Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

Pengertian Sejarah Dan Ruang Lingkup Sejarah Sebagai Ilmu Dan


Peletakan Dasar-Dasar Pengkajian Sejarah Peradaban Islam

Disusun untuk memenuhi tugas

Mata Kuliah: Sejarah Peradaban Islam

Dosen Pegampu: Drs. Abd Khalis Razak, M.pd

Disusun Oleh:

Nur Azizah Oktaviani (3120210045)

Dewi Pandu Kusuma Ningrum (3120210025)

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM AS-SYAFI’IYAH

TAHUN 2021-2022
KATA PENGANTAR
‫ِبْس ِم ِهّٰللا الَّرْح َم ا ِن الَّر ِح ْيم‬

Assalamu’alaikum. Wr. Wb.

Alhamdullilahirabbil’alamin, segala puji bagi Allah SWT shalawat beserta salam tercurahkan
kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Beserta keluarga, sahabat, dan pengikutnya,
yang telah membawa kita dari alam kebodohan ke alam yang berilmu pengetahuan. Dalam
rangka melengkapi tugas dari mata kuliah Sejarah peradaban islam, dengan judul “Pengertian
Sejarah Dan Ruang Lingkup Sejarah Sebagai Ilmu Dan Peletakan Dasar-Dasar Pengkajian
Sejarah Peradaban Islam”. Dalam pembuatan makalah ini, penulis menyadari bahwa makalah
ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari cara penulisan, maupun isinya.

Dalam proses penyusunan makalah ini penulis ingin mengucapkan terimakasih yang
sebanyak-banyaknya kepada Bpk. Drs. Abd Khalis Razak, M. pd selaku dosen mata kuliah
Sejarah peradaban islam. Selanjutnya, penulis masih memerlukan kritikan dan saran-saran
yang dapat membangun demi kesempurnaan makalah ini. Karena sesungguhnya tiada yang
sempurna di dunia ini. Akhirnya hanya kepada Allah SWT kita kembalikan semua, karena
kesempurnaan hanya milik Allah SWT semata.

Wassalamu’alaikum. Wr. Wb.


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................................2

DAFTAR ISI.................................................................................................................................3

BAB 1...................................................................................................................................................4

PENDAHULUAN.................................................................................................................................4

1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................................4

1.3 Tujuan Pembahasna.....................................................................................................................5

BAB 2...................................................................................................................................................6

PEMBAHASAN...................................................................................................................................6

2.1 Pengertian Sejarah.......................................................................................................................6

2.2 Kebudayaan dan Peradaban.........................................................................................................7

2.3 Islam didalam sejarah peradaban.................................................................................................8

2.4 Ruang lingkup Sejarah Peradaban Islam......................................................................................9

2.5 Metode.........................................................................................................................................9

2.6 Dasar-Dasar Peradaban Islam....................................................................................................10

2.7 Periodesasi Perkembangan Peradaban Islam.............................................................................12

BAB 3...................................................................................................................................................14

PENUTUP.............................................................................................................................................14

3.1Kesimpulan.................................................................................................................................14

3.2 Saran..........................................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................................15
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Istilah Sejarah berasal dari bahasa Arab yaitu “Syajaratun” yang berarti “Pohon”.
Penggunaan kata tersebut dalam konteks masa lalu mengacu pada pohon silsilah. Dalam hal
ini arti sejarah itu hanya mengacu pada masalah asal usul atau keturunan seseorang.
Sejarah merupakan ilmu yang menyelidiki perkembangan peristiwa dan kejadian-kejadian di
masa lampau. Sejarah ialah berupa kejadian-kejadian atau peristiwa-
peristiwa yang berhubungan dengan manusia,ruang,dan waktu,yaitu menyangkut
perubahan yang nyata di dalam kehidupan manusia.

Sejarah adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang manusia dan kemanusiaan, yang mana
ilmu ini termasuk ke dalam ilmu pengetahuan sosial. Ilmu sendiri terbagi menjadi 2 bagian:
pertama; Ilmu Pengetahuan Sosial (Social Science) merupakan ilmu yang mempelajari segala
hal tentang manusia yang didedikasikan untuk memeriksa masyarakat. Yang mana
Cabang ilmu ini mempelajari bagaimana orang berinteraksi antar individu, baik didalam
berperilaku (bersikap), berkembang sebagai budaya, dan mempengaruhi dunia. Sedangkan,
kedua; Ilmu pengetahuan Alam (Natural Science), merupakan ilmu yang mempelajari benda-
benda alam dengan hukum-hukum yang pasti dan umum yang memiliki sifat umum dan
tetap.

