Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

PENGERTIAN SEJARAH, ILMU SEJARAH

DAN KEBUDAYAAN ISLAM

Untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Sejarah Peradaban Islam

Dosen Pengampu : Dr. Erdi Rujikartawi, M. Hum

DISUSUN OLEH:

Eva Fajriyatussa’adah 171330109


Munawar Ali 171330092

FAKULTAS DAKWAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTAN MAULANA HASANUDDIN BANTEN
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah


memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, sehinggah kami
dapat menyelesaikan tugas makalah yang diberikan oleh bapak Erdi
Rujikartawi, M. Hum sebagai dosen pengampu mata kuliah Sejarah
Peradaban Islam.

Dan sangat bertrimakasih kepada semua rekan satu kelompok yang


sudah bekerjasama dengan baik dalam menyelesaikan tugas Sejarah
Peradaban Islam ini.

Serang, 11 Oktober
2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................ 2
C. Tujuan .................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................. 3

A. Pengertian Sejarah ................................................................................ 3


1. Sejarah Menurut Para Ahli ............................................................... 5
B. Peradaban Islam ................................................................................... 7
1. Sejarah Peradaban Islam Abad Pertengahan .................................... 9
C. Ilmu Sejarah ......................................................................................... 10
1. Sejarah Perkembangan Ilmu Sejarah ............................................... 10
2. Tujuan Dan Kegunaan Ilmu Sejarah ................................................ 11
D. Kebudayaan Islam ................................................................................ 12
Keadaan Masyarakat Islam .................................................................. 13

BAB III PENUTUP ...................................................................................... 15

Kesimpulan .......................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 16

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sejarah memiliki peran yang besar dalam sebuah peradaban


manusia. Oleh sebab itu, tidak jarang sejara dibuat memihak kepada
penguasa. Dengan berbagai macam dalih kepentingan pembangunan
peradaban manusia, penguasa membuat sejara yang menguntungkan
rezimnya. Fakta – fakta sejara ditafsirkan sesuai dengan keinginan
penguasa. Akibatnya muncullah ungkapan “ sejarah memihak “, tentunya
memihak kepada yang berkuasa. Ungkapan ini mengandung pengertian
sejarah dalam arti pristiwa. Penguasa memiliki kepentingan untuk
mendesain sebuah pristiwa agar kekuasaannya langgeng dan dapat
diterima oleh msyarakat, meskipun harus memutarbalikkan sejarah.1
Tentang fakta-fakta selain istilah historia ditemukan juga kata yunani
bistoreo, yang ditafsirkan sebagai mencari ( to searcb ), meneliti atau
menanya ( to inquire ), dan memeriksa ( to examine ). Dalam proses
selanjutnya, terjadi perkembangan kata yang memiliki makna serupa
dengan bistoria, yaitu bistory, bistorie, stroria, dan istoria. (Sjamsuddin,
2007: 1-2).

Saat ini secara umum kata bistory diartikan sebagai masa lampau umat
manusia. (Gottschalk, 1985: 33) Sjamsuddin mencatat beberapa definisi
sejarah yang dikemukakan oleh ilmuwan, (Sjamsuddin, 2007: 7) yaitu:

 E. Bernheim mengatakan bahwa “sejarah adalah suatu sains mengenai


perkembangan kemanusiaan. “
 R.G. Collingwood menyatakan bahwa riset sejarah adalah mengenai
tindakan-tindakan manusia pada masa lalu.
 R. Aron, sejarah adalah kajian tentang masa lalu manusia.

Dari beberapa pengertian sejarah diatas dapat disimpulkan bahwa


sejarah adalah penelitian terhadap semua aspek kehidupan manusia pada
masa lalu, seperti politik, sosial, ekonomi, ilmu pengetahuan, hukum, seni,
budayah, peradaban, pemikiran dan lain sebagainya.

1
Kartika Sari, M.Hum, Sejarah Peradaban Islam, (Bangka Belitung: Shiddiq Press, 2015), hlm 1-2

1
Ilmu Sejarah dalam arti luas akan memberikan beberapa pengertian
dasar mengenai makna atau arti sejarah itu sendiri. Sejarah sebagai suatu
realita peristiwa, kejadian yang berkaitan dengan prilaku dan pengalaman
hidup manusia dimasa lampau yaitu adalah suatu realita yang obyektif,
artinya peristiwa yang benar-benar terjadi apa adanya. Ketika suatu
peristiwa yang terjadi masuk ke dalam wilayah penelitian, sejarawan untuk
diterjema’ahkan atau direkonstruksi maka , realitas peristiwa tersebut tidak
memiliki arti yang untuh lagi melainkan suatu “ Fakta” yang makna atau
artinya bergantung pada interpretasi-interpretasi peneliti, dan ketika itu
pula berubah menjadi fakta yang subyektif.

