OLEH :
MUHAMMAD IKHSAN
B111 10 110
OLEH :
MUHAMMAD IKHSAN
B111 10110
SKRIPSI
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2015
i
PENGESAHAN SKRIPSI
MUHAMMAD IKHSAN
B111 10 110
Panitia Ujian
Ketua Sekretaris
An. Dekan
Wakil Dekan Bidang Akademik,
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Judul : IMPLEMENTASI
TINJAUAN ASAS KETERBUKAAN DPRD DALAM
PENYUSUNAN PERATURAN DAERAH KOTA MAKASSAR
NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG ANGGGARAN
PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH
Telah diperiksa dan disetujui untuk diajukan dalam ujian skripsi di Fakultas
Hukum Universitas Hasanuddin
.
Pembimbing I Pembimbing II
Prof. Dr. Achmad Ruslan, S.H., M.H. M. Zulfan Hakim, S.H., M.H.
1957 0101 198601 1001 9751023 200801 1 010
iii
PERSETUJUAN MENEMPUH UJIAN SKRIPSI
iv
ABSTRAK
v
KATA PENGANTAR
nikmat iman, kesehatan dan kekuatan didalam penyusunan skripsi ini. Salawat
Keluarga dan para sahabatnya dan penegak sunnah-Nya sampai kelak akhir
zaman.
1. Kepada Ayah dan Ibunda tercinta dengan penuh kasih sayang dan
tinggi (UNHAS).
5. Ibu Prof. DR. Farida Patittingi, SH.MH, selaku Dekan Fakultas Hukum
Universitas Hasanuddin.
vi
6. Seluruh Staf Pengajar (Dosen) Fakultas Hukum, Khususnya Staf
pendidikan.
selamanya.
menyelesaikan studi.
Penulis
vii
DAFTAR ISI
ABSTRAK……………………………………………………………………… ........... v
1. DPRD ........................................................................................ 8
F. APBD ............................................................................................. 35
viii
BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................... 38
Makassar………………………………………………………. ........65
1. Faktor pendukung………………………………………..…......66
2. Faktor Penghambat……………......…………………………...70
BAB V PENUTUP
1. Kesimpulan…………………………………………....………….76
2. Saran………………………………………………………...……77
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ix
BAB I
PENDAHULUAN
eksekutif.
1
perkembangan yang lebih utuh dan cepat, yang terdiri atas syarat-
masyarakat.
Peraturan Daerah.
2
parapihak yang berkepentingan dan memiliki kaitan langsung ataupun
3
pendapatan dan belanja daerah yang diajukan oleh Walikota. Selain
daerah Kota Makassar. Dalam hal ini pemerintah dituntut aktif dalam
4
kepentingan masyarakat. Oleh karena itulah sehingga sebagian besar
Contoh kasus yang bisa kita lihat misalnya dalam Rapat Badan
digelar secara tertutup. Hal ini menuai sorotan dari Komite Pemantau
Publik (KIP).
5
pembahasan rancangan APBD dapat lebih terfokus pada besaran
permasalahan di masyarakat.
B. Rumusan Masalah
Makassar?
6
C. Tujuan Penulisan
D. Manfaat Penulisan
1. Secara Teoritis
2. Secara Praktis
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pemerintah Daerah
1
Pasal 1 angka 2 Undang-undang No 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah
2
Pasal 1 angka 3 Undang-Undang No 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah
8
Disamping itu melalui otonomi luas, daerah diharapkan mampu
Republik Indonesia.
9
adalah lembaga perwakilan rakyatdaerah yang berkedudukan
10
Sifatnya sebagai lembaga politik itu tercermin dalam
5
Djojosoekarto, Agung. Akuntabilitas Publik dan Funsi DPRD, penerbit Communication; Jakarta,
2004, Hal. 71.
11
Pemerintah daerah mempunyai tugas untuk menampung
masyarakat daerah.