Di samping sebagai suatu ilmu, sejarah juga mengandung unsur seni, sebab dokumen-
dokumen yang dianggap fakta itu hanya merupakan benda mati yang tidak dapat berbicara ia
baru menjadi berharga sebagai sebuah sejarah jika telah diseleksi. Kemudian disusun, dan
dideskripsikan dengan baik. Proses demikian ini disebut dengan Historiografi. Dalam
Historiografi inilah unsur seni kemungkinan masuk kedalamnya, sebab dalam kerja
penyusunan fakta-fakta menjadi deskripsi itu kreatifitas sangat diperlukan, dan semakin
tinggi unsur kreatifitas dalam pemaparan fakta-fakta sejarah, semakin tinggi pula nilai,
manfaat, dan arti sebuah sejarah. Setelah kita ketahui pada posisi manakah sejarah itu, maka
barulah kita dapat mencari tentang pengertian sejarah.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengeritian dari sejarah peradaban islam?

2. Mengapa ruang lingkup sejarah sebagai ilmu?

3. Bagaimana peletakan dasar-dasar pengkajian Sejarah Peradaban Islam?

1.3 Tujuan Pembahasna

1. Memberi pengetahuan dan wawasan bagi pembaca ataupun penulis,


2. Guna dapat mengetahui dan Memahami pengertian sejarah dan ruang lingkup sejarah
sebagai ilmu dan peletakan dasar-dasar pengkajian Sejarah Peradaban Islam.
3. mengambil pembelajaran dari apa yang telah dipelajari agar dapat diimplementasikan
dalam kegiatan sehari-hari.
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sejarah

Pengertian sejarah secara etimologi berasal dari kata Arab “syajarah” yang artinya “pohon”.
Sedangkan dalam bahasa Inggris peristilahan sejarah disebut “history” yang berarti
pengetahuan tentang gejala-gejala alam, khususnya manusia yang bersifat kronologis.
Sementara itu, pengetahuan serupa yang tidak kronologis diistilahkan dengan “science”.1

Adapun secara terminologi berarti keterangan yang telah terjadi di kalangannya pada masa
yang telah lampau atau pada masa yang masih ada. Kata tarikh juga dipakai dalam arti
perhitungan tahun, seperti keterangan mengenai tahun sebelum atau sesudah masehi dipakai
sebutan sebelum atau sesudah tarikh masehi. Kemudian yang dimaksud dengan ilmu tarikh
ialah suatu pengetahuan yang gunanya untuk mengetahui keadaan-keadaan atau kejadian-
kejadian yang telah lampau maupun yang sedang terjadi di kalangan umat (Cholil, 1969: 15).

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa sejarah itu adalah aktivitas manusia yang
berhubungan dengan kejadian-kejadian tertentu yang tersusun secara kronologis. Selain itu,
Pengertian sejarah juga berarti ilmu pengetahuan yang berikhtiar untuk menggambarkan atau
menjelaskan fenomena kehidupan sepanjang terjadinya perubahan karena adanya hubungan
antara manusia terhadap masyarakatnya.

Ada beberapa devinisi (pengertian) mengenai sejarah dari beberapa sejarawan muslim dan
beberapa sejarawan barat, diantaranya yaitu:

 Ibn Khaldun memberikan batasan sejarah dengan mengemukakan bahwa “Sejarah


menunjukkan kepada peristiwa-peristiwa istimewa atau penting pada waktu atau ras
tertentu”.
 Al-Maqrizi memberikan pengertian sejarah dengan pernyataannya “Sejarah ialah
memberikan informasi tentang sesuatu yang pernah terjadi didunia.”
 W Bauner (1928), seorang sejarawan barat memberikan pengertian sejarah sebagai
berikut: “Sejarah ialah satu ilmu pengetahuan yang berusaha untuk melukiskan dengan
penglihatan yang simpatik menjelaskan fenomena kehidupan sepanjang terjadinya
perubahan karena terjadinya hubungan antara manusia dengan masyarakatnya. Melihat
dampaknya pada masa-masa berikutnya atau yang berhubungan dengan kualitas
mereka yang khas dan berkonsentrasi pada perubahan-perubahan yang temporer dan di
dalam hubungan terhadap yang tidak dapat direproduksi kembali”.

