Anda di halaman 1dari 30

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Teori Dasar Sistem Informasi

Kesuksesan suatu sistem informasi tidak terlepas dari teknologi

informasi. Teknologi informasi mendukung penerapan suatu sistem informasi,

hal ini dapat kita lihat bahwa sistem informasi merupakan gabungan dari

hardware dan software komputer, prosedur-prosedur, dokumentansi, formulir-

formulir dan orang yang bertanggung jawab untuk mengumpulkan, mengolah,

dan mendistribusikan data dan informasi. Teknologi informasi merupakan

kebutuhan yang sangat penting untuk dipenuhi oleh suatu organisasi dalam

mempertahankan kelangsungan hidup unit-unit operasionalnya. Terdapat

banyak kegunaan kemajuan teknologi informasi yang bisa membantu

perusahaan lebih kompetitif, namun aplikasi suatu teknologi informasi

membutuhkan banyak penyesuaian di berbagai lini pengimplementasian

termasuk lingkungan dan waktu.

Perkembangan ilmu akuntansi berperan dalam menghasilkan informasi

keuangan dan non-keuangan yang digunakan dalam proses pengambilan

keputusan bisnis (Lubis, 2010). Selanjutnya Lubis (2010) menjelaskan bahwa

pemilihan dan penetapan suatu keputusan bisnis juga melibatkan aspek-aspek

keperilakuan para pengambil keputusan. Dengan demikian, akuntansi tidak

dapat dilepaskan dari aspek perilaku manusia serta kebutuhan organisasi akan

11
12

informasi yang dihasilkan oleh akuntansi. Hal ini terkait dengan motivasi dan

perilaku pelaksana sistem informasi akuntansi guna mendukung operasional

perusahaan.

Teori tindakan beralasan (Theory of Reasoned Action) yang disingkat

dengan TRA merupakan derivasi dari penelitian-penelitian sebelumnya yang

awalnya dari teori sikap dan perilaku (Jogiyanto, 2007). Teori ini merupakan

suatu teori yang berhubungan dengan sikap dan perilaku individu dalam

melaksanakan kegiatan. Menurut teori ini, niat perilaku dan perilaku

merupakan dua hal yang berbeda. Niat perilaku masih merupakan suatu niat

yang berupa keinginan untuk melakukan suatu perilaku, sementara perilaku

adalah tindakan atau kegiatan nyata yang dilakukan. Teori ini menyatakan

bahwa seseorang atau individu akan memanfaatkan sisten informasi dengan

alasan bahwa sistem informasi tersebut akan memberi manfaat atau kegunaan

bagi dirinya. Sheppard et al., (1988) dalam penelitiannya yang menguji

tingkat efektivitas model Fishbein dan Ajzen menyatakan bahwa TRA telah

digunakan untuk memprediksi suatu perilaku dalam banyak hal.

TRA dikembangkan oleh penelitian-penelitian berikutnya menghasilkan

salah satu teori yang menyangkut tentang penggunaan sistem informasi. Teori

ini adalah model penerimaan teknologi yang disingkat dengan TAM

(Technology Acceptance Model). Teori ini dikembangkan oleh Davis et al.

(1989). Model ini merupakan suatu model penerimaan sistem teknologi

informasi yang akan digunakan oleh pemakai. Dalam model TRA, perilaku

ditentukan oleh niat yang berarti


13

keputusan perilaku yang dilakukan oleh individu untuk menerima suatu

teknologi sistem informasi merupakan suatu tindakan sadar yang dapat

dijelaskan dan diprediksi oleh niat perilakunya. Sementara dalam TAM,

terdapat dua indikator utama yang ditambahkan ke dalam model TRA yaitu

kegunaan/kemanfaatan persepsian (perceived usefullness) dan kemudahan

penggunaan persepsian (perceived ease of use). Kedua indikator ini

mempunyai pengaruh ke niat perilaku (Davis et al., 1989). Pengguna

teknologi akan mempunyai niat memanfaatkan sistem informasi jika merasa

sistem teknologi yang akan digunakan tersebut bermanfaat dan mudah untuk

digunakan. Handayani (2007) memaparkan bahwa Model TAM berasal dari

teori psikologis untuk menjelaskan perilaku pengguna teknologi informasi

yang berlandaskan pada kepercayaan (belief), sikap (attitude), minat

(intention) dan hubungan perilaku pengguna (user behavior relatioship).

Tujuan model TAM adalah untuk dapat menjelaskan faktor-faktor utama

dari perilaku pengguna teknologi informasi terhadap penerimaan penggunaan

teknologi informasi. Model ini diharapkan bisa menggambarkan bahwa

penggunaan sistem informasi akan dipengaruhi oleh variabel kemanfaatan

(usefullness) dan variabel kemudahan pemakaian (ease of use), dimana

variabel-variabel ini memiliki determinan yang tinggi dan validitas yang telah

teruji secara empiris oleh penelitian- penelitian berikutnya seperti penelitian

oleh Davis et al. (1989). Model TAM meyakini bahwa penggunaan sistem

informasi akan meningkatkan kinerja individu atau perusahaan, disamping itu

penggunaan SI adalah mudah dan tidak memerlukan usaha keras dari


14

pemakainya. Harapan atas penggunaan variabel perceived usefullness dan

perceived ease of use agar dapat menjelaskan penerimaan pemakai sistem

informasi terhadap sistem informasi itu sendiri.

Dalam model TAM, kedua indikator utama yang ditambahkan dari

model TRA yaitu Perceived usefullness, dan perceived ease of use. Keduanya

didefinisikan sebagai berikut: Perceived usefullness didefinisikan sebagai

tingkat keyakinan individu bahwa penggunaan SI tertentu akan meningkatkan

kinerjanya. Konsep ini menggambarkan manfaat sistem bagi pemakainya

yang berkaitan dengan produktivitas, kinerja tugas, efektivitas, pentingnya

suatu tugas dan overall usefullness (Davis,1989). Sedangkan Perceived ease

of use didefinisikan sebagai tingkat dimana seseorang meyakini bahwa

penggunaan SI merupakan hal yang mudah dan tidak memerlukan usaha keras

dari pemakainya. Konsep ini mencakup kejelasan tujuan penggunaan SI dan

kemudahaan penggunaan sistem untuk tujuan sesuai dengan keinginan

pemakai (Davis, 1989).

