OLEH:
INDRA SAPUTRA
NISN: 0054881484
NIS : 0379
Semester : 4 ( Empat )
Mengetahui
Guru Pembimbing I Guru Pembimbing II
Yusrizal,M.Si Suneri,S.Pd
NIP.19790405200801104 NUPTK:6938760662300082
Kepala sekolah
MUHAMMAD IFWANDI,S.Pd
NIP.1997005022008011015
ii
LEMBAR PENGESAHAN INDUSTRI
NIS : 0286
Semester : 4 ( Empat )
Menyetujui
Kaharuddin.S.Pi.M.Si Firdaus
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, atas berkat rahmat dan
judul “Teknik Pemijahan Ikan Patin (Pangasius sp) secara buatan pada kolam
semi intensif Di Balai Benih Ikan Lokal Bangkinang”Laporan ini dibuat sebagai
kepada :
3. Bapak Fahrul Rozi S,P,I dan Sebagai Ketua Jurusan Agribisnis Perikanan
7. Ibu Yusrizal S,pi .Sebagai Pembimbing I dan Ibu Suneri S.pd Sebagai
iv
8. Ayahanda Mawardi dan Ibu Sarohimah Penulis yang telah mendukung dan
9. Bapak dan Ibu Guru dan Staf Tata Usaha yang telah memberikan
10. Teman-teman dan seluruh pihak terlibat yang telah membantu baik moril
praktik kerja industri ini, namun penulis masih mengharapkan kritik dan saran
Indra Saputra
v
DAFTAR ISI
Isi Halaman
LEMBAR PENGESAHAN SEKOLAH................................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN DU/DI ........................................................ iii
KATA PENGANTAR............................................................................. iv
DAFTAR ISI............................................................................................ vi
DAFTAR GAMBAR............................................................................... viii
DAFTAR TABEL.................................................................................... xi
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ......................................................................... 2
1.3. Tujuan dan Manfaat....................................................................... 2
vi
Pemijahan ..................................................................................... 14
Pendederan..................................................................................... 15
Pemanenan dan Pecking................................................................ 15
BAB V. PENUTUP
5.1.Kesimpulan................................................................................ 28
5.2.Saran.......................................................................................... 28
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................. 29
LAMPIRAN............................................................................................. 30
vii
DAFTAR GAMBAR
Isi Halaman
viii
DAFTAR TABEL
Isi Halaman
ix
BAB I
PENDAHULUAN
perikanan berasal dari kegiatan berburu yang harus dibedakan dari kegiatan
farming seperti budidaya (Hempel dan Pauly, 2016). Perikanan merupakan semua
kegiatan yang berkaitan dengan ikan, termasuk memproduksi ikan, baik melalui
memenuhi kebutuhan manusia akan pangan sebagai sumber protein dan non
biakkan ikan untuk mendapatkan hasil yang dapat dimanfaatkan. Jenis ikan yang
sering dibudidayakan oleh pembudidaya ikan adalah ikan konsumsi dan ikan hias.
Budidaya ini juga dapat memberikan manfaat yang ekonomis yaitu mendapatkan
hasil produksi yang memiliki kualitas dan juga sebagai alat untuk mengelola
sumber daya alam. Budidaya perairan merupakan kegiatan atau aktivitas untuk
mendapatkan keuntungan
Ikan Patin ( Pangasius sp. ) merupakan spesies ikan air tawar dari jenis
industry. Dengan banyak keunggulan tersebut ikan ini menjadi salah satu
1
komoditas perikanan yang mempunyai nilai ekonomis tinggi,baik dalam segmen
Sebagian jenis dari ikan patin ini merupakan ikan introduksi dari Bangkok
Thailand dan Sebagian lagi merupakan jenis ikan lokal Indonesia yang terdapat
pada sungai sungai dipulau Sumatra, Kalimantan serta jawa. Jenis jenis ikan patin
Pemijahan Ikan Patin (Pangasius sp.) secara bantuan pada kolam semi intensif Di
1.2.Rumusan Masalah
2. Bagaimana ciri-ciri induk ikan patin (Pangasius sp.) yang sudah siap
dipijahkan ?