Kebudayaan Islam adalah ideology agama yang paling cocok


dengan logika, paling tegas di dalam keyakinan prinsip Ke-Esaan tuhan
dan paling jelas dalam menemukan kemuliaan zat yang maha tinggi dan
maha mulia. Kepercayaan pada tuhan yang maha Esa telah diajarkan oleh
para Nabi Allah, mulai Nabi Adam SAW hinggah penutup kesempurnaan
agama langit yaitu Nabi Muhammad SAW. Wahyu merupakan pilar dan
pondasi utama kenabiaan dan sekaligus hal yang paling penting dalam
agama-agama langit. Islam adalah jendela bagi manusia muslim untuk
melihat alam, islam tidak membiarkan manusia muslim menjadi panic
dalam pencarian-pencariannya tentang sikap yang harus diambil dalam
kehidupannya, namun ia telah menggariskan sebuah sikap yang realistis
dan logis dan menuntutnya untuk berpegang teguh dengannya.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan sejarah ?
2. Apa yang dimaksud dengan ilmu sejarah ?
3. Apa yang dimaksud dengan kebudayaan islam ?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui apa itu Sejarah
2. Untuk mengetahui apa itu ilmu sejarah
3. Untuk mengetahui apa itu kebudayaan islam

2
BAB II

PEMBAHASAN

PENGERTIAN SEJARAH

A. ETIMOLOGI SEJARAH

Secara etimologi (cabang ilmu bahasa untuk menyelidiki asal-usul kata serta
perubahan dalam bentuk dan makna), kata “sejarah” berasal dari bahasa Arab
yakni sajaratun, artinya adalah “pohon” Sedangkan diarab sendiri, kata untuk
merujuk “sejarah” lebih familiar dengan istilah farikh yang dalam bahasa
indonesia dapat diartikan “waktu” atau “penanggalan”.

Merujuk dari istilah Arab yang pertama yakni sajaratun, maka pemaknaan
“sejarah” dalam bahasa indonesia dapat dianologikan dengan silsilah, asal-usul,
atau riwayat. Silsilah, dalam keluarga misalnya, jika dibuat skema akan
menyerupai pohon yang bercabang-cabang, dan itu selaras dengan arti sajaratun,
yaitu “pohon”.

Demikian pula dengan istilah Arab yang kedua, yaitu tarikh, yang berarti “waktu”
atau “penanggalan”. Sejarah dalam makna indonesia selalu berhubungan dengan
waktu di masa yang telah lampau. Dan, waktu tentu saja sangat lekat dengan
penanggalan atau kalender. Penanggalan berasal dari kata dasar “tanggal” yang
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti “bilangan yang
menyatakan hari yang ke berapa dalam bulan “ atau “perhitungan hari bulan”.

Dengan kata lain, tarikh atau penanggalan atau kalender dapat diartikan sebagai
cara atau metode untuk menandai berjalannya waktu. Terdapat beberapa jenis
tarikh atau penanggalan yang dipakai sebagai acuan oleh bangsa-bangsa diseluruh
penjuru bumi, sebut saja penanggalan Masehi yang menjadi rujukan umum
peradaban dunia, atau penanggalan Hijriah (Islam), Saka (Hindu), dan lain-lain.
Di luar itu, masih ada jenis jenis tarikh lainnya meskipun bersifat lokal atau tidak
menjadi acuan umum dan hanya digunakan oleh komunitas adat atau suku-suku
tertentu.2

2
Antoni Dwi Laksono, Apa Itu Sejarah: Pengertian, Ruang Lingkup, Metode Dan Penelitian, (Kalimantan
Barat: Derwati Press, 2018), hlm 3-9

3
Selain berasal dari bahasa Arab yaitu sajaratun dan tarikh, pengertian sejarah dari
sisi estimologi juga dapat dimaknai dari bahasa lokal, salah satunya adalah bahasa
Jawa. Menurut bahasa Jawa, sejarah berasal dari kata babad yang berarti
“riwayat”. Istilah babad juga biasa digunakan dalam konteks suku-suku lainnya di
Indonesia, seperti Sunda, Bali, Sasak, Madura, Melayu, Bugis, Dayak, Batak, dan
lainnya, yang pada intinya merujuk kepada arti peristiwa yang telah lalu, juga bisa
dipadankan dengan istilah tambo, hikayat, dan seterusnya.

Sejarah dalam artian merupakan sebuah kajian ilmu pengetahuan lebih luas dan
mendalam dari sekedar peristiwa. Kata sejarah memiliki pandanan dengan kata
bistory dalam bahasa inggris. Kata bistory berasal dari bahasa yunani bistory yang
berarti: inquiry (penyelidikan), interview (wawancara), interogasi dari seorang
saksi mata, dan juga laporan mengenai hasil-hasil tindakan dari seorang saksi,
hakim, dan orang yang tahu. Dengan demikian, dalam teks teks yunani kuno
istilah bistoria mempunyai tiga arti: (1) penelitian (researcb) dan laporan tentang
penelitian itu; (2) suatu cerita puitis; dan (3) suatu deskripsi yang persis

Akar dari istilah-istilah tersebut adalah dari Yunani Kuno, yaitu historia yang
berarti “ilmu” atau “orang pandai”. Perluasan makna historia pada akhirnya
menjadi “ilmu atau pengetahuan yang diperoleh melalui penyelidikan atau
penelitian yang mendalam.”