Venkatesh et al, (2003) melakukan penelitian mengenai sistem informasi

dengan menguji perilaku pengguna dan penerimaan sistem dari berbagai

perspektif. Dari berbagai model yang telah diteliti, TAM yang diadopsi dari

Theory of Reasoned Action (TRA) menawarkan landasan untuk memperoleh

pemahaman yang lebih baik mengenai perilaku pemakai dalam penerimaan

dan penggunaan sistem informasi (Davis, 1989; Davis, et al., 1989). Selain

TRA dan TAM, Venkatesh et al, (2003) juga menguji model-model lain

seperti model motivasi, teori perilaku rencanaan (TPB), model gabungan


15

TAM dan TPB, model pemanfaatan PC (MPCU), teori difusi inovasi, dan

teori kognitif sosial.

Motivasi dari Venkatesh et al, (2003) dalam membuat model baru

adalah karena pengujian-pengujian model-model sebelumnya memiliki

banyak kelemahan. Mereka berusaha memperbaiki kelemahan yang ada

seperti kesederhanaan teknologi yang diteliti, partisipan-partisipan

kebanyakan dari mahasiswa, saat pengukuran pasca adopsi, daya generalisasi

masih lemah karena kebanyakan penelitian masih dalam tahap adopsi sukarela

atau dengan kata lain yang konteks adopsi mandatori relatif kurang. Hasil

pengujian model-model ini akhirnya merekomendasikan empat variabel yang

dianggap memiliki peran utama dalam pengaruh langsung terhadap

penerimaan pemakai dan perilaku pemanfaatan. Dari keempat variabel ini,

tiga diantaranya berpengaruh langsung terhadap niat perilaku yaitu ekspektasi

kinerja, ekspektasi usaha, dan faktor sosial.

2.1.2 Konsep Dasar Sistem Informasi

Pengambilan keputusan oleh para eksekutif sangat tergantung pada

informasi. Informasi yang didapatkan menjadi pertimbangan untuk

menentukan strategi yang akan dijalankan di masa yang akan datang.

Informasi yang dibutuhkan tersebut diperoleh dari suatu sistem informasi.

Romney dan Steinbart (2006) mendefinisikan sistem sebagai rangkaian

dari dua atau lebih komponen-komponen yang saling berhubungan, yang

saling berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan. Suatu sistem selalu terdiri

dari beberapa sub-sistem yang lebih kecil, yang masing-masing sub-sistem


16

melakukan fungsi khusus yang penting, untuk mendukung atau mencapai

tujuan dari sistem yang lebih besar. Kadir (2003) menyatakan bahwa sistem

informasi mencakup sejumlah komponen (manusia, komputer, teknologi

informasi, dan prosedur kerja), ada sesuatu yang diproses (data menjadi

informasi), dan dimaksudkan untuk mencapai suatu sasaran atau tujuan.

Sementara itu Hall (2001) mendifinisikan sistem informasi sebagai suatu

rangkaian prosedur formal dimana data dikumpulkan, diproses menjadi

informasi, dan distribusikan kepada pemakai.

Menurut Handayani (2007) bahwa setiap organisasi harus menyesuaikan

sistem dengan kebutuhan pemakai sehingga tujuan penggunaan sistem

informasi yang spesifik dapat berbeda-beda dari satu perusahaan dengan

perusahaan lain. Terdapat tiga tujuan utama yang umum bagi semua sistem

(Hall, 2001) yaitu: untuk mendukung fungsi kepengurusan (stewardship)

manajemen, untuk mendukung pengambilan keputusan manajemen, dan

mendukung kegiatan perusahaan hari demi hari.

Menurut Hall (2001), informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi

dapat digunakan dalam pengambilan keputusan apabila informasi tersebut

berkualitas artinya informasi tersebut harus memenuhi empat hal yaitu:

relevan (relevance), akurasi (accuracy), tepat waktu (timeliness), lengkap

(complete). Bahkan Jogiyanto (2007) memaparkan bahwa jika suatu informasi

yang dihasilkan tidak memenuhi hal-hal tersebut, maka informasi tersebut

tidak dapat dikatakan informasi yang berguna, tetapi merupakan sampah.


17

Relevan (Hall, 2001) diartikan bahwa informasi harus memberikan

manfaat bagi pemakainya. Relevansi informasi untuk tiap-tiap individu satu

dengan yang lainnya berbeda. Misalnya informasi mengenai sebab- musabab

kerusakan mesin produksi kepada akuntan perusahaan adalah kurang relevan

dan akan lebih relevan bila ditujukan kepada ahli teknik perusahaan.

Sedangkan akurasi (Hall, 2001) dijelaskan bahwa Informasi harus bebas dari

kesalahan-kesalahan dan tidak bias atau menyesatkan, dan harus jelas

mencerminkan maksudnya. Ketidakakuratan dapat terjadi karena sumber

informasi (data) mengalami gangguan atau kesengajaan sehingga merusak

atau merubah data-data asli tersebut.

Tepat waktu (Hall, 2001) dijelaskan bahwa informasi yang dihasilkan

atau dibutuhkan tidak boleh terlambat (usang). Informasi yang usang tidak

mempunyai nilai yang baik, sehingga kalau digunakan sebagai dasar dalam

pengambilan keputusan akan berakibat fatal atau kesalahan dalam keputusan

dan tindakan. Kondisi demikian menyebabkan mahalnya nilai suatu

informasi, sehingga kecepatan untuk mendapatkan, mengolah dan

mengirimkannya memerlukan teknologi- teknologi terbaru. Hall (2001)

menuturkan bahwa kelengkapan merupakan bagian informasi yang esensial

bagi pemakai tidak boleh ada yang hilang atau kurang. Misalnya: sebuah

laporan harus menyajikan semua perhitungan dan menyajikannya dengan jelas

sehingga tidak menimbulkan laporan yang ambigu.

