Anda di halaman 1dari 14

Mata Kuliah Dosen Pembimbing

Ushul fiqih Drs. Kaizal Bay, M.Si.

AQIQAH

Di Susun Oleh:

Arif Rahman Hakim


11732102966

Prodi Ilmu Al-Quraan dan Tafsir


Fakultas Ushuluddin
Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau
2017
KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah segala puji hanya milik Allah SWT. yang pada
akhirnya karena berkat limpahan dan rahmat-Nya penyusun mampu
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Hukum Islam Di Malaysia.

Islam adalah agama universal yang di dalamnya mencakup segala aspek


kehidupan sosial bagi umatNya. Agama Islam mengajarkan untuk senantiasa
melakukan ibadah sebagai wujud rasa syukur kepada Allah SWT. Ajaran Islam
menyuruh manusia supaya saling tolong menolong, dan bermuamalah sesuai
dengan syariat islam. Karena sudah merupakan kodratnya bahwa manusia tidak
bisa hidup sendiri, agar tujuan mereka tercapai sebagaimana mestinya.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas bagi
para pembaca. Dan kami sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan.
Untuk itu, kepada dosen pengampu mata kuliah ini kami meminta masukkannya
demi perbaikan penyusunan makalah selanjutnya.

Pekanbaru, 12 Desember 2017

Penulis

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ ii
DAFTAR ISI.........................................................................Error! Bookmark not defined.
BAB I .................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 4
A. Latar Belakang ...................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah ................................................................................................ 4
BAB II................................................................................................................................. 5
PEMBAHASAN ................................................................................................................. 5
A. Sejarah Hukum Islam di Malaysia ...................................................................... 5
B. Hukum Islam di Malaysia Saat Masa Kerajaan dan Masa Sekarang ............. 7
C. Hukum Yang Berjalan di Masa kini ................................................................. 11
BAB III ............................................................................................................................. 13
PENUTUP ........................................................................................................................ 13
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 14

iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Hukum Islam mencakup berbagai dimensi. yaitu dimensi abstrak dan


dimensi konkret. Dimensi abstrak tercermin dalam wujud segala perintah dan
larangan Allah dan Rasul-Nya. Dimensi konkret bisa dilihat dalam wujud perilaku
mempola yang bersifat ajeg dikalangan orang Islam sebagai upaya untuk
melaksanakan titah Allah dan Rasul-Nya. Lebih konkret lagi, dalam wujud perila-
ku manusia (amaliyah), baik individual mau-pun kolektif.

Di samping itu, hukum Islam juga men-cakup substansi yang


terinternalisasi ke da-lam berbagai pranata sosial. Oleh karena itu, para ilmuan
hukum Islam merumuskan, bah-wa secara efistemologis ada tiga istilah yang
digunakan ketika menyebut hukum Islam, yaitu (1) syariah, (2) fiqh dan (3)
hukum Islam. Ketiga istilah tersebut, meski dari asfek etimologis dan terminologis
memiliki makna dan pengertian yang berbeda. Namun dalam realitasnya
terkadang makna dan pengerti-annya sama.

Kekaburan penggunaan istilah itu, dapat dilihat dalam literature barat.


Misalnya, isti-lah Islamic law digunakan sebagai padanan dari istilah syariah dan
fiqh. Artinya, ketika istilah Islamic law dipakai, itu bisa berarti syariah dan bisa
juga berarti fiqh. Di Indonesia, Hukum Islam merupakan istilah khas Indonesia
yang agaknya diterjemahkan secara harfiyah dari term Islamic law dari literature
barat.1

B. Rumusan Masalah
1. Sejarah Hukum Islam di Malaysia
2. Hukum Islam Saat di Kerajaan dan Masa Sekarang
3. Hukum yang berjalan di masa kini.

