Anda di halaman 1dari 38

Makalah Etika Pemerintahan Tentang Transparansi

Pemerintahan
BAB I
PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang
Transparansi adalah sebuah kata yang selalu menjadi dambaan publik jika kita lihat di
media massa saat ini, tetapi seperti segala hal yang merupakan dambaan manusia biasanya
memiliki wujud yang abstrak atau tidak jelas. Salah satu hal yang ingin diintegrasikan dalam
proses perancangan adalah bagaimana membuat sistem ini menjadi transparan sesuai dengan
prinsip Good Governance.
Suatu pemerintahan dikatakan transparan, jika dalam penyelenggaraan
pemerintahannya terdapat kebebasan aliran informasi dalam berbagai proses kelembagaan
sehingga mudah diakses oleh mereka yang membutuhkan. Berbagai informasi telah disediakan
secara memadai dan mudah dimengerti sehingga dapat digunakan alat monitoring dan evaluasi.
Pemerintahan yang tidak transparan, cepat atau lambat cenderung akan menuju pada
pemerintahan yang korup, otoriter dan diktator.
B. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu :
1. Memenuhi tugas Mata Kuliah Etika Pemerintahan di Institut Pemerintahan Dalam Negeri
Sulawesi Utara di Minahasa.
2. Menegtahui pengertian Transparansi Pemerintah.
3. Mengetahui bagaimana dampak apabila pemerintah tidak transparan dalam pemerintahan.
C. Rumusan Masalah
Rumusan Masalah dalam penulisan Makalah ini yaitu:
1. Apa itu Transparansi Pemerintah?
2. Bagaimana Tranparansi dalam pemerintah itu dilakukan?
3. Apa dampak yang ditimbulkan ketika pemerintah tidak transparan dan terbuka dalam
menjalankan roda pemerintahan?

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Transparansi dan Pemerintah


Kecendrungan praktik pemerintah pada akhir millennium kedua menunjukkan kuatnya semangat
untuk menjalankan pemerintahan yang baik (good governance). Kecenderungan ini karena
semakin derasnya dorongan nilai universal yang menyangkut demokrasi, transparansi, dan

penghormatan terhadap hak asasi manusia termasuk hak memperoleh informasi yang benar.
Praktik pemerintahan yang baik mensyaratkan bahwa pengelolaan dan keputusan manajemen
public harus dilakukan secara terbuka dengan ruang partisipasi sebesar-besarnya bagi
masyarakat yang terkena dampaknya.
Transparansi adalah suatu proses keterbukaan dari para pengelolah manajemen, utamanya
manajemen public, untuk membangun akses dalam proses pengelolahan sehingga arus
informasi keluar dan masuk berimbang. Jadi, dalam proses tranparansi informasi tidak hanya
diberikan oleh pengelolahan manajemen public tapi masyarakat memiliki hak untuk memperoleh
informasi yang menyangkut kepentingan public. Kesadaran ini akan mengubah cara pandang
manajemen public pada masa mendatang. Masyarakat tidak lagi pasif menunggu informasi dari
pemerintah atau dinas-dinas penerangan pemerintah, tetapi mereka berhak mengetahui segala
sesuatu yang menyangkut keputusan dan kepentingan public. Hal yang utama dalam asas
transparansi adalah keputusan yang mengikat public harus dapat di terima oleh nalar public dan
tidak ada alasan yang sumir dan tertutup untuk didebatkan.
Istilah pemerintah (governance) dapat dibedakan dengan pemerintahan (governance), kata
pemerintah berarti lembaga atau orang yang bertugas mengatur Negara dan memajukan Negara
dengan rakyatnya. Adapun pemerintahan adalah hal cara, hasil kerja memerintah, mengatur
Negara dengan rakyat. Pemerintah dalam arti organ merupakan alat kelengkapan pemerintahan
yang melaksanakan fungsi Negara. Dalam arti organ, pemerintah dapat di bedakan dalam arti
luas dan arti sempit.
Pemerintah dalam arti luas adalah suatu pemerintah yang berdaulat sebagai gabungan
semua badan atau lembaga kenegaraan yang bekuasa dan memerintah di wilayah suatu Negara
meliputi badan eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Adapun pemerintah dalam arti sempit adalah
suatu pemerintah yang berdaulat sebagai badan atau lembaga yang mempunyai wewenang
melaksanakan kebijakan Negara (eksekutif) yang terdiri atas presiden, wakil presiden, dan para
menteri.
B. Transparansi Pemerintahan
Transparansi merupakan prinsip menciptakan kepercayaan timbal-balik antara pemerintah dan
masyarakat melalui penyediaan informasi dan menjamin kemudahan didalam memperoleh
Informasi adalah suatu kebutuhan penting masyarakat untuk berpartisipasi dalam pengelolaan
daerah. Berkaitan dengan hal tersebut pemerintah daerah perlu proaktif memberikan informasi
lengkap tentang kebijakan dan layanan yang disediakannya kepada masyarakat.
Pemerintah seharusnya perlu menyiapkan kebijakan yang jelas tentang cara
mendapatkan informasi. Kebijakan ini akan memperjelas bentuk informasi yang dapat diakses
masyarakat ataupun bentuk informasi yang bersifat rahasia, bagaimana cara mendapatkan
informasi, lama waktu mendapatkan informasi serta prosedur pengaduan apabila informasi tidak
sampai kepada masyarakat.
Instrumen dasar dari transparansi adalah peraturan yang menjamin hak untuk mendapatkan
informasi, sedangkan instrumen pendukung adalah fasilitas database dan sarana informasi dan
komunikasi dan petunjuk penyebarluasan produk-produk dan informasi yang ada di
penyelenggara pemerintah, maupun prosedur pengaduan. Untuk itu adanya Perda Transparansi
adalah sebagai produk hukum yang memberikan jaminan untuk mengatur tentang hak

memperoleh akses dan penyebar luasan informasi kepada publik. Apalagi transparansi memang
telah menjadi semacam suatu etika pergaulan internasional yang mesti ada untuk menjamin
terselenggaranya sistem pemerintahan yang akuntabel dan transparan merupakan salah satu
kunci perwujudan good governance. Di dalam sistem dimaksud tercakup beberapa prasyarat
yang harus dipenuhi tatkala transparansi dan akuntabilitas menjadi barometer. Di antara
prasyarat itu adalah jaminan bahwa segala peristiwa penting kegiatan pemerintah (kegiatan
badan publik) terekam dengan baik dengan ukuran-ukuran yang jelas dan dapat diikhtisarkan
melalui proses informasi dimana kita bisa melihat segala yang terjadi dan terdapat di dalamnya.
Dengan adanya transparansi pemerintahan yang ditunjang dengan payung hukumnya yang jelas
maka akan menambah wawasan dan pengetahuan masyarakat terhadap penyelenggaraan
pemerintahan. Meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap pemerintahan, maka akan
menjamin meningkatnya jumlah masyarakat yang berpartisipasi dalam pembangunan daerahnya
dan akan dapat meminimalisir berkurangnya pelanggaran/penyimpangan dalam pengelolaan
pemerintahan.
Adanya keterbukaan tidak terlepas dari perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi. Dengan perkembangan teknologi dan komunikasi sulit bahkan tidak mungkin untuk
menepis dan mengendalikan setiap informasi yang masuk. Dengan demikian, era keterbukaan
secara tidak langsung akan mengakibatkan mengecilnya ruang dan waktu.
Keterbukaan adalah keadaan yang memungkinkan ketersediaan informasi yang dapat diberikan
dan didapat oleh masyarakat luas. Keterbukan merupakan kondisi yang memungkinkan
partisipasi masyarakat dalam kehidupan bernegara. Di samping itu, keterbukaan juga akan
mengakibatkan batas-batas teritorial suatu negara menjadi kabur. Kecanggihan teknologi dan
informasi membuat batas-batas teritorial suatu negara menjadi tidak berarti. Seseorang akan
dengan mudah memberikan dan menerima informasi sesuai dengan keinginannya. Pada
akhirnya keterbukaan akan mengakibatkan hilangnya diferensiasi (perbedaan) sosial.
Akan tetapi, keterbukaan akan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan di suatu negara. Di
lihat dari aspek sosial budaya, keterbukaan akan memberikan ruang gerak bagi masuknya
budaya-budaya barat yang sama sekali berbeda dengan budaya masyarakat Indonesia. Dilihat
dari aspek ideologi, keterbukaan akan memberikan ruang bagi tumbuh dan berkembangnya
ideologi-ideologi dari luar yang tidak sesuai dengan kepribadian suatu bangsa Indonesia. Oleh
sebab itu, munculnya era keterbukaan akan membawa dampak yang sangat buruk apabila kita
tidak dapat mempersiapkan diri. Keterbukaan dalam pengertian sikap dan perilaku yang
dilakukan pemerintah dewasa ini merupakan tuntutan yang tidak dapat dihindari. Sebagai contoh
adalah keterbukaan arus informasi di bidang hukum. Keterbukaan arus informasi di bidang
hukum penting agar setiap warga negara mendapatkan suatu jaminan keadilan.
Dalam mewujudkan suatu pemerintahan atau kepemerintahan yang demokratis maka hal
yang paling utama yang harus diwujudkan oleh pemerintah adalah transparansi (keterbukaan).
Adapun indikasi dari suatu pemerintahan atau kepemerintahan yang transparan (terbuka) adalah
apabila di dalam penyelenggaraan pemerintahannya terdapat kebebasan aliran informasi dalam
berbagai proses kelembagaan.
C. Dampak Pemerintahan yang Tidak Transparan
Suatu pemerintahan dikatakan transparan, jika dalam penyelenggaraan pemerintahaanya
terdapat kebebasan aliran informasi dalam berbagai proses kelembagaan sehingga mudah

diakses oleh mereka yang membutuhkan. Berbagai informasi telah di sediakan secara memadai
dan mudah dimegarti sehingga dapat di gunakan sebagai alat monitoring dan evaluasi.
Pemerintahan yang tidak transparan, cepat atau lambat cenderunng akan menuju pada
pemerintahan kurop, otoriter, atau diktator.
Dalam penyelenggaraan Negara, pemerintahan dituntut bersikap terbuka terhadap
kebijakan-kebijakan yang di buat termasuk anggaran yang di butuhkan dalam pelaksanaan
kebijakan tersebut pemerintahan di tuntut bersikap terbuka dalam rangka akuntabilitas publik.
1. Faktor Penyebab Terjadinya Penyelenggaraan Pemerintah yang Tidak Transparan
Terjadinya penyelenggaraan pemerintahan yang tidak transparan di sebabkan banyak hal.
Pertama, factor system politik yang bersifat tertutup sehingga tidak memungkinkan pertisipasi
warga Negara dalam mengambil peran terhadap kebijakan publik mana pemerintah memiliki
kopentensi, struktur, dan mekanisme politik serta administrasi yang berfungsi secara efektif dan
efisien.
Secara umum beberapa faktor penyebabnya terjadinya pemerintahan yang tidan transparansi
sebagai berikut:
a. Pengaruh kekuasaan
b. Moralitas
c. Sokial dan ekonomi
d. Politik dan hokum
2. Akibat dari Penyelenggaraan Pemerintahan yang Tidak Transparan:
a. Rendahnya atau bahkan tidak adanya kepercayaan warga Negara terhadap pemerintah
b. Rendahnya partisipasi warga Negara terhadap kebijakan-kebijakan yang di buat pemerintah
c. Krisis moral dan akhlak yang berdampak pada ketidakadilan, pelanggaran hukum, dan hak
asasi manusia.
d. Kesenjangan antara rakyat dan pemerintah akibat krisis kepercayaan
e. Menimbulkan prasangka yang tidak baik dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
f. Pemerintah tidak berani bertanggungjawab kepada rakyat
g. Tidak adanya partisipasi dan dukungan rakyat sehingga menghambat proses pembangunan
nasional
i. Hubungan kerjasama internasional yang kuarang harmonis
Untuk itu diperlukan suatu penyelenggaran pemerintahan yang baik dan terbuka.
Penyelenggaraan negara yang baik dapat menciptakan pemerintahan yang baik (good
governance). Dan untuk mewujudkan pemerintahan yang baik, ada beberapa asas yang perlu
diperhatikan, yaitu:
1. Asas Kepastian Hukum
2. Asas Tertib Penyelenggaran Negara
3. Asas Kepentingan Umum
4. Asas Keterbukaan
5. Asas Proposionalitas
6. Asas profesionalitas
7. Asas Akuntabilitas

Penyelenggaraan pemerintahan negara Republik Indonesia dilakukan oleh pemerintah atau


penyelenggara negara. Penyelenggara negara menurut Undang-Undang RI No. 28 Tahun 1999
tentang Pentelenggara Negara yang Bersih, dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme adalah
pejabat negara yang menjalankan fungsi eksekutif, legislatf, dan yudikatif, dan pejabat lain yang
fungsi dan tugas pokoknya berkaitan dengan penyelenggaraan negara sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Transparansi merupakan prinsip menciptakan kepercayaan timbal-balik antara pemerintah dan
masyarakat melalui penyediaan informasi dan menjamin kemudahan didalam memperoleh
Informasi adalah suatu kebutuhan penting masyarakat untuk berpartisipasi dalam pengelolaan
daerah. Berkaitan dengan hal tersebut pemerintah daerah perlu proaktif memberikan informasi
lengkap tentang kebijakan dan layanan yang disediakannya kepada masyarakat.
Dalam penyelenggaran pemerintah di suatu Negara, terdapat tiga komponen besar yang harus
diperhatikan karena peran dan fungsi yang sangat berpengaruh dalam menentukan maju
mundurnya pengelolahan Negara. Transparansi adalah suatu proses keterbukaan dari para
pengelolah manajemen, utamanya manajemen public, untuk membangun akses dalam proses
pengelolahan sehingga arus informasi keluar dan masuk berimbang.
B.

