Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

PENGANTAR ILMU ADMINISTRASI PUBLIK


Akuntansi dan Auditing Sektor Public

DOSEN PENGAMPU :
Dr. Anastasia Murdyastuti M.Si.

DISUSUN OLEH :
Tiara Fany P. (200910201107)

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


ADMINISTRASI NEGARA
UNIVERSITAS JEMBER
2021

0
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala curahan dan
kasih sayangnya, nikmat, petunjuk, dan hidayahnya sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul “AUDIT SEKTOR PUBLIC”.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pengantar Ilmu
Administrasi Public dengan Dosen Pengampu Dr. Anastasia Murdyastuti M.Si.
Diharapkan dalam makalah ini, kami dapat mengerti serta memahami tentang Audit
Sektor Public.

Saya sendiri menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan adanya saran dan kritik
dalam hal isi atau penulisan, guna penulisan yang lebih baik dimasa masa yang akan
datang. Serta ucapan terimakasih kepada dosen yang telah membimbing kami.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca umumnya, dan bagi penulis
khususnya.

Malang, 26 April 2021

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN..........................................................................................................1
1.1    Latar Belakang.......................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan.......................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................3
2. 1 Teori Audit Sektor Public.....................................................................................3
2.2 Jenis-Jenis Audit Sector Public............................................................................4
2.3 Sistem Audit Keuangan Sector Public................................................................5
2.4 Siklus Audit Keuangan Sektor Public................................................................8
2.5 Contoh Praktek Audit Sector Public di Organisai Sector Public ............13
BAB III PENUTUP......................................................................................................................15
3.1 Kesimpulan...................................................................................................................15
3.2 Saran.............................................................................................................................15

ii
BAB 1

PENDAHULUAN
1.1       Latar Belakang
            Selama ini sektor publik tidak luput dari tudingan sebagai sarang korupsi,
kolusi, nepotisme, inefisiensi dan sumber pemborosan negara. Keluhan “birokrat
tidak mampu berbisnis” ditujukan untuk mengkritik buruknya kinerja perusahaan-
perusahaan sektor publik. Pemerintah sebagai salah satu organisasi sektor publik
pun tidak luput dari tudingan ini. Organisasi sektor publik pemerintah merupakan
lembaga yang menjalankan roda pemerintahan yang sumber legitimasinya berasal
dari masyarakat. Oleh karena itu, kepercayaan yang diberikan oleh masyarakat
kepada penyelenggara pemerintahan haruslah diimbangi dengan adanya
pemerintahan yang bersih.
            Pemerintahan yang bersih atau good govermance ditandai dengan tiga pilar
utama yang merupakan elemen dasar yang saling berkaitan. Ketiga elemen dasar
tersebut adalah partisipasi, transparansi dan akuntabilitas. Suatu pemerintahan yang
baik harus membuka pintu yang seluas-luasnya agar semua pihak yang terkait dalam
pemerintahan tersebut dapat berperan serta atau berpartisipasi secara aktif, Jalannya
pemerintahan harus diselenggarakan secara transparan dan pelaksanaan
pemerintahan tersebut harus dapat dipertanggungjawabkan. Dalam bahasa akuntansi,
akuntabilitas (kemampuan memberikan pertanggungjawaban) merupakan dasar dari
pelaporan keuangan. Pelaporan keuangan pemerintah tersebut memegang peran yang
penting agar dapat memenuhi tugas pemerintahan yang dapat
dipertanggungjawabkan kepada masyarakat dalam suatu masyarakat yang
demokratis.
Dalam negara demokrasi, “pelaporan keuangan yang transparan” merupakan sesuatu
yang dituntut oleh rakyat kepada pemerintahnya. Sebaliknya, dalam negara
demokrasi, pemerintah berkewajiban memberikan laporan keuangan yang transparan
kepada rakyat. Pemerintah demokratis harus bertanggung jawab atas integritas,
kinerja dan kepengurusan, sehingga pemerintah harus menyediakan informasi yang
berguna untuk menaksir akuntabilitas serta membantu dalam pengambilan keputusan
ekonomi, sosial dan politik. Seiring dengan munculnya tuntutan dari masyarakat
agar organisasi sektor publik mempertahankan kualitas, profesionalisme dan
akuntabilitas publik serta value for money dalam menjalankan aktivitasnya serta
untuk menjamin dilakukannya pertanggungjawaban publik oleh organisasi sektor
publik, maka diperlukan audit terhadap organisasi sektor publik tersebut. Audit
yang dilakukan tidak hanya terbatas pada audit keuangan dan kepatuhan, namun
perlu diperluas dengan melakukan audit terhadap kinerja organisasi sektor publik
tersebut.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa saja teori dari audit sector public?
2. Apa saja jenis-jenis auditn sector public?
3. Bagaimana system audit keuangan sector public?
4. Bagaimana siklus audit keuangan sector public?
5. Contoh praktek audit sector public di organisasi sector public?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Mengetahui teori dari audit sector public.
2. Dapat memahami jenis-jenis dari sector public.
3. Memahami system audit keuangan sector public.
4. Dapat mengathui siklus audit keuangan sector public.
5. Dapat memberi informasi mengenai conoh praktek audit sector public di organisasi sector
public.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2. 1 Teori Audit Sektor Public