1
Dedy Ismatullah, Sejarah Sosial Hukum Islam (Bandung: Tsabita. 2008), cet. ke-1, hlm. 23.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Hukum Islam di Malaysia

Malaysia merupakan suatu negara yang menggunakan sistem kerajaan


(Negara) fe-deral di Asia Tenggara yang menempati wila-yah semenanjung
Malaka, dan sebagian Kali-mantan Utara. Negara ini terdiri dari dua ba-gian,
yakni Malaysia Barat yang merupakan dataran rendah yang terdiri dari Kedah, Se-
langgor, Johor, Kelantan dan Pahang. Se-dangkan Malaysia Timur merupakan
wilayah dataran tinggi yang meliputi Sabah dan Se-rawak. Sejak tahun 1511 M
Malaka dikuasai oleh Portugis, kemudian oleh Belanda tahun 1641 M, dan
selanjutnya oleh Inggris yang berkuasa cukup lama di daerah tersebut hingga
terbentuk Uni Malaysia pada tahun 1946 M. Negara rancangan Inggris tersebut
meliputi seluruh Malaysia, kecuali Singapura dibawah Komisaris Tinggi Inggriss.
Berkat perjuangan yang gigih, Negara tersebut memperoleh kemerdekaan dan
sekaligus di-terima menjadi anggota PBB tahun 1957 M. Dan sejak tahun 1963 M
berganti nama men-jadi Malaysia. Tahun 1965 M Singapura me-lepaskan diri dari
Federasi Malaysia dan ber-diri sendiri sebagai Negara merdeka.2

Pengaruh kebangkitan Islam di Malay-sia, juga tidak terlepas dari


dinamika kebang-kitan Islam di beberapa Negara Arab dan Negara-negara muslim
lainnya, seperti prog-ram Islamisasi Zia ul Haq (1977-1988 M), Revolusi Islam
Iran (1978-1981 M) dan lain-lain. Perkembangan politik di era 1990-an,
mengantarkan Malaysia banyak diklaim se-bagai Negara muslim yang paling
getol me-nyuarakan isu-isu Islam, demokrasi, anti kolonialisme dan imprialisme
dan menem-patkan Malaysia sebagai Negara muslim di kawasan Asia Tenggara
yang banyak disoroti oleh dunia Barat. Misi politik pluralistic dengan memadukan
kesatuan agama dan etnik terbukti berhasil mempersatukan ke-ragaman etnik dan
agama dikalangan masya-rakat Negara tersebut.

2
Ensiklopedi Umum (Jakarta: Kanisius. 1973), hlm. 57.

5
Upaya melaksanakan hukum Islam se-lain bidang ibadah dan kekeluargaan
(perka-winan, perceraian, kewarisan) di Negara-ne-gara Asia Tenggara saat ini
merupakan fe-nomena cultural umat yang latar belakang-nya dapat dilihat dari
berbagai segi. Diantara-nya ialah bahwa hukum Islam telah menjadi hukum yang
hidup dalam masyarakat yang beragama Islam di Asia Tenggara, termasuk juga
Negara Malaysia.

Hukum Islam di Malaysia dalam sejarahnya terdiri atas tiga fase:

(1). Periode Melayu, (2). Periode Penjajahan Inggris, dan (3). Periode
Kemerdekaan.7 Pada periode Melayu, telah dihasilkan bebe-rapa pokok hukum
serta terjemahannya. Seperti kodifikasi hukum yang termuat dal-am Prasasti
Trengganu yang ditulis dalam aksara Jawi, tahun 1303 M. Risalah hukum
Qanun atau Buku Hukum Singkat Malaka yang memuat empat pokok
hukum: yaitu (1). Hukum pemilikan Malaka (the malaca Law Proper), (2).
Hukum Maritim, (3). Hukum Ke-luarga Islam, dan (4). Hukum kewajiban-
kewajiban orang Islam.

