Anda di halaman 1dari 11

‫الر ِحي ِْم‬

َّ ‫الرحْ َم ِن‬
َّ ِ‫ّللا‬
‫س ِم ه‬
ْ ‫ِب‬
ُ‫علَ ْي ُك ْم َو َرحْ َمةُ للاِ َوبَ َركَاتُه‬
َ ‫سالَ ُم‬
َّ ‫ال‬

MAKALAH

“PENGANTAR SEJARAH PERADABAN ISLAM”

DOSEN PENGAMPU : May Sakinah, M.Sos

DISUSUN OLEH :

M.HAIKAL (

PUTRA SALIM (

SOYAH HUMAIRA (0701183261)

ILMU KOMPUTER 5

PROGRAM STUDI ILMU KOMPUTER

FAKULTAS SAINS & TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

T.A. 2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah Swt. Karena berkat rahmat,
taufik, hidayah-Nya kami bisa menyelesaikan tugas penyusunan makalah Sejarah
Peradaban Islam dengan judul “Pengantar Sejarah Peradaban Islam”.
Kami sebagai Penyusun makalah ini mengucapkan terima kasih kepada
Ibu May Sakinah, M.Sos selaku dosen pengampu mata kuliah Sejarah Peradaban
Islam yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam penyusunan makalah
ini.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, makalah ini masih banyak dapat kekurangan dan kelemahan,karna itu
dengan tangan terbuka kami sangat mengharapkan saran yang bersifat
membangun dari para pembaca dan pendengar untuk perbaikan dan
penyempurnaan pada masa-masa mendatang.
Dan kami berharap, semoga makalah ini bisa memberikan suatu
kemanfaatan bagi kami penyusun dan para pembaca serta refrensi bagi penyusun
makalah yang senada di waktu yang akan datang,akhirnya kami berserah diri
kepada Allah Swt seraya memohon mudah-mudahan upaya penyusunan makalah
ini ada manfaatnya.
Medan,17 September 2019

Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................... 2
BAB I .................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 4
A. Latar Belakang ...................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah ................................................................................................ 4
C. Tujuan .................................................................................................................... 4
BAB II................................................................................................................................. 5
PEMBAHASAN ................................................................................................................. 5
A. Arti Sejarah, Peradaban dan Islam ............................................................................. 5
B. Kebudayaan dan Peradaban........................................................................................ 6
C. Hubungan Alquran dan Hadis dengan Peradaban ...................................................... 7
D. Metode Penulisan Sejarah .......................................................................................... 9
BAB III ............................................................................................................................. 11
PENUTUP ........................................................................................................................ 11
A. Kesimpulan .......................................................................................................... 11
B. Saran .................................................................................................................... 11
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam sejarah kebudayaan ummat manusia proses tukar-menukar dan
interaksi (intermingling) atau pinjam meminjam konsep antara satu kebudayaan
dengan kebudayaan lain memang senantiasa terjadi, seperti yang terjadi antara
kebudayaan barat dan peradaban islam. Dalam proses ini selalu terdapat sikap
resistensi dan akseptansi. Namun dalam kondisi dimana suatu kebudayaan itu
lebih kuat dibanding yang lain yang tejadi adalah dominasi yang kuat terhadap
yang lemah. Istilah ibn khaldun, "masyarakat yang ditaklukkan, cenderung meniru
budaya penakluknya".
Ketika peradaban islam menjadi sangat kuat dan dominan pada abad
pertengahan, masyarakat eropa cenderung meniru atau "berkiblat ke islam". Kini
ketika giliran kebudayaan barat yang kuat dan dominan maka proses peniruan itu
juga terjadi. Terbukti sejak kebangkitan barat dan lemahnya kekuasaan politik
islam, para ilmuwan muslim belajar berbagai disiplin ilmu termasuk islam ke
barat dalam rangka meminjam. Hanya saja karena peradaban islam dalam kondisi
terhegemoni maka kemampuan menfilter konsep-konsep dalam pemikiran dan
kebudayaan barat juga lemah.
B. Rumusan Masalah
1. Apa arti sejarah peradaban islam?
2. Bagaimana kebudayaan dan peradaban?
3. Bagaimana hubungan al-qur’an dan hadist dengan peradaban?
4. Bagaimana Metode Penulisan sejarah?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui arti sejarah peradaban
2. Untuk mengetahui kebudayaan dan peradaban?
3. Untuk mengetahui hubungan al-qur’an dan hadist dengan peradaban?
4. Untuk mengetahui metode penulisan sejarah?
BAB II