1
1 T. Ibrahim Alfian dkk., Bunga Rampai Metode Penelitian Sejarah (Yogyakarta: Lembaga Riset IAIN Sunan
Kalijaga, 1984), h. 3.
 E Bernhein (1908) mendefenisikan, “Sejarah ialah ilmu yang menyelidiki dan
menceritakan fakta-fakta didalam waktu temporer dan di dalam hubungan dengan
perkembangan dengan umat manusia dalam aktifitas mereka (baik individual maupun
kolektif) sebagai makhluk sosial dalam hubungan sebab akibat”.
 J Huizinga (1936) memberikan rumusan pengertian sejarah dengan redaksi yang sedikit
berbeda, tetapi kandungan isinya tidak jauh berbeda dengan dua sarjana barat yang
sebelumnya Ia merumuskan, “Sejarah adalah bentuk intelektual yang di dalamnya
sivilisasi berhak berbicara untuk dirinya sendiri untuk masa lalunya”.2

Dari beberapa pengertian yang tercantum diatas, walaupun terdapat perbedaan dalam
penekanannya, namun semua sepakat bahwa studi yang dinamakan sejarah itu ialah tentang
peristiwa atau kejadian masa lalu yang tidak hanya sekedar memberi informasi tentang
terjadinya suatu peristiwa, tetapi juga memberikan interprestasi atas peristiwa yang terjadi
dengan melihat hukum sebab dan akibat, bahkan sejarah sangatlah erat kaitannya dengan
manusia, ruang dan waktu. Oleh karena itu, interprestasi baru mungkin terjadi disebabkan
ditemukan bukti-bukti baru, apalagi karena ilmu ini mempelajari tentang manusia yang sering
berubah-ubah dengan perubahan yang sangat besar, yang terkadang sulit dipahami dan
disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan manusia.

2.2 Kebudayaan dan Peradaban

Setelah dikemukakan pengertian sejarah secara umum penjelasan selanjutnya yang diperlukan
dalam studi sejarah peradaban Islam adalah tentang peradaban. Istilah peradaban muncul di
tengah-tengah bangsa Indonesia kisaran tahun 1920, ketika sedang digelorakan rasa
kebangsaan. Namun, siapa yang mengusulkan istilah ini untuk dipergunakannya tidak
diketahui secara pasti.

Peradaban adalah terjemahan dari kata Arab yaitu;”al-haadharah”. Yang juga diterjemahkan ke
dalam bahasa Indonesia dengan “kebudayaan”. Sedangkan, Kebudayaan dalam bahasa Arab
adalah “al-Tsaqafah”. Padahal istilah peradaban dipakai untuk bagian-bagian dan unsur-unsur
dari kebudayaan yang halus dan indah. Peradaban sering juga dipakai untuk menyebut suatu
kebudayaan yang mempunyai sistem teknologi, seni bangunan, seni rupa, sistem kenegaraan
dan ilmu pengetahuan yang maju dan kompleks. Jadi kebudayaan mencakup juga peradaban,
tetapi tidak sebaliknya, sebab peradaban dipakai untuk menyebut kebudayaan yang maju
dalam bentuk ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Dalam pengertian kebudayaan
direfleksikan kepada masyarakat yang terkebelakang atau lampau, sedangkan peradaban
terefleksikan kepada masyarakat yang sudah maju.

2
Nourrazaman Sidiqi, Pengantar Sejarah Muslim, Yogyakarta, Cakra Donya, 1981, h.7
Dra. Achiriah, M.Hum Dra. Laila Rohani, M.Hum,Sejarah peradaban islam,medan, Perdana publishing,2018
Dalam perkembangan ilmu antropologi sekarang, kedua istilah tersebut dibedakan menjadi;
Kebudayaan adalah bentuk ungkapan tentang semangat mendalam suatu masyarakat,
sedangkan manifestasi-manifestasi kemajuan mekanis dan teknologis lebih berkaitan dengan
peradaban. Kalau kebudayaan lebih banyak direfleksikan dalam seni, sastra, religi (agama),
dan moral. Sedangkan peradaban terefleksi dalam politik, ekonomi, dan teknologi (Syarqawi,
1986: 5).