Meskipun begitu, bukan berarti pemaknaan istilah sejarah dari bahasa Yunani
yang berbeda tersebut sama sekali tidak ada hubungannya dengan history dan lain
lainnya itu. Istilah history masuk ke dalam bahasa inggris dengan makna awalnya
yaitu “hubungan kejadian atau cerita”, kemudian meluas menjadi “cerita’ atau
“kisah” secara umum (history)

Sejak akhir abad ke-15 Masehi. Pemakaian kata history dalam bahasa inggris
mulai mengerucut lebih spesifik, yakni “catatan peristiwa masa lalu”. Hingga
akhirnya, seorang filsuf, negarawan, sekaligus penulis asal inggris bernama
Francis Bacon (lahir 22 Januari 1561) menggunakan istilah history dengan
pemaknaan yang mengacu kepada arti historia dalam bahasa Yunani Kuno yaitu
“ilmu”

Pada perjalanan abad ke-16 Masehi, Bacon kala itu menulis mengenai “Sejarah
Alam” atau Natural History. Untuk pertama kalinya dalam riwayat tata bahasa
Inggris, Bacon memaknai history seturut dengan arti historia, yang diartikannya
dengan makna “pengetahuan atau ilmu tentang objek yang ditentukan oleh ruang
dan waktu”.

4
Bacon mengejawantahkan sejarah atau history sebagai pengetahuan atau ilmu
untuk mempelajari apa yang berkisar dalam waktu dan tempat dengan
menggunakan ingatan sebagai instrumen esensialnya. Dari sinilah kemudian
istilah history tidak hanya dimaknai sebagai “cerita” saja, melainkan sudah
menjadi lebih spesifik dan terkait dengan “perjalanan waktu” yang melingkupi
berbagai aspek, termasuk peristiwa, peradaban, tempat, juga hampir seluruh lini
kehidupan manusia. Bahkan pada akhirnya, sejarah atau history tidak hanya
membahas tentang manusia saja, melaikan mencakup juga hal-hal di luar itu, atau
tentang makhluk-makhluk hidup lainnya, bahkan benda-benda lain dalam konteks
yang lebih luas3

Sementara itu, Kuntowijoyo menyebutkan pengertian sejarah adalah menafsirkan,


memahami, mengartikan. (Kuntowijoyo, 2008: 2) Sartono Kartodirdjo membagi
pengertian sejarah kepada dua macam, (Supriyadi, 2008: 14) yaitu:

1. Sejarah dalam arti subjektif adalah suatu konstruk, bangunan


yang disusun penulis sebagai suatau uraian atau cerita. Disebut
subjektif tidak lain karena sejarah memuat unsur-unsur dan nilai
subjek (penulis).

2. Sejarah dalam arti subjektif adalah menunjuk kejadian atau


peristiwa itu sendiri, yakni proses sejarah dalam aktualitasnya.

1. Sejarah Menurut Para Ahli

Pemaknaan yang lebih rinci tentang istilah sejarah, historia, atau history
sebagainya sudah dirumuskan oleh banyak pemikir atau filsufi sejak zaman
Yunani Kuno (sejak abad ke-8 sebelum masehi), meskipun seringkali dikaitkan
atau diperbandingkan dengan bidang atau cabang ilmu lainnya. 4

Dari masa ke masa, pemaknaan sejarah terus bertambah sesuai perkembangan


yang terjadi. Sejarah yang merupakan akar dari segala ilmu membuatnya bisa
dimaknai dari berbagai sisi atau pandangan, termasuk dari ilmu-ilmu lain yang
menyertainya.

3
Kartika Sari, M.Hum, Sejarah Peradaban Islam, (Bangka Belitung: Shiddiq Press, 2015), hlm 1-2
4
Antoni Dwi Laksono, Apa Itu Sejarah: Pengertian, Ruang Lingkup, Metode Dan Penelitian, (Kalimantan
Barat: Derwati Press, 2018), hlm 15-21

5
Berikut ini beberapa pemaknaan sejarah menurut para pakar atau ahli

1. Herodotus

Herodotus lahir di Halikaassas (sekarang wilayah Turki) dan hidup pada sekitar
tahun 484 Sebelum Masehi hingga 425 Sebelum Masehi. Ia adalah pemikir dari
masa Yunani Kuno yang dikenal sebagai Bapak Sejarah atau The Father of
History

Menurut Herodotus, sejarah tidak berkembang ke arah depan dengan tujuan yang
pasti, melainkan bergerak seperti garis lingkaran yang tinggi rendahnya
diakibatkan oleh keadaan manusia, ia memaknai sejarah dari analisis tentang
cerita atau perputaran jatuh bangunnya tokoh maupun suatu peradaban

2. Ibnu Khaldun

Menurut Ibnu Khaldun, sejarah adalah suatu catatan tentang masyarakat, umat
manusia, atau peradaban dunia, dan tentang perubahan-perubahan yang terjadi
pada watak masyarakat tersebut. Pengertian sejarah ini dikemukakan Ibnu
Khaldun dalam kitab atau buku berjudul Kitaab al-‘lbar Wa Biiwan: al-Mubtada’
Wa al-Khabar fi Ayyaam al’Arab Wa al’Ajam Wa al-Barbar atau yang sering
disebut Kitab Al Ibar yang artinya “Sejarah Ilmu”