3. Bangaimana cara menseleksi induk ikan patin yang sudah matang gonad
1.3.1Tujuan
Patin (Pangasius sp.) di Balai Benih Ikan Lokal Bangkinang, sebagai berikut:
2
1. Untuk mengetahui bangaimana cara budidaya ikan Patin secara buatan
dipijahkan
1.4.Manfaat
pemijahan ikan patin (Pangasius sp) secara buatan yang baik dan benar.
bagaimana cara menseleksi induk ikan patin yang sudah matang gonad
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
provinsi riau, yang didirikan pada tahun 1984, namun diserahkan kepada
Balai Benih Ikan Lokal Bangkinang ini untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
akan ikan. Balai Benih Ikan Lokal Bangkinang beroperasi di bawah pimpinan
4
digunakan DiBalai Benih Ikan Lokal Bangkinangmenggunakan pompa air,
kemudian dialirkan kedalam bak penampung.
2.2. Klasifikasi
Menurut Bleeker (1846) mengklasifikasikan ikan Patin sebagai berikut :
Kingdom :Animal
Filum : Chordata
Kelas : Osteichthyes
Ordo : Siluriformcs
Famili : Pangasiidae
Genus : Pangasius
Spesies : Pangasius sp
2.3.Morfologi
Ikan patin merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang banyak dijari oleh
masyarakat, Ikan Patin mempunyai bentuk tubuh memanjang,berwarna putih
perak dengan punggung berwarna kebiruan.Ikan Patin relative kecil dengan mulut
terletak diujung kepala agak kebawah. Hal ini merupakan ciri khas golongan
catfish. Panjang tubuh dapat mencapai 120 cm.
2.4. Habitat Ikan
5
Tawar.(1) Air Payau merupakan campuran air laut dan air tawar dan membentuk
air payau,air payau biasa ditemukan didaerah-daerah muara dekat pesisir.
Adapun contoh berbagai jenis ikan yang hidup diair payau adalah ikan
Bandeng,ikan Kerapu Macan, ikan Kakap Putih,ikan Belanak.(2) Air Laut
merupakan air yang berasal dari laut atau samudera yang memiliki kadar garam
rata-rata 3,5%, artinya dalam 1 liter air laut terdapat 35 gram garam (Peureulak
2009).
Contoh berbagai jenis ikan yang hidup diair laut yaitu Ikan Tongkol,Ikan
Tuna,Ikan Teri,Iikan Kembung, Ikan Kembung.(3) Air Tawar ialah air yang tidak
berasa lawan dari air asin.Merupakan air yang tidak mengandung banyak larutan
garam dan larutan mineral didalamnya. Contoh ikan yang hidup diair tawar yaitu
Ikan Lele, Ikan Patin, Ikan Sidat, Ikan Sidat.
2.5. Pemeliharan Induk Ikan Patin
6
Predator adalah pemangsa yang secara sengaja maupun tidak sengaja
masuk ke areal budidaya ikan dan memangsa ikan yang dibudidaya. Jenisnya
dapat berupa ikan yang lebih besar, hewan air. Contoh ikan Baung (Mystus
nemurus), Lele (Clarias batracus).
2. Kompetitor
Kompetitor adalah organisme yang menimbulkan persaingan dalam
mendapatkan oksigen, pakan dan ruang gerak. Hama ini tidak dikehendaki
keberadaannya dalam wadah atau areal budidaya. Kompetitor yang sering
menyebabkan terjadinya persaingan dalam memperoleh pakan adalah ikan Mujair
(Tilapia mossambica). Kompetitor selain dapat menyebabkan terjadinya
persaingan untuk mendapatkan pakan juga akan menyebabkan terjadinya
kompetisi untuk memperoleh oksigen dsn ruang gerak, sehingga kompetisi untuk
memperoleh oksigen dan ruang gerak, sehingga kompetisi yang yetjadi adalah
kompetisi Biological Requlerement, yakni ruang dan makanan. Contoh hama
competitor lainnya adalah jenis ketam, seperti Yuyu (Saesarma sp.), Kepiting
(Scyllaserrata), Katak (pada fase berudu).
