Anda di halaman 1dari 10

Paper Etika Administrasi Negara

KAIDAH TRANSPARANSI DAN KEPENTINGAN UMUM

Disusun Oleh :
Ayudya Lisindarti

(F1B012067)

Nadya Nursuciani R

(F1B013003)

Latifa Shara

(F1B013012)

Desya Armeta

(F1B013014)

Pratiwi Asprilia

(F1B013025)

Robi Aditia

(F1B013034)

Nur Inayah Pangesti

(F1B013044)

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PURWOKERTO
2015

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Transparansi merupakan salah satu prinsip yang sangat dijunjung pada zaman
reformasi

ini,

terutama

dalam

bidang

pemerintahan

sebagai

penggerak

roda

penyelenggaraan negara. Suatu pemerintahan dikatakan transparan, jika dalam


penyelenggaraan pemerintahannya terdapat kebebasan aliran informasi dalam berbagai
proses kelembagaan sehingga mudah diakses oleh mereka yang membutuhkan. Informasi
merupakan salah satu bagian yang sangat penting bagi kehidupan masyarakat di dunia saat
ini, terlebih jika kita tinggal dalam suatu negara demokrasi yang mengenal adanya
pengakuan terhadap kebebasan dalam memperoleh informasi bagi rakyatnya. Tertutupnya
kebebasan dalam memperoleh informasi dapat berdampak pada banyak hal seperti
rendahnya tingkat pengetahuan dan wawasan warga negara yang pada akhirnya juga
berdampak pada rendahnya kualitas hidup suatu bangsa. Sementara itu dari segi
penyelenggaraan pemerintahan, tidak adanya informasi yang dapat diakses oleh publik
dapat berakibat pada lahirnya pemerintahan yang otoriter dan tidak demokratis.
Pada dasarnya, pemerintahan di negara-negara demokrasi telah menyadari bahwa
terciptanya keterbukaan dalam memperoleh informasi bagi publik dapat memberikan
dampak positif bagi kehidupan sosial, politik, ekonomi, dan hukum di negaranya.
Keterbukaan informasi dalam penyelenggaraan pemerintahan juga merupakan salah satu
wujud komitmen pemerintah dalam melaksanakan prinsip-prinsip good governance dan
demokratisasi pemerintahan, di mana salah satu butir di antara butir-butir good
governance adalah adanya keterbukaan pemerintah (transparency) kepada masyarakat.
Keterbukaan akses informasi bagi publik di sisi lain juga dapat menjadi salah satu
alat penunjang kontrol masyarakat atas kinerja pemerintah ataupun unit-unit kerjanya.
Dalam konteks bidang keamanan dan pertahanan, setiap negara demokrasi juga membuka
ruang-ruang tersedianya informasi yang dapat diakses masyarakat. Hal ini dimaksudkan
agar hak-hak warga negara tetap terjaga dan tidak terenggut. Di samping itu, adanya
keterbukaan memperoleh informasi juga dapat menjadikan aktor pertahanan menjadi lebih
profesional selalu bertindak dengan berdasarkan hukum.
Sebagai sebuah negara yang demokratis, Indonesia juga tentunya harus tetap
memandang bahwa kebebasan memperoleh informasi bagi publik merupakan suatu hal

yang pada dasarnya harus tetap dijaga. Adapun terkait beberapa hal yang sifatnya
"rahasia" di mana di dalamnya terdapat hal-hal yang sensitif terutama menyangkut
persoalan kedaulatan negara haruslah dapat didefinisikan dengan jelas dan tetap mengacu
pada

Undang-Undang

Keterbukaan

Informasi

Publik.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan transparansi dan kepentingan umum, jika ditinjau
berdasarkan teorinya?
2. Bagaimana keterkaitan antara transparansi dan kepentingan umum?
C. TUJUAN
1. Untuk menjelaskan transparansi dan kepentingan umum yang ditinjau
berdasarkan teori-teori yang telah ada.
2. Untuk mengetahui keterkaitan antara transparansi dengan kepentingan umum.

