Anda di halaman 1dari 23

AKTOR DAN MODEL

KEBIJAKAN

 OLEH
 DR. ERTIEN R. NAWANGSARI,MSI
AKTOR-AKTOR DALAM KEBIJAKAN
PUBLIK

State

Civil
Private
Society
Aktor-aktor

 State terdiri dari eksekutif, legislatif, yudikatif


 Private terdiri dari pengusaha/swasta
 Civil society terdiri dari :
1. Warga negara individu
2. Partai politik
3. NGOs
Aktor-aktor dalam perumusan dan implementasi kebijakan

Level Executive officials and Legislative Bureaucratic Nongovernmenta Judicials and


organizations Official and Officials and l Individuals and Organization
Organizations Organizations Organizations

Federal President Congress Department Corporations Federal judges


and agency Labour Union Law Clerks
Executive Congressio Interest group Marshal
heads
Office of the nal staff and Staff-civil Advisory body Master,expert
president support servants Media (with Federal
Staff agencies national focus attorneys
and impact)

State  Governor State Department Same above State judges


legislature and agency (with state Law clerks
 Governor’s Staff and Miscellaneous
heads focus)
staff Support agencies Staff-civil state judicial
servants official
Local Mayor City councils, Department Same above Local Judges
Country board of and agency (with local Law Clerk
commisioners commisioners, heads focus) Missleneous
Other local elected other local Staff-civil local judicial
executives elected officials servants official
Staff staff
AKTOR-AKTOR KEBIJAKAN PUBLIK
LEGISLATIF

