Anda di halaman 1dari 12

Makalah Al-Islam Kemuhammadiyaan

KHILAFAH SEBAGAI SISTEM PEMERINTAHAN

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK XI

ARMAN MAULANA 219190022

M.FIKRI 219190032

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PAREPARE

2021/2022
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayayang, Kita panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami. Dan tak lupa kita
kirimkan salam dan salawat kepada junjungan Nabi besar kita Muhammad SAW.
sehingga kita mendapat syafaatnya dan saya dapat menyelesaikan tugas ini.
Tugas ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan tugas ini. Untuk itu
saya menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan tugas ini.
Terlepas dari semua itu, penulis menyadari atas ketidaksempurnaan
penyusunan dalam tugas ini, dimana masih ada terdapat banyak kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat
memperbaiki tugas ini.
Akhir kata saya berharap semoga dapat memberikan manfaat maupun inspirasi
terhadap pembaca.

Parepare, 28 November 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan...........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
1. Definisi Khilafah...........................................................................................3
2. System Khilfah Menurut Islam.....................................................................4
3. System Khilafah di Indonesia.......................................................................5
BAB III PENUTUP.................................................................................................8
Kesimpulan...........................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................9
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Islam telah menetapkan sistem pemerintahan dengan sistem
khilafah dan menjadikannya sebagai satu-satunya sistem pemerintahan
bagi daulah khilafah atau khilafah Islamiyah. Dengan melihat nash dan
fakta sejarah kejayaan yang pernah dicatat dalam lembaran sejarah
kegemilangan Islam sejak pertama kali tegaknya Islam di Madinah sebagai
mabda’ (ideologi) sampai runtuhnya khilafah Islam terakhir di Turki pada
tanggal 3 Maret 1924, serta sisa-sisa penerapan Islam di negeri kaum
Muslimin, terbukti bahwa Islam merupakan agama politik dan spiritual.
Khilafah adalah kepemimpinan umum bagi seluruh kaum
Muslimin di dunia untuk menegakkan hukum-hukum syari’at Islam dan
mengemban dakwah ke segenap penjuru dunia. Dengan demikian, dapat
dipahami makna khilafah digunakan oleh Al-Qur’an untuk siapa yang
diberi kekuasaan mengelolah wilayah, baik luas maupun terbatas. Secara
ringkas, Taqiyuddin an-Nabhani sebagai pendiri Hizbut Tahrir
mendefenisikan daulah khilafah sebagai kepemimpinan umum bagi
seluruh kaum muslimin di dunia untuk menegakkan hukum-hukum syariat
Islam dan mengemban risalah Islam ke seluruh penjuru dunia. Kata lain
dari khilafah adalah Imamah, imamah dan khilafah mempunyai arti yang
sama.
Deretan defenisi khilafah dengan imamah sulit untuk
membedakannya, hal ini di akui oleh Qamaruddin Khan, bahwasanya
penggunaan terma khilafah dan imamah senantiasa dicampuradukan
sehingga membuat kebingungan tersendiri. Ia sendiri mengusulkan
khilafah dan imamah diartikan sebagai negara atau pemerintahan. Dari
defenisi di atas, jelas bahwa daulah khilafah adalah hanya satu untuk
seluruh dunia. Karena nash-nash syara’ memang menunjukkan kewajiban
umat Islam untuk bersatu dalam satu institusi negara.
Hizbut Tahrir adalah sebuah partai politik Internasional yang
berideologi Islam. Artinya, Hizbut Tahrir menjadikan akidah Islam
sebagai asas dari partainya. Dengan demikian, dalam menetapkan ide,
hukum- hukum, dan pemecahan persoalan kehidupan, Hizbut Tahrir hanya
berdasarkan pada Islam.

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi khilafah?
2. Bagaimana system Khilafah menurut Islam?
3. Bagaimana System Khilafah di Indonesia?

C. Tujuan
Untuk mengetahui definisi khilafah,system khilafah menurut islam
dam system khilafah di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN

1. Definisi Khilafah

Khilafah (bahasa Arab: ‫الخالفة‬, Al-Khilāfah) didefinisikan sebagai


sebuah sistem kepemimpinan umum bagi seluruh kaum Muslim di
dunia untuk menerapkan hukum-hukum Islam dan mengemban
dakwah Islam ke seluruh penjuru dunia. Orang yang memimpinnya
disebut Khalifah, dapat juga disebut Imam atau Amirul Mukminin.
Misalnya ketika Khalifahnya adalah Abu Bakar Ash-Shiddiq beliau
dikenal dengan sebutan Khalifatu Ar-Rasulillah (penggantinya
Nabi Muhammad), ketika Khalifah Umar bin Khattab beliau disebut
Amirul Mukminin (pemimpinnya orang beriman), dan ketika
Khalifah Ali bin Abi Thalib beliau disebut Imam Ali.
Khilafah berasal dari kata ‫( خلف‬kha-la-fa), yang berarti
menggantikan. Definisi Khilafah sendiri merupakan preposisi dari kata
Khalifah. Kata Khalifah diambil berdasarkan Al-Qur'an surat Al-
Baqarah ayat 30. 
Secara umum, sebuah sistem pemerintahan bisa disebut sebagai
Khilafah apabila menerapkan Islam sebagai Ideologi, syariat sebagai
dasar hukum, serta mengikuti cara kepemimpinan Nabi Muhammad
dan Khulafaur Rasyidin dalam menjalankan pemerintahan, meskipun
dengan penamaan atau struktur yang berbeda, namun tetap berpegang
pada prinsip yang sama, yaitu sebagai otoritas kepemimpinan umat
Islam di seluruh dunia. Sehingga pada penerapannya, ketika sebuah
Negara Khilafah berdiri (atas persetujuan seluruh umat Islam),
kemudian dibai'atnya seorang Khalifah, maka pendirian Negara
Khilafah maupun pembai'atan Khalifah lain setelahnya menjadi tidak
sah. Hal ini berdasarkan hadits Nabi Muhammad tentang pembai'atan
Khalifah. 
Dalam sejarahnya, Khalifah merupakan suatu gelar yang diberikan
untuk pemimpin umat Islam setelah wafatnya Nabi Muhammad yaitu
dengan julukan “Khulafaur Rasyidin” atau “ Amir al-Mu’minin”.
Berdasarkan julukan ini pula nama Khalifah itu diambil. Jadi, Khalifah
itu sendiri merujuk kepada orang yang memerintah atau menggantikan
kedudukan Nabi Muhammad. Sedangkan Khilafah merujuk pada
sistem kepemimpinan umat, dengan menggunakan Islam sebagai
Ideologi serta undang-undangnya mengacu kepada Al-
Qur'an, Hadits, Ijma dan Qiyas.
Khilafah adalah sebuah gerakan keagamaan yang dipahami sebagai
konsep tentang kenegaraan yang berdasarkan syariat Islam dan
pemimpinnya disebut Khalifah. Konsep tersebut mengandaikan
seluruh dunia Islam disatukan ke dalam satu sistem kekhalifahan atau
pemerintahan yang tunggal.

2. System Khilfah Menurut Islam

Sistem Khilafah adalah sistem yang diterapkan pada era awal-awal


berkembangnya agama Islam. Dalam sejarahnya, pasca wafatnya Nabi
Muhammad, para sahabat membai’at Abu bakar untuk menjadi
Khalifah. Kemudian Abu Bakar wafat para sahabat membai’at Umar
bin Khattab. Kemudian Umar bin Khattab meninggal, para sahabat
membai’at Utsman bin 'Affan.
Kemudian Utsman bin Affan meninggal, para sahabat membai’at
Ali bin Abi Thalib. Kemudian sistem seperti ini berubah pada
pemerintahan Khilafah Umayyah, Abbasiyah, hingga
masa Utsmaniyah di mana setelah sang Khalifah wafat, digantikan
oleh anaknya. Sistem ini mirip dengan sistem kerajaan pada zaman
sekarang. Tetapi yang membedakannya dengan sistem kerajaan ialah
kekuasaan Khalifah merupakan kekuasaan yang ditujukan sebagai
perwakilan umat dalam menjalankan pemerintahan dan
menerapkan Syariat Islam sebagai dasar hukum dan pemerintahan,
sedangkan kekuasaan raja merupakan kekuasaan mutlak yang
mempunyai kuasa penuh untuk memerintah negaranya (Monarki
Absolut) atau hanya memainkan peranan simbolis yang biasanya tidak
ikut campur dalam urusan pemerintahan (Monarki Konstitusional).

