Anda di halaman 1dari 6

Materi 3

Pengertian tentang Teori Technology Acceptance Model (TAM)

Untuk mengetahui tingkat penerimaan sistem informasi yang digunakan di perpustakaan bisa
dianalisis dengan menggunakan model TAM. Dengan demikian, TAM merupakan pisau analisis yang
digunakan untuk mengetahui sikap penerimaan pengguna terhadap hadirnya teknologi. Sebelum
model TAM muncul, ada teori yang dikenal dengan nama Theory of Reasoned Action (TRA) yang
dikembangkan oleh Martin Fishbein dan Icek Ajzen (1975, 1980).

Berasal dari penelitian sebelumnya yang dimulai dari teori sikap dan perilaku, maka penekanan TRA
waktu itu ada pada sikap yang ditinjau dari sudut pandang psikologi. Prinsipnya yaitu: menentukan
bagaimana mengukur komponen sikap perilaku yang relevan, membedakan antara keyakinan
ataupun sikap, dan menentukan rangsangan eksternal. Sehingga dengan model TRA menyebabkan
reaksi dan persepsi pengguna terhadap sistem informasi akan menentukan sikap dan perilaku
pengguna tersebut.

Selanjutnya pada tahun 1986 Davis melakukan penelitian Disertasi dengan mengadaptasi TRA
tersebut. Lalu pada tahun 1989 Davis mempublikasikan hasil penelitian disertasinya pada jurnal MIS
Quarterly, sehingga memunculkan teori TAM dengan penekanan pada persepsi kemudahan
penggunaan dan kebermanfaatan yang memiliki hubungan untuk memprediksi sikap dalam
menggunakan sistem informasi. Jadi dalam penerapannya maka model TAM jelas jauh lebih luas
daripada model TRA.

TAM merupakan salah satu jenis teori yang menggunakan pendekatan teori perilaku (behavioral
theory) yang banyak digunakan untuk mengkaji proses adopsi teknologi informasi. Bagaimanapun
yang namanya model yang bagus itu tidak hanya memprediksi, namun idealnya juga harus bisa
menjelaskan. Rupanya dengan model TAM dan indikatornya memang sudah teruji dapat mengukur
penerimaan teknologi.

Dengan demikian menggunakan TAM maka akan mampu menjelaskan mengapa sistem informasi
perpustakaan yang digunakan di perpustakaan bisa diterima atau tidak oleh pengguna. TAM
memberikan dasar untuk mengetahui pengaruh faktor eksternal terhadap kepercayaan, sikap, dan
tujuan dari penggunanya. Disamping dibangun oleh dasar teori yang kuat, salah satu kelebihan dari
model TAM lainnya adalah dapat menjawab kegalauan pertanyaan dari banyaknya sistem teknologi
yang ternyata gagal diterapkan di perpustakaan. Hal ini disebabkan oleh penggunanya yang tidak
mempunyai niat (intention) untuk menggunakannya. TAM merupakan suatu model analisis untuk
mengetahui perilaku pengguna akan penerimaan teknologi.

https://www.neliti.com/publications/196942/technology-acceptance-model-tam-untuk-
menganalisis-penerimaan-terhadap-sistem-in (Jurnal Iqra' Volume 09. No. 01, Mei 2015, Endang
Fatmawati)

Faktor yang mempengaruhi penggunaan sebuah system Technology Acceptance Model (TAM)
1. Perceived Usefulness