EKSEKUTIF

PEMERINTAH
INSTANSI
ADMINISTRAT
IF

LEMBAGA
AKTOR PERADILAN
KEBIJAKAN
KELOMPOK
KEPENTINGA
N

NON- PARTAI
PEMERINTAH POLITIK

WARGA
NEGARA
INDIVIDU
LEGISLATIF
 Legislatif berhubungan dengan tugas politik sentral
dalam pembuatan peraturan dan pembentukan kebijakan
dalam suatu sistem politik.
 Legislatif ditunjuk secara formal yang mempunyai fungsi
memutuskan keputusan-keputusan politik secara bebas.
 Dalam melakukan penetapan perundangan, parlemen
mempunyai peran sentral dalam mempertimbangkan,
meneliti, mengoreksi sampai menyebarluaskan kebijakan
kepada masyarakat.
 Di negara-negara komunis, legislatifnya hanya
melakukan ratifikasi atau konfirmasi atas keputusan yang
telah dibuat oleh pejabat tinggi dalam partai komunis
EKSEKUTIF (PRESIDEN)
 Presiden sebagai kepala eksekutif mempunyai peran yang
sangat penting dalam pembuatan kebijakan publik.
 Keterlibatan presiden dalam pembuatan kebijakan dapt
dilihat dalam komisi-komisi presidensial atau dalam
rapat-rapat kabinet. Dalam beberapa kasus, presiden
terlibat secara personal dalam pembuatan kebijakan.
 Selain keterlibatan secara langsung, kadangkala presiden
juga membentuk kelompok-kelompok atau komisi-komisi
penasehat yang terdiri dari warga negara swasta maupun
pejabat- pejabat yang ditunjuk untuk menyelidiki
kebijakan tertentu dan mengembangkan usulan-usulan
kebijakan
YUDIKATIF
 Lembaga yudikatif mempunyai kekuasaan yang cukup
besar untuk mempengaruhi kebijakan publik melalui
pengujian kembali suatu undang-undang atau peraturan.
(melalui peninjauan yudisial dan penafsiran undang-
undang)
 Tinjauan yudisial merupakan kekuasaan pengadilan
untuk menentukan apakah tindakan-tindakan yang
diambil oleh eksekutif atau legislatif sesuai dengan
konstitusi atau tidak. Bila keputusan-keputusan tersebut
bertentangan dengan konstitusi, maka yudikatif berhak
membatalkan atau menyatakan tidak sah terhadap
peraturan perundangan yang dudah ditetapkan.
Instansi Administratif
 Meskipun terdapat satu doktrin dalam ilmu politik bahwa instansi
administrasi hanya dipengaruhi oleh kebijakan yang ditentukan
pemerintah, namun saat ini diakui bahwa politik dan administrasi
dapat berbaur dan instansi administrasi sering terlibat dalam
pengembangan kebijakan publik.
 Konsep administrasi baru New Public Administration (George
Frederickson:1980) tidak lagi membahas dikotomi administrasi
publik dengan politik
 Dalam masyarakat pacsa-industri seperti saat ini dimana
keberagaman (pluralitas) menjadi hal yang lumrah, teknis dan
kompleksitas masalah kebiakan pun bertambah luas sehingga
memungkinkan adanya penyerahan kekuasaan yang lebih luas
secara formal pada instansi administrasi terkait. Hal inilah yang
memberikan kesempatan yang lebih luas kepada instansi
administratif untuk menjadi aktor dalam kebijakan.
Kelompok kepentingan
 Hampir di semua sistem politik di dunia, kelompok
kepentingan mempunyai fungsi mempertemukan
kepentingan “warga tertentu” yang tidak hanya
mengemukakan tuntutan dan dukungan tetapi juga
memberikan alternatif bagi tintakan kebijakan.
 Mereka memberikan banyak informasi kepada pejabat
publik , yang bahkan seringkali pada hal-hal yang
bersifat teknis, mengenai sifat dan akibat yang dapat
ditimbulkan dari suatu usulan kebijakan. Dalam hal ini
mereka memberikan rasionalitas pembuatan kebijakan.
 Kelompok kepentingan merupakan sumber utama
pemerintah dalam memproses kebijakan publik.
Partai politik
 Selain berpikir untuk memperoleh kekuasaan partai politik
juga berusaha menghasilkan kebijakan publik yang
menguntungkan bagi konstituennya, manakala mereka
memenangkan pemilihan umum.
 Ketika partai politik sudah duduk di parlemen, mereka sering
memberikan suara yang berhubungan dengan posisi kebijakan
partai, hal ini menunjukan posisi tawar yang cukup besar
ketika mereka mengusulkan kebijakan-kebijakan.
 Pada masyarakat pascamodern seperti saat ini umumnya
partai politik memerankan fungsinya sebagai “kumpulan
kepentingan”, yaitu mereka berusaha untuk mengubah
permintaan khusus dari kelompok kepentingan menjadi
usulan kebijakan atau bahkan alternatif kebijakan
Warga nagara (Individu)
 Meskipun tugas untuk membuat kebijakan
biasanya diberikan kepada pejabat publik, namun
dalam beberapa kejadian warga negara sebagai
individu masih mempunyai peluang untuk
berpartisipasi secara langsung dalam pembuatan
kebijakan.
 Dalam tatar normatif demokratik, warga negara
mempunyai kewajiban untuk didengarkan dan
pejabat mempunyai kewajiban untuk
mendenganrkannya.
Aktor-aktor kebijakan dalam
pemerintahan di Indonesia
AKTOR PERAN DAN WEWENANG
MPR a. Menetapkan Undang-undang Dasar
b. Menetapkan Tap MPR
Presiden a. Membentuk Undang-Undang dengan Persetujuan DPR
b. Menetapkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang -Undang

DPR Membentuk Undang-Undang (bersama presiden)


Pemerintah a. Menetapkan Peraturan Pemerintah (PP) untuk melaksanakan
Undang-Undang (UU)
Menteri Menetapkan Peraturan Menteri (Permen) atau Keputusan
Menteri (Kepmen) sebagai peraturan pelaksana
Lembaga Menetapkan peraturan-peraturan yang bersifat teknis, yaitu
Pemerintah Non peraturan pelaksanaan dari perundangan yang lebih tinggi
Departemen derajatnya.
Direktorat Menetapkan/mengeluarkan peraturan-peraturan pelaksanaan yang
Jenderal (Dirjen) bersifat teknis dibidangnya masing-masing.

