Anda di halaman 1dari 51

LAPORAN KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

(PKL)
PENGENDALIAN PENYAKIT LAYU FUSARIUM PADA TANAMAN
CABE RAWIT
(Capsicum Frutescens)

Diajukan sebagai syarat untuk mengikuti Uji Kompetensi dan Ujian Nasional

Disusun oleh :
DINI NURHERYANTI
NIS :

AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA


YAYASAN SAMUDERA BUANA PANGANDARAN
SMK SAMUDERA BUANA LANGKAPLANCAR
TERAKREDITASI "B"
Jln. Karangkamiri No. 28 Langkaplancar Kabupaten Pangandaran Jawa barat
Email smksamudrabuana@gmail.com Kode POS 46391
TAHUN 2021
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN DI P4S LANGKAPLANCAR


OKIAGARU
Praktek di bidang budidaya tanaman cabe rawit
(Capsicum Frutescens)

Laporan Praktek ini telah di sahkan pada

Hari :...........................................

Tanggal : ......................................

Penyusun:

DINI NURHERYANTI

Menyetujui;

Instruktur DU/DI Pembimbing

ENDANG RAMLI YUSUP ZAMALUDIN

Mengetahui,

Ketua Jurusan Kepala SMK Samudera Buana


Langkaplancar

IKA WULANDARI, S.P. DUDUNG ABDUL ROHMAN, S.Th.I


KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah


memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Praktik
Kerja Lapangan (PKL) dan dapat menyusun laporan ini yang berjudul
“Pengendalian Penyakit Layu Vusarium pada tanaman Cabe Rawit
(Capsicum Frutescens)”. Untuk memenuhi satu syarat kelengkapan bukti belajar
(evidence).

Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL ) ini dapat disusun dengan baik
atas bantuan dari pihak-pihak yang telah memberikan bimbingan dan dukungan
baik moril maupun material sehingga laporan ini dapat tersusun.Untuk itu penulis
mengucapkan terima kasih banyak kepada :
1. Bapak Dudung Abdul Rohman S.Th.I, selaku Kepala Sekolah.

2. Ibu Ika wulandari S.P, selaku ketua jurusan .

3. Bapak Yusup Zamaludin, selaku pembimbing laporan PKL.

4. Bapak Saepul Uyun, selaku ketua P4S Langkaplancar Okiagaru.

5. Ibu Siti Patonah S.Pd, selaku wali kelas.

Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kekeliruan dalam


penulisan laporan ini.Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun dari pembaca. Penulis mengucapkan terimakasih atas segala
dukungan dan bantuan sehingga laporan ini dapat tersusun dengan baik.

Langkaplancar, November 2021

Penyusun

iii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................................................ii

KATA PENGANTAR .........................................................................................................................iii

DAFTAR ISI .......................................................................................................................................iv

DAFTAR TABEL ................................................................................................................................v

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................1

A.Latar Belakang ..........................................................................................................1

B.Tujuan PKL ................................................................................................................1

C.Manfaat PKL ..............................................................................................................2

D.waktu dan tempat PKL ...............................................................................................2

BAB II PROFIL DUNIA USAHA ATAU DUNIA INDUSTRI.....................................4

A.Sejarah P4S Langkaplancar Okiagaru ........................................................................4

B.Visi misi P4S Langkaplancar Okiagaru .....................................................................6

C.Tugas pokok dan fungsi P4S Langkaplancar Okiagaru .............................................6

BAB III PELAKSANAAN ...............................................................................................8

A.Waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan prakerin .....................................................8

B.Tinjauan umum ........................................................................................8

C.Kegiatan praktik kerja industri ..................................................................................11

BAB IV Masalah dan pemecahan ..................................................................................35

A. Masalah ....................................................................................................................35

B. Pemecahan ................................................................................................................35

BAB V PENUTUP ...........................................................................................................36

A. Kesimpulan ..............................................................................................................36

B. Saran .........................................................................................................................36

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................................................37

LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................................................................................38

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Penyusutan Tanaman Mentimun ........................................................30

Tabel 2. Biaya Tetap Budidaya Tanaman Mentimun per Musim Tanam...........31

Tabel 3. Biaya Variabel Tanaman Mentimun ...................................................31

Tabel 4. Biaya Tenaga Kerja ...............................................................................32

v
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Praktek Kerja Lapangan (PKL) merupakan suatu kegiatan yang


dilaksanakan di lapangan. Kegiatan ini dilakukan dalam upaya memantapkan
belajar dalam bidang pertanian, sehingga siswa dapat menyerap pengetahuan yang
dimiliki oleh petani serta diharapkan dapat menjadi mitra usaha petani dalam
menyaebarkan informasi pertanian.
Praktek kerja Lapangan (PKL) SMK Samudera Buana Langkaplancar
tahun pelajaran 2019/2020, diikuti siswa kelas XI Program Keahlian Agribisnis
Tanaman Pangan dan Hortikultura. Kerjasama sekolah dengan institusi pasang
yang relevan dalam menyelenggarakan program ini yang bergerak di dunia
pertanian. Adapun Dasar hukum pelaksanaan prakerin antara lain :
1. SK Mentri Pertanian No. 392/kpts/Dl.210/5/94 tentang pedoman
penyelenggaraan pendidikan menengah di sekolah Pertanian
Pembangunan;
2. Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional;
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan;
4. Peraturan Mentri Pendidikan Nasional No. 22 tahun 2006 tentang Standar
Isi.
5. Peraturan Mentri Pendidikan Nasional No. 23 tahun 2006 tentang Standar
Penilaian Pendidikan;
6. Peraturan Mentri pendidiksn Nasional No. 20 tahun 2006 tentang Standar
Penilaian Pendidikasn;
7. Program Kerja SMK SAMUDRA BUANA tahun 2019/2020.