Menurut Koentjaraningrat, kebudayaan paling tidak mempunyai tiga wujud, (1) wujud ideal,
yaitu wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks, ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma,
peraturan dan sebagainya, (2) wujud kelakuan, yaitu wujud kebudayaan sebagai suatu
kompleks aktivitas kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat, dan (3) wujud benda,
yaitu wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya.

Walaupun antara peradaban dan kebudayaan sangat erat hubungannya, namun pengertiannya
tetaplah berbeda, seseorang yang beradab belum tentu berbudaya. Kemajuan dalam bidang
materi tidak mesti sesuai dengan perkembangan akal. Sebaliknya manusia yang berbudaya
belum tentu sungguh-sungguh berkeadaban, contohnya Austria tinggi dalam peradaban namun
tidak dalam peradaban. Sedangkan Amerika tinggi dalam peradaban namun tidak dalam
peradaban, sebab Amerika tinggi dalam kemajuan dan keteraturan tapi tidak tinggi dalam
pengembangan akal, sedangkan Austria tinggi dalam pengembangan akal tetapi tidak tinggi
dalam kemajuan dan keteraturan.

2.3 Islam didalam sejarah peradaban

Agama Islam yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad saw telah membawa bangsa Arab
yang semula terbelakang, bodoh, tidak terkenal, dan diabaikan oleh bangsa-bangsa lain,
menjadi bangsa yang maju. Ia dengan cepat begerak mengembangkan dunia, membina satu
kebudayaan dan peradaban yang sangat penting artinya dalam sejarah manusia hingga
sekarang. Bahkan, kemajuan Barat pada mulanya bersumber dari peradaban Islam yang masuk
ke Eropa melalui Spanyol. Islam memang berbeda dari agama-agama lain. H.A.R. Gibb di
dalam bukunya “Whither Islam” menyatakan, "Islam is indeed much more than a system of
theology, it is a complete civilization". (Islam sesungguhnya lebih dari sebuah agama. Ia adalah
suatu peradaban yang sempurna).3

Islam memang berbeda dengan agama lain. Islam bukan kebudayaan, akan tetapi menimbulkan
kebudayaan. Kebudayaan yang ditimbulkannya dinamakan kebudayaan atau peradaban Islam.
Landasan “peradaban Islam” adalah “kebudayaan Islam” terutama wujud idealnya, sementara
landasan “kebudayaan Islam” adalah agama Islam. Jadi agama Islam melahirkan kebudayaan.
Kalau kebudayaan hasil cipta, rasa dan karsa (kekuatan) manusia, maka agama Islam adalah
wahyu dari Tuhan.

Sejarah mencatat kondisi kebesaran Islam berkat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, di
mana pada waktu itu dunia Islam menjadi kiblat perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi dunia (Mansur, 2004: 7).

Sejarah yang membahas berbagai peristiwa masa lalu, jangan diremehkan dan dibiarkan
seiring dengan berlalunya waktu, sebab begitu besar makna sejarah bagi kehidupan manusia.
"Belajarlah dari sejarah", demikian kata-kata mutiara yang dapat mengingatkan akan makna

3
Dr. Din Muhammad Zakariya, M.Pd.I, Sejarah peradaban islam,malang, CV. Intrans Publishing,2018
sejarah. Bahkan Presiden Pertama RI, Sukarno telah menitipkan sesuatu yang sangat berharga,
berupa "Jasmerah" sebagai akronim dari "Jangan Sekali-kali Melupakan Sejarah" (Mansur,
2004: v).

Pentingnya memahami sejarah peradaban Islam tidak semata-mata untuk mengetahui tanggal,
bulan, tahun dan abad suatu peristiwa peradaban Islam di masa lampau. Namun juga
memahami realitas muslim untuk mengetahui suatu peristiwa peradaban Islam. Dengan
mengkaji sejarah, dapat diperoleh informasi tentang aktivitas peradaban Islam dari zaman
Rasulullah sampai sekarang, mulai dari pertumbuhan, perkembangan, kemajuan, kemunduran,
dan kebangkitan kembali peradaban Islam. Dari sejarah dapat diketahui segala sesuatu yang
terjadi dalam peradaban Islam dengan segala ide, konsep, konstitusi, sistem, dan
operasionalnya yang terjadi dari waktu ke waktu. Jadi, sejarah pada dasarnya tidak hanya
sekedar memberikan romantisme, tetapi lebih dari itu merupakan refleksi historis (Amin, 2015:
14).