Saran dan kritik


Transparansi dalam pemerintahan sangatlah di butuhkan, karena hal ini menyangkut
keterbukaan pemerintah dalam pemerintahan. Sudah sepatutnya pemerintahan di Indonesia
khususnya menerapkan sikap transparan dalam menjalankan roda pemerintahan. Jika tidak,
tentunya akan sangat banyak terjadi penyimpangan dan penyelewengan baik dalam
pengambilan kebijakan maupun dalam penggunaan anggaran.

transparansi pemerintah
BAB I
PENDAHULUAN

A.Pengertian Transparansi
Transparansi adalah prinsip menciptakan kepercayaan timbal-balik antara pemerintah dan
masyarakat melalui penyediaan informasi dan menjamin kemudahan didalam memperoleh
Informasi adalah suatu kebutuhan penting masyarakat untuk berpartisipasi dalam pengelolaan
daerah. Berkaitan dengan hal tersebut pemerintah daerah perlu proaktif memberikan
informasi lengkap tentang kebijakan dan layanan yang disediakannya kepada masyarakat.

Pemerintah daerah seharusnya perlu menyiapkan kebijakan yang jelas tentang cara
mendapatkan informasi. Kebijakan ini akan memperjelas bentuk informasi yang dapat
diakses masyarakat ataupun bentuk informasi yang bersifat rahasia, bagaimana cara
mendapatkan informasi, lama waktu mendapatkan informasi serta prosedur pengaduan
apabila informasi tidak sampai kepada masyarakat. Instrumen dasar dari transparansi adalah
peraturan yang menjamin hak untuk mendapatkan informasi, sedangkan instrumen
pendukung adalah fasilitas database dan sarana informasi dan komunikasi dan petunjuk
penyebarluasan produk-produk dan informasi yang ada di penyelenggara pemerintah,
maupun prosedur pengaduan. Untuk itu adanya Perda Transparansi adalah sebagai produk
hukum yang memberikan jaminan untuk mengatur tentang hak memperoleh akses dan
penyebar luasan informasi kepada publik. Apalagi transparansi memang telah menjadi
semacam suatu etika pergaulan internasional yang mesti ada untuk menjamin Pun,
terselenggaranya sistem pemerintahan yang akuntabel dan transparan merupakan salah satu
kunci perwujudan good governance. Di dalam sistem dimaksud tercakup beberapa prasyarat
yang harus dipenuhi tatkala transparansi dan akuntabilitas menjadi barometer. Di antara
prasyarat itu adalah jaminan bahwa segala peristiwa penting kegiatan pemerintah (kegiatan
badan publik) terekam dengan baik dengan ukuran-ukuran yang jelas dan dapat diikhtisarkan
melalui proses informasi dimana kita bisa melihat segala yang terjadi dan terdapat di
dalamnya. Dengan adanya transparansi pemerintahan yang ditunjang dengan payung
hukumnya yang jelas maka akan menambah wawasan dan pengetahuan masyarakat terhadap

penyelenggaraan

pemerintahan.

Meningkatnya

kepercayaan

masyarakat

terhadap

pemerintahan, maka akan menjamin meningkatnya jumlah masyarakat yang berpartisipasi


dalam

pembangunan

daerahnya

dan

akan

dapat

meminimalisir

berkurangnya

pelanggaran/penyimpangan dalam pengelolaan pemerintahan. Kalbar telah mempunyai Perda


Nomor 4 Tahun 2005 tentang Transparansi Penyelenggaraan Pemerintahan Provinsi Kalbar.
Masalahnya, sekarang ada tidak political will dari pemerintah untuk segera efektif
mengimplementasikan Perda Transparansi tersebut. Meski telah dibuat, tapi sekarang dapat
kita lihat implementasinya masih jauh panggang dari api. Transparansi masih belum menjadi
semangat, paradigma dan etika dalam pengelolaan pemerintahan.Perda Nomor 4 Tahun 2005
tentang Transparansi Penyelenggaraan Pemerintahan Provinsi Kalbar terbit pada 30 Juni 2005
tersebut memuat sembilan bab dan 32 pasal. Peraturan tersebut memuat kewajiban badan
publik untuk mengumumkan informasi secara aktif mengenai proses perencanaan
pembangunan daerah termasuk APBD, mulai perencanaan, pembahasan, hingga penetapan,
rencana tata ruang hingga penetapan, pelaksanaan kegiatan pembangunan, nama, struktur,
tugas, dan fungsi badan publik terkait, prosedur dan tata cara untuk mendapatkan informasi
publik pada badan publik; jadwal kegiatan badan publik. Hadirnya Perda Nomor 4 Tahun
3005 tentang Transparansi, hanya sekedar pelengkap dan penghibur agar dapat meredam
suara-suara nyaring yangmendorong transparansi pemerintahan. Terlebih lagi, jangan-jangan
hadirnya Perda tersebut, hanya sebagai bentuk justifikasi saja, bahwa pemerintahaan di
Kalbar seakan-akan telah berniat baik untuk, dan telah transparan. Sederhananya, Pemprov
memandang bahwa transparansi telah terlaksana ketika perdanya telah ada. Padahal, seperti
yang kita ketahui, pola pikir yang terbangun di jajaran pengambilan kebijakan (Pemprov dan
Legislatif), terbiasa membuat Perda, tapi gagal dalam implementasi. Kemudian, menanggapi
bahwa eksekutif Pemerintah Provinsi seakan salah persepsi tentang implementasi Perda
Transparansi, saya malah menduga bahwa eksekutif tidak mengerti dan memahami tentang
Perda itu. Lebih lanjutnya, saya malah khawatir, jangan-jangan pihak eksekutif tidak paham
atau awam tentang tata kelola pemerintahan yang baik seperti yang termaktub dalam
semangat dan prinsip-prinsip good governance. Sehingga setiap pernyataannya yang muncul
cenderung tidak menunjukkan sebagai seorang pemimpin yang memahami dan mengerti
tentang hal itu, serta mungkin tidak memiliki Pihak Parlemen, dalam hal ini sebagai pihak
yang ikut membahas perda tersebut, harus berani fight, jangan seperti macan tak bertaring
yang beraninya hanya mengaum di kejauhan, tapi mandul dan tak berani mengambil aksi

yang

lebih

tegas

terhadap

implementasi

perda

ini.

Seringkali muncul tanggapan serius dari para wakil rakyat, sangat garang bahasanya untuk
mendorong agar perda ini di implementasikan, tapi kok ternyata tak punya greget yang kuat
yang dapat mendorong agar Pemprov serius mengimplementasikan Perda. Pertanyaan
besarnya, what happen? Bisa jadi gerakan itu tidak terjadi secara massif di Parlemen, malah
mungkin masih ada sebagian yang menganggap atau berpikiran bahwa Perda tersebut bukan
sesuatu hal yang penting. Kalau sudah begini, setali tiga uang, sama saja antara Pemprov dan
Parlemen, tidak memiliki sense terhadap Perda Transparansi ini. Padahal ketika studi banding
dilakukan, antara lain studi banding terhadap pelaksanaan perda yang sama ke Kabupaten
Solok, Sumatera Barat. Bukankah sudah cukup menjadi bukti, bagaimana jalannya
pemerintahan

di

sana

yang

cukup

berhasil.

Sungguh disayangkan, ketika akan menggodok perda, berapa uang rakyat yang habis, baik
untuk agenda rapat pembahasan maupun studi banding. Namun dua tahun berlalu ternyata tak
efektif dilaksanakan. Dengan tidak di implementasikannya perda tersebut, Perda ini
diharapkan mampu menciptakan sebuah pemerintahan yang bersih dan berwibawa sesuai
dengan semangat dan prinsip-prinsip good governance.

BAB II
PERMASALAHAN
A.Politik
Politik adalah proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakatyang antara
lain berwujud proses pembuatan keputusan, khususnya dalamnegara.[1] Pengertian ini

merupakan

upaya

penggabungan

antara

berbagaidefinisi yang

berbeda

mengenai hakikat politik yang dikenal dalam ilmu politik.


Politik

adalah

seni

dan

ilmu

untuk

meraih

kekuasaan

secara konstitusionalmaupun nonkonstitusional.


Di samping itu politik juga dapat ditilik dari sudut pandang berbeda, yaitu antara lain:
politik adalah usaha yang ditempuh warga negara untuk mewujudkan kebaikan

bersama (teori klasik Aristoteles)

politik adalah hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan dan negara

politik merupakan kegiatan yang diarahkan untuk mendapatkan dan mempertahankan


kekuasaan di masyarakat
politik adalah segala sesuatu tentang proses perumusan dan pelaksanaan kebijakan

publik.
Dalam konteks memahami politik perlu dipahami beberapa kunci, antara lain:kekuasaan
politik, legitimasi, sistem politik, perilaku politik, partisipasi politik,proses politik, dan juga
tidak kalah pentingnya untuk mengetahui seluk beluk tentang partai politik.
B. Ilmu politik
Teori politik
Teori politik merupakan kajian mengenai konsep penentuan tujuan politik, bagaimana
mencapai tujuan tersebut serta segala konsekuensinya. Bahasan dalam Teori Politik antara
lain

adalah filsafat

politik,

konsep

politik, negara, masyarakat, kedaulatan, kekuasaan, legitimasi, lembaga

tentang sistem
negara,perubahan

sosial, pembangunan politik, perbandingan politik, dsb.