D. Rumusan Masalah
1. Bagaimana teknik bubidaya tanaman Sawi Pagoda?
2. Apa pengertian Kutu Daun ?

1
3. Bagaimana gejala serangan layu fusarium pada tanaman cabe rawit?
4. Bagaimana pengendalian penyakit layu fusarium pada tanaman cabe
rawit?
5. Bagaimana analisis usaha tani tanaman cabe rawit?

1.1 Tujuan Praktek Kerja Industri

Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang di laksanakan oleh siswa di SMK


Samudra ,Buana Langkaplancar bertujuan untuk :

2
2

1. Memantapkan dan mengembangkan pengalaman belajar siswa di Unit


Usaha yang bergerak dalam bidang agribisnis dan agroindustri;
2. Melatih siswa untuk menghayati kehidupan masyarakat khususnya yang
bergerak dalam bidang agribisnis dan agroindustri guna menanamkan jiwa
wirausaha;
3. Melatih siswa menyesuaikan diri dan berkomunikasi dengan masyarakat
khususnya petani agar menjadi mitra usaha petani yang mampu
menyebarkan teknologi pertanian;
4. Membina kerjasama SMK Samudera Buana Langkaplancar dengan
lembaga pemerintah dan siswa terutama pengusaha tani untuk
mewujudkan SMK Samudera Buana Langkaplancar sebagai sentra
pembangunan pertanian bagi masyarakat dan lingkungannya ;

1.2 Manfaat Praktek Kerja Lapangan

Adapun manfaat yang penulis peroleh dari pelaksanaan PKL/Praktek Kerja


Usaha ini adalah :
1. Penulis memperoleh pengalaman selama kurang lebih 3 bulan di unit
usaha disertai dengan prakteknya secara langsung ;
2. Penulis dapat belajar bersosialisasi dengan masyarakat,khususnya petani ;
3. Penulis dapat berkomunikasi dan menyesuaikan diri dalam kehidupan
masyarakat ;
4. Penulis dapat menumbuhkan jiwa wirausaha untuk di kembangkan di
masa depan sesuai dengan pengalaman yang telah di miliki ;

1.3 Waktu dan Tempat

Praktek Kerja Lapangan Tahun pelajaran 2020/2021 dilaksanakan di P4S


Langkaplancar Okiagaru. Kegiatan ini di laksanakan selama 3 bulan yang di mulai
pada awal semester II bagi kelas XI yaitu dari tanggal 28 Desember 2020 s/d 28
Maret 2021.
Adapun data petani yang dijadikan sebagai pembimbing eksterna dalam
pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan dari budidaya tanaman cabe rawit adalah
sebagai berikut:
3

1. Biodata petani

Nama : Ika Wulandari


Umur : 35 tahun
Pekerjaan : Petani
Pendidikan terakhir : S-1 Pertanian
Tanggungan keluarga : 1 Orang

2. Usaha Yang Dilakukan

Usaha yang sedang di kembangan di antaranya,tanaman sayuran


(Tomat,Cabe Rawit, Cabe Kriting, Selada bokor, Bunga kol, Mentimun,
Terong Ungu, bawang Merah, Peternakan ( Domba ), Buah buahan (Buah
Pepaya, pisang,dll).
BAB II

PROFIL DUNIA USAHA ATAU DUNIA INDUSTRI

A. Sejarah P4S langkaplancar Okiagaru

Pusat pelatihan pertanian dan pedesaan swadaya (P4S)


LANGKAPLANCAR OKIAGARU sebagai lembaga permagangan bagi
keluarga tani, yang di bangun, dimiliki di kelola oleh petani, baik secara
perorangan maupun kelompok adalah merupakan perwujudan kemandirian
dibidang pelatihan pertanian,yang juga merupakan salah satu bentuk
perwujudan nyata partisipasi aktif petani dalam mempercepat proses
peningkatan jiwa kewirausahaan agribisnis melalui penyebaran informasi dan
teknologi,khususnya dalam pembangunan pertanian dan pedesaan melalui
permagangan. Oleh Karena itu lembaga P4S perlu di kembangkan secara terus
menerus sehingga menjadi lembaga yang kuat dan mandiri.
Kewirausahaan agribisnis mempunyai posisi yang strategis dalam
konteks pembangunan pertanian, yang antara lain di tempuh melalui kebijakan
pengembangan sistem dan usaha agribisnis atau bisnis pertanian. Sebagian
besar pelaksanaan agribisnis berada di tangan masyarakat khususnya petani.
Melihat potensi pengembangan dan agribisnis pertanian di sekitar
Dusun Limusnunggal, Desa Bangunjaya,Kecamatan langkaplancar, maka
Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Bangunjaya (P4S) Langkaplancar
Okiagaru Kabupaten Pangandaran di bentuk dan resmi berdiri pada tanggal 10
Agustus 2019.
1. PROFILE KELOMPOK

Nama Kelompok : Kelompok “P4S Langkaplancar Okiagaru’’


Alamat Kelompok :Jln. Cibunar RT07/RW02,Dsn.
Limusnunggal,DS. Bangunjaya, Kec.
Langkaplancar, Kab. Pangandaran.
Tanggal Tahun Berdiri : 17 Januari 2017
Bidang Usaha Kelompok :Pertanian Pembibitan, Hortikultura,
Pengembangan Agribisnis Kecamatan.

4
5

2. Struktur Organisasi P4S Langkaplancar Okiagaru

KETUA

Saeful Uyun

SEKRETARIS BENDAHARA

Ika Wulandari.SP Haerudin

SEKSI-SEKSI

HUMAS DIKLAT PENGOLAHAN PERALATAN


HASIL
Nana Suryana Herlina Awalia.SP
Abdul Rojak
Abdul Mutropin

Endang Ramli

AKOMODASI KONSUMSI

Jaka Restu Srifatul Afifah

3. Letak Gerografis dan Kondisi Umum Kebun praktek

Pusat P4S Langkaplancar Okiagaru berlokasi di Dsn.

