KAJIAN PUSTAKA
Reasoned Action (TRA), dengan satu premis bahwa reaksi dan persepsi seseorang
terhadap suatu hal akan menentukan sikap dan perilaku orang tersebut. Teori ini
membuat model perilaku seseorang sebagai suatu fungsi dari tujuan perilaku. Tujuan
perilaku ditentukan oleh sikap atas perilaku tersebut. Oleh karena itu, dapat dipahami
bahwa reaksi dan persepsi pengguna SI (Sistem Informasi) akan mempengaruhi sikapnya
dalam penerimaan penggunaan SI. Model TAM menempatkan faktor sikap dari tiap-tiap
perilaku pengguna dengan dua variabel yaitu kemanfaatan (usefulness) dan kemudahan
penggunaan (ease of use) sebagai instrumen untuk menjelaskan varians pada minat
pemakaian teknologi informasi. Sasaran dari TAM adalah untuk menyediakan sebuah
penjelasan dari faktor-faktor penentu penerimaan komputer yang umum. TAM kurang
umum dibandingkan dengan TRA. TAM didesain hanya untuk perilaku penggunaan
komputer, namun karena menggabungkan berbagai temuan yang diakumulasi dari riset-
riset dalam beberapa dekade, maka TAM sesuai sebagai modelling penerimaan komputer.
Tujuan inti dari TAM adalah untuk menyediakan sebuah gambaran yang
dan tujuan. TAM diformulasikan dalam usaha untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut
riset-riset sebelumnya yang menyalurkan faktor kognitif dan afektif dari penerimaan
komputer dan menggunakan TRA sebagai dasar teoritis untuk model hubungan teoritis
menentukan hubungan sebab akibat antara dua kunci belief, yaitu (1) persepsi kegunaan,
dan (2) persepsi kemudahan dari penggunaan terhadap sikap user dan tujuan perilaku
adopsi komputer sesungguhnya. Kedua kunci belief tersebut relevan untuk perilaku
yang menggunakan sistem aplikasi khusus, yang akan meningkatkan kinerjanya dalam
sasaran yang diharapkan user membebaskan diri dari serangkaian usaha-usaha tertentu
perilaku sama seperti TRA, namun perbedaannya adalah bahwa tujuan perilaku ditinjau
secara bersama-sama ditentukan oleh sikap individu terhadap penggunaan sistem dan
perasaan kegunaan. Hubungan antara penggunaan sistem dan tujuan perilaku yang
individu untuk melakukan tindakan yang positif. Hubungan antara perasaan kegunaan
dan tujuan perilaku didasarkan pada ide bahwa dalam penyusunan organisasi, orang-
orang membentuk tujuan-tujuan terhadap perilakunya yang diyakini akan meningkatkan
kinerjanya. Hal ini karena kinerja yang meningkat merupakan instrumen untuk mencapai
berbagai reward yang terletak di luar pekerjaan itu sendiri, seperti peningkatan gaji dan
Theory of Reasoned Action (TRA) (Ajzen, 1991 dan Jogiyanto, 2008). TRA menjelaskan
bahwa perilaku (behavior) dilakukan karena individu memiliki niat atau keinginan untuk
TRA mengusulkan bahwa niat perilaku adalah suatu fungsi dari sikap (attitude) dan
norma subjektif (subjective norm) terhadap perilaku. Ajzen (1988) dalam Jogiyanto
(2008) menjelaskan niat (intention) berubah menurut waktu. Selain itu hasil TRA jangka
pendek lebih signifikan dibandingkan dengan hasil TRA jangka panjang. Ajzen
mengembangkan teori TPB dengan menambahkan konstruk yang belum ada di TRA
yaitu kontrol perilaku persepsian (perceived behavioral control). TPB secara eksplisit
mengenal kemungkinan bahwa banyak perilaku yang tidak semuanya di bawah kontrol
penuh individu sehingga konsep dari kontrol perilaku persepsian ditambahkan untuk
keinginan untuk melakukan perilaku. Niat tidak selalu statis dan dapat berubah seiring
berjalannya waktu (Jogiyanto, 2008). Niat erat kaitannya dengan motivasi, yaitu
dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan
sesuatu tindakan dengan tujuan tertentu. Niat yang baik akan mendorong timbulnya
motivasi untuk berbuat baik. Niat tidak selalu statis dan dapat berubah seiring
berjalannya waktu sehingga dapat disimpulkan semakin lebar interval waktu, semakin
mungkin terjadi perubahan pada niat (Jogiyanto, 2008). Dalam Theory of Planned
Behavior (TPB), perilaku yang ditampilkan oleh individu timbul karena adanya niat
untuk berperilaku (behavioral intention) (Jogiyanto, 2008). Lebih lanjut, niat berperilaku
normatif dari orang lain dan motivasi untuk menyetujui ekspektasi tersebut.
faktor-faktor yang akan memfasilitasi atau merintangi kinerja dari perilaku dan
sangat membantu dan mempertinggi prestasi kerja yang akan dicapainya, atau dengan
tersebut menjadi sebuah variabel tersendiri yang diteliti oleh para peneliti, khususnya
pengukuran yang lebih baik untuk memprediksi dan menjelaskan penggunaan teknologi.
