Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

“PENTINGNYA BELAJAR SEJARAH”

Disusun oleh kelompok 1:

Dhika ananda syaputra


Giovandy Rahmadani
Alfarsih
Nindira ervi agustin
Nurul hidayah
Zaskia mawadah

SMA NEGERI 1 PERHENTIAN RAJA


TAHUN PELAJARAN 2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan
Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Pentingnya
belajar sejarah”

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Perhentian Raja, 10 september 2023

penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sejarah, sebuah kata yang tentunya tidak asing lagi bagi kita. Berbagai
peristiwa sejarah, baik yang bersifat nasional, regional, maupun internasional
sering kita dengar. Misalnya, Proklamasi kemerdekaan RI merupakan contoh
peristiwa sejarah yang bersifat nasional. Penandatanganan pembentukan ASEAN
merupakan contoh peristiwa sejarah regional. Perang dunia I dan II merupakan
contoh peristiwa sejarah dunia. Namun, Pernahkah kamu berpikir apa sebenarnya
pengertian sejarah? . Sejarah berasal dari bahasa Arab Syajarotun yang berarti
pohon. Kata ini berkembang kemudian menjadi akar, keturunan, asalusul, riwayat
dan sisilah. Dalam bahasa Inggris, kata sejarah dikenal dengan
sebutan history, yang berasal dari bahasa yunani istoria yang berarti ilmu. Dalam
perkembangannya kata istoria yang diperuntukan bagi pengkajian terhadap segala
sesuatu yang mengenai manusia secara kronologis. Dalam bahasa jerman kata
sejarah disebut dengan geschicteyang artinya sesuatu yang telah terjadi.
Pengertian Sejarah secara sempit adalah sebuah peristiwa manusia yg bersumber
dari realisasi diri, kebebasan dan keputusan daya rohani. Pengertian Sejarahsecara
luas adalah setiap peristiwa (kejadian).
Sejarah adalah akumulasi rekaman pengalaman manusia. Mempelajari
sejarah mempelajari segala bentuk puncak pengalaman dan perubahan yang telah
dicapai manusia sepanjang abad. Dari sejarah masa lampau manusia memperoleh
bekal dan titik pijak untuk membangun sejarah baru. Kehidup manusia selalu
harus berdialog dengan sejarah masa lalu untuk dapat membangun sejarah di masa
sekarang, serta memproyeksikan pandangan ke dalam sejarahnya di masa
mendatang. Dimensi kesejarahan menuntut manusia untuk selalu melakukan
pembaharuan dan berupaya mencapai kemajuan.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah :
1. Bagaimanakah pengertian sejarah?
2. Apakah tujuan dari sejarah?
3. Apakah manfaat mempelajari sejarah?
4. Apakah gunanya mempelajari sejarah?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian sejarah
2. Untuk mengetahui tujuan dari sejarah
3. Untuk mengetahui manfaat mempelajari sejarah
4. Untuk mengetahui gunanya mempelajari sejarah
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Sejarah
Sejarah merupakan kejadian masa lampau yang tak boleh kita lupakan,
karena tanpa adanya sejarah kita tidak akan ada seperti pada zaman sekarang ini.
1. Pengertian sejarah Secara Etimologi
Kata ‘’Sejarah’’berasal dari Bahasa Arab ‘’syajaratun’’, artinya pohon.
Apabila digambarkan secara sistematik, sejarah hampir sama dengan pohon,
memiliki cabang dan ranting , bermula dari sebuah bibit, kemudian tumbuh dan
berkembang, lalu layu dan tumbang. Seirama dengan kata sejarah adalah silsilah,
kisah, hikayat yang berasal dari bahasa arab.
Sejarah dalam dunia Barat disebut historie (Perancis), historie (Belanda) ,
dan history (Inggris),dari bahasa Yunani, istoria yang berarti ilmu.
Menurut definisi yang umum, kata history berarti ‘’masa lampau umat
manusia’’. Dalam bahasa Jerman disebut Geschichte, barasal dari kata geschehen
yang berarti terjadi. Sedangkan dalam bahasa Arab disebut tarikh, berasal dari
akar kata ta’rikh dan taurikh yang berarti pemberitahuan tentang waktu dan
kadangkala kata tarikhus syai’I menunjukan arti pada tujuan dan masa
berakhirnya suatu peristiwa.
Dalam pengertian lain, sejarah adalah catatan berbagai peristiwa yang terjadi
pada masa lampau (events in the past). Dalam pengertian yang lebih seksama
sejarah adalah kisah dan peristiwa masa lampau umat manusia. Dalam istilah
bahasa-bahasa eropa, asal muasal istilah sejarah yang di pakai dalam literatur
bahasa Indonesia itu terdapat beberapa variasi, meskipun begitu banyak yang
mengakui bahwa istilah sejarah berasal muasal, dalam bahasa yunani historia.
Dalam bahasa inggris dikenal dengan history, bahasa perancis historie , bahsa
italia storia, bahsa jerman geschichte, yang berarti terjadi, dan bahasa belanda di
kenal gescheiedenis.
Melihat pada makna kebahasaaan dari berbagai bahasa di atas dapat
ditegaskan bahwa pengertian sejarah menyangkut dengan waktu dan peristiwa.
Oleh karena masalah waktu itu penting dalam memahami satu peristiwa, maka
para sejarawan cenderung mengatasi masalah ini dengan membuat periodisasi.