3. Pengganggu atau Pencuri
Pengganggu adalah organisme atau aktivitas lain diluar ikan dibudidaya
yang keberadaannya dapat menggangu ikan budidaya. Perlakuan manusia yang
kurang baik dalam mengelola ikan dapt dikategorikan sebagai pengganggu,
seperti saat sampling yang tidak sesuai atutan atau cara panen yang kurang baik.
Selain itu, ada juga literatur yang mengelompokkam hama ketiga ini dalam istilah
“pencuri”, yang merupakan menakutkan bagi pembudidaya ikan.
7
Suhu 25-33 oC.
pH air 6,5-9,0 ; optimal 7-8,5.
Karbondioksida (CO2) Tidak lebih dari 10 ppm.
Amonia (NH3) dan asam belerang (H2S) Tidak lebih dari 0,1 ppm.
Kesadahan 3-8 dGH (degress of German total Hardness).
8
harus sehat dan tidak luka, Induk yang sakit dapat menghambat proses
pemijahan. Kadang-kadang induk tidak mijah. Karena itu seleksi ini harus
dilakukan dengsn hati-hati tidak sembarangan untuk menjaga agar tidak
menular pada induk-induk yang lain, maka induk-induk yang sakit dan
luka harus dipisahkan
9
1. Pembenihan
Pembenihan adalah kegiatan yang dilakukan dalam pematangan
gonad,pemijahan dan pembesaran larva hasil penetasan sehingga menghasilkan
benih yang siap ditebar dikolam. Secara umum pembenihan pada ikan dapat
dikategorikan menjadi 3 macam,yaitu :
a) Pembenihan secara semi alami, Teknik ini memiliki metode yang hamper
sama Teknik pemijahan buatan dimulai dengan cara merangsang indukkan
betina dengan menggunakan tambahan suntikan kelenjar hipofisa atau
suntikan hormon jenis ovaprim kemudian dipijahkan alami dalam satu
kolam khusus pemijahan.
Perbedaan pemijahan semi alami dengan pemijahan buatan yaitu
terdapat pada proses setelah melakukan penyuntikan hormone, kemuduan
indukan jantan dan betina diletakkan kedalam kolam pemijahan hingga
proses pembuahan selesai dan telur menempel pada kakaban yang telah
disediakan. Sedangkan pada proses pemijahan buatan dilakukan
pengambilan sel sperma indukan jantan dan sel telur indukan betina
kemudian proses dilakukan diluat kolam pemijahan atau diwadah khusus
sampai proses pembuahan selesai kemudian ditebar kedalam kolam
pemijahan hingga telur menetas (Susanto,2011).
b) Pembenihan secara alami yaitu Teknik pemijahan tanpa melibatkan
bantuan dari manusia pada saat proses pemijahan yang dilakukan dengan
cara menyeleksi indukkan terlebih dahulu yang sudah matang gonad
dengan perbandingan jantan dan betina 1 : 1, kemudian induk jantan dan
induk betina diletakkan kedalam kolam khusus pemijahan dan didalam
kolam tersebut sudah dimasukkan alat kakaban (ijuk yang diapit oleh
bambu) guna menempel telur setelah proses pemijahan,kemudian proses
pemijahan memerlukan wakru 1 x 24 jam (Susanto,2011).
c) Pemijahan secara buatan yaitu dilakukan dengan cara merangsang induk
betina dengan menggunakan tambahan suntikan hormone seperti ovaprim
untuk mempercepat matangnya gonad, kemudian dipijahkan secara bantu.
Pada pemijahan buatan, induk betina dan jantan yang digunakan adalah
10
dengan perbandingan 1 : 1 (sel telur dari 1kg indukan betina dapat dibuahi
dengan sperma dari jantan 1kg) dan dilakukan diluar koalm.
