PROPOSAL SKRIPSI
Oleh
ARIFUNANDA MALAY
NIM. 170410168
Assalamulaikum Wr. Wb
yangmenjadi teladan bagi umat manusia dan kita harapkan syafaatnya kelak di
Malikussaleh Lhokseumawe.
4. Bapak Dr. Adnan, S.E., M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Manajemen Fakultas
5. Bapak Widyana Verawaty Siregar, ST, MM, Ph,D selaku Ketua Lab
i
6. Bapak Dr. Yanita, S.E, M.M Selaku pembimbing Sripsi yang akan
8. Kepada Ayahanda dan Ibunda tercinta yang telah memberikan semangat dan
semoga Allah SWT yang senantiasa memberikan balasan atas kebaikan yang telah
diberikan kepada penulis. Penulis menyadari bahwa isi dari skripsi ini masih jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang sifatnya membangun
sangat diharapkan oleh penulis demi bekal dalam menatap masa depan. Akhir kata
kepada Allah SWT jualah kita memohon petunjuk dan semoga tugas akhir ini
ARIFUNANDA MALAY
NIM. 170410168
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
DAFTAR TABEL...................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1
1.1. Latar Belakang Masalah.................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah...........................................................................................5
1.3. Tujuan Penelitian............................................................................................5
1.4. Manfaat Penelitian..........................................................................................6
iii
2.1.4.3 Pengertian Kinerja Karyawan........................................................31
2.1.4.4 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Karyawan..........32
2.1.4.5 Peningkatan Kinerja Karyawan.....................................................33
2.1.4.6 Indikator Kinerja Karyawan..........................................................34
2.1.4.7 Manfaat dan Tujuan Penilaian Kinerja.........................................37
2.2 Penelitian sebelumnya..................................................................................39
2.3 Kerangka Berpikir........................................................................................43
2.3.1 Pengaruh Penerapan ISO 9001 Terhadap Kinerja Karyawan..................43
2.3.2 Pengaruh Kualitas Budaya Terhadap Kinerja Karyawan........................44
2.3.3 Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan............................45
2.4 Hipotesis.......................................................................................................46
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................58
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vii
BAB I
PENDAHULUAN
dipandang sebagai asset yang sangat berharga karena visi, misi, strategi dan
sistem perusahaan yang canggih sekalipun tidak akan berguna dan tidak memiliki
dampak apapun terhadap perusahaan tanpa adanya sumber daya manusia yang
dengan baik, hal ini dikarenakan keberhasilan yang diperoleh perusahaan tidak
hanya terletak pada keunggulan teknologi dan sumber pendanaan yang besar,
tetapi juga dipengaruhi oleh Sumber Daya Manusia yang menjalankan kegiatan
yang berfokus pada upaya optimalisasi dan evaluasi potensi yang dimiliki oleh
sumber daya manusia yang berfungsi sebagai modal utama perusahaan dalam
2
berkelanjutan.
Potensi yang dimiliki oleh sumber daya manusia dalam perusahaan perlu
diperhatikan dan dioptimalkan oleh setiap team leader dan Manajer Perusahaan.
Team leader dan Manajer harus mampu mengelola dan memanfaatkan besarnya
potensi yang dimiliki oleh karyawan sehingga potensi usaha yang dimiliki oleh
perusahaan dapat direalisasikan yang akan membuat tujuan dari perusahaan dapat
menilai hasil dari kerja yang diperoleh oleh karyawan merupakan hal yang sangat
penting untuk diperhatikan oleh pihak menejer perusahaan karena hal ini akan
jawabkan hasil yang diperolehnya. Oleh karena itu kinerja yang rendah menjadi
pengamatan yang serius karena target yang telah ditentukan tidak dapat dicapai
kerugian yang lebih besar sehingga penting bagi perusahaan untuk memperhatikan
aspek tersebut.
