Anda di halaman 1dari 5

ACCEPTANCE MODEL

Beberapa model yang dibangun untuk menganalisis dan memahami faktor– faktor yang
mempengaruhi diterimanya penggunaan teknologi komputer, diantaranya yang tercatat dalam
berbagai literatur dan referensi hasil riset dibidang teknologi informasi contohnya adalah Theory of
Reasoned Action (TRA), Theoryof Planned Behaviour (TPB), dan Technology Acceptance Model (TAM).
Model TAM sebenarnya diadopsi dari model TRA yang diperkenalkan oleh Ajzen danFishbein (1980)
dan diusulkan oleh Davis (1989: 985), yaitu teori tindakan yang beralasan dengan satu premis bahwa
reaksi dan persepsi seseorang terhadap sesuatu hal, akan menentukan sikap dan perilaku orang
tersebut. Reaksi dan persepsi pengguna teknologi informasi (TI) akan mempengaruhi sikapnya dalam
penerimaan terhadap teknologi tersebut. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhinya adalah
persepsi pengguna terhadap kemanfaatan dan kemudahan pengguna TI sebagai suatu tindakan yang
beralasan dalam konteks pengguna teknologi. Sehingga alasan seseorang dalam melihat manfaat dan
kemudahan pengguna TI menjadikan tindakan atau perilaku orang tersebut sebagai tolak ukur dalam
penerimaan sebuah teknologi.

TAM
Technology Acceptance Model (TAM) yang juga disebut dengan Model Penerimaan Teknologi
merupakan salah satu teori tentang penggunaan system teknologi informasi yang dianggap sangat
berpengaruh dan umumnya digunakan untuk menjelaskan penerimaan individual terhadap
penggunaan sistem teknologi informasi (Jogiyanto, 2007:111).Theory Acceptance Model (TAM)
diperkenalkan oleh Fred D. Davis pada tahun 1989 sebagai adaptasi dari Technology of Reasoned
Action (TRA). Technology Acceptance Model adalah sebuah sistem informasi (sistem yang terdiri dari
jaringan semua saluran komunikasi yang digunakan dalam sebuah organisasi) teori bahwa
bagaimana pengguna datang untuk menerima dan menggunakan teknologi (Davis et al, 1989: 985).

Tujuan dari studi menggunakan TAM sebagai dasar teorinya adalah untuk menjelaskan faktor-
faktor apa saja yang menentukan tingkat penerimaan penggunaan komputer, sekaligus untuk
menjelaskan perilaku akhir (end-user) sebuah teknologi. Lebih lanjut Davis, et al. (1989: 985)
mengimplementasikan model konseptual TAM ke dalam praktik, yang menunjukan hasil
tingkat minat dan penerimaan seseorang terhadap sistem informasi atau teknologi.
Penerimaan penggunaan terhadap implementasi sistem teknologi informasidapat
didefinisikan sebagai keinginan yang nampak didalam kelompok pengguna untuk
menerapkan sistem teknologi informasi tersebut dalam pekerjaannya. Semakin menerima
sistem teknologi informasi yang baru semakin besar kemauan pemakai untuk merubah
praktek yang sudah ada dalam penggunaan waktu sertausaha untuk memulai secara nyata
pada sistem teknologi informasi yang baru, Succi and Walter, (1999) dalam (Hendrawati, 2013
:155). Akan tetapi apabila pemakai tidak mau menerima sistem teknologi informasi yang baru,
maka perubahan sistem tersebut menyebabkan tidak memberikan keuntungan yang banyak
bagi organisasi/perusahaan Davis, (1989); Venkatesh and Davis (1996) dalam (Hendrawati,
2013: 155).
Model TAM yang dikembangkan dari teori psikologis, menjelaskan perilaku pengguna
komputer yaitu berlandaskan pada kepercayaan (belief), sikap (attitude), keinginan
(intention), dan hubungan perilaku pengguna (user behavior). Tujuan model ini untuk
menjelaskan faktor – faktor utama dari perilaku penggunaterhadap penerimaan pengguna
teknologi. Secara lebih terinci menjelaskan tentang penerimaan TI dengan dimensi-dimensi
tertentu yang dapat mempengaruhi diterimanya TI oleh pengguna (Nugroho, 2012: 7).
Menurut Davis (1989: 475) tujuan utama TAM adalah untuk membantu memberikan
kerangka dasar untuk penelusuran pengaruh faktor eksternal terhadap kepercayaan, sikap
dan tujuan pengguna kerangka TAM memiliki enam variabel penting dalam model ini yang
dapat membantu menjelaskan diterimanya sebuah sistem teknologi baru dalam masyarakat,
yaitu persepsi tentang perceived usefulness (persepsi kegunaan), perceived ease of use
(persepsi kemudahan penggunaan), attitude toward using technology (sikap menggunakan
teknologi), behavioral intention to use (Niat perilaku menggunakan teknologi), actual
technology use (penggunaan teknologi sesungguhnya)

