Dosen Pengampun :
Yeni Kartikawati, M.Si
Disusun Oleh :
1. Muh.Maftuh Al-Fiqri
NIM : 221207520167
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat-Nya dan karunia-Nya
saya dapat menyelesaikan makalah singkat tepat pada waktunya. Adapun judul dari makalah
singkat ini adalah “NEGARA DAN KONSTITUSI”. Pada kesempatan kali ini, saya
mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen mata kuliah manajemen perusahaan yang
telah membimbing saya untuk menyelesaikan makalah singkat ini. Selain itu, saya juga ingin
mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu saya dalam
menyelesaikan makalah singkat ini. Penulis menyadari bahwa dalam menulis makalah singkat
ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun
diharapkan dapat membuat makalah singkat ini menjadi lebih baik serta bermanfaat bagi
penulis dan pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... i
BAB I ........................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
PEMBAHASAN ........................................................................................................ 3
A. Kesimpulan ...................................................................................................... 10
B. Saran ...................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keberadaan UUD 1945 yang selama ini disakralkan, dan tidak boleh diubah kini telah
mengalami beberapa perubahan. Tuntutan perubahan terhadap UUD 1945 itu pada
hakekatnya merupakan tuntutan bagi adanya penataan ulang terhadap kehidupan
berbangsa dan bernegara. Atau dengan kata lain sebagai upaya memulai “kontrak sosial”
baru antara warga negara dengan negara menuju apa yang dicita-citakan bersama yang
dituangkan dalam sebuah peraturan dasar (konstitusi). Perubahan konstitusi ini
menginginkan pula adanya perubahan sistem dan kondisi negara yang otoritarian menuju
kearah sistem yang demokratis dengan relasi lembaga negara yang seimbang. Dengan
demikian perubahan konstititusi menjadi suatu agenda yang tidak bisa diabaikan.
Hal ini menjadi suatu keharusan dan amat menentukan bagi jalannya demokratisasi
suatu bangsa. Realitas yang berkembang kemudian memang telah menunjukkan adanya
komitmen bersama dalam setiap elemen masyarakat untuk mengamandemen UUD 1945.
Bagaimana cara mewujudkan komitmen itu dan siapa yang berwenang melakukannya serta
dalam situasi seperti apa perubahan itu terjadi, menjadikan suatu bagian yang menarik dan
terpenting dari proses perubahan konstitusi itu. Karena dari sini akan dapat terlihat apakah
hasil dicapai telah merepresentasikan kehendak warga masyarakat, dan apakah telah
menentukan bagi pembentukan wajah Indonesia kedepan.
Wajah Indonesia yang demokratis dan pluralistis, sesuai dengan nilai keadilan sosial,
kesejahteraan rakyat dan kemanusiaan. Dengan melihat kembali dari hasil-hasil perubahan
itu, kita akan dapat dinilai apakah rumusan-rumusan perubahan yang dihasilkan memang
dapat dikatakan lebih baik dan sempurna. Dalam artian, sampai sejauh mana rumusan
perubahan itu telah mencerminkan kehendak bersama. Perubahan yang menjadi kerangka
dasar dan sangat berarti bagi perubahan-perubahan selanjutnya. Sebab dapat dikatakan
konstitusi menjadi monumen sukses atas keberhasilan sebuah perubahan.
B. Rumusan Masalah
Dengan adanya latar belakang di atas maka rumusan masalah yang akan diangkat
sebagai berikut
C. Tujuan Masalah
c. Riger Soltau, (Budiardjo, 2007; Agustino, 2007; Kaelan dan Achmad Zubaidi,
2007), negara adalah alat atau wewenang yang mengatur atau mengendalikan
persoalan bersama atas nama masyarakat.
d. Robert M. Mac Iver (Soehino,1998;Agustino,2007), negara adalah
asosiasa yang menyelenggarakan penertiban dalam suatu wilayah berdasarkan
sistem hukum diselenggarakan oleh pemerintah diberi kekuasaan memeksa.
e. Miriam Budiardjo (2007), negara adalah suatu daerah teritorial yang rakyatnya
diperintah oleh sejumlah pejabat dan berhasil menuntut dari warganya untuk
ketaatan melalui kekuasaan yang sah. Plato bahwa negara organic bukanlah rakyat
semata yang menjadi badan politik, juga bukan orang yang 2.
2. Negara Indonesia
Demikian pula bangsa dan Negara Indonesia tumbuh dan berkembang dengan
dilatar belakangi oleh kekuasaan dan penindasan bangsa asing seperti penjajahan
Belanda serta Jepang. Oleh karena itu bangsa Indonesia tumbuh dan berkembang
dilatar belakangi oleh adanya kesatuan nasib, yaitu bersama-sama dalam penderitaan
di bawah penjajahan bangsa asing serta berjuang merebut kemerdekaan. Selain itu
yang sangat khas bagi bangsa Indonesia adalah unsurunsur etnis yang membentuk
bangsa itu sangat beraneka ragam, baik latar belakang budaya seperti bahasa, adat
kebiasaan serta nilai-nilai yang dimilikinya. Oleh karena itu terbentuknya bangsa
dan negara Indonesia melalui suatu proses yang cukup panjang. Sejak masa sebelum
bangsa asing menjajah Indonesia, seperti masa kejayaan kerajaan Kutai, Sriwijaya,
Majapahit dan kerajaan-kerajaan lainnya. Kemudian datanglah bangsa asing ke
Indonesia maka bangsa Indonesia saat itu bertekad untuk membentuk suatu
persekutuan hidup yang disebut bangsa, sebagai unsur pokok negara melalui
Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928. Isi sumpah itu merupakan suatu tekad untuk
mewujudkan unsur-unsur negara yaitu satu nusa (wilayah) negara, satu bangsa
(rakyat), dan satu bahasa, sebagai bahasa pengikat.