Terdapat banyak sekali sistem politik yang dikembangkan oleh negara negara di dunia antara
lain: anarkisme,autoritarian, demokrasi, diktatorisme, fasisme,federalisme, feminisme, funda
mentalisme
keagamaan, globalisme,imperialisme, kapitalisme, komunisme, liberalisme, libertarianisme,
marxisme,meritokrasi, monarki, nasionalisme, rasisme, sosialisme, theokrasi, totaliterisme,oli
garki dsb.
Lembaga politik

Secara awam berarti suatu organisasi, tetapi lembaga bisa juga merupakan suatu kebiasaan
atau perilaku yang terpola. Perkawinan adalah lembaga sosial, baik yang diakui oleh negara
lewat KUA atau Catatan Sipil di Indonesia maupun yang diakui oleh masyarakat saja tanpa
pengakuan negara. Dalam konteks ini suatu organisasi juga adalah suatu perilaku yang
terpola dengan memberikan jabatan pada orang-orang tertentu untuk menjalankan fungsi
tertentu demi pencapaian tujuan bersama, organisasi bisa formal maupun informal. Lembaga
politik adalah perilaku politik yang terpola dalam bidang politik.
Pemilihan pejabat, yakni proses penentuan siapa yang akan menduduki jabatan tertentu dan
kemudian

menjalankan

fungsi

tertentu

(sering

sebagai

pemimpin

dalam

suatu

bidang/masyarakat tertentu) adalah lembaga demokrasi. Bukan lembaga pemilihan umumnya


(atau sekarang KPU-nya) melainkan seluruh perilaku yang terpola dalam kita mencari dan
menentukan siapa yang akan menjadi pemimpin ataupun wakil kita untuk duduk di parlemen.
Persoalan utama dalam negara yang tengah melalui proses transisi menuju demokrasi seperti
indonesia saat ini adalah pelembagaan demokrasi. Yaitu bagaimana menjadikan perilaku
pengambilan keputusan untuk dan atas nama orang banyak bisa berjalan sesuai dengan
norma-norma demokrasi, umumnya yang harus diatasi adalah merobah lembaga feodalistik
(perilaku yang terpola secara feodal, bahwa ada kedudukan pasti bagi orang-orang
berdasarkan kelahiran atau profesi sebagai bangsawan politik dan yang lain sebagai rakyat
biasa) menjadi lembaga yang terbuka dan mencerminkan keinginan orang banyak untuk
mendapatkan kesejahteraan.
Untuk melembagakan demokrasi diperlukan hukum dan perundang-undangan dan perangkat
struktural yang akan terus mendorong terpolanya perilaku demokratis sampai bisa menjadi
pandangan hidup. Karena diyakini bahwa dengan demikian kesejahteraan yang sesungguhnya
baru bisa dicapai, saat tiap individu terlindungi hak-haknya bahkan dibantu oleh negara untuk
bisa teraktualisasikan, saat tiap individu berhubungan dengan individu lain sesuai dengan
norma dan hukum yang berlaku.

C. Partai dan Golongan


a. Hubungan Internasional

Dalam bentuk klasiknya hubungan internasional adalah hubungan antar negara, namun dalam
perkembangan konsep ini bergeser untuk mencakup semua interaksi yang berlangsung lintas
batas negara. Dalam bentuk klasiknya hubungan internasional diperankan hanya oleh para
diplomat (dan mata-mata) selain tentara dalam medan peperangan. Sedangkan dalam konsep
baru hubungan internasional, berbagai organisasi internasional, perusahaan, organisasi
nirlaba, bahkan perorangan bisa menjadi aktor yang berperan penting dalam politik
internasional.
Peran

perusahaan

multinasional

seperti Monsanto dalam WTO (World

Trade

Organization/Organisasi Perdagangan Dunia) misalnya mungkin jauh lebih besar dari peran
Republik Indonesia. Transparancy International laporan indeks persepsi korupsi-nya di
Indonesia mempunyai pengaruh yang besar.
Persatuan Bangsa Bangsa atau PBB merupakan organisasi internasional terpenting, karena
hampir seluruh negara di dunia menjadi anggotanya. Dalam periode perang dingin PBB harus
mencerminkan realitas politik bipolar sehingga sering tidak bisa membuat keputusan efektif,
setelah berakhirnya perang dingin dan realitas politik cenderung menjadi unipolar
dengan Amerika Serikat sebagai kekuatan Hiper Power, PBB menjadi relatif lebih efektif
untuk melegitimasi suatu tindakan internasional sebagai tindakan multilateral dan bukan
tindakan unilateral atau sepihak. Upaya AS untuk mendapatkan dukungan atas inisiatifnya
menyerbu Irak dengan melibatkan PBB, merupakan bukti diperlukannya legitimasi
multilateralisme yang dilakukan lewat PBB.
Untuk mengatasi berbagai konflik bersenjata yang kerap meletus dengan cepat di berbagai
belahan dunia misalnya, saat ini sudah ada usulan untuk membuat pasukan perdamaian dunia
(peace keeping force) yang bersifat tetap dan berada di bawah komando PBB. Hal ini
diharapkan bisa mempercepat reaksi PBB dalam mengatasi berbagai konflik bersenjata. Saat
misalnya PBB telah memiliki semacam polisi tetap yang setiap saat bisa dikerahkan oleh
Sekertaris Jendral PBB untuk beroperasi di daerah operasi PBB. Polisi PBB ini yang menjadi
Civpol (Civilian Police/polisi sipil) pertama saat Timor Timur lepas dari Republik Indonesia.
Hubungan internasional telah bergeser jauh dari dunia eksklusif para diplomat dengan segala
protokol dan keteraturannya, ke arah kerumitan dengan kemungkinan setiap orang bisa
menjadi aktor dan mempengaruhi jalannya politik baik di tingkat global maupun lokal. Pada
sisi lain juga terlihat kemungkinan munculnya pemerintahan dunia dalam bentuk PBB, yang
mengarahkan pada keteraturan suatu negara (konfederasi?).

b. Masyarakat
adalah sekumpulan orang orang yang mendiami wilayah suatu negara.
c. Kekuasaan
Dalam teori politik menunjuk pada kemampuan untuk membuat orang lain melakukan
sesuatu yang tidak dikehendakinya. Max Weber menuliskan adanya tiga sumber kekuasaan:
pertama dari perundangundangan yakni kewenangan; kedua, dari kekerasan seperti
penguasaan senjata; ketiga, dari karisma.

d. Negara
negara merupakan suatu kawasan teritorial yang didalamnya terdapat sejumlah penduduk
yang mendiaminya, dan memiliki kedaulatan untuk menjalankan pemerintahan, dan
keberadaannya diakui oleh negara lain. ketentuan yang tersebut diatas merupakan syarat
berdirinya suatu negara menurut konferensi Montevideo pada tahun 1933
e. Tokoh dan pemikir ilmu politik
Tokoh tokoh pemikir Ilmu Politik dari kalangan teoris klasik, modern maupun kontempoter
antara lain adalah: Aristoteles, Adam Smith, Cicero, Friedrich Engels, Immanuel Kant, John
Locke, Karl Marx, Lenin, Martin Luther, Max Weber, Nicolo Machiavelli, Rousseau, Samuel
P Huntington, Thomas Hobbes,Antonio Gramsci, Harold Crouch, Douglas E Ramage.
f. Indonesia
Beberapa tokoh pemikir dan penulis materi Ilmu Politik dan Hubungan Internasional dari
Indonesia adalah: Miriam Budiharjo, Salim Said dan Ramlan Surbakti.
g. Perilaku politik
Perilaku politik atau (Inggris:Politic Behaviour)adalah perilaku yang dilakukan oleh
insan/individu atau kelompok guna memenuhi hak dan kewajibannya sebagai insan
politik.Seorang individu/kelompok diwajibkan oleh negara untuk melakukan hak dan
kewajibannya guna melakukan perilaku politik adapun yang dimaksud dengan perilaku
politik contohnya adalah:

Melakukan pemilihan untuk memilih wakil rakyat / pemimpin

Mengikuti dan berhak menjadi insan politik yang mengikuti suatu partai politik atau
parpol , mengikuti ormas atau organisasi masyarakat atau lsm lembaga swadaya masyarakat

Ikut serta dalam pesta politik

Ikut mengkritik atau menurunkan para pelaku politik yang berotoritas

Berhak untuk menjadi pimpinan politik

Berkewajiban untuk melakukan hak dan kewajibannya sebagai insan politik guna
melakukan perilaku politik yang telah disusun secara baik oleh undang-undang dasar dan
perundangan hukum yang berlaku

BAB III
PEMECAHAAN PERMASALAHAAN

A.Tahap-tahap kebijakan publik menurut William Dunn adalah sebagai berikut


1. Penyusunan Agenda
Agenda setting adalah sebuah fase dan proses yang sangat strategis dalam realitas kebijakan
publik. Dalam proses inilah memiliki ruang untuk memaknai apa yang disebut sebagai
masalah publik dan prioritas dalam agenda publik dipertarungkan. Jika sebuah isu berhasil
mendapatkan status sebagai masalah publik, dan mendapatkan prioritas dalam agenda
publik, maka isu tersebut berhak mendapatkan alokasi sumber daya publik yang lebih
daripada isu lain.
Dalam agenda setting juga sangat penting untuk menentukan suatu isu publik yang akan
diangkat dalam suatu agenda pemerintah. Issue kebijakan (policy issues) sering disebut juga
sebagai masalah kebijakan (policy problem). Policy issues biasanya muncul karena telah
terjadi silang pendapat di antara para aktor mengenai arah tindakan yang telah atau akan
ditempuh, atau pertentangan pandangan mengenai karakter permasalahan tersebut.

Menurut William Dunn (1990), isu kebijakan merupakan produk atau fungsi dari adanya
perdebatan baik tentang rumusan, rincian, penjelasan maupun penilaian atas suatu masalah
tertentu. Namun tidak semua isu bisa masuk menjadi suatu agenda kebijakan.
Ada beberapa Kriteria isu yang bisa dijadikan agenda kebijakan publik (Kimber, 1974;
Salesbury 1976; Sandbach, 1980; Hogwood dan Gunn, 1986) diantaranya:
1. telah mencapai titik kritis tertentu jika diabaikan, akan menjadi ancaman yang serius;
2. telah mencapai tingkat partikularitas tertentu berdampak dramatis;
3. menyangkut emosi tertentu dari sudut kepent. orang banyak (umat manusia) dan
mendapat dukungan media massa;
4. menjangkau dampak yang amat luas ;
5. mempermasalahkan kekuasaan dan keabsahan dalam masyarakat ;
6. menyangkut suatu persoalan yang fasionable (sulit dijelaskan, tetapi mudah dirasakan
kehadirannya)
Karakteristik : Para pejabat yang dipilih dan diangkat menempatkan masalah pada agenda
publik. Banyak masalah tidak disentuh sama sekali, sementara lainnya ditunda untuk waktu
lama.
Ilustrasi

Legislator

negara

dan

kosponsornya

menyiapkan

rancangan undang-

undang mengirimkan ke Komisi Kesehatan dan Kesejahteraan untuk dipelajari dan


disetujui. Rancangan berhenti di komite dan tidak terpilih.
Penyusunan agenda kebijakan seyogianya dilakukan berdasarkan tingkat urgensi dan esensi
kebijakan, juga keterlibatan stakeholder. Sebuah kebijakan tidak boleh mengaburkan tingkat
urgensi, esensi, dan keterlibatan stakeholder.

B.Formulasi kebijakan
Masalah yang sudah masuk dalam agenda kebijakan kemudian dibahas oleh para pembuat
kebijakan. Masalah-masalah tadi didefinisikan untuk kemudian dicari pemecahan masalah
yang terbaik. Pemecahan masalah tersebut berasal dari berbagai alternatif atau pilihan
kebijakan yang ada. Sama halnya dengan perjuangan suatu masalah untuk masuk dalam
agenda kebijakan, dalam tahap perumusan kebijakan masing-masing slternatif bersaing
untuk dapat dipilih sebagai kebijakan yang diambil untuk memecahkan masalah

C. Adopsi/ Legitimasi Kebijakan

Tujuan legitimasi adalah untuk memberikan otorisasi pada proses dasar pemerintahan Jika
tindakan legitimasi dalam suatu masyarakat diatur oleh kedaulatan rakyat, warga negara
akan mengikuti arahan pemerintah.[5]Namun warga negara harus percaya bahwa tindakan
pemerintah yang sah.Mendukung. Dukungan untuk rezim cenderung berdifusi - cadangan
dari sikap baik dan niat baik terhadap tindakan pemerintah yang membantu anggota
mentolerir pemerintahan disonansi.Legitimasi dapat dikelola melalui manipulasi simbolsimbol tertentu. Di mana melalui proses ini orang belajar untuk mendukung pemerintah.

D. Penilaian/ Evaluasi Kebijakan


Secara umum evaluasi kebijakan dapat dikatakan sebagai kegiatan yang menyangkut
estimasi atau penilaian kebijakan yang mencakup substansi, implementasi dan dampak.
Dalam hal ini , evaluasi dipandang sebagai suatu kegiatan fungsional. Artinya, evaluasi
kebijakan tidak hanya dilakukan pada tahap akhir saja, melainkan dilakukan dalam seluruh
proses kebijakan. Dengan demikian, evaluasi kebijakan bisa meliputi tahap perumusan
masalh-masalah kebijakan, program-program yang diusulkan untuk menyelesaikan masalah
kebijakan, implementasi, maupun tahap dampak kebijakan

Berdasarkan berbagai definisi para ahli kebijakan publik, kebijakan publik adalah kebijakankebijakan yang dibuat oleh pemerintah sebagai pembuat kebijakan untuk mencapai tujuantujuan tertentu di masyarakat di mana dalam penyusunannya melalui berbagai tahapan.