2.4 Ruang lingkup Sejarah Peradaban Islam

Para ahli sejarah menjadikan ruang lingkup pembicaraannya pada manusia dan waktu serta
ruang, dengan demikian ruang lingkup penelitian sejarah adalah semua usaha manusia pada
suatu waktu dan pada tempat tertentu. Dengan ruang lingkup yang dikemukakan, maka ada
tujuh lapangan hidup yang dibahas dalam ilmu sejarah, yaitu:

1. Manusia dalam arti individu maupun masyarakat.


2. Ekonomi
3. Politik
4. Ilmu pengetahuan dan teknologi
5. kesenian
6. Hukum
7. Agama dan keyakinan

2.5 Metode

Masalah teori dan metodologi sebagai bagian pokok ilmu sejarah mulai diketengahkan apabila
penulisan sejarah tidak semata-mata bertujuan menceritakan kejadian tetapi bermaksud
menerangkan cerita itu dengan mengkaji sebab-sebabnya, kondisi lingkungannya, konteks
sosial kulturalnya, dan secara mendalam hendak diadakan analisis tentang faktor-faktor kausal,
kondisional, serta unsur-unsur yang merupakan komponen dan eksponen dari proses sejarah
yang dikaji.4

Metodologi dalam studi sejarah mau tak mau menuntut penyesuaian agar dapat meningkatkan
efektifitasnya. Penyesuaian itu akan terwujud sebagai perbaikan kerangka konseptual dan
teoritis sebagai alat analisis. Hal ini dapat dilakukan dengan meminjam berbagai alat analisis
dari ilmu sosial seperti sosiologi, anthropologi, politikologi, dan sebagainya.

Alat analisis dalam ilmu sejarah disebut juga dengan masalah pendekatan. Penggambaran kita
mengenai suatu peristiwa sangat tergantung kepada pendekatan, yaitu dari segi mana kita
memandangnya, dimensi mana kita memperhatikan, unsur-unsur mana yang diungkapkan dan

4
Ibid, h. 17 SPI ACHIRIAH.pdf (uinsu.ac.id)
lain sebagainya. Hasil pelukisannya akan sangat ditentukan oleh jenis pendekatan yang
dipakai.

Dalam lingkungan ilmu sejarah, metodologi sejarah sering disebut Filsafat spekulatif
(pencarian untuk suatu aturan dan suatu hal yang bersifat menyeluruh didalam ilmu
pengetahuan). Jenis filsafat yang pertama bersifat empiris historis, sedangkan yang kedua lebih
bersifat spekulatif.

Karena ilmu sejarah bersifat empiris maka sangat primer pentingnya berpangkal pada fakta-
fakta yang tersaring dari sumber sejarah, sedangkan teori dan konsep hanya merupakan alat
untuk mempermudah analisis dan sintesis sejarah. Maka dari itu, fakta-fakta tidak boleh
dipakai untuk mendukung teori, bahkan sebaliknya, teori yang tidak dapat menerangkan fakta-
fakta perlu ditinggalkan. Didalam sejarah teori terbatas sekali, hanya sekedar untuk membantu
mengatur fakta saja.5

2.6 Dasar-Dasar Peradaban Islam

Dasar-dasar Peradaban Islam pertama kali ditetapkan oleh Nabi Muhammad SAW. Dengan
tujuan untuk memperkokoh masyarakat dan negara baru itu. Beliau meletakan dasar-dasar
tersebut pada saat Beliau berada di Yastrib atau yang sekarang kita kenal dengan nama
Madinah. Tidak seperti pada saat di Mekah, di Madinah Allah SWT banyak menurunkan
wahyu yang berhubungan dengan kehidupan masyarakat. Nabi Muhammad mempunyai
kedudukan, tidak hanya sebagai kepala agama, tetapi juga sebagai kepala negara. Dengan kata
lain, pada diri Nabi terkumul dua kekuasaan, kekuasaan spiritual dan kekuasaan sekuler.
Beliau menjadi kepala negara bukanlah atas penunjukan dan bukan pula atas dasar hak turun-
temurun. Beliau menjadi rasul secara otomatis menjadi kepala negara.