Pengertian sejarah dari sisi luar, demikian tutur Ibnu Khaldun, adalah rekaman
perputaran masa dan pergantian kekuasaan yang terjadi pada masa lampau.
Sedangkan pengertian sejarah dari sisi dalam adalah suatu studi dan penalaran
kritis dan usaha cermat untuk mencari kebenaran, istilah mencari kebenaran
menujukkan bahwa sejarah bukan didapat dengan menggunakan fakta-fakta saja.

Secara Khusus, Ibnu Khaldun mendefinisikan sejarah sebagai suatu penjelasan


yang cerdas tentang sebab dan asal-usulnya segala sesuatu atau suatu pengetahuan
mendasar tentang bagaimana dan mengapa peristiwa-peristiwa itu terjadi. Sejarah
merupakan suatu gerak berkelanjutan dalam waktu (proses) yang merupakan
kreativitas asli manusia.

3. Patrick Gardiner

Pakar asal Britania lainnya. Patrick Lancaster Gardiner, juga punya rumusan
tersendiri mengenai makna sejarah. Sejarah dalam pandangan Gardiner
merupakan suatu ilmu yang mempelajari dan meneliti tentang apa yang telah
diperbuat oleh umat manusia. Maka, mencari penjelasan bagi suatu kejadian
sejarah dapat dilakukan melalui pengumpulan data atau informasi dari berbagai
sumber dan dengan berbagai cara, kemudian mencari penyebabnya dengan
disertai pengujian fakta atau bukti sejarah.

6
Secara lebih ringkas, definisi tentang sejarah setidaknya dapat mencakup hal-hal
sebagai berikut:

1) Masa lalu yang dilukiskan berdasarkan dengan urutan waktu


(kronologis)
2) Ada hubungannya dengan sebab akibat suatu peristiwa
3) Kebenarannya memiliki sifat subjektif sebab masih perlu adanya
penelitian yang lebih lanjut guna mencari kebenaran yang bersifat
hakiki.
4) Peristiswa sejarah ada tiga aspek, yaitu masa lampau, masa
sekarang, serta masa yang akan datang

B. PERADABAN ISLAM

Peradaban islam adalah terjamaah dari kata arab al-badbarab al-islamiyah.kata


arab ini juga sering diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi
kebudayaan Islam. Di Indonesia, sebagaimana juga di Arab dan Barat, masih
banyak orang yang menyinonimkan dua kata kebudayaan (Arab, ats-tsaqafab;
inggris, culture dan peradaban (Arab, al-badbarab; Inggris, civilization)
(Supriyadi, 2008: 18). Kata kebudayaan berasal dari kata “budi” dan ‘daya”
ditambah awalan ke dak akhiran an. Budi berarti akal dan daya berarti kekuatan.
Sementara itu, peradaban berasal dari bahasa Arab “adab” yang berarti bernilai
tinggi. (Musyrifah, 2003: 3)5

Menurut Koentjaraningrat, sebagaimana dikutip dari Supriyandi,


kebudayaan paling tidak mempunyai tiga wujud. (1) wujud ideal, yaitu
wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks ide, gagasan, nila-niali, norma-
norma, peraturan, dan sebagainya, (2) wujud kelakuan, wujud kebudayaan
sebagai suatu kompleks aktivitas kelakuan berpola dari manusia dalam
masyarakat, dan (3) wujud benda, yaitu wujud kebudayaan sebagai benda-
benda hasil karya. Adapun istilah peradaban digunakan untuk bagian-
bagian dan unsur-unsur dari kebudayaan yang halus dan indah.
Dari pengertian Sejarah dan Peradaban Islam di atas maka dapat
dirumuskan pengertian tentang Sejarah Peradaban Islam, yaitu:
1. Keterangan mengenai pertumbuhan dan perkembangan peradaban
Islam dari waktu ke waktu, sejak zaman kelahiran Islam sampai
dengan masa sekarang.

5
Kartika Sari, M.Hum, Sejarah Peradaban Islam, (Bangka Belitung: Shiddiq Press, 2015), hlm 3-4

7
2. Cabang ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan pertumbuhan
dan perkembangan peradaban islam, baik dari segi ide, pemikiran,
konsepsi, institusi, dan operasionalisasi sejak zaman Nabi
Muhammad Saw. Sampai sekarang.6

Sebagai cerminan ilmu sejarah berupaya menafsirkan pengalaman masa lampau


manusia dalam berbagai kegiatan. Umat islam tentunya mengetahui bahwa dalam
umat islam dahulu menjalani kehidupan tidak semua kegiatannya dapat berjalan
mulus dan sesuai dengan keinginannya. Terkadang umat Islam menemui
rintangan kecil. Bahkan terkadang menemui rintangan dan halangan besar yang
kadang kala mengancam jiwanya. Maka kita perlu bercermin atau mengambil
pelajaran dari pristiwa-pristiwa dan kejadian pada masa lampau sehinggah umat
Islam dapat melakukan kegiatan yang lebih baik lagi.