12
daerah yang dijelaskan dalam pasal 33, prolegda memuat program
2. Peraturan Daerah
6Suhendra Yulianto & Oksep Adhayanto. Pelaksanaan Hak Inisiatif Di DPRD Dalam Pembuatan
Peraturan Daerah Tahun 2009-2011. Jurnal Perbatasan FISIP UMRAH, hal.40.
13
Secara yuridis, Peraturan Daerah (Perda) adalah instrumen aturan
7 Irawan Soejito, Teknik Membuat Peraturan Daerah, Jakarta: Bina Aksara, 1989.
14
tugas pembantuan serta merupakan penjabaran lebih lanjut dari
bahan persidangan.
15
149 Undang-undang nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah
Negara tertentu.
a. Perencanaan
16
perencanaan ini sangat penting, karena instansi penggagas harus
c. Pembahasan
d. Pengesahan
17
kepada Gubernur, Bupati/Walikota untuk ditetapkan menjadi Perda.
terakhir.
e. Pengundangan
f. Penyebarluasan
bahwa:
18
“(1) Penyebarluasan Prolegda dilakukan oleh DPRD dan
Pemerintah Daerah sejak penyusunan Prolegda, penyusunan
Rancangan Peraturan Daerah, pembahasan Rancangan
Peraturan Daerah, hingga Pengundangan Peraturan Daerah.
(2) Penyebarluasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan untuk dapat memberikan informasi dan/atau
memperoleh masukan masyarakat dan para pemangku
kepentingan”10
10
Pasal 92 Undang-UndangNomor 12 tahun 2011Tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
Undangan.
11Dr. Titik Triwulan T., S.H., M.H. dan Kombes Pol. Dr. H. IsmuGunadiWidodo, S.H., C.N., M.M.
19
undang-undang (DPR, Presiden, dan DPD) dalam pembentukan
peraturan Perundang-undangan.
dibentuk tersebut.
Perundang-Undangan.
20
Dalam membentuk Peraturan Perundang-undangan harus
1. Kejelasan tujuan
12Ibidhal 412
21
4. Dapat dilaksanakan
maupun sosiologis.
6. Kejelasan Rumusan
7. Keterbukaan13
22
Negara dengan tetap memperhatikan perlindungan atas hak asasi
D. Asas keterbukaan
adalah setiap informasi bersifat terbuka dan dapat diakses oleh setiap
dipertanggungjawabkan.
14
Armin, dkk “Hukum Adminitrasi Negara”. Rajawali Pers, Jakarta, 2011. Hal 34
15
Pasal 2 ayat (1). Undan-Undang No 14 tahun 2008
23
asasi manusia dan keterbukaan informasi publik merupakan salah
Negara dan badan publik lainya serta segala sesuatu yang berakibat
informasi publik, dapat diperoleh dengan cepat dan tepat waktu biaya
16
UU no 14 Tahun 2008 Tentang keterbukaan informasi pulik
17
Asas dalam UU no 14 Tahun 2008 tentang keterbukaan informasi publik
24
ruang dan waktu. Negara dituntut untuk lebih aktif dalam rangka
keterbukaan.19
25
sosial. Akan tetapi, keterbukaan akan mempengaruhi berbagai aspek
Indonesia.
otonomi daerah.
26
keuangan Negara juga meliputi seluruh kebijakan, kegiatan dan
dan DPRD, dan ditetapkan dengan peraturan daerah. Oleh karena itu
dalam peraturan yang disusun para pihak Wali Kota. APBD disusun
27
Kebijakan Umum APBD yang telah disepakati bersama antara DPRD
sebagai berikut:
23RahardjoAdisasmita;Op.cit., Hal 34
28
dengan hak dan kewajiban daerah tersebut. Keuangan Daerah
1. Prinsip kemandirian
2. Prioritas
23RahardjoAdisasmita;Op.cit., Hal 48
29
4. Disiplin anggaran
Daerah.
30
Penerimaan Daerah dalam pelaksanaan desentralisasi menurut
b) Dana Perimbangan
c) Lain-lain pendapatan
b) Penerimaanpinjamandaerah
31
Penilaian kinerja tersebut harus dapat memberikan informasi
akuntansi pemerintah.