Berikut ini kondisi kinerja karyawan pada PT. Elnusa Petrofin Kota
Lhokseumawe yang dapat dilihat dari hasil penilaian kinerja dari 2018 sampai
Tabel 1.1
Dari Tabel 1.1 dapat dilihat kondisi kinerja karyawan saat ini di PT Elnusa
Petrofin mengalami penurunan dari tahun 2018 sampai 2019 disemua aspek dari
Tabel 1.2
masalah yang sangat penting untuk dikaji terkait dengan kinerja karyawan yaitu
menurunnya kinerja akibat kurang efektifnya penerapan sertifikasi ISO 9001 yang
organisasi yang mendukung dan rendahnya disiplin kerja karyawan yang diukur
ada pengaruh signifikan dari sistem manajemen mutu ISO 9001 terhadap budaya
organisasi dan kinerja karyawan tidak dipengaruhi secara signifikan oleh sistem
manajemen mutu ISO 9001, namun demikian penelitian ini sulit mendapat
menyakinkan perusahaan untuk dapat bekerja sama. JuanaI (2016) Hasil yang
dan signifikan terhadap kepuasan kerja dan kinerja pegawai, dan kepuasan kerja
penelitian yang telah dilakukan sebelumnya diindikasi terjadi gap theory dimana
penelitian yang dilakukan oleh Ismainia dan Gunawan (2019) menenukan hasil
yang tidak berpengaruh sedangkan penelitian yang dilakukan oleh JuanaI (2016)
menemukan hasil yang berpengaruh. Hal ini yang membuat sehingga peneliti
berikut :
Elnusa Petrofin?
6
Petrofin?
Manfaat yang diharapkan peneliti dari hasil penelitian ini adalah sebagai
berikut:
7
1. Manfaat Teoritis
a. Sebagai sarana pengembangan ilmu baru bagi peneliti. Selain itu sebagai
SDM
2. Manfaat Praktis
kualitas budaya organisasi dan disiplin kerja yang dapat dioptimalkan oleh
TINJAUAN PUSTAKA
rekomendasi untuk desain dan penilaian dari suatu sistem manajemen mutu, yang
yang ditetapkan ini dapat merupakan kebutuhan dari pasar tertentu, sebagaimana
Tidak ada kriteria penerimaan produk dalam ISO 9001:2000, sehingga kita
standar internasional, itu merupakan hal yang salah dan keliru, karena seyogianya
diharapkan, meskipun tidak selalu, bahwa produk yang dihasilkan dari suatu
mutu ISO 9000 (www.iso.ch). Sejak pertama kali dikeluarkan standar-standar ISO
9000 pada tahun 1987, ISO/TC 176 menetapkan siklus peninjauan ulang setiap
lima tahun, guna menjamin bahwa standar-standar ISO 9000 akan menjadi up to
date dan relevan untuk organisasi. Revisi terhadap standar ISO 9000 telah
dilakukan pada tahun 1994 dan tahun 2000. Dengan demikian standar ISO 9000
yang terbaru adalah ISO 9000 Versi Tahun 2000. ISO 9000 Versi Tahun 2000
global.
mutu. Hal ini akan menghemat biaya dan mengurangi duplikasi audit.
pada lembaga registrasi bertaraf internasional, maka hal itu berarti terbuka
dan komunikasi yang lebih baik, sistem pengendalian yang konsisten serta
dalam perusahaan.
11
7. Terjadi perubahan positif dalam hal kultur mutu dari anggota organisasi,
tahun.
manajemen mutu yang berfokus pada proses dan pelanggan, maka pemahaman
organisasi
1. Ruang Lingkup
Ruang lingkup ISO 9001: 2000 telah dikembangkan atau diperluas. Dalam
kesesuaian.
2. Referensi Normatif
12
Vocabulary).
ISO 9001:2000.
dan pengalaman.
7. Realisasi Produk
produk.
budaya berarti pikiran atau akal budi. Menurut Tika (2008) yang mengutip
pendapat Owens, budaya adalah suatu sistem pembagian nilai dan kepercayaan
yang berinteraksi dengan orang dalam suatu organisasi, struktur organisasi, dan
terjadi tatkala anggota organisasi belajar menghadapi masalah, baik masalah yang
seseorang tidak akan terlepas dari budaya organisasi, dan pada umumnya anggota
organisasi akan dipengaruhi oleh sumber daya yang ada dalam organisasi.
Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh Sutrisno (2010), dimana nilai,
keyakinan, norma yang telah lama berlaku, disepakati dan diikuti oleh para
dapat berfungsi sebagai mekanisme pembuat makna dan kendali yang memandu
Menurut Agung (2007), ada 3 (tiga) macam proses terbentuknya budaya suatu
organisasi, yaitu
berurat berakar, sehingga sukar bagi para manajer untuk mengubahnya karena
peristiwa-peristiwa berjalan.