Adapun sebagai pembanding dapat diketahui bahwa suatu peristiwa atau kejadian
yang terjadi dari masa ke masa tentu memiliki kesamaan dank e khususan.
Dengan demikian, hasil proses pembanding antara masa silam, sekarang, dan yang
akan datang di harapkan dapat memberi andil bagi perkembangan peradaban
Islam. (Syukur, 2012 :9).

Setelah manfaat keteladanan, cerminan, dan pembanding dapat diproleh maka


manfaat selanjutnya yang tidak kalah penting adalah sebagai perbaikan. Dengan
mengetahui sejarah pada masa lampau maka kita berusaha untuk memperbaiki
keadaan yang sebelumnya kurang konstruktif menjadi lebih konstruktif. (Rukiati,
2006: 17) artinya kalau ditemukan sesuatu yang tidak baik, kurang sempurna, dan
tidak sesuai dengan zaman sekarang, maka kejadian pada masa lalu itu harus
diperbaiki. Bahkan kalau tidak bisa diperbaiki maka harus ditinggalkan demi
kemajaun peradaban Islam.

Adapun kegunaan sejarah peradaban islam yang bersifat akademis


diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui dan memahami pertumbuhan dan perkembangan peradaban


Islam, sejak zaman kelahirannya sampai masa sekarang.
2. Mengambil manfaat dari proses perkembangan peradaban Islam sehinggah
dapat memecahkan berbagai masalah peradaban umat Islam saat ini.

Memiliki sifat positif terhadap perubahan-perubahan dan pembaruan pembaruan


dalam proses perkembangan peradaban Islam. Hal itu dikarenakan sejarah
menunjukan bahwa dalam sejarah peradaban Islam pembaruan bukan merupakan
ha asih, aneh, dan dilarang.

6
Kartika Sari, M.Hum, Sejarah Peradaban Islam, (Bangka Belitung: Shiddiq Press, 2015), hlm 5-6

8
1. Sejarah Peradaban Islam Abad Pertengahan

Islam masuk ke Indonesia pada abad pertengahan sekitar tahun


1250 M-1800 M. pada mulanya islam masuk ke Indonesia melalui
berbagai cara salah satunya adalah dibawah para sudagar-sudagar dari
india. Menurut pendapat Dr. A. Mukti yang menyatakan bahwa Islam
datang ke Indonesia dibawa dari India, dimana Islam tidak lepas dari
pengaruh-pengaruh Hindu.
Sesuai dengan teori Anak Benua India yang menyebutkan bahwa
asal mula agama Islam di Indonesia adalah Anak Benua India, teori ini di
usung oleh Snouck Hurgronje yang terdapat dalam jurnal Asfiati bhwa “
Teori anak Benua didasarkan pada pengamatan tidak terlihat peran arab
dalam Islam pada abad 13 M serta Enskripsi tertua tentang agama Islam
yang terdapat di Sumatera juga menjadi gambaran bahwa para pedagang
India pernah singgah di sumatera “ (Asifiati, 2014).
Saudagar pedagang datang ke Indonesia melalui jalur laut, banyak
pulau yang disinggahi oleh para pedagang salah satunya yaitu pulau
Sumatera. Ketika pedagang singgah di pulau Sumatera salah satu kerajaan
yang disinggahi adalah kerajaan samudera pasai. Kerajaan Samudera pasai
adalah kerajaan yang terletak dipesisir laut aceh, kerajaan ini merupakan
kerajaan islam yang pertama pada abad pertengahan di Indonesia.
Kemunculan kerajaan samudera pasai merupakan hasil dari proses
Islamisasi daerah-daerah pantai yang pernah disinggahi pedagang muslim.
Sebelum memeluk agama Islam, budayah dan tradisi samudra pasai telah
dipengaruhi oleh agama Budha dan Hindu. Kerajaan samudra pasai yang
saat itu di pimpin oleh seorang raja yaitu Sultan Malik Al- Shaleh
merupakan seorang putra Batak Gayo, bekas prajurit Kesultanan Daya
pasai. Beliau dikenal sebagai penyebar agama Islam tidak hanya di
Indonesia tetapi juga sampai Asia Tenggara.
Sultan Malik Al- Shaleh sebelum memeluk agama Islam beliau
bernama Meurah Selu. Adapun menurut hikayat Raja-Raja Pasairaja
Merah Selu kemungkinan masuk agama Islam setelah beliau bermimpi
bertemu dengan Nabi Muhammad SAW beliau memutuskan untuk
memeluk agama Islam dan memutuskan untuk mengganti nama menjadi
Sultan Malik Al- Shaleh. Setelah Sultan Malik Al- Shaleh memeluk agam
Islam banyak dari rakyat yang memeluk agama Islam sebagai bukti
kesetian mereka terhadap rajanya. Sultan Malik Al- Shaleh yang
merupakan raja di kerajaan samudera pasai merupakan seorang ahli di
bidang politik, semejak beliau memeluk agama Islam maka sistem
pemeritahan yang dijalankan menganut ajaran-ajaran agama yang beliau
anut yaitu agama Islam.