PEMBAHASAN

A. Arti Sejarah, Peradaban dan Islam


Sejarah, dalam Bahasa Arab tarikh atau history(Inggris), adalah cabang
ilmu pengetahuan yang berkenaan dengan kronologi berbagai peristiwa, Definisi
serupa diungkapkan oleh Abd.Ar-Rahman As-Sakhawi bahwa sejarah adalah seni
yang berkaitan dengan serangkaian anekdot yang berbentuk kronologi peristiwa.
Secara teknis formula, Nisar Ahmad Faruqi menjelaskan formula yang digunakan
di kalangan sarjana Barat bahwa sejarah terdiri atas (man+time+space=history)

Menurut Gottschalk, pengertian sejarah tidak lebih dari sebuah rekaman


peristiwa masa lampau manusia dengan segala sisinya. Sementara itu, Ibn
Khaldun berpandangan bahwa sejarah tidak hanya dipahami sebagai suatu
rekaman peristiwa masa lampau , tetapi juga penalaran kritis untuk menemukan
kebenaran suatu peristiwa di masa lampau. Dengan demikian, unsur penting
dalam sejarah adalah adanya peristiwa, adanya batasan waktu, yaitu masa lampau,
adanya pelaku, yaitu manusia, dan daya kritis dari peneliti sejarah.

Sejarawan Indonesia, seperti Sartono Kartodirdjo dalam bukunya


Pendekatan Ilmu Sosial Dalam Metodologi Sejarah, membagi pengertian sejarah
pada pengertian subjektif dan objektif.

Sejarah dalam arti subjektif adalah satu konstruk, yakni bangunan yang
disusun penulis sebagai sutu uraian atau cerita. Uraian atau cerita itu merupakan
suatu kesatuan atau unit yang mencakup fakta-fakta terangkaikan untuk
menggambarkan suatu gejala sejarah, baik proses maupun struktur. Kesatuan itu
menunjukan koherensi, artinya unsur bertalian satu sama lain dan merupakan satu
kesatuan. Fungsi unsur-unsur itu saling menopang dan saling bergantung satu
sama lain. Disebut subjektif tidak lain karena sejarah memuat unsur-unsur dan isi
subjek(pengarang,penulis). Karena pengetahuan maupun gambaran sejarah adalah
hasil penggambaran atau rekonstruksi dari pengarang, mau tidak mau memuat
sifat-sifat, gaya bahasa, struktur pemikiran, pandangan, dan sebagainya.
Sejarah dalam arti objektif adalah menunjuk kejadian atau peristiwa itu
sendiri, yakni proses sejarah dalam aktualitasnya. Kejadian itu sekali terjadi tidak
dapat diulang atau terulang lagi. Orang yang memiliki kesempatan mengalami
suatu kejadian pun sebenarnya hanya dapat mengamati sebagian dari totalitas
kejadian itu. Oleh karena itu, tidak salah ada yang mengatakan sejarah berulang,
masuk pada pengertian subjektif, Adapun kita perlu belajar sejarah, termasuk
pada pengertian objektif.

Peradaban Islam adalah terjemahan dari kata Arab“ al-hadharah al-


Islamiyyah”. Kata Arab ini sering juga diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia
dengan kebudayaan Islam. Kebudayaan dalam bahasa Arab adalah ats-tsaqafah.
Di Indonesia, sebagaimana juga di Arab dan Barat, masih banyak orang
menyinonimkan dua kata kebudayaan (Arab, ats-tsaqafah; Inggris, culture) dan
peradaban (Arab, al-hadharah; Inggris, civilization). Dalam perkembangan ilmu
antropologi sekarang, kedua istilah itu dibedakan. Kebudayaan adalah bentuk
ungkapan tentang semangat mendalam suatu masyarakat, sedangkan manifestasi-
manifestasikemajuan mekanis dan teknologis lebih berkaitan dengan peradaban.
Kalau kebudayaan lebih banyak direfleksikan dalam seni, sastra, religi (agama),
dan moral, peradaban terefleksi dalam politik,ekonomi, dan teknologi.

B. Kebudayaan dan Peradaban


Menurut Koentjaraningrat, kebudayaan paling tidak mempunyai tiga
wujud:

1) Wujud ideal, yaitu wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks


ide,gagasan, nilai-nilai, norma-nora,peraturan, dan sebagainya,
2) Wujud kelakuan, yaitu wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks
aktivitas kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat,
3) Wujud benda, yaitu wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya.
Adapun istilah peradaban biasanya dipakai untuk bagian-bagian dan unsur-
unsur dari kebudayaan yang halus dan indah. Menurutnya, peradaban sering juga
dipakai untuk menyebut suatu kebudayaan yang mempunyai sistem teknologi,
seni bangunan, seni rupa , sistem kenegaraan, dan ilmu pengetahuan yang maju
dan kompleks.