16
individu;
mengenai apa yang harus dikatakan dan dilakukan oleh para anggota; dan
menyatakan bahwa fungsi budaya organisasi bisa juga sebagai penghambat dalam
berinovasi. Hal ini terjadi apabila budaya organisasi tidak mampu mengatasi
organisasi tidak cepat melakukan adaptasi. Budaya yang kuat yang berpotensi
1. Nilai (value), yakni sesuatu yang diyakini oleh warga organisasi untuk
merupakan sesuatu yang diinginkan apabila nilai bersifat positif dalam arti
kebenaran dan kebaikan tentang keyakinan dan perilaku organisasi yang paling
dianut dan digunakan sebagai budaya kerja dalam pengambilan keputusan dan
pelaksanaan kegiatan visi dan misi organisasi. Nilai merupakan esensi dari filosofi
hari ke hari. Seperti yang diungkapkan oleh Gibson (Matondang, 2008), budaya
organisasi adalah apa yang dipahami oleh karyawan dan bagaimana persepsi itu
menciptakan sebuah pola dari keyakinan, nilai-nilai dan harapan. Pendapat yang
sama juga diutarakan oleh Peter Hess bahwa budaya organisasi biasanya
18
sehubungan dengan cara kerja dan apa-apa yang dianggap penting dalam
orang adalah salah satu hak asasi manusia tanpa membedakan suku,
golongan, agama, dan status sosial ekonomi. UUD 1945 juga menetapkan
bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat
tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta
dilakukan tindakan secara cepat. Tindakan yang cepat juga harus diikuti
Sedangkan tepat adalah kena benar dengan sasaran, tujuan, dan maksud.
19
Sumber daya manusia ini merupakan potensi bagi terbentuknya suatu tim
kesehatan, harus dibina kerja tim yang utuh dan kompak, dengan
potensi yang berbeda atau lebih, dengan beban, tanggung jawab, dan
komitmen yang tinggi dalam upaya mencapai visi dan misi yang telah
kewibawaan/kejujuran.
20
masyarakat yang lebih cerdas dan tanggap, tuntutan atas pelaksanaan tugas
Indonesia (2005), transparan berarti jernih; nyata; jelas; tidak terbatas pada
Budaya yang kuat ditandai oleh nilai-nilai inti organisasi yang dipegang
kukuh dan disepakati secara luas. Budaya organisasi yang kuat memberikan
semakin besar komitmen para anggota terhadap nilai-nilai tersebut, maka akan
budaya organisasi dipandang lemah bila sangat terfragmentasi dan tidak disatukan
dan diikat dalam nilai dan keyakinan bersama. Menurut Kotter dan Heskett seperti
dikutip oleh Soetjipto dan Firmanzah (2006), kuat atau tidaknya suatu organisasi
dianut oleh anggota organisasi. Nilai ini secara tidak disadari mengatur
didukung dan sangat dipaksakan akan berpengaruh negatif pada organisasi dan
akan memberi arah yang salah kepada para anggotanya. Akibatnya tugas-tugas
tidak dapat dilaksanakan dengan baik dan tentunya akan berpengaruh pada kinerja
Menurut Kotter dan Heskett seperti dikutip oleh Soetjipto dan Firmanzah
(2006), budaya yang kuat terkadang bak pedang bermata dua, sebab bila budaya
Kotter dan Heskett (Tika, 2008), budaya yang adaptif dapat membantu organisasi
panjang.
individu, dimana setiap anggota secara aktif mendukung usaha satu sama lain
yang dapat berfungsi. Ada suatu rasa percaya yang dimiliki bersama, gairah yang
menyebar luas, semangat untuk melakukan apa saja yang dihadapi untuk
terhadap perubahan dan inovasi. Budaya organisasi yang adaptif bersifat fleksibel
dan tidak kaku dalam mengikuti keadaan. Organisasi yang berbudaya kuat dan
adaptif memiliki kinerja yang lebih baik bila dibandingkan organisasi yang
seseorang mentaati semua peraturan perusahaan dan norma norma sosial yang
berlaku. Kesadaran itu sendiri adalah sikap seseorang yang secara suka rela
mentaati semua peraturan dan sadar akan tugas tanggung jawabnya sehingga akan
sedangkan kesediaan adalah suatu sikap tingkah laku dan perbuatan seseorang
yang sesuai dengan peraturan perusahaan yang tertulis maupun yang tidak.
dan harus dimiliki oleh seluruh pegawai baik atasan maupun bawahannya, karena
kedisiplinan yang baik merupakan cerminan dari rasa tanggung jawab seseorang
terhadap tugas – tugas yang diberikan kepadanya dan ketaatan terhadap peraturan
manusia adalah suatu sikap yang timbul dari individu sumberdaya manusia untuk
24
sesuai dengan komitmen untuk mengembangkan visi ,misi dan tujuan dari
aktifitas kerja (Hati and Irawati, 2015). Disiplin kerja dibagi menjadi tiga, yaitu:
disiplin merupakan sikap kesetiaan dan ketaatan seseorang atau sekelompok orang
terhadap peraturan – peraturan baik tertulis maupun tidak, yang tercermin dalam
sebagai berikut :
sebagai berikut:
karyawan pada saat masuk kerja atau ketaatan pada saat kunjungan kerumah
bulannya.