Limusnunggal Rt 03 Rw 01 Ds. Bangunjaya Kec. Langkaplancar Kab.

PANGANDARAN. Jarak dari ibu kota kecamatan ± 1 km, jarak dari ibu

kota kabupaten ± 35 km, dengan kondisi jalan aspal Hootmix, sampai


6

lokasi di aspal, ketinggian tempat 650 m dpl, suhu 20-27°C jenis

tanah liat berpasir, Ph tanah 6-7.

Luas areal usaha tani yang di usahakan petani seluas 1 Ha, dengan

status kepemilikan tanah adalah milik pribadi dan tanah sewaan.

Sedangkan untuk tanaman cabe rawit lahan yang di gunakan untuk praktek

adalah 840m².

B. Visi Misi P4S Langkaplancar Okiagaru

1. VISI

Terwujudnya masyarakat pertanian yang lebih Cerdas Terampil,


mandiri Produktif dapat meningkatkan kesejahteraan dan selalu
mengembangkan driri secara positif sesuai dengan teknologi yang
berkembang.
2. MISI
Mengembangkan dan memfasilitasi kegiatan-kegiatan petani dan
masyarakat pedesaan dan kebutuhan informasi dan teknologi pertanian
untuk kesejahteraan hidup petani dan organisasi petani.

C. Tugas Pokok dan Fungsi P4S Langkaplancar Okiagaru

1. PUSAT PELATIHAN PERTANIAN PEDESAAN SWADAYA (P4S)


'LANGKAPLANCAR' merupakan wadah/ tempat penyelenggaraan
pendidikan dan pelatihan belajar mengajar dari petani dan untuk petani,
maupun penyuluhan petani baik dibidang pertanian, peternakan,
perikanan, perkebunan dan lain-lainnya secara nyata,adil dan
berkelanjutan.
2. Tempat mengembangkan peran serta masyarakat mengembangkan sistem
dan usaha agribisnis yang bertumpu pada mekanisme pasar yang
berkeadilan dan keuntungan komeratif wilayah.
3. Pemerintah Kabupaten Pangandaran bisa menjadikan P4S sebagai pusat
Pelatihan Sekolah Kursus-kursus dan lain-lain dalam pembinaan petani
7

maupun peternak dan siswa-siswa, anak-anak putus sekolah, maupun


masyarakat lainnya.
4. Sebagai sarana bagi sauyunan dalam mengembangkan dan membina
masyarakat tani terpadu dan berkelanjutan, sesuai ilmu yang diperoleh dari
magang Jepang dan terutama untuk meningkatkan hubungan dengan
pemerintah.
5. sarana bagi para penyuluh di segala Dinas - dinas untuk membina
masyarakat tani, peternak dan sebagainya dalam peningkatan Sumber
Daya Manusia (SDM) dan pendapatan petani sendiri.
6. Pusat atau wadah untuk magang bagi petani, peternak, pelajar-pelajar
maupun masyarakat lainnya yang berminat untuk belajar agribisnis secara
singkat dan nyata.
7. sebagai saran bagi guru-guru dan siswa-siswa untuk mengadakan kegiatan
ekstrakulikuler muatan lokal yang diadakan sekolah-sekolah.
8. Pusat/wadah bagi SKB, PLS dan tenaga lapangan diknas untuk
menyelenggarakan pelatihan bagi masyarakat khususnya bagi generasi
muda yang putus sekolah. untuk mempererat silaturahmi, saling tukar
pendapat, pengembangan usaha kelompok, dan sebagai fasilitator antara
pihak pemerintah dan pihak swasta lainnya dengan anggota PUSAT
PELATIHAN PERTANIAN PEDESAAN SWADAYA
"LANGKAPLANCAR OKIAGARU" serta masyarakat petani, guna
meningkatkan taraf hidup serta kesejahteraan para petani di Kabupaten
Pangandaran pada khususnya dan seluruh lapisan masyarakat pada
umumnya.
BAB III

PELAKSANAAN

A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kegiatan PKL


1. Waktu Pelaksanaan
Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) yaitu mulai tanggal 23
Desember 2019 sampai dengan 23 Maret 2020.
2. Tempat Pelaksanaan PKL
Tempat pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) adalah di
Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S) Langkaplancar
Okiagaru yang berlokasi di Desa Bangunjaya Kec. Langkaplancar
Kab.Pangandaran.

B. Tinjauan Umum
1. Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Sawi pagoda(Brassica L.)
a. Klasifikasi tanaman cabe rawit (Capsicum frutescens L.)
 Kingdom : Plantae (Plant)
 Sub kingdom : Tracheabionta (Vascular Plants)
 Division : Spermatophyta (Seed Plant)
 Sub division : Magnoliophyta (Flowering Plant)
 Classing : Magnolipsida (Dycotyledons)
 Sub classis : Asteredae
 Ordo : Solanales
 Famili : Solanaceae (Potato family)
 Genus : Capsicum L. (pepper)
 Species : Capsicum frustescens

b. Morfologi tanaman cabe rawit (Capsicum frutescens L.)