B. Sifat-Sifat Negara
Umumnya sepakat untuk mengatakan bahwa negara memiliki sifat memaksa,
monopoli, dan mencakup semua. Untuk lebih jelasnya berikut ini akan diuraikan sifat-
sifat tersebut :
1. Sifat Memaksa
Negara memiliki sifat memaksa artinya bahwa negara memiliki hak atau
kewenangan untuk memaksakan berbagai peraturan yang dibuatnya untuk ditaati
oleh seluruh warganya. Untuk memaksakan berbagai peraturan yang dibuatnya
pemerintah negara memiliki sarana seperti tentara, polisi, hakim, jaksa, dan
sebagainya. Negara berhak menentukan sanksi bagi pelanggaran atau aturan yang
dibuatnya, dari sanksi yang ringan sampai sanksi yang sangat berat yaitu berupa
pidana, bahkan hukuman mati.
Berkenaan dengan sifat memaksa ini, dalam masyarakat yang telah tertanam
konsensus nasional yang kuat mengenai tujuan bersama yang hendak dicapai,
biasanya sifat memaksa ini tidak tampak begitu menonjol. Sebaliknya di negara-
negara yang baru di mana konsensus nasional tentang tujuan bersama itu belum
begitu kuat, maka sifat paksaan ini lebih tampak. Di negara-negara yang lebih
demokratis, diupayakan pemakaian kekerasan seminimal mungkin dan sedapat-
dapatnya dikedepankan caracara yang persuasif untuk menyelesaikan berbagai
persoalan bangsa. Sebuah perusahaan umumnya sangat tergantung dengan
lingkungannya. Bahkan setelah sebuah perusahaan didirikan, maka pemilik dan
pengelola harus tetap memantau lingkungannya supaya dapat mengantisipasi
bagaimana permintaan dan kemungkinan perubahan biaya produksi. Lingkungan
perusahaan terdiri dari:
2. Sifat Monopoli
Negara juga membawakan sifat monopoli, yaitu sifat yangmenunjukkan
adanya hak atau kewenangan negara untuk mengelola atau menentukan sesuatu
tindakan tanpa adanya hak atau kewenangan yang sama di pihak lain. Sifat monopoli
yang dimiliki oleh negara menyangkut beberapa hal. Negara memiliki hak monopoli
untuk menentukan tujuan dari sebuah masyarakat, yaitu masyarakat dalam negara
yang bersangkutan. Di Indonesia misalnya tujuan masyarakat itu adalah sebagaimana
dirumuskan dalam alinea IV Pembukaan UUD 1945. Sebagai konsekuensinya negara
berhak untuk melarang berkembangnya faham atau aliran yang dianggap mengganggu
pencapaian tujuan yang dimaksudkan. Negara juga memiliki hak monopoli
pengelolaan sumber daya alam yang menguasai hajat hidup masyarakat. Hak monopoli
yang lain adalah monopoli pengelolaan sarana kekerasan untuk kepentingan negara.
Negara memiliki satuan tentara dan polisi yang dilengkapi dengan sistem persenjataan
seperti senjata api, tank, pesawat tempur, kapal perang dan sebagainya, adalah
merupakan perwujudan dari hak monopoli tersebut.
Sedangkan undang-undang dasar adalah hukum dasar yang tertulis atau yang
tertuang dalam suatu naskah/dokumen. Dengan demikian undang-undang dasar
merupakan bagian dari konstitusi. Sedangkan di samping undang-undang masih ada
bagian lain dari hukum dasar yakni yang sifatnya tidak tertulis, dan biasa disebut
dengan konvensi atau kebiasaan ketatanegaraan. Konvensi ini merupakan aturan-
aturan dasar yang timbul dan terpelihara dalam praktek penyelenggaraan negara
walaupun tidak tertulis.
1. The desire of the citizens to secure their own rights when threatened,
and to restrain the action of the ruler;
2. The desire on the part either of the ruled, or of the ruler wishing to please his
people, to set out of the form of the existing system in government, hither to in
an indenifite form, in positive terms in order that in future there shall be no
possibility of arbitrary action.
3. The desire of those creating a new political community to secure the method of
government in a form which shall have permanence and be comprehensible to
the subjects.
4. The desire to secure effective joint action by hither to separate communities,
which at the same time wish to retain certain rights and interest to themselves
separately.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada pembahasan, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai
berikut:
https://simdos.unud.ac.id
https://dosen.stie-alanwar.ac.id