2. Bekerja etis, sikap ramah yang dimiliki oleh setiap pegawai, saling
3. Ketaatan pada standar kerja, mengikuti prosedur atau standar kerja, dan
kerja menurut (Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti, 2014) yaitu sebagai berikut:
a. Para pekerja datang ke kantor dengan tertib, tepat waktu, dan teratur maka
disiplin kerja dapat dikatakan baik. Dalam hal ini juga dapat mempengaruhi
produktivitas kerja karyawan, sesuai yang diharapkan oleh perusahaan.
b. Berpakaian rapi di tempat kerja, berpakaian rapi juga merupakan salah satu
faktor yang mempengaruhi disiplin kerja karyawan karena dengan berpakaian
rapi suasana kerja akan terasa nyaman dan rasa percaya diri dalam bekerja
akan tinggi sehingga produktivitas kerja karyawan juga akan tinggi.
c. Menggunakan perlengkapan kantor dengan hati –hati, sikap hati – hati dapat
menunjukkan bahwa seseorang memiliki sikap disiplin kerja yang baik karena
apabila tidak hati – hati dalam menggunakan perlengkapan kantor akan terjadi
kerusakan yang mengakibatkan kerugian –kerugian dan menurunkan
produktivitas kerja.
d. Mengikuti cara kerja yang ditentukan oleh perusahaan, dengan menunjukkan
bahwa karyawan memiliki disiplin kerja yang baik, juga menunjukkan
kepatuhan karyawan terhadap perusahaan yang nantinya dapat meningkatkan
produktivitas kerja karyawan dan keuntungan bagi perusahaan meningkat.
e. Memiliki tanggung jawab yang tinggi terhadap segala tugasnya, maka
menunjukkan bahwa disiplin kerja karyawan tinggi sehingga diharapkan
26
5. Adanya pengawasan
Dalam setiap kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan perlu ada
pengawasan, yang akan mengarahkan para karyawan agar dapat melaksanakan
pekerjaan dengan tepat dan sesuai dengan yang telah ditetapkan. Namun sudah
menjadi tabiat manusia pula bahwa mereka selalu ingin bebas, tanpa terikat
atau di ikat oleh peraturan apa pun juga. Dengan adanya pengawasan, maka
sedikit banyak para pegawai akan terbiasa melaksakan disiplin kerja.
6. Ada tidaknya perhatian kepada para pegawai.
Pegawai tidak hanya puas dengan penerimaan kompensasi yang tinggi,
pekerjaan yang menentang, tetapi juga mereka masih membutuhkan perhatian
yang besar dari pimpinannya sendiri. Keluhan dan kesulitan mereka ingin
didengar, dan dicarikan jalan keluarnya. Pimpinan yang berhasil memberi
perhatian yang besar kepada para pegawai akan dapat menciptakan disiplin
kerja yang baik, karena dia akan selalu dihormati, dan dihargai oleh para
pegawainya, sehingga akan berpengaruh besar kepada prestasi, semangat kerja
dan moral kerja karyawan.
adalah pegawai yang kinerjanya dapat memenuhi target atau sasaran yang
baik maka diperlukan penerapan kinerja. Ukuran kinerja dapat dilihat dari sisi
jumlah dan mutu tertentu sesuai dengan standart yang telah ditetapkan oleh
alat ukurnya atau standarnya) atau intangible (tak dapat ditetapkan alat ukurnya
atau standarnya), tergantung pada bentuk dan proses pelaksanaan pekerjaan itu.
oleh beberapa faktor dan kondisi yang baik itu yang berasal dari dalam diri
pegawai ataupun yang berasal dari luar individu pegawai. Mangkuprawira dan
mengatakan bahwa kinerja adalah hasil dari proses pekerjaan tertentu secara
terencana pada waktu dan tempat dari karyawan serta organisasi bersangkutan.
dipengaruhi oleh faktor intrinsik dan ektrinsik pegawai. Faktor – faktor intrinsik
ekstrinsik yang mempengaruhi kinerja pegawai terdiri dari lingkungan fisik dan
c. Faktor Tim, meliputi kualitas dukungan dan semangat yang diberikan oleh
dan internal.
pada tugas dan pekerjaan. Hal ini berarti bahwa kinerja pegawai dalam sebuah
organisasi ditentukan oleh sikap dan perilaku pegawai terhadap pekerjaannya dan
Amstrong dan Baron (1998:159) seperti dikutip oleh Wibowo (2008:222) adalah
tentang melakukan pekerjaan dan hasil yang dicapai dari pekerjaan tersebut.