9
C. ILMU SEJARAH

Ilmu sejara dalam bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai kejadian dan peristiwa
yang benar-benar terjadi pada masa lampau atau asal-usul (keturunan) silsilah,
terutama bagi raja-raja yang memerintah. Adapun ilmu sejarah adalah ilmu yang
digunakan untuk mempelajari peristiwa penting masa lalu manusia. Pengetahuan
sejarah meliputi pengetahuan akan kejadian-kejadian yang sudah lampau serta
pengetahuan akan cara berfikir secara historis. Orang yang mengkhususkan diri
mempelajari sejarah atau ahli sejara disebut sejarawan.

1. Sejarah Perkembangan Ilmu Sejarah

Sejarah merupakan salah satu disiplin ilmu tertua, dan secara


formal diajarkan di universitas-universitas Eropa mulai dari Oxford
University hingga Gottingen, pada abad ke-17 dan 18 (Gilbert, 1977).
Walaupun kemunculan ilmu sejarah baru terasa di abad 19, bersamaan
dengan berkembangnya ilmu pengetahuan sosial lainnya. Di mana
perkembangan ilmu sejarah diwarnai oleh konflik persaingan di antara
para tokohnya. Diilhami oleh oleh karya Leovold von Ranke (1795-1886),
para sejarawan mulai meninggalkan paradigma sejarah klasik yang telah
lama dipraktekkan oleh sebagian besar sejarawan sejak abad delapan
belas. Mereka mulai memusatkan perhatian pada pemaparan narasi-narasi
peristiwa politik yang terutama didasarkan pada dokumen-dokumen resmi
(Burke, 2000: 440). 7

Namun jika ditelusuri lebih jauh lagi, embrio lahirnya ilmu sejarah bisa
ditarik dalam sejarah historiografi Eropa, yang akan dilihat sebagai gejala
terikat oleh waktu (time bound) dan terikat pula oleh kebudayaan (culture
bound) pada zamannya, walaupun sejarah Mesir jauh lebih tua (4.000
S.M), namun karena orang Mesir tidak menulis ilmu sejarah, realitas
tersebut tidak memperkuat pendapat Mesir sebagai pertama lahirnya ilmu
sejarah.

Secara periodik, ilmu sejarah memang sudah berlangsung sejak lama, dan
terminologi sejarah-pun sudah amat tua, khususnya sejak zaman Yunanni
kuno. Sebab mengenai catatan-catatan masa lalu, khususnya masa lalu
tentang bangsanya sendiri, negaranya sendiri, memang merupakan suatu
aktivitas yang sudah lazim dalam dunia pengetahuan; dan hagiografi
(riwayat hidup dan legenda orang-orang yang dianggap suci) penulisannya
senantiasa didorong oleh mereka yang berkuasa. Tetapi yang membuat

7
Dwi Susanto,M.A. Pengantar Ilmu Sejarah, (Surabaya: 2007)

10
disiplin baru ilmu sejarah itu berbeda, adalah sejak dikembangkannya pada
penekanan wie es eigentlich gewesen (apa yang nyata-nyata terjadi) oleh
Leopold von Ranke (1795-1886) pada abad 19 dengan karyanya A
Critique of Modern Historical Writers. Walaupun sebenarnya munculnya
aliran sejarah kritis ini tidak sendiri karena zaman sebelumnya terdapat
sederetan sejarawan lainnya seperti; Jean Bodin (1530-1596) terkenal
dengan karyanya Method for Easly Understanding History, Jean Mabillon
(1632- 1707) menulis De Re Diplomatica, Berthold Gerg Nibhr (1776-
1831) yang menulis Roman History. Akan tetapi nama Ranke, lebih
setahap lebih dikenal dibanding lainnya. Sebagai penumbuh historiografi
kritis dan modern, Ranke menganjurkan supaya sejarawan menulis apa
yang sebenarnya terjadi (wie es eigentlich gewesen), sebab setiap periode
sejarah itu akan dipengaruhi oleh semangat zamannya (Zeitgeist). Atau
lebih ekstrim lagi penulisan sejarah pada waktu itu kebanyakan dengan
penciptaan kisah-kisah yang dibayangkan atau dilebih-lebihkan sehingga
bersifat retoris, karena kisah-kisah semacam itu hanya menyanjung-
nyanjung pembaca maupun melayani tujuan-tujuan yang mendesak bagi
para penguasa ataupun kelompok-kelompok yang berkuasa lainnya
(Wallerstein, 1997: 23).