Dasar-dasar Peradaban Islam tersebut yaitu:

a) Pembangunan masjid
Allah SWT berfirman yang artinya;

“Sesungguhnya masjid yang didirikan atas dasar takwa (Masjid Quba), sejak hari pertama
adalah lebih patut kamu salat di dalamnya.” (Q.S. At-Taubah: 108)

Masjid merupakan pusat pembinaan, memakmurkan umat, membimbing umat taat beribadah,
dan menuntuk umat memperbaiki kehidupan lingkungan. Berbagai masalah umat Islam,
dimusyawarahakan melalui masjid. Seperti kalau ada persoalan keluarga, melatih prajurit dan
melepas pasukan ke medan perang, menerima tamu asing dari luar daerah, dan bahkan
penginapan bagi musyafir dan perawatan bagi pejuang-pejuang yang luka di medan perang pun
di masjid.

b) Ukuwah Islamiyah
Kata ukhuwah berakar dari kata kerja akha, misalnya dalam kalimat “akha fulanun shalihan”,
(Fulan menjadikan Shalih sebagai saudara). Makna ukhuwah menurut Imam Hasan Al Banna:
Ukhuwah Islamiyah adalah keterikatan hati dan jiwa satu sama lain dengan ikatan aqidah.

5
Kartodirdjo, Pendekatan Ilmu Sosial, h. 18,SPI ACHIRIAH.pdf (uinsu.ac.id)
Di antara unsur-unsur pokok dalam ukhuwah adalah cinta. Tingkatan cinta yang paling rendah
adalah husnudzon yang menggambarkan bersihnya hati dari perasaan hasad, benci, dengki, dan
bersih dari sebab-sebab permusuhan.

Didalam Al-Qur’an permusuhan dan saling membenci itu sebagai siksaan yang dijatuhkan
Allah atas orang-orang yang kufur terhadap risalah-Nya dan menyimpang dari ayat-ayat-Nya.
Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam Q.S. Al-Ma’idah: 14 yang artinya;
“Dan di antara orang-orang yang mengatakan, “Sesungguhnya kami ini orang-orang Nasrani”,
ada yang telah Kami ambil pelajaran dari mereka, tetapi mereka (sengaja) melupakan sebagian
dari apa yang mereka telah diberi peringatan dengannnya; maka Kami rimbulkan di antara
mereka permusuhan dan kebencian sampai hari kiamat. Dan kelak Allah akan memberitakan
kepada mereka apa yang selalu mereka kerjakan.”

C) Hubungan dengan non-Islam


Dari catatan sejarah ini dapat kita pahami bahwa Rasulullah mengajarakan kepada kita umat
muslim untuk selalu menjalin hubungan yang harmonis meskipun terhadap orang yang dapat
dianggap non-muslim. Hal ini lah yang harus kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari, dalam
bergaul, dan beraktivitas. Karena lingkungan kita ini merupakan lingkungan yang plural, yang
terdiri dari berbagai komunitas, dan Islam juga mengajarkan setiap umatnya untuk memiliki
sifat toleransi. Dalam konteks toleransi antar-umat beragama, Islam memiliki konsep yang
jelas. “Tidak ada paksaan dalam agama”. Janganlah memaksakan kehendak kita terhadap
orang lain. Tetapi kita juga harus dapat menjaga diri agar tidak terseret terlalu dalam ke dalam
komunitas mereka. Dengan kata lain, kita dituntut untuk dapat menempatkan diri, bukan malah
menyesuaikan diri.
Secara doktrinal, toleransi sepenuhnya diharuskan oleh Islam. Islam secara definisi adalah
“damai”, “selamat” dan “menyerahkan diri”. Definisi Islam yang demikian sering dirumuskan
dengan istilah “Islam agama rahmatal lil’ālamîn” (agama yang mengayomi seluruh alam). Ini
berarti bahwa Islam bukan untuk menghapus semua agama yang sudah ada. Islam menawarkan
dialog dan toleransi dalam bentuk saling menghormati. Islam menyadari bahwa keragaman
umat manusia dalam agama dan keyakinan adalah kehendak Allah, karena itu tak mungkin
disamakan.

