DOSEN PENGAMPU :
Dr. Anastasia Murdyastuti M.Si.
DISUSUN OLEH :
Tiara Fany P. (200910201107)
0
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala curahan dan
kasih sayangnya, nikmat, petunjuk, dan hidayahnya sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul “AUDIT SEKTOR PUBLIC”.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pengantar Ilmu
Administrasi Public dengan Dosen Pengampu Dr. Anastasia Murdyastuti M.Si.
Diharapkan dalam makalah ini, kami dapat mengerti serta memahami tentang Audit
Sektor Public.
Saya sendiri menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan adanya saran dan kritik
dalam hal isi atau penulisan, guna penulisan yang lebih baik dimasa masa yang akan
datang. Serta ucapan terimakasih kepada dosen yang telah membimbing kami.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca umumnya, dan bagi penulis
khususnya.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN..........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan.......................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................3
2. 1 Teori Audit Sektor Public.....................................................................................3
2.2 Jenis-Jenis Audit Sector Public............................................................................4
2.3 Sistem Audit Keuangan Sector Public................................................................5
2.4 Siklus Audit Keuangan Sektor Public................................................................8
2.5 Contoh Praktek Audit Sector Public di Organisai Sector Public ............13
BAB III PENUTUP......................................................................................................................15
3.1 Kesimpulan...................................................................................................................15
3.2 Saran.............................................................................................................................15
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Selama ini sektor publik tidak luput dari tudingan sebagai sarang korupsi,
kolusi, nepotisme, inefisiensi dan sumber pemborosan negara. Keluhan “birokrat
tidak mampu berbisnis” ditujukan untuk mengkritik buruknya kinerja perusahaan-
perusahaan sektor publik. Pemerintah sebagai salah satu organisasi sektor publik
pun tidak luput dari tudingan ini. Organisasi sektor publik pemerintah merupakan
lembaga yang menjalankan roda pemerintahan yang sumber legitimasinya berasal
dari masyarakat. Oleh karena itu, kepercayaan yang diberikan oleh masyarakat
kepada penyelenggara pemerintahan haruslah diimbangi dengan adanya
pemerintahan yang bersih.
Pemerintahan yang bersih atau good govermance ditandai dengan tiga pilar
utama yang merupakan elemen dasar yang saling berkaitan. Ketiga elemen dasar
tersebut adalah partisipasi, transparansi dan akuntabilitas. Suatu pemerintahan yang
baik harus membuka pintu yang seluas-luasnya agar semua pihak yang terkait dalam
pemerintahan tersebut dapat berperan serta atau berpartisipasi secara aktif, Jalannya
pemerintahan harus diselenggarakan secara transparan dan pelaksanaan
pemerintahan tersebut harus dapat dipertanggungjawabkan. Dalam bahasa akuntansi,
akuntabilitas (kemampuan memberikan pertanggungjawaban) merupakan dasar dari
pelaporan keuangan. Pelaporan keuangan pemerintah tersebut memegang peran yang
penting agar dapat memenuhi tugas pemerintahan yang dapat
dipertanggungjawabkan kepada masyarakat dalam suatu masyarakat yang
demokratis.
Dalam negara demokrasi, “pelaporan keuangan yang transparan” merupakan sesuatu
yang dituntut oleh rakyat kepada pemerintahnya. Sebaliknya, dalam negara
demokrasi, pemerintah berkewajiban memberikan laporan keuangan yang transparan
kepada rakyat. Pemerintah demokratis harus bertanggung jawab atas integritas,
kinerja dan kepengurusan, sehingga pemerintah harus menyediakan informasi yang
berguna untuk menaksir akuntabilitas serta membantu dalam pengambilan keputusan
ekonomi, sosial dan politik. Seiring dengan munculnya tuntutan dari masyarakat
agar organisasi sektor publik mempertahankan kualitas, profesionalisme dan
akuntabilitas publik serta value for money dalam menjalankan aktivitasnya serta
untuk menjamin dilakukannya pertanggungjawaban publik oleh organisasi sektor
publik, maka diperlukan audit terhadap organisasi sektor publik tersebut. Audit
yang dilakukan tidak hanya terbatas pada audit keuangan dan kepatuhan, namun
perlu diperluas dengan melakukan audit terhadap kinerja organisasi sektor publik
tersebut.