            Auditing merupakan suatu invetigasi independen terhadap aktivitas khusus.
Mekanisme audit merupakan suatu mekanisme yang menggerakkan akuntanbilitas
dalam pengelolaan sektor pemerintah, BUMN atau instan pengelola aset negara,
serta organisasi sektor publik lainnya sperti yayasan, LSM, dan partai politik.
            Pengertian audit sektor publik menurutIndra Bastian  adalah “jasa
penyelidikan bagi masyarakat atas organisasi publik dan politikus yang sudah
mereka danai.”
            Dari pengertian di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa  audit sektor
publik  adalah pemeriksaan terhadap pemerintah yang dilakukan untuk mengetahui
pertanggungjawaban (akuntabilitas) atas pengelolaan dana masyarakat  (public
money)  yang bertujuan untuk membandingkan hasil pencapaian program, fungsi
atau kegiatan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
            Audit sektor publik di Indonesia dikenal sebagai audit keuangan negara.
Audit keuangan negara ini diatur dalam UU No. 15 Tahun 2004   tentang
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung jawab Keuangan Negara. Undang-undang
ini merupakan pengganti ketentuan warisan Belanda, yaitu  Indische
Comptabiliteitswet  (ICW) dan Instructie en verdere bepalingen voor de Algemene
Rekenkamer  (IAR), yang mengatur prosedur audit atas akuntabilitas pengelolaan
keuangan oleh pemerintah.
Dari definsi tersebut, beberapa bagian perlu mendapatkan perhatian yaitu :
·        Proses sistematik – Audit merupakan aktivitas terstruktur yang mengikuti
suatu urutan yang logis.
·         Objektivitas – Hal ini berkaitan dengan kualitas informasi yang disediakan
serta kualitas orang yang melakukan audit.
·          Penyediaan dan evaluasi bukti – Hal ini berkaitan dengan pengujian yang
mendasari dukungan terhadap asersi ataupun representasi.
·        Asersi tentang kegiatan dan kejadian ekonomi – Hal ini merupakan deskripsi
yang luas tentang subyek permasalahn yang diaudit.
·        Derajat hubungan kriteria yang ada – Hal ini berarti suatu audit memberikan
kecocokan antara asersi dan kriteria yang ada.