3. System Khilafah di Indonesia


Kehidupan beragama merupakan hal yang penting dalam
kehidupan masyarakat. Agama menjadi sendi penggerak kehidupan
masyarakat yang beradab. Demikian juga dalam konteks bernegara,
agama menjadi salah satu hal penting yang dijunjung negara bagi
warganya.
Akan tetapi, hal ini tidak serta-merta menjadikan agama sebagai
landasan bagi jalannya ideologi dan sistem pemerintahan negara,
khususnya Indonesia. Indonesia merupakan negara dengan keragaman
yang sangat luar biasa. Terdapat ratusan suku bangsa, bahasa, ada
banyak agama dan kepercayaan yang selama ini tumbuh harmonis di
Indonesia. Negara ini dibangun dengan semangat keberagaman dan
toleransi. Oleh sebab itu, para pendiri negara ini menuangkan
semangat keberagaman dan toleransi ini ke dalam UUD 1945 dan
Pancasila. Akan tetapi, akhir-akhir ini muncul beberapa kelompok
yang mengusung semangat radikalisme dan ingin mendirikan negara
kekhilafahan untuk menggantikan dasar negara, dan menanamkan
ideologi yang menolak atau mengabaikan keberagaman. Munculnya
Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) atau Negara Islam Irak dan
Suriah (NIIS) menimbulkan guncangan di berbagai negara di Timur
Tengah. Gejolak yang ditimbulkan ISIS ini juga sampai ke Indonesia.
Semangat untuk mengusung kekhilafahan muncul di berbagai wilayah
Indonesia. Kelompok-kelompok ini memandang bahwa bentuk
pemerintahan dan ideologi yang diusung oleh Indonesia adalah keliru.
Oleh karena itu, menurut mereka, sistem pemerintahan dan ideologi
Indonesia harus digantikan oleh sistem dan ideologi khilafah.
Konflik di Timur Tengah muncul sebagai akibat pertikaian
berbagai kepentingan kawasan maupun global. Munculnya ISIS di
Timur Tengah dengan banyak agenda dan melakukan pemanggilan
kepada seluruh umat Islam di dunia untuk bergabung dengan mereka
memberikan pengaruh yang cukup besar bagi tumbuhnya kelompok-
kelompok yang ingin mengusung atau menegakkan khilafah di
Indonesia. Banyak muncul paham-paham radikal yang hendak
merusak komitmen Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),
UUD 1945, Pancasila, dan Bhinneka Tunggal Ika.
Kelompok-kelompok yang mengusung khilafah ini menggunakan
cerita mengenai kejayaan Islam di masa lalu sebagai cara untuk
menyebarkan semangat khilafah. Hal ini bisa dengan cepat menyebar
kepada umat Islam di Indonesia karena sebagian umat Islam di
Indonesia sulit membedakan antara Islamisme dan Arabisme. Hidayat
mengatakan bahwa setiap gerakan yang bernuansa politik keagamaan
dengan menggunakan idiom Arab yang memiliki asosiasi dengan
sejarah kejayaan Islam di masa lalu, seperti “khilafah” dengan mudah
direspons umat Islam dengan semangat jihad. Jika merujuk pada mitos
yang dikatakan oleh Barthes, kelompok ini membentuk sebuah tipe
wicara dengan meminjam konsep-konsep ideal masa lalu untuk
mencapai kepentingan kelompok mereka di masa kini. Secara Bahasa,
mereka mendistorsi keagungan Islam masa lalu sebagai tipe wicara
untuk membangkitkan semangat dan keyakinan masyarakat bahwa
seakan-akan khilafah adalah solusi bagi segala persoalan yang ada di
masyarakat.
Sebagian orang menganggap bahwa kekhilafahan adalah bentuk
kehidupan beragama dan bernegara yang ideal. Akan tetapi, disisi lain,
banyak juga yang berpendapat bahwa kekhila-fahan sudah tidak lagi
relevan dengan ke hidupan kita di Indonesia. Negara Indonesia yang
berlandaskan UUD 1945, Pancasila, mengusung dan menjunjung
tinggi keberagaman dan toleransi. Masdar Faried Mas‟udi secara tegas
mengatakan bahwa dalam konteks NKRI, landasan Pancasila dan
UUD 1945 adalah bentuk “khilafah” yang sah menurut Islam atau
AlQuran. Pancasila dan UUD 1945, menurutnya, telah mengusung
semangat dan prinsip kekhilafahan yang sesuai dengan apa yang
disyaratkan Islam atau Al-Quran.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Mendirikan negara Islam dan menjalankan syariat Islam sebagai acuan
berlangsungnya peraturan di negara Indonesia adalah wajib menurut kelompok
yang mengikuti fahamnya. Sedangkan di wilayah nusantara ini adalah negara
yang didiami oleh penduduk yang majemuk terdiri dari bukan hanya masyarakat
muslim namun terdapat pula agama-agama lain dan dengan berisikan berbagai
macam bentuk karakter dan sifatnya. Adalah sebuah jawaban dan hal ini tidak
relevan jika sistem khilafah yang diusung oleh kelompok yang berfaham radikal
hendak berusaha merubah sistem negaranya. Mayoritas pengamat politik-pun
menyatakan tentang sistem khilafah yang hendak diusung di Indonesia adalah hal
yang mustahil untuk diterapkan. Hingga saat ini, satu-satunya ideologi bangsa dan
negara, yaitu Pancasila dan UUD 1945 adalah sebuah sistem kenegaraan yang
memiliki relevansi dengan aturan atau syariat Islam. Dengan dalih kemajemukan
dalam berkehidupan adalah semboyan bhineka tunggal ika.
DAFTAR PUSTAKA

Adhanyanto, O. (2011). Khilafah dalam sistem pemerintahan islam. Jurnal Ilmu


Politik dan Ilmu Pemerintahan, 1(1), 80–98.

Astuti, N. D. (2018). Relationship Between Santri’s Behaviors and Physical


Environment with Ari Incidence in Assalafi Al Fithrah Islamic Boarding
School Surabaya. Jurnal Kesehatan Lingkungan, 10(2), 201.
https://doi.org/10.20473/jkl.v10i2.2018.201-210

Bagus, A. M., Ps, K., Wahid, A., Perwira Yustika, G., Tinggi, S., & Surabaya, I.
K. (2018). Kontroversi Penerapan Khilafah Di Indonesia. Jurnal Islamika:
Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman, 18(01), 19–24.

Anda mungkin juga menyukai