 Akar
Tanaman cabe rawit termasuk ke dalam kategori akar
serabut. Pada akar tanaman cabe terdapat banyak bintil-bintil kecil
yang berfungsi untuk mencari sumbar makanan dengan menyerap

8
9

unsur hara dari tanah. Pada bagian ujung akar terdapat akar semu
yang berfungsi mencari nutrisi dari dalam tanah.
 Batang
Maksimal tinggi tanaman cabe rawit adalah 80 cm.
Sedangkan panjang batang tanaman cabe rawit hanya berkisar 20
cm, kemudian langsung membentuk suatu percabangan yang acak.
Warna pada batang tanaman biasanya berwarna hijau tua ketika
masih dalam keadaan produktif dan akan berubah menjadi coklat
ketika ketika sudah tua.
 Daun
Tiap tanaman cabe mempunyai karakteristik tersendiri yang
terlihat dari daunnya. Pada cabai rawit, daun bunga warnanya bisa
sangat bervariasi tergantung iklim lingkungan tempat tanaman
ditanam. Kebanyakan warna daun cabai rawit berwarna hijau
muda. Panjang daun sekitar 3-4 cm dan lebar daun berkisar 1-2 cm.
Ruas pada daun cabai merah berkisar dari 5-9 ruas.
 Bunga
Pada cabai rawit, bentuk bunga biasanya menyerupai
bintang meskipun tidak semua. Bunga akan keluar di dekat daun,
dan bisa berbentuk tunggal atau komunal. Dalam satu tandan
umumnya terdapat 2-3 bunga. Mahkota bunga mempunyai warna
putih dengan diameter antara 5-20 mm. Terdapat bunga jantan dan
betina dalam satu tangkai.
 Buah
Buah tanaman cabai pada awalnya akan berwarna hijau tua
kemudian akan berubah warna menjadi merah ketika sudah tua.
Ketika warna buah sudah berubah merah, berarti buah cabai sudah
siap dipetik dan dipanen. Untuk membuat bibit tanaman cabai,
buah cabai hendaknya dibiarkan menempel pada tanaman hingga
mengering baru kemudian diambil.
10

2. Syarat Tumbuh Tanaman Cabe Rawit (Capsicum frutescens L.)


a. Iklim
Tanaman cabai rawit tumbuh di tanah dataran rendah sampai
menengah. Untuk tumbuhan yang optimal tanaman cabai membutuhkan
intensitas cahaya matahari sekurang-kurangnya selama 10-12 jam. Suhu
yang paling ideal untuk perkecambahan benih cabai adalah 25-30 0C,
sedangkan untuk pertumbuhannya 24-28 0C.
b. Sinar Matahari
Penyinaran yang dibutuhkan adalah penyinaran secara penuh, bila
penyinaran tidak penuh pertumbuhan tanaman tidak akan normal.
c. Curah Hujan
Tanaman cabai tumbuh baik di musim kemarau tetapi juga
memerlukan pengairan yang cukup. Adapun curah hujan yang
dikehendaki yaitu 800-2000 mm/tahun.
d. Suhu dan Kelembaban
Tinggi rendahnya suhu sangat mempengaruhi pertumbuhan tanaman.
Adapun suhuyang cocok untuk pertumbuhannya adalah siang hari
210C-280C, malam hari 130C-160C,untuk kelembaban tanaman 80%.
e. Angin
Yang cocok untuk tanaman cabai adalah angin yang berhebus
perlahan, anginberfungsi menyediakan gas CO2 yang dibutuhkan oleh
tanaman cabai rawit.
f. Ketinggian Tempat
Ketinggian tempat untuk penanaman cabai adalah adalah dibawah
1400 m dpl. Berarti cabai dapat ditanam pada dataran rendah sampai
dataran tinggi (1400 m dpl). Di daerah dataran tinggi tanaman cabai
dapat tumbuh, tetapi tidak mampu berproduksi secara maksimal.

3. Tanah Yang Baik Untuk Tanaman Cabe rawit


Tanaman cabai akan tumbuh baik pada tanah yang kaya humus,
subur, gembur dan terang serta pH antara 5-6. Tanaman cabai tidak tahan
pada kondisi tanah yang becek karena akan mudah terserang penyakit layu
11

dan pernafasan akar akan terganggu. Tanaman cabe rawit tumbuh baik
pada tanah yang : Berstruktur remah/gembur, lempung berpasir dan kaya
bahan organik; pH 5,0-7,0 optimal 6,0-6,5. Bila pH dibawah 5,0 perlu
ditambahkan kapur sebanyak 2-4 ton/ha. Penambahan kapur sangat
tergantung dari pH tanah yang dikehendaki. Contoh pH tanah awal 5,0
sedang pH yang diinginkan 5,5 maka perlu ditambahkan kapur sebesar 2
ton/ha, sedangkan jika pH yang diinginkan 6,0 maka perlu ditambahkan
kapur sebesar 4 ton/ha; Paling cocok ditanam pada dataran dengan
ketinggian 0-500 meter dpl.Curah hujan 600-1.250 mm/tahun.
Suhu udara rata-rata tahunan berkisar antara 18-30 0C.Kelembaban
60-80%.Cabai sangat sesuai ditanam pada tanah yang datar. Dapat juga
ditanam pada lereng-lereng gunung atau bukit. Tetapi kelerengan lahan
tanah untuk cabai adalah antara 0-10(kemiringan) Tanaman cabai juga
dapat tumbuh dan beradaptasi dengan baik pada berbagai jenis tanah,
mulai dari tanah berpasir hingga tanah liat. akan tetapi tanah yang cocok
adalah tanah yang mengandung unsur-unsur pokok yaitu unsur N dan
K,Pertumbuhan akan terhambat jika suhu harian di areal budidaya terlalu
dingin.

