Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

“SEJARAH PERADABAN ISLAM SEBAGAI ILMU PENGETAHUAN”

(Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Peradaban Islam)

Dosen Pengampu :

SITI ‘AISYATUNNADIYA, M Pd.

Disusun Oleh :

1. Abdul Fattah Azzam (23.1.2688)


2. Maulana Septedi (23.1.2733)

INSTITUT AGAMA ISLAM DEPOK AL KARIMIYAH

Jl. H Ma’sum Kel.Sawangan Kec. Sawangan Kota Depok

2023/2024
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-
Nyakarena kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini Adapun dalam penulisan
makalahini, materi yang akan dibahas adalah “Sejarah Peradaban Islam sebagai ilmu
pengetahuan”.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa di dalam penulisan makalah ini banyak terdapat
kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan adanya kritik dan saran yang
membangun demi kesempurnaan penulisan makalah ini.

Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih, khususnya kepada dosen pembimbing
mata kuliah yang bersangkutan.

Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan dapat
menambah wawasan kita dalam mempelajari “Sejarah Peradaban Islam” serta dapat
digunakan sebagaimana mestinya.

Sawangan, 10 Maret 2024

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................i

DAFTAR ISI.......................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1

a. Latar Belakang.........................................................................................1
b. Rumusan Masalah...................................................................................2
c. Tujuan Penulisan.....................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................3

a. Pengertian Sejarah Peradaban Islam.......................................................3


b. Batasan Sejarah Peradaban Islam............................................................8
c. Sejarah Peradaban Islam sebagai Ilmu..................................................10
d. Dasar-dasar Peradaban Islam................................................................12

BAB III PENUTUP...........................................................................................15

a. Kesimpulan............................................................................................15
b. Saran......................................................................................................16

DAFTAR PUSAKA..........................................................................................17

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sejarah dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu yang menyerap kata
syajarah dari bahasa Arab yang berarti pohon, keturunan, asal-usul, silsilah, riwayat.
Kata ini masuk ke dalam bahasa Melayu setelah akulturasi budaya pada sekitar abad ke-
13. Akulturasi yang kedua yaitu ketika masuknya kebudayaan Barat pada abad ke-15
yang membawa kata historie (Belanda) history (Inggris) berasal dari bahasa Yunani,
istoria yang berarti ilmu.

Menurut Aristoteles, istoria berarti suatu telaah sistematis. mengenai gejala alam,
akan tetapi dalam perkembangan- nya, bahasa Latin scientia lebih sering digunakan
untuk penyebutan penelaahan tentang gejala alam non kronologis. Adapun kata istoria
biasanya diperuntukkan bagi penelaahan gejala-gejala yang berkaitan tentang manusia
dengan urutan kronologis. Dalam definisi umum, kata history kini bermakna masa
lampau umat manusia seperti juga pada bahasa Jerman geschichte, yang berasal dari
kata geschehen yang berarti terjadi dan geschichte yakni sudah terjadi atau yang sering
kali diartikan sama dengan sejarah.

Sejarah sangat penting bagi kehidupan manusia. Dari sejarahlah, kita dapat belajar
tentang perjalanan hidup suatu bangsa dan kebudayannya di masa lampau. Ungkapan
yang mengatakan "jangan sekali-kali melupakan sejarah" adalah ungkapan yang benar,
relevan, dan sangat penting maknanya. Itulah sebabnya, salah satu isi penting Alqur'an
memuat kisah-kisah dan sejarah perjalanan umat atau bangsa-bangsa yang telah lalu.
Kisah-kisah kesejarahan ini sudah pasti bukan hanya merupakan "sampiran" dalam
Alqur'an, melainkan merupakan salah satu "inti" atau isi pokok Alqur'an yang berfungsi
sebagai pembelajaran yang bertujuan mengajar manusia agar sekali-kali tidak
melupakan sejarah.."

Dalam lembaran sejarah peradaban Islam, kita bisa melihat hubungan yang harmonis
antara agama dan akal. Hal tersebut sangat wajar terjadi, karena dalam Islam, akal
sebenarnya mempunyai kedudukan yang amat tinggi dan posisi penting dalam Islam.