Berdasarkan berbagai pengertian diatas, tampaknya para ahli sampai saat ini
masih belum menemukan secara pasti perbedaan dalam memaknai arti keduanya
(kebudayaan dan peradaban). Untuk memudahkan hubungan anatar kebudayaan
dan peradaban dalam studi ini pendapat Oswald Speengler yang dikutip Samuel P.
Huntington, bahwa kebudayaan adalah untuk menunjuk upaya-upaya manusia
yang masih terus berlanjut, sedangkan peradaban untuk menunjukkan titik akhir
dari kegiatan mereka, tampaknya, sedikit banyak bisa membedakannya.
Kebudayaan pada perpektif ini lebih dipandang sebagai bentuk respons
masyarakat manusia dengan berbagai prosesnya yang bersifat teknis dan
konseptual yang terus berkelanjutan terhadap persoalan di sekelilingnya.
Sebaliknya, peradaban mengandung pengertian yang lebih luas sebagai makna
puncak, spirit keseluruhan, dan bersifat universal, sebagai karakter umum dari
sebuah zaman dan titik akhir dari berbagai hasil proses kebudayaannya.

C. Hubungan Alquran dan Hadis dengan Peradaban


Dalam keyakinan ummat islam bahwa Al-Quran adalah firman Allah yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad S.A.W. yang membacanya bernilai ibadah.
Disamping Al-Quran, Hadits adalah sabda (perkataan, Qawl), perbuatan (Fi’li),
ketetapan ( taqri), dan sifat yang disandarkan kepada Nabi Muhammad S.A.W.
Dalam proses sejarah, ulama dalam berbagai generasi berusaha menangkapkan
maksud Allah yang terdapat dalam kitab-Nya. Oleh karena itu, ulama menentukan
berbagai cara dalam memahami maksud-maksud Allah. Karena banyaknya cara
yang digunakan oleh ulama dalam memahami Al-Quran, ulama kemudian
dikelompokkan kedalam berbagai aliran sesuai dengan kecenderungan. Dalam
memahami Al-Quran, sebagian ulama cenderung pada pendekatan kualitas
keutamaan struktural.
Prosedur penafsiran Al-Quran merupakan produk pemikiran ulama dalam
rangka memahami kandungan makna Al-Quran. Oleh keran itu, ia dapat disebut
sebagai “kebudayaan” karena produk pemikiran ulama (manusia). Disamping itu,
ia pun dapat disebut sebagai peradaban karena prosedur tersebut termasuk maju
(terutama dari segi semangat memahami dan menjalankan kitab suci) dan
dilakukan oleh ulama pada jamannya. Akan tetapi, sebagian umat islam tidak sreg
(keberatan) apabila ilmu quran (ulum quran) disebut sebagai kebudayaan atau
peradaban.
Menurut Nuchcolis Madjid, agama dan budaya adalah dua bidang yang
dapat dibedakan tapi tidak dapat dipisahkan. Agama bernilai mutlak, tidak
berubah menurut perubahan waktu dan tempat. Tetapi budaya, sekalipun
berdasarkan agama, dapat berubah dari waktu ke waktu dan dari tempat ke
tempat. Sementara kebanyakan budaya berdasarkan agama, namun tidak pernah
terjadi sebaliknya, agama berdasarkan budaya. Oleh karena itu, agam adalh
primer, dan budaya adalah sekunder. Budaya dapat berupa ekspresi hidup
keagamaan.
Dalam pandangan Harun Nasution, agama pada hakikatnya mengandung
dua kelompak ajaran. Pertama, ajaran dasar yang diwahyukan Tuhan melalui para
Rasul-Nya kepada masyarakat manusia. Ajaran dasar yang demikian terdapat
dalam kitab- kitab suci. Ajaran – ajaran yang terdapat dalam kitab- kitab suci itu,
memerlukan pennjelasan tentang arti dan cara pelaksanaannya. Penjelasan-
penjelasan ini diberikan oleh pemuka-pemuka atau ahli-ahli agama. Penjelasan-
penjelasan mereka terhadap ajaran dasar agama adalah kelompok kedua dari
ajaran agama. Kelompok pertama, karena merupakan wahyu,dari Tuhan, bersifat
absolut, mutlak benar, kekal, tidak berubah dan tidak bisa diubah. Kelompok
kedua, karena merupakan penjelasan dan dengan demikkian hasil pemikiran
pemuka atau ahli agama, pada hakikatnya tidaklah absolut tidak mutlak benar, dan
