Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

KONSEP DASAR SEJARAH

Disusun
Oleh:

DINA SEPTINA
NIM: 22111004

Dosen Pebimbing :
Drs. Saifuddin, M.Pd

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PRODI PPKN
UNIVERSITAS ABULYATAMA
ACEH BESAR
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya


sehingga makalah ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materi.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar
makalah ini bisa pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi saya sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan
dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
kami. Untuk itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Aceh Besar, Januari 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................1
B. Manfaat......................................................................................................2
C. Rumusan Masalah.....................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
A. Pengertian Konsep Dasar Sejarah.............................................................3
B. Konsep-Konsep Dasar Sejarah..................................................................3
C. Unsur-Unsur Sejarah.................................................................................7

BAB III PENUTUP.................................................................................................9


A. Kesimpulan................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Istilah “sejarah” berasal dari bahasa Arab, yakni dari kata “syajaratun”
(dibaca” syajarah), yang memiliki arti “pohon kayu”. Pengertian “pohon kayu” di
sini adalah adanya suatu kejadian, perkembangan/pertumbuhan tentang sesuatu
hal (peristiwa) dalam suatu kesinambungan (kontinuitas). Selain itu ada pula
peneliti yang menganggap bahwa arti kata “syajarah” tidak sama dengan kata
“sejarah”, sebab sejarah bukan hanya bermakna sebagai “pohon keluarga” atau
asal-usul atau silsilah. Walaupun demikian diakui bahwa ada hubungan antara
kata “syajarah” dengan kata “sejarah”, seseorang yang mempelajari sejarah
tertentu berkaitan dengan cerita, silsilah, riwayat dan asal-usul tentang seseorang
atau kejadian (Sjamsuddin, 1996: 2). Dengan demikian pengertian “sejarah” yang
dipahami sekarang ini dari alih bahasa Inggeris yakni “history”, yang bersumber
dari bahasa Yunani Kuno “historia” (dibaca “istoria”) yang berarti “belajar
dengan cara bertanya-tanya”. Kata “historia” ini diartikan sebagai pertelaan
mengenai gejala- gejala (terutama hal ikhwal manusia) dalam urutan kronologis
(Sjamsuddin dan Ismaun, 1996: 4).
Secara objektif, suatu peristiwa atau pengalaman hidup di masa lamapau,
tidak dapat diulang kembali. Namun dengan menerapkan suatu metode, peristiwa
atau pengalaman tersebut dapat direkonstruksi, disusun kembali. Secara murni,
tentu saja hasil rekonstruksi itu tidak merupakan duplikat sebagai mana aslinya.
Namun paing tidak secara mencolok. Ungkapan sejarah berulang dan mengambil
pelajaran dari sejarah, hsl tersebut merupakan kesadaran dari kita manusia, bahwa
hal-hal tertentu sebagai pengalaman masa lampau, mugnkin terjadi atau berilang
untuk diwaspadai, hususnya berkenaan dengan peristiwa-peristiwa yang
membawa laknat bagi kehidupan umat manusia. Sedangkan peristiwa masa
lampau itu, tidak akan mungkin terulang kembali. Apa yang telah terjadi, telah
menjadi fakta sejarah. Sebagai suatu kesadaran, kita wajib waspada terhadap

1
pengalaman sejarah yang membawa laknat bagi kehidupan dan kesejateraan umat
manusia.

B. Manfaat
1. Membuka wawasan
2. Sejarah sebagai sumber insfirasi
3. Lebih menghargai sejarah karena dia berharga

C. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dan ruang lingkup sejarah?
2. Apa kegunaan dan tujuan sejarah?
3. Bagaimana hubungan ilmu sejarah dengan ilmu sosial lainnya?

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Konsep Dasar Sejarah


Konsep dasar sejarah adalah sebuah pedoman penting dalam ilmu sejarah
untuk mengkaji seluruh aspek kehidupan yang terjadi pada zaman dahulu. Sejarah
ialah sebuah cabang ilmu pengetahuan yang mengkaji secara sistematis
keseluruhan perkembangan proses perubahan dinamika kehidupan yang terjadi di
zaman lampau.
Zaman lampau pada umumnya selalu terkait dengan konsep-konsep dasar,
berupa waktu, ruang, manusia, perubahan, dan kesinambungan. Konsep yang di
gunakan bisanya meliputi 5 W + 1 H (what, where, when, why, who dan how).