C. Kegiatan Praktek Kerja Lapangan


Dalam budidaya tanaman cabe rawit (capsicum frutescens L.). Penulis
menggunakan tahapan–tahapan pekerjaan yaitu:
1. Menerapkan Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan Hidup
Sebelum melaksanakan pekerjaan penulis menyiapkan semua
perlengkapan, kesehatan kerja dan lingkungan hidup seperti memakai
pakaian seragam praktek, memakai sepatu boat supaya tidak terkena benda
tajam, memakai masker dan sarung tangan untuk melindungi pada saat
pemupukan dan penyemprotan dalam pengendalian hama dan penyakit.
2. Budidaya Tanaman Cabe Rawit (capsicum frutescens L.)
a. Menyiapkan Lahan Produksi
Tindakan-tindakan pengolahan tanah meliputi pembajakan
(pencangkulan tanah), pembersihan gulma dari sisa-sisa tanaman,
12

perataan permukaan tanah, pembuatan bedengan dengan garitan-


garitan.
Maksud pengolahan tanah di tunjukan untuk memperbaiki drainase
dan aerasi tanah, meratakan permukaan tanah dan mengendalikan
gulma sehingga akar-akar tanaman dapat tumbuh dan berkembang
dengan leluasa. Lahan yang di gunakan untuk budidaya tanaman cabe
rawit yaitu seluas 840 m² dengan PH tanah 6-7.
Adapun pengolahan tanah kering/tegalan yaitu dengan langkah-
langkah berikut:
 Lahan di cangkul sedalam 30-40cm sampai gembur
 Setelah itu di beri dolomite dan pupuk dasar
 Dibuat bedengan-bedengan selebar 15m, tinggi 30cm dan jarak
antara bedengan 40cm.
 Bedengan di rapihkan menggunakan kayu dan di tutupi
menggunakan mulsa plastik hitam perak (MPHP).
 Dibuat garitan-garitan dan lubang tanam dengan jarak tanam
60x50cm.Pada tiap bedengan terdapat 2 baris bedengan.
Sedangkan pengolahan tanah untuk lahan sawah sebagai berikut:
 Lahan dibuat bedengan-bedengan dengan lebar 1,3 m-1,5 m.
 Antar bedengan di buat parit sedalam 50 cm dan lebar 50 cm.
 Tanah diatas bedengan di cangkul sampai gembur.
 Dibuat lubang-lubang tanaman dengan jarak 50 cm x 40 cm atau
60 cm x 50 cm.
Kegiatan pemberian pupuk dolomit dengan cara di taburkan
sebanyak 2.000 kg per Ha. Diberikan 3 minggu sebelum tanam.
Pemberian pupuk dasar terdiri dari pupuk kandang ayam dan pupuk
kandang domba dengan perbandingan 3:1 sebanyak 20-25 ton per Ha.
Yang sudah matang dan di berikan 2 minggu sebelum tanam.
Pemberian pupuk dasar anorganik di letakan diatas pupuk kandang
kemudian ditutupi dengan tanah atau diolah diratakan. Dosis yang
diberikan: pupuk ZA 300 kg, SP36 600 kg dan KCL 350 kg per Ha,
atau NPK sebanyak 750-1.000kg per Ha serta Furadan 20Kg per Ha.
13

b. Membibitkan Tanaman cabe rawit


Membibitkan benih cabai dilaksanakan bersamaan dengan
penebaran pupuk kandang dan kapur dolomite/ kapur pertanian dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
 Benih cabai sebelum disemai direndam dulu dengan air hangat
kuku selama 4-6 jam atau direndam dengan bakterisida/fungisida.
 Media semai merupakan campuran tanah yang sudah di ayak di
tambah pupuk kandang yang sudah matang dengan perbandingan
2:1.
 Masukan media semai kedalam bekongan atau pelastik polybag
berukuran 6x8 cm yang sudah di bolongkan. Benih cabai disemai
pada bekongan atau polybag yang sudah di isi media tanam tadi,
lalu di tutup dengan kain goni yang di basahi guna untuk
mempercepat perkecambahan.
 Setelah 3-4 hari periksa benih yang sudah di semai tadi, bila benih
berkecambah, maka kain goni di buka.
 Untuk melindungi bibit yang masih lemah, persemaian dibuatkan
bambu yang ditutup dengan plastik transparan.
 Pada pagi hari pelastik di buka agar tidak terjadi
etiolasi(pertumbuhan memanjang karena kekurangan sinar
matahari) dan di siram dengan menggunakan emrat.
Umur persemaian biasanya berkisaran antara 18-23 hari atau
bibit telah berdaun 3-4 helai. Selanjutnya siap untuk di tanam.
c. Penanaman tanaman Cabe rawit
Syarat lokasi tanaman cabai yaitu: Areal tanaman bebas OPT
(Organisme Pengganggu Tanaman), Lahan harus bebas dari gulma-
gulma penting dan tanah mempunyai tingkat kesuburan yang
memenuhi syarat untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Adapun langkah-langkah penanaman sebagai berikut:
 Bibit dapat segera di pindahkan setelah tumbuh daun sejati 3-4
helai daun.
 Mulsa pelastik pada bedengan di lubangi diameter 8 cm.
14