Metode pengambilan sperma indyukan jantan yaitu dengan
melakukan pembedahan dimulai dari bagian anus hingga insang dan
dipotong secara vertical tepat dibelakang insang sehungga ikan tepisah
antara badan dan kepala (Susanto,2011). Hal ini sesuai dengan pendapat
Hernowo (2008) pengambilan kantung sperma dengan cara pembedahan
pada induk jantan dimulai dari anus dengan menggunakan garis seperti
huruf “Y”.
Kantung sperma berjumlah 2 buah kemudian sipotong dan
diencerkan dengan menggunakan Nacl sebanyak 50 ml. Cairkan sperma
hanya dapat digunakandalam jangka waktu kurang lebih 2 menit. Hal ini
disesuaikan dengan pendapat Gusrina (2008) bahwa sperma yang telah
dihaluskan hanya dapat bertahan kurang lebih 1 menit dan cairan berwarna
keruh. Metode pengambilan sel telur indukan betina yaitu dengan
menggunakan teknis Streeping/Pengurutan, dilakukan setelah 24 jam
penyuntikan hormon.
Teknik pengurutan dilakukan dengan cara mengurut perut dari
arah kepala kearah lubang genital sampai dapat ditadakan sel telur telah
habis. Setelah proses Streeping kemudian melakukan penghitung
fekunditas telur yang dihasilkan dengan cara menimbang berat indukan
betina sebelum proses Streeping dikurangi berat setelah proses Streeping.
Setelah itu melakukan pembuahan dengan cara mencampurkan sek sperma
dan sel telur pada wadah yang telah disiapkan.
Pembuahan berlangsung cepat karena sperma hanya aktif bergerak
dalam bertahan hidup kurang lebih satu menit setelah terkena air. Setelah
itu telur yang telah dibuahi ditebar secara merata pada kolam khusus
pemijahan hingga proses penetasan telur terjadi (Susanto,1999).
11
BAB III
METODOLOGI PRAKTIK KERJA INDUSTRI
Alat Bahan
5. Seser 5. Artemia
6. Jaring
7. Baskom
8. Ember
9. Selang aerasi
11. Suntik
12
Hal yang harus diprthatihan dalam melakukan pemijahan ikan patin secara
buatan adalah sebagai berikut :
Pemeliharaaan induk
Persiapan wadah
Siap kan bak viber yang sudah di cuci bersi,lalu keringkan selama 2-4
hari.
Selanjutnya di isi air setinggi 80-100 menggunakan air yang sudah di endapkan
agar kadar asam pada air tidak tinggi
Seleksi induk
Seleksi induk ikan patin dilakukan dengan melihat tanda tanda pada
tubuh.tandah induk pada betina matang gond adalaah perut membesar kearah
anus,perut terasa empuk bila d iraba dan kloaka membengkak merah tua tanda
merah tua.tanda induk jantan yang sudah matang gonad kulit
Perut lembek dan tipis,bila di urut keluar cairan seperma berwarna putih,
Kelamin membengkak berwarna merah tua
Pemijahan
13
induk betina saja. Penyuntikan kedua dilakukan setelah 24 jam dari penyuntikan
pertama, penyuntikan kedua ini menggunakan hormon ovaprim. Dosis ovaprim
untuk induk betina sebanyak 0.5/kg, sedangkan untuk induk jantan 0.3/kg jika
diperlukan. Setelah penyuntikan kedua, 8-12 jam kemudian dilakukan pengecekan
ovulasi induk. Pengecekan ini akan menentukan saat pengeluaran telur untuk
proses pembuahan. Pengecekan ovulasi dilakukan dengan cara melakukan pada
bagian dekat urogenital secara pelan dan hati-hati. Ovulasi sudah tercapai bila
sudah ada sedikit telur yang keluar sehingga pengurutan secara keseluruhan dapat
dilanjutkan untuk proses pembuahan.