B. Konsep-Konsep Dasar Sejarah


Konsep dasar sejarah yang telah dikembangkan dalam ilmu sejarah ada 15,
berikut ini akan saya jabarkan tentang konsep-konsep tersebut :
1. Peristiwa
Konsep dasar sejarah yang pertama adalah peristiwa. Artinya suatu
kejadian yang menarik atau luar biasa sebab memiliki keunikan. Pada penelitian
sejarah, peristiwa selalu menjadi objek kajian. Hal ini disebabkan oleh salah satu
karakteristik ilmu sejarah merupakan mencari keunikan-keunikan yang terjadi saat
peristiwa tertentu, dengan penekanan pada tradisi-tradisi relativisme.
2. Nasioanlisme
Konsep dasar sejarah juga bersifat nasionalisme. Arti secara sederhananya,
mempunyai rasa kebangsaan, dimana kepentingan negara dan bangsa mendapat
perhatian lebih besar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
3. Kolonialisme
Konsep dasar sejarah bersifat kolonialisme merujuk kepada bagian
imperialisme dalam ekspansi bangsa-bangsa Eropa Barat ke bagian wilayah lain
di dunia sejak abad ke-15 dan 16.

3
Pada saat puncak perkembangannya, kolonialisme merajalela sekitar abad
ke-19. Dimana pada saat itu hampir setiap negara di Eropa memiliki daerah
jajahan di Asia, Afrika, dan Amerika.
4. Perubahan
Konsep perubahan adalah istilah yang merujuk kepada suatu hal yang
menjadi “tampil berbeda”. Konsep tersebut termasuk penting dalam sejarah dan
pembelajaran sejarah, sebab sejarah itu sendiri hakikatnya adalah perubahan.
Seseorang ahli futurisme ternama dari Amerika Serikat yaitu Alvin Toffler
(1981) mengatakan bahwa perubahan tidak sekedar penting dalam kehidupan,
tetapi arti perubahan itu sendiri adalah kehidupan.
5. Fasisme
Konsep dasar fasisme adalah sebuah penggolongan pemerintah dan
masyarakat secara totaliter oleh kediktatoran partai tunggal yang memiliki rasa
nasionalis yang sempit, rasialis, milteristis, dan imperialis.
6. Revolusi
Konsep revolusi mengacu pada suatu pengertian tentang perubahan sosial
politik yang radikal, berlangsung cepat, dan besar-besaran. Suatu revolusi terjadi
ketika berbagi kesulitan perang dan krisis keuangan negara sudah berhasil diatasi,
tetapi masih memiliki institusi-institusi yang rentan terhadap revolusi.
Identifikasi yang dilakukan oleh Skocpol pada tiga ciri kelembagaan yang
menyebabkan kerentanan revolusi tersebut antara lain :
Elite yang otonom dapat menentang atau menghadang implementasi
kebijaksanaan yang dijalankan pemerintah pusat.
Golongan petani memiliki organisasi pedesaan yang otonom.
Lembaga militer negara sangat bersifat inferior terhadap militer dari
negara-negara pesaingnya.
7. Peradaban
Konsep dasar sejarah bersifat peradaban juga di sebut dengan civilization.
Bentuk ini merupakan suatu konsep yang mengacu pada suatu entitas kultural
seluruh pandangan hidup manusia. Konsep ini meliputi nilai, norma, institusi, dan

