Anda di halaman 1dari 5

TUGAS INDIVIDU

EVALUASI SISTEM PELAYANAN KESEHATAN


“Menganalisa seluruh metode dan pilih metode yang paling baik ”

Dosen :
Gamasiano Alfiansyah, S.KM, M.Kes
Nama :
Dewi Candra Agustin
NIM / Golongan – No. Absen :
G41181346/B-15

GOLONGAN B
SEMESTER 6

PROGRAM STUDI REKAM MEDIK


JURUSAN KESEHATAN
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2021
A. TTF (Task Technology Fit)
Model Task Technology Fit (TTF) dikembangkan oleh Goodhue dan Thompson pada
tahun 1995. Inti dari Model TTF merupakan kesesuaian dari kapabilitas teknologi untuk
kebutuhan tugas dalam pekerjaan yaitu kemampuan teknologi informasi untuk memberikan
dukungan terhadap pekerjaan. Model TTF memiliki 4 konstruk kunci yaitu task
characteristics, technology characteristics, yang bersama-sama mempengaruhi konstruk
ketiga TTF yang balik mempengaruhi variable outcome yaitu performance dan utilization.
Model TTF menempatkan bahwa teknologi informasi hanya akan digunakan jika fungsi dan
manfaatnya tersedia untuk mendukung aktifitasnya (Tombilayuk, 2018).

B. CIPP (Context, Input, Process, Product)


Model evaluasi CIPP dalam pelaksanaannya lebih banyak digunakan oleh para evaluator,
hal ini dikarenakan model evaluasi ini lebih komprehensif jika dibandingkan dengan model
evaluasi lainnya. Model evaluasi ini dikembangkan oleh Daniel Stuffleabem, dkk (1967) di
Ohio State University. Model evaluasi ini pada awalnya digunakan untuk mengevaluasi
ESEA (the Elementary and Secondary Education Act). CIPP merupakan singkatan
dari, context evaluation : evaluasi terhadap konteks, input evaluation : evaluasi terhadap
masukan, process evaluation : evaluasi terhadap proses, dan product evaluation : evaluasi
terhadap hasil. Keempat singkatan dari CIPP tersebut itulah yang menjadi komponen
evaluasi.
Model CIPP berorientasi pada suatu keputusan (a decision oriented evaluation
approach structured). Tujuannya adalah untuk membantu administrator (kepala sekolah dan
guru) didalam membuat keputusan. Menurut Stufflebeam, (1993 : 118) dalam Eko Putro
Widoyoko mengungkapkan bahwa, “ the CIPP approach is based on the view that the most
important purpose of evaluation is not to prove but improve.” Konsep tersebut ditawarkan
oleh Stufflebeam dengan pandangan bahwa tujuan penting evaluasi adalah bukan
membuktikan, tetapi untuk memperbaiki.

C. HOT FIT (Human Organization Technology Fit)


Metode evaluasi HOT Fit memperjelas semua komponen yang terdapat dalam sistem
informasi yaitu komponen Manusia (Human), Organisasi (Organization), dan Teknologi
(Technology). Komponen manusia menilai sistem informasi dari sisi penggunaan sistem
(system use) pada frekuensi dan luasnya fungsi dan penyelidikan sistem informasi.
Komponen ini juga menilai sistem dari aspek kepuasan pengguna (user satisfaction) (Ali
dkk., 2015). Kepuasan pengguna adalah keseluruhan evaluasi dari pengalaman pengguna
dalam menggunakan sistem informasi dan dampak potensial dari sistem informasi (Murnita
dkk., 2016). Komponen organisasi dinilai dari kepemimpinan, dukungan dari top manajemen
dan dukungan staf. Lingkungan organisasi terdiri dari sumber pembiayaan, pemerintahan,
politik, kompetisi, hubungan interorganisasional dan komunikasi (Rozanda dan Masriana,
2017). Komponen teknologi terdiri dari kualitas sistem (system quality), kualitas informasi
(information quality) dan kualitas layanan (service quality). Kualitas sistem dalam sistem
informasi menyangkut keterkaitan fitur dalam sistem termasuk performa sistem dan user
interface. Kemudahan penggunaan, kemudahan untuk dipelajari, waktu respon, kegunaan,
ketersediaan, fleksibilitas, dan sekuritas. Kriteria yang dapat digunakan untuk menilai
kualitas informasi antara lain adalah kelengkapan, keakuratan, ketepatan waktu, ketersediaan,
relevansi, konsistensi, dan data entry (Soraya et al., 2019).

D. TAM (Technologi Acceptance Model)


Berdasarkan teori dari Davis menjelaskan bahwa “Technology Acceptance Model (TAM)
adalah suatu model untuk memprediksi dan menjelaskan bagaimana pengguna teknologi
menerima dan menggunakan teknologi yang berkaitan dengan pekerjaan pengguna”. Model
TAM berasal dari teori psikologis untuk menjelaskan perilaku pengguna teknologi informasi
yang berlandaskan pada kepercayaan (belief), sikap (attitude), niat (intention) dan hubungan
perilaku pengguna (user behavior relationship). Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
adalah persepsi pengguna atas kegunaan dan kemudahan penggunaan teknologi informasi
sebagai suatu tindakan dalam konteks pengguna teknologi informasi sehingga alasan
seseorang dalam melihat manfaat dan kemudahan penggunaan menjadikan tindakan orang
tersebut dapat menerima penggunaan teknologi informasi (Irawati et al., 2020).