Dari beberapa definisi tersebut di atas, kesimpulan yang dapat diambil

bahwa sistem informasi merupakan sarana untuk menyediakan informasi yang


18

berguna dalam pengambilan keputusan organisasi dan menambah

pengetahuan sehingga dapat mengurangi ketidakpastian bagi para pemakai

infomasi.

2.1.3 Sistem Informasi

Didalam perusahaan sangat penting dalam mengelola sumberdaya-

sumberdaya utama seperti buruh, dan bahan mentah, tapi saat ini informasi juga

merupakan sumberdaya yang tidak kalah pentingnya harus dikelola. Para pembuat

keputusan memahami bahwa informasi tidak hanya sekedar produk sampingan

bisnis yang sedang berjalan, namun juga sebagai bahan pengisi bisnis dan menjadi

faktor kritis dalam menentukan kesuksesan atau kegagalan suatu usaha.

2.1.3.1 Pengertian Sistem Informasi

Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang

mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi,

bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan

pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.

Sistem Informasi merupakan suatu kombinasi teratur dari orang-orang,

hardware, software, jaringan komunikasi dan sumber daya data yang

mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi.

Sistem informasi adalah satu Kesatuan data olahan yang terintegrasi dan saling

melengkapi yang menghasilkan output baik dalam bentuk gambar, suara maupun

tulisan
19

Sistem informasi adalah sekumpulan komponen pembentuk sistem yang

mempunyai keterkaitan antara satu komponen dengan komponen lainnya yang

bertujuan menghasilkan suatu informasi dalam suatu bidang tertentu.

Sejak permulaan peradaban, orang bergantung pada sistem informasi untuk

berkomunikasi antara satu dengan yang lain dengan menggunakan berbagai jenis

instrumen/alat fisik (hardware), perintah dan prosedur pemrosesan informasi

(software), saluran komunikasi (jaringan) dan data yang disimpan (sumber daya

data). Perkembangan Sistem Informasi melalui alat pengolah data dari sejak

jaman purba sampai saat ini bisa kita golongkan ke dalam 4 golongan besar yaitu

sebagai berikut ini.

a. Peralatan Manual: yaitu peralatan pengolahan data yang sangat sederhana,

dan faktor terpenting dalam pemakaian alat adalah menggunakan tenaga

tangan manusia.

b. Peralatan Mekanik: yaitu peralatan yang sudah berbentuk mekanik yang

digerakkan dengan tangan secara manual.

c. Peralatan Mekanik Elektronik: Peralatan mekanik yang digerakkan oleh

secara otomatis oleh motor elektronik.

d. Peralatan Elektronik: Peralatan yang bekerjanya secara elektronik.

Sistem informasi dalam dunia bisnis mempunyai tiga peran utama/dasar

sebagai berikut ini.

a. Memberi dukungan proses dan operasi bisnis.

b. Memberi dukungan bagi pengambilan keputusan bisnis.

c. Memberi dukungan dalam strategi untuk keunggulan kompetitif.


20

2.1.3.2 Jenis-jenis Sistem Informasi

Sistem informasi dikembangkan untuk tujuan yang berbeda-beda,

tergantung pada kebutuhan bisnis. Sistem informasi dapat dibagi menjadi

beberapa jenis berikut ini.

a. Sistem informasi berdasarkan area fungsional

Ditujukan untuk memberikan informasi bagi kelompok orang yang berada

pada bagian tertentu dalam perusahaan

1. Sistem Informasi Akuntansi (accounting information system) SI yang

menyediakan informasi yang dipakai oleh fungsi akuntansi

(departemen/bagian Akuntansi). Mencakup semua transaksi yang

berhubungan dengan keuangan dalam perusahaan

2. Sistem Informasi Keuangan (finance information system) SI yang

menyediakan informasi pada fungsi keuangan yang menyangkut

keuangan perusahaan. Misal : Cash Flow dan informasi pembayaran

3. Sistem Informasi Manufaktur (manufacturing / production information

system) SI yang bekerja sama dengan SI lain untuk mendukung

manajemen perusahaan (perencanaan maupun pengendalian) dalam

menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan produk atau jasa yang

dihasilkan. Misal : data bahan mentah, profil vendor baru, jadwal

produksi
21

4. Sistem Informasi Pemasaran (marketing information system) SI yang

menyediakan informasi yang dipakai oleh fungsi pemasaran. Misal :

ringkasan penjualan

5. Sistem Informasi SDM (human resources information system) SI yang

menyediakan informasi yang dipakai oleh fungsi personalia. Misal :

informasi gaji, ringkasan pajak, tunjangan- tunjangan, kinerja pegawai

b. Sistem Informasi berdasarkan dukungan yang tersedia

1. Transaction Processing Systems (TPS) adalah sistem informasi yang

terkomputerisasi yang dikembangkan untuk memproses data dalam

jumlah besar untuk transaksi bisnis rutin seperti daftar gaji dan

inventarisasi. TPS berfungsi pada level organisasi yang memungkinkan

organisasi bisa berinteraksi dengan lingkungan eksternal. Data yang

dihasilkan oleh TPS dapat dilihat atau digunakan oleh manajer

2. Office Automation Systems (OAS) dan Knowledge Work Systems (KWS)

mendukung pekerja data, yang biasanya tidak menciptakan pengetahuan

baru melainkan hanya menganalisis informasi sedemikian rupa untuk

mentransformasikan data atau memanipulasikannya dengan cara-cara

tertentu sebelum menyebarkannya secara keseluruhan dengan organisasi

dan kadang-kadang diluar organisasi. KWS mendukung para pekerja

profesional seperti ilmuwan, insinyur dan doktor dengan membantu

menciptakan pengetahuan baru dan memungkinkan mereka

mengkontribusikannya ke organisasi atau masyarakat


22

3. Sistem Informasi Manajemen (SIM) SIM tidak menggantikan TPS ,

tetapi mendukung spektrum tugas-tugas organisasional yang lebih luas

dari TPS, termasuk analisis keputusan dan pembuat keputusan. SIM

menghasilkan informasi yang digunakan untuk membuat keputusan, dan

juga dapat membatu menyatukan beberapa fungsi informasi bisnis yang

sudah terkomputerisasi (basis data).