1
Substansi Al-Qur'an sebagai sumber utama agama Islam juga menjadi bukti bahwa
Islam sangat mengapresiasi ilmu pengetahuan. Karena itu, tidaklah mengherankan jika
lahir ilmuwan-ilmuwan muslim di segala bidang saat peradaban Islam mengalami masa
keemasan. Peradaban Islam dimulai dari zaman Nabi Muhammad Saw. sampai sekitar
abad ke-13 M. Kegemilangan peradaban Islam telah berhasil membangun peradaban-
peradaban yang melahirkan ilmuwan-ilmuwan kelas dunia. Pada abad pertama Hijriah,
begitu semangatnya para sahabat belajar langsung kepada Nabi Muhammad Saw.
Mereka menghafal setiap ayat al-Qur'an yang disampaikan, bahkan karena takut lupa
mereka mencatat di kulit, tulang, dan berbagai media lainnya. Mereka kemudian
mengklasifikasikannya dalam berbagai bidang, seperti fiqh, akidah, akhlak, hukum,
tauhid, faraid, kalam, filsafat, matematika, bahasa, mantiq dan lain sebagainya. Dari
sinilah muncul tokoh-tokoh Islam berpengaruh dari generasi ke generasi. Pada generasi
sahabat, misalnya terdapat Abu Bakar ash-Shiddiq, Umar bin Khathab, Utsman bin
Affan, Ali bin Abi Thalib, Abdullah bin Mas'ud, Zaid bin Tsabit, Abdullah bin Abbas
dan lain sebagainya. Dengan ilmu pengetahuan dasar tauhid, akidah dan akhlak, lahirlah
semangat untuk mencintai ilmu pengetahuan sampai pada masa tabi'in, hingga masa
kekhalifahan Umayyah dan Abbasiyah.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian sejarah peradaban Islam?
2. Seperti apa batasan sejarah peradaban Islam?
3. Seperti apa sejarah peradaban Islam Sebagai Ilmu?
4. Apa saja dasar-dasar peradaban Islam?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahi apa pengertian sejarah peradaban Islam.
2. Untuk Mengetahui seperti apa batasan sejarah peradaban Islam.
3. Untuk Mengetahui seperti apa sejarah peradaban Islam Sebagai Ilmu.
4. Untuk mengetahui apa saja dasar-dasar peradaban Islam.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Sejarah Peradaban Islam.


1. Pengertian Sejarah

Sejarah secara etimologi berasal dari bahasa Arab Syajarah yang berarti "pohon".
Dalam bahasa Inggris istilah sejarah disebut History yang mempunyai arti pengetahuan
tentang gejala-gejala alam, khususnya manusia yang bersifat kronologis. Pengetahuan
serupa yang tidak kronologis diistilahkan dengan science.1 Oleh karena itu dapat
dipahami bahwa sejarah itu adalah aktivitas manusia yang berhubungan dengan
kejadian-kejadian tertentu yang tersusun secara kronologis. Menurut pembagian waktu,
istilah sejarah dapat diartikan secara sempit dan luas. Dalam arti sempit sejarah adalah
dimulai semenjak manusia mengenal tulisan.

Sedangkan sejarah dalam arti luas adalah pengetahuan yang berhubungan dengan
peristiwa atau kejadian yang terjadi didalam kehidupan masa lalu termasuk masa
prasejarah. Pengertian sejarah juga berarti ilmu pengetahuan yang berusaha untuk
menggambarkan atau menjelaskan fenomena kehidupan sepanjang terjadinya perubahan
karena adanya hubungan antara manusia tehadap masyarakatnya.2 Dari beberapa
pengertian sejarah di atas dapat dipahami bahwa sejarah adalah ilmu pengetahuan yang
berusaha melukiskan peristiwa masa lampau manusia yang tersusun secara kronologis
untuk menjadi pelajaran bagi manusia yang hidup sekarang maupun yang akan datang.
Itulah sebabnya orang mengatakan bahwa sejarah adalah guru yang paling bijaksana.

Sejarawan muslim Ibnu Khaldun mendefinisikan, sejarah adalah catatan tentang


masyarakat umat manusia atau peradaban dunia, tentang perubahan-perubahan yang
terjadi pada watak masyarakat, seperti keliaran, keramah-tamahan, dan solidaritas
golongan; tentang revolusi

2. Pengertian Peradaban.
1
T. Ibrahim Alfian, dkk, Bunga Rampai Metode Penelitian Sejarah (Yogyakarta:Lembaga Riset IAIN
Sunan Kalijaga, 1984) hal. 3.
2
Nourouzzaman Shiddiqi, Pengantar Sejarah Muslim (Yogyakarta: Cakra Donya, 1981)hal. 7.

3
Peradaban adalah suatu istilah yang digunakan untuk menyebutkan bagian-bagian
atau unsur-unsur suatu kebudayaan yang dianggap harus maju dan indah. Peradaban
adalah untuk menunjukkan keadaan beradab memiliki tabiat dan pengendalian diri yang
menyangkut sopan santun, budi bahasa dan kebudayaan suatu bangsa. Kata peradaban
adalah terjemahan dari bahasa Arab al-Hadharah yang jika diterjemahkan ke dalam
bahasa Indonesia berarti kebudayaan. Padahal istilah peradaban digunakan untuk
bagian-bagian dan unsur-unsur dari kebudayaan yang halus dan indah. Peradaban juga
sering digunakan untuk menyebut suatu kebudayaan yang mempunyai sistem teknologi,
seni bangunan, seni rupa, sistem kenegaraan dan ilmu pengetahuan yang maju dan
kompleks.3

Kata peradaban dan kebudayaan apabila dilihat dari segi penggunaannya dalam
berbagai bahasa, bisa mengandung makna yang sama sekaligus makna yang berbeda
pula. Kuntowidjoyo tidak membedakan antara kebudayaan dan peradaban, tetapi yang
penting dipahami adalah gejala kebudayaan dan peradaban.4 Sementara itu, kata
kebudayaan berasal dari kata budaya yang berarti pikiran atau akal budi. Kata budaya
tersebut lalu diberi awalan ke- dan akhiran -an sehingga menjadi kebudayaan yang
berarti: 1) hasil kegiatan dan penciptaan batin (akal budi) manusia, seperti kepercayaan,
kesenian, dan adat istiada; dan 2) keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk
sosial yang digunakan untuk memahami lingkungan serta pengalamannya dan yang
menjadi pedoman tingkah lakunya. Ini berarti bahwa segala sesuatu yang dihasilkan
manusia disebut kebudayaan. Secara historis, penggunaan istilah kebudayaan di
Indonesia muncul pada sekitar tahun 1920 ketika semangat kebangsaan sedang bangkit.
Tidak diketahui secara pasti siapa yang mengusulkan penggunaan istilah tersebut.