Pendederan
14
BAB IV
15
Pakan yang diberikan pada induk ikan patin berupa pakan buatan dengan
kualitas yang baik dan kualitas yang mecukupi. Pakan harus memiliki kandungan
protein sebanyak 30-35%. Pemberian pakan dilakukan setiap hari sebanyak 3 %
bobot biomasa/hari dengan frekuensi pemberian pakan 2- 3 kali/hari (Sunarma,
2007). Oleh karena itu, Teknik pemeliharan induk patin untuk mendapatka induk
yang matang gonad dan benih yang berkualitas pula. Tujuan dari pemeliharaan
induk ikan patin untuk mendapatkan induk yang matang gonad dan siap untuk di
pijahkan. Induk patin yang tidak baik Ketika pemeliharan akan mengalami
turunnya sifat genetic dan kesehatannya, benih yang dihasilkan menjadi tidak
baik.
Pemeliharan induk di BBIL Bangkinang dilakukan pada kolam semi
intensify aitu kolam yang berdinding beton dan berdasar lumpur dengan luas 100
meter dengan jumlah kurang lebih 100 ekor. Teknik pemmeliharan induk dengan
cara monokultur double kelamin artinya dalam satu kolam terdapat satu jenis ikan
dengan dua alat kelamin.
Lama pemeliharan induk ikan patin lebih kurang berkisar satu bulan.
Pemberian pakan dilakukan secara berkala yaitu sehari 3 kali yaitu pada pagi,
siang, dan malam dengan pakan buatan berupa pellet yang berkadar protein diatas
30%. Untuk mempercepat tinggkat kematangan gonad induk ikan patin diberi
pakan tambahan berupa keong atau pun usus ayam.
16
a. Katater dimasukkan kedalam saluran telur, bagian ujung katater
dihisap, dan katater dikeluarkan secara perlahan.
b. Bagian ujuang katater ditekan atau didorong agar dapat keluar dari
katater dan telur diperiksa apakah sudah matang gonad atau tidak.
4.4. Pemberokan
Pemberokan merupakan peristirahatan atau pemuasaan ikan. Sebelum
melakukan pemijahan kita harus melakukan pemberokan terlebih dahulu,
memberok berarti menyimpan induk-induk yang berasal dari kolam pemeliharan
induk di bak pemberokan. Kegiatan ini dilakukan semalam, Hingga menjelang
induk tersebut dipijahkan.
Pemberokan bertujuan untuk membuang kotoran. Kotoran dapat
mengganggu saat pengurutan telur, dan mengotoran telur. Pemberokan juga
bertujan untuk mengurangi kandungan lemak dalam gonad. Kandungan lemak
17
yang terlalu tinggi dapat menghambat proses pemijahan, atau striping, sehingga
telur susah keluar. Selain itu, pemberokan juga bertujuan pula untuk memudahkan
dalam membedakan induk yang gendut karena matang telur dengan gendut karena
pakan.
Hal penting yang perlu diperhatiakan dalam pemberokan adalah :
1. eadan air harus bersih (tidak mengandung pakan) serta mengalir secara
kontinyu agar induk tidak stress dan oksigen tetap tinggi.
2. Induk tidak boleh diberi pakan tambahan agar kandungan lemaknya tidak
bertambah.
3. Pemberontakan ini dilakukan minimal selama 12 jam.
4.5. Penyuntikan
Penyuntikan iakan apatin dilakuakn dengan car pemijahan buatan yaitu
dengan menyuntik hormone ovaprim. Penyuntikan dilakukan dengan tujuan untuk
merangsang induk yang sudah matang gonad. Penyuntikan dilakukan secara
intarmusculer (punggung kanan/kiri) dengan sudut penyuntikan 45o. Berikut
adalah Langkah-langkah penyuntikan ikan patin : induk yang akan disuntik
ditangkap satu persatu dengan cara di pegang ekornya dan ditutup matanya.