 Lubang pada mulsa pelastik juga merupakan lubang tanam, dibuat


dengan jarak antara barisan 70-60 cm dan jarak pada barisan 50-60
cm. Sistem yang baik bisa berhadapan atau yang lebih baik secara
zigzag.
 Pada saat pindah tanam, kondisi bedengan sudah cukup lembab
dengan cara di siram terlebih dahulu.
 Sebelum bibit di pindah tanam hendaknya di siram dulu, tapi
jangan terlalu basah.
 Polybag yang membungkus media tanam bibit di lepas dengan
hati-hati agar tidak mengganggu perakaran tanaman.
 Bibit sebelum di tanam pada lubang tanam di celupkan dulu pada
laruatan fungisida(misalnya Agrep dan previcur-N).
 Tanah yang digunakan untuk menutupi lubang tanaman diambil
dari sekitar lubang tanam pada bedengan.
 Tanah penutup lubang tanam agak di tekan agar bibit dapat
menyatu dengan lahan baru.
 Pindah tanam sebaiknya dilakukan ketika cuaca mendung / tidak
panas lebih baik pada sore hari dan angin tidak bertiup kencang.
Setelah selesai pemindahan tanaman sebaiknya bibit yang
baru di pindahkan lalu disiram lagi agar tanah di sekitar tanaman
bisa segar kembali
d. Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (Popt)
1) Mengendalikan Gulma
Mengendalikan gulma dapat dilakukan dengan cara
pembersihan lahan,penyiangan di sela-sela parit.
Penyiangan/pembersihan parit bedengan dapat di lakukan pada
umur 30-60 hari setelah tanam, hal ini dapat di lakukan dengan
cara penyemprotan herbisida atau dengan di cabut langsung
tanaman pengganggu. Bertujuan agar tanaman tidak mudah
terserang hama dan tindak mengganggu pertumbuhan tanaman.
15

2) Mengendalikan Hama
 Hama gangsir
Cara Mengatasi Hama Gangsir
Hama gangsir umunya hidup di tanah yang berumput,
mereka menggali liang dalam tanah sepanjang 90 cm untuk
ditinggali. Serangan hama gangsir berlangsung pada malam hari
dengan memotong bagian batang tanaman hingga putus untuk
dibawa ke liangnya. Untuk mengatasi hama gangsir ini, Ada
beberapa cara seperti berikut ini:
Menyemprotkan Insektisida
Cara pertama yang dapat kita lakukan untuk mengatasi
serangan hama gangsir adalah dengan menyemprotkan insektisida
pada setiap lubang tanam. Penyemprotan ini dilakukan sebagai
upaya perlindungan tanaman dari gangguan hama serangga seperti
gangsir.jenis obat yang di gunakan yaitu starband dengan dosis 1
tutup botol (20ml)/tangki 12 liter air atau Jenis insektisida yang
tepat untuk mengusir hama gangsir adalah insektisida berbahan
aktif karbofuran dengan dosis 1 gram per lubang tanam. Selain itu
kita dapat menggunakan pestisida alami dengan cara mengolah
pupuk kompos sebagai pupuk dasar tanaman dengan bantuan
jamur metarhizium, kemudian lakukan penyemprotan batang
tanaman menggunakan jamur beauveria bassiana. Kedua jenis
jamur ini dikenal memiliki sifat jahat terhadap serangga seperti
hama gangsir.
Pengolahan Tanah
sebelum memulai menanam, ada baiknya kita melakukan
pengolahan tanah terlebih dahulu dengan membajak atau
mencangkuli tanah. Langkah ini dikerjakan untuk mengetahui
adanya liang hidup hama gangsir, dengan demikian kita dapat
membasmi terlebih dahulu hama tersebut sebelum merajarela dan
menghabiskan tanaman pertanian kita. Selanjutnya kita juga dapat
16

memberikan pupuk awal berupa kompos atau kandang sebagai


suplemen pertama dalam menjaga kesehatan tanaman.

Menghadirkan Musuh Alami


Jika Anda menemui laba-laba pada lahan pertanian, maka
janganlah terburu-buru untuk mengusirnya. Ada baiknya
membiarkan mereka hidup, karena keberadaan mereka dapat
menjadi predator bagi hama gangsir. dengan demikian tidak perlu
bersusah payah membasmi hama tersebut, biarkanlah sang
predator mengambil alih dan membuat populasi hama gangsir pada
lahan pertanian menurun.
Membuat Bumbung Bambu
Cara yang dinilai paling efektif adalah dengan membuat
perlindungan tanaman dari serangan hama gansir. Salah satu
pelindung yang dapat kita buat dengan mudah dan sederhana
adalah dengan menggunakan bumbung bambu. Bumbung bambu
ini sejatinya berfungsi untuk menjauhkan tanaman dari jangkauan
hama gansir. Untuk membuat bumbung bambu tidaklah sulit, alat
dan bahan yang perlu di persiapkan cukup parang untuk membelah
bamboo. berikut langkah-langkah membuat bumbung bambu:
 Untuk memudahkan serta mempercepat proses pembuatan
bumbung, maka Anda dapat memilih bambu yang memiliki
diameter kurang lebih 6 cm, biasanya jenis bambu yang
digunakan adalah bambu apus.
 Potonglah bambu tersebut dengan ukuran panjang 12 – 15 cm
agar cukup untuk melindungi tanaman dari serangan hama
gangsir.
 Tancapkan bumbung bambu tersebut dengan kedalaman
kurang lebih 6 cm dari permukaan tanah. Posisikan tanaman
di dalam bumbung bambu agar tanaman dapat terlindung
dengan baik. Bumbung bambu yang menancap ke bawah
berfungsi untuk melindungi tanaman dari lubang hama gansir,
17

