Pemerintahan
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Transparansi adalah sebuah kata yang selalu menjadi dambaan publik jika kita lihat di
media massa saat ini, tetapi seperti segala hal yang merupakan dambaan manusia biasanya
memiliki wujud yang abstrak atau tidak jelas. Salah satu hal yang ingin diintegrasikan dalam
proses perancangan adalah bagaimana membuat sistem ini menjadi transparan sesuai dengan
prinsip Good Governance.
Suatu pemerintahan dikatakan transparan, jika dalam penyelenggaraan
pemerintahannya terdapat kebebasan aliran informasi dalam berbagai proses kelembagaan
sehingga mudah diakses oleh mereka yang membutuhkan. Berbagai informasi telah disediakan
secara memadai dan mudah dimengerti sehingga dapat digunakan alat monitoring dan evaluasi.
Pemerintahan yang tidak transparan, cepat atau lambat cenderung akan menuju pada
pemerintahan yang korup, otoriter dan diktator.
B. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu :
1. Memenuhi tugas Mata Kuliah Etika Pemerintahan di Institut Pemerintahan Dalam Negeri
Sulawesi Utara di Minahasa.
2. Menegtahui pengertian Transparansi Pemerintah.
3. Mengetahui bagaimana dampak apabila pemerintah tidak transparan dalam pemerintahan.
C. Rumusan Masalah
Rumusan Masalah dalam penulisan Makalah ini yaitu:
1. Apa itu Transparansi Pemerintah?
2. Bagaimana Tranparansi dalam pemerintah itu dilakukan?
3. Apa dampak yang ditimbulkan ketika pemerintah tidak transparan dan terbuka dalam
menjalankan roda pemerintahan?
BAB II
PEMBAHASAN
penghormatan terhadap hak asasi manusia termasuk hak memperoleh informasi yang benar.
Praktik pemerintahan yang baik mensyaratkan bahwa pengelolaan dan keputusan manajemen
public harus dilakukan secara terbuka dengan ruang partisipasi sebesar-besarnya bagi
masyarakat yang terkena dampaknya.
Transparansi adalah suatu proses keterbukaan dari para pengelolah manajemen, utamanya
manajemen public, untuk membangun akses dalam proses pengelolahan sehingga arus
informasi keluar dan masuk berimbang. Jadi, dalam proses tranparansi informasi tidak hanya
diberikan oleh pengelolahan manajemen public tapi masyarakat memiliki hak untuk memperoleh
informasi yang menyangkut kepentingan public. Kesadaran ini akan mengubah cara pandang
manajemen public pada masa mendatang. Masyarakat tidak lagi pasif menunggu informasi dari
pemerintah atau dinas-dinas penerangan pemerintah, tetapi mereka berhak mengetahui segala
sesuatu yang menyangkut keputusan dan kepentingan public. Hal yang utama dalam asas
transparansi adalah keputusan yang mengikat public harus dapat di terima oleh nalar public dan
tidak ada alasan yang sumir dan tertutup untuk didebatkan.
Istilah pemerintah (governance) dapat dibedakan dengan pemerintahan (governance), kata
pemerintah berarti lembaga atau orang yang bertugas mengatur Negara dan memajukan Negara
dengan rakyatnya. Adapun pemerintahan adalah hal cara, hasil kerja memerintah, mengatur
Negara dengan rakyat. Pemerintah dalam arti organ merupakan alat kelengkapan pemerintahan
yang melaksanakan fungsi Negara. Dalam arti organ, pemerintah dapat di bedakan dalam arti
luas dan arti sempit.
Pemerintah dalam arti luas adalah suatu pemerintah yang berdaulat sebagai gabungan
semua badan atau lembaga kenegaraan yang bekuasa dan memerintah di wilayah suatu Negara
meliputi badan eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Adapun pemerintah dalam arti sempit adalah
suatu pemerintah yang berdaulat sebagai badan atau lembaga yang mempunyai wewenang
melaksanakan kebijakan Negara (eksekutif) yang terdiri atas presiden, wakil presiden, dan para
menteri.
B. Transparansi Pemerintahan
Transparansi merupakan prinsip menciptakan kepercayaan timbal-balik antara pemerintah dan
masyarakat melalui penyediaan informasi dan menjamin kemudahan didalam memperoleh
Informasi adalah suatu kebutuhan penting masyarakat untuk berpartisipasi dalam pengelolaan
daerah. Berkaitan dengan hal tersebut pemerintah daerah perlu proaktif memberikan informasi
lengkap tentang kebijakan dan layanan yang disediakannya kepada masyarakat.
Pemerintah seharusnya perlu menyiapkan kebijakan yang jelas tentang cara
mendapatkan informasi. Kebijakan ini akan memperjelas bentuk informasi yang dapat diakses
masyarakat ataupun bentuk informasi yang bersifat rahasia, bagaimana cara mendapatkan
informasi, lama waktu mendapatkan informasi serta prosedur pengaduan apabila informasi tidak
sampai kepada masyarakat.
Instrumen dasar dari transparansi adalah peraturan yang menjamin hak untuk mendapatkan
informasi, sedangkan instrumen pendukung adalah fasilitas database dan sarana informasi dan
komunikasi dan petunjuk penyebarluasan produk-produk dan informasi yang ada di
penyelenggara pemerintah, maupun prosedur pengaduan. Untuk itu adanya Perda Transparansi
adalah sebagai produk hukum yang memberikan jaminan untuk mengatur tentang hak
memperoleh akses dan penyebar luasan informasi kepada publik. Apalagi transparansi memang
telah menjadi semacam suatu etika pergaulan internasional yang mesti ada untuk menjamin
terselenggaranya sistem pemerintahan yang akuntabel dan transparan merupakan salah satu
kunci perwujudan good governance. Di dalam sistem dimaksud tercakup beberapa prasyarat
yang harus dipenuhi tatkala transparansi dan akuntabilitas menjadi barometer. Di antara
prasyarat itu adalah jaminan bahwa segala peristiwa penting kegiatan pemerintah (kegiatan
badan publik) terekam dengan baik dengan ukuran-ukuran yang jelas dan dapat diikhtisarkan
melalui proses informasi dimana kita bisa melihat segala yang terjadi dan terdapat di dalamnya.
Dengan adanya transparansi pemerintahan yang ditunjang dengan payung hukumnya yang jelas
maka akan menambah wawasan dan pengetahuan masyarakat terhadap penyelenggaraan
pemerintahan. Meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap pemerintahan, maka akan
menjamin meningkatnya jumlah masyarakat yang berpartisipasi dalam pembangunan daerahnya
dan akan dapat meminimalisir berkurangnya pelanggaran/penyimpangan dalam pengelolaan
pemerintahan.
Adanya keterbukaan tidak terlepas dari perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi. Dengan perkembangan teknologi dan komunikasi sulit bahkan tidak mungkin untuk
menepis dan mengendalikan setiap informasi yang masuk. Dengan demikian, era keterbukaan
secara tidak langsung akan mengakibatkan mengecilnya ruang dan waktu.
Keterbukaan adalah keadaan yang memungkinkan ketersediaan informasi yang dapat diberikan
dan didapat oleh masyarakat luas. Keterbukan merupakan kondisi yang memungkinkan
partisipasi masyarakat dalam kehidupan bernegara. Di samping itu, keterbukaan juga akan
mengakibatkan batas-batas teritorial suatu negara menjadi kabur. Kecanggihan teknologi dan
informasi membuat batas-batas teritorial suatu negara menjadi tidak berarti. Seseorang akan
dengan mudah memberikan dan menerima informasi sesuai dengan keinginannya. Pada
akhirnya keterbukaan akan mengakibatkan hilangnya diferensiasi (perbedaan) sosial.
Akan tetapi, keterbukaan akan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan di suatu negara. Di
lihat dari aspek sosial budaya, keterbukaan akan memberikan ruang gerak bagi masuknya
budaya-budaya barat yang sama sekali berbeda dengan budaya masyarakat Indonesia. Dilihat
dari aspek ideologi, keterbukaan akan memberikan ruang bagi tumbuh dan berkembangnya
ideologi-ideologi dari luar yang tidak sesuai dengan kepribadian suatu bangsa Indonesia. Oleh
sebab itu, munculnya era keterbukaan akan membawa dampak yang sangat buruk apabila kita
tidak dapat mempersiapkan diri. Keterbukaan dalam pengertian sikap dan perilaku yang
dilakukan pemerintah dewasa ini merupakan tuntutan yang tidak dapat dihindari. Sebagai contoh
adalah keterbukaan arus informasi di bidang hukum. Keterbukaan arus informasi di bidang
hukum penting agar setiap warga negara mendapatkan suatu jaminan keadilan.