4. Decision Support Systems (DSS) hampir sama dengan SIM karena

menggunakan basis data sebagai sumber data. DSS bermula dari SIM

karena menekankan pada fungsi mendukung pembuat keputusan

diseluruh tahap-tahapnya, meskipun keputusan aktual tetap wewenang

eksklusif pembuat keputusan.

5. Sistem Ahli/Sistem Pakar (Expert System) dan Kecerdasan Buatan

(Artificial Intelligence/AI) AI dimaksudkan untuk mengembangkan

mesin-mesin yang berfungsi secara cerdas. Dua cara untuk melakukan

riset AI adalah memahami bahasa alamiahnya dan menganalisis

kemampuannya untuk berfikir melalui problem sampai kesimpulan

logiknya Sistem ahli menggunakan pendekatan-pendekatan pemikiran AI

untuk menyelesaikan masalah serta memberikannya lewat pengguna

bisnis. Sistem ahli (juga disebut knowledge-based systems) secara efektif

menangkap dan menggunakan pengetahuan seorang ahli untuk

menyelesaikan masalah yang dialami dalam suatu organisasi. Berbeda

dengan DSS, DSS meningalkan keputusan terakhir bagi pembuat


23

keputusan sedangkan sistem ahli menyeleksi solusi terbaik terhadap

suatu masalah khusus.

6. Group Decision Support Systems (GDSS) dan Computer- Support

Collaborative Work Systems (CSCW) Bila kelompok, perlu bekerja

bersama-sama untuk membuat keputusan semi-terstruktur dan tak

terstruktur, maka group Decision support systems membuat suatu solusi.

GDSS dimaksudkan untuk membawa kelompok bersama-sama

menyelesaikan masalah dengan memberi bantuan dalam bentuk

pendapat, kuesioner, konsultasi dan skenario. Kadang-kadang GDSS

disebut dengan CSCW yang mencakup pendukung perangkat lunak yang

disebut dengan “groupware” untuk kolaborasi tim melalui komputer

yang terhubung dengan jaringan.

7. Executive Support Systems (ESS) tergantung pada informasi yang

dihasilkan TPS dan SIM dan ESS membantu eksekutif mengatur

interaksinya dengan lingkungan eksternal dengan menyediakan grafik-

grafik dan pendukung komunikasi di tempat-tempat yang bisa diakses

seperti kantor

2.1.3.3 Sistem Informasi Organisasi

Setiap organisasi berusaha untuk mendapatkan informasi yang berharga

guna menyediakan nilai untuk pelanggan mereka (Romney dan Steinbart,

2006). Rantai nilai organisasi terdiri dari lima aktivitas utama yang secara

langsung memberikan nilai kepada para pelanggannya, yaitu: Inbound

Logistics yang terdiri dari penerimaan, penyimpanan, dan distribusi bahan-


24

bahan masukan yang digunakan oleh organisasi untuk menghasilkan produk

dan jasa yang dijualnya. Kemudian yang kedua adalah operasi yang

merupakan aktivitas-aktivitas yang mengubah masukan menjadi jasa atau

produk yang sudah jadi. Selanjutnya yang ketiga adalah Outbound Logistics

(aktivitas-aktivitas yang melibatkan distribusi produk yang sudah jadi ke

para pelanggan). Keempat adalah pemasaran dan penjualan mengarah pada

aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan membantu para pelanggan untuk

membeli jasa atau produk yang dihasilkan organisasi. Terakhir adalah

pelayanan memberikan dukungan layanan purna jual kepada para pelanggan.

Kebutuhan akan informasi yang relevan dan tepat waktu tidak dapat

dipungkiri guna bersaing dalam dunia bisnis yang semakin inten

menggunakan teknologi informasi yang lebih canggih. Para Eksekutif

semakin menuntut adanya sistem informasi yang cepat, akurat, dan relevan.

Manfaat penting suatu SI dalam kaitannya dengan kinerja perusahaan

diidentifikasi oleh Martin (1991) dalam Handayani (2007) sebagai berikut:

Mengurangi tingkat kesalahan; Mengurangi waktu untuk memperbaiki

kesalahan; Mengurangi waktu tanggap dari workstation interaktif;

Mempercepat waktu penyediaan laporan (informasi); Meningkatkan

keamanan sistem; Memperbanyak update sumber record aktif; Terakhir

adalah meningkatkan kepuasaan pemakai.

Maharsi (2000) menyatakan bahwa perkembangan sistem informasi

bukan hanya menguntungkan bagi perusahaan namun dapat menimbulkan

beberapa masalah bagi pihak manajemen. Masalah yang dimaksudkan adalah


25

memerlukan biaya besar, dapat menimbulkan penolakan terhadap perubaha’n,

menuntut keahlian karyawan, dan efisiensi jumlah tenaga kerja yang

berdampak pada tingkat serapan tenaga kerja relatif berkurang. Berdasarkan

pemaparan di atas, tentunya pihak manajemen harus menganilisis seberapa

besar manfaat akan diperoleh dan biaya yang harus dikeluarkan berkaitan

dengan investasi dalam sistem informasi.

