Fleischer (1990). Kerangka Technology-Organization-
Environment(TOE) adalah model penerimaan teknologi pada level perusahaan, yang
mengeksaminasi tiga pengaruh besar pada potensi penerimaan teknologi atau adopsi
inovasi teknologi: teknologi, organisasi, dan lingkungan.

1. Teknologi
Konteks teknologi mengacu pada teknologi internal dan eksternal, termasuk
peralatan dan proses. Konteks ini juga mendeskripsikan baik teknologi baru
maupun teknologi lama yang relevan dengan organisasi tersebut. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pada aspek teknologi:
a) Relative advantage
Menurut Rogers (1983), relative advantage merupakan faktor teknologi
yang dapat dirasakan sebagai penyedia manfaat untuk perusahaan; Teknologi
yang ditawarkan sekarang harus lebih baik dari teknologi sebelumnya
b) Compability
Rogers (2003) berpendapat bahwa compability merupakan sejauh mana
suatu inovasi dirasakan sebagai konsisten dengan nilai-nilai yang ada,
pengalaman masa lalu dan kebutuhan pengadopsi potensial;
c) Complexity
Complexity merupakan tingkat kesulitan dalam memahami dan
menggunakan sistem (Sonnenwald et al, 2001).

D. TECHNOLOGY ADOPTION LIFE CYCLE

Menurut Moore (1999, p12) penjelasan untuk masing-masing segmen adalah


sebagai berikut :
a. Innovators. Adalah mereka yang mengejar produk teknologi baru secara agresif.
Terkadang mereka berusaha mendapatkannya sebelum produk tersebut resmi
dipasarkan ke publik. Motif utamanya karena mereka penggila teknologi,
sehingga selalu berusaha memahami teknologi baru yang berkembang lebih
dahulu dari orang lain.
b. Early Adopters. Adalah mereka yang pertama membeli produk baru saat
dipasarkan secara resmi. Bedanya dengan innovators adalah mereka bukan
penggila teknologi. Mereka juga tidak mencari referensi dari pemakai lain
terlebih dahulu. Mereka hanya orang yang menghargai penemuan baru dan
membeli karena merasa produk itu menarik dan bermanfaat bagi mereka.
c. Early Majority. Adalah mereka yang mencari referensi terpercaya dari pemakai
lain terlebih dahulu sebelum melakukan pembelian. Karena jumlah mereka sangat
banyak – hampir 1/3 dari keseluruhan siklus – maka memenangkan segmen ini
merupakan kunci untuk keuntungan dan pertumbuhan perusahaan.
d. Late Majority. Adalah mereka yang menunggu sampai teknologi tersebut menjadi
sebuah standar baru, lengkap dengan berbagai sistem pendukung yang terbukti
baik. Mereka juga cenderung membeli dari perusahaan besar yang terpercaya.
Jumlah mereka juga sama banyak dengan early majority.
e. Laggards. Adalah mereka yang sama sekali tidak menginginkan teknologi baru
karena berbagai alasan, baik alasan pribadi maupun ekonomi. Satu-satunya saat
dimana mereka membeli teknologi adalah ketika mereka tidak sadar akan
keberadaan teknologi tersebut. Contohnya sebuah mikro prosesor canggih
dibenamkan pada sistem pengereman mobil baru, dimana mereka tidak pernah
tahu akan hal itu saat membeli mobil tersebut

2. Organisasi
Konteks organisasi meliputi berbagai karakteristik organisasi, termasuk
struktur, sumber daya (Human Capital), dan otonomi yang juga meliputi
pengukuran organisasi seperti daya jangkau, jumlah sumber daya, jumlah sumber
daya yang belum optimal, dan sebagainya. Beberapa temuan variabel dalam
konteks ini adalah:
a) Organizational Competency
Organizational competency menurut Tan et al (2007) menggambarkan
kesiapan organisasi sebagai persepsi dan evaluasi manajer tentang sejauh mana
mereka percaya bahwa organisasi mereka memiliki kesadaran, sumber daya,
komitmen dan tata kelola untuk mengadopsi TI;
b) Top management support
Top management support merupakan persepsi dan tindakan pejabat
tinggi tentang kegunaan inovasi teknologi dalam menciptakan nilai-nilai bagi
perusahaan(Salwani et al, 2009);
c) Training and Education
Schillewaert et al (2005) berpendapat bahwa training merupakan sejauh
mana perusahaan menginstruksikan karyawannya dalam menggunakan alat
dalam hal kualitas dan kuantitas.
3. Lingkungan
Konteks lingkungan berkaitan dengan industri, pengaturan kompetitif, dan
masalah regulasi yang merujuk pada pertimbangan industri dan dukungan
pemerintah.Beberapa variabel yang termasuk dalam konteks ini adalah:
a) Competitive pressure
Menurut Zhu dan Kraemer (2005), competitive pressure adalah tingkat
tekanan yang dirasakan perusahaan dari pesaing dalam industry;
b) Trading partner support
Trading partner support (Gangwar, 2014) terkait dengan penyedia
layanan atau mitra.
Zhu & Kraemer (2005) melakukan study untuk mengembangkan framework TOE
yang terdiri dari tiga komponen utama, yaitu: technology, organization dan
environment yang berlandaskan penelitian terdahulu oleh Tornatzky & Fleischer
(1990). Framework ini juga konsisten dengan teori difusi inovasi yang dikembangkan
oleh Rogers (1983) yang berfokus pada karakteristik teknologi beserta karakteristik
internal dan eksternal sebagai pendorong terjadinya difusi teknologi.
Studi yang dilakukan oleh Gangwar et al. (2015) menunjukkan improvisasi
prediksi dari adopsi teknologi internet, khususnya cloud computing ketika model TAM
dan kerangka kerja TOE diintergrasikan. Kerangka konseptual dikembangkan dan
dianalisis dari hasil pengumpulan data terhadap 280 perusahaan diberbagai bidang.
Hasil studi mereka mendapati bahwa model TAM dapat diintegrasikan dengan
kerangka kerja TOE dan menunjukkan prediksi yang meningkat.
Adopsi teknologi yang tepat oleh organisasi dan sumber daya manusia akan
meningkatkan efektivitas layanan organisasi dan berdampak pada kepuasan pelanggan
serta akan berujung pada kinerja perusahaan. Teori ini banyak dianjurkan dalam
mengkonsepsikan sebuah organisasi sebagai sebuah paket dari sumber daya. Ini adalah
sumber daya dan cara bagaimana mereka terintegrasi, yang membuat organisasi
berbeda satu sama lain dan pada gilirannya memungkinkan mereka untuk memberikan
produk dan layanan di pasar. Dalam rangka untuk tetap kompetitif dan berkelanjutan,
perlu adanya adopsi teknologi yang relevan dan menciptakan infrastruktur serta
memobilisasi sumber daya manusia yang kompeten (Barnes, D., & Hinton, C. M.,
2012).

Anda mungkin juga menyukai