Dalam mewujudkan suatu pemerintahan atau kepemerintahan yang demokratis maka hal
yang paling utama yang harus diwujudkan oleh pemerintah adalah transparansi (keterbukaan).
Adapun indikasi dari suatu pemerintahan atau kepemerintahan yang transparan (terbuka) adalah
apabila di dalam penyelenggaraan pemerintahannya terdapat kebebasan aliran informasi dalam
berbagai proses kelembagaan.
C. Dampak Pemerintahan yang Tidak Transparan
Suatu pemerintahan dikatakan transparan, jika dalam penyelenggaraan pemerintahaanya
terdapat kebebasan aliran informasi dalam berbagai proses kelembagaan sehingga mudah
diakses oleh mereka yang membutuhkan. Berbagai informasi telah di sediakan secara memadai
dan mudah dimegarti sehingga dapat di gunakan sebagai alat monitoring dan evaluasi.
Pemerintahan yang tidak transparan, cepat atau lambat cenderunng akan menuju pada
pemerintahan kurop, otoriter, atau diktator.
Dalam penyelenggaraan Negara, pemerintahan dituntut bersikap terbuka terhadap
kebijakan-kebijakan yang di buat termasuk anggaran yang di butuhkan dalam pelaksanaan
kebijakan tersebut pemerintahan di tuntut bersikap terbuka dalam rangka akuntabilitas publik.
1. Faktor Penyebab Terjadinya Penyelenggaraan Pemerintah yang Tidak Transparan
Terjadinya penyelenggaraan pemerintahan yang tidak transparan di sebabkan banyak hal.
Pertama, factor system politik yang bersifat tertutup sehingga tidak memungkinkan pertisipasi
warga Negara dalam mengambil peran terhadap kebijakan publik mana pemerintah memiliki
kopentensi, struktur, dan mekanisme politik serta administrasi yang berfungsi secara efektif dan
efisien.
Secara umum beberapa faktor penyebabnya terjadinya pemerintahan yang tidan transparansi
sebagai berikut:
a. Pengaruh kekuasaan
b. Moralitas
c. Sokial dan ekonomi
d. Politik dan hokum
2. Akibat dari Penyelenggaraan Pemerintahan yang Tidak Transparan:
a. Rendahnya atau bahkan tidak adanya kepercayaan warga Negara terhadap pemerintah
b. Rendahnya partisipasi warga Negara terhadap kebijakan-kebijakan yang di buat pemerintah
c. Krisis moral dan akhlak yang berdampak pada ketidakadilan, pelanggaran hukum, dan hak
asasi manusia.
d. Kesenjangan antara rakyat dan pemerintah akibat krisis kepercayaan
e. Menimbulkan prasangka yang tidak baik dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
f. Pemerintah tidak berani bertanggungjawab kepada rakyat
g. Tidak adanya partisipasi dan dukungan rakyat sehingga menghambat proses pembangunan
nasional
i. Hubungan kerjasama internasional yang kuarang harmonis
Untuk itu diperlukan suatu penyelenggaran pemerintahan yang baik dan terbuka.
Penyelenggaraan negara yang baik dapat menciptakan pemerintahan yang baik (good
governance). Dan untuk mewujudkan pemerintahan yang baik, ada beberapa asas yang perlu
diperhatikan, yaitu:
1. Asas Kepastian Hukum
2. Asas Tertib Penyelenggaran Negara
3. Asas Kepentingan Umum
4. Asas Keterbukaan
5. Asas Proposionalitas
6. Asas profesionalitas
7. Asas Akuntabilitas
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Transparansi merupakan prinsip menciptakan kepercayaan timbal-balik antara pemerintah dan
masyarakat melalui penyediaan informasi dan menjamin kemudahan didalam memperoleh
Informasi adalah suatu kebutuhan penting masyarakat untuk berpartisipasi dalam pengelolaan
daerah. Berkaitan dengan hal tersebut pemerintah daerah perlu proaktif memberikan informasi
lengkap tentang kebijakan dan layanan yang disediakannya kepada masyarakat.
Dalam penyelenggaran pemerintah di suatu Negara, terdapat tiga komponen besar yang harus
diperhatikan karena peran dan fungsi yang sangat berpengaruh dalam menentukan maju
mundurnya pengelolahan Negara. Transparansi adalah suatu proses keterbukaan dari para
pengelolah manajemen, utamanya manajemen public, untuk membangun akses dalam proses
pengelolahan sehingga arus informasi keluar dan masuk berimbang.
B.
transparansi pemerintah
BAB I
PENDAHULUAN
A.Pengertian Transparansi
Transparansi adalah prinsip menciptakan kepercayaan timbal-balik antara pemerintah dan
masyarakat melalui penyediaan informasi dan menjamin kemudahan didalam memperoleh
Informasi adalah suatu kebutuhan penting masyarakat untuk berpartisipasi dalam pengelolaan
daerah. Berkaitan dengan hal tersebut pemerintah daerah perlu proaktif memberikan
informasi lengkap tentang kebijakan dan layanan yang disediakannya kepada masyarakat.
Pemerintah daerah seharusnya perlu menyiapkan kebijakan yang jelas tentang cara
mendapatkan informasi. Kebijakan ini akan memperjelas bentuk informasi yang dapat
diakses masyarakat ataupun bentuk informasi yang bersifat rahasia, bagaimana cara
mendapatkan informasi, lama waktu mendapatkan informasi serta prosedur pengaduan
apabila informasi tidak sampai kepada masyarakat. Instrumen dasar dari transparansi adalah
peraturan yang menjamin hak untuk mendapatkan informasi, sedangkan instrumen
pendukung adalah fasilitas database dan sarana informasi dan komunikasi dan petunjuk
penyebarluasan produk-produk dan informasi yang ada di penyelenggara pemerintah,
maupun prosedur pengaduan. Untuk itu adanya Perda Transparansi adalah sebagai produk
hukum yang memberikan jaminan untuk mengatur tentang hak memperoleh akses dan
penyebar luasan informasi kepada publik. Apalagi transparansi memang telah menjadi
semacam suatu etika pergaulan internasional yang mesti ada untuk menjamin Pun,
terselenggaranya sistem pemerintahan yang akuntabel dan transparan merupakan salah satu
kunci perwujudan good governance. Di dalam sistem dimaksud tercakup beberapa prasyarat
yang harus dipenuhi tatkala transparansi dan akuntabilitas menjadi barometer. Di antara
prasyarat itu adalah jaminan bahwa segala peristiwa penting kegiatan pemerintah (kegiatan
badan publik) terekam dengan baik dengan ukuran-ukuran yang jelas dan dapat diikhtisarkan
melalui proses informasi dimana kita bisa melihat segala yang terjadi dan terdapat di
dalamnya. Dengan adanya transparansi pemerintahan yang ditunjang dengan payung
hukumnya yang jelas maka akan menambah wawasan dan pengetahuan masyarakat terhadap
penyelenggaraan
pemerintahan.
Meningkatnya
kepercayaan
masyarakat
terhadap
pembangunan
daerahnya
dan
akan
dapat
meminimalisir
berkurangnya
yang
lebih
tegas
terhadap
implementasi
perda
ini.
Seringkali muncul tanggapan serius dari para wakil rakyat, sangat garang bahasanya untuk
mendorong agar perda ini di implementasikan, tapi kok ternyata tak punya greget yang kuat
yang dapat mendorong agar Pemprov serius mengimplementasikan Perda. Pertanyaan
besarnya, what happen? Bisa jadi gerakan itu tidak terjadi secara massif di Parlemen, malah
mungkin masih ada sebagian yang menganggap atau berpikiran bahwa Perda tersebut bukan
sesuatu hal yang penting. Kalau sudah begini, setali tiga uang, sama saja antara Pemprov dan
Parlemen, tidak memiliki sense terhadap Perda Transparansi ini. Padahal ketika studi banding
dilakukan, antara lain studi banding terhadap pelaksanaan perda yang sama ke Kabupaten
Solok, Sumatera Barat. Bukankah sudah cukup menjadi bukti, bagaimana jalannya
pemerintahan
di
sana
yang
cukup
berhasil.
Sungguh disayangkan, ketika akan menggodok perda, berapa uang rakyat yang habis, baik
untuk agenda rapat pembahasan maupun studi banding. Namun dua tahun berlalu ternyata tak
efektif dilaksanakan. Dengan tidak di implementasikannya perda tersebut, Perda ini
diharapkan mampu menciptakan sebuah pemerintahan yang bersih dan berwibawa sesuai
dengan semangat dan prinsip-prinsip good governance.