32
keuangan yang dituangkan melalui Undang-undang No. 17 tahun
setidaknya meliputi:
pembiayaan anggaran.
2. Neraca
akuntansi, dan saldo kas dan setara kas pada tanggal pelaporan.
33
anggaran (PP RI No. 24 tahun 2005). Unsur yang dicakup dalam
entitas lainnya.24
34
F. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
1. Susunan APBD
masing-masing.26
a. Anggaran Pendapatan
penerimaan lain-lain.
(DAK).
35
3) Lain-lain pendapatan yang sah, seperti dana hibah atau
dana darurat.
anggaran berikutnya.
36
e. Fungsi distribusi memiliki makna bahwa kebijakan-kebijakan
dari pusat yang lebih bersifat sektoral. Setelah era otonomi daerah,
37
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
(dua) orang
orang
orang
38
1. Data Primer
2. Data Sekunder
D. Analisis Data
yang berkaitan dengan judul penulisan hukum secara jelas dan rinci
39
BAB IV
lainnya.
40
Undang-Undang Nomor 17 tahun 2014 Tentang Pemerintah
Daerah.
pelayanan dan peran masyarakat yang sangat minim, dan ini cukup
tidak merata.
peran bawahan.
41
Kewenangannya dalam proses legislasi, penganggaran dan
dilibatkan sejak awal. Inisiasi awal yang bisa saja datang dari
42
kelompok masyarakat atau pemangku kepentingan lainnya tersebut
tinggi.
43
dengan Program Legislasi Daerah (Prolegda) yang bertujuan
terpadu.
a. Kejelasan tujuan;
d. Dapat dilaksanakan;
g. Keterbukaan.
44
masalah sosial apa yang akan diselesaikan. Selanjutnya
tersebut meliputi:
45
mengakibatkan keresahan sosial, dan lain-lain. Selain
tersebut.
memecahkan masalah.
perundang-undangan tersebut.
46
c. Penyusunan Naskah Akademik.
Undang-undang.
47
dasar filosofis, sosiologis, yuridis, pokok dan lingkup materi
secara kebetulan;
48
5) Keputusan yang diambil adalah keputusan yang dipilih dari
berbagai alternatif.
peraturan perundang-undangan.
pasal-pasal.
49
tentang Tata Cara Mempersiapkan Rancangan Peraturan
rancangan Perda.
50
Peran serta masyarakat dalam proses penyusunan Peraturan
g. Tahap Pengesahan/Pengundangan.
51
segera diberlakukan setelah disahkan. Sebaiknya ada
baru tersebut.
28
Wawancara Adi Rasyid Ali, Ketua Badan Anggaran DPRD kota Makassar, Tanggal 7 September 2015
52
2. Asas keterbukaan dalam Undang-undang Nomor 14 Tahun 2008
29
Konsideran UU no 14 Tahun 2008 Tentang keterbukaan informasi pulik
30
Konsideran UU no 14 Tahun 2008 Tentang keterbukaan informasi pulik
53
Dalam undang-undang ini dapat dilihat bahwa setiap
Badan Legislasi.32
31
Asas dalam UU no 14 Tahun 2008 tentang keterbukaan informasi publik
32
PP 16 tahun 2010 Tentang Pedoman Penyusunan Peraturan DPRD
54
Berdasarkan Tata Tertib DPRD Kota Makassar yang
didahulukan.
55
(risalah rapat) sulit untuk didapatkan. Selain itu Kopel menilai pihak
33
Hasil Wawancara dengan Dadang Hendarto, Anggota Komite Pemantau legislatif Indonesia,
Tanggal 27 Agustus 2015
56
Hal lain yang menjadi kajian Penulis terkait dengan hasil
oleh anggota dewan. Jika ada sesuatu hal yang sangat mendesak
KOPEL masih sering ditemui rapat yang membahas hasil dari reses
57
Penulis kemukakan diatas masih bisa dengan mudah diakses oleh
34
Wawancara Rudiyanto Lallo, Abdi Asmara Anggota Badan Musyawarah DPRD kota Makassar,
Tanggal 31 Agustus 2015
58
untuk mengetahui pertimbangan-pertimbangan yang akan disusun
35
Wawancara William Anggota Badan Anggaran DPRD kota Makassar, dan Sampara Syarif
Anggota Badan Musyawarah DPRD kota Makassar, Tanggal 31 Agustus 2015
59
kendala dari masyarakat dan juga sebagai wujud untuk
60
sehingga peraturan daerah yang telah disusun dapat direalisasikan
dan transparan.