3
2.2 Jenis-Jenis Audit Sector Public
          Jenis-jenis audit sektor publik yang dilaksanakan atas kegiatan yang
tercermin dalam APBN, APBD, kegiatan BUMD/BUMN, serta kegiatan yayasan,
LSM, atau partai politik. Penetapan tujuan untuk menentukan jenis audit yang akan
dilaksanakan, serta standar audit yang harus diikuti oleh auditor merupakan awal.
            Berdasarkan UU No. 15 Tahun 2004 dan SPKN, terdapat tiga jenis audit
keuangan negara, yaitu:
1.      Audit keuangan, merupakan audit atas laporan keuangan yang bertujuan untuk
memberikan keyakinan yang memadai  (reasonable assurance), apakah laporan
keuangan telah disajikan secara wajar, dalam semua hal yang material sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia atau basis akuntansi
komprehensif selain prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Audit
keuangan adalah audit yang menjamin bahwa sistem akuntansi dan pengendalian
keuangan berjalan secara efisien dan tepat serta transaksi keuangan diotorisasi serta
dicatat secara benar.
2.      Audit kinerja, meliputi audit ekonomi, efisiensi, dan efektivitas, pada
dasarnya merupakan perluasan dari audit keuangan dalam hal tujuan dan
prosedurnya. Audit kinerja memfokuskan pemeriksaan pada tindakan-tindakan dan
kejadian-kejadian ekonomi yang menggambarkan kinerja entitas atau fungsi yang
diaudit. audit kinerja merupakan perluasan dari audit keuangan dalam hal tujuan dan
prosedurnya. Audit kinerja memfokuskan pemeriksaan pada tindakan-tindakan dan
kejadian-kejadian ekonomi yang menggambarkan kinerja entitas atau fungsi yang
diaudit. Audit kinerja merupakan suatu proses yang sistematis untuk memperoleh
dan mengevaluasi bukti secara obyektif, agar dapat melakukan penilaian secara
independen atas ekonomi dan efisiensi operasi, efektifitas dalam pencapaian hasil
yang diinginkan dan kepatuhan terhadap kebijakan, peraturan dan hukum yang
berlaku, menentukan kesesuaian antara kinerja yang telah dicapai dengan kriteria
yang telah ditetapkan sebelumnya serta mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-
pihak pengguna laporan tersebut.
Perbandingan Audit Keuangan dengan Audit Kinerja

Audit Keuangan Audit Kinerja


Objek audit: laporan keuangan Objek audit: organisasi, program,
aktivitas/ kegiatan, atau fungsi
Menguji kewajaran laporan Menguji tingkat ekonomi, efisiensi,
keuangan dari salah saji yang dan efektivitas dalam penggunaan
material dan kesesuaiannya dengan sumber daya untuk mencapai tujuan
prinsip akuntansi yang diterima

4
umum
Lebih bersifat kuantitatif – Lebih bersifat kualitatif
keuangan
Tidak terlalu analitis Sangat analitis
Tidak menggunakan indikator Membutuhkan indikator, standar, dan
kinerja, standar, dan target kinerja target kinerja untuk mengukur kinerja
Biasanya tidak mempertimbangkan Biasanya mempertimbangkan analisis
analisis biaya manfaat biaya-manfaat (cost-benefit analysis)
Waktu pelaksanaan audit tertentu Audit bisa dilakukan sewaktu-waktu
(biasanya pada akhir periode
akuntansi)
Audit dilakukan untuk peristiwa Mempertimbangkan kinerja masa
keuangan masa lalu (post event) lalu, sekarang, dan yang akan datang
Tidak dimaksudkan untuk Dimaksudkan untuk memperbaiki
membantu melakukan alokasi alokasi sumber daya secara optimal
sumber daya secara optimal dan memperbaiki kinerja
Tidak terdapat rekomendasi audit Terdapat rekomendasi audit
dan follow-up  audit dan follow-up  audit

3.      Audit dengan tujuan tertentu , merupakan audit khusus di luar audit keuangan
dan audit kinerja yang bertujuan untuk memberikan simpulan atas hal yang diaudit.
Audit dengan tujuan tertentu dapat bersifat eksaminasi  (examination),
reviu (review), atau prosedur yang disepakati  (agrees-upon procedures). Audit
dengan tujuan tertentu mencakup audit atas hal-hal lain di bidang keuangan, audit
investigatif, dan audit atas sistem pengendalian internal.