2. Tujuan Dan Kegunaan Ilmu Sejarah

Mengenai fungsi dan kegunaan sejarah sejak zaman klasik para penulis
sudah banyak memberikan penegasan bahwa sejarah selalu memiliki use
value bagi kehidupan manusia. Polybius (198-117 sM) mengatakan bahwa
sejarah adalah philosophy teaching by example. Ia juga mengemukakan
bahwa semua orang mempunyai dua cara untuk menjadi baik. Satu,
berasal dari pengalaman dirinya sendiri, dan yang lainnya lagi berasal dari
pengalaman orang lain. Cicero (106-43 sM) yang dikenal sejarawan
sebagai subyek praktis; berfungsi sejarah didaktik (didactic history), ia
membuat beberapa adagium bahwa sejarah adalah cahaya kebenaran, saksi
waktu, guru kehidupan; historia magistra vitae (sejarah adalah guru
kehidupan); atau prima esse historiae legem ne quid falsi dicere audeat, ne
quid veri non audeat (hukum pertama dalam sejarah ialah takut
mengatakan kebohongan, hukum berikutnya tidak takut mengatakan
kebenaran). Kemudian Tacitus (55-120 sM), yang dijuluki sebagai
sejawaran moralis mengemukakan bahwa fungsi tertinggi sejarah adalah
untuk menjamin bahwa perbutan-perbuatan jahat (evil) harus diperlihatkan
untuk dikutuk oleh generasi kemudian (Conkin & Stomberg, 1971: 15).
Selain itu baginya sejarah sebagai suatu pengajaran bagi masa sekarang
dan suatu peringatan bagi masa yang akan datang (Sjamsuddin, 1999: 13).

11
Beberapa tulisan Soedjatmoko (1976: 9-15; 1985: 48; 1995: 358-369) ia
mengingatkan kita bahwa betapa pentingnya sebagai bangsa Indonesia
untuk memiliki kesadaran sejarah. Kesadaran sejarah ia artikan sebagai
suatu refleksi kontinu tentang kompleksitas perubahan-perubahan
(kontinuitas dan kemungkinan diskontinuitas) yang ditimbulkan oleh
interaksi dialektis masyarakat yang ingin melepaskan diri dari genggaman
realitas yang ada. Dengan kesadaran sejarah, manusia berusaha
menghargai kerumitan upaya pengungkapan terhadap kejadian-kejadian
yang melingkupinya, menghargai keunikan masing-masing keadaan, dan
bahkan dalam kecenderungan yang dikaji. Kesadaran sejarah membantu
manusia untuk waspada terhadap pemikiran yang terlalu sederhana,
analogi yang terlalu dangkal, serta penerimaan-penerimaan pola hukum
yang terlalu mudah mengarahkannya jalannya sejarah ataupun berada
dalam cengkraman determinisme sejarah. Kesadaran sejarah juga berarti
mengelakkan kecenderungan-kecenderungan menghadapi fenomena-
fenomena yang buta (Soedjatmoko, 1976: 14). Atau utopianisme politik
yang instant utopianism sebagai akibat frustrasi-frustrasi yang tajam,
maupun radikalisme yang mengandung permasalahan fundamental
mengenai sifat hakikat manusia, seperti yang dilukiskan dalam Novel
George Orwel 1984 tentang visi imaginatifnya mengenai ”telos“ atau
tujuan masyarakat (Kartodirdjo, 1990: 270). Karena luasnya tentang
kesadaran sejarah, Soedjatmoko (1976: 15) menyebutnya sebagai orientasi
intelektual yang bersifat kreatif, mawas diri, dan introspeksi yang tiada
henti.

D. KEBUDAYAAN ISLAM

Kebudayaan berasal dari kata "budi" dan "daya", kemudian Ndigabungkan


menjadi "budidaya" yang artinya upaya untuk menghasilkan dan mengembangkan
sesuatu agar menjadi lebih baik dan memberi manfaat bagi kehidupan. Lalu diberi
imbuhan "ke" dan "an" menjadi kebudidayaan atau disingkat menjadi kebudayaan.
Jadi, kebudayaan adalah upaya yang dilakukan umat manusia untuk menghasilkan
dan mengembangkan sesuatu, baik yang sudah ada maupun yang belum ada agar
memberikan manfaat bagi kehidupan manusia.8

Menurut Herkovits, kebudayaan adalah bagian dari lingkungan hidup yang


diciptakan oleh manusia. Sebagian para ahli mengartikan kebudayaan
kemungkinan besar sangat dipengaruhi oleh pandangan evolusionisme, yaitu
suatu teori yang mengatakan bahwa kebudayaan itu akan berkembang dari

8
http://shirotuna.blogspot.com/2014/10/pengertian-kebudayaan-islam.html

12
tahapan yang sederhana menuju tahapan yang lebih kompleks[8] Dengan
demikian kebudayaan berkaitan dengan aspek kehidupan manusia yang
menyeluruh baik material maupun non material.