3. Pengertian Islam

Secara etimologis kata Islam berasal dari kata salima yang berarti selamat, atau
bentuk mashdar dari kata aslama-yuslimu-islaman yang berarti berserah diri masuk
dalam kedamaian.5 Kata Islam berasal dari bahasa Arab salima yang berarti selamat
sentosa, kemudian dari kata tersebut dibentuk kata aslama yang artinya memelihara
3
Koentjaraningrat, Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan, (Jakarta: Gramedia,1985) hal.10.
4
Kuntowidjoyo, Metodologi Sejarah, (Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya, 1993). Hal.113.
5
Dede Ahmad Ghazali dkk,Studi Islam Suatu Pengantar Dengan Pendekatan Interdisipliner
(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2017) hal.5.

4
dalam keadaan selamat sentosa, dan berarti pula menyerahkan diri, tunduk patuh dan
taat. Oleh sebab itu, orang yang berserah diri, tunduk dan patuh disebut sebagai orang
muslim. Islam merupakan agama yang sesuai dengan fitrah manusia, baik dalam hal;
aqidah (keyakinan), syari'at (hukum), ibadah (peribadatan), maupun muamalah
(hubungan manusia dengan manusia dan dengan alam sekitar).

Hal ini sesuai dengan firman Allah Swt. yang menyuruh manusia untuk menghadap
dan masuk ke agama yang fitrah. Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada
agama (Islam); (sesuai) fitrah Allah yang Dia telah menciptakan manusia menurut
(fitrah) itu. Tidak ada perubahan pada ciptaan Allah. (Itulah) agama yang lurus, tetapi
kebanyakan manusia tidak mengetahui" (QS. Ar-Rum ayat 30). Islam adalah agama
yang mengimani satu Tuhan, yaitu Allah Swt.

Agama ini termasuk agama samawi (agama yang diturunkan dari langit) dan
termasuk dalam golongan agama Ibrahim. Islam mengajarkan bahwa Allah menurunkan
firman-Nya kepada manusia melalui para nabi dan rasul utusan-Nya, dan meyakini
dengan sungguh-sungguh bahwa nabi Muhammad Saw. adalah nabi dan rasul terakhir.
Berdasar penjelasan di atas maka Islam bermakna patuh, tunduk, taat dan berserah diri
kepada Allah dalam upaya mencari kedamaian, keselamatan, ketentraman dan
kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Hal tersebut dilakukan bukan atas dasar
paksaan dan kepura-puraan, akan tetapi atas kesadaran dan kemauan diri sendiri sebagai
panggilan fitrah yang sejak dalam kandungan sudah menyatakan diri mengaku bahwa
Allah sebagai Tuhannya.

4. Pengertian Sejarah Peradaban Islam.

Bertitik tolak dari sejumlah pengertian di atas, dapat dijelaskan bahwa sejarah dan
peradaban Islam adalah deskripsi kehidupan umat manusia muslim masa silam yang
mengalami kemajuan sebagai hasil cipta, rasa, dan karsa mereka yang dijiwai ajaran
Islam dalam berbagai aspek kehidupan menuju suatu kemajuan yang mengangkat harkat
dan martabat mereka. Perkembangan peradaban Islam itu, secara internal tidak bisa
lepas dari konsep hablun minallah dan hablun minannas serta konsep ilmu dan
penggunaan akal pikiran yang tercantum dalam Alquran. Konsep-konsep tersebut

5
memotivasi kaum muslimin untuk mengimplementasikan ajaran Islam, baik dalan
kaitan hablun minallah maupun hablun minannas.6

Secara garis besar sejarah peradaban Islam dibagi dalam tiga. periode: pertama,
periode klasik (650-1250 M), kedua, periode pertengahan (1250-1800 M), ketiga,
periode modern (1800-sampai sekarang).

a. Periode Klasik.