sementara bagian atas bumbung berfunsi sebagai pelindung


tanaman dari keratan hama gangsir.
 Proses penancapan bumbung pambu sebaiknya dilakukan
sedini mungkin, setidaknya ketika tanaman berumur 3 – 4
hari. Karena jika terlambat dalam memasang bumbung
bambu, kemungkinan yang terjadi adalah hama gangsir dapat
dengan leluasa menyerang tanaman.
Mengumpulkan Telur
Hama gangsir berkembang biak melalui telurnya lalu
bermetamorosis dalam 7 tahapan sebelum akhirnya menjadi gansir
dewasa. Dalam sekali reproduksi, hama gangsir dapat
menghasilkan telur sebanyak 123 butir telur dengan perbandingan
antara gangsir jantan dan betina seebanyak 1 : 1,5.Telur-telur itu
akan menetas dalam kurun waktu 56 hari, tentu ini waktu yang
cukup untuk dapat mengumpulkan dan membasmi telur-telur
tersebut sebelum akhirnya menjadi gansir dewasa yang
menghabiskan tanaman.
Melakukan Pengecekan Berkala
Pengecekan lahan secara berkala perlu untuk dilakukan
mengingat hama gangsir adalah serangga yang hidup dalam liang-
liang yang tersembunyi. Begitu mengetahui adanya lubang
persembunyian tersebut, maka kita dapat dengan segera
memusnahkan bibit-bibit hama gangsir. Selain itu penting pula
untuk menjaga kebersihan lahan pertanian dari gulma yang
mengganggu agar tidak dijadikan sarang berbagai hama serta
penyakit.
 Kutu Daun (Myzus persicae Sulz.)
Kutu daun (Myzus persicae) merupakan faktor penyebeb
penyakit virus. Pencegahnya secara fisik/mekanis dengan
menggunakan perangkap lekat warna kuning sejak tanaman
berumur 2 minggu sebanyak 40 buah per Ha. Secara kimiawi
dengan menggunakan festisida yang efektif yang dianjurkan.
18

 Lalat Buah (Bactrocera dorsalis Hendel.)


Hama ini menyebabkan buah cabe mengalami kebusukan.
Buah cabe yang diserang lalat buah akan menjadi bercak-bercak
bulat, berlubang kecil dan kemudian membusuk. Buah cabe yang
terserang akan dihuni larva yang menyebabkan semua bagian buah
cabe rusak, busuk, dan berguguran (rontok). Pengendalian secara
terpadu terhadap hama ini dapat dilakukan dengan cara kultur
teknik, yaitu dengan pergiliran tanaman yang bukan tanaman
inang lalat buah secara mekanis yaitu dengan memusnahkan buah
cabai rawit yang terserang lalat buah, secara kimiawi yaitu dengan
pemasangan perangkap beracun "metil eugenol",jumlah perangkap
yang di butuhkan sejumlah 40 buah per Ha atau protein hydrolisat
yang efektif terhadap serangga jantan maupun betina.
3) Mengendalikan Penyakit
 Antraknosa atau patek(Colletotrichum capsici (Syd.)
Butler.)
Penyakit antraknosa disebabkan oleh cendawan bercak
daun. Gejala serangan antraknosa ialah bercak‐bercak pada buah,
buah kehitaman dan busuk kering pada buah, dan akhirnya rontok.
Penyakit busuk buah kering yang disebabkan cendawan untuk
pencegahannya dapat menggunakan ekstrak rimpang kencur yaitu
sebagai fungisida atau rendam benih dalam air hangat dan
fungisida,lakukan pergiliran tanaman.

 Layu Fusarium (Fusarium oxysporum f.sp Schlecht.)


Memucatnya tulang daun bagian atas di ikuti dengan
menunduknya tangkai.Jamur Fusarium oxysporum f.sp.
Schlecht; merupakan patogen penyebab penyakit layu fusarium
pada tanaman cabai, khususnya cabai rawit. Jamur patogen ini
dapat menyerang tanaman cabai rawit mulai dari masa
perkecambahan sampai dewasa.
19

Pencegahannya dengan Pemanfaatan agens hayati untuk


menekan serangan Fusarium oxysporum f.sp. Schlecht. Salah satu
agens hayati yang dapat digunakan ialah dengan memanfaatkan
rizobakteri. Keberadaan rizobakteri dapat mengurangi populasi
patogen tumbuhan melalui kompetisi serta produksi senyawa anti
mikroba atau dengan cara penyiraman fungisida de rosal 1,5 g/L
pada umur 25-50 stelah tanam.

 Bercak Daun (Cercospora capsici.)


Penyebab penyakit bercak daun adalah cendawan yang
gejala serangan penyakit ditandai dengan bercak-bercak bulat kecil
pada daun dan batang. Berikutnya bercak akan meluas dengan
garis tengah + 0,5 cm. Di pusat bercak nampak berwarna pucat
sampai putih dan pada bagian tepinya berwarna lebih tua.
Serangan yang berat (parah) dapat menyebabkan daun menguning
dan gugur, ataupun langsung berguguran tanpa didahului
menguningnya daun. Pengendalian penyakit ini dapat dilakukan
dengan cara menjaga kebersihan kebun, dan disemprot fungisida
seperti Topsin, Velimek, dan Benlate secara berselang-seling.
 Busuk Batang (Phytophthora spp.)
Penyakit Phytophthora spp, dapat pula menyebabkan busuk
batang, busuk buah dan busuk daun. Gejala serangan tampak pada
daun yaitu bercak-bercak kecil di bagian tepinya, kemudian
menyerang seluruh batang. Batang tanaman cabe juga dapat
terserang penyakit ini, ditandai dengan gejala perubahan warna
menjadi kehitaman. Buah cabe yang terserang menunjukkan gejala
awal bercak-bercak kebasahan, kemudian meluas, dan akhirnya
buah akan terlepas dari kelopaknya karena membusuk. Untuk
mencegah timbulnya penyakit ini dapat dilakukan memilih
karakter atau menyeleksi tanaman yang ingin ditanam agar tahan
terhadap penyakit seperti dengan buah muda berwarna kuning
20

genotype Jossy, Tidar, Wijaya dan Prentul menunjukkan kelas


ketahanan dengan kriteria sedang dan peka.