2.7 Periodesasi Perkembangan Peradaban Islam

Di kalangan sejarawan terdapat perbedaan mengenai saat dimulainya sejarah Islam. Secara
umum, perbedaan pendapat tersebut dapat dibedakan menjadi dua. Pertama, sebagian
sejarawan berpendapat bahwa sejarah Islam dimulai sejak Nabi Muhammad saw diangkat
menjadi rasul. Oleh karena itu, menurut pendapat ini, selama 13 tahun Nabi Muhammad saw
tinggal di Mekah telah lahir masyarakat muslim meskipun belum berdaulat. Kedua, sebagian
sejarawan berpendapat bahwa sejarah umat Islam dimulai sejak Nabi Muhammad saw hijrah
ke Madinah karena masyarakat muslim baru berdaulat ketika Nabi Muhammad saw tinggal di
Madinah. Muhammad saw tinggal di Madinah tidak hanya sebagai rasul, tetapi juga
merangkap sebagai pemimpin atau kepala negara berdasarkan konstitusi yang disebut Piagam
Madinah.
Di samping perbedaan mengenai awal sejarah umat Islam, sejarawan juga berbeda dalam
menentukan fase-fase atau periodesasi sejarah Islam. Menurut Usairy (2006: 4-8), periodesasi
sejarah Islam secara lengkap dibagi dalam periode-periode sebagai berikut:

1. Periode Sejarah Klasik (Masa Nabi Adam –sebelum diutusnya Nabi Muhammad saw).
Periode ini merupakan fase sejarah sejak Nabi Adam dan dilanjutkan dengan masa-
masa para nabi hingga sebelum diutusnya Rasulullah saw.
2. Periode Sejarah Rasulullah saw (570-632 M) Yang dimulai dari tahun 52 sebelum
hijriyah hingga tahun 11 H (570 M- 632 M).
3. Periode Sejarah Khulafa' Rasyidin (632-661 M) Periode ini dimulai sejak tahun 11 H
hingga 41 H (632-661 M), Pada masa itu terjadi penaklukan-penaklukan Islam di
Persia, Syam (Syiria), Mesir, dan lain-lain.
4. Periode Pemerintahan Bani Umaiyah (661-749 M) Periode ini dimulai sejak tahun 41 H
hingga 132 H (661-749 M). pada masa ini pemerintahan Islam mengalami perluasan
yang demikian signifikan.
5. Periode Pemerintahan Bani Abbasiyah (749-1258 M) Masa ini dimulai sejak tahun 132
H-656 H (749-1258 M). Periode ini merupakan masa kejayaan bagi pendidikan Islam
meskipun pada fase yang kedua terdapat beberapa pemerintahan dan kerajaan yang
independen, namun sebagiannya telah memberikan kontribusi yang besar terhadap
Islam.
6. Periode Pemerintahan Mamluk (1250-1517 M) Pemerintahan Mamluk dimulai sejak
tahun 648 H-923 H (1250- 1517 M). Goresan sejarah Islam paling penting di masa ini
adalah berhasil dibendungnya gelombang penyerbuan pasukan Mongolia ke beberapa
belahan negeri Islam. Juga berhasil dihabiskannya eksistensi kaum Salibis dari negara
Islam.
7. Periode Pemerintahan Usmani (1517-1923 M)
Pemerintahan Usmani dimulai sejak tahun 923 H-1342 H (1517- 1923 M).
8. Periode Dunia Islam Kontemporer (1922-2000 M) Periode ini dimulai sejak tahun
1342-1420 H (1922-2000 M). Periode ini merupakan masa sejarah umat Islam sejak
berakhirnya masa Dinasti Turki Usmani hingga perjalanan sejarah umat Islam pada
masa sekarang.

Menurut Nourouzzaman Shiddiqy Sejarah peradaaban Islam dibagi menjadi tiga periode;
pertama, periode klasik (+650–1258 M); kedua, periode pertengahan (jatuhnya Baghdad
sampai ke penghujung abad ke-17 M) dan periode modern (mulai abad ke-18 sampai
sekarang). Sedangkan menurut Harun Nasution Sejarah peradaaban Islam dibagi menjadi tiga
periode: pertama, periode klasik (650–1250 an); kedua, periode pertengahan (1250 – 1800 an)
dan periode modern (1800 sampai sekarang).