Periode klasik merupakan masa keemasan dan kejayaan Islam yang dibagi ke
dalam dua fase. Pertama, adalah fase ekspansi, integrasi dan pusat kemajuan (650-1000
M). Pada masa ini daerah Islam meluas melalui Afrika Utara sampai ke Spanyol di
belahan Barat, dan melalui Persia sampai ke India di belahan Timur. Daerah- daerah
tersebut tunduk pada kekuasaan Islam. Pada masa ini pula berkembang dan memuncak
ilmu pengetahuan, baik dibidang agama maupun umum dan kebudayaan serta
peradaban Islam. Pada masa ini pula menghasilkan ulama-ulama besar, seperti Imam
Malik, Imam Abu Hanifah, Imam Ibn Hambal Imam Syafi'i dalam bidang Fiqh. Imam
al-Maturidi, Imam al-Asya'ri, Wasil Ibn 'Ata', Abu Huzail, Al-Nazzam dan Al-Jubba'i
dalam bidang Teologi. Zunnun al-Misri, Abu Yazid al-Bustami dan al-Hallaj dalam
bidang Tasawuf. Al-Kindi, al-Farabi, Ibn Sina dan Ibn Miskawaih dalam bidang
Falsafah. Ibn Hayyam, al-Khawarizmi, al-Mas'udi dan al- Razi dalam bidang ilmu
Pengetahuan, dan lain sebgainya.

Kedua, fase disintegrasi (1000-1250 M) adalah masa keutuhan uma Islam dalam
bidang politik mulai. Kekuasaan Khalifah menurun dan akhirnya Baghdad dapat
diambil alih dan dihancurkan oleh kekuasaan Hulagu Khan pada tahun 1258 Μ.
Khalifah yang pada saat itu merupakan lambang kesatuan politik umat Islam hilang.

b. Periode Pertengahan

Periode pertengahan juga dibagi ke dalam dua fase. Pertama, Fase kemunduran
(1250-1500 M). Pada masa ini desentralisasi dan disintegrasi semakin meningkat.
Perbedaan antara Sunni dan Syi'ah juga perbedaan antara Arab dan Persia bertambah

6
Prof. Dr. H.J. Suyuthi Pulungan, M.A,Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: Sinar Grafika Offset,
2017), hal. 17.

6
nyata. Dunia Islam terbagi dua. Bagian Arab yang terdiri dari Arabia, Irak, Suria,
Palestina, Mesir dan Afrika utara berpusat di Mesir. Bagian Persia yang terdiri dari
Balkan, Asia kecil Persia dan Asia tengahberpusat di Iran. Pada fase ini perhatian
terhadap ilmu pengetahuan sangat berkurang karena carut marut politik umat Islam.
Perlahan-lahan puncak ilmu pengetahuan Islam yang dibanggakan pada periode
sebelumnya mulai runtuh. Hal tersebut ditandai dengan adanya pemikiran-pemikiran
ulama yang bersifat dogmatis, di dukung pula oleh perbedaan-perbedaan pemikiran
yang tejadi antara ulama Sunni dan Syi'ah.7

Kedua. Fase tiga kerajaan besar (1500-1700 M) masa kejayaan dan masa
kemunduran (1770-1800 M). Tiga kerajaantersebut adalah Kerajaan Turki Usmani di
Turki, kerajaan Safawai di Persia dan kerajaan Mughal di India. Kejayaan Islam pada
tiga kerajaan besar tersebut terlihat dalam bentuk arsitek hingga sekarang dapat dilihat
di Istambul, Iran dan Delhi. Kurangnya perhatian terhadap ilmu pengetahuan menjadi
salah satu sebab kehancuran dari tiga kerajaan besar.

c. Periode Modern

Periode modern (1800-sekarang) merupakan zaman kebangkitan Umat Islam.


Berawal dari kehancuran tiga kerajaan besar dan jatuhnya Mesir ke tangan Barat
membuat pemuka-pemuka Islam tersadar bahwa di Barattelah timbul peradaban baru
yang lebih tinggi dan merupakan ancaman bagi umat Islam. Para pemuka Islam mulai
memikirkan bagaimana cara meningkatkan mutu dan kekuatan Islam kembali, supaya
tidak statis dalam keadaan terpuruk.

Pada periode klasik orang Barat kagum mellihat kebudayaan dan peradaban umat
Islam, pada masa modern justru umat Islam yang kagum dan terheran-heran melihat
kebudayaan dan kejayaan Barat. Umat Islam kagum akan kecanggihan tekhnologi
modern yang dimiliki Barat, sehingga pada periode modern ini pemikir-pemikir Islam
mencari ide dan gagasan bagaiman mengatasi kelemahan dan keterpurukan umat Islam
sehingga perlu adanya pembaharuan dalam Islam.8

7
Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam (Jakarta: Raja Grafindo Persada: 2014), hal.376.
8
Harun Nasution, Pembaharuan Dalam Islam: Sejarah Pemikiran dan Gerakan, (Jakarta: Bulan
Bintang, 1982), hal. 30-31.

7
Dari penjalasan di atas dapat dilihat perjalanan sejarah naik turunnya peradaban
Islam mulai dibentuk pada masa Nabi, mengalami perkembangan pada masa Dinasti
Umayyah, dan mengalami masa ke emasan dan puncak kejayaan pada masa Dinasti
Abbasiyah, kemudian memasuki masa kemunduran dan kehancuran pada periode
pertengahan. Hal tersebut memicu kesadaran umat Islam untuk bangkit kembali di
periode modern.

