Anda di halaman 1dari 10

Pola pemikiran doktrin

(schools) dan prinsip


manajemen publik
Dr. Agus Widiyarta, S.Sos,MSi
Manajemen Kebijakan
Publik Publik
Doktrin utama Manajemen Publik
 1)   Focus utamanya pada aktivitas manajemen
penilaian kinerja dan efisiensi, bukan pada kebijakan.
 2)   Memecah birokrasi public ke dalam agnesi-agnesi
(unit-unit) dibawah yang terkait langsung dengan
pemakai pelayanan.
 3)   Pemanfaatan ‘pasar-semu’dan ‘kontrak kerja’
untuk menggalakkan persaingan.
 4)   Pengurangan anggaran pemerintah.
 5)   Penggunaan gaya manajemen yang lebih
menekankan pada sasaran akhir, kontrak jangka
pendek, intensif anggaran, dan kebebasan
melaksanakan manajemen.
Prinsip Manajemen Publik
(1)Pemerintah sebagai setting utama
organisasi,
(2)Fungsi eksekutif sebagai fokus utama
(3)Pencarian prinsip-prinsip dan teknik
manajemen yang lebih efektif sebagai kunci
pengembangan kompetensi administrasi,
serta
(4)Metode perbandingan sebagai suatu metode
pengembangan bidang administrasi
Tujuan Manajemen Publik
 Akuntabilitas pencapaian tujuan dan kemampuan
menangani masalah manajerial dan bisnis. (Graham dan
Hays tahun 1991)
 Mentransformasikan manajemen swasta ke organisasi
masyarakat. Mengembangkan inisiatif pengaturan sistem
deregulasi, privasi, dan kontrak manajemen. (Kooiman
tahun 1992)
 Mengefektifkan dan mengefisiensikan fasilitas publik
 Responsif
 Agar lebih transparan
 Dapat dihitung
 Berpartisipasi
 Demokratis
Kekuasaan, Politik dan pengaruhnya
dalam manajemen Publik
 Gareth Morgan dalam karya penelitiannya
Images of Organization, mendefinisikan
kekuasaan sebagai “... medium lewat mana
konflik kepentingan diselesaikan ...
kekuasaan mempengaruhi siapa dapat apa,
kapan dan bagaimana ... kekuasaan
melibatkan kemampuan mempengaruhi
orang lain untuk melakukan sesuatu yang
kita kehendaki.”
Gareth Morgan tentang sumber kekuasaan dalam
organisasi

1. Otoritas formal;
2. Kendali sumber daya langka;
3. Penggunaan struktur, aturan, dan kebijakan organisasi;
4. Kendali proses pembuatan keputusan;
5. Kendali pengetahuan dan informasi’
6. Kendali batasan (boundary) organisasi;
7. Kendali teknologi;
8. Aliansi interpersonal, jaringan, dan kendali atas “organisasi informal”;
9. Simbolisme dan manajemen makna (filosofi organisasi);
10. Gender dan manajemen hubungan berbasis gender;
11. Faktor-faktor struktural yang menentukan tahap-tahap tindakan; dan
12. Kekuasaan yang telah seorang miliki.
Politik dalam organisasi
Richard L. Daft mendefinisikan politik organisasi
sebagai “ [kegiatan yang] melibatkan kegiatan
memperoleh, mengembangkan dan
menggunakan kekuasaan (power) dan sumber
daya lainnya guna mempengaruhi pihak lain
serta menambah hasil yang diharapkan tatkala
terdapat ketidakmenentuan ataupun
ketidaksetujuan seputar pilihan-pilihan yang
tersedia.” Dengan definisi ini, perilaku politik
dapat menjadi kekuatan positif ataupun negatif.
Douglas Fairholm, setelah menelusuri sejumlah definisi politik
organisasi, mengambil sejumlah benang merah definisi politik
keorganisasian, yang meliputi :
 Tindakan yang diambil oleh individu melalui organisasi;
 Setiap pengaruh yang dilakukan seorang aktor terhadap lainnya;
 Upaya satu pihak guna mempromosikan kepentingan-diri atas

pihak lain dan, lebih lanjut, mengancam kepentingan-diri orang


lainnya;
 Tindakan-tindakan yang biasanya tidak diberi sanksi oleh

organisasi tempatnya terjadi, atau hasil yang dicari tidak


diberikan sanksi;
 Politik keorganisasian melibatkan sejumlah proses pertukaran

dengan hasil yang zero-sum (menang-kalah);


 Politik keorganisasian adalah proses yang melibatkan perumusan

sasaran politik, strategi pembuatan keputusan, dan taktik; serta


 Politik keorganisasian adalah esensi dari kepemimpinan. 

Anda mungkin juga menyukai