BAB II
PERMASALAHAN
A.Politik
Politik adalah proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakatyang antara
lain berwujud proses pembuatan keputusan, khususnya dalamnegara.[1] Pengertian ini
merupakan
upaya
penggabungan
antara
berbagaidefinisi yang
berbeda
adalah
seni
dan
ilmu
untuk
meraih
kekuasaan
politik adalah hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan dan negara
publik.
Dalam konteks memahami politik perlu dipahami beberapa kunci, antara lain:kekuasaan
politik, legitimasi, sistem politik, perilaku politik, partisipasi politik,proses politik, dan juga
tidak kalah pentingnya untuk mengetahui seluk beluk tentang partai politik.
B. Ilmu politik
Teori politik
Teori politik merupakan kajian mengenai konsep penentuan tujuan politik, bagaimana
mencapai tujuan tersebut serta segala konsekuensinya. Bahasan dalam Teori Politik antara
lain
adalah filsafat
politik,
konsep
tentang sistem
negara,perubahan
Secara awam berarti suatu organisasi, tetapi lembaga bisa juga merupakan suatu kebiasaan
atau perilaku yang terpola. Perkawinan adalah lembaga sosial, baik yang diakui oleh negara
lewat KUA atau Catatan Sipil di Indonesia maupun yang diakui oleh masyarakat saja tanpa
pengakuan negara. Dalam konteks ini suatu organisasi juga adalah suatu perilaku yang
terpola dengan memberikan jabatan pada orang-orang tertentu untuk menjalankan fungsi
tertentu demi pencapaian tujuan bersama, organisasi bisa formal maupun informal. Lembaga
politik adalah perilaku politik yang terpola dalam bidang politik.
Pemilihan pejabat, yakni proses penentuan siapa yang akan menduduki jabatan tertentu dan
kemudian
menjalankan
fungsi
tertentu
(sering
sebagai
pemimpin
dalam
suatu
Dalam bentuk klasiknya hubungan internasional adalah hubungan antar negara, namun dalam
perkembangan konsep ini bergeser untuk mencakup semua interaksi yang berlangsung lintas
batas negara. Dalam bentuk klasiknya hubungan internasional diperankan hanya oleh para
diplomat (dan mata-mata) selain tentara dalam medan peperangan. Sedangkan dalam konsep
baru hubungan internasional, berbagai organisasi internasional, perusahaan, organisasi
nirlaba, bahkan perorangan bisa menjadi aktor yang berperan penting dalam politik
internasional.
Peran
perusahaan
multinasional
Trade
Organization/Organisasi Perdagangan Dunia) misalnya mungkin jauh lebih besar dari peran
Republik Indonesia. Transparancy International laporan indeks persepsi korupsi-nya di
Indonesia mempunyai pengaruh yang besar.
Persatuan Bangsa Bangsa atau PBB merupakan organisasi internasional terpenting, karena
hampir seluruh negara di dunia menjadi anggotanya. Dalam periode perang dingin PBB harus
mencerminkan realitas politik bipolar sehingga sering tidak bisa membuat keputusan efektif,
setelah berakhirnya perang dingin dan realitas politik cenderung menjadi unipolar
dengan Amerika Serikat sebagai kekuatan Hiper Power, PBB menjadi relatif lebih efektif
untuk melegitimasi suatu tindakan internasional sebagai tindakan multilateral dan bukan
tindakan unilateral atau sepihak. Upaya AS untuk mendapatkan dukungan atas inisiatifnya
menyerbu Irak dengan melibatkan PBB, merupakan bukti diperlukannya legitimasi
multilateralisme yang dilakukan lewat PBB.
Untuk mengatasi berbagai konflik bersenjata yang kerap meletus dengan cepat di berbagai
belahan dunia misalnya, saat ini sudah ada usulan untuk membuat pasukan perdamaian dunia
(peace keeping force) yang bersifat tetap dan berada di bawah komando PBB. Hal ini
diharapkan bisa mempercepat reaksi PBB dalam mengatasi berbagai konflik bersenjata. Saat
misalnya PBB telah memiliki semacam polisi tetap yang setiap saat bisa dikerahkan oleh
Sekertaris Jendral PBB untuk beroperasi di daerah operasi PBB. Polisi PBB ini yang menjadi
Civpol (Civilian Police/polisi sipil) pertama saat Timor Timur lepas dari Republik Indonesia.
Hubungan internasional telah bergeser jauh dari dunia eksklusif para diplomat dengan segala
protokol dan keteraturannya, ke arah kerumitan dengan kemungkinan setiap orang bisa
menjadi aktor dan mempengaruhi jalannya politik baik di tingkat global maupun lokal. Pada
sisi lain juga terlihat kemungkinan munculnya pemerintahan dunia dalam bentuk PBB, yang
mengarahkan pada keteraturan suatu negara (konfederasi?).
b. Masyarakat
adalah sekumpulan orang orang yang mendiami wilayah suatu negara.
c. Kekuasaan
Dalam teori politik menunjuk pada kemampuan untuk membuat orang lain melakukan
sesuatu yang tidak dikehendakinya. Max Weber menuliskan adanya tiga sumber kekuasaan:
pertama dari perundangundangan yakni kewenangan; kedua, dari kekerasan seperti
penguasaan senjata; ketiga, dari karisma.
d. Negara
negara merupakan suatu kawasan teritorial yang didalamnya terdapat sejumlah penduduk
yang mendiaminya, dan memiliki kedaulatan untuk menjalankan pemerintahan, dan
keberadaannya diakui oleh negara lain. ketentuan yang tersebut diatas merupakan syarat
berdirinya suatu negara menurut konferensi Montevideo pada tahun 1933
e. Tokoh dan pemikir ilmu politik
Tokoh tokoh pemikir Ilmu Politik dari kalangan teoris klasik, modern maupun kontempoter
antara lain adalah: Aristoteles, Adam Smith, Cicero, Friedrich Engels, Immanuel Kant, John
Locke, Karl Marx, Lenin, Martin Luther, Max Weber, Nicolo Machiavelli, Rousseau, Samuel
P Huntington, Thomas Hobbes,Antonio Gramsci, Harold Crouch, Douglas E Ramage.
f. Indonesia
Beberapa tokoh pemikir dan penulis materi Ilmu Politik dan Hubungan Internasional dari
Indonesia adalah: Miriam Budiharjo, Salim Said dan Ramlan Surbakti.
g. Perilaku politik
Perilaku politik atau (Inggris:Politic Behaviour)adalah perilaku yang dilakukan oleh
insan/individu atau kelompok guna memenuhi hak dan kewajibannya sebagai insan
politik.Seorang individu/kelompok diwajibkan oleh negara untuk melakukan hak dan
kewajibannya guna melakukan perilaku politik adapun yang dimaksud dengan perilaku
politik contohnya adalah:
Mengikuti dan berhak menjadi insan politik yang mengikuti suatu partai politik atau
parpol , mengikuti ormas atau organisasi masyarakat atau lsm lembaga swadaya masyarakat
Berkewajiban untuk melakukan hak dan kewajibannya sebagai insan politik guna
melakukan perilaku politik yang telah disusun secara baik oleh undang-undang dasar dan
perundangan hukum yang berlaku
BAB III
PEMECAHAAN PERMASALAHAAN
Menurut William Dunn (1990), isu kebijakan merupakan produk atau fungsi dari adanya
perdebatan baik tentang rumusan, rincian, penjelasan maupun penilaian atas suatu masalah
tertentu. Namun tidak semua isu bisa masuk menjadi suatu agenda kebijakan.
Ada beberapa Kriteria isu yang bisa dijadikan agenda kebijakan publik (Kimber, 1974;
Salesbury 1976; Sandbach, 1980; Hogwood dan Gunn, 1986) diantaranya:
1. telah mencapai titik kritis tertentu jika diabaikan, akan menjadi ancaman yang serius;
2. telah mencapai tingkat partikularitas tertentu berdampak dramatis;
3. menyangkut emosi tertentu dari sudut kepent. orang banyak (umat manusia) dan
mendapat dukungan media massa;
4. menjangkau dampak yang amat luas ;
5. mempermasalahkan kekuasaan dan keabsahan dalam masyarakat ;
6. menyangkut suatu persoalan yang fasionable (sulit dijelaskan, tetapi mudah dirasakan
kehadirannya)
Karakteristik : Para pejabat yang dipilih dan diangkat menempatkan masalah pada agenda
publik. Banyak masalah tidak disentuh sama sekali, sementara lainnya ditunda untuk waktu
lama.