B. Batasan Sejarah Peradaban Islam.

Dari arti sejarah, yaitu masa lampau umat manusia, lahirlah sejumlah rumusan
tentang defenisi sejarah. Ibnu Khaldun memberikan batasan: "Sejarah ialah menunjuk
kepada peristiwa-peristiwa istimewa atau penting pada waktu dan ras tertentu". Sedang
Al-Maqrizi, tidak jauh berbeda dengan Ibn Khaldun, hanya sedikit lebih longgar dengan
mengajukan batasan: "Sejarah ialah memberikan informasi tentang sesuatu yang pernah
terjadi di dunia".

Kedua batasan ini adalah batasan-batasan yang lahir ada abad 9/15 ketika ilmu
sejarah di kalangan kaum Muslimin statusnya masih diperdebatkan apakah penting atau
tidak. Kini sejarah setelah mendapat tempat yang lebih kuat dalam ilmu pengetahuan,
bahkan telah termasuk sains, maka rumusan terhadap batasan sejarah pun lebih lengkap.
W. Bauer menyebutkan: "Sejarah ialah suatu ilmu pengetahuan yang berusaha untuk
melukiskan dan dengan penglihatan yang sim- patik menjelaskan fenomena kehidupan
sepanjang terjadinya perubahan karena adanya hubungan antara manusia dengan
masyarakatnya. Melihat dampaknya pada masa-masa berikutnya atau yang berhubungan
dengan kualitas mereka yang khas dan berkonsentrasi pada perubahan-perubahan yang
temporer dan di dalam hubungan yang tidak dapat direproduksikan kembali". Sedang
R.G. Colling- wood merumuskannya dalam kalimat yang singkat: "Sejarah adalah
sejarah pemikiran". Jadi Collingwood hanya konsen dengan operasi intelektual.

Badri Yatim (1997:2-3) dengan mengutip pendapat Taufik Abdullah, membatasi


peristiwa masa lampau itu ke dalam empat batasan: Pertama, pembatasan yang
menyangkut dimensi waktu, misalnya zaman prasejarah dan zaman sejarah. Kedua,

8
pembatasan yang menyangkut peristiwa. Tidak semua peristiwa masa lalu dipandang
sebagai sejarah. Peristiwa yang dipandang sebagai sejarah adalah peristiwa yang
menyangkut manusia, atau tindakan dan prilaku manusia yang disengaja. Oleh karena
itu, peristiwa alam hanya berfungsi sebagai salah satu kekuatan yang bisa ikut
mempengaruhi "peristiwa yang disengaja" itu.

Ketiga, pembatasan yang menyangkut tempat. Keempat, pembatasan yang


menyangkut seleksi. Tidak semua peristiwa masa lalu termasuk bagian dari sejarah.
Peristiwa-peristiwa itu baru merupakan kepingan-kepingan yang bisa dipertimbangkan
untuk menjadi bagian dari sejarah. Semua itu baru bisa dianggap sejarah kalau masing-
masing terkait atau bisa dikaitkan dalam konteks historis, yaitu ketika kepingan-
kepingan itu merupakan bagian dari suatu proses atau dinamika yang menjadi perhatian
sejarawan. Dengan kata lain, sejarah adalah gambaran masa lampau dalam karya para
sejarawan. Bagaimana menuangkan "masa lampau" ke dalam karya tulis, itulah yang
sebenarnya menjadi persoalan sejarah sebagai ilmu. Dengan demikian sejarah sebagai
ilmu merupakan suatu proses pemikiran manusia (sejarawan) tentang masa lalu dari
aktifitas manusia yang disengaja berdasarkan fakta-fakta sejarah.

Berangkat dari pemahaman tersebut di atas, jelaslah bahwa sejarah sebagai ilmu
dibangun berdasarkan fakta-fakta sejarah yang dapat dipertanggungjawabkan keabsahan
atau keautentikannya. Karenanya, untuk memperoleh fakta-fakta yang dapat
dipertanggungjawabkan tersebut, terlebih dahulu dilakukan kritik terhadap fakta-fakta
yang diperoleh baik yang kita kenal sebagai kritik internal maupun eksternal. Tentu saja
dalam hal ini diperlukan ilmu-ilmu bantu. Setelah fakta-fakta benar-benar dapat
dipertanggungjawabkan, baru kemudian sejarawan melakukan interpretasi dan
menghubungkan dengan fakta-fakta lain.

C. Sejarah Peradaban Islam sebagai Ilmu

Sejarah dan peradaban Islam adalah deskripsi kehidupan umat manusia muslim
masa silam yang mengalami kemajuan sebagai hasil cipta, rasa, dan kursa yang dijiwai
oleh ajaran Islam dalam berbagai aspek kehidupan menuju suatu kemajuan yang dapat

9
mengangkat harkat dan martabat. Perkembangan peradaban Islam secara internal, tidak
bisa terlepaskan dari konsep hablum minallah dan hablum minannas serta konsep ilmu
dan penggunaan akal pikiran yang tercantum dalam Al-Quran. Konsep-konsep tersebut
dapat memotivasi kaum muslimin untuk mengimplementasikan ajaran Islam, baik
dalam kaitan hablum minallah maupun hablum minannas.