2.3 Sistem Audit Keuangan Sector Public


A.      Pemeriksaan Siklus Pendapatan
     Tujuan audit siklus pendapatan adalah  untuk mengungkapkan ada tidaknya salah
saji yang material dalam proses Pendapatan Daerah/Organisasi, Dana Perimbangan,
dan Pendapatan Lain-lain yang sah.
Jenis koreksi pembukuan yang harus dilakukan atas pendapatan adalah sebagai
berikut:

5
1        Kesalahan pembukuan dan/atau penyajian saldo awal tahun anggaran/sisa
perhitungan anggaran tahun lalu.
2        Kesalahan pembukuan dan/atau penyajian pendapatan daerah.
3        Kesalahan pembukuan dan/atau penyajian saldo akhir tahun anggaran sisa
perhitungan anggaran tahun perhitungan.
4        Kesalahan penyajian dalam daftar lampiran perhitungan anggaran tahun
anggaran perhitungan.
5        Kesalahan yang wajib dikoreksi oleh auditor, yang terdiri atas:
·        Kesalahan pembukuan (kekeliruan pencatatan).
·        Kesalahan pembebanan.
·        Kesalahan penjumlahan dan pengurangan angka (aritmatika).
B.      Pemeriksaan Siklus Belanja
            Tujuan audit siklus belanja adalah  untuk memperoleh bukti mengenai
masing-masing asersi yang signifikan, yang berkaitan dengan transaksi dan saldo
siklus belanja.
Berbagai proses dan keputusan untuk memperoleh barang dan jasa yang diperlukan
dalam  pelaksanaan kegiatan organisasi sektor publik. Dua kelompok transaksi
utama dalam siklus ini adalah transaksi pembelian dan pengeluaran kas. Kedua
transaksi tersebut mempengaruhi berbagai akun berikut: Kas, Persediaan barang
habis pakai, Aktiva tetap, Aktiva lain-lain,Utang.
Risiko bawaan pos belanja organisasi sektor publik pada banyak organisasi
sangatlah tinggi. Ada berbagai faktor yang menyebabkan tingginya risiko bawaan
siklus belanja ini, yaitu:
·         Volume transaksi yang selalu tinggi,
·         Pembelanjaan dan pengeluaran tanpa otoritasi yang dapat terjadi,
·         Pembelian aset yang tidak perlu,
·         Masalah akuntansi yang berkembang.
            Tingginya volume transaksi akan memperbesar kemungkinan terjadinya
salah saji. Semakin tinggi volume transaksi, semakin tinggi kemungkinan kesalahan
pencatatan transaksi tersebut. Disamping itu, juga ada kemungkinan bahwa
organisasi sektor publik melakukan pembelian aset yang tidak perlu.

6
            Tingginya risiko bawaan siklus belanja menyebabkan banyak organisasi
sektor publik memprioritaskan atau memperluas struktur pengendalian internal
siklus belanja untuk mencegah dan mendeteksi salah saji. Seperti siklus pendapatan,
pengujian pengendalian umumnya tidak mengurangi risiko pengendalian asersi hak
dan kewajiban. Jadi, auditor dapat menggunakan kombinasi strategi risiko
pengendalian yang ditetapkan lebih rendah dan pengujian subtantif.
            Pengujian pengendalian tergantung pada pertimbangan biaya manfaat.
Auditor harus membandingkan biaya melakukan pengujian pengendalian internal
degnan penghematan yang diperoleh akibat berkurangnya pengujian substantif.
C.      Pemeriksaan Aktiva Tetap
     Aktiva tetap merupakan aset/harta yang dimiliki oleh organisasi sektor publik
yang digunakan dalam kegiatan operasi organisasi. Tujuan audit aktiva tetap adalah
untuk memperoleh bukti tentang setiap asersi signifikan yang berkaitan dengan
transaksi dan saldo aktiva tetap. Audit atas aktiva tetap sangat penting karena
biasanya aktiva tetap merupakan aset/kekayaan terbesar yang dimiliki oleh suatu
organisasi sektor publik.
D.     Pemeriksaan Jasa Personalia
Siklus jasa personalia sangat penting karena masalah gaji, pajak penghasilan
pegawai, dan biaya ketenagakerjaan lainnya merupakan komponen biaya utama di
hampir semua entitas.
E.      Pemeriksaan Siklus Investasi (Pembiayaan)
            Investasi ini pada umumnya merupakan bagian dari strategi jangka panjang
suatu organisasi sektor publik. Jangka waktu investasi sementara tidak lebih dari
satu periode akuntansi. Risiko salah saji pada transaksi investasi organisasi sektor
publik umumnya rendah karena jarangnya transaksi yang terjadi.
F.        Pemeriksaan Siklus Saldo Kas
Saldo kas berasal dari pengaruh kumulatif siklus belanja, siklus investasi, dan siklus
jasa personalia. Tujian audit saldo kas adalah untuk memperoleh bukti tentang
masing-masing asersi yang signifikan, ynag berkaitan dengan transaksi dan saldo
kas. Tujuan audi ditentukan berdasarkan kelima kategori asersi laporan keuangan:
·         Asersi keberadaan dan keterjadian
·         Asersi kelengkapan
·         Asersi hak dan kewajiban
·         Asersi penilaian dan pengalokasian