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa saja teori dari audit sector public?
2. Apa saja jenis-jenis auditn sector public?
3. Bagaimana system audit keuangan sector public?
4. Bagaimana siklus audit keuangan sector public?
5. Contoh praktek audit sector public di organisasi sector public?
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2.2 Jenis-Jenis Audit Sector Public
Jenis-jenis audit sektor publik yang dilaksanakan atas kegiatan yang
tercermin dalam APBN, APBD, kegiatan BUMD/BUMN, serta kegiatan yayasan,
LSM, atau partai politik. Penetapan tujuan untuk menentukan jenis audit yang akan
dilaksanakan, serta standar audit yang harus diikuti oleh auditor merupakan awal.
Berdasarkan UU No. 15 Tahun 2004 dan SPKN, terdapat tiga jenis audit
keuangan negara, yaitu:
1. Audit keuangan, merupakan audit atas laporan keuangan yang bertujuan untuk
memberikan keyakinan yang memadai (reasonable assurance), apakah laporan
keuangan telah disajikan secara wajar, dalam semua hal yang material sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia atau basis akuntansi
komprehensif selain prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Audit
keuangan adalah audit yang menjamin bahwa sistem akuntansi dan pengendalian
keuangan berjalan secara efisien dan tepat serta transaksi keuangan diotorisasi serta
dicatat secara benar.
2. Audit kinerja, meliputi audit ekonomi, efisiensi, dan efektivitas, pada
dasarnya merupakan perluasan dari audit keuangan dalam hal tujuan dan
prosedurnya. Audit kinerja memfokuskan pemeriksaan pada tindakan-tindakan dan
kejadian-kejadian ekonomi yang menggambarkan kinerja entitas atau fungsi yang
diaudit. audit kinerja merupakan perluasan dari audit keuangan dalam hal tujuan dan
prosedurnya. Audit kinerja memfokuskan pemeriksaan pada tindakan-tindakan dan
kejadian-kejadian ekonomi yang menggambarkan kinerja entitas atau fungsi yang
diaudit. Audit kinerja merupakan suatu proses yang sistematis untuk memperoleh
dan mengevaluasi bukti secara obyektif, agar dapat melakukan penilaian secara
independen atas ekonomi dan efisiensi operasi, efektifitas dalam pencapaian hasil
yang diinginkan dan kepatuhan terhadap kebijakan, peraturan dan hukum yang
berlaku, menentukan kesesuaian antara kinerja yang telah dicapai dengan kriteria
yang telah ditetapkan sebelumnya serta mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-
pihak pengguna laporan tersebut.
Perbandingan Audit Keuangan dengan Audit Kinerja
4
umum
Lebih bersifat kuantitatif – Lebih bersifat kualitatif
keuangan
Tidak terlalu analitis Sangat analitis
Tidak menggunakan indikator Membutuhkan indikator, standar, dan
kinerja, standar, dan target kinerja target kinerja untuk mengukur kinerja
Biasanya tidak mempertimbangkan Biasanya mempertimbangkan analisis
analisis biaya manfaat biaya-manfaat (cost-benefit analysis)
Waktu pelaksanaan audit tertentu Audit bisa dilakukan sewaktu-waktu
(biasanya pada akhir periode
akuntansi)
Audit dilakukan untuk peristiwa Mempertimbangkan kinerja masa
keuangan masa lalu (post event) lalu, sekarang, dan yang akan datang
Tidak dimaksudkan untuk Dimaksudkan untuk memperbaiki
membantu melakukan alokasi alokasi sumber daya secara optimal
sumber daya secara optimal dan memperbaiki kinerja
Tidak terdapat rekomendasi audit Terdapat rekomendasi audit
dan follow-up audit dan follow-up audit
3. Audit dengan tujuan tertentu , merupakan audit khusus di luar audit keuangan
dan audit kinerja yang bertujuan untuk memberikan simpulan atas hal yang diaudit.