Sejarah peradaban Islam bermuladari dakwah Rasulullah selama lebih kurang 23


tahun yang dimulai dari kota Mekah tempat lahir nabi Muhammad SAW. dan agama
Islam, kemudian hijrah ke Madinah tempat tersiarnya Islam dan terbentuknya
masyarakat madanidan menembus seluruh wilayah jazirah Arab dan luarnya. Dakwah
ini mendapat tuntunan dan bimbingan dari Allah SWT melalui wahyunya. Wahyu pada
periode Mekkah berbeda dengan periode Madinah. Wahyu yang diturunkan pada
periode Mekkah mengembangkan tentang pembinaan tauhid dan akhlak sedangkan pada
periode Madinah diperluas mencakup ibadah, muamalah, sosial, budaya dan politik.
Oleh sebab itu isi Wahyu pada periode Madinah di kontekstualkan dengan situasi
masyarakat muslim. Rasulullah menempuh langkah yang berbeda dari periode Mekah
dalam mengembangkan Islam di Madinah.

Perjuangan Rasulullah dan para pengikutnya di Mekah merupakan perjuangan yang


amat berat, banyak tantangan dari penduduknya dalam menerima ajaran Islam. Oleh
karena itu Rasulullah dan kaum muslimin yang masih sedikit jumlahnya berhijrah ke
Yatsrib yang kemudian berganti nama menjadi Madinah secara sosiologis masyarakat
Yatsrib, penduduk Yatsrib lebih terbuka menerima Islam, bahkan dari kota inilah Islam
tersebar keseluruh penjuru jazirah Arab dan menembus benua-benua lainnya. Setelah
Rasulullah SAW wafat, terjadilah masa khalifah, sejarah peradaban islam berkembang
pada masa khalifah ummar bin khattab pada tahun 634-644 M yang mencakup ilmu:

1. Ilmu Qira’at

Sejalan dengan perluasan wilayah Islam, banyak orang Islam yang tidak dapat
membaca al-Qur'an, oleh karena itu muncul kekhawatiran terjadinya kesalahan dalam
membacanya. Selain itu terdapat beberapa dialek di kalangan umat Islam dalam
membaca al-Qur'an. Oleh sebab itu, diperlukan kaidah-kaidah tentang tata cara
membaca al-Qur'an. Untuk mempelajari bacaan al-Qur'an, Umar bin Khathab telah

10
mengutus Muadz bin Jabal ke Palestina, Ibadah bin al-Shamit ke Hims. Abu Darda' ke
Damaskus, Ubai bin Ka'ab dan Abu Ayub tetap di Madinah.

2. Ilmu Tafsir

Ilmu Tafsit diperlukan dalam rangka memahi ayatayat al-Qur'an. Sahabat


menafsirkan al-Qur'an pada masa Khulafa al-Rasyidun sesuai dengan apa yang mereka
dengarkan dari Rasulullah. Artinya pada masa ini belum dikenal tafsir bi al-rayi. Inilah
tahap awal munculnya Ilmu Tafsir. Beberapa sahabat telah ada yang menafsirkan al-
Qur'an, sesuai dengan yang mereka terima dari Rasulullah. Di antaranya adalah Ali bin
Abi Thalib, Abdullah bin Abbas, Abdullah bin Mas'ud dan Abdullah bin Ka'ab.

3. Ilmu Hadits

Ilmu Hadits belum dikenal pada masa Khulafa Al-Rasyidin ini, tetapi ilmu
pengetahuan tentang hadits Nabi telah tersebar luas di kalangan umat Islam. Rasulullah
melarang sahabat menulis hadits karena dikhawatirkan bercampu baur dengan al-
Qur'an. Sehingga, hadits Rasul pada masa Khulafa' al-Rasyidun belum dibukukan, baru
ada usaha membukukannya. pada masa khalifah Umar bin Abd al-Aziz. Pada masa
khalifah Umar terdapat beberapa sahabat yang diperintahkan beliau untuk Seiring
berjalannya waktu sejarah peradaban islam berkembang pesat yang terbagi menjadi 3
periode Menurut Nourouzzaman Shiddiqy yaitu periode, pertama, periode klasik (+650-
1258 M) kedua, periode pertengahan (jatuhnya Baghdad sampai ke penghujung abad
ke-17 M) dan periode modern (mulai abad ke-18 sampai sekarang). Sama dengan
Nourouzzamam adalah Harun Nasution Sejarah peradaban Islam dibagi menjadi tiga
periode:

1) Pertama periode klasik (650-1250 an).


2) Kedua periode pertengahan (1250 1800 an).
3) Ketiga periode modern (1800 sampai sekarang).

D. Dasar – dasar Peradaban Islam.

11
Peradaban Islam telah meletakkan dasar istimewa, berdiri di atas dasar yang tiada
duanya, menyediakan petunjuk yang melimpah ruah. Dari setiap petunjuknya
mempunyai peran dalam pertumbuhan. Keistimewaan dan nilainya juga memberikan
pengaruhnya dalam hitungan peradaban tersebut dengan berbagai macam perbedaan
berharga, perubahan dan penjelasan yang gamblang daripada peradaban-peradaban
umat terdahulu. Hal ini telah diakui oleh Gustave Le Bon dalam satu perkataannya,
"Sesungguhnya dunia Arab berkembang demikian pesat membawa peradaban baru,
yang jauh berbeda dengan peradaban sebelumnya." Untuk pembahasan selanjutnya, kita
akan mengetahui dasar-dasar penting dari petunjuk tersebut sebagai berikut:

1) Al-Qur'an dan Sunnah Nabawiyah.