2.1.3.4 Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Diana (2011:4) definisi dari sistem informasi akuntansi adalah

Sistem informasi akuntansi adalah sistem yang bertujuan untuk mengumpulkan

dan memproses data serta melaporkan informasi yang berkaitan dengan transaksi

keuangan. Memproses transaksi yang dimaksud bisa berupa mencatat aktivitas

pengeluaran kas ke dalam jurnal. Sistem informasi akuntansi juga didefenisikan

oleh Bodnar (2010:8) Sistem informasi akuntansi (SIA) adalah sistem berbasis

komputer yang dirancang untuk mentransformasi data akuntansi menjadi

informasi.

Berdasarkan pengertian dari para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa

sistem informasi akuntansi (SIA) adalah sistem yang dirancang untuk melakukan

kegiatan proses data dan pelaporan informasi baik dengan manual maupun secara

terkomputerisasi tentang kegiatan yang berhubungan dengan keuangan. Sistem

informasi akuntansi juga dapat disimpulkan sebagai sub-sub sistem yang paling

saling bekerja sama dan bertanggung jawab untuk menyediakan informasi

keuangan dan informasi yang didapat dari data transaksi untuk tujuan pelaporan
26

internal kepada manajer untuk digunakan dalam pengambilan dan pemegang

saham, pemerintah, dan pihak-pihak lain di luar perusahaan.

Tujuan Sistem Informasi Akuntansi Menurut Diana (2011:5), manfaat atau

tujuan sistem informasi akuntansi adalah sebagai berikut :

1. Mengamankan harta/kekayaan perusahaan. Harta/kekayaan di sini meliputi

kas perusahaan, persediaan barang dagangan, termasuk aset tetap

perusahaan. Tidak ada pemilik yang senang jika uang perusahaan dicuri

orang (entah itu karyawan maupun orang asing).

2. Menghasilkan beragam informasi untuk pengambilan keputusan. Misal,

pengelola toko swalayan memerlukan informasi mengenai barang apa yang

diminta oleh konsumen. Membeli barang dagangan yang kurang laku berarti

kas akan terjebak dalam persediaan (yang sulit laku tersebut) dan berarti

kehilangan kesempatan untuk membeli barang dagangan yang laku.

3. Menghasilkan informasi untuk pihak eksternal. Setiap pengelola usaha

memiliki kewajiban untuk membayar pajak.

4. Menghasilkan informasi untuk penilaian kinerja karyawan atau divisi.

Sistem informasi dapat juga dimanfaatkan untuk penilaian kinerja karyawan

atau divisi.

5. Menyediakan data masa lalu untuk kepentingan audit (pemeriksaan). Data

yang tersimpan dengan baik sangat memudahkan proses audit

(pemeriksaan).
27

6. Menghasilkan informasi untuk penyusunan dan evaluasi anggaran

perusahaan. Anggaran merupakan alat yang sering digunakan perusahaan

untuk mengendalikan pengeluaran kas.

7. Menghasilkan informasi yang diperlukan dalam kegiatan perencanaan dan

pengendalian. Selain berguna untuk membandingkan informasi yang

berkaitan dengan anggaran dan biaya standar dengan kenyataan seperti telah

dikemukakan sebelumnya.

Berdasarkan uraian tujuan sistem informasi diatas dapat ditarik kesimpulan

bahwa sistem informasi selain berguna sebagai penghasil informasi yang cepat,

tepat dan akurat juga berguna dalam menjaga kekayaan perusahaan karena dengan

adanya sistem informasi, semua prosedur yang dijalankan perusahaan dapat

diawasi. Selain itu dengan adanya sistem informasi, pengambilan keputusan oleh

pemakai internal atau eksternal informasi akan lebih akurat karena informasi

yang dihasilkan lebih rinci.

Penggunaan sistem informasi dengan bantuan teknologi komputer tentunya

akan lebih membantu dan lebih efektif dan efisien karena pengolahan data lebih

cepat dan dengan adanya bantuan dari basis data, perusahaan dapat melihat data

yang diolah atau informasi masa lalu milik perusahaan untuk kepentingan

pemeriksaaan (audit). Anggaran perusahaan juga dapat dibuat berdasarkan

informasi dari sistem informasi akuntansi yang telah diolah dan disajikan.

2.1.4 Ekspektasi Kinerja


28

Kinerja perusahaan merupakan suatu hasil yang ditunjukkan oleh

perusahaan yang bersangkutan mengenai prestasi atau kemunduran yang dicapai

perusahaan. Pengertian Kinerja dalam organisasi merupakan jawaban dari berhasil

atau tidaknya tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Para atasan atau manajer

sering tidak memperhatikan kecuali sudah amat buruk atau segala sesuatu jadi

serba salah. Terlalu sering manajer tidak mengetahui betapa buruknya kinerja

telah merosot sehingga perusahaan / instansi menghadapi krisis yang serius.

Kesan – kesan buruk organisasi yang mendalam berakibat dan mengabaikan tanda

– tanda peringatan adanya kinerja yang merosot. Menurut Venkatesh (2003),

menyebutkan kinerja seorang pegawai akan baik, jika pegawai mempunyai

keahlian yang tinggi, kesediaan untuk bekerja, adanya imbalan/upah yang layak

dan mempunyai harapan masa depan. Setelah mengetahui pengertian kinerja

perusahaan, maka dapat diketahui manfaat penilaian kinerja, yaitu sebagai berikut

ini.

a. Memberikan gambaran kinerja suatu bagian dalam pencapaian tujuan

perusahaan secara keseluruhan.

b. Dapat digunakan untuk mengukur suatu prestasi yang dicapai oleh suatu

organisasi dalam periode tertentu yang mencerminkan hasil pelaksanaan

kegiatan.

c. Memberikan petunjuk dalam pembuatan keputusan untuk mengevaluasi

kinerja manajemen dari divisi di bawahnya.

d. Dapat digunakan sebagai dasar dalam penentuan kebijaksanaan penanaman

modal agar dapat meningkatkan efisiensi dan produktifitas perusahaan.