Empat pokok hukum di atas, disamping mereduksi hukum adat melayu


serta aturan istana juga diimbuhi hukum Islam. Bahkan pokok hukum keluarga
Islam hampir seba-gian besar memuat aturan-aturan hukum dari mazhab Syafii.
Naskah hukum itu merupakan terjemahan dari kitab Minhaj al-Thlibn karya
Imam Nawwi, Taqrb Ab Suja, Fathhul Qarb Ibn Qasim al-Ghazzi, dan
Hasiya al fath al-Qarb karya Ibrhim al-Bajr. Pada abad 20, Hukum Johor
juga mengikuti Risalah Hukum Qanun. Hukum itu mengambil sepenuhnya
kodifikasi hukum Islam yang di buat di Turki dan Mesir melalui terjemahan dan
dipakai di Malaysia. Karena itulah, Majallat al-Ahkam diterjemahkan menjadi
Majalah Ahkam Johor dan kitab Undang-undang Hukum Hanafi oleh Qadri Pasha
di terjemahkan menjadi Ahkam Syariyyah Jo-hor.3

Selain buku Hukum Melayu, teks standar Mazhab Syafii disebarkan


dengan di-sertai ulasan atau terjemahan dalam bahasa Melayu. Tercatat, ada

3
Ibid. hlm. 98.

6
beberapa sarjana Me-layu yang menulis ulasan atau terjemahan karya ulama-
ulama abad pertengahan seper-ti, Syekh Daud bin Idris yang menulis kitab Furu
al-Masail wa Ushl al-Masil yang bera-sal dari fatwa Ramli, serta sebuah
risalah mengenai perkawinan yang merupakan kom-pilasi dari kitab Minhaj al-
Thalibn, Fath al-Wahhab karya Zakaria al-Ansari dan kitab Tuhfah karya Ibn
Hajar. Kitab tersebut, dike-mudian hari menjadi buku teks bagi sarjana dan
praktisi hukum Islam.

B. Hukum Islam di Malaysia Saat Masa Kerajaan dan Masa Sekarang

Dalam sejarah di nukilkan bahwasanya para sultan Malaka mulai dari


sultan pertama dan sultan yang berkuasa belakangan sangat berminat terhadap
ajaran Islam. Banyak di antara mereka yang berguru kepada ulama-ulama yang
terkenal. Sebagai contoh sultan Muhammad Shah berguru kepada Maulana Abdul
Aziz, Sultan Mansur Syah berguru kepada Kadi Yusuf dan Maulana Abu Bakar.
Dengan adanya para Sultan tersebut belajar Islam dengan para ulama-ulama yang
ada saat itu dan telah memiliki pengetahuan agama yang luas maka para sultan
tersebut sebagaimana yang diungkapkan oleh A.C Milner dalam bukunya Islam
and The Muslim State menjelaskan , bahwasanya Sultan Malaka sebagai orang
yang telah mengajarkan pengetahuan Agama Islam kepada para raja di negeri-
negeri melayu lainnya.

Respon sultan dan rakyat Malaka yang antusias terhadap kedatangan Islam,
pada gilirannya turut pula mengangkat posisi Malaka sebagai pusat kegiatan
berdakwah. Selain rakyat Malaka menyebarkan dakwah keluar negeri, banyak
pula orang luar yang datang ke Malaka untuk menuntut ilmu. Sunan Bonang dan
Sunan Kalijaga, dua ulama terkenal di pulau Jawa menamatkan pengajiannya di
Malaka. Peran Malaka yang begitu penting dalam upaya Islamisasi makin
berkembang setelah sultan Muzzafar Shah yang berkuasa sekitar tahun 1450
menyatakan Islam sebagai agama resmi kerajaan Malaka, sultan Muzzafar shah
juga telah menyusun perundang-undangan di negerinya yang sebagian isinya di
warnai oleh ajaran Islam, yang mana undang-undang tersebut dikenal dengan