ekonomi.
pencapaian hasil atas pelaksanaan tugas tertentu. Kinerja setiap orang dipengaruhi
oleh banyak faktor yang dapat digolongkan pada tiga kelompok, yaitu kompetensi
merupakan suatu hasil dari tindakan orang pekerja sesuai dengan pekerjaannya
dan diawasi oleh orang-orang tertentu yaitu seorang atasan atau pimpinan dan
tindakan yang dihasilkan. Upaya tersebut yaitu berupa hasil kerja (kinerja) yang
dicapai oleh pekerja. Kinerja dapat dihasilkan dari pendidikan, pengalaman kerja
dan profesionalisme. Pendidikan adalah modal dasar dan utama seorang pekerja
dalam mencari kerja dan bekerja. Pengalaman dalam bekerja berkaitan dengan
masa kerja karyawan, semakin lama seseorang bekerja pada suatu bidang
telah mempunyai pengalaman kinerja pada suatu bidang pekerjaan tertentu, maka
yang diperoleh oleh seorang pekerja. Ada beberapa hal untuk membangun
edge) bidang keahliannya, standar kerjanya yang tinggi yang diorientasikan pada
prestasi kerja adalah faktor kemampuan (ability) dan faktor motivasi (motivation).
situasi kerja.
31
yang antara lain temasuk kuantitasa out put, kualitas output, jangka waktu output,
kehadiran ditempat kerja dan sikap kooperatif. Adapun menurut Dharma (2002:1),
“kinerja adalah suatu yang di kerjakan, produk atau jasa yang di hasilkan atau di
(1993:150) ada 6 kriteria yang digunakan untuk mengukur sejauh mana kinerja
bagi pencapaian tujuan organisasi. Tentu saja kriteria adanya nilai tambah
mempunyai nilai tambah bagi suatu organisasi atas penggunaan sumber daya yang
telah dikeluarkan. Untuk mencapai kinerja yang tinggi, setiap individu dalam
Ketiga faktor tersebut penting, kegagalan dalam salah satu faktor tersebut dapat
lingkungan pekerjaan,
c. Tingkat motivasi kerja. Motivasi kerja adalah daya energy yang membara,
melalui pengaturan atas faktor pembentukan motivasi kerja dan kemampuan kerja.
dan aktualisasi diri sedangkan upaya untuk meningkatkan kemampuan kerja dapat
bagi perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan. Ada beberapa faktor yang
sistem kerja, teknik produksi, dan adanya peningkatan keterampilan tenaga kerja.
34
Seperti telah dikutip di atas bahwa kinerja setiap orang dipengaruhi oleh
fisik dan kesehatan jiwa, pendidikan, pelatihan, dan pengalaman kerja dan
motivasi dan etos kerja: bekerja sebagai tantangan dan memberi kepuasan,
(Simanjuntak, 2005:10-16).
definisikan sebagai prosedur apa saja yang meliputi : Penetapan standart kinerja,
Memberi umpan balik kepada karyawan dengan tujuan memotivasi orang tersebut
untuk menghilangkan kemerosotan kineja atau terus berkinerja lebih tinggi lagi.
Kriteria penilaian kinerja dapat dilihat melalui beberapa dimensi, yaitu kegunaan
35
kinerja perbaikan kinerja individu pada waktu yang akan dating. Penilaian kinerja
ini pada umumnya mencakup semua asperk dari pelaksanaan pekerjaan. Dari
definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa penilaian kinerja merupakan suatu
proses yang dilakukan oleh perusahaan untuk menilai kinerja pegawainya, dengan
tujuan secara umum adalah untuk memberikan umpan balik (feedback) kepada
penyesuaian kompensasi.
f. Cooperation : consider ability to work for and with other. Are assigments,
profesional sambil menjunjung tinggi norma etika, kode etik profesi, serta
yang dapat dinilai yang hampir sama dengan pernyataan dari Mondy, Noe dan
Pemeaux yang juga digunakan sebagai indicator kinerja dalam penelitian ini ,
yaitu :
a. Kualitas, tingkat dimana proses atau hasil dari kegiatan yang sempurna
dengan kata lain melaksanakan kegiatan dengan cara yang ideal atau
dapat diketahui dan diidentifikasi pelatihan tambahan apa saja yang masih
38
mana kita memandangnya, apakah itu dari sisi yang dinilai yakni karyawannya,
sisi penilai yaitu jajaran manajer yang melakukan penilaian, atau dari sisi
dengan akurat,
miliki.
kinerja karyawan,
39
karyawannya.
a. Meningkatkan komunikasi,
d. Dan dari semua itu, tujuan dari diadakannya penilaian kinerja ini adalah
Penilaian kinerja dalam industri jasa atau service dapat dilakukan oleh
pihak ekternal yaitu dengan melibatkan konsumen sebagai pihak penilai kinerja.