29

Menurut Venkatesh et al. (2003) mendefinisikan ekspektasi kinerja

(performance expectancy) sebagai tingkat dimana seorang individu meyakini

bahwa dengan menggunakan sistem akan membantu dalam meningkatkan

kinerjanya.

Konsep ini menggambarkan manfaat sistem bagi pemakainya yang

berkaitan dengan perceived usefulnees, motivasi ekstrinsik, job fit, keuntungan

relatif (relative advantage) .

Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja antara lain sebagai berikut ini.

a. Efektivitas dan Efisiensi. Bila suatu tujuan tertentu akhirnya bisa dicapai,

kita boleh mengatakan bahwa kegiatan tersebut efektif tetapi apabila akibat-

akibat yang tidak dicari kegiatan mempunyai nilai yang penting dari hasil

yang dicapai sehingga mengakibatkan ketidak puasan walaupun efektif

dinamakan tidak efisien. Sebaliknya bila akibat yang dicari-cari tidak

penting atau remeh maka kegiatan tersebut efisien

b. Otoritas (wewenang) Arti otoritas adalah sifat dari suatu komunikasi atau

perintah dalam suatu organisasi formal yang dimiliki (diterima) oleh

seorang anggota organisasi kepada anggota yang lain untuk melakukan

suatu kegiatan kerja sesuai dengan kontribusinya (sumbangan tenaganya).

Perintah tersebut menyatakan apa yang boleh dilakukan dan yang tidak

boleh dilakukan dalam organisasi tersebut.

c. Disiplin Kegiatan karyawan yang bersangkutan dalam menghormati

perjanjian kerja dengan organisasi di mana dia kerja.


30

d. Inisiatif yaitu berkaitan dengan daya dan kreativitas dalam bentuk ide untuk

merencanakan sesuatu yang berkaitan dengan tujuan organisasi. Jadi,

inisiatif adalah daya dorong kemajuan yang bertujuan untuk mempengaruhi

kinerja organisasi.

2.1.5 Ekspektasi Usaha

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia online, usaha dapat didefinisikan

sebagai: kegiatan dengan mengerahkan tenaga, pikiran, atau badan untuk

mencapai suatu maksud; pekerjaan (perbuatan, prakarsa, ikhtiar, daya upaya)

untuk mencapai sesuatu.

Menurut Venkatesh et al. (2003) mendefinisikan ekspektasi usaha (effort

expectancy) merupakan tingkat kemudahan penggunaan sistem yang akan dapat

mengurangi upaya (tenaga dan waktu) individu dalam melakukan pekerjaannya.

Tiga konstruk yang membentuk konsep ini adalah kemudahan penggunaan

persepsian (perceived ease of use), kemudahan penggunaan (ease of use), dan

kompleksitas.

2.1.6 Faktor Sosial

Ilmu sosial adalah sekelompok disiplin akademis yang mempelajari aspek-

aspek yang berhubungan dengan manusia dan lingkungan sosialnya. Ilmu ini

berbeda dengan seni dan humaniora karena menekankan penggunaan metode

ilmiah dalam mempelajari manusia, termasuk metoda kuantitatif dan kualitatif.

Menurut Venkatesh et al. (2003) menyebutkan bahwa:


31

Faktor sosial diartikan sebagai tingkat dimana seorang individu

menganggap bahwa orang lain menyakinkan dirinya bahwa dia harus

menggunakan sistem baru.

2.2 Penelitian Sebelumnya

Penelitian yang dilakukan oleh Triyas Wendah Ningrum (2015) Penelitian

ini bertujuan untuk menguji pengaruh ekspektasi kinerja, ekspektasi usaha, faktor

sosial, kesesuaian tugas dan kondisi yang memfasilitasi pemakai terhadap minat

pemanfaatan sistem informasi. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian

ini adalah ekspektasi kinerja, ekspektasi usaha, faktor sosial, kesesuaian tugas,

kondisi yang memfasilitasi pemakai dan minat pemanfaatan sistem informasi.

Sampel dari populasi adalah staff Bank Pengkreditan Rakyat ( BPR ) di

Kabupaten Karanganyar. Sampel ditentukan dengan menggunakan metode

purposive sampling. Penelitian ini memiliki 50 sampel dari 7 BPR. Dalam

penelitian ini, hipotesis diuji dengan menggunakan regresi linier berganda.

Penelitian ini menunjukkan bahwa ekspektasi kinerja, ekspektasi usaha, faktor

sosial, kesesuaian tugas dan kondisi yang memfasilitasi pemakai berpengaruh

terhadap minat pemanfaatan informasi.

Eka Fitri Febrianti (2017) Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

pengaruh ekspektasi kinerja, ekspektasi usaha, faktor sosial, dan kondisi yang

memfasilitasi pemakai terhadap penggunaan sistem informasi berbasis komputer

pada karyawan yang bekerja di BPR wilayah Surakarta dan Sukoharjo. Sampel

dalam penelitian ini berjumlah 63 karyawan yang bekerja pada BPR di Wilayah
32

Surakarta dan Sukoharjo. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive

sampling yaitu pengambilan sampel berdasarkan kriteria tertentu. Sumber data

yang digunakan dalam penelitian iniadalah data primer dengan bentuk pengisian

kuosioner. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode

analisis regresi berganda. Data diperoleh kemudian dianalisis menggunakan

program SPSS.Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekspektasi kinerja,

ekspektasi usaha, faktor sosial dan kondisi yang memfasilitasi pemakai

berpengaruh terhadap penggunaan sistem informasi berbasis komputer.

Ni Made Trisna Savitri dan I Dewa Nyoman Wiratmaja (2015) Tujuan

penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ekspektasi kinerja, ekspektasi

usaha, faktor sosial, kondisi yang memfasilitasi dan kompleksitas tugas pada

minat pemanfaatan sistem informasi akuntansi. Responden dalam penelitian

adalah staf akuntan hotel melati di Kota Denpasar. Metode pengumpulan data

menggunakan kuesioner dan dari 66 kuesioner yang dikirim ke hotel melati,

kuesioner yang kembali dan dapat diolah adalah sebanyak 59 kuesioner. Analisis

data menggunakan regresi linier berganda dengan program SPSS 16. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa ekspektasi kinerja, ekspektasi usaha, faktor sosial,

kondisi yang memfasilitasi dan kompleksitas tugas berpengaruh positif pada

minat pemanfaatan sistem informasi akuntansi.