Audit dengan tujuan tertentu dapat bersifat eksaminasi (examination),
reviu (review), atau prosedur yang disepakati (agrees-upon procedures). Audit
dengan tujuan tertentu mencakup audit atas hal-hal lain di bidang keuangan, audit
investigatif, dan audit atas sistem pengendalian internal.
5
1 Kesalahan pembukuan dan/atau penyajian saldo awal tahun anggaran/sisa
perhitungan anggaran tahun lalu.
2 Kesalahan pembukuan dan/atau penyajian pendapatan daerah.
3 Kesalahan pembukuan dan/atau penyajian saldo akhir tahun anggaran sisa
perhitungan anggaran tahun perhitungan.
4 Kesalahan penyajian dalam daftar lampiran perhitungan anggaran tahun
anggaran perhitungan.
5 Kesalahan yang wajib dikoreksi oleh auditor, yang terdiri atas:
· Kesalahan pembukuan (kekeliruan pencatatan).
· Kesalahan pembebanan.
· Kesalahan penjumlahan dan pengurangan angka (aritmatika).
B. Pemeriksaan Siklus Belanja
Tujuan audit siklus belanja adalah untuk memperoleh bukti mengenai
masing-masing asersi yang signifikan, yang berkaitan dengan transaksi dan saldo
siklus belanja.
Berbagai proses dan keputusan untuk memperoleh barang dan jasa yang diperlukan
dalam pelaksanaan kegiatan organisasi sektor publik. Dua kelompok transaksi
utama dalam siklus ini adalah transaksi pembelian dan pengeluaran kas. Kedua
transaksi tersebut mempengaruhi berbagai akun berikut: Kas, Persediaan barang
habis pakai, Aktiva tetap, Aktiva lain-lain,Utang.
Risiko bawaan pos belanja organisasi sektor publik pada banyak organisasi
sangatlah tinggi. Ada berbagai faktor yang menyebabkan tingginya risiko bawaan
siklus belanja ini, yaitu:
· Volume transaksi yang selalu tinggi,
· Pembelanjaan dan pengeluaran tanpa otoritasi yang dapat terjadi,
· Pembelian aset yang tidak perlu,
· Masalah akuntansi yang berkembang.
Tingginya volume transaksi akan memperbesar kemungkinan terjadinya
salah saji. Semakin tinggi volume transaksi, semakin tinggi kemungkinan kesalahan
pencatatan transaksi tersebut. Disamping itu, juga ada kemungkinan bahwa
organisasi sektor publik melakukan pembelian aset yang tidak perlu.
6
Tingginya risiko bawaan siklus belanja menyebabkan banyak organisasi
sektor publik memprioritaskan atau memperluas struktur pengendalian internal
siklus belanja untuk mencegah dan mendeteksi salah saji. Seperti siklus pendapatan,
pengujian pengendalian umumnya tidak mengurangi risiko pengendalian asersi hak
dan kewajiban. Jadi, auditor dapat menggunakan kombinasi strategi risiko
pengendalian yang ditetapkan lebih rendah dan pengujian subtantif.
Pengujian pengendalian tergantung pada pertimbangan biaya manfaat.
Auditor harus membandingkan biaya melakukan pengujian pengendalian internal
degnan penghematan yang diperoleh akibat berkurangnya pengujian substantif.
C. Pemeriksaan Aktiva Tetap
Aktiva tetap merupakan aset/harta yang dimiliki oleh organisasi sektor publik
yang digunakan dalam kegiatan operasi organisasi. Tujuan audit aktiva tetap adalah
untuk memperoleh bukti tentang setiap asersi signifikan yang berkaitan dengan
transaksi dan saldo aktiva tetap. Audit atas aktiva tetap sangat penting karena
biasanya aktiva tetap merupakan aset/kekayaan terbesar yang dimiliki oleh suatu
organisasi sektor publik.