I. Periode Klasik merupakan masa kemajuan, keemasan dan kejayaan Islam dan dibagi
ke dalam dua fase. Pertama, adalah fase ekspansi, integrasi dan pusat kemajuan (650 –
1000 M). Di masa inilah daerah Islam meluas melalui Afrika utara sampai ke Spanyol di
belahan Barat dan melalui Persia sampai ke India di belahan Timur.
II. Periode pertengahan juga dibagi ke dalam dua fase. Pertama, fase kemunduran (1250
– 1500 M). Di masa ini desentralisasi dan disintegrasi bertambah meningkat. Perbedaan
antara Sunni dan Syi’ah dan juga antara Arab dan Persia bertambah nyata kelihatan. Dunia
Islam terbagi dua. Bagian Arab yang terdiri dari Arabia, Irak, Suria, Palestina, Mesir dan
Afrika utara berpusat di Mesir. Bagian Persia yang terdiri dari Balkan, Asia kecil, Persia
dan Asia tengah berpusat di Iran.
III. Periode modern (1800 – sekarang) merupakan zaman kebangkitan umat Islam.
Jatuhnya Mesir ke tangan Barat menginsafkan dunia Islam akan kelemahannya dan
menyadarkan umat Islam bahwa di Barat telah timbul peradaban baru yang lebih tinggi
dan merupakan ancaman bagi umat Islam. Raja-raja dan para pemuka Islam mulai
memikirkan bagaimana meningkatkan mutu dan kekuatan umat Islam kembali.

BAB 3

PENUTUP

3.1Kesimpulan

Dari penjelasan yang telah dipaparkan diatas dapat disimpulkan bahwa, pengertian sejarah
adalah ilmu pengetahuan yang berusaha melukiskan (menggambarkan) tentang peristiwa
masa lampau umat manusia yang disusun secara kronologis untuk menjadi pembelajaran
bagi manusia yang hidup sekarang maupun yang akan datang. Itulah sebabnya, dikatakan
orang bahwa sejarah adalah guru yang paling bijaksana.

Peradaban yaitu merupakan suatu sikap batin sifat dari jiwa manusia, yaitu usahanya untuk
mempertahankan hakikat dan kebebasannya sebagai makhluk yang membuat hidup ini lebih
indah dan mulia.

Selain itu, mempelajari sejarah peradaban Islam dapat memberikan semangat back projecting
theory untuk membuka lembaran dan mengukir kejayaan atau kemajuan peradaban Islam
yang baru dan lebih baik. Sejarah peradaban Islam sebagai studi tentang masalah-masalah
yang berhubungan dengan sejarah peradaban sudah tentu akan sangat bermanfaat terutama
dalam rangka memberikan sumbangan bagi pertumbuhan atau perkembangan peradaban.

Dengan demikian, pengertian Sejarah Peradaban Islam adalah keterangan mengenai


pertumbuhan dan perkembangan peradaban Islam dari satu waktu ke waktu lain, sejak zaman
lahirnya Islam sampai sekarang. masih berkaitan disusun, dipahami, dihayati, dan dicerna.

3.2 Saran

Dengan mempelajari sejarah peradaban Islam diharapkan seseorang dapat mengetahui dan
memahami pertumbuhan dan perkembangan peradaban Islam, sejak zaman lahirnya sampai
masa sekarang. Sejarah peradaban Islam tidak hanya memiliki manfaat yang sangat besar
dalam pembangunan dan pengembangan peradaban Islam, namun dapat pula menyelesaikan
problematika peradaban Islam pada masa kini. Di samping itu, dapat memunculkan sikap
positif terhadap berbagai perubahan sistem peradaban Islam.

DAFTAR PUSTAKA

Dr. H. Syamruddin Nasution. M.Ag. 2013.Sejarah Peradaban Islam Sejarah Peradaban


Islam.pdf (uin-suska.ac.id), September 10, 2022
Dra. Achiriah, M.Hum dan Dra. Laila Rohani, M.Hum. 2018. Sejarah Peradaban Islam.
SPI ACHIRIAH.pdf (uinsu.ac.id). September 10, 2022
Dr. Din Muhammad Zakariya, M.Pd.I. 2018. Sejarah Peradaban Isla. http://repository.um-
surabaya.ac.id/4980/1/SEJARAH_PERADABAN_ISLAM.pdf .10 September 10, 2022

Anda mungkin juga menyukai