Badan-Badan Mengeluarkan/menetapkan peraturan-peraturan pelaksanaan yang


Negara lainnya berisi perincian dari ketentuan-ketentuan perundangan yang
mengatur di bidang tugas dan fungsinya masing-masing.

Pemerintah Menetapkan Peraturan Daerah Provinsi (Perda Provinsi) dengan


Provinsi persetujuan DPRD Provinsi
DPRD Provinsi Menetapkan Peraturan Daerah Provinsi (Perda Provinsi) bersama-
sama dengan Pemerintah Daerah Provinsi
Pemerintah Menetapkan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota (Perda
Kabupaten/Kota Kabupaten/Kota) dengan Persetujuan DPRD Kabupaten/Kota

DPRD Menetapkan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota bersama-sama


Kabupaten/Kota Pemerintah daerah Kabupaten/Kota

Kepala Desa / Menetapkan Peraturan dan Keputusan Desa dengan persetujuan


Wali Nagari Badan Perwakilan Desa (BPD) / Bamus
BPD Menetapkan Peraturan Desa atau Keputusan Desa bersama-sama
dengan Kepala Desa
MODEL KEBIJAKAN PUBLIK
Manfaat suatu model dalam dalam memahami kebijakan
publik. Thoha:1994)
 Kemanfaatan sebuah model akan tergantung pada
kemampuannya untuk menyusun dan menyederhanakan
kehidupan politik. Dengan model, pengertian seseorang
akan lebih jelas tentang hubungan model dengan
kenyataaanya.
 Sebuah model seharusnya dapat pula dipergunakan untuk
mengidentifikasikan aspek-aspek nyata yang signifikan dari
public policy Suatu model hendaknya ada kesamaan dengan
realitasnya atau mempunyai rujukan pada kenyataan yang
empiris. (coba dilihat pada model keputusan yang rasional.
Model-model kebijakan publik
 Model yang dikemukakan oleh Nicholas Henry,
berdasarkan analisa model yang dikemukakan
oleh R.Dye ia telah mengelompokkan menjadi 2
(dua) klasifikasi yaitu:
 1) Kebijaksanaan negara dianalisa dari sudut
proses
 2) Kebijakasanaan negara dianalisa dari sudut
hasil dan akibatnya (efeknya)
1) Model Kebijaksanaan negara
dianalisa dari sudut proses
 Penganalisaan kebijaksanaan negara dari sudut
proses lebih bersifat "deskriptif" yaitu mencoba
untuk menggambarkan bagaimana kebijaksanaan
negara itu dibuat.
 Model tersebut adalah:
 institusional,
 elit-massa,
 kelompok
 sistem.
 Model Institusional
 fokus atau pusat perhatian dari model ini terletak pada struktur
organisasi pemerintahan. Hal ini disebabkan karena kegiatan-
kegiatan politik berpusat pada lembaga-lembaga pemerintah seperti
misalnya lembaga legislatif, eksekutif, yudikatif pada baik di pusat
maupun di daerah.

 Menurut Islami (1997) model ini biasanya menggambarkan tentang


struktur organisasi, tugas-tugas dan fungsi-fungsi pejabat
organisasi, serta mekanisme organisasi, tetapi sayangnya kurang
membuat analisa tentang hubungan antara lembaga-lembagan
pemerintahan itu dengan kebijaksanaan negara. Padahal telah
diakui bahwa kaitan dan pengaruh seperti itu pasti ada. Kalau
dilihat secara seksama, lembaga-lembaga pemerintahan itu adalah
sebenarnya merupakan pola-pola perilaku individu dan kelompok
yang terstruktur - yang dapat berpengaruh terhadap isi
kebijaksanaan negara.
 Model Elit-Massa
 Model ini memandang administrator negara bukan sebagai "abdi
rakyat" (servant of the people) tetapi lebih sebagai "kelompok-
kelompok kecil yang telah mapan" (the establishment). .