D. Pemeriksaan Jasa Personalia
Siklus jasa personalia sangat penting karena masalah gaji, pajak penghasilan
pegawai, dan biaya ketenagakerjaan lainnya merupakan komponen biaya utama di
hampir semua entitas.
E. Pemeriksaan Siklus Investasi (Pembiayaan)
Investasi ini pada umumnya merupakan bagian dari strategi jangka panjang
suatu organisasi sektor publik. Jangka waktu investasi sementara tidak lebih dari
satu periode akuntansi. Risiko salah saji pada transaksi investasi organisasi sektor
publik umumnya rendah karena jarangnya transaksi yang terjadi.
F. Pemeriksaan Siklus Saldo Kas
Saldo kas berasal dari pengaruh kumulatif siklus belanja, siklus investasi, dan siklus
jasa personalia. Tujian audit saldo kas adalah untuk memperoleh bukti tentang
masing-masing asersi yang signifikan, ynag berkaitan dengan transaksi dan saldo
kas. Tujuan audi ditentukan berdasarkan kelima kategori asersi laporan keuangan:
· Asersi keberadaan dan keterjadian
· Asersi kelengkapan
· Asersi hak dan kewajiban
· Asersi penilaian dan pengalokasian
7
· Asersi pelaporan dan pengungkapan
2.4 Siklus Audit Keuangan Sektor Public
Terdapat 17 siklus dalam audit keuangan sektor publik:
1. PERENCANAAN AUDIT KEUANGAN
Standar pertama dari GAAS (General Accepted Auditing Standard) di
Indonesia SPAP untuk audit lapangan adalah perencanaan yang memadai.
Berikut adalah tiga alasan utama mengapa seorang auditor harus
mempersiapkan rencana kontrak kerja yang tepat sehingga :
(1) auditor dapat memperoleh cukup bukti kompeten untuk kondisi yang ada
(2) membantu menjaga agar biaya audit yang dikeluarkan tetap wajar,
(3) serta menghindari kesalah pahaman dengan klien.
Perencanaan audit awal melibatkan empat hal, yang semuanya harus
dilakukan terlebih dahulu dalam audit. Keempatnya adalah sebagai berikut:
(1) Auditor harus memutuskan apakah akan menerima seorang klien baru atau
melanjutkan pelayanan untuk klien yang telah ada sekarang,
(2) Auditor harus mengidentifikasi mengapa klien menginginkan atau
membutuhkan audit, informasi ini akan mempengaruhi bagian lain dari proses
perencanaan
(3) Auditor memperoleh pemahaman klien tentang cara-cara penugasan untuk
menghindari kesalahpahaman.
(4) Dipilihnya staf untuk penugasan, termasuk bila dibutuhkannya spesialis audit.
Merancang pendekatan audit
· Menerima klien dan melakukan perencanaan audit awal
· Memahami bisnis dan industri klien
· Menilai resiko bisnis klien
· Menetapkan meterialitas, dan menilai resiko akseptabilitas audit serta resiko
inhern,
· Memahami pengendalian intern, dan menilai resiko pengendalian,
· Menyusun seluruh rencana serta program audit.
8
Tahap selanjutnya dalam suatu laporan keuangan adalah melaksanakan
pengujian audit. Tahap ini sering disebut juga sebagai pelaksanaan pekerjaan
lapangan. Tahap terakhir dari suatu audit adalah laporan temuan. Pada tahap ini
harus dilaksanakan standar umum dan standar pelaporan dari standar auditing.
Tahap perencanaan audit menurut Indra bastian (2010):
a. Pemahaman atas sistem akuntansi keuangan sektor publik.