7
·         Asersi pelaporan dan pengungkapan
2.4 Siklus Audit Keuangan Sektor Public
            Terdapat 17 siklus dalam audit keuangan sektor publik:
1.     PERENCANAAN AUDIT KEUANGAN
            Standar pertama dari GAAS (General Accepted Auditing Standard) di
Indonesia SPAP untuk audit lapangan adalah perencanaan yang memadai.
             Berikut adalah tiga alasan utama mengapa seorang auditor harus
mempersiapkan rencana kontrak kerja yang tepat sehingga :
(1)    auditor dapat memperoleh cukup bukti kompeten untuk kondisi yang ada
(2)    membantu menjaga agar biaya audit yang dikeluarkan tetap wajar,
(3)    serta menghindari kesalah pahaman dengan klien.
            Perencanaan audit awal melibatkan empat hal, yang semuanya harus
dilakukan terlebih dahulu dalam audit. Keempatnya adalah sebagai berikut:
(1)   Auditor harus memutuskan apakah akan menerima seorang klien baru atau
melanjutkan pelayanan untuk klien yang telah ada sekarang,
(2)    Auditor harus mengidentifikasi mengapa klien menginginkan atau
membutuhkan audit, informasi ini akan mempengaruhi bagian lain dari proses
perencanaan
(3)    Auditor memperoleh pemahaman klien tentang cara-cara penugasan untuk
menghindari kesalahpahaman.
(4)   Dipilihnya staf untuk penugasan, termasuk bila dibutuhkannya spesialis audit.
Merancang pendekatan audit
·        Menerima klien dan melakukan perencanaan audit awal
·        Memahami bisnis dan industri klien
·         Menilai resiko bisnis klien
·        Menetapkan meterialitas, dan menilai resiko akseptabilitas audit serta resiko
inhern,
·        Memahami pengendalian intern, dan menilai resiko pengendalian,
·         Menyusun seluruh rencana serta program audit.

8
            Tahap selanjutnya dalam suatu laporan keuangan adalah melaksanakan
pengujian audit. Tahap ini sering disebut juga sebagai pelaksanaan pekerjaan
lapangan. Tahap terakhir dari suatu audit adalah laporan temuan. Pada tahap ini
harus dilaksanakan standar umum dan standar pelaporan dari standar auditing.
            Tahap perencanaan audit menurut Indra bastian (2010):
a. Pemahaman atas sistem akuntansi keuangan sektor publik.
 Hal ini sangat penting karena saat ini audit sektor publik tidak lagi
berfokus pada laporan realisasi anggaran saja tetapi juga laporan keuangan
lainnya.
b. Penentuan tujuan dan lingkup audit
 Dalam menentukan tujuan dan ruang lingkup, auditor harus memastikan
bahwa tujuan dan ruang lingkup audit yang ditetapkan telah sesuai dengan
mandat serta wewenang lembaga audit dan pengawas yang bersangkutan.
c. Penilaian resiko
Kegiatan audit dilaksanakan melalui berbagai pengujian yang mengandung
resiko kesalahan, sehingga penilaian risiko pengendalian ( control risk),
risiko bawaan (inherent risk), dan risiko deteksi (detection risk) harus
dilakukan.
d. Penyusunan rencana audit
 Suatu rencana audit harus disusun berdasarkan tahapan kegiatan
perencanaan audit.
2.      Penetapan regulasi audit keuangan
            Bagian ini penting dalam proses audit karena dibutuhkan aturan untuk
memberikan arahan yang jelas, dan sebagai kontrol agar pelaksanaan audit laporan
keuangan bisa memberikan opini yang tepat.
3.      Penyusunan perencanaan audit tahuann oleh lembaga auditor
            Setelah ditetapkan aturan dan regulasi langkah selanjutnya adalah menyusun
perencanaan. Perencanaan audit yang matang akan sangat menentukan kesuksesan
audit.
4.      Temu rencanaan audit tahunan
            Setelah lembaga auditor selesai menyusun perencanaan audit tahunan,
kemudian mereka bertemu dengan kepala atau pimpinan organisasi sektor publik
untuk membicarakan perencanaan audit yang sudah disusun.
5.       Penerbitan regulasi tentang tim dan kebijakan audit tahunan