36
Wawancara H. Syarifuddin P Anggota BadanMusyawarah DPRD kota Makassar, Tanggal 2
September 2015
61
Menurut hasil wawancara dari anggota DPRD kota
37
Wawancara Munir, Anggota Badan Musyawarah DPRD kota Makassar, Tanggal 2 September
2015
62
yang berkompeten dibidang pembentukan Perundang-undangan.
daerah.
38
Wawancara Adi Rasyid Ali. Wakil Ketua DPRD Kota Makassar. Badan Aggaran, Tanggal 7
September 2015
63
Peraturan Daerah seperti mengundang LSM dan LPM, tetapi
kesejahteraan masyarakat.
masing.
64
5. Pembahasan Badan Anggaran untuk menyerasihkan peraturan
Rapat Paripurna.
media.
65
mempengaruhi penegakan hukum yakni faktor hukumnya sendiri,
1. Faktor pendukung
APBD yaitu:
kota Makassar dan ini yang menjadi indikator dari kami selaku
39
Soejono Sukanto, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum. 2008, Rajawali Pers:
Jakarta, hal. 23.
66
layak diberikan dan dibuatkan dalam sebuah peraturan
daerah.40
40
Hasil wawancara dengan Erik Horas, Anggota Badan Anggaran DPRD Kota Makassar, Tanggal 2
September 2015
67
peraturan daerah yang dibuat karena Peraturan Daerah sebagai
68
50 legislator DPRD Makassar, ada beberapa legislator yang
3 Rapat tingkat
Komisi :
a. Komisi A 12 orang 12 orang - 100% 0%
b. Komisi B 12 orang 11 orang 1 orang 91% 9%
c. Komisi C 11 orang 9 orang 2 orang 81% 19%
d. Komisi D 11 orang 10 orang 1 orang 90% 10%
41
Hasil wawancara dengan Anwar Razak, Anggota Komite Pemantau Legislatif Kota Makassar,
Tanggal 16 Oktober 2015
69
anggaran/platform anggaran sementara yang hanya dihadiri
2. Faktor penghambat
70
fungsinya dalam menjalankan kinerja sebagai anggota
2014-2019 :
71
minim karena hanya terdapat 7 (tujuh) orang anggota DPRD
Pemerintah Kota.
42
Hasil wawancara dengan Zaenal Dg Beta, Anggota Badan Musyawarah DPRD Kota Makassar,
Tanggal 20 September 2015
72
pembahasan dengan pemerintah terkadang terjadi
masyarakat.
merampungkan.43
43
Hasil wawancara dengan Andi Nurman, Anggota Badan Anggaran DPRD Kota Makassar, Tanggal 20
September 2015
73
d. Beberapa Anggota DPRD terkesan lebih mengedepankan
tentang APBD.
74
mementingkan kepentingan pribadi dan jabatannya sebagai
44
Hasil wawancara dengan Anwar Razak, Anggota Komite Pemantau Legislatif Kota Makassar, Tanggal 16
Oktober 2015
75
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
76
pola komunikasi kurang efektif, keterlambatan penyetoran Rencana
rahasia
B. Saran
Nasional.
77
DAFTAR PUSTAKA
Buku-Buku :
AchmadRuslan. 2005. Pembentukan peraturan perundang-undangan,
Disertasi. Makassar: PPS Unhas
Titik Triwulan dan Ismu Gunadi Widodo, 2010. Pengadilan Tata Usaha
Negara. Kencana, Surabaya
78
Perundang-undangan :
79