2. Pengertian sejarah secara epistimologi


Dalam khazanah filsafat, secara singkat epistemologi diartikan sebagai teori
ilmu pengetahuan. Pembicaraan dalam epistemologi pada pokoknya berhubungan
dengan upaya untuk menjawab bagaimana karakteristik pengetahuan ilmiah,
bagaimana metodologi untuk memperolehnya dan apa kriteria keabsahan dan
kebenarannya serta bagaimana mengujinya.
Epistemologi merupakan bentukan dari dua kata dalam bahasa Yunani, yaitu
episteme yang berarti pengetahuan dan logos yang juga berarti pengetahuan atau
informasi. Jadi epistemologi adalah pengetahuan tentang pengetahuan.
Masalah sejarawan dalam usahanya memilih suatu subjek dalam
mengumpulkan informasi mengenai subjek itu (kegiatan tersebut belakangan
sering kali diberi nama yunani heuristik). Heuristik sejarah tidak berbeda dalam
hakikatnya dengan kegiatan bibliografis yang lain sejauh menyangkut. Akan
tetapi sejarawan harus mempergunakan banyak material yang tidak terdapat
didalam buku-buku. Jika bahan-bahan itu bersifat arkeologis, epigrafis, atau
numismatis, untuk sebagian besar yang harus bertumpu kepada museum.
Jika bahan-bahan itu berupa dokumen-dokumen resmi, maka ia harus
mencari di arsip, pengadilan-pengadilan, perpustakaan pemerintah, dan lain-lain.
Jika bahan-bahan itu merupakan dokumen-dokumen pribadi yang tidak terdapat
dalam koleksi-koleksi resmi, ia mungkin harus mencarinya diantara dokumentasi
perusahaan-perusahaan, ruang piagam dari puri-puri kuno, milik berharga
kolektor autograph, dokumen-dokumen gereja, dan sebagainya.jika telah
memikirkan sesuatu subjek, dengan pembatasan-pembatasan yang sedikit banyak
bersifat pasti, mengenai perorangan, wilayah, waktu, dan fungsi (yakni aspek-
aspek ekonomi, politik, intelektual, diplomasi, atau aspek-aspek karya lainnya)
yang bersangkutan, ia mencari bahan-bahan yang mungkin ada sangkut pautnya
dengan perorangan diwilayah itu pada waktu itu yang berfungsi secara itu. Bahan-
bahan itu adalah sumber-sumbernya semakin cermat pembatasannya mengenai
perorangan, wilayah, waktu dan fungsi, semakin besar kemungkinannya bahwa
sumber-sumbernya akan ada sangkut pautnya dengan subjeknya.

3. Aksiologi
Aksiologi adalah ilmu yang membicarakan tentang tujuan ilmu pengetahuan
itu sendiri. jadi, aksiologi merupakan ilmu yang mempelajari hakikat dan manfaat
yang sebenarnya dari pengetahuan, dan sebenarnya ilmu pengetahuan itu tidak ada
yang sia-sia kalau kita bisa memanfaatkannya dan tentunya dimanfaatkan sengan
sebaik-baiknya dan dijalan yang baik pula. karena akhir-akhir ini banyak sekali
yang mempunyai ilmu pengetahuan yang lebih itu di manfaatkan di jalan yang
tidak benar.
Pembahasan aksiologi menyangkut masalah nilai kegunaan ilmu. ilmu tidak
bebas nilai artinya pada tahap-tahap tertentu kadang ilmu harus disesuaikan
dengan nilai-nilai budaya dan moral suatu masyarakat; sehingga nilai kegunaan
ilmu tersebut dapat dirasakan oleh masyarakat dalam usahanya meningkatkan
kesejahteraan bersama, bukan sebaliknya malahan menimbulkan bencana.