BAB IV
URAIAN MATERI

A. Pengertian Transparansi dan Pemerintah


1. Istilah Transparansi dan Pemerintah
Kecendrungan praktik pemerintah pada akhir millennium kedua menunjukkan kuatnya
semangat untuk menjalankan pemerintahan yang baik (goodgovernance). Kecenderungan ini
karena semakin derasnya dorongan nilai universal yang menyangkut demokrasi, transparansi,
dan penghormatan terhadap hak asasi manusia termasuk hak memperoleh informasi yang
benar. Praktik pemerintahan yang baik mensyaratkan bahwa pengelolahaan dan keputusan
manajemen public harus dilakukan secara terbuka dengan ruang partisipasi sebesar-besarnya
bagi masyarakat yang terkena dampaknya. Konsenkuensi dari tansparansi pemerintahan
adalah terjamin akses masyarakat dalam berpattisipasi, utamanya dalam proses pengambilan
keputusan. Apa maksud transparansi? Transparansi adalah suatu proses keterbukaan dari para
pengelolah manajemen, utamanya manajemen public, untuk membangun akses dalam proses
pengelolahan sehingga arus informasi keluar dan masuk berimbang. Jadi, dalam proses
tranparansi informasi tidak hanya diberikan oleh pengelolahan manajemen public tapi
masyarakat memiliki hak untuk memperoleh informasi yang menyangkut kepentingan public.
Kesadaran ini akan mengubah cara pandang manajemen public pada masa mendatang.
Masyarakat tidak lagi pasif menunggu informasi dari pemerintah atau dinas-dinas penerangan
pemerintah, tetapi mereka berhak mengetahui segala sesuatu yang menyangkut keputusan
dan kepentingan public. Hal yang utama dalam asas transparansi adalah keputusan yang
mengikat public harus dapat di terima oleh nalar public dan tidak ada alas an yang sumir dan
tertutup untuk didebatkan.
Istilah pemerintah (governance) dapat dibedakan dengan pemerintahan (governance),
kata pemerintah berarti lembaga atau orang yang bertugas mengatur Negara dan memajukan
Negara dengan rakyatnya.adapun pemerintahan adalah hal cara, hasil kerja memerintah,
mengatur Negara dengan rakyat. Pemerintah dalam arti organ merupakan alat kelengkapan
pemerintahan yang melaksanakan fungsi Negara. Dalam arti organ, pemerintah dapat di
bedakan dalam arti luas dan arti sempit.
Pemerintah dalam artu luas adalah suatu pemerintah yang berdaulat sebagai gabungan
semua badan atau lembaga kenegaraan yang bekuasa dan memerintah di wilayah suatu
Negara meliputi badan eksekutif, legislative, dan yudikatif. Adapun pemerintah dalam arti
sempit adalah suatu pemerintah yang berdaulat sebagai badan atau lembag yang mempunyai

wewenang melaksanakan kebijakan Negara (eksekutif) yang terdir5i atas presiden, wakil
preside, dan para menteri(kabinet).
1. Karakteristik Pemerintahan
Dalam masyarakat modern dewasa ini, pola pemerintahan yang dapat di kembangkan sesuai
dengan karakteristiknya masing-masing sebagai berikut.
a.

Kompleksitas,

dalam

menghadapi

kondisi

yang

komplek,

pola

penyelenggaraan

pemerintahan perlu di tekankan pada fungsi koordinasi dan komposisi.


b. Dinamika, dalam hal in pola pemerintahan yang dapat dikembangkan adalah peraturan atau
pengadilan (steering) dan kolaborasi (pola interaksi saling mengendalika diantara berbagai
actor yang terlibat dan/atau kepentingan dalam bidang tertentu).
c.

Keanekaragaman pemerintah yang menekankan pengaturan dan integrasi atau keterpaduan .


Berdasarkan hal-hal tersebut , dapat disimpulkan bahwa peyelengaraan pemerintahan
(goverrnance) dapat dipandang sebagai intervensi perilaku politik dan social yang
berorientasi hasil, yang diarahkan untuk menciptakan pola interaksi yang stabil atau dapat
diperdiksikan dalam suatu system (social polity), sesuai dengan harapan ataupun tujuan dari
pada pelaku intervensi tersebut.

B.Aktor dalam Pemerintahan


Dalam penyelenggaran pemerintah di suatu Negara, terdapat tiga komponen besar yang harus
diperhatikan karena peran dan fungsi yang sangat berpengaruh dalam menentukan maju
mundurnya pengelolahan Negara seperti berikut.
a.

Negara dan Pemerintahan


Negara dan pemerintah merupakan keseluruhan lembaga politik dan sector publik. Peran
dan tanggung jawabnya adalah di bidang hokum, pelayanan public, desentralisasi umum, dan
pemberdayaan masyarakat, penciptaan pasar yang kompotitif, membangun lingkungan yang
kondusif bagi tercapainya tujuan pembangunan yang baik pada level lokal, maupun
internasional.

b. Sektor Swasta
Sektor swasta yaitu perusahaan swasta yang aktif dalam interaksi system pasar,
seperti industry, perdagangan, perbankan, dan koperasi sektor informal. Perananya adalah
meningkatkan produktivitas, menyerap tenaga kerja, mengembangan Negara, investasi,
pengembangan dunia usaha, dan pertumbuhan ekonomi nasional.

c.

Masyarakat Madani
Kelompok masyarakat yang berinteraksi secara social, politik, dan ekonomi. Dalam
konteks kenegaraan, masyarakat merupakan subjek pemerintahan, pembangunan, dan
pelayanan public yang berinteraksi secara social, politik dan ekonomi. Masyarakat harus
diberdayakan agar berperan aktif dalam mendukung terwujudnya pemerintahan yang baik.

C. Pemerintahan yang Baik (Good Governance)


a.

Pengertian terminology good dalam istilah good governance mengandung dua pengertian.
Pertama , nilai-nilai yang menjunjung tinggi keinginan/kehendak rakyat dan nilai-nilai yang
dapat meningkatkan kemampuan rakyat dalam pencapaian tujuan (nasional), kemandirian,
pembangunan berkelanjutan, dan keadilan social. Kedua, aspek-aspek fungsional dari
pemerintahan yang efektif dan efisien dalam pelaksanaan tugasnya untuk mencapai tujuantujuan tersebut. Berdasarka pengertian tersebut , pemerintahan yang baik beriorientasi pada
dua hal sebagi berikut.

1. Orientasi ideal Negara yang diarahkan pada pencapaian tujuan nasional, yaitu mangacu pada
demikratisasi dengan unsure legitimasi, pertanggungjawaban, otonomi, dan pedelegasian
wewenang kekuasaan kepada daerah serta adanya mekanisme control oleh masyarakat.
2. Pemerintah yang fungsi secara ideal, yaitu secara efektif dan efisien melakukan upaya
pencapaian tujuan nasional. Hal ini tergantung pada sejauh

Kata Pengantar

Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT.Karena berkat rahmat dan ridhonyalah
kita dapat menyelesaikan makalah ini.Makalah ini kami buat berdasarkan dengan paduan dari
buku-buku kewarganegaraan yang lain.
Makalah ini kami buat agar pembaca dapat lebih memahami dan mengerti tentang
transparansi pemerintah.Kami juga mengucapkan terimakasih pada guru pembimbing kami
Wahyudin S.Pd yang telah membimbing kami membuat makalah ini sehingga makalah ini
dapat terselesaikan.

Bontang,
November 2010

penyusun

Daftar isi.
Kata
pengantar..i
Daftar
isi..ii
Bab I:
Pendahuluan..1
1.1 Pengertian transparansi......1
Bab II: Permasalahan....
...5
1.1 Politik.....5
1.2 Ilmu politik.....6
1.3 Pertai danGolongan....8
Bab III: Pemecahaan Permasalahan..
12
1.1 Tahap-tahap kebijakan publik menurut William Dunn.....12
1.2 Formulasi kebijakan...14
1.3 Adopsi/ Legitimasi Kebijakan...14
1.4 Penilaian/ Evaluasi Kebijakan...14
Bab IV: Uraian Materi......16
1.1 Pengertian Transparansi dan Pemerintah16
1.2 Aktor dalam pemerintahaan18
1.3 Pemerintahan yang Baik (good Governance)..20
Bab V:Penutup.....21
1.1 Kesimpulan.21
1.2 Saran dan Kritik.21
Daftar pustaka....22

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Transparansi adalah prinsip menciptakan kepercayaan timbal-balik antara pemerintah dan
masyarakat melalui penyediaan informasi dan menjamin kemudahan didalam memperoleh
Informasi adalah suatu kebutuhan penting masyarakat untuk berpartisipasi dalam
pengelolaan daerah. Berkaitan dengan hal tersebut pemerintah daerah perlu proaktif
memberikan informasi lengkap tentang kebijakan dan layanan yang disediakannya kepada
masyarakat.

B. Saran dan Kritik

Makalah ini saya buat untuk menambah wawasan sang pembaca. Saya sebagai penulis
makala ini meminta saran kepada pembaca makala ini agar makala yang saya buat akan
menjadi sempuna dengan satan dan kritik dari anda. Demikian makalah ini saya buat apabila
ada kesalahan dalam penulisan saya meminta maaf.

1.1 Latar Belakang


Dewasa ini praktek-praktek korupsi telah membudayakan dan akibatnya telah terasa sendi-sendi
perekonomian bangsa Indonesia. Lumpuhnya perekonomian bangsa mencapai puncaknya pada
tahun 1997 yang menyebabkan Indonesia di hantam badai krisis ekonomi yang berkepanjangan.
Praktek korupsi terjadi karena keterbukaan dan transparansi dalam pemerintahan para koruptor
menjadi menjadi leluasa melakukan aksinya menggerogoti uang negara. Disinilah ketidakadilan
mulai terjadi. Praktek korupsi telah merampas hak sebagian warga negara rakyatpun mulai
beraksi. Mereka menuntut sistem pemerintahan yang transparan dan berkeadilan. Transparansi
dalam pemerintahan harus diperjuangkan. Semua urusan kepemerintahan berupa kebijakankebijakan publik baik yang berkenan dengan pelayanan publik maupun pembangunan di daerah
harus diketahui publik.
Selain itu, adanya keterbukaan sudah barang tentu tidak semuanya boleh diungkapkan kepada
umum. Misalnya pornografi dan porno aksi, tidak boleh dipublikasikan dengan dalil keterbukaan
atau kebebasan. Keterbukaan bukanlah tanpa batas karena jika keterbukaan tanpa batas dapat
memperbesar peluang timbulnya konflik yang sulit dikendalikan, yang akhirnya menjurus ke arah
timbulnya kekerasan dan kekacauan. Itulah yang harus dihindari. Untuk itulah perlu diketahui dan
dicermati secara mendalam bagaimana sebenarnya keterbukaan dan transparansi yang sesuai
dengan kaidah-kaidah yang berlaku. Sehingga tidak menimbulkan suatu misspersepsi dalam
masyarakat.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa hakikat keterbukaan dan transparansi?
2. Bagaimana impelentasi keterbukaan dan transparansi dalam penyelenggaraan pemerintahan
di Indonesia?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui hakikat keterbukaan dan transparansi.
2. Mengetahui implementasi keterbukaan dan transparansi dalam penyelenggaraan
pemerintahan di Indonesia.
1.4 Manfaat
1. Hakikat keterbukaan dan transparansi dapat diketahui lebih mendalam.
2. Implementasi keterbukaan dan transparansi dalam penyelenggaraan pemerintahan di
Indonesia dapat diidentifikasi.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Hakikat Keterbukaan dan Transparansi