Perspektif pelanggan jasa, lebih dilihat sebagai pengalaman berupa transaksi inti
dan pengalaman personal, yang porposinya berbeda-beda antar output jasa dan
jasa pelayanan memegang peranan sangat penting untuk memberikan efek positif
atau negatif pada perusahaan. Oleh sebab itu penilaian kinerja karyawan pada
perusahaan jasa akan sangat baik dilakukan oleh konsumen berdasarkan kualitas
Kehandalan, yaitu :
pelayanan jasa secara tepat dan tanggap serta ada kepastian waktu untuk
penyampaian jasa ,
41
memuaskan,
ada pengaruh signifikan dari sistem manajemen mutu ISO 9001 terhadap budaya
organisasi dan kinerja karyawan tidak dipengaruhi secara signifikan oleh sistem
manajemen mutu ISO 9001, namun demikian penelitian ini sulit mendapat
9001:2008 berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja dan kinerja
pegawai, dan kepuasan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
pegawai.
42
strengthening achievement and extension, and weakening control); levels the role
avoidance.
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
N Nama/ Judul Hasil Riset
Tahun Penelitian Penelitian
o
1 Ismainia Implikasi Penerapan Hasil penelitian ini menunjukkan
dan Sistem Manajemen bahwa ada pengaruh signifikan dari
Gunawa Mutu terhadap sistem manajemen mutu ISO 9001
n (2017) Kinerja Karyawan terhadap budaya organisasi dan kinerja
dan Budaya karyawan tidak dipengaruhi secara
Organisasi” signifikan oleh sistem manajemen
mutu ISO 9001, namun demikian
penelitian ini sulit mendapat dukungan
dari pihak perusahaan, sehingga
peneliti selanjutnya agar lebih
menyakinkan perusahaan untuk dapat
bekerja sama
2 JuanaI The Impact Of ISO Hasil yang diperoleh menunjukkan
(2016) 9000 Implementation bahwa implementasi ISO 9001:2008
On Organisational berpengaruh positif dan signifikan
Culture, terhadap kepuasan kerja dan kinerja
Organisational pegawai, dan kepuasan kerja
Climate, Role Stress
berpengaruh positif dan signifikan
And Coping Strategy
terhadap kinerja pegawai.
pencapaian hasil atas pelaksanaan tugas tertentu. Kinerja setiap orang dipengaruhi
oleh banyak faktor yang dapat digolongkan pada tiga kelompok, yaitu kompetensi
rekomendasi untuk desain dan penilaian dari suatu sistem manajemen mutu, yang
yang ditetapkan ini dapat merupakan kebutuhan dari pasar tertentu, sebagaimana
pencapaian hasil atas pelaksanaan tugas tertentu. Kinerja setiap orang dipengaruhi
oleh banyak faktor yang dapat digolongkan pada tiga kelompok, yaitu kompetensi
budaya berarti pikiran atau akal budi. Menurut Tika (2008) yang mengutip
pendapat Owens, budaya adalah suatu sistem pembagian nilai dan kepercayaan
yang berinteraksi dengan orang dalam suatu organisasi, struktur organisasi, dan
pencapaian hasil atas pelaksanaan tugas tertentu. Kinerja setiap orang dipengaruhi
oleh banyak faktor yang dapat digolongkan pada tiga kelompok, yaitu kompetensi
seseorang mentaati semua peraturan perusahaan dan norma norma sosial yang
berlaku. Kesadaran itu sendiri adalah sikap seseorang yang secara suka rela
mentaati semua peraturan dan sadar akan tugas tanggung jawabnya sehingga akan
45
sedangkan kesediaan adalah suatu sikap tingkah laku dan perbuatan seseorang
yang sesuai dengan peraturan perusahaan yang tertulis maupun yang tidak.
dan harus dimiliki oleh seluruh pegawai baik atasan maupun bawahannya, karena
kedisiplinan yang baik merupakan cerminan dari rasa tanggung jawab seseorang
terhadap tugas – tugas yang diberikan kepadanya dan ketaatan terhadap peraturan
Uji F
Uji t
Kualitas Budaya (X2)
Kinerja Karyawan (Y)
Uji t
Disiplin Kerja (X3)
hipotesis yang dapat disusun pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
46
kinerja karyawan
karyawan
PENELITIAN
penelitian yaitu pada PT Elnusa Pertrofin yang beralamat di Desa Hagu Teungoh,
Kecamatan Banda Sakti, Kota Lhokseumawe. Kode Pos 24351. Waktu penelitian
Penelitian ini dimulai dari bulan Desember 2020 hingga selesai. Sementara objek
penelitian ini adalah Penerapan ISO 9001, kualitas budaya organisasi dan kinerja
3.2.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/ subjek yang
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan pada PT Elnusa Pertrofin
yaitu 69 Orang
3.2.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah maupun karakteristik yang dimiliki oleh
populasi dan dipilih secara hati-hati dari populasi tersebut (Ikhsan, 2014).