B. Tujuan ilmu Sejarah


Jika mahasiswa ditanya oleh dosen atau profesornya; Apa tujuan anda
memepelajari sejarah? Bagi mahasiswa pintar akan menjawab dari dua aspek,
yaitu:
Pertama; Untuk memenuhi rasa ingin tahu mengenai peristiwa-peristiwa
masa lampau, tentang bagaimana deskripsi peristiwanya, mengapa peristiwa itu
terjadi dan bagaimana akhir peristiwa itu, serta perkiraan implikasi atau dampak
peristiwa tersebut terhadap bidang-bidang kehidupan lainnya.
Kedua; Untuk mengetahui lebih mendalam apakah sejarah itu suatu seni
atau suatu disiplin ilmu, Profesor Charles A. Beard, dalam pidatonya selaku
Presiden Perserikatan Ahli Sejarah Amerika di New York, 1933 dengan judul:
“Written History as an Act of Faith” menyatakan bahwa: Sejarah sebagai disiplin
ilmu dan sebagai seni kedua hal itu saling mengisi. Tetapi yang pasti bahwa,
sejarah memiliki metode yang berilmiah. Berjuta-juta fakta sejarah dapat
dipastikan secara meyakinkan baik bagi awam maupun bagi para ahli.
C. Manfaat mempelajari sejarah
Pertanyaan ini merupakan pertanyaan klasik, tetapi selalu mengusik dan
menggugah hati manusia dari dahulu hingga saat sekarang ini.
Sejak jaman Sokrates, Herodotos (484 – 425 s.M), dan Thucydides (456 – 396)
orang memandang sejarah sebagai teladan kehidupan. Teori ini disebut sebagai
the examplar theory of history. Sejarah dapat memberikan nilai atau norma yang
dapat dijadikan pedoman bagi kehidupan sehari-hari. Bagi orang Cina sejarah
merupakan cermin kehidupan. Tradisi penulisan sejarah bagi bangsa Cina sudah
sangat tua. Raja atau dinasti yang sedang berkuasa berkewajiban untuk
menuliskan sejarah raja atau dinasti yang digantikannya. Frasa semacam itu dalam
bangsa Romawi kuno diungkapkannya dalam adagium : historia vitae magistra,
yang berarti sejarah adalah guru kehidupan. Agar dapat hidup dengan lebih baik
orang harus berguru kepada sejarah.
Diantara kegunaan mempelajari sejarah adalah:
1.Kegunaan edukatif
kegunaan sejarah yang pertama adalah sebagai edukatif atau pelajaran.
banyak manusia yang belajar dari sejarah. Belajar dari pengalaman yang pernah
dilakukan.pengalaman tidak hanya terbatas pada pengalaman yangdialaminya
sendiri, melainkan juga dari generasi sebelumnya.manusia melalui belajar dari
sejarah dapat mengembangkan potensinya. kesalahan pada masa lampau, baik
kesalahan sendiri maupun kesalahan orang lain coba dihindari.
smentara itu, pengalaman yangbaik justru harus ditiru dan dikembangkan. dengan
demikian, manusia dalam menjalani kehidupannya tidak berdasarkan coba-coba
saja (trial and error), seperti yang dilakukan oleh binatang. manusia harus
berusaha menghindari kesalahan yang sama untuk kedua kalinya.
2.Kegunaan inspiratif
Kegunaan sejarah yang kedua adalah sebagai inspiratif. berbagai kisah
sejarah dapat memberikan inspirasi pada pembaca dan pendengarnya. belajar dari
kebangkitan nasional yang dipeloporii oleh bedirinya organisasi perjuangan
yangmodern di awal abad ke-20, masyarakat Indonesia sekarang berusaha
mengembangkan kebangkitan nasional ang ke2. Pada kebangkitan nasional yang
pertama, bangsa indonesia berusaha merebut kemerdekaan yang sekarang ini
sudah dirasakan hasilnya.
Untuk mengembangkan dan mempertahankan kemerdekaan , bangsa
indonesia ingin melakukan kebangkitan nasional yang ke-2 , dengan bercita-cita
mengeajar ketertionggalan dari bangsa asing. bangsa indonesia tidak hanya ingin
merdeka, tetapi juga ingin menjadi bangsa yang maju, bangsa yang mampu
menyejahterakan rakyatnya. untuk itu, bangsa indonesia harus giat menguasai
IPTEK karena melalui IPTEK yang dikuasai, bangsa indonesia berpeluang
menjadi bangsa yang maju dan disegani, serta daapat ikut serta menjaga ketertiban