Persepsi mengenai kegunaan (perceived usefulness), didefinisikan sebagai capable of


being used advantageously, atau dapat digunakan untuk tujuan yang menguntungkan.
Prinsip terhadap usefulness adalah manfaat yang diyakini individu dapat diperoleh
apabila menggunakan IT. Selain itu prinsip terhadap usefulness juga dapat diartikan
sebagai suatu tingkat di mana seseorang percaya apabila dia menggunakan suatu sistem
tertentu maka sistem tersebut akan meningkatkan kinerjanya. Sejumlah penelitian
memperlihatkan bahwa perceived usefulness merupakan faktor yang kuat dari prilaku
penerimaan pengguna Davis (1989, hal. 320). Pada TAM, perceived usefulness adalah
faktor utama yang mempengaruhi pengguna. Ketika seorang pengguna yakin bahwa
sebuah teknologi berguna bagi pekerjaan dan dapat meningkatkan kinerjanya, maka
pengguna akan menerima teknologi tersebut. Perceived Usefulness merupakan penentu
utama yang secara positif berimbas pada kepercayaan pengguna dan niat ke arah
teknologi.
2. Perceived Ease of Use.
Suatu tingkatan dimana seseorang percaya bahwa menggunakan sistem tersebut tak perlu
bersusah payah. Dalam Davis (1989, hal. 320) disebutkan bahwa “the degree to which a
person believes that using a particular system would enhance his or her job performance.”
Hal ini dimaksudkan bahwa pengguna percaya bahwa dengan menggunakan sistem
informasi komunikasi tersebut akan meningkatkan kinerjanya. Hal ini menggambarkan
manfaat sistem dari penggunanya yang berkaitan dengan berbagai aspek. Jadi dalam
persepsi kebermanfaatan ini membentuk suatu kepercayaan untuk pengambilan keputusan
apakah jadi menggunakan sistem atau tidak. Asumsinya jika pengguna mempercayai
kalau sistem tersebut berguna maka tentu akan menggunakannya, tetapi sebaliknya jika
tidak percaya kalau berguna maka jawabannya pasti tidak akan menggunakannya
Persepsi kemudahan dalam penggunaan adalah tingkat di mana seseorang percaya apabila
ia menggunakan suatu sistem tertentu maka pengguna tersebut akan terbebas dari upaya
atau usaha yang melelahkan. Menurut Davis (1989 hal. 320), kemudahan bermakna tanpa
kesulitan atau terbebaskan dari kesulitan atau tidak perlu berusaha dengan keras.
3. Intention To Use Kecenderungan perilaku untuk menggunakan suatu teknologi.
Davis (1989 hal. 320-321) menyatakan bahwa di antara banyak variabel yang dapat
mempengaruhi penggunaan sistem, penelitian sebelumnya menyarankan dua determinan
yang sangat penting. Pertama, orang cenderung menggunakan atau tidak menggunakan
aplikasi sejauh yang mereka yakini akan membantu mereka melakukan pekerjaan dengan
lebih baik. Kami menyebut variabel pertama ini sebagai kegunaan yang dirasakan. Kedua,
bahkan jika pengguna potensial percaya bahwa aplikasi tertentu berguna, mereka
mungkin, pada saat yang sama, yakin bahwa sistem ini terlalu sulit untuk digunakan dan
bahwa manfaat kinerja penggunaan melebihi upaya penggunaan aplikasi. Artinya, selain
kegunaan, penggunaan diteorikan akan dipengaruhi oleh persepsi kemudahan
penggunaan. Sebuah sistem yang memiliki persepsi kegunaan yang tinggi, pada
gilirannya, adalah sistem di mana pengguna percaya pada keberadaan hubungan
penggunaan-kinerja yang positif.
Davis (1989), mendefinisikan penerimaan teknologi, yang dipakai dalam Technology