9
            Regulasi yang ditetapkan dalam tahap ini menyangkut tim atau personel
yang akan melakukan audit terhadap organisasi sektor publik maupun regulasi
dalam menjalankan proses audit.
6.      Penerimaan regulasi organisasi yang akan diaudit
            Kemudian regulasi yang telah diterbitkan tersebut   akan diterima oleh
lembaga pemeriksa sehingga bisa melakukan proses audit di lembaga atau organisasi
sektor publik.
7.      Survei awal karakter industri/organisasi yang akan diaudit
            Tahapan selanjutnya dalam siklus audit audit sektor publik ini adalah survei
awal terhadap karakter industri/organisai yang akan diaudit.
8.      Pembuatan program audit
            Untuk setiap area yang diaudit, auditor harus menyusun langkah-langkah
audit yang akan dilakukannya. Langkah-langkah ini tertuang dalam program audit.

 Suatu program audit akan berisi:


 Tujuan audit untuk setiap area
 Prosedur audit yang akan dilakukan
 Sumber bukti audit
 Deskripsi mengenai kesalahan (error).

9.      Penerbitan surat tugas audit


            Pihak organisasi sektor publik segera mengeluarkan surat tugas kepada
lembaga pemeriksa untuk melaksanakan audit.
10.  Pelaksanaan audit keuangan
Dalam melaksanakan audit keuangan, auditor melakukan hal-hal berikut:
1)      Menilai Pengendalian Internal
Suatu proses yang dijalankan oleh eksekutif didesain untuk memberikan keyakinan
yang memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut:
·        Keandalan atau reliabilitas laporan keuangan.
·        Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.
·        Efektivitas dan efisiensi operasi.
            Oleh karena itu, dibutuhkan sistem yang dirancang oleh organisasi sektor
publik untuk menjaga aset yang dimiliki agar terbebas dari kecurangan dan
penyalahgunaan. Hal inilah yang disebut sebagai pengendalian internal.

10
Jenis-jenis pengendalian internal:
·        Organisasi
            Penyerahan wewenang dan tanggung jawab, termasuk jalur pelaporan untuk
semua aspek operasi dan pengendaliannya, harus disebutkan secara rinci dan jelas.
·        Pemisahan tugas
            Salah satu fungsi utama pengendalian adalah pemisahan tugas dan tanggung
jawab. Apabila kedua hal tersebut digabungkan, maka seseorang dapat saja mencatat
dan memproses sebuah transaksi secara lengkap.
·        Fisik
            Pengendalian ini berhubungan dengan supervisi aset. Prosedur dan
keamanan yang memadai harus dirancang untuk memberi keyakinan bahwa akses
langsung maupun tidak langsung melalui dokumentasi aset terbatas pada personel
yang berwenang.
·        Persetujuan dan Otorisasi
            Seluruh transaksi harus diotorisasi atau disetujui oleh orang yang tepat.
Batas wewenang juga harus dijelaskan.
·        Akuntansi
 Pengecekan atas keakuratan catatan, penghitungan jumlah total, rekonsiliasi,
pemakaian nomor rekening, , jurnal, dan akuntansi untuk dokumen.
·        Personalia
Keberadaan prosedur akan menjamin penempatan personel yang sesuai dengan
kemampuan dan tanggung jawabnya.
·        Supervisi
Setiap sistem pengendalian internal harus mencakup supervisi oleh atasan yang
bertanggung jawab terhadap transaksi dan pencatatannya sehari-hari.
·        Manajemen
 Ini adalah pengendalian yang dilakukan oleh manajemen diluar tugas rutinnya,
yang meliputi pengendalian secara keseluruhan oleh fungsi pengendalian internal
dan prosedur review khusus lainnya.
2)      Melakukan Prosedur Analitis