Dilihat dari pengertiannya keterbukaan merupakan data/informasi bagi masyarakat yang dapat di
akses sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Keterbukaan dapat juga menunjuk
pada ketersediaan informasi dan kejelasan bagi masyarakat umum untuk mengetahui proses
penyusunan, pelaksanaan, serta hasil yang telah dicapai melalui sebuah kebijakan publik.
Transparansi dapat dilihat dari terbentuknya proses perumusan kebijaakan publik bagi
masyarakat (terbuka bagi partisipasi masyarakat). Transparansi dapat juga diwujudkan dalam
bentuk keterbukaan pemerintah dalam menyusun kebijakan yang dapat diakses oleh masyarakat.
Hal ini dapat menciptakan horizontal accountability antara pemerintah dengan masyarakat
sehingga terwujud pemerintah yang bersih, transparan, akuntabel, efektif, efisien dan responsive,
terhadap perkembangan aspirasi masyarakat dan kepentingan masyarakat.
Semua urusan pemerintahan berupa kebijakan-kebijakan publik baik yang berkenaan dengan
pelayanan publik maupun pembangunan di daerah harus diktahui publik. Masyarakat hendaknya
mempunyai kemudahan untuk mengetahui serta memperoleh data dan informasi tentang
kebijakan, program dan kegiatan pemerintah daerah dan DPRD. Dalam keterbukaan dan
transparansi yang berisikan keputusan dan alasan pengambilan kebijakan publik harus dapat
diakses oleh publik, dan harus diumumkan agar mendapat tanggapan publik. Demikian pula
informasi tentang kegiatan pelaksanaan kebijakan tersebut dan hasil-hasilnya, harus terbuka dan
dapat diakses publik. Dalam konteks ini aparat pemerintah harusnya bersedia secara terbuka dan
jujur memberikan informasi langsung dengan eksekutif dan legislative, wadah komunikasi dan
informasi lintas pelaku baik melalui media cetak maupun media dari prinsip keterbukaan dan
transparansi.
Adapun perilaku kunci yang mencerminkandari keterbukaan dan transparansi adalah :
Pada tingkat individu
- Menomorduakan kepentingan pribadi
Selalu menempatkan kepentingan publik di atas kepentingan pribadi.
- Tetap terbuka terhadap ide-ide dan kritikan lain
Mendengarkan individu/pihak lain dan secara objektif mempertimbangkan ide-ide pendapat orang
lain dan memiliki kesanggupan untuk menerima kritikan meskipun hal tersebut bertentangan
dengan ide dan pendapatnya.
- Mendukung individu/pihak lain
Memperlakukan individu/pihak lain sesuai dengan martabat kehormatan dan keadilan :
memberikan penghargaan yang sesuai pada individu/pihak lain : membela individu yang berhak
meskipun harus menghadapi perlawanan atau tantangan.
Pada tingkat organisasi/sistem
- Mudah dipahami
Memberikan informasi yang sederhana, mudah dipahami, menarik dan disesuaikan dengan
kelompok sasaran yang hendak dituju.
- Keterjangkauan
Mampu menjangkau berbagai kelompok masyarakat, khususnya kelompok masyarakat yang
menjadi sasaran.
- Legalitas
Seluruh informasi yang disebarluaskan harus bersumber dari institusi yang terlibat dan

berwenang dalam menyediakan informasi. Hal ini dijadikan dasar legalitas dan keabsahan
informasi yang dimaksud atau dapat dikatakan pula harus dilandasi oleh aturan-aturan formal dan
dapat pula dipertanggungjawabkan secara hukum.
- Akurat
Informasi yang disajikan harus dapat akurat dan sesuai dengan kondisi riil di lapangan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan


Individu
- Menyadari akan hak bagi setiap orang untuk memperoleh informasi.
- Meningkatkan kemampuan dalam pengelolaan pengembangan media komunikasi dan informasi
serta sistem informasi.
Lembaga organisasi
- Menyusun peraturan perundangan tentang keterbukaan informasi di masing-masing sektor.
- Menyediakan media komunikasi dan informasi : membangun sistem informasi : memperkuat unit
pusdatin di setiap instansi : membangun sistem informasi; bekerja sama dengan pers.
- Memperkuat unit humas di setiap instansi.
- Menyusun dan melaksanakan program dan kegiatan sosialisasi untuk meningkatkan
pemahaman masyarakat menuntut transparansi pemerintah; mereview pengaturan transparansi
dalam peraturan perundangan; melengkapi peraturan yang memuat ketentuan transparansi
dengan ketentuan sanksi; mainstreaming prinsip transparansi dalam penyelenggaraan negara,
melalui pembentukan unit-unit, penyusunan peraturan, serta perumusan sistem; mendorong
penerapan e-government dalam mendukung transparansi.
- Menetapkan lembaga independen yang menyusun rating dan memberikan reward.
2.2 Implementasi Keterbukaan dan Transparansi dalam Penyelenggaraan Pemerintahan di
Indonesia
Sebuah pemerintahan dikatakan terbuka (transparan) apabila memenui empat unsur utama
seperti di bawah ini :
1. Pemerintahan menyediakan berbagai informasi mengenai kebijakan yang ditempuhnya.
Berbagai informasi itu antara lain, kebijakan pemerintah dan pertimbangan yang medasari
kebijakan tersebut, peraturan dan proses pelaksanaan kebijakan itu serta biaya dan dampak
yang mungkin terjadi.
2. Masyarakat dan media massa memiliki kesempatan luas untuk mengetahui isi berbagai
dokumen pemerintah baik secara langsung maupun tidak langsung (melalui parlemen).
3. Terbukanya sidang pemerintah bagi masyarakat dan media massa. Keterbukaan itu
menyangkut sidang eksekutif dan komisi-komisi, maupun notulen hasil rapat.
4. Adanya konsultasi publik yang dilakukan pemerintah secara berencana.
Berbicara tentang keterbukaan dan transparansi penyelenggaraan pemerintah di Indonesia,
masih tergolong relatif. Untuk beberapa hal yang terkait dengan pemerintahan, Indonesia telah
melakukan suatu transparansi misalnya saja DPR/DPRD dan pemerintah baik pusat maupun
daerah telah menyediakan akses informasi kepada publik mengenai berbagai pelaksanaan tugas
dan wewenangnya, informasi mengenai pelaksanaan rencana pembangunan baik pusat maupun
daerah, melalui media lokal/nasional, website, balai informasi dan sebagainya.
Disamping itu pula, pers diberikan kebebasan untuk meliput dan mempublikasikan bentuk-bentuk
kegiatan pemerintah seperti sidang-sidang dan menyangkut pula pembentukan kebijakan publik.
Pers disini memegang peranan penting demi terwujudnya pemerintahan yang transparan. Pers
juga menjadi sarana penyaluran apsirasi rakyat misalnya dalam mengkritik kebijakan pemerintah
yang dianggap kurang relevan. Antara pemerintah dengan masyarakat terjadi suatu kolerasi yang
timbal balik. Dalam artian ketika pemerintah mengeluarkan kebijakan yang dianggap tidak sesuai

dengan kehendak rakyat, maka rakyat akan mengkritisi kebijakan tersebut. Pemerintah kemudian
akan berupaya membenahi kebijakan tersebut sesuai dengan yang diharapkan demi kebaikan
bersama. Maka terciptalah simbiosis mutualisme. Sehingga disini masyarakat akan lebih
memahami bagaimana jalannya pemerintahan, baik dalam penyusunan, pelaksanaan dan hasil
yang dicapai pun akan lebih berkwalitas.
Negara dapat diibaratkan sebagai sebuah keluarga, sebagai penyelenggara, negara ibarat kepala
keluarga. Dalam mengambil suatu kebijakan, pemerintah harus bersikap transparan dan adil.
Namun, banyak dari kebijakan pemerintah yang mendapat sorotan karena dianggap kurang
transparan. Misalnya rekrutmen politik di Indonesia. Proses rekrutmen sering didasarkan atas
patronage politik bukan atas dasar kapasitas dan kepemimpinan. Akibatnya tidak jarang
kepemimpinan orang yang memegang jabatan mendapat resistensi dari masyarakat. Karena
yang memegang jabatan bukanlah orang yang memiliki kecakapan dan kemampuan yang
diperlukan untuk jabatan tersebut.
Tindakan-tindakan semacam ini selain merugikan bangsa dan negara juga akan melahirkan
pemimpin dan pejabat yang tidak berkwalitas. Hal ini akan mudah menimbulkan KKN serta
penyalahgunaan kekuasaan yang semakin merugikan bangsa dan negara. Seperti sekarang
krisis multi dimensi ini merupakan akibat nyata dari tindakan tersebut dan sulit diberantas karena
merata di berbagai bidang kehidupan. KKN tidak semua terjadi di pemerintahan pusat tetapi juga
berkembang di daerah. Ini terjadi karena Gubernur meniru prilaku atasannya. Demikian juga
pejabat di bawahnya meniru prilaku atasannya.
Sikap terbuka dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sesungguhnya tidak berbeda dengan
sikap hidup sesuai dengan norma-norma yang berlaku. Segala tindakan kita harus sesuai dengan
kaidah-kaidah kebenaran. Setiap warga negara mempunyai kewajiban untuk memiliki sikap
tersebut, apalagi para pejabat penyelenggara negara. Negara mempunyai kewajiban utama untuk
mewujudkan sikap terbuka sebagai contoh dan acuan yang sangat berpengaruh terhadap seluruh
warga negara.
Harapan penghapusan praktek KKN dapat terpenuhi jika ada komitmen yang jelas dan nyata dari
para penyelenggara negara. Namun, penghapusan praktek KKN akan terhambat apabila tidak
ada komitmen moral dari para penyelenggara negara untuk memberantas praktek KKN secara
transparan. Transparansi penghapusan praktek KKN sangat dibutuhkan demi terciptanya
kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Keterbukaan dan transparansi merujuk pada ketersediaan informasi dan kejelasan bagi
masyarakat umum untuk mengetahui proses penyusunan, pelaksanaan serta hasil yang telah
dicapai melalui sebuah kebijakan publik.
Implementasi keterbukaan dan transparansi dalam penyelenggaraan pemerintahan di Indonesia,
masih bersifat relatif. Di satu pihak, pemerintah telah mencerminkan suatu keterbukaan misalnya
dengan menyediakan akses informasi kepada publik terkait dengan penyelenggaraan
pemerintahan melalui media lokal/nasional, website, balai informasi dan sebagainya. Disamping
itu, pemerintah memberikan kebebasan pada pers untuk meliput dan mempublikasikan segala
bantuk kegiatan pemerintah. Namun, di pihak lain pemerintah belum transparan terutama dalam
rekrutmen politik. Ketidaktransparanan ini berakibat praktek KKN merajalela di segala bidang
kehidupan yang kemudian menyengsarakan rakyat. Oleh karena itu, komitmen yang jelas dan

nyata sangat diperlukan untuk menciptakan transparansi dalam pemerintahan demi terciptanya
kesejahteraan bersama.
3.2 Saran-Saran
1. Pemerintah agar lebih berupaya untuk menciptakan pemerintahan yang transparan
berdasarkan dengan kaidah-kaidah yang berlaku.
2. Masyarakat beserta jajaran penegak hukum agar ikut secara aktif mengkritisi segala bentuk
kebijakan pemerintah yang kurang relevan dan tidak transparan.

KEUNGGULAN DAN KEKURANGAN e


GOVERNMENT
Filed under: e - Government Meninggalkan komentar
17 Januari 2012

Keunggulan
Tujuan utama dari E-Pemerintah adalah untuk dapat menawarkan portofolio peningkatan
pelayanan publik untuk warga negara secara efektif efisien dan biaya. E-government
memungkinkan untuk transparansi pemerintah. Transparansi pemerintah adalah penting
karena memungkinkan publik untuk memperoleh informasi tentang apa yang pemerintah
bekerja pada serta kebijakan mereka mencoba untuk menerapkan. Tugas-tugas sederhana
mungkin lebih mudah untuk melakukan akses pemerintah melalui elektronik. Banyak
perubahan, seperti perubahan status perkawinan atau alamat dapat menjadi proses yang
panjang dan mengambil banyak kertas kerja bagi warga negara. E-government
memungkinkan tugas-tugas ini harus dilakukan secara efisien dengan kenyamanan yang lebih
kepada individu. E-government adalah cara mudah bagi masyarakat untuk lebih terlibat
dalam kampanye politik. Ini bisa meningkatkan kesadaran pemilih, yang dapat menyebabkan
peningkatan partisipasi warga dalam pemilu. Hal ini mudah dan biaya-efektif untuk bisnis,
dan manfaat publik dengan mendapatkan akses mudah ke informasi terkini yang tersedia
tanpa harus menghabiskan waktu, tenaga dan uang untuk mendapatkannya.