dunia.
3.Kegunaan rekreatif
Kegunaan sejaraha yang ketiga adalah sebagai kegunaan rekreatif.
kegunaan sejarah sebagai kisah dapat memberi suatu hiburan yang segar. melalui
penulisan kisah sejarah yang menarik pembaca dapat terhibur. gaya penulisan
yanghidup dan komunikatif dari beberapa sejarawan terasa mampu
“menghipnotis” pembaca. pembaca akan merasa nyaman membaca tulisan dari
seajarawan. konsekuensi rasa senang dan daya taraik penulisan kisah sejarah
tersebut membuat pembaca menjadi senang. membaaca menjadi media hiburan
dan rekreatif. membaca telah menjadi ibagian dari kesenangan. membaca tealah
dirasakan sebagai suatu kebutuhan, yaitu kebutuhan yang untuk rekreatif.
Pembaca dalam mempelajari hasil penulisan sejarah tidak hanya merasa
senang layaknya membaca novel, tetapi juga dapat berimajiasi ke masa lampau.
disini peran sejarawan dapat menjadi pemandu (guide). orang yang ingin melihat
situasi suatu daerah di masa lampau dapat membacanya dari hasil tulisan para
sejarawan.
Menurut Robert Jones Shafer (1974) manfaat sejarah adalah sebagai
berikut:
a. Memperluas pengalaman-pengalaman manusiawi
Belajar sejarah sama artinya berdialog dengan masyarakat dan bangsa
manapun dan di saat kapan pun. Dari pengalaman sejarah itu orang dapat
menimba pengalaman-pengalaman dalam menghadapi dan memecahkan problem-
problem kehidupan dalam segala aspeknya seperti politik, ekonomi, sosial dan
budaya. Pada dasarnya problem-problem kehidupan manusia hampir sama, yang
berbeda adalah detail dan intensitasnya. Cara mengatasi dan memberikan
tanggapan terhadap masalah, baik secara intelektual maupun secara emosional,
juga tidak terlalu berbeda. Dengan belajar sejarah, karenanya, sikap dan
kepribadian seseorang akan menjadi lebih matang.
b. Dengan belajar sejarah akan memungkinkan seseorang untuk dapat memandang
sesuatu secara keseluruhan (to see things whole).
Sejarah menawarkan begitu banyak dan bervariasi (the multiplicity or
variety) kondisi dan pengalaman manusia. Tidak ada disiplin ilmu yang mampu
menyajikan rekaman pengalaman manusia yang begitu menyeluruh, selain
sejarah. Agama, filsafat, dan ilmu-ilmu sosial lainnya memberikan sumbangan
yang sama, namun hanya sebatas dan menurut cara ilmu itu sendiri. Dimensi
keseluruhan dalam sejarah diharapkan akan mampu membangun keutuhan
kepribadian manusia.
c. Sejarah memiliki peranan penting dalam pembentukan identitas dan kepribadian
bangsa.
Suatu masyarakat atau bangsa tak mungkin akan mengenal siapa diri
mereka dan bagaimana mereka menjadi seperti sekarang ini tanpa mengenal
sejarah. Sejarah dengan identitas bangsa memiliki hubungan timbal-balik. Akar
sejarah yang dalam dan panjang akan memperkokoh eksistensi dan identitas serta
kepribadi suatu bangsa. Bangsa itu, karenanya, akan bangga dan mencintai sejarah
dan kebudayaannya.
Nugent dalam bukunya Creative Huistory (1967) menjawab pertanyaan
mengapa kita perlu mempelajari sejarah dari dua segi,
1. How can history help us make a living ? (Bagaimana sejarah itu dapat
menolong kita untuk hidup).
2. How can history help us become better person ? (Bagaimana sejarah itu dapat
menolong kita menjadi pribadi yang lebih baik) Sejarah sebagai pengalaman
manusia memberikan berbagai alternatif untuk memilih begitu banyak cara hidup
(a multitude of ways).
Untuk menjawab pertanyaan tersebut Nugent (1967) mengatakan dengan
tegas bahwa ’’Know other peoples, know yourself.’’ Setiap orang adalah produk
masyarakat dan masyarakat adalah produk masa lampau, ialah produk sejarah.
Dengan mempelajari sejarah kita akan mampu menghindari berbagai kesalahan
dan kekurangan masyarakat masa lampau untuk kemudian memperbaiki masa
depan.