Al-Qur'an dan Sunnah Nabawiyah merupakan dua dasar fundamental penegak


peradaban Islam. Keduanya merupakan asas bagi peradaban Islam. Al-Qur'an adalah
Kitabullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad sebagaimana dalam firman-Nya.
"Suatu kitab yang ayat-ayatnya disusun dengan rapi serta dijelaskan secara terperinci,
yang diturunkan dari sisi (Allah) Yang Mahabijaksana lagi Mahatahu." (Hud:91) Dari
sini, datanglah landasan kedua dari dasar-dasar asas peradaban Islam, yaitu Sunnah
Nabawiyah. Ia merupakan sumber kedua dalam Islam sesudah Al-Qur'an Al-Karim. Al-
Qur'an merupakan sumber pedoman yang memuat dasar-dasar dan kaidah-kaidah asas
Islam yang meliputi, akidah dan ibadah, akhlak, muamalah, adab-adabnya. Sedangkan
Sunnah ibarat bayan pandangan dan aplikasi praktik Al- Qur'an semua hal di
atasSunnah penyempuma Al-Qur'an dan penafsirnya. Diriwayatkan oleh Imran bin
Hishan, suatu ketika mereka sedang mempelajari hadits.

Lantas datanglah seseorang seraya berkata, "Tinggalkan kita dari semua ini.
Datangkanlah kepada kita Kitabullah." Imran berkata, "Sungguh Anda Maka, sudah
pasti dua sumber ini (Al-Qur'an dan Sunnah) merupakan wahyu (dari) langit yang
secara bersamaan memiliki keutamaan. Keduanya belum pemah disaksikan secara
kemanusiaan sebagaimana akan ada dalam salah satu bab buku ini bandingannya. Siapa
yang memperhatikan kondisi bangsa Arab sebelum Islam dan kondisi mereka setelah
Islam, lalu membandingkan dua kondisi itu, akan menemukan kemudahan bahwa Islam
yang dibawa Muhammad hal baru yang memperbaharui keadaan mereka. Islamlah yang

12
yang meluruskan akhlak, melembutkan jiwa, menyatukan kalimat, memperbaiki
masyarakat, meninggikan urusan, memuliakan mereka. Dengan agama ini mereka
menjadi umat mengerti yang sebelumnya tidak mengerti, mendapat petunjuk yang
sebelumnya dalam kegelapan, bangkit dan sebelumnya tertidur nyenyak (lesu), Al-
Qur'an dan Sunnah Nabawiyah yang suci merupakan dasar yang membentuk peradaban
Islam. Keduanya, mensyariatkan untuk mempelajari setiap bidang ilmu pengetahuan,
akidah, politik, masyarakat, ekonomi, tarbiyah, akhlak, perempuan, interaksi negara dan
sebagainya yang meliputi peradaban Islam dalam setiap sisi kehidupan. Dari sanalah
terpancar kebahagian manusia dan masyarakat manusia secara paripurna.

2) Masyarakat Islam.

Islam mengumumkan dengan jelas akan kesatuan manusia di alam semesta antara
seluruh penduduk dan masyarakat. Semua itu dalam satu lembah kebenaran, kebaikan
dan kemuliaan Pengetahuan dari berbagai bidang keahlian, peradaban ilmiah dengan
berbagai macam bentuknya-yang mana kemajuan itu ikut pula dirasakan oleh sebagian
penduduk dunia Islam dari mulai Persia, Turki dan sebagainya telah menjulang tinggi
dalam membentuk peradaban. Peradaban Islam turut andil pula di bawah panji Islam-
membina peradaban kemanusiaan yang toleran. Karena itu. lahirlah berbagai macam
penduduk dunia Islam yang terbentuk dari peradaban Islam dalam mengaplikasikan
bangunannya Jika kita ambil contoh dari negera Persia, misalnya, ketika Allah
menaklukan negara ini di tangan kaum Muslimin, penduduk Persia bercampur baur
dengan kaum Muslimin. Mereka banyak mengetahui kebaikan Islam dan toleransinya.
Islam adalah agama persaudaraan dan persamaan, penuh kelembutan dan saling
berkasih sayang, penuh cinta dan rasa kasih.