Kekurangan

Kelemahan utama tentang e-government adalah kurangnya kesetaraan dalam akses


publik untuk keandalan, internet informasi di web, dan agenda tersembunyi dari kelompok
pemerintah yang dapat mempengaruhi dan bias opini publik.

pengertian Palsu transparansi dan akuntabilitas


Lawan dari e-pemerintah berpendapat bahwa transparansi pemerintah online meragukan
karena dikelola oleh pemerintah sendiri. Informasi dapat ditambahkan atau dihapus dari mata
publik. Untuk hari ini, sangat sedikit organisasi memantau dan memberikan akuntabilitas
untuk modifikasi ini. Mereka yang melakukannya, seperti OMBWatch Amerika
Serikat danAkuntabilitas Proyek Pemerintah , sering relawan nirlaba. Bahkan pemerintah
sendiri tidak selalu melacak informasi yang mereka menyisipkan dan menghapus.

Tidak terjangkaunya

Sebuah situs e-pemerintah yang menyediakan akses web dan dukungan sering tidak
menawarkan potensi untuk mencapai banyak pengguna termasuk mereka yang tinggal di
daerah terpencil, yang jompo, memiliki tingkat melek huruf yang rendah, ada pada
pendapatan garis kemiskinan.

Biaya
Meskipun jumlah luar biasa dari uang yang telah dihabiskan pada pengembangan dan
implementasi e-government, ada yang mengatakan itu hanya menghasilkan produk yang
biasa-biasa saja. Hasil dan efek pemerintah berbasis internet percobaan seringkali sulit untuk
mengukur atau tidak memuaskan.

Hyper-surveilans
Kontak meningkat antara pemerintah dan warga negaranya berjalan dua arah. Setelah epemerintah mulai mengembangkan dan menjadi lebih canggih, warga akan dipaksa untuk
berinteraksi secara elektronik dengan pemerintah pada skala yang lebih besar. Hal ini
berpotensi menyebabkan kurangnya privasi untuk sipil sebagai pemerintah mereka
memperoleh informasi lebih lanjut dan lebih lanjut tentang mereka. Dalam skenario kasus
buruk, dengan begitu banyak informasi yang berlalu elektronik antara pemerintah dan warga
sipil, seorang totaliter sistem seperti bisa berkembang. Ketika pemerintah memiliki akses
mudah ke informasi yang tak terhitung banyaknya warga negaranya, pribadi privasi hilang.

Kekurangan dan Kelebihan E-government

Kekurangan :
Kultur berbagi belum ada

Pola pikir masih sederhana (gagap teknologi)

Terbatasnya jumlah server dan sedikitnya software berlisensi karena mahal

Sumber daya manusia yang handal di bidang TI kurang

Belum terintegrasinya database dan sistem aplikasi secara menyeluruh

Infrastruktur belum memadai

Tempat akses terbatas

Kelebihan :
Dapat membentuk hubungan interaktif dengan dunia usaha untuk menghadapi perubahan dan
persaingan perdagangan internasional.

Dapat membentuk jaringan informasi dan transaksi pelayanan publik yang berkualitas, cepat, dan
terjangkau oleh masyarakat luas.

Dapat membentuk mekanisme dan saluran komunikasi dengan lembaga-lembaga negara serta
menyediakan fasilitas dialog publik.

Dapat membentuk sistem manajemen dan proses kerja yang transparan dan efisien memberikan
layanan yang lebih baik pada masyarakat.

Pemberdayaan masyarakat dilaksanakan melalui informasi yang mudah diperoleh.

Adanya E-Government diharapkan pelaksaan pemerintah akan berjalan lebih efisien karena
koordinasi pemerintah dapat dilakukan melalui pemanfaatan teknologi informasi.

Keuntungan E-Goverment bagi rakyat


Pelayanan servis yang lebih baik kepada masyarakat. Informasidapat disediakan 24 jam, 7 hari
dalam seminggu, tanpa harus menunggu dibukanya kantor . Informasi dapat dicari dari kantor, rumah,
tanpa harus secara fisik datang ke kantor pemerintahan.

Peningkatan hubungan antara pemeritah, pelaku bisnis, dan masyarakat umum. Adanya
keterbukaan [transparansi ] maka diharapkan hubungan antara berbagai pihak menjadi lebih baik.
Keterbukaan ini menghilangkan saling curiga dan kekesalan dari semua pihak.

Pemberdayaan msyarakat melalui informasi yang mudah diperoleh. Dengan adanya informasi
yang mencukupi, masyarakat akan belajar untuk dapat menentukan pilihannya. Sebagai contoh, data-data

tentang sekolah; jumlah kelas, daya tampung murid, passing grade, dan sebagainya, dapat ditampilkan
secara online dan digunakan oleh orang tua untuk memilih sekolah yang pas untuk anaknya.

Pelaksanaan pemerintahan yang lebih efisien . Sebagai contoh, koordinasi


dilakukan melaluji e-mail atau bahkan vidio confernce.

Teknologi Informasi dan Komunikasi yang dikembangkan dalam pemerintahan atau yang disebut
e-government membuat masyarakat semakin mudah dalam mengakses kebijakan pemerintah sehingga
program yang dicanangkan pemerintah dapat berjalan dengan lancar.

e-government juga dapat mendukung pengelolaan pemerintahan yang lebih efisien, dan bisa
meningkatkan komunikasi antara pemerintah dengan sektor usaha dan industri.

Masyarakat dapat memberi masukan mengenai kebijakan-kebijakan yang dibuaat oleh


pemerintah sehingga dapat memperbaiki kinerja pemerintah. Selain tampilan dan paduan warna yang
menarik, informasi-infromasi yang disajikan sangatlah lengkap dan up to date.

Terdapatnya informasi transportasi, informasi valuta asing, serta info tentang tinggi muka air.

pemerintahan dapat

Website mencakup banyak aspek seperti hukum, agama, sosial dan budaya, bisnis dan kawasan
bisnisnya, pendidikan, dan sebagainya.
Semua terbuka untuk pemerintah dan masyarakat.

Kerugian E-Goverment bagi rakyat


Semakin bebasnya masyarakat mengakses situs pemerintah akan membuka peluang terjadinya
cyber crime yang dapat merusak system TIK pada e-government. Misalnya kasus pembobolan situs KPU
ketika penyelenggaraan Pemilu oleh seorang cracker.

Kurangnya interaksi atau komunikasi antara admin (pemerintah) dengan masyarakat, karena egovernment dibuat untuk saling berinteraksi antara pemerintah, masyarakat, dan pihak lain yang
berkepentingan.

Kelemahan utama tentang e-government adalah kurangnya kesetaraan dalam akses publik untuk
keandalan, internet informasi di web, dan agenda tersembunyi dari kelompok pemerintah yang dapat
mempengaruhi dan bias opini publik.

Pelayanan yang diberikan situs pemerintah belum ditunjang oleh system manajemen dan proses
kerja yang efektif karena kesiapan peraturan,prosedur dan keterbataasan SDM sangat membatasi penetrasi
komputerisasi k dalam system pemerintahan

Belum mapannya strategi serta tidak memaadainya anggaran yang dialokasikan untuk
pengembanngan e-government

Inisiatif merupakan upaya instansi secara sendiri-sendiri, dengan demikian sejumlah faktor seperti
standardisasi, keamanan informasi, otentikasi, dan berbagai alikasi dasar yang memungkinkkan
interoperabilitas antar situs secara andal, aman, dan terpercaya kurang mendapat perhatian

Kesenjangan kemampuan masyarakat untuk mengakses jaringan internet

Sumber:
http://nurlindasudirman.blogspot.com/2012/01/kelebihan-dan-kekurangan-e-government.html
http://sriyanthigeg.blogspot.com/2012/11/pengertian-keuntungan-kerugian-e.html

pemerintahan yang transparan


28

Oct

Pemerintah adalah organisasi yang memiliki kekuasaan untuk membuat dan menerapkan
hukum serta undang-undang di wilayah tertentu. Ada beberapa definisi mengenai sistem
pemerintahan. Sama halnya, terdapat bermacam-macam jenis pemerintahan di dunia.
Sebagai contoh: Republik, Monarki / Kerajaan, Persemakmuran (Commonwealth). Dari
bentuk-bentuk utama tersebut, terdapat beragam cabang, seperti: Monarki
Konstitusional, Demokrasi, dan Monarki Absolut / Mutlak.
Suatu pemerintahan atau kepemerintahan yang Transparan (terbuka),yaitu suatu system
pemerintahan yang di dalam penyelenggaraan kepemerintahannya terdapat kebebasan
aliran informasi dalam berbagai proses kelembagaan sehingga mudah diakses oleh
mereka yang membutuhkan.
Berbagai informasi telah disediakan secara memadai dan mudah dimengerti, sehingga
dapat digunakan sebagai alat monitoring dan evaluasi.
Kepemerintahan yang tidak transparan, cepat atau lambat cendrung akan menuju
kepemerintahan yang korup, otoriter, atau diktatur.
Dalam penyelenggaraan Negara, pemerintah dituntut bersikap terbuka terhadap
kebijakan-kebijakan yang dibuatnya termasuk anggaran yang dibutuhkan dalam
pelaksanaan kebijakan tersebut. Sehingga mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga
evaluasi terhadap kebijakan tersebut pemerintah dituntut bersikap terbuka dalam rangka
akuntabilitas public.
Realitasnya kadang kebijakan yang dibuat pemerintah dalam hal pelaksanaannya kurang
bersikap transparan, sehingga berdampak pada rendahnya kepercayaan masyarakat
terhadap setiap kebijakan yang dibuat pemerintah.
Transparansi adalah prinsip menciptakan kepercayaan timbal-balik antara pemerintah
dan masyarakat melalui penyediaan informasi dan menjamin kemudahan didalam

memperoleh informasi yang akurat dan memadai.


Informasi adalah suatu kebutuhan penting masyarakat untuk berpartisipasi dalam
pengelolaan daerah. Berkaitan dengan hal tersebut pemerintah daerah perlu proaktif
memberikan informasi lengkap tentang kebijakan dan layanan yang disediakannya
kepada masyarakat.
Pemerintah daerah seharusnya perlu menyiapkan kebijakan yang jelas tentang cara
mendapatkan informasi. Kebijakan ini akan memperjelas bentuk informasi yang dapat
diakses masyarakat ataupun bentuk informasi yang bersifat rahasia, bagaimana cara
mendapatkan informasi, lama waktu mendapatkan informasi serta prosedur pengaduan
apabila informasi tidak sampai kepada masyarakat.
Instrumen dasar dari transparansi adalah peraturan yang menjamin hak untuk
mendapatkan informasi, sedangkan instrumen pendukung adalah fasilitas database dan
sarana informasi dan komunikasi dan petunjuk penyebarluasan produk-produk dan
informasi yang ada di penyelenggara pemerintah, maupun prosedur pengaduan. Untuk
itu adanya Perda Transparansi adalah sebagai produk hukum yang memberikan jaminan
untuk mengatur tentang hak memperoleh akses dan penyebar luasan informasi kepada
publik. Apalagi transparansi memang telah menjadi semacam suatu etika pergaulan
internasional yang mesti ada untuk menjamin integritas dan keberlangsungan
demokratisasi.
Pun,terselenggaranya sistem pemerintahan yang akuntabel dan transparan merupakan
salah satu kunci perwujudan good governance. Di dalam sistem dimaksud tercakup
beberapa prasyarat yang harus dipenuhi tatkala transparansi dan akuntabilitas menjadi
barometer. Di antara prasyarat itu adalah jaminan bahwa segala peristiwa penting
kegiatan pemerintah (kegiatan badan publik) terekam dengan baik dengan ukuranukuran yang jelas dan dapat diikhtisarkan melalui proses informasi dimana kita bisa
melihat segala yang terjadi dan terdapat di dalam ruang entitas itu, yakni entitas
pemerintah.
Dengan adanya transparansi pemerintahan yang ditunjang dengan payung hukumnya
yang jelas maka akan menambah wawasan dan pengetahuan masyarakat terhadap
penyelenggaraan pemerintahan. Meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap
pemerintahan, maka akan menjamin meningkatnya jumlah masyarakat yang
berpartisipasi dalam pembangunan daerahnya dan akan dapat meminimalisir
berkurangnya pelanggaran/penyimpangan dalam pengelolaan pemerintahan.
ASAS ASAS PEMERINTAHAN YANG TRANSPARAN
Tap MPR No. XI/MPR/1998 yang kemudian diatur dalam UU RI Nomor 28 tahun 1999 Pasal
3 menegnai Asas-asas hukum Penyelenggaraan Negara, diantaranya, meliputi asas
keterbukaan atau transparansi. Keterbukaan atau transparansi adalah asas yang
membuka diri terhadap masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar, jujur, dan
tidak diskriminatif tentang penyelenggaraan Negara dengan teta memperhatikan
perlindungan atas hak asasi pribadi,golongan, dan rahasia Negara.