11
            Prosedur analitis adalah  pengevaluasian informasi keuangan yang dilakukan
dengan mempelajari hubungan yang masuk akal antara data keuangan dan data
nonkeuangan.
Prosedur analitis akan membantu auditor dengan mendukung dan meningkatkan
pemahamannya tentang operasi organisasi yang diaudit. Prosedur analitis juga
membantu auditor dalam mengidentifikasi hubungan yang tidak sewajarnya dan
fluktuasi data yang tidak diharapkan.
11.  Pembuatan daftar temuan
      Setelah melakukan kegiatan pelaksanaan audit, auditor biasanya mendapatkan
temuan-temuan terkait dengan keuangan klien. Temuan-temuan tersebut kemudian
didaftar sebagai bukti dalam penyampaian pendapat nantinya.
12.  Pembicaraan awal tentang daftar temuan
      Berdasarkan temuan-temuan di lapangan , kemudian auditor melakukan
pembicaraan dengan pimpinan organisasi sektor publik terkait temuan-temuan
tersebut. Dalam tahapan ini, auditor akan melakukan  cross-check atas hasil
temuannya dengan fakta yang terjadi di lapangan.
13.    Penyusunan draft laporan hasil pemeriksaan
      Setelah hasil temuan hasil auditor di bicarakan atau melakukan  cross-
check dengan pejabat organisasi sektor publik, auditor kemudian menyusun draft
laporan hasil pemeriksaan.
14.  Pembahasan draft laporan hasil pemeriksaan dengan organisasi yang diaudit
      Dalam tahapan ini, auditor memastikan apa yang telah di susun di dalam draft
laporan hasil pemeriksaan sudah selesai dengan fakta yang terjadi di lapangan.

15.  Penyelesaian laporan hasil pemeriksaan


Setelah melakukan pembahasan draft laporan hasil pemeriksaan dan di pastikan
kellengkapan serta kesepakatan mengenai   draft tersebut sudah tercapai, kemudian
akan di lakukan penyelesaian atau finalisasi draft tersebut menjadi laporan hasil
pemeriksaan akhir.
16.  Tindak lanjut temuan laporan hasil pemeriksaan
      Berdasarkan temuan-temuan yang ada di lapangan, auditor melakukan tindak
lanjut atau dengan kata lain, memberikan rekomendasi perbaikan kepada organisasi
sektor publik.

12
17.  Penerbitan laporan hasil pemeriksaan
      Tahapan terakhir dari siklus audit keuangan adalah penerbitan laporan hasil
pemeriksaan kepada pihak-pihak yang memiliki kepentingan terhadap organisasi  
yang telah di audit tersebut.