Ilustrasi
Legislator
negara
dan
kosponsornya
menyiapkan
rancangan undang-
B.Formulasi kebijakan
Masalah yang sudah masuk dalam agenda kebijakan kemudian dibahas oleh para pembuat
kebijakan. Masalah-masalah tadi didefinisikan untuk kemudian dicari pemecahan masalah
yang terbaik. Pemecahan masalah tersebut berasal dari berbagai alternatif atau pilihan
kebijakan yang ada. Sama halnya dengan perjuangan suatu masalah untuk masuk dalam
agenda kebijakan, dalam tahap perumusan kebijakan masing-masing slternatif bersaing
untuk dapat dipilih sebagai kebijakan yang diambil untuk memecahkan masalah
Tujuan legitimasi adalah untuk memberikan otorisasi pada proses dasar pemerintahan Jika
tindakan legitimasi dalam suatu masyarakat diatur oleh kedaulatan rakyat, warga negara
akan mengikuti arahan pemerintah.[5]Namun warga negara harus percaya bahwa tindakan
pemerintah yang sah.Mendukung. Dukungan untuk rezim cenderung berdifusi - cadangan
dari sikap baik dan niat baik terhadap tindakan pemerintah yang membantu anggota
mentolerir pemerintahan disonansi.Legitimasi dapat dikelola melalui manipulasi simbolsimbol tertentu. Di mana melalui proses ini orang belajar untuk mendukung pemerintah.
Berdasarkan berbagai definisi para ahli kebijakan publik, kebijakan publik adalah kebijakankebijakan yang dibuat oleh pemerintah sebagai pembuat kebijakan untuk mencapai tujuantujuan tertentu di masyarakat di mana dalam penyusunannya melalui berbagai tahapan.
BAB IV
URAIAN MATERI
wewenang melaksanakan kebijakan Negara (eksekutif) yang terdir5i atas presiden, wakil
preside, dan para menteri(kabinet).
1. Karakteristik Pemerintahan
Dalam masyarakat modern dewasa ini, pola pemerintahan yang dapat di kembangkan sesuai
dengan karakteristiknya masing-masing sebagai berikut.
a.
Kompleksitas,
dalam
menghadapi
kondisi
yang
komplek,
pola
penyelenggaraan
b. Sektor Swasta
Sektor swasta yaitu perusahaan swasta yang aktif dalam interaksi system pasar,
seperti industry, perdagangan, perbankan, dan koperasi sektor informal. Perananya adalah
meningkatkan produktivitas, menyerap tenaga kerja, mengembangan Negara, investasi,
pengembangan dunia usaha, dan pertumbuhan ekonomi nasional.
c.
Masyarakat Madani
Kelompok masyarakat yang berinteraksi secara social, politik, dan ekonomi. Dalam
konteks kenegaraan, masyarakat merupakan subjek pemerintahan, pembangunan, dan
pelayanan public yang berinteraksi secara social, politik dan ekonomi. Masyarakat harus
diberdayakan agar berperan aktif dalam mendukung terwujudnya pemerintahan yang baik.
Pengertian terminology good dalam istilah good governance mengandung dua pengertian.
Pertama , nilai-nilai yang menjunjung tinggi keinginan/kehendak rakyat dan nilai-nilai yang
dapat meningkatkan kemampuan rakyat dalam pencapaian tujuan (nasional), kemandirian,
pembangunan berkelanjutan, dan keadilan social. Kedua, aspek-aspek fungsional dari
pemerintahan yang efektif dan efisien dalam pelaksanaan tugasnya untuk mencapai tujuantujuan tersebut. Berdasarka pengertian tersebut , pemerintahan yang baik beriorientasi pada
dua hal sebagi berikut.
1. Orientasi ideal Negara yang diarahkan pada pencapaian tujuan nasional, yaitu mangacu pada
demikratisasi dengan unsure legitimasi, pertanggungjawaban, otonomi, dan pedelegasian
wewenang kekuasaan kepada daerah serta adanya mekanisme control oleh masyarakat.
2. Pemerintah yang fungsi secara ideal, yaitu secara efektif dan efisien melakukan upaya
pencapaian tujuan nasional. Hal ini tergantung pada sejauh
Kata Pengantar
Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT.Karena berkat rahmat dan ridhonyalah
kita dapat menyelesaikan makalah ini.Makalah ini kami buat berdasarkan dengan paduan dari
buku-buku kewarganegaraan yang lain.
Makalah ini kami buat agar pembaca dapat lebih memahami dan mengerti tentang
transparansi pemerintah.Kami juga mengucapkan terimakasih pada guru pembimbing kami
Wahyudin S.Pd yang telah membimbing kami membuat makalah ini sehingga makalah ini
dapat terselesaikan.
Bontang,
November 2010
penyusun
Daftar isi.
Kata
pengantar..i
Daftar
isi..ii
Bab I:
Pendahuluan..1
1.1 Pengertian transparansi......1
Bab II: Permasalahan....
...5
1.1 Politik.....5
1.2 Ilmu politik.....6
1.3 Pertai danGolongan....8
Bab III: Pemecahaan Permasalahan..
12
1.1 Tahap-tahap kebijakan publik menurut William Dunn.....12
1.2 Formulasi kebijakan...14
1.3 Adopsi/ Legitimasi Kebijakan...14
1.4 Penilaian/ Evaluasi Kebijakan...14
Bab IV: Uraian Materi......16
1.1 Pengertian Transparansi dan Pemerintah16
1.2 Aktor dalam pemerintahaan18
1.3 Pemerintahan yang Baik (good Governance)..20
Bab V:Penutup.....21
1.1 Kesimpulan.21
1.2 Saran dan Kritik.21
Daftar pustaka....22
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Transparansi adalah prinsip menciptakan kepercayaan timbal-balik antara pemerintah dan
masyarakat melalui penyediaan informasi dan menjamin kemudahan didalam memperoleh
Informasi adalah suatu kebutuhan penting masyarakat untuk berpartisipasi dalam
pengelolaan daerah. Berkaitan dengan hal tersebut pemerintah daerah perlu proaktif
memberikan informasi lengkap tentang kebijakan dan layanan yang disediakannya kepada
masyarakat.
Makalah ini saya buat untuk menambah wawasan sang pembaca. Saya sebagai penulis
makala ini meminta saran kepada pembaca makala ini agar makala yang saya buat akan
menjadi sempuna dengan satan dan kritik dari anda. Demikian makalah ini saya buat apabila
ada kesalahan dalam penulisan saya meminta maaf.
1.3 Tujuan
1. Mengetahui hakikat keterbukaan dan transparansi.
2. Mengetahui implementasi keterbukaan dan transparansi dalam penyelenggaraan
pemerintahan di Indonesia.
1.4 Manfaat
1. Hakikat keterbukaan dan transparansi dapat diketahui lebih mendalam.
2. Implementasi keterbukaan dan transparansi dalam penyelenggaraan pemerintahan di
Indonesia dapat diidentifikasi.
BAB II
PEMBAHASAN
berwenang dalam menyediakan informasi. Hal ini dijadikan dasar legalitas dan keabsahan
informasi yang dimaksud atau dapat dikatakan pula harus dilandasi oleh aturan-aturan formal dan
dapat pula dipertanggungjawabkan secara hukum.
- Akurat
Informasi yang disajikan harus dapat akurat dan sesuai dengan kondisi riil di lapangan.
dengan kehendak rakyat, maka rakyat akan mengkritisi kebijakan tersebut. Pemerintah kemudian
akan berupaya membenahi kebijakan tersebut sesuai dengan yang diharapkan demi kebaikan
bersama. Maka terciptalah simbiosis mutualisme. Sehingga disini masyarakat akan lebih
memahami bagaimana jalannya pemerintahan, baik dalam penyusunan, pelaksanaan dan hasil
yang dicapai pun akan lebih berkwalitas.
Negara dapat diibaratkan sebagai sebuah keluarga, sebagai penyelenggara, negara ibarat kepala
keluarga. Dalam mengambil suatu kebijakan, pemerintah harus bersikap transparan dan adil.
Namun, banyak dari kebijakan pemerintah yang mendapat sorotan karena dianggap kurang
transparan. Misalnya rekrutmen politik di Indonesia. Proses rekrutmen sering didasarkan atas
patronage politik bukan atas dasar kapasitas dan kepemimpinan. Akibatnya tidak jarang
kepemimpinan orang yang memegang jabatan mendapat resistensi dari masyarakat. Karena
yang memegang jabatan bukanlah orang yang memiliki kecakapan dan kemampuan yang
diperlukan untuk jabatan tersebut.