Selain asas tersebut, ada pula asas-asas lain yang mengatur tentang penyelenggaraan
pemerintahan yang transparan. Antara lain :
1. Asas kepastian hukum : adalah asas dalam Negara hukum yang mengutamakan
landasan peraturan perundang undangan , kepatutan, dan keadilan didalam setiap
kebijkan penyelenggaraan Negara.
2. Asas tertib penyelenggaraan : adalah asas yang menjadi landasan keteraturan,
keserasian, dan keseimbangan dalam pengendalian penyelenggaraan Negara.
3. Asas kepentingan hukum : adalah asas yang mendahulukan kesejahteraan rakyat dan
kewajiban penyelenggaraan Negara.
4. Asas Proporsionalitas : adalah asas yang mengutamakan keseimbangan antara hak
dan kewajiban penyelenggaraan Negara.
5. Asas perofesionalitas : adalah asas yang mengutamakan keahlian berlandaskan pada
kode etik dan ketentuan peraturan perundang undangan yang berlaku.
6. Asas akuntansibilitas :adalah asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil
akhir dari kegiatan penyelenggaraan Negara harus dipertanggungjawabkan kepada
masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi Negara sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang undangan yang berlaku.

PENGERTIAN TRANSPARANSI DAN


PEMERINTAHAN
1 PENDAHULUAN
Transparansi adalah suatu proses keterbukaan dari para penelolah manajemen,utamanya
manajemen public, untuk membangun akses dalam proses pengelolaannya sehingga arus informasi
keluar dan masuk secara berimbang.Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata pemerintahan
berarti Lembaga atau orang yang bertugas mengatur dan memajukan Negara dengan rakyatnya.
Jadi, dalam proses transparansi informasi tidak hanya diberikan oleh pengelolah manajemen public
tetapi masyarakat memiliki hak untuk memperoleh informasi yang menyangkut kepentingan public.
Transparansi Pemerintahan adalah terjaminnya akses masyarakat dalam berpartisipasi, utamanya
dalam proses pengambilan keputusan.
1.1 PERMASALAHAN
Permasalahan yang akan kita bahas adalah Adakah jaminan transparansi pemerintahan jika
masyarakat aktif dalam memberikan kritikan?
Agar lebih rinci dan lebih lanjutnya kita akan bahas ini di bab3.
1.2 Pemecahan Masalah
Jika penyelenggaraan pemerintahan dilakukan dengan tertutup dan tidak transparan secara umum
akan berdampak pada tidak tercapainya kesejahteraan masyarakat atau warga Negara, sebagaimana
tercantum dalam kontitusi Negara, yaitu percapaian masyarakat yang adil dan makmur.
1.1 Uraian Materi

Adanya keterbukaan tidak terlepas dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Dengan
perkembangan teknologi dan komunikasi sulit bahkan tidak mungkin untuk menepis dan
mengendalikan setiap informasi yang masuk. Dengan demikian, era keterbukaan secara tidak
langsung akan mengakibatkan mengecilnya ruang dan waktu. Negara dituntut untuk lebih aktif dalam
rangka menyaring dan mengendalikan setiap informasi yang masuk.
Keterbukaan adalah keadaan yang memungkinkan ketersediaan informasi yang dapat diberikan dan
didapat oleh masyarakat luas. Keterbukan merupakan kondisi yang memungkinkan partisipasi
masyarakat dalam kehidupan bernegara.
Di samping itu, keterbukaan juga akan mengakibatkan batas-batas teritorial suatu negara menjadi
kabur. Kecanggihan teknologi dan informasi membuat batas-batas teritorial suatu negara menjadi
tidak berarti. Seseorang akan dengan mudah memberikan dan menerima informasi sesuai dengan
keinginannya. Pada akhirnya keterbukaan akan mengakibatkan hilangnya diferensiasi (perbedaan)
sosial.
Akan tetapi, keterbukaan akan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan di suatu negara. Di lihat
dari aspek sosial budaya, keterbukaan akan memberikan ruang gerak bagi masuknya budaya-budaya
barat yang sama sekali berbeda dengan budaya masyarakat Indonesia. Dilihat dari aspek ideologi,
keterbukaan akan memberikan ruang bagi tumbuh dan berkembangnya ideologi-ideologi dari luar
yang tidak sesuai dengan kepribadian suatu bangsa Indonesia. Oleh sebab itu, munculnya era
keterbukaan akan membawa dampak yang sangat buruk apabila kita tidak dapat mempersiapkan diri.
Keterbukaan dalam pengertian sikap dan perilaku yang dilakukan pemerintah dewasa ini merupakan
tuntutan yang tidak dapat dihindari. Sebagai contoh adalah keterbukaan arus informasi di bidang
hukum. Keterbukaan arus informasi di bidang hukum penting agar setiap warga negara mendapatkan
suatu jaminan keadilan.
Sikap keterbukaan juga menuntut komitmen masyarakat dan mentalitas aparat dalam melaksanakan
peraturan tersebut. Kesiapan infrastruktur fisik dan mental aparat sangat menentukan jalannya
jaminan keadilan.
Dalam mewujudkan suatu pemerintahan atau kepemerintahan yang demokratis maka hal yang paling
utama yang harus diwujudkan oleh pemerintah adalah transparansi (keterbukaan). Adapun indikasi
dari suatu pemerintahan atau kepemerintahan yang transparan (terbuka) adalah apabila di dalam
penyelenggaraan pemerintahannya terdapat kebebasan aliran informasi dalam berbagai proses
kelembagaan. Berbagai informasi harus disediakan secara memadai dan mudah dimengerti sehingga
dapat digunakan sebagai alat monitoring dan evaluasi. Kepemerintahan yang tidak transparan, cepat
atau lambat cenderung akan menuju ke pemerintahan yang korup, otoriter, atau diktator.
Akibat penyelenggaraan pemerintahan yang tidak transparan diantaranya:
1. kesenjangan antara rakyat dan pemerintah akibat krisis kepercayaan
2. menimbulkan prasangka yang tidak baik dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
3. pemerintah tidak berani bertanggungjawab kepada rakyat
4. tidak adanya partisipasi dan dukungan rakyat sehingga menghambat proses
5. pembangunan nasional
6. hubungan kerjasama internasional yang kuarang harmonis
7. ketertinggalan dalam segala bidang.
Untuk itu diperlukan suatu penyelenggaran pemerintahan yang baik dan terbuka. Penyelenggaraan
negara yang baik dapat menciptakan pemerintahan yang baik (good governance). Dan untuk
mewujudkan pemerintahan yang baik, ada beberapa asas yang perlu diperhatikan, yaitu:
1. Asas Kepastian Hukum
2. Asas Tertib Penyelenggaran Negara
3. Asas Kepentingan Umum
4. Asas Keterbukaan
5. Asas Proposionalitas
6. Asas profesionalitas
7. Asas Akuntabilitas
Penyelenggaraan pemerintahan negara Republik Indonesia dilakukan oleh pemerintah atau
penyelenggara negara. Penyelenggara negara menurut Undang-Undang RI No. 28 Tahun 1999
tentang Pentelenggara Negara yang Bersih, dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme adalah
pejabat negara yang menjalankan fungsi eksekutif, legislative, dan yudikatif, dan pejabat lain yang
fungsi dan tugas pokoknya berkaitan dengan penyelenggaraan negara sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
1. Mengapresiasikan Sikap Terbuka dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara.
Di dalam iklim demokrasi saat ini, sikap terbuka penting untuk dilaksanakan. Sikap terbuka ini akan

mendukung proses demokratisasi di Indonesia. Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, sikap
terbuka harus dilaksanakan oleh setiap warga negara, termasuk oleh pemerintah. Hal ini penting agar
keterbukaan tidak hanya terjadi di lingkungan masyarakat tetapi lebih jauh lagi keterbukaan harus
juga berjalan dalam penyelenggaraan pemerintahan. Setiap penyelenggaraan pemerintahan harus
dilakukan secara terbuka dan dapat dipantau oleh warga negara. Dengan dilakukannya hal ini maka
kemungkinan terjadinya penyimpangan-penyimpangan dalam penyelenggaraan negara dapat
diperkecil.
Sikap terbuka adalah sikap untuk bersdia memberitahukan dan sikap untuk bersedia menerima
pengetahuan atau informasi dari pihak lain. Sikap terbuka ini dapat ditunjukkan dengan dukungan
pemerintah terhadap kebebasan pers. Dengan adanya kebebasan pers diharapkan akses informasi
warga negara terhadap penyelenggaraan pemerintahan. Sebagai contoh setiap pengambilan
keputusan yang diambil oleh pemerintah dapat dipantau terus oleh warga negara. Pers sendiri
diharapkan dapat memberikan informasi yang aktual dan tepat kepada warga negara. Selain itu,
sikap netral harus terus dipertahankan oleh pers. Pers diharapkan tidak menjadi alat bagi pemerintah
untuk mempertahankan kekuasaannya.
2. Pentingnya sikap adil dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
Ketidakadilan dapat menciptakan kecemburuan, pertentangan, kesenjangan dan disintegrasi bangsa.
Dalam kehidupan berbangsa, ketidakadilan dapat menimbulkan perilaku anarkis dan pertikaian antar
golongan, bahkan dalam pertikaian antar suku bangsa dapat menyebabkan perpecahan wilayah.
Sedangkan dalam kehidupan bernegara, perbuatan tidak adil dapat menyebebkan negara mengalami
hambatan dalam menjalankan roda pemerintahan sehingga mengalami keterpurukan dan berdampak
pada penderitaan rakyat. Dengan demikian keadilan adalah persyaratan bagi terwujudnya persatuan
dan kesatuan bangsa serta keutuhan negara kita.
3. Berpartisipasi dalam Upaya Peningkatan Jaminan Keadilan
Sebagai warga negara, kita harus ikut serta secara aktif dalam upaya meningkatkan jaminan
keadilan. Jaminan keadilan bukan hanya merupakan tanggung jawab pemerintah. Partisipasi warga
negara juga mutlak diperlukan. Partisipasi secara dua arah diperlukan agar jaminan keadilan dapat
berjalan dengan efektif. Partisipasi warga negara dalam upaya peningkatan jaminan keadilan dapat
dilakukan dengan melakukan cara-cara berikut ini.
1. Menaati setiap peraturan yang berlaku di negara Republik Indonesia.
2. Menghormati setiap keputusan hukum yang dibuat oleh lembaga peradilan.
3. Memberikan pengawasan terhadap jalannya proses-proses hukum yang sedang berlangsung.
4. Memberi dukungan terhadap pemerintah dalam upaya meningkatkan jaminan keadilan.
5. Memahami dan menghormati hak dan kewajiban setiap warga negara.
Dengan partisipasi pemerintah dan warga negara dalam meningkatkan jaminan keadilan diharapkan
rasa keadilan dapat benar-benar dirasakan oleh warga negara. Selain itu, terwujudnya rasa keadilan
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara diharapkan dapat mendorong terjadinya pemerataan
kesejahteraan di Indonesia. Hal ini sangatlah penting mengingat masih banyak terjadi kesenjangan
ekonomi yang cukup mencolok dalam masyarakat. Tujuan pemerintah untuk mewujudkan
kesejahteraan dan keadilan sosial harus terwujud.
Pemerintahan adalah lembaga atau badan public yang mempunyai fungsi dan tujuan Negara,
sedangkan pemerintahan adalah lembaga atau badan-badan publik dalam menjalankan fungsinya
untuk mencapai tujuan Negara (Ermaya Suradinata)
Prinsip-prinsip good governance:
1. Partisipasi
2. Penegakan Hukum
3. Transparasi
4. Kesetaraan
5. Daya Tanggap
6. Wawasan Kedepan
7. Akuntabilitas
8. Pengawasan
9. Efesiensi & Efektifitas
10. Profesionalisme