Berikut adalah gambar konstruk awal TAM yang dikenalkan oleh Davis (1986):

Perceived usefulness
(Persepsi kegunaan)

Perceived ease of use Attitude toward using Behavioral intention to Actual technology use
(Persepsi kemudahan technology (Sikap use (Niat perilaku (Penggunaan teknologi
penggunaan) menggunakan teknologi) menggunakan teknologi) sesungguhnya)

Gambar 2.2 Model Theory Acceptance Model (Davis et al:1986)

Konstruk – Konstruk di TAM


Technology acceptance model (TAM) yang pertama yang belum dimodifikasi menggunakan lima
konstruk utama. Kelima Konstruk ini adalah sebagai berikut :

Perceived usefulness (persepsi kegunaan)


Perceived usefulness didefinisikan sebagai sejauh mana seseorang percaya bahwa menggunakan
suatu teknologi akan meningkatkan kinerja pekerjaannya (“as the extent to which a person believers
that using a technology will enhance her or his performance.”) Artinya, jika seseorang merasa
percaya bahwa sistem informasi berguna maka dia akan menggunakannya. Sebaliknya, jika merasa
percaya bahwa sistem informasi kurang berguna dia tidak akan menggunakannya. Dengan kata lain
konstruk ini merupakan suatu kepercayaan (belief) tentang proses pengambilan keputusan
(Jogiyanto, 2007: 114).

Jogiyanto (2007: 114) mendefinisikan Persepsi terhadapperceived usefulness sebagai sejauhmana


seseorang percaya bahwa menggunakan suatu teknologi akan meningkatkan kinerja pekerjaannya.
Kemanfaatan penggunaan TI dapat diketahui dari kepercayaan pengguna TI dalam memutuskan
penerimaan TI, dengan satu kepercayaan bahwa penggunaan TI tersebut memberikan kontribusi
positif bagi penggunanya.Menurut Yudanto, (2009) dalam Hariyo (2013: 11) model TAM, perceived
usefulness digunakan untuk mengukur seberapa besar seorang pelanggan merasa bahwa
suatuteknologi dapat berguna bagi dirinya. Sebuah sistem dengan “perceived usefulness”yang tinggi,
dipercaya pelanggan dapat memberikan hubungan “use -performance” yang positif. Apabila
perceived useful menekankan kepada manfaat suatu sistem atau teknologi.

Perceived ease of use (persepsi kemudahan penggunaan)

Ease of use adalah kemudahan penggunaan perceived ease of use yang didefinisikan sebagai sejauh
mana seseorang percaya bahwa menggunakan teknologi akan bebas dari usaha (“is the extent to
which a person believes that using a technology wil be free efort”). Artinya, jika seseorang merasa
percaya bahwa sistem informasi mudah digunakan maka dia akan menggunakannya. Sebaliknya, jika
seseorang merasa percaya bahwa sistem tidak mudah digunakan maka dia tidak akan
menggunakannya (Jogiyanto, 2007: 114) Definisi perceived ease of use oleh Davis adalah: “the
degree to which a person believes tah using a particular system would be free of physical and mental
efforts” (Davis, 1989: 320). Kemudahan (ease) bermakna tanpa kesulitan atau tidak perlu usaha
keras. Perceived ease of use ini merujuk pada keyakinan pengguna bahwa sistem teknologi yang
digunakan tidak membutuhkan usaha yang besar saat digunakan (Destiana, 2012: 11).

Menurut Yudanto, (2009) dalam (Hariyo 2013: 11) perceived ease of use menekankan kepada
kemudahan penggunaan sistem atau teknologi tersebut. Suatu sistem yang sulit dikendalikan akan
memberikan tingkat perceived ease of use yang negatif. Perceived ease of usemerupakan salah satu
faktor dalam model TAM yang telah diuji dalam penelitian Davis et, al.(1989: 476). Hasil penelitian
tersebut menunjukkan bahwa faktor ini terbukti dapat menjelaskan alasan seseorang dalam
menggunakan sistem informasi dan menjelaskan bahwa sistem baru yang sedang dikembangkan
diterima oleh pengguna. Sehilleewaert et al.(2000)dalam (Hakim, 2016: 23) yang menyatakan bahwa
perceived ease of use yaitu tingkatan dimana individu mempercayai bahwa menggunakan teknologi
akan memerlukan sedikit usaha. Berarti bahwa semakin seorang pekerja terampil/ ahli dalam
teknologi maka ia akan semakin mudah menyelesaikan