Hal ini sangat penting karena saat ini audit sektor publik tidak lagi
berfokus pada laporan realisasi anggaran saja tetapi juga laporan keuangan
lainnya.
b. Penentuan tujuan dan lingkup audit
Dalam menentukan tujuan dan ruang lingkup, auditor harus memastikan
bahwa tujuan dan ruang lingkup audit yang ditetapkan telah sesuai dengan
mandat serta wewenang lembaga audit dan pengawas yang bersangkutan.
c. Penilaian resiko
Kegiatan audit dilaksanakan melalui berbagai pengujian yang mengandung
resiko kesalahan, sehingga penilaian risiko pengendalian ( control risk),
risiko bawaan (inherent risk), dan risiko deteksi (detection risk) harus
dilakukan.
d. Penyusunan rencana audit
Suatu rencana audit harus disusun berdasarkan tahapan kegiatan
perencanaan audit.
2. Penetapan regulasi audit keuangan
Bagian ini penting dalam proses audit karena dibutuhkan aturan untuk
memberikan arahan yang jelas, dan sebagai kontrol agar pelaksanaan audit laporan
keuangan bisa memberikan opini yang tepat.
3. Penyusunan perencanaan audit tahuann oleh lembaga auditor
Setelah ditetapkan aturan dan regulasi langkah selanjutnya adalah menyusun
perencanaan. Perencanaan audit yang matang akan sangat menentukan kesuksesan
audit.
4. Temu rencanaan audit tahunan
Setelah lembaga auditor selesai menyusun perencanaan audit tahunan,
kemudian mereka bertemu dengan kepala atau pimpinan organisasi sektor publik
untuk membicarakan perencanaan audit yang sudah disusun.
5. Penerbitan regulasi tentang tim dan kebijakan audit tahunan
9
Regulasi yang ditetapkan dalam tahap ini menyangkut tim atau personel
yang akan melakukan audit terhadap organisasi sektor publik maupun regulasi
dalam menjalankan proses audit.
6. Penerimaan regulasi organisasi yang akan diaudit
Kemudian regulasi yang telah diterbitkan tersebut akan diterima oleh
lembaga pemeriksa sehingga bisa melakukan proses audit di lembaga atau organisasi
sektor publik.
7. Survei awal karakter industri/organisasi yang akan diaudit
Tahapan selanjutnya dalam siklus audit audit sektor publik ini adalah survei
awal terhadap karakter industri/organisai yang akan diaudit.
8. Pembuatan program audit
Untuk setiap area yang diaudit, auditor harus menyusun langkah-langkah
audit yang akan dilakukannya. Langkah-langkah ini tertuang dalam program audit.
10
Jenis-jenis pengendalian internal:
· Organisasi
Penyerahan wewenang dan tanggung jawab, termasuk jalur pelaporan untuk
semua aspek operasi dan pengendaliannya, harus disebutkan secara rinci dan jelas.
· Pemisahan tugas
Salah satu fungsi utama pengendalian adalah pemisahan tugas dan tanggung
jawab. Apabila kedua hal tersebut digabungkan, maka seseorang dapat saja mencatat
dan memproses sebuah transaksi secara lengkap.
· Fisik
Pengendalian ini berhubungan dengan supervisi aset. Prosedur dan
keamanan yang memadai harus dirancang untuk memberi keyakinan bahwa akses
langsung maupun tidak langsung melalui dokumentasi aset terbatas pada personel
yang berwenang.
· Persetujuan dan Otorisasi
Seluruh transaksi harus diotorisasi atau disetujui oleh orang yang tepat.
Batas wewenang juga harus dijelaskan.
· Akuntansi
Pengecekan atas keakuratan catatan, penghitungan jumlah total, rekonsiliasi,
pemakaian nomor rekening, , jurnal, dan akuntansi untuk dokumen.
· Personalia
Keberadaan prosedur akan menjamin penempatan personel yang sesuai dengan
kemampuan dan tanggung jawabnya.