E. UTAUT (Unified Theory Of Acceptance And Use Of Technology)


Model Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT) adalah model
terpadu yang dikembangkan oleh Venkatesh et al (2003) berdasarkan teori sosial kognitif
dengan kombinasi delapan model penelitian terkemuka mengenai penerimaan teknologi
informasi (Taiwo and Downe, 2013). Model UTAUT telah terbukti berhasil dari delapan teori
penerimaan teknologi yang lain dalam menjelaskan hingga 70% varian pengguna (Taiwo and
Downe, 2013; Nasir, 2013). Model UTAUT (Venkatesh et al., 2003) kemudian mengalami
perkembangan dengan penambahan beberapa variabel (Venkatesh et al., 2012). Model
UTAUT lama memiliki empat kunci konstruksi yaitu: harapan kinerja (performance
expectancy), harapan usaha (effort expectancy), pengaruh sosial (social influence), dan
kondisi fasilitas (facilitating conditions) yang memiliki pengaruh terhadap niat perilaku untuk
menggunakan teknologi. Performance expectancy adalah sejauh mana seorang individu
percaya bahwa menggunakan sistem akan membantu dia untuk mencapai keuntungan dalam
pekerjaan atau kegiatan tertentu. Effort expectancy adalah tingkat kemudahan terkait dengan
penggunaan sistem/teknologi oleh pengguna. Social influence adalah sejauhmana persepsi
seseorang bahwa pihak lain percaya bahwa sebaiknya menggunakan sistem/teknologi.
Facilitating conditions adalah sejauh mana seorang individu percaya bahwa infrastruktur
teknis dan organisasi tersedia untuk mendukung penggunaan sistem/teknologi (Venkatesh et
al., 2012; Chang, 2012). Model UTAUT menekankan bahwa performance expectancy, effort
expectancy, social influence dan facilitating conditions secara teori dan empiris memengaruhi
niat perilaku (behavioral intention) untuk menggunakan suatu sistem/teknologi. Sedangkan
behavioral intention dan facilitating conditions menentukan penggunaan sistem/teknologi
(use behavior). Selain itu, variabel gender, age, dan experience digunakan sebagai variabel
pembeda individu dalam melihat pengaruh kondisi fasilitas, price value, dan habit terhadap
behavioral intention, serta experience sebagai pembeda individu untuk melihat pengaruh
behavioral intention terhadap use behavior (Mahande, 2018).

F. PIECES (Performance, Information, Economic, Control, Efficiency, Service)


Analisis pieces adalah suatu sistem yang di gunakan untuk analisis sistem kerja pada
suatu perusahaan atau organisasi. Ada 6 kriteria analisis pieces yaitu kinerja (Performance),
informasi (Information), ekonomi (Economic), kontrol (Control), efisiensi (Efficiency), dan
pelayanan (Services). Analisis pieces juga sangat banyak diterapkan untuk penelitian pada
suatu perusahaan atau organisasi. Salain mudah dan dapat dipahami analisis pieces juga
bersifat ringan tidak membutuhkan data yang banyak (Pustaka, 2007).

Kesimpulan :
Dari beberapa pengertian dan analisa terkait metode evaluasi system pelayanan
kesehatan. Metode yang menurut saya baik adalah metode HOT fit karena terdapat
komponen manusia (human) yang dimana dapat menilai dari sisi pengguna. Kemudian
organisasi (organization) yang dimana dapat dinilai dari sisi organisasi yang telah diterapkan
dan yang terakhir adalah teknologi (technology) dimana hal ini adalah bagian terpenting
untuk sebuah penilaian. Dan kemudian dari ketiga komponen tersebut mulai disesuaikan
hubungan diantaranya.
Referensi :
Irawati, T., Rimawati, E., & Pramesti, N. A. (2020). Penggunaan Metode Technology
Acceptance Model (TAM) Dalam Analisis Sistem Informasi Alista (Application Of
Logistic And Supply Telkom Akses). Is The Best Accounting Information Systems and
Information Technology Business Enterprise This Is Link for OJS Us, 4(2), 106–120.
https://doi.org/10.34010/aisthebest.v4i02.2257
Mahande, R. D. (2018). UTAUT Model: Suatu Pendekatan Evaluasi Penerimaan E-Learning
pada Program Pascasarjana. https://doi.org/10.31227/osf.io/254j7
Pustaka, T. (2007). perancangan sistem informasi pembayaran spp di smp 2 N pekalongan.
2010, 5–25.
Soraya, I., Adawiyah, W. R., & Sutrisna, E. (2019). Pengujian Model Hot Fit Pada Sistem
Informasi Manajemen Obat Di Instalasi Farmasi Rsgmp Unsoed Purwokerto. Jurnal
Ekonomi, Bisnis, Dan Akuntansi, 21(1), 1–16. https://doi.org/10.32424/jeba.v21i1.1261
Tombilayuk, L. (2018). Sistem Informasi Perpustakaan Menggunakan Model Task
Technology Fit. Sekolah Tinggi Teknologi Bontang, 1(3), 68–73.
http://jurnal.umb.ac.id/index.php/JTIS/article/view/70

Anda mungkin juga menyukai