Attitude toward using technology (sikap menggunakan teknologi)

Davis et al.(1989)dalam (Jogiyanto, 2007: 116) menyatakan attitude toward behavior didefinisikan
sebagai perasaan-perasaan positif atau negative dari seseorang jika harus melakukan perilaku yang
akan ditentukan. Definisi attitude toward behavior menurut Davis yaitu: “an individual’s positive or
negative feelings about performing the target behavior”. Definisi tersebut dapat diartikan sebagai
perasaan-perasaan pengguna baik positif maupun negatif untuk melakukan perilaku yang sudah
ditentukan (Destiana, 2012: 12). Mathieson (1991) dalam (Jogiyanto, 2007: 116)menyatakan attitude
towards behavior didefinisikan sebagai evaluasi pemakaian tentangketertarikan menggunakan
sistem.Fishbein dan Ajzen (1980) dalam (Destiana, 2012: 11) mendefinisikan sikap sebagai jumlah
dari afeksi (perasaan) yang dirasakan seseorang untuk menerima atau menolak suatu obyek atau
perilaku dan diukur dengan suatu prosedur yang menempatkan individual pada skala evaluativ dua
kutub, misalnya baik atau jelek, setuju atau menolak, dan sebagainya. Attitude adalah evaluasi
kepercayaan atau perasaan positif maupun negatif dari sesorang jika harus melakukan perilaku yang
akan ditentukan (Jogiyanto, 2007: 116).

Behavioral intention to use (Niat perilaku menggunakan teknologi)


Intention didefinisikan sebagai keinginan untuk melakukan perilaku. intention dapat berubah
dengan berjalannya waktu. Behavioral intention menurut Fishbein, Ajen dan banyak peneliti
merupakan suatu prediktor yang kuat tentang bagaimana seseorang akan bertingkah laku dalam
situasi tertentu. Intention adalah kecenderungan seseorang untuk memilih melakukan atau tidak
melakukan sesuatu pekerjaan. Intention diasumsikan sebagai faktor pemotivasi yang ada di dalam
diri individu yang mempengaruhi perilaku. Intention ini tercermin dari seberapa besar keinginan
untuk mencoba dan sebarapa kuat usaha yang dialokasikan untuk mewujudkan perilaku tertentu
(Ajzen, 1991:181).Seseorang akanmelakukan suatu perilaku jika mempunyai keinginan atau minat
untuk melakukannya (Jogiyanto, 2007:116). Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa minat
perilaku merupakan prediksi terbaik dari penggunaan teknologi oleh pemakai sistem.

Behavioral Intention to Use adalah kecenderungan perilaku untuk tetap menggunakan suatu
teknologi. Tingkat penggunaan sebuah teknologi komputer pada seseorang dapat diprediksi sikap
perhatiannya terhadap teknologi tersebut, misalnya keinginan menambah peripheral pendukung,
motivasi untuk tetap menggunakan, serta keinginan untuk memotivasi pengguna lain (Davis, 1989:
321).Niat (Intention) didefinisikan sebagai kecenderungan perilaku untuk tetap menggunakan suatu
teknologi. Tingkat penggunaan sebuah teknologi komputer pada seseorang dapat diprediksi dari
sikap perhatiannya terhadap teknologi tersebut, misalnya keinginan menambah peripheral
pendukung, motivasi untuk tetap menggunakannya, serta keinginan untuk memotivasi pengguna
lain. Kecenderungan perilaku ini dipengaruhi oleh Usefulness of danAttitude Toward Using.

Actual technology use (penggunaan teknologi sesungguhnya)

Aactual technology use yang selanjutnya disebut penggunaan teknologi sesungguhnya atau
penggunaan. Dalam TAM, penggunaan teknologi sesungguhnya setara dengan istilah perilaku
(behavior) pada TRA namun untuk digunakan dalam konteks teknologi. Konstruk ini dipengaruhi
langsung oleh intensi dan kegunaan. Terdapat 3 indikator pengukuran konstruk penggunaan
teknologi yaitu penggunaan sesungguhnya, frekuensi sesungguhnya dan kepuasan pengguna
(Wibowo, 2006).

Anda mungkin juga menyukai