· Supervisi
Setiap sistem pengendalian internal harus mencakup supervisi oleh atasan yang
bertanggung jawab terhadap transaksi dan pencatatannya sehari-hari.
· Manajemen
Ini adalah pengendalian yang dilakukan oleh manajemen diluar tugas rutinnya,
yang meliputi pengendalian secara keseluruhan oleh fungsi pengendalian internal
dan prosedur review khusus lainnya.
2) Melakukan Prosedur Analitis
11
Prosedur analitis adalah pengevaluasian informasi keuangan yang dilakukan
dengan mempelajari hubungan yang masuk akal antara data keuangan dan data
nonkeuangan.
Prosedur analitis akan membantu auditor dengan mendukung dan meningkatkan
pemahamannya tentang operasi organisasi yang diaudit. Prosedur analitis juga
membantu auditor dalam mengidentifikasi hubungan yang tidak sewajarnya dan
fluktuasi data yang tidak diharapkan.
11. Pembuatan daftar temuan
Setelah melakukan kegiatan pelaksanaan audit, auditor biasanya mendapatkan
temuan-temuan terkait dengan keuangan klien. Temuan-temuan tersebut kemudian
didaftar sebagai bukti dalam penyampaian pendapat nantinya.
12. Pembicaraan awal tentang daftar temuan
Berdasarkan temuan-temuan di lapangan , kemudian auditor melakukan
pembicaraan dengan pimpinan organisasi sektor publik terkait temuan-temuan
tersebut. Dalam tahapan ini, auditor akan melakukan cross-check atas hasil
temuannya dengan fakta yang terjadi di lapangan.
13. Penyusunan draft laporan hasil pemeriksaan
Setelah hasil temuan hasil auditor di bicarakan atau melakukan cross-
check dengan pejabat organisasi sektor publik, auditor kemudian menyusun draft
laporan hasil pemeriksaan.
14. Pembahasan draft laporan hasil pemeriksaan dengan organisasi yang diaudit
Dalam tahapan ini, auditor memastikan apa yang telah di susun di dalam draft
laporan hasil pemeriksaan sudah selesai dengan fakta yang terjadi di lapangan.
12
17. Penerbitan laporan hasil pemeriksaan
Tahapan terakhir dari siklus audit keuangan adalah penerbitan laporan hasil
pemeriksaan kepada pihak-pihak yang memiliki kepentingan terhadap organisasi
yang telah di audit tersebut.
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Audit terhadap sektor publik sangat dibutuhkan karena instansi pemerintah rentan akan
permasalahan korupsi, kolusi, serta rendahnya tingkat efisiensi dan efektivitas yang mampu
ditunjukkan oleh pemerintah. Audit terhadap sektor publik harus memiliki standar yang jelas dan
tegas agar dipatuhi oleh instansi pemerintah. Pengawasan pelaksanaan terhadap audit sektor
publik harus lebih ditingkatkan untuk memperoleh perbaikan dalam kualitas audit terhadap
sektor publik dan hal ini tentu meningkatkan kualitas pelaporan keuangan pemerintah yang lebih
bertanggungjawab.
3.2 Saran
Semoga makalah ini dapat menjadi acuan untuk membedakan atara tujuan Audit Umum
dengan Audit Spesifiq, dimana kalangan mahasiswa sekarang susah untuk membedakan audit
ini.Didalam saran ini kami juga berharap agar para pembaca bisa menggaliilmu pengetahuan
sedalam-dalamnya. Karena dengan ilmu pengetahuan yang kita miliki akan menjadikan kita
sebagai orang yang mempunyai derajat tinggi di mata Allah SWT.
DAFTAR PUSTAKA
15
Bastian, Indra. 2010. Akuntansi Sektor Publik. Edisi Ketiga. Yogyakarta: Penerbit Erlangga
Mardiasmo. 2002. Akuntansi Sektor Publik. Penerbit Andi. Yogyakarta.
Mulyadi. 2002. Auditing. Jakarta: Salemba Empat.
16