BAB II
PEMBAHASAN
I. TEORI TRANSPARANSI DAN KEPENTINGAN UMUM
Teori transparansi
Transparansi dibangun atas dasar arus informasi yang bebas. Seluruh proses
pemerintahan, lembaga-lembaga, dan informasi perlu dapat diakses oleh pihak-pihak
yang berkepentingan dan informasi yang tersedia harus memadai agar dapat dimengerti
dan dapat dipantau. Untuk lebih memahami transparansi, berikut akan dijabarkan definisi
transparansi, yaitu :
Menurut Andrianto (2007), Transparansi adalah keterbukaan secara sungguhsungguh, menyeluruh, dan memberi tempat bagi partisipasi aktif dari seluruh lapisan
masyarakat dalam proses pengelolaan sumber daya publik. Sedangkan menurut tokoh
lain seperti Mardiasmo dalam Kristianten (2006:45), Transparansi adalah keterbukaan
pemerintah dalam memberikan informasi yang terkait dengan aktivitas pengelolaan
sumber daya publik kepada pihak yang membutuhkan yaitu masyarakat.
Agus Dwiyanto (2006:80) mendefinisikan transparansi sebagai penyediaan
informasi tentang pemerintahan bagi publik dan dijaminnya kemudahan di dalam
memperoleh informasi-informasi yang akurat dan memadai. Agus Dwiyanto juga
mengemukakan tiga indikator yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat transparansi
penyelenggaraan pemerintahan, yakni :
1. Mengukur tingkat keterbukaan proses penyelenggaraan pelayanan publik. Persyaratan,
biaya, waktu dan prosedur yang ditempuh harus dipublikasikan secara terbuka dan mudah
diketahui oleh yang membutuhkan, serta berusaha menjelaskan alasannya.
2. Merujuk pada seberapa mudah peraturan dan prosedur pelayanan dapat dipahami oleh
pengguna dan stakeholders yang lain. Aturan dan prosedur tersebut bersifat simple,
straightforward and easy to apply (sederhana, langsung dan mudah diterapkan) untuk
mengurangi perbedaan dalam interpretasi.
3. Kemudahan memperoleh informasi mengenai berbagai aspek penyelenggaraan pelayanan
publik. Informasi tersebut bebas didapat dan siap tersedia (freely dan readily available).
Prinsip transparansi pemerintahan paling tidak dapat diukur melalui sejumlah indikator,
diantaranya yaitu :
a. Adanya sistem keterbukaan dan standarisasi yang jelas dan mudah dipahami dari semua
proses-proses penyelenggaraan pemerintahan.

b. Adanya mekanisme yang memfasilitasi pertanyaan-pertanyaan publik tentang prosesproses dalam penyelenggaraan pemerintahan.
c. Adanya mekanisme pelaporan maupun penyebaran informasi penyimpangan tindakan
aparat publik di dalam kegiatan penyelenggaraan pemerintahan.
Dari pengertian diatas menjelaskan bahwa transparansi tidak hanya sekedar
menyediakan informasi tentang penyelenggaraan pemerintahan, namun harus disertai
dengan kemudahan bagi masyarakat untuk memperoleh informasi tersebut. Dari ketiga
definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa transparansi adalah kebebasan bagi setiap orang
untuk memperoleh dan mengakses informasi yang dibutuhkan, transparansi diperlukan
guna menunjang kinerja pemerintah, dimana transparansi akan berpengaruh pada
kepercayaan terhadap apa yang dilakukan pemerintah (kebijakan). Sehingga pemerintah
akan leluasa dalam menjalankan tugas dan fungsinya selagi tidak memberatkan
masyarakat.
Kepentingan Umum
Kepentingan umum dalam hal ini sangat berkaitan dengan salah satu asas/prinsip
yang terdapat dalam penyelenggaraan negara yang tercantum dalam Undang-Undang
Nomor 28 tahun 1999 (Good Governance), yakni Asas Kepentingan Umum. Asas
kepentingan umum adalah asas yang mendahulukan kesejahteraan umum dengan cara
aspiratif, akomodatif, dan selektif.
Kepentingan publik merupakan bagian dan arah dari misi organisasai, karena
kinerja organisasi itu sendiri berorientasi pada pelayanan kepada publik. Dalam
organisasi publik, sulit untuk ditemukan alat ukur kinerja yang sesuai. Bila dikaji dari
tujuan dan misi utama kehadiran organisasi publik adalah untuk memenuhi kebutuhan
dan melindungi kepentingan publik, kelihatannya sederhana sekali ukuran kinerja
organisasi publik, namun tidaklah demikian kenyataannya, karena hingga kini belum
ditemukan kesepakatan tentang ukuran kinerja organisasi publik. Salah satu kesulitan
yang dihadapi organisasi dalam mengukur kinerja dalam pelayanan kepentingan public
dijelaskan oleh Dwiyanto (1995: 1), kesulitan dalam pengukuran kinerja organisasi
pelayanan publik sebagian muncul karena tujuan dan misi organisasi publik seringkali
bukan hanya kabur akan tetapi juga bersifat multidimensional. Organisasi publik
memiliki stakeholders yang jauh lebih banyak dan kompleks ketimbang organisasi
swasta.

II.