tidak kekal. Kelompok kedua ini bersifat relatif, nisbi, berubah, dan dapat diubah
sesuai dengan perkembangan zaman.
D. Metode Penulisan Sejarah
Metode sejarah adalah proses menguji dan menganalisa secara kritis rekaman
dan peninggalan masa lampau. Rekontruksi yang imaginative dari masa lampau
berdasarkan data yang diperoleh dengan menempuh prose situ disebut
historiografi (penulisan Sejarah).
1. Metode Penggalian sejarah.
a. Metode lisan (interview) , yaitu dalam pelacakan suatu obyek sejarah
dilakukan dengan interview.
b. Metode Observasi, dalam metode ini obyek sejarah diamati langsung.
Jadi metode observasi merupakan metode pengumpulan data, yakni
penyelidikan yang dijalankan secara sistematis dan sengaja diadakan
dengan menggunakan alat indera terhadap kejadian yang dapat
langsung ditangkap.
c. Metode Dokumenter, metode ini berusaha mempelajari secara cermat
dan mendalam segala catatan atau dokumen tertulis.
d. Biografi, Merupakan sejarah tentang perjalanan hidup seseorang.
Misalnya biografi Ki Hajar Dewantoro, Soeharto dan lain sebagainya.
2. Metode Penulisan Sejarah.
Adapun dalam penulisan sejarah, metode yang dapat digunakan
adalah metode
a. Metode Deskriptif, dengan metode ini digunakan untuk
menggambarkan adanya peradaban Islam tersebut, maksudnya ajaran
Islam sebagai agama samawi yang dibawa Nabi Muhammad yang
berhubungan dengan peradaban diuraikan sebagaimana adanya
dengan tujuan untuk memahami yang terkandung dalam sejarah
tersebut.
b. Metode Komparatif, metode ini merupakan metode yang berusaha
membandingankan sebuah perkembangan peradaban Islam dengan
peradaban Islam lainya. Dalam metode ini dimaksudkan bahwa
ajaran-ajaran Islam dikomparasikan dengan fakta-fakta yang terjadi
dan berkembang dalam waktu serta tempat-tempat tertentu untuk
mengetahui adanya persamaan dan perbedaan dalam suatu
permasalahan tertentu.
c. Metode Analisis Sintesis, metode ini melihat sosok peradaban Islam
lebih kritis, ada analisis bahasan yang lebih luas serta kesimpulan
yang spesifik.
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pada uraian-uraian di atas, maka dapatlah ditarik
beberapa kesimpulan, yakni sebagai berikut :
1. Sejarah peradaban islam adalah kejadian-kejadian masa lampau yang
merupakan produk budaya yang di hasilkan oleh orang-orang islam di
bawah naugan pemerintah islam.
2. Peradaban islam bernula ketika agama islam diturunkan kedunia melalui
nabi Muhammad, sejak itulah peradaban islam lahir dan menancapkan
diri dalam sejarah dunia. Nabi muhammad membawa ajaran islam dengan
nilai-nilai yang telah disampaikan kepada manusia membawa sepanjang
masa kenabiannya. Baik berupa kitab suci (al-qur’an) atupun melalui
tingkah laku dan pentunjuk-petunjuk beliau.
3. Membangun suatu peradaban harus menguasai Ilmu pengetahuan dan
teknologi, hal itu harus berawal dari diri pribadi Islam itu sendiri
4. Adanya Prosedur penafsiran Al-Quran dari produk pemikiran ulama
memberikan pemahaman bahwa al Quran dan Hadits memberikan
motivasi kepada umat Islam untuk melakukan pengembangan dan
kemajuan peradaban.
5. Sejarah merupakan rekaman peninggalan masa lalu sehingga Islam harus
mengetahui dan menuliskan secara terinci dan sistematis dengan
menggunakan metodologi penulisan sejarah.

B. Saran
Setelah menguraikan permasalahan demi permasalahan, maka penulis
menyadari masih banyak kesalahan dan kekeliruan yang terdapat dalam
penyusuanan makalah ini, baik dari segi penulisan maupun dalam pembasannya.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritikan yang bersifat
membangun sehingga dalam penyusunan makalah-makalah selanjutnya dapat
lebih sempurna.

Anda mungkin juga menyukai