Guna Belajar Sejarah


“Orang tidak akan belajar sejarah kalau tidak ada gunanya”.
“Kenyataan bahwa sejarah terus ditulis orang, di semua peradaban dan di
sepanjang waktu, sebenarnya cukup menjadi bukti bahwa sejarah itu perlu”.
Demikian potongan kalimat yang terdapat pada buku Pengantar Ilmu
Sejarah karya Prof.Dr.Kuntowijoyo guru besar sejarah UGM. Kalimat tersebut
telah memberikan kesan yang sangat mendalam bagi penulis ketika mengikuti
kuliah Pengantar Ilmu Sejarah di jurusan pendidikan sejarah Universitas Negeri
Medan di bawah bimbingan Dra.Lukitaningsih,M.Hum. Dari sanalah penulis
mencoba untuk lebih menjiwai ilmu sejarah. Secara bertahap terus berusaha
meyakinkan diri bahwa ilmu sejarah itu penting dan menarik untuk dikaji.
Secara gasir besar Kuntowijoyo menjelaskan bahwa belajar sejarah
berguna secara intrinsik dan estrinsik. Secara intrinsik maksudnya bahwa belajar
sejarah berguna sebagai ilmu pengetahuan. Sementera guna secara ekstrinsik
maksudnya adalah sumbangan ilmu sejarah di luar sebagai ilmu pengetahuan.
Karena kenyataan yang kita saksikan bahwa sejarah ada dimana-mana. Tulisan ini
akan lebih menfokuskan perhatian pada guna belajar sejarah secara ekstrinsik.
ü Sejarah Sebagai Pendidikan Moral
Berbeda dengan pendidikan moral secara umum yang cenderung berbicara
benar-salah atau seperti sastra dalam menyampaikan pesan-pesan moral yang
sangat tergantung dengan imajinasi pengarang. Maka sejarah harus lebih
menekankan pada upaya mengungkap fakta.
ü Sejarah Sebagai Pendidikan Penalaran
Setelah belajar sejarah seseorang diharapkan tidak tidak akan berpikir
monokausal, pikiran yang selalu menyatakan bahwa penyebab suatu peristiwa itu
hanya satu. Sebagai contoh kasus penulisan sejarah G30S yang dalam pelajaran di
sekolah biasanya dituliskan dengan G30S/PKI. Seolah memberikan pesan tersirat
kepada pembaca bahwa dalang di balik peristiwa tersebut hanyalah PKI. Padahal
kajian sejarah belakang ini menunjukkan bahwa PKI bukanlah dalang tunggal di
balik peristiwa. Kalaupun ada data yang menunjukkan keterlibatan PKI, tapi dia
tidak sendiri.
ü Sejarah Sebagai Pendidikan Politik
Sejarah sebagai pendidikan politik dimaksudkan agar setiap warga negara
mengenal ideologi negara serta memahami hak dan kewajibannya. Dengan
memahami sejarah, diharapkan akan mampu melahirkan sikap yang lbih arif dan
bijak dalam menata kehidupan berbangsa dan bernegara.
ü Sejarah Sebagai Pendidikan Kebijakan
Tak bisa dibayangkan akan bagaimana jadinya kalau seandainya sebuah
kebijakan yang diambil tanpa memiliki argumentasi historis yang kuat. Boleh jadi
sejumlah kesalahan yang pernah terjadi pada masa lalu akan terulang kembali.
Oleh karenanya kebijakan apapun yang akan diambil hendaknya terlebih dahulu
melakukan kajian evaluasi terhadap kebijakan-kebijakan yang pernah diambil
sebelumnya.
ü Sejarah Sebagai Pendidikan Masa Depan
Dibeberapa universitas megara maju, seperti Amerika, History for the
Future sudah diajarkan. Kendati ini bukanlah tugas pokok, karena tugas pokok
sejarah adalah melakukan rekonstruksi terhadap masa lampau. Namun barangkali
sejarah juga bisa memberikan prediksi terhadap masa depan berdasarkan trend
yang ada selama ini.
ü Sejarah Sebagai Pendidikan Keindahan
Sejarah hendaknya tidak dipahami dengan sesuatu yang kaku dan kering
dari nilai-nilai estetis. Ketika kita melakukan refleksi terhadap masa lampau, serta
menyaksikan seluruh peninggalannya, sejatinya akan mampu membuka hati dan
perasaan kita terhadap keindahan masa lalu. Dari jiwa estika kita akan mampu
memahami kondisi masa lampau lebih dalam lagi. Ornamen bangunan seolah
mengisahkan sesuatu pada kita, gerak tarian tradisinal juga seolah sedang
bercerita pada kita tentang masa lalu.
ü Sejarah Sebagai Ilmu Bantu
Seorang yang sedang belajar sosiologi atau antropologi yang tidak belajar
sejarah akan terheran-heran mengapa begitu banyak Tionghoa yang kaya di
Indonesia. Ada banyak kenyataan sosial yang kita saksikan hari ini, harus
dipelajari lewat proses kedatangan mereka ke Indonesia, dan itu menjadi ranah
kajian sejarah.
ü Sejarah Sebagai Latar Belakang
Seorang aktivis partai politik tidak akan mampu meraih simpati suatu
masyarakat tanpa mengetahui latar belakang masyarakat tersebut sehingga akan
mempermudah dalam proses interaksi. Dengan mengetahui latar belakang suatu
masyarakat maka kita akan mampu menetapkan sikap yang lebih bijak sesuatu
karakter masyarakat tersebut.
ü Sejarah Sebagai Rujukan
Para pemimpin besar dunia biasanya selalu menjadikan sejarah sebagai
rujukan dalam menentukan langkah. Lihat saja para ulama yang seringkali
menceritakan perang badar dalam ceramah-ceramahnya. Dengan harapan bahwa
jumlah yang sedikit bukanlah penentu utama kemenangan, tapi ada banyak faktor
lain. Atau Presiden Clinton yang sering mengingatkan orang pada Kennedy,
karena keduanya sama-sama muda dan dari partai yang sama.
ü Sejarah Sebagai Bukti
Di Era Reformasi sekarang ini kita dapat menggunakan sejarah Orde Baru
yang dinilai sangat korup akan berakibat sangat fatal dalam tatanan kehidupan
berbangsa dan bernegara. Karena cepat atau lambat akan dapat menelantarkan
rakyat banyak. Sehingga mendorong munculnya gerekan perlawanan dari rakyat
terhadap pemrintahan yang sedang berkuasa.
Uraian di atas kiranya bisa menjadi sedikit argumentasi bagi kita betapa
belajar sejarah itu perlu. Dan tak layak dianggap sebagai pelajaran pelengkap
apalagi pelajaran pinggiran di sekolah. Karena darinya kita akan belajar untuk
mampu bersikap bijak dalam hidup
BAB III
KESIMPULAN