KETERKAITAN TRANSPARANSI DAN KEPENTINGAN UMUM


Telah dikemukakan pada paragraf diatas, bahwa transparansi merupakan tonggak
yang diperlukan dalam setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah. Transparansi
menjadi sebuah pencapaian yang sangat diidamkan oleh setiap lapisan masyarakat dan
stakeholders sebagai sebuah langkah untuk dapat mengontrol kinerja pemerintah dan
kebijakan publik yang dibuat. Dimana transparansi tersebut akan memiliki dampak yang
cukup signifikan terhadap semua aspek, seperti akuntabilitas, kapabilitas, responsibilitas,
dan sebagainya.
Sebagaimana kita tahu, bahwa masyarakat maupun stakeholders memegang
peranan penting dalam mendukung kegiatan transparansi tersebut agar berjalan lancar
dan efektif. Salah satu bentuk keterkaitan antara transparansi dengan kepentingan umum
ialah mengenai informasi publik. Informasi publik telah diatur dalam Undang-Undang
Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik. Didalamnya terdapat
pengertian mengenai informasi publik, yakni keterangan, pernyataan, gagasan, dan tandatanda yang mengandung nilai, makna, dan pesan, baik data, fakta maupun penjelasannya
yang dapat dilihat, didengar, dan dibaca yang disaj ikan dalam berbagai kemasan dan
format sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi secara
elektronik ataupun nonelektronik.
Didalam Undang-Undang tersebut juga terdapat sebuah komisi yang menaungi
permasalahan yang berkaitan dengan keterbukaan informasi publik. Sudah sangat jelas
apabila pemerintah sudah bersungguh-sungguh untuk melaksanakan transparansi,
khususnya dalam informasi publik sebagai ranah masyarakat untuk dapat mengontrol apa
yang dilakukan pemerintah.
Jikalau menilik berdasarkan sejarah di masa lampau, kita dapat membandingkan
bentuk transparansi yang ada di masa Orde Baru dan masa Reformasi, dimana selama
masa pemerintahan Orde Baru, keterbukaan untuk memperoleh informasi sangat dibatasi
pemerintah. Bahkan, beberapa media yang sangat kritis dan lugas dalam menyajikan
informasi dengan sangat mudah dibekukan pemerintah. Dengan alasan kerahasiaan,
pemerintah Orde Baru banyak mengotrol berbagai informasi yang akan keluar dan
diterima masyarakat sehingga sangat wajar apabila informasi yang akan disajikan media
harus melewati pengawasan yang ketat. Hal ini tentunya dimaksudkan agar tidak terjadi
gejolak perlawanan di dalam masyarakat.

Tertutupnya pintu untuk memperoleh informasi juga sangat berdampak negatif


pada lemahnya jaminan kepastian hukum dan perlindungan HAM bagi masyarakat,
pemerintahan pun pada akhirnya menjadi pemerintahan yang otoriter sehingga sangat
wajar apabila berbagai kalangan berpendapat bahwa pada masa Orde Baru banyak sekali
terjadi kasus penculikan aktivis yang sangat vokal mengkritisi kebijakan pemerintah.
Dengan mengatasnamakan keamanan dan rahasia negara, pemerintah Orde Baru juga
telah menafsirkan sifat kerahasiaan negara demi kepentingan dan keberlangsungan
kekuasaannya sehingga mengakibatkan banyak pihak yang menjadi khawatir dengan
setiap tindakan dan ucapan mereka karena selalu diintai.
Jatuhnya tampuk kekuasaan Orde Baru telah membuka harapan bagi kehidupan
bernegara yang lebih demokratis, dan keterbukaan pemerintah terhadap masyarakat
menjadi salah satu tuntutan dalam agenda perjuangan reformasi. Keterbukaan pemerintah
kepada masyarakat merupakan suatu hal yang memang sudah selayaknya dilakukan sejak
dahulu sebab Indonesia adalah negara yang menganut sistem demokrasi, sebuah negara
demokrasi yang lahir dari kedaulatan rakyat sehingga kedaulatan sepenuhnya berada di
tangan rakyat. Oleh karena itu, pemerintah wajib bersikap transparan kepada rakyatnya.
Dalam hal ini, transparansi informasi publik mampu memiliki manfaat yang
sangat besar, dimana kita tahu bentuk transparansi di sektor pemerintahan sangat
dibutuhkan. Manfaat transparansi informasi publik diantaranya adalah :
1. Publik yang lebih banyak mendapat informasi dapat berpartisipasi lebih baik
dalam proses demokrasi;
2. Parlemen, pers dan publik harus dapat dengan wajar mengikuti dan meneliti
tindakan- tindakan pemerintah; kerahasiaan adalah hambatan terbesar pada
pertanggung jawaban pemerintah;
3. Pegawai pemerintahan mengambil keputusan-keputusan penting yang berdampak
pada kepentingan publik; dan agar bertanggung jawab pemerintah harus
menyediakan informasi yang lengkap mengenai apa yang dikerjakan;
4. Arus informasi yang lebih baik menghasilkan pemerintahan yang efektif dan
membantu pengembangan yang lebih fleksibel;
5. Kerjasama antara publik dan pemerintah akan semakin erat karena informasi yang
semakin banyak tersedia.
Selain manfaat diatas, ternyata transparansi memiliki dampak yang lebih luas lagi,
yakni untuk mewujudkan Good Governance. Perwujudan kepemerintahan yang baik

