DISUSUN OLEH :
ANNISA ALMAGFIRAH
E011181023
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, kami
panjatkan segala puji syukur atas segala hidayah, rahmat, serta nikmat-Nya kepada kami,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Terlepas dari itu, kami menyadari sepenuhnya masih ada kekurangan baik dari segi
kalimat maupun dari tata bahasanya. Oleh sebab itu, kami menerima segala kritik dan saran
dengan tangan terbuka dari pembaca sekaligus agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga karya tulis ilmiah ini dapat memberikan manfaat
maupun inspirasi terhadap pembaca.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................................................1
KATA PENGANTAR.................................................................................................................2
DAFTAR ISI................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................5
A. Implementasi.....................................................................................................................6
B. Kebijakan...........................................................................................................................6
C. Implementasi Kebijakan....................................................................................................7
D. Model-Model Implementasi Kebijiakan...........................................................................8
E. BPJS Kesehatan.................................................................................................................9
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................................................14
B. Saran..................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................15
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebijakan adalah rangkaian konsep dan asas yang menjadi pedoman dan dasar rencana
dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan, dan cara bertindak. Istilah ini dapat
diterapkan pada pemerintahan, organisasi dan kelompok sektor swasta, serta individu.
Kebijakan berbeda dengan peraturan dan hukum. Jika hukum dapat memaksakan atau
melarang suatu perilaku (misalnya suatu hukum yang mengharuskan pembayaran pajak
penghasilan), kebijakan hanya menjadi pedoman tindakan yang paling mungkin memperoleh
hasil yang diinginkan.
Kebijakan publik dapat dirasakan keberadaannya jika sudah diimplementasikan atau
diterapkan kepada masyarakat. Tahap implementasi merupakan penghubung antara formulasi
kebijakan dengan hasil kebijakan (outcome). Pelaksanaan kebijakan publik ini memiliki
proses yang sangat panjang sebelum dampaknya dapat dirasakan oleh masyarakat. Dalam
proses implementasi kebijakan publik terdapat pelaku-pelaku yang berperan penting, dari
peran pelaku tersebutlah nasib pengimplementasian kebijakan publik berada, apakah
kebijakan itu berhasil atau gagal di implementasikan. Namun peran serta masyarakat (Citizen
Participation) juga menjadi penentu keberhasilan implementasi kebijakan, masyarakat harus
menjadi pelaku yang baik dalam implementasi kebijakan. Kebijakan yang telah dibuat oleh
policy maker tidak selalu bisa berhasil diimplementasikan dengan baik. Telah lebih dari
empat dekade sejak Presman dan Wildavsky pada tahun 1970-an melakukan studi untuk
memahami mengapa implementasi berbagai program yang dirancang oleh pemerintah pusat
(federal government) cenderung gagal ketika diimplementasikan oleh pemerintah daerah
(Purwanto dan Sulistyastuti, 2012: 2). Faktanya berbagai kondisi ideal yang tercantum di
undang-undang, peraturan pemerintah, peraturan menteri, dan program pembangunan
tahunan harus mengalami kesulitan atau bahkan berhenti ketika harus berhadapan dengan
berbagai relitas di lapangan. Tidak sedikit kebijakan pemerintah yang tidak
terimplementasikan dengan baik (non implementation dan unsuccesful implementation).
Rendahnya kualitas pelayanan publik merupakan salah satu sorotan yang diarahkan
kepada birokrasi pemerintah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Perbaikan
4
pelayanan publik di era/reformasi merupakan harapan seluruh masyarakat namun
perjalanannya ternyata tidak mengalami perubahan yang signifikan. Berbagai tanggapan
masyarakat justru cenderung menunjukkan bahwa berbagai jenis pelayanan publik
mengalami kemunduran yang sebagian ditandai dengan banyaknya penyimpangan dalam
layanan publik yang lamban dalam memberikan pelayanan juga merupakan aspek layanan
publik yang banyak disoroti. Dalam bidang layanan publik, upaya-upaya telah dilakukan
dengan menetapkan standar pelayanan publik dalam mewujudkan standart pelayanan publik
yang cepat, murah dan transparan. Hal tersebut terkait dengan pelaksanaan sistem dan
prosedur pelayanan yang kurang efektif, berbelit-belit, lamban, tidak merespon kepentingan
pelanggan, dan lain-lain adalah sederetan atribut negatif yang dilimpahkan kepada birokrasi.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, adapun rumusan masalah yang kami angkat ialah
“Bagaimana Implementasi Kebijakan Pemerintah Mengenai BPJS Kesehatan?”