Pemilihan sampel dalam penelitian ini didasarkan pada Sampling Jenuh. Menurut
48
Sugiyono (2012:61) Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua
anggota populasi digunakan sebagai sampel. Istilah lain sampel jenuh adalah
Tabel 3.1
Sampel Penelitian
Kriteria Pemilihan Sampel Jumlah Orang
Buruh Kontrak 43 Orang
Funding Officer (FO) 2 Orang
Customer Service (CS) 4 Orang
Buruh Lepas 3 Orang
Bagian Operasional dan Layanan 2 Orang
Bagian Penunjang Operasional 3 Orang
Bagian Penunjang Bisnis 4 Orang
Mikro 3 Orang
Marketing 5 Orang
Total 69 Orang
Sumber data : data primer (data diolah penulis, 2021)
positif (maksimal) diberi nilai paling besar (5) dan tanggapan negatif (minimal)
diberi nilai paling kecil (1). Berikut ini disajikan nilai untuk stiap pilihan jawaban
Tabel 3.2
Menunjukkan Nilai Untuk Setiap Pilihan Jawaban
Jawaban Nilai
Sangat Setuju (SS) 5
Setuju (S) 4
Netral (N) 3
Tidak Setuju (TS) 2
Sangat Tidak Setuju (STS) 1
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data
primer adalah sumber data yang diperoleh secara langsung dari sumber asli atau
tidak melalui perantara (Indriantoro et al., 2014). Data diperoleh dari hasil
Tabel 3.3
Definisi Operasional Variabel Penelitian
No Variabel Definisi Indikator Skala
1 Penerapan ISO 9001:2000 adalah 1. Ruang Lingkup
ISO 9001 suatu standar internasional 2. Referensi
(X1) untuk sistem manajemen mutu. Normatif
ISO 9001:2000 menetapkan 3. Istilah dan
persyaratan-persyaratan dan Definisi
rekomendasi untuk desain dan 4. Sistem
penilaian dari suatu sistem Manajemen
manajemen mutu, yang Mutu
bertujuan untuk 5. Tanggung
menjamin bahwa organisasi Jawab
akan memberikan produk Manajemen
(barang atau jasa) yang 6. Manajemen
memenuhi persyaratan yang Sumber Daya
ditetapkan. Persyaratan- Manusia Likert
persyaratan yang ditetapkan ini 7. Realisasi
dapat merupakan kebutuhan Produk
dari pasar tertentu, sebagaimana
ditentukan oleh organisasi. ISO
9001:2000 bukan merupakan
standar produk, karena tidak 8. Pengukuran,
menyatakan persyaratan- Analisis dan
persyaratan yang harus dipenuhi Peningkatan
oleh produk (barang atau jasa).
4 Kinerja
Karyawan Menurut Simanjuntak
(Y) (2005:221), definisi kinerja 1. Kualitas Kerja
adalah tingkat pencapaian hasil
atas pelaksanaan tugas tertentu.
Kinerja setiap orang 2. Kuantitas Kerja
dipengaruhi oleh banyak faktor
yang dapat digolongkan pada Likert
tiga kelompok, yaitu
kompetensi individu orang yang
bersangkutan, dukungan
organisasi, dan dukungan 3. Keterampilan
manajemen Kerja
sebuah alat ukur dapat difungsikan untuk mengukur sesuatu yang seharusnya
52
diukur. Tolak ukur suatu instrumen yang valid yaitu apabila nilai Corrected Item-
pengukuran kembali dilakukan pada fenomena dan alat ukur yang serupa. Tolak
ukur suatu instrumen yang realibel yaitu apabila nilai Cornbach Alpha lebih besar
dari 0,60.
data yang berdistribusi normal antara variabel terikat dengan variabel bebas dalam
model regresi. Tolak ukur suatu data agar dinyatakan berdistribusi normal yaitu
apakah dalam model regresi ditemukan adanya kolerasi antar variabel bebas.