Pertanyaan ini merupakan pertanyaan klasik, tetapi selalu mengusik dan


menggugah hati manusia dari dahulu hingga saat sekarang ini.
Sejak jaman Sokrates, Herodotos (484 – 425 s.M), dan Thucydides (456 – 396)
orang memandang sejarah sebagai teladan kehidupan. Teori ini disebut sebagai
the examplar theory of history. Sejarah dapat memberikan nilai atau norma yang
dapat dijadikan pedoman bagi kehidupan sehari-hari. Bagi orang Cina sejarah
merupakan cermin kehidupan. Tradisi penulisan sejarah bagi bangsa Cina sudah
sangat tua. Raja atau dinasti yang sedang berkuasa berkewajiban untuk
menuliskan sejarah raja atau dinasti yang digantikannya. Frasa semacam itu dalam
bangsa Romawi kuno diungkapkannya dalam adagium : historia vitae magistra,
yang berarti sejarah adalah guru kehidupan. Agar dapat hidup dengan lebih baik
orang harus berguru kepada sejarah.
Untuk menjawab pertanyaan tersebut Nugent (1967) mengatakan dengan
tegas bahwa ’’Know other peoples, know yourself.’’ Setiap orang adalah produk
masyarakat dan masyarakat adalah produk masa lampau, ialah produk sejarah.
Dengan mempelajari sejarah kita akan mampu menghindari berbagai kesalahan
dan kekurangan masyarakat masa lampau untuk kemudian memperbaiki masa
depan.
DAFTAR PUSTAKA

http//:www. Manfaat mempelajari sejarah


http://alhasyi.blogspot.co.id/2011/12/manfaat-mempelajari-sejarah.html
http://aneukgeureugok.blogspot.co.id/2015/05/makalah-pengertian-sejarah.html
http://andinicahya.blogspot.co.id/2012/11/manfaat-mempelajari-sejarah.html

Anda mungkin juga menyukai