>< Partisipasi ( participation ) Semua warga masyarakat berhak terlibat dalam pengambilan
keputusan, baik langsung maupun melalui lembaga berwakilan yang sah untuk mewakili kepentingan
mereka. Partisipasi menyeluruh tersebut dibangun berdasarkan kebebasan berkimpul dan
mengungkapkan pendapat serta kapasitas untuk berpartisipasi secara kontruktif. Untuk mendorong
partisipasi masyarakat dalam seluruh aspek pembangunan termasuk dalam sector-sektor kehidupan
social lainnya selain kegiatan politik, regulasi (perputaran) birokrasi harus diminimalisasi. ><
Penegakan hukum (Rule of Law) Partisipasi masyarakat dalam proses politik dan perumusanperumusan kebijakan public memerlukan system dan aturan-aturan hokum. Tanpa diimbangi oleh
sebuah hokum dan penegakannya yang kuat, partisipasi akan berubah menjadi proses politik yang
anarkis. Ditambahkan pula bahwa pelaksana kenegaraan dan pemerintahan juga harus ditata oleh
sebuah system dan aturan hokum yang kuat serta memiliki kepastian. Sehubungan dengan hal
tersebut, proses mewujudkan cita good governance harus diimbangi dengan komitmen untuk
menegakkan rule of law, dengan karakter-karakter antara lain : a). supremasi hokum b). kepastian
hokum c). hokum yang responsive d). penegakan hokum yang kosistan dan non-diskriminatifi serta
e). indepedensi peradilan >< Transparansi Salah satu yang menjadi persoalan bangsa pada akhir
masa orde baru adalah merebaknya kasus-kasus korupsi yang berkembang sejak awal masa rezim
kekuasaannya. Korupsi sebagai tindakan baik dilakukan individu maupun lembaga yang secara
langsungmerugikan Negara, merupakan salah satu yang harus dihindari dalam upaya menuju cita
good governance. Selain merugikan Negara, korupsi bias menghambat efektivitas dalam efisiensi
proses birokrasi dan pembangunan sebagai cirri utama good governance. >< Respontif
(Responsiveness) Salah satu fundamental menuju cita good governance adalah responsive, yaitu
pemerintah harus peka dan cepat tanggap terhadap persoalan-persoalan masyarakat. Pemerintah
harus memahami kebutuhan masyarakatnya. Tidak menunggu mereka menyampaikan keinginankeinginannya itu, tetapi secara proaktif mempelajari dan menganalisis kebutuhan-kebutuhan mereka
untuk kemudian melahirkan berbagai kebijakan strategis guna memenuhi kepentingan umum
tersebut. Sesuai dengan asas responsive, setiap unsure pemerintah harus memiliki dua etika, yaitu
etika individual dan etika social. Kualifikasi etika individual menuntut mereka agar memiliki criteria
kapabilitas dan loyalitas professional sedangkan etika social menuntut mereka agar memiliki
sensitivitas terhadap berbagai kebutuhan public. >< Consensus Asas fundamental lain yang juga
harus menjadi perhatian pemerintah dalam melaksanakan tugas-tugas pemerintahannya menuju cita
good governance adalah pengambilan keputusan secara consensus, yaitu pengambilan putusan
melalui proses musyawara dan semaksimal mungkin berdasarkan kesepakatan bersama. Cara
pengambilan tersebut selain dapat memuaskan semua pihak atau sebagaian besar pihak juga dapat
menarik komitmen komponen masyarakat sehingga a Pengmemiliki legitimasi untuk melahirkan
kekuatan memaksa dalam upaya mewujudkan efektivitas pelaksanaan keputusan. >< Kesetaraan
dan keadilan Terkait dengan asas consensus, tranparansi dan responsive, good governance juga
harus didukung dengan asas equity, yaitu kesamaan dalam perlakuan dan pelayanan. Asas ini
dikembangkan berdasarkan pada sebuah kenyataan bahwa bangsa Indonesia ini tergolong bangsa
yang prular, baik dilihat dari segi etnik, agama, dan budaya. Pluralism ini tentu saja pada satu sisi
dapat memicu masalah jika dimanfaatkan dalm konteks kepentingan sempit seperti primordialisme,
egoisme, dan sebagainya. >< Efektivitas dan efisiensi Konsep efektivitas dalam sector kegiatankegiatan public memiliki makna ganda, yaitu efektivitas dalam pelaksanaan proses-proses pekerjaan,
baik oleh pejabat public maupun partisipasi masyarakat, dan kedua afektivitas dalam kontekshasil,
yaitu mampu memberikan kesehjateraan pada sebesar-besar kelompok dan lapisan social. ><
Akuntabilitas Asas akuntabilitas menjadi perhatian dan sorotan pada era reformasi karena kelemahan
pemerintahan Indonesia justru dalam kualitas akuntabilitasnya itu. Asas akuntabilitas berarti
pertanggungjawaban pejabat public terhadap masyarakat yang memberinya delegasi dan
kewenangan untuk mengurusi berbagai urusan kepentingan mereka. Setiap pejabat public dituntut
untuk mempertanggungjawaban semua kebijakan, perbuatan, moral, maupun netralitas sikapnya
terhadap masyarakat. Secara teoris, akuntabilitas menyangkut dua dimensi, yaitu akuntabilitas
vertical dan akuntabilitas horizontal. >< Visi strategis Visi strategis adalah pandangan-pandangan
strategis untuk menghadapi masa yang akan datang. Kualitifikasi ini menjadi penting dalam kerangka
perwujudan good governance karena perubahan dunia dengan kemajuan teknologinya yang begitu
cepat.Bangsa-bangsa yang tidak memiliki sentivikasi terhadap perubahan serta prediksi perubahan
ke depan, tidak saja akan tertinggal oleh bangsa lain di dunia, tetapi juga akan terperosok pada
akumulasi kesulitan sehingga proses resopolinya tidak mudah. Jaminan Keadilan dalam
Bermasyrakat, Berbangsa, dan Bernegara. Keadilan merupakan suatu hasil pengambilan keputusan

yang mengandung kebenaran, tidak memihak, dapat dipertanggung jawabkan, dan memperlakukan
tiap orang pada kedudukan yang sama dihadapan hukum. Orang romawi kuno yang sangat arif
dalam hukum mengatakan, keadilan itu tribuere suum cuique < memberikan pada setiap orang apa
yang menjadi empunya >. Oleh karena itu, pejuang keadilan selalu berusaha agar setiap orang
memperoleh sesuatu yang menjadi haknya. Karena seseorang mempunyai hak maka saya wajib
memberikannya. Sebab, itulah yang menjadi miliknya dan dengan begitu, berarti saya telah bertindak
adil.
Kata keadilan bisa menunjuk pada suatu keadaan, tuntutan, dan keutamaan. Sebagai keadaan,
keadilan mengatakan bahwa semua pihak memperoleh sesuatu yang menjadi hak mereka dan
diberlakukan yang sama. Sementara sebagai tuntutan, keadilan menuntut agar keadaan adil itu
diciptakan baik dengan jalan mengambil tindakan-tindakan yang diperlukan maupun dengan jalan
menjauhkan diri dari tindakan yang tidak adil. Adapun sebagai keutamaan, keadilan adalah
ketegadan untuk melakukan sesuatu yang adil.
Perbuatan adil tidak hanya merupakan idaman manusia,tetapi juga diperintakan Tuhan apa pun
agamanya. Jika suatu Negara terutama pemerintah, pejabat public, dan aparat penegak hukumnya
mampu memperlakukan warganya dengan adil dalam segala bidang niscaya kepeduliandan rasa
tanggung jawab warga Negara dalam rangka membangun Negara serta memperkukuh persatuan dan
kesatuan dapat terwujud.
Keadilan pada umunya relative sulit diperoleh. Untuk memperoleh keadilan biasanya diperlukan pihak
ketiga sebagai penegak, dengan harapan pihak tersebut dapat bertindak adil terhadap pokok-pokok
yang berselisih. Oleh karena itu, pihak ketiga tersebut harus netral, tidak boleh menguntungkan salah
satu pihak. Jadi, adanya pihak ketiga bertujuan untuk menghindari konfrontasi antara pihak yang
sedang berselisih.
Dalam rangka jaminan keadilan di dalam suatu Negara diprlukan peraturan yang disebut undangundang atau hukum. Hukum merupakan suatu system norma yang mengatur kehiduapn dalam
masyarakat. Oleh karena itu, apabila ada seseorang yang merasa mendapatkan ketidakadilan, ia
berhak mengajukan tuntutan. Setiap masyrakat memerlukan hukum, karena dikatakan dimana ada
masyarakat disana ada hukum. Hukum diciptakan untuk mencegah agar konflik yang terjadi
dipecahakn secara terbuka. Pemecahannya bukan atas dasar siapa yang kuat, mekainkan
berdasarkan aturan ( hukum ) yang tidak membedakan antara orang kuat dan orang lemah.
Berdasarkan hal tersebut, keadilan merupakan salah satu cirri hukum dan jaminan keadilan yang
hanya bisa tercapainya apabila hukum diterapkan tanpa memerhatikan aspek subjektivitas.
Pelaksanaan jaminan keadilan sangat dituntut oleh penyelenggaraan Negara ( pemerintah dan
pejabat public ) yang baik, bersih, dan transparan. Penyelenggaraan pemerintah yang baik tersebut
didasarkan pada beberapa asa umum diantaranya sebagai berikut.
a.) Asas Kepastian Hukum
b.) Asas keseimbangan
c.) Asas Kesamaan
d.) Asas Larangan Kesewenang-wenangan
e.) Asas Larangan Penyalahgunaan Wewenang
f.) Asas Bertindak Cermat
g.) Asas Pemberlakuan yang jujur
h.) Asas Meniadakan Akibat Suatu Keputusan yang Batal
i.) Asas Penyelenggaran Kepentingan Umum
Jaminan keadilan bagi warga Negara dapat ditemukan dalam beberapa contoh peraturan perundangundangan antara lain :
Undang-undang Dasar 1945
1. Bidang Hukum dan Pemerintah ( pasal 27 )
2. Bidang Politik ( pasal 28 )
3. Bidang Hak Asasi Manusia ( pasal 28A-28J )
4. Bidang Keagamaan ( pasal 29 )
5. Bidang Pertahanan Negara ( pasal 30 )
6. Bidang Pendidikan Negara ( pasal 31 dan 32 )
7. Bidang Kesejahteran Sosial ( pasal 33 dan 34 )
Undang-undang
1. Undang-undang Nomor 31 Tahun 2002 tentang Partai Politik
2. Undang-undang Nomor 35 Tahun 1999 tentang Kekuasaan Kehakiman
3. Undang-undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara
4. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
5. Undang-undang Nomor 31 Tahun 2002 tentang Partai Politik

KESIMPULAN
Berdasarkan hal-hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa penyelenggaraan pemerintah ( governing )
dapat dipandang sebagai intervensi perilaku politik dan social yang berorientasi hasil, yang diarahkan
untuk menciptakan pola interaksi yang stabil atau dapat diprediksikan dalam suatu system ( social
polity ), sesuai dengan harapan ataupun tujuan dari para pelaku intervensi tersebut .Semua warga
masyarakat berhak terlibat dalam pengambilan keputusan, baik langsung maupun melalui lembaga
perwakilan yang sah untuk mewakili kepentingan mereka. Partisipasi menyeluruh tersebut dibangun
berdasarkan kebebesan berkumpul dan mengungkapkan pendapat serta kapasitas untuk
berpartisipasi secara konstruktif.
KRITIKAN
Dalam proses transparansi informasi tidak hanya diberikan oleh pengelolah manajemen public tetapi
masyarakat memiliki hak untuk memperoleh informasi yang menyangkut kepentingan public.
SARAN
Seharusnya pemerintah harus lebih terbuka dan bersikap adil dalam memberikan kritikan apa saja
yang menyangkut Negara.
Dan pemerintah juga seharusnya memberikan kesempatan kepada masyarakat dalam memberikan
kritikan agar dapat memperoleh informasi yang baik dan benar dari kedua belah pihak.
PENUTUP
Dengan adanya keterbukaan dan keadilan, maka dalam pengambilan keputusan dapat diperoleh
informasi yang benar. Ada jaminan transparansi pemerintah jika masyarakat berperan aktif dalam
memberikan kritikan.

Anda mungkin juga menyukai