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Implementasi
Arti implementasi menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) yaitu pelaksanaan /
penerapan. Sedangkan pengertian umum adalah suatu tindakan atau pelaksana rencana yang
telah disusun secara cermat dan rinci (matang). Kata implementasi sendiri berasal dari bahasa
Inggris “to implement” artinya mengimplementasikan. Tak hanya sekedar aktivitas,
implementasi merupakan suatu kegiatan yang direncanakan serta dilaksanakan dengan serius
juga mengacu pada norma-norma tertentu guna mencapai tujuan kegiatan. Dalam kalimat
lain implementasi itu sebagai penyedia sarana untuk melaksanakan sesuatu yang
menyebabkan dampak terhadap sesuatu. Sesuatu tersebut dilakukan agar timbul dampak
berupa undang-undang, peraturan pemerintah, keputusan peradilan serta kebijakan yang telah
dibuat oleh lembaga pemerintah dalam kehidupan bernegara.
B. Kebijakan
Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) kebijakan adalah rangkaian konsep
dan asas yang menjadi pedoman dan dasar rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan,
kepemimpinan, dan cara bertindak. Istilah ini dapat diterapkan pada pemerintahan, organisasi
dan kelompok sektor swasta, serta individu. Kebijakan atau kajian kebijakan dapat pula
merujuk pada proses pembuatan keputusan-keputusan penting organisasi, termasuk
identifikasi berbagai alternatif seperti prioritas program atau pengeluaran, dan pemilihannya
6
berdasarkan dampaknya. Kebijakan juga dapat diartikan sebagai mekanisme politis,
manajemen, finansial, atau administratif untuk mencapai suatu tujuan eksplisit.
James E. Anderson (Irfan Islamy, 2000: 17) mendefinisikan kebijakan itu adalah
serangkaian tindakan yang mempunyai tujuan tertentu yang diikuti dan dilaksanakan oleh
seseorang pelaku sekelompok pelaku guna memecahkan suatu masalah tertentu). Sedangkan
Amara Raksasataya menyebutkan bahwa kebijaksanaan adalah suatu taktik dan strategi
yang diarahkan untuk mencapai suatu tujuan.
C. Implementasi Kebijakan
Menurut Van Metter dan Van Horn dalam Agustino (2008: 195) menjelaskan bahwa
implementasi kebijakan adalah tindakan-tindakan yang dilakukan baik oleh individu-
individu/ pejabat-pejabat atau kelompok-kelompok pemerintah atau swasta yang diarahkan
pada tercapainya tujuan-tujuan yang telah digariskan dalam keputusan kebijakan. Esensi
utama dari implementasi kebijakan adalah memahami apa yang seharusnya terjadi sesudah
suatu program dinyatakan berlaku atau dirumuskan. Pemahaman tersebut mencakup usaha
untuk mengadministrasikannya dan menimbulkan dampak nyata pada masyarakat atau
kejadian-kejadian. Sedangkan menurut Mazmanian dan Sabatier dalam Agustino (2008:
196) implementasi kebijakan adalah pelaksanaan keputusan kebijakan dasar, biasanya dalam
bentuk undang-undang, namun dapat pula berbentuk perintah-perintah atau keputusan-
keputusan eksekutif yang penting atau keputusan badan peradilan. Lazimnya, keputusan
tersebut mengidentifikasikan masalah-masalah yang ingin diatasi, menyebutkan secara tegas
tujuan dan sasaran yang ingin dicapai, dan berbagai cara untuk menstrukturkan atau
mengatur proses implementasinya.
7
kebijakan dapat dilakukan. Keberhasilannya ditentukan oleh derajat implementabilitas dari
kebijakan tersebut.
Model implementasi kebijakan yang dikemukakan oleh Mazmanian dan Sabatier disebut
dengan A Framework for Policy Implementation Analysis. Model ini berpendapat bahwa
peran penting dari implementasi kebijakan publik adalah kemampuannya dalam
mengidentifikasikan variabel-variabel yang mempengaruhi tercapainya tujuan-tujuan
formal pada keseluruhan proses implementasi. Variabel-variabel yang dimaksud dapat
diklasifikasikan menjadi tiga kategori besar, yaitu:
8
4. Model Implementasi Kebijakan Eguene Bardach
Model implementasi kebijakan yang dikemukakan Eguene Bardach dalam melakukan
analisa lebih menekankan pada tawar menawar, persuasi, dan manuver oleh kelompok-
kelompok kepentingan guna memaksimalkan pengaruh mereka dalam hal pelaksanaan
atau implementasi.
E. BPJS Kesehatan
9
BPJS Kesehatan juga menjalankan fungsi pemerintahan (governing function) di bidang
pelayanan umum (public services) yang sebelumnya sebagian dijalankan oleh badan usaha
milik publik dan sebagian lainnya oleh lembaga pemerintahan. Gabungan antara kedua
fungsi badan usaha dan fungsi pemerintahan itulah, yang dewasa ini, tercermin dalam status
BPJS Kesehatan sebagai badan publik yang menjalankan fungsi pelayanan umum di bidang
penyelenggaraan jaminan sosial nasional.