Dengan demikian, secara suka rela mereka memeluk Islam. Mereka mempelajari
dan mempraktikkan bahasa Arab. Bahasa itu menjadi bahasa yang begitu mereka cintai,
dan dipegang erat, sehingga membantu mereka memahami Islam dengan baik dan
mentadaburinya. Kecintaan mereka terhadap agama dan bahasanya ini telah
memberikan petunjuk pada keduanya. Tidak memakan waktu lama mereka telah
memberikan sumbangsih dalam pergerakan ilmiah, dalam karya-karya mereka bahkan

13
telah mencapai puncak kecermelangannya. Peradaban Islam memberikan manfaat
universal, di antara manfaat tersebut adalah:

a) Terdapat pada sebagian lafazh yang ditetapkan dalam konteks peradaban, yang
sebelumnya tidak ditemukan dalam bahasa Arab, lalu dinukil dengan konteks
kalimatnya menjadi bahasa Arab, lalu dimasukkan ke komponen bahasa Arab.
Di antara kalimat itu seperti diwan (kumpulan syair) dan bimarsatan (bahasa
Persia: rumah sakit Inilah karakter peradaban Islam.
b) Peradaban yang mempunyai metode-metode tiada duanya, yang menyinari dunia
dengan ilmu dan toleransi Bahkan, meliputi seluruh manusia yang hidup di
bawah naungannya. sehingga bisa menciptakan dan memperbaharui lalu
disandarkan temuan ilmu itu kepadanya dan menunjukkannya kepada dunia.
c) Apa yang diambil manfaatnya dari peradaban itu merupakan pemberian yang
patut diperhatikan bagi mereka dan bukanlah merupakan aib. Hal itu malah
membuka akal seorang muslim dan menyiapkannya untuk menerima apa yang
ada di tangan peradaban lain. Sumbangsih dalam perjalanan kemanusiaan,
dimulai dari generasi lain kemudian sampai kepada generasi lain lagi. Kemudian
digunakan dan diperbaharui-sebagaimana yang kita lihat dalam bab- bab
terdahulu dengan pertolongan Allah untuk menyempurnakan perjalanan yang
dimulai dalam peradaban masa lalu."

14
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
 Sejarah Peradaban Islam secara komprehensif, dan menganalisis ruang
lingkup tersebut dengan masa kini. Oleh karena itu, Sejarah Peradaban Islam
menempati posisi paling pokok dalam pemahaman ajaran Islam. Karena
pentingnya, seringkali penyampaiannya dilakukan melalui pendekatan
historis, sosiologis, dan antropologis.
 sejarah sebagai ilmu dibangun berdasarkan fakta-fakta sejarah yang dapat
dipertanggungjawabkan keabsahan atau keautentikannya. Karenanya, untuk
memperoleh fakta-fakta yang dapat dipertanggungjawabkan tersebut, terlebih
dahulu dilakukan kritik terhadap fakta-fakta yang diperoleh baik yang kita
kenal sebagai kritik internal maupun eksternal. Tentu saja dalam hal ini
diperlukan ilmu-ilmu bantu. Setelah fakta-fakta benar-benar dapat
dipertanggungjawabkan, baru kemudian sejarawan melakukan interpretasi
dan menghubungkan dengan fakta-fakta lain.
 Perkembangan peradaban Islam secara internal, tidak bisa terlepaskan dari
konsep hablum minallah dan hablum minannas serta konsep ilmu dan
penggunaan akal pikiran yang tercantum dalam Al-Quran. Konsep-konsep
tersebut dapat memotivasi kaum muslimin untuk mengimplementasikan
ajaran Islam, baik dalam kaitan hablum minallah maupun hablum minannas.
 Dasar-dasar Peradaban Islam pertama kali ditetapkan oleh Nabi Muhammad
SAW. Tujuannya adalah untuk memperkokoh masyarakat dan negara baru itu.
Beliau meletakan dasar-dasar tersebut pada saat Beliau berada di Yastrib atau
yang sekarang kita kenal dengan nama Madinah. Tidak seperti pada saat di
Mekah, di Madinah Allah SWT banyak menurunkan wahyu yang
berhubungan dengan kehidupan masyarakat. Nabi Muhammad mempunyai
kedudukan, tidak hanya sebagai kepala agama, tetapi juga sebagai kepala
negara. Dengan kata lain, pada diri Nabi terkumul dua kekuasaan, kekuasaan
spiritual dan kekuasaan sekuler. Beliau menjadi kepala negara bukanlah atas

15
penunjukan dan bukan pula atas dasar hak turun-temurun. Beliau menjadi
rasul secara otomatis menjadi kepala negara.

B. SARAN
Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, masih banyak terdapat
kekurangan, baik dalam penulisan maupun keefektifan kalimat. Oleh karena itu,
bagi pembaca harap memberi saran ataupun komentar yang membangun untuk
dapat memperbaiki kekurangan pada makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

T. Ibrahim Alfian, dkk, Bunga Rampai Metode Penelitian Sejarah,


Yogyakarta:Lembaga Riset IAIN Sunan Kalijaga, 1984.

16
Nourouzzaman Shiddiqi, Pengantar Sejarah Muslim, Yogyakarta: Cakra
Donya, 1981.
Koentjaraningrat, Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan, Jakarta:
Gramedia,1985.
Kuntowidjoyo, Metodologi Sejarah, Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya,
1993.
Dede Ahmad Ghazali dkk, Studi Islam Suatu Pengantar Dengan
Pendekatan Interdisipliner, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2017.
Prof. Dr. H.J. Suyuthi Pulungan, M.A, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta:
Sinar Grafika Offset, 2017.
Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, Jakarta: Raja Grafindo Persada:
2014.
Harun Nasution, Pembaharuan Dalam Islam: Sejarah Pemikiran dan
Gerakan, Jakarta: Bulan Bintang, 1982.

17

Anda mungkin juga menyukai