 Menurut model ini kebijakan tidak harus mencerminkan


kepentingan/tuntutan masyarakat karena masyarakat adalah
golongan orang yang apatis dan buta informasi sedangkan kaum
elit adalah kaum yang mampu membentuk dan mempengaruhi
massa terhadap masalah-masalah kebijaksanaan negara.

 Karena kebijaksanaan negara itu ditentukan semata-mata oleh


kelompok elit, maka pejabat pemerintah hanyalah sekedar
pelaksana-pelaksana dari kebijaksanaan yang telah ditetapkan
oleh elit tadi. Dan karena kebijaksanaan negara itu dibuat sesuai
dengan kepentingan kelompok elit, maka tuntutan dan keinginan
rakyat banyak (non elit) tidak diperhatikan.
 Model Kelompok
 Model ini memandang kebijakan sebagai keseimbangan kelompok (policy as
group equilibrium). Menurut Model ini, kebijakan publik pada saat tertentu dan
kapanpun, senantiasa merupakan usaha untuk menjaga keseimbangan yang
dicapai.

 dipergunakan baik untuk menganalisis proses perumusan maupun manganalisis


penerapan kebijakan publik. Dalam proses perumusan kebijakan publik, model
ini dapat dipergunakan untuk menelaah kelompok-kelompok manakah yang
saling berkompetisi unutk mempengaruhi kebijaksanaan publik dan kelompok
mana yang kemudian memenangkan pertarungan tersebut.

 Model Sistem
 Model ini menganggap bahwa kebijakan sebagai keluaran dari suatu sistem
(policy as system output). Menurut model ini kebijaksanaan publik merupakan
respons suatu sistem politik terhadap kekuatan-kekuatan lingkungan (sosial,
politik, ekonomi, kebudayaan, geografis dan sebagainya) yang ada disekitarnya.
Model ini mencoba menggambarkan bahwa kebijakan publik sebagai suatu
keluaran (output) dari sistem politik.
Model Kebijakasanaan negara dianalisa dari sudut hasil
dan akibatnya (efeknya)
 Sedangkan penganalisaan kebijaksanaan negara dari
sudut hasil dan akibat lebih bersifat "preskriptif" yaitu
menunjukkan cara-cara untuk meningkatkan
mutu/kualitas isi, hasil dan akibat dari kebijaksanaan
negara atau dengan singkat bagaimana caranya
meningkatkan kualitas proses pembuatan kebijaksanaan
negara

 Model penganalisaan dari sudut hasil dan akibat :


 Rationale comprehensive,
 Incremental
 Mix-scanning (tambahan dari Amitai Etzioni).
 Model Rationale Comprehensive
 Model ini beranggapan kebijakan sebagai pencapaian tujuan yang efisien (policy as
efficient goal achievement). Model ini menekankan pada pembuatan keputusan yang
rasional dengan bermodalkan pada komprehensivitas informasi dan keahlian
pembuat keputusan.

 Model Incremental
 Model ini mengangap bahwa kebijakan sebagai kelanjutan masa lalu (policy as
variation on the past). Menurut model inik kebijakan publik adalah suatu kelanjutan
kebijakan dimasa lalu dengan hanya mengubahnya (modifikasi) sedikit-sedikit, baik
dengan hanya menambah, mengurangi dan menyempurnakan program-program
yang sudah ada

 Model Mix Scanning (Model Pengamatan Terpadu)


 Menurut model ini kebijakan-kebijakan itu tidak sama atau berbeda-beda baik
ruang lingkup maupun dampaknya, sehingga pnedekatan pembuatan kebijakan
berbeda-beda diperlukan untuk jenis keputusan yang berbeda.
 Penganjur dari model ini adalah ahli sosiologi organisasi Amitai Ezioni. Model ini
merupakan model yang menggabungkan unsur-unsur kebaikan yang ada pada model
rasional komprehensif dan model inkremental. Model rasional komprehensif akan
diterapkan bila high voverage scanning (penjelajahan atau pengamatan yang luas)
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai