Disusun Oleh :
Ayudya Lisindarti
(F1B012067)
Nadya Nursuciani R
(F1B013003)
Latifa Shara
(F1B013012)
Desya Armeta
(F1B013014)
Pratiwi Asprilia
(F1B013025)
Robi Aditia
(F1B013034)
(F1B013044)
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Transparansi merupakan salah satu prinsip yang sangat dijunjung pada zaman
reformasi
ini,
terutama
dalam
bidang
pemerintahan
sebagai
penggerak
roda
yang pada dasarnya harus tetap dijaga. Adapun terkait beberapa hal yang sifatnya
"rahasia" di mana di dalamnya terdapat hal-hal yang sensitif terutama menyangkut
persoalan kedaulatan negara haruslah dapat didefinisikan dengan jelas dan tetap mengacu
pada
Undang-Undang
Keterbukaan
Informasi
Publik.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan transparansi dan kepentingan umum, jika ditinjau
berdasarkan teorinya?
2. Bagaimana keterkaitan antara transparansi dan kepentingan umum?
C. TUJUAN
1. Untuk menjelaskan transparansi dan kepentingan umum yang ditinjau
berdasarkan teori-teori yang telah ada.
2. Untuk mengetahui keterkaitan antara transparansi dengan kepentingan umum.
BAB II
PEMBAHASAN
I. TEORI TRANSPARANSI DAN KEPENTINGAN UMUM
Teori transparansi
Transparansi dibangun atas dasar arus informasi yang bebas. Seluruh proses
pemerintahan, lembaga-lembaga, dan informasi perlu dapat diakses oleh pihak-pihak
yang berkepentingan dan informasi yang tersedia harus memadai agar dapat dimengerti
dan dapat dipantau. Untuk lebih memahami transparansi, berikut akan dijabarkan definisi
transparansi, yaitu :
Menurut Andrianto (2007), Transparansi adalah keterbukaan secara sungguhsungguh, menyeluruh, dan memberi tempat bagi partisipasi aktif dari seluruh lapisan
masyarakat dalam proses pengelolaan sumber daya publik. Sedangkan menurut tokoh
lain seperti Mardiasmo dalam Kristianten (2006:45), Transparansi adalah keterbukaan
pemerintah dalam memberikan informasi yang terkait dengan aktivitas pengelolaan
sumber daya publik kepada pihak yang membutuhkan yaitu masyarakat.
Agus Dwiyanto (2006:80) mendefinisikan transparansi sebagai penyediaan
informasi tentang pemerintahan bagi publik dan dijaminnya kemudahan di dalam
memperoleh informasi-informasi yang akurat dan memadai. Agus Dwiyanto juga
mengemukakan tiga indikator yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat transparansi
penyelenggaraan pemerintahan, yakni :
1. Mengukur tingkat keterbukaan proses penyelenggaraan pelayanan publik. Persyaratan,
biaya, waktu dan prosedur yang ditempuh harus dipublikasikan secara terbuka dan mudah
diketahui oleh yang membutuhkan, serta berusaha menjelaskan alasannya.
2. Merujuk pada seberapa mudah peraturan dan prosedur pelayanan dapat dipahami oleh
pengguna dan stakeholders yang lain. Aturan dan prosedur tersebut bersifat simple,
straightforward and easy to apply (sederhana, langsung dan mudah diterapkan) untuk
mengurangi perbedaan dalam interpretasi.
3. Kemudahan memperoleh informasi mengenai berbagai aspek penyelenggaraan pelayanan
publik. Informasi tersebut bebas didapat dan siap tersedia (freely dan readily available).
Prinsip transparansi pemerintahan paling tidak dapat diukur melalui sejumlah indikator,
diantaranya yaitu :
a. Adanya sistem keterbukaan dan standarisasi yang jelas dan mudah dipahami dari semua
proses-proses penyelenggaraan pemerintahan.
b. Adanya mekanisme yang memfasilitasi pertanyaan-pertanyaan publik tentang prosesproses dalam penyelenggaraan pemerintahan.
c. Adanya mekanisme pelaporan maupun penyebaran informasi penyimpangan tindakan
aparat publik di dalam kegiatan penyelenggaraan pemerintahan.