2.5 Contoh Praktek Audit Sector Public di Organisai Sector Public


a.    Pemerintah Pusat
            Audit atas pemerintah pusat ditujukan pada perolehan bukti audit yang
cukup dan tepat.
Sebagai contoh, akuntabilitas dan transparansi dalam pengelolaan keuangan
pemerintah pusat maupun daerah sebagai organisasi sektor publik merupakan tujuan
penting dari reformasi akuntansi dan administrasi sektor publik. Untuk dapat
memastikan bahwa pengelolaan keuangan pemerintah yang telah dilakukan aparatur
pemerintah , maka fungsi akuntabilitas dan audit atas pelaporann keuangan sektor
publik harus berjalan dengan baik. Seiring dengan tuntutan masyarakat agar
organisasi sektor publik meningkatkan kualitas, profesionalisme dan akuntabilitas
publik dalam menjalankan aktivitasnya, diperlukan audit yang tidak hanya terbatas
pada keuangan dan kepatuhan saja, tetapi perlu diperluas dengan melakukan audit
terhadap kinerja sektor publik.
b.    Pemerintah Daerah
            Audit yang diselenggarakan atas kegiatan pemerintah daerah dapat dibagi
menjadi audit keuangan dan audit kinerja. Audit dapat mempunyai gabungan tujuan
audit keuangan dan audit kinerja, atau dapat juga mempunyai tujuan yang terbatas
pada beberapa aspek dari masing-masing jenis audit tersebut.
Sebagai contoh, pelaksanaan audit atas kontrak pemborongan pekerjaan atau atas
bantuan Pemerintah kepada yayasan atau badan hukum lainnya. Tujuan audit
semacam itu sering kali mencakup baik tujuan audit keuangan maupun tujuan audit
kerja.
Pemeriksaan atas pos pendapatan asli daerah mencakup:
Melakukan pengujian terhadap nilai realisasi pos
Melakukan verifikasi atas bukti-bukti penerimaan
Melakukan konfirmasi kepada instansi yang terkait dengan pemungutan pajak
Mengetahui adanya kesalahan atau tidak atas penyetoran pendapatan
Melakukan koreksi
13
Melakukan pengujian.
c.    LSM
            Di Indonesia ada dua jenis LSM. Pertama, LSM yang melakukan fungsi
kontrol masyarakat. Kedua, LSM yang melaksanakan program entitas. Menjamurnya
LSM terutama dipicu oleh persyaratan-persyaratan yang diajukan oleh lembaga-
lembaga keuangan internasional.
Sebagai contoh, bank dunia yang mensyaratkan perlunya entitas bekerja sama
dengan LSM dalam proyek yang akan dikucurkan dananya.
Dalam organisasi LSM dilakukan dua jenis audit:
·         Audit kinerja keuangan
·         Audit kinerja nonkeuangan
d.    Yayasan
Contohnya pelaksanaa audit atas kontrak pemborongan pekerjaan atau atas bantuan
pemerintah kepada yayasan atau badan hukum lainnya. Tujuan audit semacam ini
sering kali mencakup baik tujuan keuangan maupun tujuan audit kinerja. Audit
semacam ini umunya disebut audit kontrak.
e.    Partai Politik
Sama seperti organisasi-organisasi sektor publik lainnya, audit dalam organisasi
partai politik juga dibedakan menjadi dua, yaitu audit kinerja keuangan dan audit
kinerja nonkeuangan.

14
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Audit terhadap sektor publik sangat dibutuhkan karena instansi pemerintah rentan akan
permasalahan korupsi, kolusi, serta rendahnya tingkat efisiensi dan efektivitas yang mampu
ditunjukkan oleh pemerintah. Audit terhadap sektor publik harus memiliki standar yang jelas dan
tegas agar dipatuhi oleh instansi pemerintah. Pengawasan pelaksanaan terhadap audit sektor
publik harus lebih ditingkatkan untuk memperoleh perbaikan dalam kualitas audit terhadap
sektor publik dan hal ini tentu meningkatkan kualitas pelaporan keuangan pemerintah yang lebih
bertanggungjawab.

3.2 Saran
Semoga makalah ini dapat menjadi acuan untuk membedakan atara tujuan Audit Umum
dengan Audit Spesifiq, dimana kalangan mahasiswa sekarang susah untuk membedakan audit
ini.Didalam saran ini kami juga berharap agar para pembaca bisa menggaliilmu pengetahuan
sedalam-dalamnya. Karena dengan ilmu pengetahuan yang kita miliki akan menjadikan kita
sebagai orang yang mempunyai derajat tinggi di mata Allah SWT.

DAFTAR PUSTAKA

15
Bastian, Indra. 2010. Akuntansi Sektor Publik. Edisi Ketiga. Yogyakarta: Penerbit Erlangga
Mardiasmo. 2002. Akuntansi Sektor Publik. Penerbit Andi. Yogyakarta.
Mulyadi. 2002. Auditing. Jakarta: Salemba Empat.

16

Anda mungkin juga menyukai