Ada 3 bentuk kebudayaan dalam perwujudan sebagai berikut:

1. Wujud sebagai suatu komplek dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai,


norma-norma, dan peraturan. Kebudayaan ini dapat disebut sebagai
adapt istiadat yang menunjukan bahwa budaya mempunyai fungsi
mengatur, mengendalikan, dan memberi arah kepada tindakan,
kelakuan, dan perbuatan manusia dalam masyrakat sebagai sopan
santun.
2. Wujud kebudayaan sebagai aktivitas dan tindakan manusia dalam
masyarakat.Wujud ini dapat disebut sistem social karena
menyangkut tindakan dan kelakuan manusia.
3. Wujud ini berupa interaksi masyarakat dan aktivitas masyarakat
dalam kehidupan sehari-hari.Wujud kebudayaan sebagai benda dan
hasil karya manusia.Wujud ini bersifat fisik atau karya benda yang
sifatnya paling konkret dari hal-hal kecil hingga hal yang besar,
seperti candi borobudur, kain batik, dan lain sebagainya.

Kebudayaan Islam bukan kebudayaan yang diciptakan oleh masyarakat Islam.


Tetapikebudayaan yang bersuber dari ajaran-ajaran Islam/kebudayaan yang
bersifat Islami perinsip kebudayaan dalam Islam yaitu menghormati akal,
motivasi untuk menuntut dan mengembangkan ilmu, menghindari taklid buta,
tidak membuat kerusakan.

Sikap Islam terhadap kebudayaan Islam sebagaimana telah diterangkan yaitu


untuk mengatur dan membimbing masyarakat menuju kehidupan yang lebih baik
dan seimbang.

1. Keadaan Masyarakat Islam

Salah satu kekayaan sejarah peradaban Islam adalah mengenal keadaan


masyarakat Islam, peradaban dan pemikiran umat manusia. Membahas
sejarah Islam sangatlah luas dan kompleks. Islam hadir di tengah
masyarakat Jahiliyyah melalui Nabi Muhammad Saw. Islam
selanjutnya menyebar dengan peran keluarga dan para sahabat.
Kemudian setelah itu muncul dinasti-dinasti al-Khulafa ar-Rasyidun.
Al-Khulafa Ar-Rasyidun adalah Sayyidina Abu Bakar, Sayyidina
Umar, Sayyidina Ustman, dan Sayyidina Ali yang menjadi penguasa
tertinggi bagi umat Islam setelah Nabi Muhammad Saw wafat. Mereka

13
berhasil membuat peradaban dan kekuatan politik yang menandingi
kekuatan. Yang saat itu, yaitu Bizantium dan Persia.
Akan tetapi ada perselisihan umat Islam yang terbesar yaitu
masalah kekhalifahan/kepemimpinan setelah Nabi Saw wafat.
Perselisihan ini mengakibatkan pertumpahan darah dalam Islam, yang
sebelumnya belum pernah terjadi. Dapat dipastikan, perselisihan tidak
akan terjadi apabila Nabi Saw masih hidup. Beliau akan selalu
membimbing manusia ke jalan yang lurus.

14
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Sejarah dalam artian merupakan sebuah kajian ilmu pengetahuan


lebih luas dan mendalam dari sekedar peristiwa. Kata sejarah memiliki
pandanan dengan kata bistory dalam bahasa inggris. Kata bistory berasal
dari bahasa yunani bistory yang berarti: inquiry (penyelidikan), interview
(wawancara), interogasi dari seorang saksi mata, dan juga laporan
mengenai hasil-hasil tindakan dari seorang saksi, hakim, dan orang yang
tahu. Dengan demikian, dalam teks teks yunani kuno istilah bistoria
mempunyai tiga arti: (1) penelitian (researcb) dan laporan tentang
penelitian itu; (2) suatu cerita puitis; dan (3) suatu deskripsi yang persis.
Ilmu sejara dalam bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai
kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau atau
asal-usul (keturunan) silsilah, terutama bagi raja-raja yang memerintah.
Adapun ilmu sejarah adalah ilmu yang digunakan untuk mempelajari
peristiwa penting masa lalu manusia. Pengetahuan sejarah meliputi
pengetahuan akan kejadian-kejadian yang sudah lampau serta pengetahuan
akan cara berfikir secara historis. Orang yang mengkhususkan diri
mempelajari sejarah atau ahli sejara disebut sejarawan.

Secara lebih ringkas, definisi tentang sejarah setidaknya dapat mencakup


hal-hal sebagai berikut:

1) Masa lalu yang dilukiskan berdasarkan dengan urutan waktu


(kronologis)
2) Ada hubungannya dengan sebab akibat suatu peristiwa
3) Kebenarannya memiliki sifat subjektif sebab masih perlu adanya
penelitian yang lebih lanjut guna mencari kebenaran yang bersifat
hakiki.
4) Peristiswa sejarah ada tiga aspek, yaitu masa lampau, masa
sekarang, serta masa yang akan datang

15
DAFTAR PUSTAKA

1. Sari Kartika. 2015. Sejarah Peradaban Islam. Bangka Belitung: SHIDDIQ


PRESS

2. http://shirotuna.blogspot.com/2014/10/pengertian-kebudayaan-islam.html

3. Antoni Dwi Laksono, Apa Itu Sejarah: Pengertian, Ruang Lingkup, Metode
Dan Penelitian, (Kalimantan Barat: Derwati Press, 2018)

4. Dwi Susanto,M.A. Pengantar Ilmu Sejarah, (Surabaya: 2007)

16
17

Anda mungkin juga menyukai