7
nama Hukum kanun Malaka. Hukum kanun Malaka tersebut menjadi kitab
sumber hukum dalam menangani beberapa pekara hukum di kesultanan Malaka.
Dengan demikian , Malaka dapat dianggap sebagai kerajaan Melayu pertama yang
menyusun perundangan yang mempunyai unsur-unsur syariah Islam.
Hukum kanun Malaka pada fase berikutnya banyak memberikan pengaruh
pada Undang-undang negara-negara Melayu lainnya. Karena Undang-undang ini
kemudian menjadi acuan dalam penulisan sejumlah kitab hukum di negeri-negeri
Melayu lainnya, seperti kitab Hukum Pahang, UU Sembilan Puluh Sembilan
Perak, Buku Hukum Kedah dari 1650-1784 dan buku Hukum Kedah 1789.
Sehingga dapat dibayangkan bahwa undang-undang Melayu lainnya juga sarat
dengan unsur syariah Islam.
Periode Penjajahan Inggris. Pada periode ini, posisi Hukum Islam sebagai
dasar negara pun berubah. Administrasi hukum Islam dibatasi pada hukum
keluarga dan beberapa masalah tentang pelanggaran aga-ma, sementara yang
terkait dengan hukum kepemilikan dan wasiat, maka hukum Inggris lah yang
diberlakukan. Selama pendudukan Inggris, kekuasaan legislasi berada pada De-
wan Negeri dan Dewan Federal yang dikua-sai oleh pegawai Inggris, meskipun
ras Mela-yu dan yang lain memiliki wakil-wakilnya dalam dewan tersebut. Meski,
kebanyakan hukum yang diundangkan oleh Dewan Nega-ra atau Federal,
menyangkut persoalan admi-nistrasi dan tidak mempengaruhi substansi hukum
Islam, namun demikian yurisdiksi dan kekuasaan pengadilan Syariah menjadi
ter-batas, sementara Pengadilan Sipil menjadi semakin kuat dan lebih tinggi
kedudukannya.4

Periode Kemerdekaan. Pada tahun-tahun awal kemerdekaan Malaysia


tahun 1957 M, pengaruh pegawai serta pakar hukum Inggris masih begitu kuat,
sehingga tidak terjadi perubahan penting dalam penetapan Undang-undang.
Sebagian Undang-undang hanya berkaitan dengan persoalan adminis-tratif,
termasuk yurisdiksi dan kekuasaan Pe-ngadilan Syariah. Baru 30 tahun setelah
merdeka, khususnya pada tahun 1980-an, telah diupayakan perbaikan-perbaikan

4
Sudirman Tebba, Perkembangan Mutakhir Hukum Islam di Asia Tenggara Studi Kasus
Hukum Keluarga dan Pengkodifikasiannya (Cet. I; Bandung: t.p., 1993), hlm. 103.

8
hu-kum Islam dibeberapa negara bagian, khu-susnya untuk menjelaskan,
mengubah dan mengkodifikasikannya.

Hal ini diawali dari sebuah konferensi nasional yang diadakan di Kedah
untuk mem-bicarakan hukum Islam, khususnya yang berkaitan dengan masalah
hukum pidana. Sebagai lanjutan dari konferensi ini, dibentuk sebuah komite yang
terdiri dari ahli hukum Islam dan anggota bantuan hukum untuk
mempertimbangkan berbagai amandemen. Dalam pada itu pula, komite yang
dibentuk itu dikirim ke berbagai negara Islam untuk mempelajari hukum Islam
dan penerapannya dinegara-negara tersebut. Selain hukum ke-luarga dan pidana,
mereka juga mempelajari hukum acara perdata dan pidana.5

Disamping itu, pemerintah Federal sendiri mulai menampakkan perhatiannya


kepada hukum Islam. Untuk itu mereka membentuk sebuah komite guna
menelaah struktur, yurisdriksi, dan wewenang Pengadilan Syar-iah . Komite ini
terdiri dari para ahli hukum Islam, pengacara serta pegawai Pengadilan Sipil, Dari
hasil telaahan komite yang diben-tuk itu, akhirnya komite merekomendasikan
pendirian Pengadilan Syariah dan pemberi-an wewenang serta kedudukan yang
lebih besar kepada hakim Pengadilan Syariah. Pada saat yang sama juga dibuat
komite untuk mempertimbangkan suatu Kitab Undang-undang Hukum Keluarga
Islam yang baru guna menggantikan yang lama serta di-tujukan untuk
menyeragamkan Undang-Undang di negara-negara bagian Malaysia. Di Kelantan,
sebuah komite dibuat untuk mempertimbangkan proposal bagi amande-men
hukum, termasuk usulan struktur Pengadilan Syariah dan proposal Kitab UU
hukum keluarga. Pemerintah Federal juga mem-bentuk komite untuk
mempertimbangkan proposal untuk amandemen UU, bahkan se-bagian dari
anggota ini juga dikirim ke Pakis-tan, Saudi Arabia, Kuwait, dan Mesir untuk
mempelajari hukum Islam dan penerapan-nya disana.