melihat nilai Variable Inflation Factor (VIF) dan tolerance. Suatu model regresi
53
bebas dari masalah multikolinearitas apabila nilai tolerance lebih dari 0.1 dan VIF
apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan
ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda
maka disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang terdapat
antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dan residualnya (SRESID). Deteksi
tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y dan
berikut:
a. Jika pola tertentu seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu yang
b. Jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik yang menyebar di atas dan di
Analisis yang digunakan dalam peneltian ini adalah analisis regresi linear
kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih, dan juga menunjukkan arah
Model ini digunakan untuk menguji apakah ada hubungan sebab akibat
antar variabel untuk meneliti seberapa besar pengaruh antara variabel dependen,
yaitu pengalaman kerja, motivasi dan disiplin kerja dengan variabel dependen
Y =α + β 1 X 1+ β2 X 2 + β 3 X 3 +ϵ
Keterangan:
Y = Kinerja Karyawan
= Konstanta
Β1 = Koefisien Regresi Penerapan ISO
Β2 = Koefisien Regresi Budaya Organisasi
Β3 = Koefisien Regresi Disiplin Kerja
1 = Penerapan ISO
2 = Budaya Organisasi
3 = Disiplin Kerja
ϵ = Tingkat Kesalahan Atau Tingkat Gangguan (Error Term)
55
Pengujian ini akan membandingkan hasil perhitungan thitung dan ttabel. Adapun
kriterianya adalah:
variabel dependen yang diuji secara signifikan 0,05 (Ghozali, 2012:98). Kriteria
a. Jika Fhitung > Ftabel, maka H4 diterima. Artinya secara simultan Penerapan
KUISIONER PENELITIAN
Sangat
Sangat Tidak
No Pertanyaan Setuju Netral Tidak
Setuju Setuju
Setuju
Penerapan Sertifikasi ISO 9001
1 ruang lingkup penerapan sertifikasi ISO 9001 sesuai dengan
kegiatan operasional PT Elnusa Petrofin.
2 penerapan sertifikasi ISO 9001 pada PT Elnusa Petrofin sesui
dengan Referensi Normatif yang berlaku.
3 istilah dan definisi penerapan sertifikasi ISO 9001 diketahui oleh
karyawan PT Elnusa Petrofin
4 sistem manajemen mutu pada PT Elnusa Petrofin mengacu pada
Sertifikasi ISO 9001
5 Manajer perusahaan sudah bertanggung jawab atas penerapan
sertifikasi ISO 9001
6 Penerapan sertifikasi ISO 9001 digunakan untuk mengatur sumber
daya manusia PT Elnusa Petrofin
7 Penerapan sertifikasi ISO 9001 terrealisasi dengan baik pada PT
Elnusa Petrofin
8 PT Elnusa Petrofin berupaya dalam melakukan pengukuran, analisis
dan peningkatan penerapan sertifikasi ISO 9001
DAFTAR PUSTAKA
Adam, M. (2018) The Role of Human Resource Management (HRM) for the
Implementation of Sustainable Product-Service Systems (PSS) An Analysis
of Fashion Retailers. International Journal of Economics and Business
Administration.
Elqadri, Z. M., et al. (2015). The Influence of Motivation and Discipline Work
against Employee Work Productivity Tona’an Markets. Review of European
Studies.
Febri, Ananta, I. & Dewi Adnyani, I. (2016) Pengaruh Disiplin Kerja Dan Budaya
Orgasnisasi Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Pada Villa Mahapala
Sanur-Denpasar, E-Jurnal Manajemen Universitas Udayana.
Febrianti, N. R., et al. (2019) Pengaruh Motivasi Kerja dan Pengalaman Kerja
terhadap Produktivitas Tenaga Kerja Pengrajin Kuningan di Kecamatan
Tapen Kabupaten Bondowoso, Jurnal Pendidikan Ekonomi,
Graff Zivin, J. S., & Neidell, M. J. (2011). The Impact of Pollution on Worker
Productivity . Nber Journal
Irawan, Muhammad Rizal Nur. (2018) Pengaruh Gaji Dan Insentif Terhadap
Produktivitas Kerja Karyawan Pada PT. Mahkota Sakti Jaya Sidoarjo,
ECOPRENEUR
Mania, S. (2018) Observasi Sebagai Alat Evaluasi Dalam Dunia Pendidikan Dan
Pengajaran, Lentera Pendidikan : Jurnal Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.
Rainie, B. Y. L. & Anderson, J. (2017) The Future of Jobs and Job Trainings,
United States: John Wiley & Sons Inc.
Sekaran, U., & Bougie, R. (2003) Research Method For Business: A Skill
Building Approach, 5th Edition, United States: John Wiley & Sons Inc.
62