Tindakan-tindakan semacam ini selain merugikan bangsa dan negara juga akan melahirkan
pemimpin dan pejabat yang tidak berkwalitas. Hal ini akan mudah menimbulkan KKN serta
penyalahgunaan kekuasaan yang semakin merugikan bangsa dan negara. Seperti sekarang
krisis multi dimensi ini merupakan akibat nyata dari tindakan tersebut dan sulit diberantas karena
merata di berbagai bidang kehidupan. KKN tidak semua terjadi di pemerintahan pusat tetapi juga
berkembang di daerah. Ini terjadi karena Gubernur meniru prilaku atasannya. Demikian juga
pejabat di bawahnya meniru prilaku atasannya.
Sikap terbuka dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sesungguhnya tidak berbeda dengan
sikap hidup sesuai dengan norma-norma yang berlaku. Segala tindakan kita harus sesuai dengan
kaidah-kaidah kebenaran. Setiap warga negara mempunyai kewajiban untuk memiliki sikap
tersebut, apalagi para pejabat penyelenggara negara. Negara mempunyai kewajiban utama untuk
mewujudkan sikap terbuka sebagai contoh dan acuan yang sangat berpengaruh terhadap seluruh
warga negara.
Harapan penghapusan praktek KKN dapat terpenuhi jika ada komitmen yang jelas dan nyata dari
para penyelenggara negara. Namun, penghapusan praktek KKN akan terhambat apabila tidak
ada komitmen moral dari para penyelenggara negara untuk memberantas praktek KKN secara
transparan. Transparansi penghapusan praktek KKN sangat dibutuhkan demi terciptanya
kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Keterbukaan dan transparansi merujuk pada ketersediaan informasi dan kejelasan bagi
masyarakat umum untuk mengetahui proses penyusunan, pelaksanaan serta hasil yang telah
dicapai melalui sebuah kebijakan publik.
Implementasi keterbukaan dan transparansi dalam penyelenggaraan pemerintahan di Indonesia,
masih bersifat relatif. Di satu pihak, pemerintah telah mencerminkan suatu keterbukaan misalnya
dengan menyediakan akses informasi kepada publik terkait dengan penyelenggaraan
pemerintahan melalui media lokal/nasional, website, balai informasi dan sebagainya. Disamping
itu, pemerintah memberikan kebebasan pada pers untuk meliput dan mempublikasikan segala
bantuk kegiatan pemerintah. Namun, di pihak lain pemerintah belum transparan terutama dalam
rekrutmen politik. Ketidaktransparanan ini berakibat praktek KKN merajalela di segala bidang
kehidupan yang kemudian menyengsarakan rakyat. Oleh karena itu, komitmen yang jelas dan
nyata sangat diperlukan untuk menciptakan transparansi dalam pemerintahan demi terciptanya
kesejahteraan bersama.
3.2 Saran-Saran
1. Pemerintah agar lebih berupaya untuk menciptakan pemerintahan yang transparan
berdasarkan dengan kaidah-kaidah yang berlaku.
2. Masyarakat beserta jajaran penegak hukum agar ikut secara aktif mengkritisi segala bentuk
kebijakan pemerintah yang kurang relevan dan tidak transparan.
Keunggulan
Tujuan utama dari E-Pemerintah adalah untuk dapat menawarkan portofolio peningkatan
pelayanan publik untuk warga negara secara efektif efisien dan biaya. E-government
memungkinkan untuk transparansi pemerintah. Transparansi pemerintah adalah penting
karena memungkinkan publik untuk memperoleh informasi tentang apa yang pemerintah
bekerja pada serta kebijakan mereka mencoba untuk menerapkan. Tugas-tugas sederhana
mungkin lebih mudah untuk melakukan akses pemerintah melalui elektronik. Banyak
perubahan, seperti perubahan status perkawinan atau alamat dapat menjadi proses yang
panjang dan mengambil banyak kertas kerja bagi warga negara. E-government
memungkinkan tugas-tugas ini harus dilakukan secara efisien dengan kenyamanan yang lebih
kepada individu. E-government adalah cara mudah bagi masyarakat untuk lebih terlibat
dalam kampanye politik. Ini bisa meningkatkan kesadaran pemilih, yang dapat menyebabkan
peningkatan partisipasi warga dalam pemilu. Hal ini mudah dan biaya-efektif untuk bisnis,
dan manfaat publik dengan mendapatkan akses mudah ke informasi terkini yang tersedia
tanpa harus menghabiskan waktu, tenaga dan uang untuk mendapatkannya.
Kekurangan
Tidak terjangkaunya
Sebuah situs e-pemerintah yang menyediakan akses web dan dukungan sering tidak
menawarkan potensi untuk mencapai banyak pengguna termasuk mereka yang tinggal di
daerah terpencil, yang jompo, memiliki tingkat melek huruf yang rendah, ada pada
pendapatan garis kemiskinan.
Biaya
Meskipun jumlah luar biasa dari uang yang telah dihabiskan pada pengembangan dan
implementasi e-government, ada yang mengatakan itu hanya menghasilkan produk yang
biasa-biasa saja. Hasil dan efek pemerintah berbasis internet percobaan seringkali sulit untuk
mengukur atau tidak memuaskan.
Hyper-surveilans
Kontak meningkat antara pemerintah dan warga negaranya berjalan dua arah. Setelah epemerintah mulai mengembangkan dan menjadi lebih canggih, warga akan dipaksa untuk
berinteraksi secara elektronik dengan pemerintah pada skala yang lebih besar. Hal ini
berpotensi menyebabkan kurangnya privasi untuk sipil sebagai pemerintah mereka
memperoleh informasi lebih lanjut dan lebih lanjut tentang mereka. Dalam skenario kasus
buruk, dengan begitu banyak informasi yang berlalu elektronik antara pemerintah dan warga
sipil, seorang totaliter sistem seperti bisa berkembang. Ketika pemerintah memiliki akses
mudah ke informasi yang tak terhitung banyaknya warga negaranya, pribadi privasi hilang.
Kekurangan :
Kultur berbagi belum ada
Kelebihan :
Dapat membentuk hubungan interaktif dengan dunia usaha untuk menghadapi perubahan dan
persaingan perdagangan internasional.
Dapat membentuk jaringan informasi dan transaksi pelayanan publik yang berkualitas, cepat, dan
terjangkau oleh masyarakat luas.
Dapat membentuk mekanisme dan saluran komunikasi dengan lembaga-lembaga negara serta
menyediakan fasilitas dialog publik.
Dapat membentuk sistem manajemen dan proses kerja yang transparan dan efisien memberikan
layanan yang lebih baik pada masyarakat.
Adanya E-Government diharapkan pelaksaan pemerintah akan berjalan lebih efisien karena
koordinasi pemerintah dapat dilakukan melalui pemanfaatan teknologi informasi.
Peningkatan hubungan antara pemeritah, pelaku bisnis, dan masyarakat umum. Adanya
keterbukaan [transparansi ] maka diharapkan hubungan antara berbagai pihak menjadi lebih baik.
Keterbukaan ini menghilangkan saling curiga dan kekesalan dari semua pihak.
Pemberdayaan msyarakat melalui informasi yang mudah diperoleh. Dengan adanya informasi
yang mencukupi, masyarakat akan belajar untuk dapat menentukan pilihannya. Sebagai contoh, data-data
tentang sekolah; jumlah kelas, daya tampung murid, passing grade, dan sebagainya, dapat ditampilkan
secara online dan digunakan oleh orang tua untuk memilih sekolah yang pas untuk anaknya.
Teknologi Informasi dan Komunikasi yang dikembangkan dalam pemerintahan atau yang disebut
e-government membuat masyarakat semakin mudah dalam mengakses kebijakan pemerintah sehingga
program yang dicanangkan pemerintah dapat berjalan dengan lancar.
e-government juga dapat mendukung pengelolaan pemerintahan yang lebih efisien, dan bisa
meningkatkan komunikasi antara pemerintah dengan sektor usaha dan industri.
Terdapatnya informasi transportasi, informasi valuta asing, serta info tentang tinggi muka air.
pemerintahan dapat
Website mencakup banyak aspek seperti hukum, agama, sosial dan budaya, bisnis dan kawasan
bisnisnya, pendidikan, dan sebagainya.
Semua terbuka untuk pemerintah dan masyarakat.
Kurangnya interaksi atau komunikasi antara admin (pemerintah) dengan masyarakat, karena egovernment dibuat untuk saling berinteraksi antara pemerintah, masyarakat, dan pihak lain yang
berkepentingan.
Kelemahan utama tentang e-government adalah kurangnya kesetaraan dalam akses publik untuk
keandalan, internet informasi di web, dan agenda tersembunyi dari kelompok pemerintah yang dapat
mempengaruhi dan bias opini publik.