Fokus didalam penelitian ini adalah untuk menginvestigasi pada dua konstrak yaitu yang
teoritikal manfaat dan kemudahan yang diteorikan menjadi determinan dasar dalam
pemanfaatan sistem. Penelitian ini menemukan beberapa hal penting yaitu skala baru
ditemukan yang memiliki sifat psychometric yang kuat dan menunjukan hubungan
perceived ease of use sebagai pendorong para pemakai dalam menggunakan sistem.
mikrokomputer. Igbaria, et al. (1995) dalam Handayani (2007), menganalisis model ini
dengan dua konstrak yang terpisah yaitu (1) kepercayaan perceived usefulness dan
perceived ease of use, (2) dukungan organisasi (dukungan manajemen dan dukungan
computing end user), dan (3) pemanfaatan mikrokomputer perceived usage dan variety of
use. Hasil penelitian Igbaria, et al. (1995) dalam Handayani (2007), menunjukan bahwa
komputer.
variabel endogeneos lainnya, seperti yang dijelaskan dalam Davis, et al. (1989) bahwa
kepercayaan (perceived usefulness dan perceived ease of use) merupakan konstrak yang
dalam Handayani (2007), juga menunjukan bahwa manfaat adalah lebih penting sebagai
signifikan pada perceived usefullness dan perceived ease of use. Di lain pihak, Computer
self efficacy mempunyai pengaruh relatif kecil untuk perceived usefullness dan tidak
seseorang percaya bahwa penggunaan teknologi akan bebas dari usaha (Jogiyanto, 2007).
Kemudahan dalam penggunaan teknologi dapat menjadi suatu katalisator potensial untuk
Davis (1989) yang menunjukkan ada pengaruh baik perceived usefulness dan perceived
ease of use sebagai determinan pemanfaatan sistem tetapi untuk perceived ease of use
(1994), menunjukkan perceived ease of use tidak mempunyai pengaruh yang signifikan
dalam memprediksikan pemanfaatan teknologi pada masa yang akan datang. Szajna
dalam Sanjaya (2005), menunjukan perceived ease of use mampu digunakan untuk
ternyata berhubungan sangat erat self efficacy dalam mempengaruhi minat berperilaku
bagi pemakai dalam penggunaan komputer. Venkatesh dan Morris dalam Sanjaya (2005),
menemukan bahwa wanita di dalam minatnya untuk menggunakan sistem ternyata sangat
penggunaan teknologi diukur dengan seberapa besar proporsi pemakai memilih untuk
tetapi, proporsi tersebut sangat sulit dalam studi lapangan. Sebagai pemecahannya, agar
pada setiap tugas rutin individu, baik karena pilihan individu atau karena mandate
dan mengatur teknologi informasi dalam mencapai manfaat potensial dan efektif (Croteau
dan Bergeron, 1992). Teknologi informasi diterapkan sesuai dengan strategi bisnis. Oleh
informasi merupakan faktor yang dominan untuk menjelaskan persepsi dari manfaat dan
penggunaan suatu sistem. Persepsi tentang manfaat mempunyai pengaruh yang kuat
komputer dengan menggunakan teori perilaku yang diajukan oleh Triandis (1980).
Pemanfaatan teknologi informasi merupakan manfaat yang diharapkan oleh pengguna
pemanfaatan, frekuensi pemanfaataan, dan jumlah aplikasi atau perangkat lunak yang
digunakan.
jalinan yang saling mempengaruhi antara berbagai macam gejala seperti perhatian,
pengamatan, pikiran, ingatan, dan fantasi. (Notoatmodjo, 2003 : 135). Menurut Skinner
antara rangsangan (stimulus) dan tanggapan (respon). Sedangkan menurut Taufik (2007),
perilaku merupakan suatu kegiatan atau kegiatan organisme makhluk hidup yang
sebagai jumlah waktu yang digunakan untuk berinteraksi dengan suatu tekonologi dan
komputer serta teknologi internet dapat secara mendasar meningkatkan efisiensi para
bisnis, seperti juga meningkatkan komunikasi dan kerjasama (O’Brian, 2005: 76).