10
BAB III
PEMBAHASAN
Dana yang dikeluarkan oleh pemerintah di bidang kesehatan memang tidak termasuk
yang tertinggi, kerana hanya mendapat porsii sebesar 5% dari keseluruhan APBN. Untuk
11
menjaga keberlanjutan program BPJS, pemerintah telah menambah anggaran kesehatan dari
yang berjumlah Rp. 104 triliun di tahun 2017 menjadi Rp. 111 triliun di tahun 2018 lalu.
Namun, program yang telah membantu banyak warga ini, ternyata harus berhadapan
dengan kenyataan pahit di lapangan. Selain ancaman defisit, ternyata kebijakan ini juga tidak
membuat taraf kesehatan masyarakat meningkat. Akses kepada pengobatan memang menjadi
lebih mudah, tetapi pencegahan terhadap penyakit tidak meningkat seperti yang dirasakan
masyarakat. Selain itu, BPJS juga menciptakan ketimpangan karena selama ini pemakainya
didominasi dari Pulau Jawa, terutama yang tinggal di daerah urban (kota), sementara daerah
Indonesia Timur dan kalangan yang berdomisili di daerah rural atau pedesaan masih belum
banyak tersentuh oleh BPJS. Mungkin sudah ada beberapa yang tersentuh tapi dalam
pelayanan yang masih kurang memadai. Bagaimana tidak mau disebut demikian, program
BPJS dianggap berani memfasilitasi akses pengobatan dan kesehatan yang biasa dilakukan
oleh Negara-Negara besar, berupa pemeriksaan gigi gratis, obat-obatan, fisioterapi, sampai
transplantasi organ.
Fenomena yang terjadi di Indonesia sekarang ini tentang tingkat kesehatan dalam
masyarakat adalah sulitnya akses dalam pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin. Hal ini
tidak saja terjadi di perkotaan namun juga terjadi di pedesaan sehingga muncul kata dalam
masyarakat bahwa orang miskin dilarang sakit. Kesulitan pelayanan tersebut utamanya
dipengaruhi oleh faktor finansial. Faktor penyebab lainnya adalah sumber daya manusia yang
relatif rendah yang menyebabkan keterbatasan informasi, misalnya tentang aturan hak dan
kewajiban masyarakat sebagai pasien yang membutuhkan pelayanan medis agar dapat
terhindar dari hal yang tidak diinginkan seperti pelayanan dari tenaga medis yang kurang
menyenangkan.
12
baik dari segi rekayasa kesehatan maupun manajemen kesehatan yang didukung oleh semua
pihak baik regulator, operator, maupun masyarakat.
Implementasi yang tidak berhasil biasanya terjadi saat suatu kebijakan tertentu telah
dilaksanakan sesuai dengan rencana, namun karena kondisi eksternal ternyata tidak
menguntungkan sehingga kebijakan tersebut tidak berhasil mewujudkan dampak atau hasil
akhir yang dikehendaki. Kebijakan memiliki resiko gagal karena faktor pelaksaannya buruk,
kebijakannya sendiri yang buruk, ataupun kebijakan tersebut bernasib buruk.
Kurangnya implementasi Program Jaminan Kesehatan Nasional tersebut juga dipicu dari
pihak masyarakatnya yang kurang mengetahui akan pentingnya mengikuti program yang
diadakan pemerintah tersebut, dengan kata lain masyarakat sudah lebih dulu beranggapan
bahwa pelayanan yang akan diberikan akan lambat, sehingga masyarakat lebih memilih
untuk merogoh kocek dari kantong sendiri ketika sedang mengalami sakit, padahal
pemerintah juga telah memberikan jaminan kesehatan bagi masyarakat kurang mampu,
seperti Jamkesmas, namun ada juga masyarakat miskin yang belum mempunyai kartu JKN
tersebut, justru kebanyakan yang terjadi sekarang orang yang seharusnya mampu juga
menjadi peserta JKN (Jamkesmas).
13
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat kami ambil ialah BPJS merupakan kebijakan dari
Pemerintah yang sejak lama sudah di programkan. Tinggal bagaimana Pemerintah
meningkatkan dan mengembangkan program tersebut. Meskipun dalam lapangan sebuah
kebijakan tidak sesuai seutuhnya dengan yang diharapkan dan direncanakan. Salah satu
faktor penyebabnya adalah sumber daya manusia yang relatif rendah yang menyebabkan
keterbatasan informasi, misalnya tentang aturan hak dan kewajiban masyarakat sebagai
pasien yang membutuhkan pelayanan medis agar dapat terhindar dari hal yang tidak
diinginkan seperti pelayanan dari tenaga medis yang kurang menyenangkan.
B. Saran
Makalah ini masih memiliki berbagai kekurangan olehnya itu kritik yang sifatnya
membangun sangat kami harapkan.
14
DAFTAR PUSTAKA
https://www.silabus.web.id/model-implementasi-kebijakan/
https://id.wikipedia.org/wiki/BPJS_Kesehatan
http://repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/619/5/118520019_file5.pdf
http://digilib.unila.ac.id/16786/47/BAB%20II.pdf
https://alihamdan.id/implementasi/
15