4
pola pikir terpenting dari suatu masyarakat yang terwariskan dari generasi ke
generasi (Bozeman dalam Hungtinton, 1998:41).
Selain itu, konsep peradaban juga menunjuk suatu corak ataupun tingkatan
moral yang menyangkut penilaian terhadap totalitas kebudayaan. Oleh sebab itu,
peradaban jauh melebihi luasnya dari suatu kebudayaan yang saling
mempengaruhi.
8. Perbudakan
Konsep siavery atau perbudakan ialah istilah yang memberi gambaran
suatu kondisi dimana seseorang atau kelompok tidak memiliki kedudukan dan
peranan sebagai manusia yang memiliki hak asasi sebagai manusia yang layak.
9. Waktu
Konsep waktu pada hal ini (hari, tanggal, bulan, tahun, dan abad) adalah
konsep esensial dalam sejarah. Sebab begitu pentingnya mengenai waktu yang
digunakan baik terhadap riset historis dan empiris dalam prespektif kronologis,
fungsional, strrukturalis, ataupun simbolis.
Secara alternatifnya, sejarawan atau ilmuwan dapat menggunakan
penempatan subjektif dari saat kemarin, sekarang, dan akan datang.
Tentang pentingnya pemahaman waktu, menurut Sztompka (2004: 58-59)
terdapat enam fungsi waktu, yaitu :
a. Sebagai penyelaras tindakan.
b. Untuk koordinasi.
c. Sebagai bagian dalam tahapan atau rentetan peristiwa.
d. Menempati ketepatan.
e. Menentukan ukuran.
f. Untuk membedakan suatu masa tertentu dengan lainnya.

10. Fenimisme
Istilah kata merupakan nama suatu gerakan emansipasi wanita dari sub-
ordinasi pria. Menurut pendapat Maggie Humm (2000:345), semua gerakan
feminis mengandung tiga unsur perkiraan pokok, antara lain :

5
Gender adalah suatu konstruksi yang menekan kaum wanita sehingga
cenderung menguntungkan pria.
Konsep patriarki-dominasi kaum pria pada lembaga-lembaga sosial
melandasi konstruk tersebut.
Pengalaman dan pengetahuan kaum wanita harus dilibatkan untuk
mengembangkan suatu masyarakat non-seksis di masa mendatang.

11. Liberalisme
Konsep dasar sejarah liberalisme merujuk pada sebuah doktrin yang
artinya hanya dapat diungkapkan dengan penggunaan kata-kata sifat yang
menggambarkan nuansa-nuansa khusus.

12. Kemerdekaan atau Kebebasan


Konsep dasar kemerdekaan atau kebebasan merupakan nilai utama
didalam kehidupan politik untuk setiap bangsa dan negara ataupun umat manusia
yang senantiasa diagung-agungkan, sekalipun tidak selamanya dipraktikkan.
Arti penting sebuah kemerdekaan ini dapat dilihat pada ketentuan yang
mengatur hak-hak asasi manusia, seperti yang tercantum dalam Deklarasi Hak-
Hak Manusia Universal yang disetujui dengan suara bulat oleh Majelis Umum
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada tanggal 10 Desember 1948

13. Sebab dan Akibat


Konsep sebab mengacu pada pengertian faktor-faktor determinan
fenomena pendahulu yang mendorong terjadinya sesuatu perbuatan, perubahan.
Serta mendorong peristiwa berikutnya, dan sebagai suatu kondisi yang
mendahului peristiwa.
Sedangkan istilah akibat adalah sesuatu yang menjadikan kesudahan atau
hasil dari suatu perbuatan ataupun dampak dari peristiwa.

6
14. Konservatisme
Konsep dasar sejarah konservatisme mengacu kepada doktrin yang
meyakini bahwa realitas suatu masyarakat dapat ditemukan pada perkembangan
sejarahnya. Karena hal tersebut, pemerintah memberikan batasan diri didalam
campur tangan terhadap perilaku-perilaku kehidupan masyarakatnya, dalam artian
tidak boleh melupakan akar-akar sejarahnya.

15. Komunisme
Konsep dasar komunisme mengacu pada setiap pengaturan sosial yang
didasarkan pada kepemilikan, produksi, konsumsi, dan swa-pemerintahan yang
diatur secara komunal atau bersama-sama.

C. Unsur-Unsur Sejarah
Unsur-unsur yang menjadi struktur informasi sejarah terdiri dari tiga hal
yaitu, waktu, ruang, dan manusia. Berikut penjelasan lengkapnya :
1. Waktu
Sebagai salah satu unsur sejarah, waktu berperan sebagai momentum
peristiwa. Bahkan peristiwa sejarah awalnya lebih menekankan waktu, yaitu saat
tertentu di masa lalu ketika peristiwa itu terjadi. Peristiwa yang memiliki pola
sama sangat mungkin mengambil bentuk, wujud, dan intensitas berbeda jika
beralangsung dalam kontinu waktu yang berbeda.
Pada masa lalu dapat dijumpai sebuah peristiwa tragis yang bahkan
meningkat pada perang besar antara Kerajaan Majapahit dan Pajajaran yang
disebabkan oleh persoalan hadiah dari raja Pajajaran berupa seorang puteri untuk
di jadikan istri raja Majapahit. Hal yang sama tentu tidak akan terjadi dalam
waktu yang berbeda, terutama jika dibandingkan dengan masa sekarang.