Tujuannya agar ikan tidak memberontak dan terjatuh sehingga mengalami
pendarahan, Ikan diletakkan pada kain lap dan ditutup matanya, Kemudian
Hormon Ovaprim dengan dosisi 0,6 ml disuntikkan dibagian punggung dengan
sudut kemiringan 45o, Ikan yang sudah disuntik dimaksukkan Kembali kedalam
kolam pemberontakan.
4.6 Stripping
18
Setelah induk patin dibius dilakukan striping. Sebelum melakukan
striping permukaan kulit dan sirip induk terlebih dahulu di keringkan dengan
menggunakn anduk dan tisu hal ini bertujuan agar lubang microfil tidak tertutup.
Stripping dilakukan dengan cara memegang pangkal ekor dengan menggunakan
tangan kiri, sedangkan tangan kanan mengurut bagian perut paling depan kearah
lubang urogenital sambal diposisikan ke dalam wadah. Kemudian telur dan
sperma ditampung ke dalam wadah yang sama. Adapun proses melakukan
striping disajikan pada gambar berikut.
19
Tujuannya : untuk memuaskan induk agar sperma yang keluar pemberontakan
dilakukan satu hari sebelum seleksi induk dan induk diberi pakan Kembali dan di
stripping.
20
Sumber:Dokumentasi pribadi
21
dalam proses budidaya, dan pemanen benih patin bertujuan untuk mengumpulkan
benih ikan kedalam satu bak.
Pemanenan dilakukan dengan keseluruhan atau bisa disebut panen total.
Pemanenan silakukan setelah benih mencapai ukuran tertentu atau satu bualan
pemeliharan. Pemanenan dapat dilakukan pada pagi hari dan alam hari saat suhu
rendah guna menghindari ikan patin stress. Pemanenan dilakukan dengan
mengurangi air didalam media pemeliharan 70-80%. Setelah air dikurangi, benih
ditangkap sengan seser, dan ditampung didalam baskom (ember). Beberapa tahap
awal dalam pemanenan sebagai berikut : Tidak memberi pakan hal ini dilakukan
agar iakan yang ada didalam kolam tidak mengalami stress pada proses
pemanenan dan tidak mengakibatkan gembung pada ikan yang di panen.
Nyeser (panen Sebagian) Panen Sebagian adalah panen ikan tanpa
memanen semua ikan yang berada didalam kolam benih. Panen Sebagian artinya
tidak memanen semua ikan yang didalm kolam ikan tersebut, penyeseran
dilakukan bertujuan untuk mengurangi rasa stress pada ikan nantinya. Sebelum
dilakukan proses pengemasan ikan dipindahkan kedalam bak fiber untik
sementara waktu. Nyeser (panen Sebagian) dilakukan dengan menggunakan alat
seperti jarring, seseran, serokan, ember.
Kemudian Adapun panen total (keseluruhan) Panen total adalah memanen
ikan keseluruhan atau dengan memanen semua sisa benih yang ada didalam kolam
dan selanjutnya benuh diletakkan didalam kelambu sama seperti panen Sebagian,
namun panen total dan panen sebagain berbeda dalam proses panenannya. Panen
total dilakukan dengan cara mengeringkan kolam benih atau membuka daluran
monik. Menutup salutan minik dengan menggunakan jaring segi empat yang
dibuat dengan besi, untuk tidak membuat ikan tidak masuk kedalam saluran
monik. Membuat kamalir tempat pengumpulan benih ikan yang berada dikolam
kearah monik. Mengumpulkan ikan yang ada diluar kamalir kedalam baskom atau
dikumpulkan kedalam kamalir.
Kemudian membuka jaring segiempat yang menutupi monik, dan
menggantinya dengan jaring untuk menangkap ikan yang akan keluar dari saluran
monik tersebut. Dari ujung kamalir lumpur didorong kearah monik dengan
22
menggunakan kain atau karung agar ikan yang mengumpul dikamalir tersebut
keluar menuju saluran monik.