Rina Yunita dan Budi Rofelawaty (2018) Penelitian ini bertujuan untuk

menemukan bukti empiris apakah ekspektasi kinerja, ekspektasi upaya, faktor

sosial, dan kondisi fasilitasi berpengaruh signifikan terhadap penggunaan sistem

akuntansi pada koperasi di kota Banjarmasin. Penelitian ini menggunakan sampel


33

manajemen koperasi di Banjarmasin dengan metode survei melalui kuesioner.

Teknik pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling adalah

metode yang menentukan responden untuk dijadikan sampel berdasarkan kriteria

tertentu (Siregar, 2014: 60).

Dari 100 kuesioner yang dikirim, kuesioner yang dapat digunakan sebagai

sampel sebanyak 41 kuesioner dengan tingkat responden 41%. Data diperoleh

dianalisis menggunakan teknik analisis regresi berganda. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa ekspektasi kinerja secara parsial berpengaruh signifikan

terhadap penggunaan sistem informasi akuntansi; upaya ekspektasi secara parsial

berpengaruh signifikan terhadap penggunaan sistem informasi akuntansi; faktor

sosial secara parsial berpengaruh signifikan terhadap penggunaan sistem

informasi akuntansi; dan kondisi fasilitasi secara parsial berpengaruh signifikan

terhadap penggunaan sistem informasi akuntansi.

Baiq Nensi Veni Indipenrian,Bambang Subroto, Aulia Fuad Rahman (2016)

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh perubahan perilaku individu pada

adopsi sistem biaya berbasis aktivitas (ABC) dan penggunaannya, menggunakan

Unified Theory of Acceptance dan Penggunaan Teknologi (UTAUT) dan Model

Keberhasilan Sistem Informasi. Sampel melibatkan 78 responden yang memiliki

posisi sebagai manajer keuangan, manajer pengendali, manajer akuntansi, dan

manajer produksi di perusahaan manufaktur menengah di Jawa Timur. Data

dikumpulkan dengan metode survei.

Penelitian ini menggunakan Partial Least Square (PLS) sebagai metode

analisis data. Ditemukan bahwa tidak semua model UTAUT utama didukung,
34

karena harapan kinerja dan harapan usaha tidak berpengaruh pada niat perilaku

dan menggunakan perilaku untuk mengadopsi sistem ABC. Sedangkan, faktor

sosial, kualitas informasi dan kondisi fasilitasi memiliki efek positif pada niat

perilaku dan menggunakan perilaku untuk mengadopsi sistem ABC. Perbedaan

hasil penelitian ini dengan beberapa penelitian sebelumnya mungkin disebabkan

oleh perbedaan dalam konteks sistem, budaya dan karakteristik sampel. Implikasi

dari penelitian ini tidak hanya untuk mengusulkan kerangka teori untuk penelitian

di masa depan, tetapi juga berguna bagi perusahaan untuk mengoptimalkan

penggunaan sistem ABC yang harus didukung oleh manajemen tingkat atas dan

menengah dan kesiapan individu-individu. untuk menerima adopsi sistem ABC.

Tabel 2.1
Penelitian Sebelumnya

No Nama dan Variabel Hasil Persamaan Perbedaan


Tahun

1 Triyas Y= Minat Ekspektasi  Menggunakan  variabel


Wendah pemanfaatan kinerja Variabel Minat Kesesuaian
Ningrum Sistem Informasi pemanfaatan Tugas dan
X1=Ekspektasi berpengaruh Sistem Kondisi yang
(2015)
Kinerja terhadap minat Informasi, memfasilitasi
X2=Ekspektasi Ekspektasi  Objek
pemanfaat sistem
Usaha Kinerja, Penelitian yang
X3=Faktor Sosial informasi.
Ekspektasi berbeda
X4= Kesesuaian Ekspektasi usaha Usaha dan
Tugas Faktor Sosial
X5= Kondisi yang berpengaruh  menggunakan
memfasilitasi terhadap minat Analisis
pemanfaat sistem Regresi Linier
informasi. Faktor Berganda
sosial
berpengaruh
terhadap minat
pemanfaat sistem
informasi.
Kesesuaian tugas

berpengaruh
terhadap minat
35

pemanfaat sistem
informasi.
Kondisi yang
memfasilitasi
pemakai

berpengaruh
terhadap minat
pemanfaat sistem
informasi.

2 Eka Fitri Y= Minat ekspektasi  Menggunakan  variabel kondisi


Febrianti pemanfaatan kinerja, Variabel yang
(2017) teknik audit sekitar ekspektasi usaha, ekspektasi memfasilitasi
komputer kinerja, pemakai
X1=Ekspektasi faktor sosial dan ekspektasi  Objek
Kinerja usaha, faktor Penelitian yang
kondisi yang
X2=Ekspektasi sosial berbeda
Usaha memfasilitasi
 menggunakan
X3=Faktor Sosial pemakai Analisis
X4= kondisi yang berpengaruh Regresi Linier
memfasilitasi Berganda
pemakai terhadap
penggunaan
sistem informasi
berbasis
komputer.
3 Ni Made Y= Minat ekspektasi  Menggunakan  variabel kondisi
Trisna Savitri pemanfaatan kinerja, Variabel yang
dan teknik audit sekitar ekspektasi usaha, ekspektasi memfasilitasi
I Dewa komputer faktor sosial, kinerja, pemakai dan
Nyoman X1=Ekspektasi kondisi yang ekspektasi kompleksitas
Wiratmaja Kinerja memfasilitasi usaha, faktor tugas
X2=Ekspektasi dan kompleksitas sosial  Objek
(2015)
Usaha tugas secara  menggunakan Penelitian yang
X3=Faktor Sosial sendiri-sendiri Analisis berbeda
X4= kondisi yang berpengaruh Regresi Linier
memfasilitasi positif pada Berganda
pemakai minat
X5=kompleksitas pemanfaatan
tugas SIA.