5
Ibid. hlm. 105.

9
Sebagai hasilnya, beberapa UU telah di-tetapkan akhir-akhir ini, diantara UU
itu ada-lah:

1. Administrasi Hukum Islam. Yang meliputi tiga UU


2. Hukum Keluarga, yang meliputi Sembilan (9) UU
3. Acara Pidana, yang meliputi dua (2) UU
4. Acara Perdata, yang meliputi dua (2) UU
5. Hukum Pembuktian dan UU BMT.
Pasca pembuatan Undang-undang di atas, pada decade 90 an dibentuk
Bank dan Asuransi (Takaful) Islam. Oleh Komite yang terdiri dari tiga bidang,
yaitu (1) Bidang syariah, (2). Bidang hukum, (3). Bidang operasi. Dan kerangka
kerja pembentukan Bank Islam di Malaysia ini didasarkan pada Undang-Undang
Perbankan yang sudah ada, hanya kemudian di modifikasi sedemikian rupa untuk
memungkinkan Bank Islam ikut dalam transaksi komersial yang tidak dila-rang
Syariah dan juga untuk membentuk Dewan Penasehat Syariah untuk memberi-
kan nasehat manajemen, selain untuk men-jamin bahwa transaksi yang dilakukan
tidak bertentangan dengan Syariah.
Melihat perjalanan sejarah hukum Islam di Malaysia sebagaimana
diuraikan di atas, terlihat bahwa hukum Islam yang berlaku di Malaysia, baik
hukum Islam yang berlaku secara yuridis formal maupun normatif, pada awalnya
tidak diangkat dari fakta sosial dan tradisi masyarakat tapi diturunkan dari kitab-
kitab kuning, khususnya kitab-kitab ku-ning karya dari ulama Syafiiyyah. Dan
kitab-kitab kuning itu merupakan unsur penting dalam pembentukan hukum Islam
di Malay-sia dan keberlakuannya.

Kitab kuning karya ulama mazhab Syafii memiliki peran yang sangat
besar dalam transmisi hukum Islam, bukan hanya dikomu-nitas kerajaan, tapi juga
di tengah masya rakat Malaysia. Melalui kitab kuning, hukum Islam berhasil
mempengaruhi persepsi ma-syarakat. Tidak sedikit persepsi kaidah sosial,
ekonomi lebih jelas lagi pada praktek keaga-maan yang dibangun berdasarkan
pada pola pandang yang ada dalam kitab kuning karya ulama-ulama mazhab,
khususnya Syafii.

10
Dalam perjalanan dan perkembangan hukum Islam selan-jutnya, hukum
Islam yang berlaku di Malaysia dapat dibagi menjadi dua kategori. Pertama,
hukum Islam yang berlaku secara formal. Hukum Islam dalam kategori pertama
ini masuk pada wilayah hukum negara bagian, baik sebagai bahan bakunya
maupun sebagai materinya. Hukum Islam kategori pertama menjadikan hukum
Islam sebagai hukum positip. Kedua, hukum Islam yang berlaku normatif. Hukum
Islam kate-gori kedua ini adalah hukum Islam yang menyangkut praktek
keagamaan individu. Seperti sholat, puasa dan ibadah-ibadah indi-vidu lainnya.

Berdasarkan fakta sosiologis, dalam per-jalanannya, pemberlakuan dan


pengkodifi-kasian hukum Islam di Malaysia memiliki hambatan-hambatan, baik
dari aspek kon-septual, maupun pada tataran praktis (tatbiq). Hambatan-hambatan
itu antara lain adalah, adanya upaya pemarjinalan dari pen-jajahan Inggris dan
pengikutnya yang tidak menghendaki hukum Islam masuk pada sis-tem hukum
Negara-negara bagian. Setelah itu, ketika Melayu Muslim memegang tam-puk
kekuasaan di Negara-negara bagian di Malaysia dengan politik pluralistiknya
yang memadukan unsur etnik dan agama Islam, hukum Islam menemukan
bentuknya yang sempurna dalam peraturan perundang-unda-ngan di negara-
negara bagian di Malaysia.