2. Ruang
Sebagai unsur sejarah, ruang berguna sebagai tempat terjadinya peristiwa.
Setiap peristiwa menjadi sebuah episode sejarah. Pada setiap episode sejarah pasti
mempunyai lokasi tertentu sebagai pentas sejarah. Meskipun hanya sebagai lokasi

7
peristiwa, ruang sangat penting perannya sebagai penentu peristiwa bagi dari segi
wujud, bentuk, intensitas maupun dampak dari suatu peristiwa.
Misalnya peristiwa pergantian pemimpin ditengah masyarakat yang telah
mempunyai kultur demokratis tentu berbeda dengan peristiwa yang sama di
tengah masyarakat yang ketat dengan kultur patriarkhis.
Peristiwa belajar-mengajar didalam ruang kelas yang rapi, bersih, asri serta
dilengkapi fasilitas yang mencukupi tentu berbeda bentuk, intensitas dan hasil
pembelajarannya dibanding hal sama jika dilakukan dilingkungan ramai, pengap,
berdebu serta dengan fasilitas terbatas

3. Manusia
Manusia adalah unsur utama sejarah, sebab manusia merupakan aktor
(pemeran) utama pentas sejarah. Peristiwa apapun yang terjadi di permukaan
bumi, sangat dipengaruhi oleh manusia dalam memainkan perannya sebagai unsur
perubahan.
Pada konteks pemikiran idealistik, eksistensi sejarah juga sangat
ditentukan oleh kebutuhan manusia untuk mencatat sejarahnya sendiri. Jika
manusia tidak merasa perlu untuk mencatat sejarah atau manusia tidak
memandang sebuah peristiwa sebagai peristiwa sejarah sangat boleh jadi sejarah
tertentu tidak pernah eksis.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sejarah merupakan bagian dari ilmu sosial yang sebetulnya bisa dipahami
dengan mudah jika mengikuti bagaimana cara berpikir sejarawan dan bagaimana
cara kerja metodologi sejarah. Tidak seperti profesi dokter yang harus diisi oleh
orang dari disiplin ilmu kedokteran. Siapapun bisa menjadi sejarawan, karena
sejarah merupakan ilmu yang terbuka. Setiap orang punya kesempatan yang sama
untuk menjadi sejarawan selaman dia bisa menjalankan metodologi sejarah
dengan konsisten dan baik. Demikian juga dengan pemahaman sejarah.
Sejarah harus dipahami dari berbagai sudut pandang sebagaimana berbagai
ruang lingkup yang dimiliki oleh sejarah. Bagi orang-orang keguruan atau
kependidikan, pemahaman tentang kedudukan sejarah dalam ilmu sosial dan
kedudukan sejarah dalam IPS, akan sangat membantu dalam menyampaikan
materi sejarah di ruang-ruang kelas. Terlebih lagi jika mereka dapat mengamalkan
kaidah penyampaian sejarah sesuai dengan jenjang pendidikan siswa di satuan
pendidikan.

9
DAFTAR PUSTAKA

Carr, E.H. (1985) What Is History?. Harmondsworth, Middlesex, England:


Penguin Books, Ltd.

Collingwood, R.G. (1973) “The Historical Imagination” Cetak ulang dalam


bukunya

The Idea of History, Oxford.

Djamariah, B. dan Aswa Zain. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka
Cipta

Gee, W. (1950). Social Science Research Methods, New York: Appleton Century-
Crofts, Inc.

Gottschalk. 1985. Mengerti Sejarah. Terjemahan Nugroho Notosusanto. Jakarta:


Universitas Indonesia Press.

Gottchalk, L. (1986) Mengerti Sejarah, Penerjemah


Nugraho Notosusanto, Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya..

10

Anda mungkin juga menyukai