4 Rina Yunita Y= Minat Ekspektasi  Menggunakan  variabel kondisi


dan Budi pemanfaatan usaha, Variabel yang
Rofelawaty teknik audit sekitar Ekspektasi ekspektasi memfasilitasi
(2018) komputer Usaha Faktor kinerja, pemakai dan
X1=Ekspektasi Sosial dan ekspektasi kompleksitas
Kinerja kondisi yang usaha, faktor tugas
X2=Ekspektasi memfasilitasi sosial  Objek
Usaha pemakai  menggunakan Penelitian yang
X3=Faktor Sosial berpengaruh Analisis berbeda
X4= kondisi yang signi-fikan Regresi Linier
memfasilitasi terhadap Berganda
pemakai penggunaan SIA.
36

5 Baiq Nensi Y= use behavior to H1: Performance  Menggunakan  variabel kondisi


Veni adopt ABC system. expectancy has Variabel yang
Indipenrian,B positive effect on ekspektasi memfasilitasi
ambang X1: Performance kinerja, pemakai,
behavioral
Subroto, expectancy ekspektasi kualitas
Aulia Fuad intention to
usaha, faktor informasi dan
Rahman adopt ABC sosial niat
X2: Effort
(2016) system penggunaan
expectancy
 Objek
H2: Effort Penelitian yang
X3: Social
expectancy has berbeda
influence
positive effect on
X4: Information beha-vioral
quality intention to
adopt ABC
X5: Facilitating system
condition
H3: Social
X6: Behavioral influence has
intention positive effect on
behavior-al
intention to
adopt ABC
system

H4: Information
quality has
positive effect on
beha-vioral
intention to
adopt ABC
system

H5: Facilitating
condition has
positive effect on
use behavior to
adopt ABC
system

H6: Behavioral
intention has
positive effect on
use behavior to
adopt ABC
system.
37

2.3 Kerangka Berpikir

Kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai

berikut:

Input Proses Output

Uji F
Laporan
keuangan
Eskpektasi Kinerja
(X1)
Uji t

Espektasi Usaha Uji t


Kinerja Manajerial
(X2) (Y)
Uji t

Faktor Sosial
(X3)

Gambar 2.1
Kerangka Konseptual
38

2.4 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka konseptual diatas, hipotesis dari penelitian ini adalah

sebagai berikut:

2.4.1 Pengaruh Ekspektasi Kinerja terhadap Minat Pemanfaatan Sistem

Informasi Akuntansi

Ekspektasi kinerja didefinisikan sebagai tingkat dimana seorang individu

menyakini bahwa dengan menggunakan sistem akan membantu dalam

meningkatkan kinerjanya (Hamzah, 2010). (Venkatesh, et al dalam Handayani,

2007) menyatakan bahwa konstruk ekspektasi kinerja merupakan prediktor yang

kuat dari minat pemanfaatan SI dalam setting sukarela maupun wajib. Penelitian

Hamzah (2009) menunjukkan ekspektasi kinerja berpengaruh signifikan terhadap

pemanfaatan sistem informasi. Handayani (2007) menunjukkan ekspektasi kinerja

mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap minat pemanfaatan SI artinya

responden yakin bahwa dengan menggunakan sistem akan membantu dalam

meningkatkan kinerjanya.

H1 : Ekspektasi kinerja berpengaruh terhadap minat pemanfaatan SIA

2.4.2 Pengaruh Ekspektasi Usaha terhadap Minat Pemanfaatan Sistem

Informasi Akuntansi
39

Ekspektasi usaha merupakan tingkat kemudahan penggunaan sistem yang

akan dapat mengurangi upaya (tenaga dan waktu) individu dalam melakukan

pekerjaan (Venkatesh, et al., dalam Handayani, 2007). Kemudahan penggunaan

SI akan menimbulkan perasaan dalam diri seseorang bahwa sistem itu mempunyai

kegunaan dan karenanya menimbulkan rasa yang nyaman bila bekerja dengan

menggunakannya (Venkatesh dan Davis, 2000). (Venkatesh, et al., dalam

Handayani, 2007) menyatakan bahwa terdapat adanya hubungan langsung dan

signifikan antara minat pemanfaatan SI terhadap penggunaan SI. Hasil penelitian

dari Hamzah (2010) menunjukkan bahwa ekspektasi usaha berpengaruh signifikan

terhadap pemanfaatan sistem informasi.

H2 : Ekspektasi Usaha berpengaruh terhadap minat pemanfaatan SIA

2.4.3 Pengaruh Faktor Sosial terhadap Minat Pemanfaatan Sistem Informasi

Akuntansi

Faktor sosial diartikan sebagai tingkat dimana seorang individu

menganggap bahwa orang lain meyakinkan dirinya bahwa dia harus menggunakan

teknologi informasi. Besarnya keyakinan dari orang lain seperti dukungan dari

rekan kerja, atasan maupun organisasi akan memberikan pengaruh yang positif

bagi faktor sosial dalam mempengaruhi seorang individu untuk memanfaatkan

teknologi informasi (Wulandari dan Sudarno, 2013). Hasil penelitian Darmini,

dalam Wulandari dan Sudarno (2013) mengindikasikan pemanfaatan teknologi

informasi dan kepercayaan terhadap teknologi secara parsial berpengaruh positif

dan signifikan terhadap kinerja individual. Selain itu, Rahmawati (2008)


40

menemukan bahwa faktor sosial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

pemanfaatan teknologi informasi.

H3 : Faktor Sosial berpengaruh terhadap minat pemanfaatan SIA

Anda mungkin juga menyukai