Pelayanan yang diberikan situs pemerintah belum ditunjang oleh system manajemen dan proses
kerja yang efektif karena kesiapan peraturan,prosedur dan keterbataasan SDM sangat membatasi penetrasi
komputerisasi k dalam system pemerintahan
Belum mapannya strategi serta tidak memaadainya anggaran yang dialokasikan untuk
pengembanngan e-government
Inisiatif merupakan upaya instansi secara sendiri-sendiri, dengan demikian sejumlah faktor seperti
standardisasi, keamanan informasi, otentikasi, dan berbagai alikasi dasar yang memungkinkkan
interoperabilitas antar situs secara andal, aman, dan terpercaya kurang mendapat perhatian
Sumber:
http://nurlindasudirman.blogspot.com/2012/01/kelebihan-dan-kekurangan-e-government.html
http://sriyanthigeg.blogspot.com/2012/11/pengertian-keuntungan-kerugian-e.html
Oct
Pemerintah adalah organisasi yang memiliki kekuasaan untuk membuat dan menerapkan
hukum serta undang-undang di wilayah tertentu. Ada beberapa definisi mengenai sistem
pemerintahan. Sama halnya, terdapat bermacam-macam jenis pemerintahan di dunia.
Sebagai contoh: Republik, Monarki / Kerajaan, Persemakmuran (Commonwealth). Dari
bentuk-bentuk utama tersebut, terdapat beragam cabang, seperti: Monarki
Konstitusional, Demokrasi, dan Monarki Absolut / Mutlak.
Suatu pemerintahan atau kepemerintahan yang Transparan (terbuka),yaitu suatu system
pemerintahan yang di dalam penyelenggaraan kepemerintahannya terdapat kebebasan
aliran informasi dalam berbagai proses kelembagaan sehingga mudah diakses oleh
mereka yang membutuhkan.
Berbagai informasi telah disediakan secara memadai dan mudah dimengerti, sehingga
dapat digunakan sebagai alat monitoring dan evaluasi.
Kepemerintahan yang tidak transparan, cepat atau lambat cendrung akan menuju
kepemerintahan yang korup, otoriter, atau diktatur.
Dalam penyelenggaraan Negara, pemerintah dituntut bersikap terbuka terhadap
kebijakan-kebijakan yang dibuatnya termasuk anggaran yang dibutuhkan dalam
pelaksanaan kebijakan tersebut. Sehingga mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga
evaluasi terhadap kebijakan tersebut pemerintah dituntut bersikap terbuka dalam rangka
akuntabilitas public.
Realitasnya kadang kebijakan yang dibuat pemerintah dalam hal pelaksanaannya kurang
bersikap transparan, sehingga berdampak pada rendahnya kepercayaan masyarakat
terhadap setiap kebijakan yang dibuat pemerintah.
Transparansi adalah prinsip menciptakan kepercayaan timbal-balik antara pemerintah
dan masyarakat melalui penyediaan informasi dan menjamin kemudahan didalam
Selain asas tersebut, ada pula asas-asas lain yang mengatur tentang penyelenggaraan
pemerintahan yang transparan. Antara lain :
1. Asas kepastian hukum : adalah asas dalam Negara hukum yang mengutamakan
landasan peraturan perundang undangan , kepatutan, dan keadilan didalam setiap
kebijkan penyelenggaraan Negara.
2. Asas tertib penyelenggaraan : adalah asas yang menjadi landasan keteraturan,
keserasian, dan keseimbangan dalam pengendalian penyelenggaraan Negara.
3. Asas kepentingan hukum : adalah asas yang mendahulukan kesejahteraan rakyat dan
kewajiban penyelenggaraan Negara.
4. Asas Proporsionalitas : adalah asas yang mengutamakan keseimbangan antara hak
dan kewajiban penyelenggaraan Negara.
5. Asas perofesionalitas : adalah asas yang mengutamakan keahlian berlandaskan pada
kode etik dan ketentuan peraturan perundang undangan yang berlaku.
6. Asas akuntansibilitas :adalah asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil
akhir dari kegiatan penyelenggaraan Negara harus dipertanggungjawabkan kepada
masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi Negara sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang undangan yang berlaku.
Adanya keterbukaan tidak terlepas dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Dengan
perkembangan teknologi dan komunikasi sulit bahkan tidak mungkin untuk menepis dan
mengendalikan setiap informasi yang masuk. Dengan demikian, era keterbukaan secara tidak
langsung akan mengakibatkan mengecilnya ruang dan waktu. Negara dituntut untuk lebih aktif dalam
rangka menyaring dan mengendalikan setiap informasi yang masuk.
Keterbukaan adalah keadaan yang memungkinkan ketersediaan informasi yang dapat diberikan dan
didapat oleh masyarakat luas. Keterbukan merupakan kondisi yang memungkinkan partisipasi
masyarakat dalam kehidupan bernegara.
Di samping itu, keterbukaan juga akan mengakibatkan batas-batas teritorial suatu negara menjadi
kabur. Kecanggihan teknologi dan informasi membuat batas-batas teritorial suatu negara menjadi
tidak berarti. Seseorang akan dengan mudah memberikan dan menerima informasi sesuai dengan
keinginannya. Pada akhirnya keterbukaan akan mengakibatkan hilangnya diferensiasi (perbedaan)
sosial.
Akan tetapi, keterbukaan akan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan di suatu negara. Di lihat
dari aspek sosial budaya, keterbukaan akan memberikan ruang gerak bagi masuknya budaya-budaya
barat yang sama sekali berbeda dengan budaya masyarakat Indonesia. Dilihat dari aspek ideologi,
keterbukaan akan memberikan ruang bagi tumbuh dan berkembangnya ideologi-ideologi dari luar
yang tidak sesuai dengan kepribadian suatu bangsa Indonesia. Oleh sebab itu, munculnya era
keterbukaan akan membawa dampak yang sangat buruk apabila kita tidak dapat mempersiapkan diri.
Keterbukaan dalam pengertian sikap dan perilaku yang dilakukan pemerintah dewasa ini merupakan
tuntutan yang tidak dapat dihindari. Sebagai contoh adalah keterbukaan arus informasi di bidang
hukum. Keterbukaan arus informasi di bidang hukum penting agar setiap warga negara mendapatkan
suatu jaminan keadilan.
Sikap keterbukaan juga menuntut komitmen masyarakat dan mentalitas aparat dalam melaksanakan
peraturan tersebut. Kesiapan infrastruktur fisik dan mental aparat sangat menentukan jalannya
jaminan keadilan.
Dalam mewujudkan suatu pemerintahan atau kepemerintahan yang demokratis maka hal yang paling
utama yang harus diwujudkan oleh pemerintah adalah transparansi (keterbukaan). Adapun indikasi
dari suatu pemerintahan atau kepemerintahan yang transparan (terbuka) adalah apabila di dalam
penyelenggaraan pemerintahannya terdapat kebebasan aliran informasi dalam berbagai proses
kelembagaan. Berbagai informasi harus disediakan secara memadai dan mudah dimengerti sehingga
dapat digunakan sebagai alat monitoring dan evaluasi. Kepemerintahan yang tidak transparan, cepat
atau lambat cenderung akan menuju ke pemerintahan yang korup, otoriter, atau diktator.
Akibat penyelenggaraan pemerintahan yang tidak transparan diantaranya:
1. kesenjangan antara rakyat dan pemerintah akibat krisis kepercayaan
2. menimbulkan prasangka yang tidak baik dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
3. pemerintah tidak berani bertanggungjawab kepada rakyat
4. tidak adanya partisipasi dan dukungan rakyat sehingga menghambat proses
5. pembangunan nasional
6. hubungan kerjasama internasional yang kuarang harmonis
7. ketertinggalan dalam segala bidang.