Dari pengertian diatas menjelaskan bahwa transparansi tidak hanya sekedar
menyediakan informasi tentang penyelenggaraan pemerintahan, namun harus disertai
dengan kemudahan bagi masyarakat untuk memperoleh informasi tersebut. Dari ketiga
definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa transparansi adalah kebebasan bagi setiap orang
untuk memperoleh dan mengakses informasi yang dibutuhkan, transparansi diperlukan
guna menunjang kinerja pemerintah, dimana transparansi akan berpengaruh pada
kepercayaan terhadap apa yang dilakukan pemerintah (kebijakan). Sehingga pemerintah
akan leluasa dalam menjalankan tugas dan fungsinya selagi tidak memberatkan
masyarakat.
Kepentingan Umum
Kepentingan umum dalam hal ini sangat berkaitan dengan salah satu asas/prinsip
yang terdapat dalam penyelenggaraan negara yang tercantum dalam Undang-Undang
Nomor 28 tahun 1999 (Good Governance), yakni Asas Kepentingan Umum. Asas
kepentingan umum adalah asas yang mendahulukan kesejahteraan umum dengan cara
aspiratif, akomodatif, dan selektif.
Kepentingan publik merupakan bagian dan arah dari misi organisasai, karena
kinerja organisasi itu sendiri berorientasi pada pelayanan kepada publik. Dalam
organisasi publik, sulit untuk ditemukan alat ukur kinerja yang sesuai. Bila dikaji dari
tujuan dan misi utama kehadiran organisasi publik adalah untuk memenuhi kebutuhan
dan melindungi kepentingan publik, kelihatannya sederhana sekali ukuran kinerja
organisasi publik, namun tidaklah demikian kenyataannya, karena hingga kini belum
ditemukan kesepakatan tentang ukuran kinerja organisasi publik. Salah satu kesulitan
yang dihadapi organisasi dalam mengukur kinerja dalam pelayanan kepentingan public
dijelaskan oleh Dwiyanto (1995: 1), kesulitan dalam pengukuran kinerja organisasi
pelayanan publik sebagian muncul karena tujuan dan misi organisasi publik seringkali
bukan hanya kabur akan tetapi juga bersifat multidimensional. Organisasi publik
memiliki stakeholders yang jauh lebih banyak dan kompleks ketimbang organisasi
swasta.
II.
publik, untuk membangun akses dalam proses pengelolaan sehingga arus informasi
keluar dan masuk berimbang.
Tranparansi sebagai salah satu prinsip dari terwujudnya Good Governance harus
dapat dijalankan dengan sungguh-sungguh dan penuh tanggungjawab dari pemerintah.
Sehingga apabila transparansi dapat dijalankan sebagaimana mestinya, maka akan
menciptakan suatu suasana yang harmonis antara pemerintah, masyarakat, dan
stakeholders. Good Governance merupakan muara dari diadakannya transparansi
infomasi publik.
DAFTAR PUSTAKA
http://kopiapung.blogspot.co.id/2013/05/etika-pemerintahan-tentang-transparansi.html
(diakses pada tanggal 18 Desember 2015)
https://www.google.co.id/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwjnhJ2moePJAh
XnhaYKHQfBDmUQFggaMAA&url=http%3A%2F%2Fherwanparwiyanto.staff.uns.ac.id
%2Ffiles%2F2009%2F05%2Fkaidah-transparansi-kepentinganumum1.doc&usg=AFQjCNEVa10FkTO6Rstp6QgNTHxV5Mz6hg&sig2=IJ1KDrb2yF_pgSOezI
dD3Q&bvm=bv.110151844,d.dGY (diakses tanggal 14 Desember 2015)