Peranan teknologi informasi pada aktivitas manusia pada saat ini sangat besar.
memberikan andil besar terhadap perubahan mendasar pada struktur, operasi dan
Sistem informasi dapat didefinisikan secara teknis sebagai suatu komponen yang
koordinasi dan pengawasan dalam organisasi (Laudon dan Laudon, 2005). Bisnis
Merchant merupakan salah satu aktivitas usaha yang dilakukan oleh Bank dalam upaya
Bank dalam Bisnis Merchant, bertindak sebagai Acquiring dari VISA dan Master
Card yang dapat menerima dan memproses transaksi yang dilakukan dengan
menggunakan Kartu Kredit ataupun Kartu Debit. Acquirer adalah Bank (Acquiring Bank)
yang dapat menerima dan memproses transaksi pembayaran dengan Kartu Kredit maupun
Kartu Debit berdasarkan lisensi dari VISA International atau Master Card International.
Mesin Electronic Data Capture (EDC) adalah alat yang dipergunakan untuk
Transaksi Kartu yang terhubung secara On-Line dengan sistem jaringan Bank
dari saat terjadinya transaksi hingga munculnya tagihan untuk pemegang kartu dapat di
dilakukan sebelumnya oleh beberapa peneliti yaitu, Shomad (2013), Imandari dkk
(2013), Pratiwi (2012), Adiwibowo dkk (2014), Farizi dan Syaefullah (2014), namun
commerce. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah minat, perilaku,
kepercayaan, persepsi kegunaan, persepsi kemudahan, persepsi risiko. Sebanyak 231 data
dapat diolah dengan menggunakan Partial Least Square (PLS). Hasil analisis untuk
model ini menunjukkan bahwa konstruk minat berpengaruh positif terhadap perilaku
kepercayaan tidak berpengaruh terhadap minat menggunakan e-commerce. Hal ini berarti
bahwa perilaku untuk menggunakan e-commerce dipengaruhi oleh minat, serta konstruk
minat dipengaruhi oleh persepsi kegunaan, persepsi kemudahan, dan persepsi risiko.
learning dengan objek penelitian adalah dosen Fakultas Ilmu Administrasi Universitas
Brawijaya. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah persepsi kemanfaatan,
persepsi kemudahan, dan minat berperilaku. Sampel dalam penelitian ini sejumlah 54
orang responden dari populasi sejumlah 114 orang responden. Sejumlah 54 kuesioner
dibagikan kepada responden, namun hanya 47 kuesioner yang kembali dan dapat diolah.
Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis statistik
dengan dimediasi niat penggunaan mobile banking nasabah Bank BCA di Surabaya.
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah persepsi manfaat, persepsi
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh nasabah Bank BCA di
wilayah Surabaya. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 100 (seratus)
banking. Teknik sampling pada penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel bebas yang terdiri dari persepsi manfaat,
penggunaan teknologi informasi pada perguruan tinggi berstatus BHMN dengan objek
penelitian dosen, mahasiswa, dan staff civitas akademika FBEP UPI dengan jumlah
sampel sebesar 290 orang yang diambil secara simple random sampling. Variabel yang
penelitian menunjukkan bahwa responden menilai penggunaan internet relatif tidak sulit
tinggi kemampuan diri dalam menggunakan internet dan menilai sedang pengaruh sosial
penerimaan penggunaan internet yang tinggi, menunjukkan minat yang tinggi untuk
internet dan pengaruh sosial. Minat untuk menggunakan internet banyak dipengaruhi oleh
pengaruh sosial dan kemampuan diri. Penggunaan internet secara aktual banyak
dipengaruhi oleh pengaruh sosial pengguna internet. Sikap positif terhadap penggunaan
internet juga berpengaruh pada penggunaan internet secara aktual melalui variabel minat.
menggunakan internet banking. Penelitian ini dilakukan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis
memperoleh responden sebanyak 114 orang mahasiswa Jurusan Akuntansi yang pernah
menggunakan layanan internet banking. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini
dan minat. Hasil analisis untuk model ini menunjukkan bahwa konstruk persepsi
berpengaruh terhadap minat untuk menggunakan layanan internet banking. Hal ini berarti
bahwa minat untuk menggunakan layanan internet banking dipengaruhi oleh persepsi
Persamaan penelitian ini dengan yang dilakukan oleh Shomad (2013), Imandari
dkk (2013), Pratiwi (2012), Adiwibowo dkk (2014), Farizi dan Syaefullah (2014) adalah
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Shomad (2013),
Imandari dkk (2013), Pratiwi (2012), Adiwibowo dkk (2014), Farizi dan Syaefullah
(2014) adalah penelitian ini menggunakan variabel minat penggunaan sebagai variabel
perilaku penggunaan.