Untuk itu diperlukan suatu penyelenggaran pemerintahan yang baik dan terbuka. Penyelenggaraan
negara yang baik dapat menciptakan pemerintahan yang baik (good governance). Dan untuk
mewujudkan pemerintahan yang baik, ada beberapa asas yang perlu diperhatikan, yaitu:
1. Asas Kepastian Hukum
2. Asas Tertib Penyelenggaran Negara
3. Asas Kepentingan Umum
4. Asas Keterbukaan
5. Asas Proposionalitas
6. Asas profesionalitas
7. Asas Akuntabilitas
Penyelenggaraan pemerintahan negara Republik Indonesia dilakukan oleh pemerintah atau
penyelenggara negara. Penyelenggara negara menurut Undang-Undang RI No. 28 Tahun 1999
tentang Pentelenggara Negara yang Bersih, dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme adalah
pejabat negara yang menjalankan fungsi eksekutif, legislative, dan yudikatif, dan pejabat lain yang
fungsi dan tugas pokoknya berkaitan dengan penyelenggaraan negara sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
1. Mengapresiasikan Sikap Terbuka dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara.
Di dalam iklim demokrasi saat ini, sikap terbuka penting untuk dilaksanakan. Sikap terbuka ini akan
mendukung proses demokratisasi di Indonesia. Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, sikap
terbuka harus dilaksanakan oleh setiap warga negara, termasuk oleh pemerintah. Hal ini penting agar
keterbukaan tidak hanya terjadi di lingkungan masyarakat tetapi lebih jauh lagi keterbukaan harus
juga berjalan dalam penyelenggaraan pemerintahan. Setiap penyelenggaraan pemerintahan harus
dilakukan secara terbuka dan dapat dipantau oleh warga negara. Dengan dilakukannya hal ini maka
kemungkinan terjadinya penyimpangan-penyimpangan dalam penyelenggaraan negara dapat
diperkecil.
Sikap terbuka adalah sikap untuk bersdia memberitahukan dan sikap untuk bersedia menerima
pengetahuan atau informasi dari pihak lain. Sikap terbuka ini dapat ditunjukkan dengan dukungan
pemerintah terhadap kebebasan pers. Dengan adanya kebebasan pers diharapkan akses informasi
warga negara terhadap penyelenggaraan pemerintahan. Sebagai contoh setiap pengambilan
keputusan yang diambil oleh pemerintah dapat dipantau terus oleh warga negara. Pers sendiri
diharapkan dapat memberikan informasi yang aktual dan tepat kepada warga negara. Selain itu,
sikap netral harus terus dipertahankan oleh pers. Pers diharapkan tidak menjadi alat bagi pemerintah
untuk mempertahankan kekuasaannya.
2. Pentingnya sikap adil dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
Ketidakadilan dapat menciptakan kecemburuan, pertentangan, kesenjangan dan disintegrasi bangsa.
Dalam kehidupan berbangsa, ketidakadilan dapat menimbulkan perilaku anarkis dan pertikaian antar
golongan, bahkan dalam pertikaian antar suku bangsa dapat menyebabkan perpecahan wilayah.
Sedangkan dalam kehidupan bernegara, perbuatan tidak adil dapat menyebebkan negara mengalami
hambatan dalam menjalankan roda pemerintahan sehingga mengalami keterpurukan dan berdampak
pada penderitaan rakyat. Dengan demikian keadilan adalah persyaratan bagi terwujudnya persatuan
dan kesatuan bangsa serta keutuhan negara kita.
3. Berpartisipasi dalam Upaya Peningkatan Jaminan Keadilan
Sebagai warga negara, kita harus ikut serta secara aktif dalam upaya meningkatkan jaminan
keadilan. Jaminan keadilan bukan hanya merupakan tanggung jawab pemerintah. Partisipasi warga
negara juga mutlak diperlukan. Partisipasi secara dua arah diperlukan agar jaminan keadilan dapat
berjalan dengan efektif. Partisipasi warga negara dalam upaya peningkatan jaminan keadilan dapat
dilakukan dengan melakukan cara-cara berikut ini.
1. Menaati setiap peraturan yang berlaku di negara Republik Indonesia.
2. Menghormati setiap keputusan hukum yang dibuat oleh lembaga peradilan.
3. Memberikan pengawasan terhadap jalannya proses-proses hukum yang sedang berlangsung.
4. Memberi dukungan terhadap pemerintah dalam upaya meningkatkan jaminan keadilan.
5. Memahami dan menghormati hak dan kewajiban setiap warga negara.
Dengan partisipasi pemerintah dan warga negara dalam meningkatkan jaminan keadilan diharapkan
rasa keadilan dapat benar-benar dirasakan oleh warga negara. Selain itu, terwujudnya rasa keadilan
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara diharapkan dapat mendorong terjadinya pemerataan
kesejahteraan di Indonesia. Hal ini sangatlah penting mengingat masih banyak terjadi kesenjangan
ekonomi yang cukup mencolok dalam masyarakat. Tujuan pemerintah untuk mewujudkan
kesejahteraan dan keadilan sosial harus terwujud.
Pemerintahan adalah lembaga atau badan public yang mempunyai fungsi dan tujuan Negara,
sedangkan pemerintahan adalah lembaga atau badan-badan publik dalam menjalankan fungsinya
untuk mencapai tujuan Negara (Ermaya Suradinata)
Prinsip-prinsip good governance:
1. Partisipasi
2. Penegakan Hukum
3. Transparasi
4. Kesetaraan
5. Daya Tanggap
6. Wawasan Kedepan
7. Akuntabilitas
8. Pengawasan
9. Efesiensi & Efektifitas
10. Profesionalisme
>< Partisipasi ( participation ) Semua warga masyarakat berhak terlibat dalam pengambilan
keputusan, baik langsung maupun melalui lembaga berwakilan yang sah untuk mewakili kepentingan
mereka. Partisipasi menyeluruh tersebut dibangun berdasarkan kebebasan berkimpul dan
mengungkapkan pendapat serta kapasitas untuk berpartisipasi secara kontruktif. Untuk mendorong
partisipasi masyarakat dalam seluruh aspek pembangunan termasuk dalam sector-sektor kehidupan
social lainnya selain kegiatan politik, regulasi (perputaran) birokrasi harus diminimalisasi. ><
Penegakan hukum (Rule of Law) Partisipasi masyarakat dalam proses politik dan perumusanperumusan kebijakan public memerlukan system dan aturan-aturan hokum. Tanpa diimbangi oleh
sebuah hokum dan penegakannya yang kuat, partisipasi akan berubah menjadi proses politik yang
anarkis. Ditambahkan pula bahwa pelaksana kenegaraan dan pemerintahan juga harus ditata oleh
sebuah system dan aturan hokum yang kuat serta memiliki kepastian. Sehubungan dengan hal
tersebut, proses mewujudkan cita good governance harus diimbangi dengan komitmen untuk
menegakkan rule of law, dengan karakter-karakter antara lain : a). supremasi hokum b). kepastian
hokum c). hokum yang responsive d). penegakan hokum yang kosistan dan non-diskriminatifi serta
e). indepedensi peradilan >< Transparansi Salah satu yang menjadi persoalan bangsa pada akhir
masa orde baru adalah merebaknya kasus-kasus korupsi yang berkembang sejak awal masa rezim
kekuasaannya. Korupsi sebagai tindakan baik dilakukan individu maupun lembaga yang secara
langsungmerugikan Negara, merupakan salah satu yang harus dihindari dalam upaya menuju cita
good governance. Selain merugikan Negara, korupsi bias menghambat efektivitas dalam efisiensi
proses birokrasi dan pembangunan sebagai cirri utama good governance. >< Respontif
(Responsiveness) Salah satu fundamental menuju cita good governance adalah responsive, yaitu
pemerintah harus peka dan cepat tanggap terhadap persoalan-persoalan masyarakat. Pemerintah
harus memahami kebutuhan masyarakatnya. Tidak menunggu mereka menyampaikan keinginankeinginannya itu, tetapi secara proaktif mempelajari dan menganalisis kebutuhan-kebutuhan mereka
untuk kemudian melahirkan berbagai kebijakan strategis guna memenuhi kepentingan umum
tersebut. Sesuai dengan asas responsive, setiap unsure pemerintah harus memiliki dua etika, yaitu
etika individual dan etika social. Kualifikasi etika individual menuntut mereka agar memiliki criteria
kapabilitas dan loyalitas professional sedangkan etika social menuntut mereka agar memiliki
sensitivitas terhadap berbagai kebutuhan public. >< Consensus Asas fundamental lain yang juga
harus menjadi perhatian pemerintah dalam melaksanakan tugas-tugas pemerintahannya menuju cita
good governance adalah pengambilan keputusan secara consensus, yaitu pengambilan putusan