Transformasi hukum Islam ke dalam peraturan perundang-undangan di


Malaysia, merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh para pemimpinnya.
Hal ini mereka la-kukan dengan membentuk komite ahli yang dibentuk oleh
pemerintah Negara bagian di Malaysia.6

C. Hukum Yang Berjalan di Masa kini

Secara umum, Malaysia memiliki tiga kelompok etnis: Melayu, Cina, dan
India. 58 persen populasi beretnis Melayu, 28 persen Cina, dan 7 persen India.
Terdapat pula kelompok penduduk asli (aborigin), yang merupakan 2 persen dari
populasi (dengan persentase yang lebih tinggi di daerah Malaysia Barat). Bahasa
resmi Malaysia adalah Bahasa Melayu. Berbagai dialek Cina juga digunakan,

6
Artikel, Asy-Syariah Vol. 16, No. 3, Desember 2014, hlm 193.

11
diantaranya Cantonese, Mandarin, Hokkien, Hakka, Hainanese, dan Foochow.
Bahasa India yang digunakan diantaranya adalah bahasa Tamil, Malayalam, dan
Punjabi. Banyak bahasa penduduk asli juga dugunkan, khususnya bahasa Iban dan
Kadazan dari penduduk asli Malaysia Timur. Sebagian besar penduduk memiliki
kemampuan berbahasa Inggris. Tingkat melek huruf sebesar 84 persen. Agama
Sebagian besar penduduk Malaysia beragama Islam. Penduduk keturunan India
sebagian besar beragama Hindu walaupun terdapat sekelompok kecil pengikut
Sikh. Penduduk Cina sebagian besar beragama Buddha, Konfusianisme, atau
Taoisme. Terdapat juga beberapa kelompok yang beragama Kristen.

Jenis Sistem Hukum Sebagai bekas jajahan Inggris, Malaysia tetap


mempertahankan tradisi hukum kebiasaan Inggris. Tradisi ini berdiri ditengah-
tengah sistem hukum Islam (yang dilaksanakan oleh pengadilan Syariah) dan
hukum adat berbagai kelompok penduduk asli.7

7
www. Gats_shmh. Diakses pada tanggal 12 desember 2017.

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan paparan di atas dapat di-simpulkan bahwa transformasi dan


pembaharuan hukum Islam kedalam peraturan pe-rundang-undangan suatu Negara
yang mayo-ritas penduduknya muslim, merupakan sebu-ah keniscayaan sejarah
perjalanan umat Is-lam, termasuk juga di Malaysia. Hal itu kare-na, umat Islam
saat ini disatu pihak memer-lukan keberadaan hukum Islam sebagai hu-kum
agama yang dapat mengayomi kehidu-pan dunia dan akhirat mereka. Di pihak
lain, umat Islam melihat bahwa hukum Islam yang terpublikasikan dalam kitab-
kitab fiqh salaf, dalam banyak hal sudah dianggap kurang re-levan dan tidak dapat
diharapkan untuk me-ngayomi keduniaan mereka. Oleh karena itu, para ahli
hukum Islam kontemporer ingin mencoba mengkaji kembali hukum Islam itu
dalam kontek kekinian dan kelokalan.

13
DAFTAR PUSTAKA

Dedy Ismatullah, Sejarah Sosial Hukum Islam, cet. ke-1. Bandung: Tsabita. 2008.
Ensiklopedi Umum. Jakarta: Kanisius. 1973.
Sudirman Tebba, Perkembangan Mutakhir Hukum Islam di Asia Tenggara Studi
Kasus Hukum Keluarga dan Pengkodifikasiannya Cet. I; Bandung: t.p., 1993.
Artikel, Asy-Syariah Vol. 16, No. 3, Desember 2014.
www. Gats_shmh. Diakses pada tanggal 12 desember 2017.

14

Anda mungkin juga menyukai