(good governance) yang sasaran pokoknya adalah terwujudnya penyelenggaraan


pemerintahan yang: professional, berkepastian hukum, transparan, akuntabel, memiliki
kredibilitas, bersih dan bebas KKN; peka dan tanggap terhadap segenap kepentingan dan
aspirasi yang didasari etika, semangat pelayanan, dan pertanggungjawaban publik; dan
integritas pengabdian dalam mengemban misi perjuangan bangsa untuk mewujudkan
cita-cita dan tujuan bernegara (Mustopadidjaja, 2003).
Transparansi adalah keterbukaan pemerintahan dalam membuat kebijakankebijakan, sehingga dapat diketahui dan diawasi oleh DPR dan masyarakat. Transparansi
pada akhirnya akan menciptakan horizontal accountabilility antara pemerintah dengan
masyarakat. Ini akan menciptakan pemerintahan yang bersih, efektif, efisien, akuntabel,
dan responsive terhadap aspirasi dan kepentingan masyarakat.
Keterbukaan pemerintahan merupakan syarat mutlak bagi suatu pemerintahan
yang efisien. Keterbukaan mengandung makna bahwa setiap orang mengetahui proses
pengambilan keputusan oleh pemerintah. Dengan mengetahui memungkinkan masyarakat
itu memikirkan dan pada akhirnya ikut memutus. Ada tiga unsur utama keterbukaan
pemerintah yang memungkinkan peran serta masyarakat: mengetahui proses pengambilan
keputusan rancangan rencana (meeweten); memikirkan bersama pemerintah mengenai
keputusan/rancangan rencana yang dilakukan pemerintah (meedenken); dan memutuskan
bersama pemerintah (meebelissen).

BAB III PENUTUP


Kesimpulan
Transparansi merupakan prinsip menciptakan kepercayaan timbal-balik antara
pemerintah dan masyarakat melalui penyediaan informasi dan menjamin kemudahan
didalam memperolehnya. Dalam penyelenggaran pemerintah di suatu negara, terdapat
tiga komponen besar yang harus diperhatikan karena peran dan fungsi yang sangat
berpengaruh dalam menentukan maju mundurnya pengelolahan negara. Transparansi
adalah suatu proses keterbukaan dari para pengelola manajemen, utamanya manajemen

publik, untuk membangun akses dalam proses pengelolaan sehingga arus informasi
keluar dan masuk berimbang.
Tranparansi sebagai salah satu prinsip dari terwujudnya Good Governance harus
dapat dijalankan dengan sungguh-sungguh dan penuh tanggungjawab dari pemerintah.
Sehingga apabila transparansi dapat dijalankan sebagaimana mestinya, maka akan
menciptakan suatu suasana yang harmonis antara pemerintah, masyarakat, dan
stakeholders. Good Governance merupakan muara dari diadakannya transparansi
infomasi publik.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.bppk.kemenkeu.go.id/publikasi/artikel/168-artikel-pengembangan-sdm/10175transparansi-mewujudkan-good-governance (diakses pada tanggal 18 Desember 2015)

http://kopiapung.blogspot.co.id/2013/05/etika-pemerintahan-tentang-transparansi.html
(diakses pada tanggal 18 Desember 2015)

https://www.google.co.id/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwjnhJ2moePJAh
XnhaYKHQfBDmUQFggaMAA&url=http%3A%2F%2Fherwanparwiyanto.staff.uns.ac.id
%2Ffiles%2F2009%2F05%2Fkaidah-transparansi-kepentinganumum1.doc&usg=AFQjCNEVa10FkTO6Rstp6QgNTHxV5Mz6hg&sig2=IJ1KDrb2yF_pgSOezI
dD3Q&bvm=bv.110151844,d.dGY (diakses tanggal 14 Desember 2015)

Anda mungkin juga menyukai