Acceptance Model (TAM) sebagai suatu tingkat penilaian terhadap dampak yang dialami
oleh seseorang bila menggunakan suatu sistem tertentu dalam pekerjaannya. Kegunaan
dan kemudahan yang dipersepsikan terhadap teknologi oleh auditor akan membentuk
sikap pengguna untuk menerima atau menolak sebuah teknologi tersebut, yang
selanjutnya akan mempengaruhi niat pengguna untuk menggunakan teknologi dan pada
akhirnya berpengaruh pada penerimaan terhadap sebuah teknologi.
4. Actual System Usage
Penggunaan sistem sesungguhnya merupakan kondisi nyata penggunaan sistem [6].
Seseorang akan puas menggunakan sistem jika orang tersebut meyakini bahwa sistem
tersebut mudah digunakan dan akan meningkatkan produktivitas kinerja mereka, yang
tercermin dari kondisi nyata pengguna
Dari 4 faktor di atas dapat digunakan sebagai varibel dalam penelitian untuk menentukan
bagaimana penerimaan dari user terhadap suatu sistem / sistem informasi yang ingin
dibangun atau sudah berjalan.
Davis (1989) melakukan banyak percobaan untuk memvalidasi Technologi Acceptance
Model (TAM) dengan menggunakan persepsi kemudahan penggunaan (perceived ease of
use) dan persepsi kebermanfaatan (perceived usefulness) sebagai dua variabel bebas dan
penggunaan sistem sebagainvariabel tak bebas. Dia menemukan bahwa dan persepsi
kebermanfaatan berkorelasi secara signifikan dengan arus yang dilaporkan sendiri
penggunaan dan prediksi penggunaan masa depan sendiri. persepsi kemudahan
penggunaan juga berkorelasi secara signifikan dengan penggunaan saat ini dan
penggunaan masa depan.
Kemudahan penggunaan yang dirasakan diajukan untuk memiliki dampak langsung pada
kegunaan yang dirasakan. Ini Berpikir bahwa semakin mudah menggunakan teknologi,
semakin besar manfaat yang diharapkan dari teknologi berkenaan dengan peningkatan
kinerja. Sementara persepsi kebermanfaatan telah muncul sebagai formasi sikap yang
konsisten penting. Literatur menunjukkan bahwa penjelasan yang masuk akal dapat
menjadi pemaparan pengguna yang terus berkepanjangan terhadap teknologi yang
mengarah ke keakraban mereka, dan maka kemudahan dalam menggunakan sistem Davis
(1989). Sehingga dapat disimpulkan bahwa penerimaan akan sebuah teknologi akan
memiliki hubungan pengaruh dari dua faktor sejalan dengan pendapat Davis (1989) dua
faktor yang meiliki hubungan pangaruh dalam penerimaan teknologi diantaranya adalah
persepsi kemudahaan dan persepsi kemudahaan penggunaan.
Contoh :
Berdasarkan jurnal An Analysis of the Technology Acceptance Model in Understanding
University. Students’ Behavioral Intention to Use e-Learning (Park, 2009) menggunakan
TAM untuk menganalisis kebiasaan dari mahasiswa untuk menggunakan e-Learning. Dan
berdasarkan jurnal Using the Technology Acceptance Model in Understanding Academics’
Behavioural Intention to Use Learning Management Systems (Alharbi, 2014) juga
menggunakan TAM untuk melihat keinginan pelaku akademik menggunakan Learning
Management System Berbagai penelitian telah menggunakan TAM dan menunjukkan bahwa
TAM adalah model yang valid untuk menguji diterimanya suatu sistem / sistem informasi.
Jadi model TAM direkomendasikan sebagai variable penelitian jika ingin menguji tentang
penerimaan sebuah sistem / sistem informasi.