melalui proses musyawara dan semaksimal mungkin berdasarkan kesepakatan bersama. Cara
pengambilan tersebut selain dapat memuaskan semua pihak atau sebagaian besar pihak juga dapat
menarik komitmen komponen masyarakat sehingga a Pengmemiliki legitimasi untuk melahirkan
kekuatan memaksa dalam upaya mewujudkan efektivitas pelaksanaan keputusan. >< Kesetaraan
dan keadilan Terkait dengan asas consensus, tranparansi dan responsive, good governance juga
harus didukung dengan asas equity, yaitu kesamaan dalam perlakuan dan pelayanan. Asas ini
dikembangkan berdasarkan pada sebuah kenyataan bahwa bangsa Indonesia ini tergolong bangsa
yang prular, baik dilihat dari segi etnik, agama, dan budaya. Pluralism ini tentu saja pada satu sisi
dapat memicu masalah jika dimanfaatkan dalm konteks kepentingan sempit seperti primordialisme,
egoisme, dan sebagainya. >< Efektivitas dan efisiensi Konsep efektivitas dalam sector kegiatankegiatan public memiliki makna ganda, yaitu efektivitas dalam pelaksanaan proses-proses pekerjaan,
baik oleh pejabat public maupun partisipasi masyarakat, dan kedua afektivitas dalam kontekshasil,
yaitu mampu memberikan kesehjateraan pada sebesar-besar kelompok dan lapisan social. ><
Akuntabilitas Asas akuntabilitas menjadi perhatian dan sorotan pada era reformasi karena kelemahan
pemerintahan Indonesia justru dalam kualitas akuntabilitasnya itu. Asas akuntabilitas berarti
pertanggungjawaban pejabat public terhadap masyarakat yang memberinya delegasi dan
kewenangan untuk mengurusi berbagai urusan kepentingan mereka. Setiap pejabat public dituntut
untuk mempertanggungjawaban semua kebijakan, perbuatan, moral, maupun netralitas sikapnya
terhadap masyarakat. Secara teoris, akuntabilitas menyangkut dua dimensi, yaitu akuntabilitas
vertical dan akuntabilitas horizontal. >< Visi strategis Visi strategis adalah pandangan-pandangan
strategis untuk menghadapi masa yang akan datang. Kualitifikasi ini menjadi penting dalam kerangka
perwujudan good governance karena perubahan dunia dengan kemajuan teknologinya yang begitu
cepat.Bangsa-bangsa yang tidak memiliki sentivikasi terhadap perubahan serta prediksi perubahan
ke depan, tidak saja akan tertinggal oleh bangsa lain di dunia, tetapi juga akan terperosok pada
akumulasi kesulitan sehingga proses resopolinya tidak mudah. Jaminan Keadilan dalam
Bermasyrakat, Berbangsa, dan Bernegara. Keadilan merupakan suatu hasil pengambilan keputusan
yang mengandung kebenaran, tidak memihak, dapat dipertanggung jawabkan, dan memperlakukan
tiap orang pada kedudukan yang sama dihadapan hukum. Orang romawi kuno yang sangat arif
dalam hukum mengatakan, keadilan itu tribuere suum cuique < memberikan pada setiap orang apa
yang menjadi empunya >. Oleh karena itu, pejuang keadilan selalu berusaha agar setiap orang
memperoleh sesuatu yang menjadi haknya. Karena seseorang mempunyai hak maka saya wajib
memberikannya. Sebab, itulah yang menjadi miliknya dan dengan begitu, berarti saya telah bertindak
adil.
Kata keadilan bisa menunjuk pada suatu keadaan, tuntutan, dan keutamaan. Sebagai keadaan,
keadilan mengatakan bahwa semua pihak memperoleh sesuatu yang menjadi hak mereka dan
diberlakukan yang sama. Sementara sebagai tuntutan, keadilan menuntut agar keadaan adil itu
diciptakan baik dengan jalan mengambil tindakan-tindakan yang diperlukan maupun dengan jalan
menjauhkan diri dari tindakan yang tidak adil. Adapun sebagai keutamaan, keadilan adalah
ketegadan untuk melakukan sesuatu yang adil.
Perbuatan adil tidak hanya merupakan idaman manusia,tetapi juga diperintakan Tuhan apa pun
agamanya. Jika suatu Negara terutama pemerintah, pejabat public, dan aparat penegak hukumnya
mampu memperlakukan warganya dengan adil dalam segala bidang niscaya kepeduliandan rasa
tanggung jawab warga Negara dalam rangka membangun Negara serta memperkukuh persatuan dan
kesatuan dapat terwujud.
Keadilan pada umunya relative sulit diperoleh. Untuk memperoleh keadilan biasanya diperlukan pihak
ketiga sebagai penegak, dengan harapan pihak tersebut dapat bertindak adil terhadap pokok-pokok
yang berselisih. Oleh karena itu, pihak ketiga tersebut harus netral, tidak boleh menguntungkan salah
satu pihak. Jadi, adanya pihak ketiga bertujuan untuk menghindari konfrontasi antara pihak yang
sedang berselisih.
Dalam rangka jaminan keadilan di dalam suatu Negara diprlukan peraturan yang disebut undangundang atau hukum. Hukum merupakan suatu system norma yang mengatur kehiduapn dalam
masyarakat. Oleh karena itu, apabila ada seseorang yang merasa mendapatkan ketidakadilan, ia
berhak mengajukan tuntutan. Setiap masyrakat memerlukan hukum, karena dikatakan dimana ada
masyarakat disana ada hukum. Hukum diciptakan untuk mencegah agar konflik yang terjadi
dipecahakn secara terbuka. Pemecahannya bukan atas dasar siapa yang kuat, mekainkan
berdasarkan aturan ( hukum ) yang tidak membedakan antara orang kuat dan orang lemah.
Berdasarkan hal tersebut, keadilan merupakan salah satu cirri hukum dan jaminan keadilan yang
hanya bisa tercapainya apabila hukum diterapkan tanpa memerhatikan aspek subjektivitas.
Pelaksanaan jaminan keadilan sangat dituntut oleh penyelenggaraan Negara ( pemerintah dan
pejabat public ) yang baik, bersih, dan transparan. Penyelenggaraan pemerintah yang baik tersebut
didasarkan pada beberapa asa umum diantaranya sebagai berikut.
a.) Asas Kepastian Hukum
b.) Asas keseimbangan
c.) Asas Kesamaan
d.) Asas Larangan Kesewenang-wenangan
e.) Asas Larangan Penyalahgunaan Wewenang
f.) Asas Bertindak Cermat
g.) Asas Pemberlakuan yang jujur
h.) Asas Meniadakan Akibat Suatu Keputusan yang Batal
i.) Asas Penyelenggaran Kepentingan Umum
Jaminan keadilan bagi warga Negara dapat ditemukan dalam beberapa contoh peraturan perundangundangan antara lain :
Undang-undang Dasar 1945
1. Bidang Hukum dan Pemerintah ( pasal 27 )
2. Bidang Politik ( pasal 28 )
3. Bidang Hak Asasi Manusia ( pasal 28A-28J )
4. Bidang Keagamaan ( pasal 29 )
5. Bidang Pertahanan Negara ( pasal 30 )
6. Bidang Pendidikan Negara ( pasal 31 dan 32 )
7. Bidang Kesejahteran Sosial ( pasal 33 dan 34 )
Undang-undang
1. Undang-undang Nomor 31 Tahun 2002 tentang Partai Politik
2. Undang-undang Nomor 35 Tahun 1999 tentang Kekuasaan Kehakiman
3. Undang-undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara
4. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
5. Undang-undang Nomor 31 Tahun 2002 tentang Partai Politik
KESIMPULAN
Berdasarkan hal-hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa penyelenggaraan pemerintah ( governing )
dapat dipandang sebagai intervensi perilaku politik dan social yang berorientasi hasil, yang diarahkan
untuk menciptakan pola interaksi yang stabil atau dapat diprediksikan dalam suatu system ( social
polity ), sesuai dengan harapan ataupun tujuan dari para pelaku intervensi tersebut .Semua warga
masyarakat berhak terlibat dalam pengambilan keputusan, baik langsung maupun melalui lembaga
perwakilan yang sah untuk mewakili kepentingan mereka. Partisipasi menyeluruh tersebut dibangun
berdasarkan kebebesan berkumpul dan mengungkapkan pendapat serta kapasitas untuk
berpartisipasi secara konstruktif.
KRITIKAN
Dalam proses transparansi informasi tidak hanya diberikan oleh pengelolah manajemen public tetapi
masyarakat memiliki hak untuk memperoleh informasi yang menyangkut kepentingan public.
SARAN
Seharusnya pemerintah harus lebih terbuka dan bersikap adil dalam memberikan kritikan apa saja
yang menyangkut Negara.
Dan pemerintah juga seharusnya memberikan kesempatan kepada masyarakat dalam memberikan
kritikan agar dapat memperoleh informasi yang baik dan benar dari kedua belah pihak.
PENUTUP
Dengan adanya keterbukaan dan keadilan, maka dalam pengambilan keputusan dapat diperoleh
informasi yang benar. Ada jaminan transparansi pemerintah jika masyarakat berperan aktif dalam
memberikan kritikan.