Pengemasan atau Pengepakan (Packing)
Kemasan adalah bagian tertular yang menutupi satu produk dengan tujuan
untuk menjaga produk dari cuaca, guncangan dan benturan-benturn, yang dapat
merusak isi yang ada didalam plastic, atau dengan kata lain pengemasan adalah
suatu cara untuk membuat ikan dalam kondisi nyaman, tidak rusak, mudah,
praktis, dan tidak mengganggu kondisi sekitar, yakni selama pengangkutan atau
pengiriman.
Fungsi utama dari adanya packing adalah untuk melindungi produk dari
goresan atau cacat produk yang membuat produk menjadi rusak. Kegiatan
pengemasan memang membutuhkan kehati-hatian, terutama untuk mengangkut
ikan hidup karena ikan harus tetap hidup sampai ketempat sipembeli. Pengemasan
ini menggunakan system metode tutup, yaitu pengemasan ikan hidup dengan
menggunakan temapat atau wadah tertutup, udara dari luar tidak dapat masuk
kedalam media tersebut.
Teknik pengemasan system tertutup dilakukan dengan cara menyiapkan
kantong plastic pollietilen kemudian mengisi kantong plastic dengan air bersih
dengan tujuan untuk menghilangkan karbon dioksida, dan dilanjutkan memasukan
oksigen dari tabung kedalam plastic sampai plastic menggembung stelah
mengisian oksigen, mulut kemasan diikat secara rapat dengan karet gelang, Platik
ditempat yang aman. Sistem tertutup, yaitu pengemasan ikan hidup yang
dilakukan dengan tempat tertutup, udara dari luar tidak dapat masuk kedalm
media tersebut.
Pengemasan system tertutup ini memeiliki kelebihan dan kekurangan,
kelebihannya antara lain : media air tahan terhadap guncangan selama
pengankuatan dapat digunakan untuk jarak jauh (pesawat terbang) memudahkan
penatan dalam pemanfaatan tempat selama pengangkutan. Kekurangannya antara
lain : media air tidak dapat tersentuh dengan udara langsung (tidak ada difusi
oksogen dari udara) sehingga tidak dapat suplai oksigen tambahan tidak dapat
dilakukan pergantian air memerlukan kecematan dalam memperhitungan
kebutuhan oksigen dengan lama waktu pengangkutan
23
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil kegiatan Di Balai Benih Ikan Lokal Bangkinangdapat
disimpulkan bahwa pemijahan ikan patin sangatlah memerlukan perhatian
khusus(Intensif). Oleh karena itu pemberian pakan adalah faktor yang sangat
penting dalam pemeliharan larva untuk menjaga kelangsungan hidup larva patin
tersebut. Pemijahan semi buatan sangat efektif pada ikan patin karena dapat
menghasilkan telur .
5.2. Saran
Dalam melakukan pemeliharan larva patin yang baik dan sehat alangkah
baik nya kita harus memiliki induk yang sudah benar-benar matang gonad dan
tidak cacat supaya mendapatkan hasil yang memuaskan.
24
25
DAFTAR PUSTAKA
Kordi, H. G. 2005.
Budidaya Perairan. Buku Kedua. PT Citra Aditya Bakti. Bandung. 964
Khairuman. 2007.
Budidaya Patin Super. Agro Media Pustaka. Jakarta.Kementrian
Kelautan dan Perikanan, 2012.
Permintaan Ikan Patin. (online) http://www.kkp.go.id, diakses tanggal 3
Januari 2014.
Khairuman, dan D. Sudenda. 2002.
Budidaya Patin Secara Intensif. Agro Media Pustaka. Jakarta.
Mukti. 2005.
Beberapa Metode Pembenihan Ikan Air Tawar. Penerbit Kanisius.
Yogyakarta.
Marzuki. 1986.
Metodologi Riset. BPFE. UII. Yogyakarta.
Sularto, Rani, H., dan Evi, T., 2006.
Petunjuk Teknis Pembenihan Ikan Patin Pasupati. Loka Riset
Pemulihandan Teknologi Budidaya Perikanan Air Tawar, Subang.
26
LAMPIRAN
27
LAMPIRAN
28
Lampiran 2.1 Alat dan Bahan
29