https://sis.binus.ac.id/2016/12/13/penggunaan-tam-technology-acceptance-model-untuk-
keperluan-penelitian/
Kevin Trisnio. PENGGUNAAN TAM ( TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL )
UNTUK KEPERLUAN PENELITIAN. (13 Desember 2016). Artikel.

https://educhannel.id/blog/artikel/technology-acceptance-model.html
Edi Elisa.Technology Acceptance Model. E-Learning. tanggal diterbitkan 27 Maret 2022

Penerapan Metode TAM (Technology Acceptance Model) dalam Implementasi


http://eresearch.stikom-bali.ac.id/admin/files/publikasi_files/
b27e9f9c7560a7d115f4daf072776428.pdf
Sistem Informasi Bazzar BanjarPutu Adi Guna Permana ournal Speed – Sentra Penelitian
Engineering dan Edukasi – Volume 10 No 1 – 2018

Jenis-Jenis Teknologi

Berdasarkan keempat kontruk tersebut terdapat dua faktor yang


secara dominan mempengaruhi sistem teknologi. Faktor pertama
adalah persepsi kebermanfaatan (usefulness), sedangkan faktor
kedua adalah persepsi kemudahan dalam penggunaan teknologi (eas
of use).
Model TAM untuk Menjelaskan Persepsi Kedalam Minat Menggunakan TI

1. Mobile Banking
Mobile banking adalah layanan perbankan yang dapat diakses
langsung melalui telepon selular/handphone GSM (Global for Mobile
Communication) dengan menggunakan SMS (Short Message Service).
Noviyanto menjelaskan Mobile banking merupakan salah satu
layanan perbankan yang menerapkan teknologi informasi. Layanan ini
menjadi peluang bagi bank untuk menawarkan nilai tambah sebagai
insentif kepada pelanggan. Promosi mobile banking akan memberikan
implikasi secara langsung pada adopsi yang dilakukan konsumen
terhadap teknologi. Mobile banking atau biasa disebut M-Banking
merupakan suatu layanan perbankan yang diberikan pihak bank untuk
mendukung kelancaran dan kemudahan kegiatan perbankan serta
keefektifan dan keefisienan nasabah untuk melakukan berbagai
transaksi. M-banking tidak akan berjalan jika tidak didukung oleh
suatu alat sebagai media untuk melakukan mobile banking. Media
komunikasi yang dapat dipergunakan adalah telepon seluler atau
ponsel.
Dengan fasilitas ini, setiap orang yang memiliki ponsel dapat
dengan mudah bertransaksi dimana saja dan kapan saja. Dibandingkan
layanan e-banking lainnya, perkembangan mobile banking
(m-banking) terbilang paling cepat. mobile banking menciptakan kemudahan layanan
perbankan dalam satu genggaman. Manfaat dari layanan mobile
banking akan meningkatkan kepuasan nasabah. Lebih jauh, mobile
banking menciptakan nilai bagi transaksi nasabah bank sebagai
channel penyampaian jasa nirkabel (wireless).

2. Mandiri Syariah Mobile


Mandiri Syariah Mobile merupakan layanan melalui saluran distribusi elektronik Bank
untuk mengakses rekening yang dimiliki nasabah di Bank melalui jaringan komunikasi
dengan sarana telepon seluler atau komputer tablet.
Jenis layanan mandiri syarah mobile
1. Informasi rekening, portofolio, saldo e-Money dan kurs.
2. Transaksi transfer (antar rekening BSM dan antar bank secara online dan
SKN/kliring).
3. Transaksi pembayaran (Tagihan PLN, Telepon/HP, Institusi Pendidikan, Tiket,
Asuransi, Belanja Online, Internet/TV Cable dan Zakat/Infaq/Wakaf).
4. Transaksi pembelian (Voucher HP, Token PLN, Top up dan Update saldo e-money,
paket data)
5. Pembayaran dengan QR Pay.
6. Pembukaan Rekening Tabungan Mabrur.
7. Fitur Islami (Jadwal Sholat, Lokasi Masjid, arah Kiblat dan Hikmah)
8. Lokasi kantor cabang dan ATM BSM/Mandiri terdekat.
9. Bagikan bukti transaksi ke media sosial.
10. Simpan transaksi menjadi menu favorit.

http://repository.radenfatah.ac.id/7725/

SATRIO PRASUKO, ARIO (2020) PENGARUH PERSEPSI TEKNOLOGI


INFORMASI, FITUR LAYANAN DAN KEMUDAHAN PENGGUNAAN TERHADAP
MINAT NASABAH MENGGUNAKAN MANDIRI SYARIAH MOBILE PADA PT.
BANK SYARIAH MANDIRI KCP PALEMBANG VETERAN. Diploma thesis, UIN
Raden Fatah Palembang.

Anda mungkin juga menyukai