3. Pemeliharaan
a. Menjaga kelembaban media tanam
Tanaman cabai rawit memerlukan asupan air agar tetap bisa
tumbuh dengan sehat dan segar. Namun, kebutuhan air cabai rawit
perlu disesuaikan dengan kondisi cuaca dan suhu kelembaban tempat
tinggal.Jika cuaca sedang panas seperti musim kemarau, cabai rawit
perlu disiram satu hingga dua kali sehari pada waktu pagi dan sore
hari. Namun apabila cuaca sedang lembab dan curah hujan tinggi cabai
rawit tidak perlu di siram atau cukup di siram satu kali sehari.
b. Beri Nutrisi Pada Cabai Rawit Dengan Cara Diberi Pupuk Susulan
Pemeliharaan cabe rawit yang selanjutnya adalah dengan cara
memberi pupuk susulan dengan nutrisi yang baik agar cabai dapat
tumbuh dengan lebat dan kondisi yang bagus.
Pemupukan ini bertujuan untuk memenuhi hara pada tanaman
pada fase vegetative hingga generative awal dengan cara dicairkan
terlebih dahulu. Pencairan pupuk ini bertujuan agar hara yang
dibutuhkan pada tanaman cabai menjadi cepat tersedia dan cepat pula
diserap oleh tanaman sehingga pertumbuhan tanaman akan menjadi
baik dan sehat. Pemupukan susulan diberikan pada saat tanaman
berumur 1-4 minggu, menggunakan sisa pupuk dasar. Pemupukan
susulan ini bisa dberikan dengan cara dicor/dikocor, setiap tanaman
disiram dengan 150-250 ml larutan pupuk. Larutan pupuk dibuat
dengan mengencerkan 1,5- 3 kg pupuk buatan per 100 liter air.
Pupuk susulan yang digunakan adalah NPK bila dikonversikan
maka konsentrasi yang digunakan adalah sebanyak 15-30 gram / 1 liter
air. Pupuk yang dilarutkan kemudian diaplikasikan dengan cara
dikocor atau dicoretkan ke tanah di sekitar tanaman. Pemupukan
21

susulan dilakukan dengan pemberian larutan pupuk NPK, dilakukan


setiap minggu sejak tanaman berumur 7 hst. Pemupukan selanjutnya
dilakukan 2 minggu sekali.

c. Bersihkan lahan tanam dari tanaman pengganggu


Tanaman cabai rawit akan tumbuh dengan subur dengan hasil
yang lebat apabila lahan tanamnya bersih, apalagi dari tanaman
pengganggu seperti gulma.
Gulma dapat menyedot nutrisi yang ada pada cabai rawit
sehingga membuatnya kering dan kerdil saat panen. Oleh karena
itu,tanaman pengganggu harus di singkirkan dari lahan tanam.
d. Selalu memonitor cabai rawit setiap harinya
Tetap awasi pertumbuhan cabai rawit dengan rutin melakukan
monitor dan memastikan cabai rawit tidak terserang organisme
pengganggu tanaman. Jika tanaman cabai terserang gunakan pestisida
organik untuk mengatasinya.
4. Memberi Perlakuan Khusus
a. Penyiraman
Penyiraman dilakukaan apabila tidak turun hujan setiap tiga hari
sekali dengan cara disiram ke lubang tanam. Jangan sampai
menyentuh daun karena tanaman akan mudaah menderita penyakit
seperti virus.
b. Pengecoran
Pengecoran di lakukan setelah umur 10 hari setelah tanam. Jangka
waktu pengecoran adalah 10 hari 1x sampai umur 30-40 hari setelah
tanam.
c. Penyulaman
Penyulaman tanaman berarti mengganti tanaman cabai yang mati
dengan bibit yang masih ada di persemaian, atau bisa juga
menggantikannya dengan bibit tanaman yang ada ditempat lain yang
usianya sama dari jenis cabai yang sama. Penyulaman tanaman cabai
22

dapat dilakukan selama 5 -7 hari setelah masa tanam. Penyulaman ini


juga berfungsi untuk menyortir tanaman yang memiliki mutu
pertumbuhan yang kurang baik seperti kerdil atau memiliki
pertumbuhan yang lambat dari tanaman seusianya.
Dalam tahap ini juga dibutuhkan pengamatan terhadap
perkembangan tanaman, apabila setelah penyulaman masih ada
tanaman yang mati atau pertumbuhannya bermutu jelek, sebaiknya
diteliti kondisi tanahnya dan melakukan pengolahan kembali pada
area lubang tanam. Kadang kondisi lubang tanam perlu diganti dengan
yang lebih baik agar tanaman dapat tumbuh subur.
d. Pengajiran
Pemasangan ajir dilakukan segera setelah bibit tanaman. Ajir
yang digunakan adalah dari batang bambu yang dibelah empat,
kemudian dibersihkan dan dihaluskan agar tidak melukai tanaman
cabai. Tinggi ajir yang umum digunakan untuk tanaman cabai adalah
125 cm, dengan bagian yang dimasukkan kedalam tanah adalah 25
cm. Ajir dipasang tegak disetiap tanaman dengan jarak sekitar 10 cm
dari batang tanaman. Untuk memperkuat pemasangannya, semua ajir
yang digunakan didalam bedengan tersebut bisa dihubungkan dengan
menggunakan bambu panjang yang diikat dengan tali.

Ajir yang digunakan terbuat dari bilahan bambu dengan


ketinggian ajir 150 cm. Lebar dan ketebalan ajir tergantung dari
bilahan bambunya yang penting kuat untuk menompang tanaman
cabai. Pemasangan ajir pada tanaman cabai dilakukan karena cabe
rawit berbuah lebat, sehingga untuk menompang pertumbuhan
tanaman agar kuat dan kokoh serta tidak rebah.
23

Ajir dipasang tegak tiap 1 tanaman cabai di pasang 1 ajir secara


berjajar mengikuti arah panjang bedengan. Antar anjir lainnya
dihubungkan dengan bilah bambu (salaran) memanjang tepat pada
ketinggian 20 cm sampai 30 cm dari pagak (cabang utama tanaman
cabai), relatif lebih rendah karena disesuaikan dengan varietas cabai
yang ditanam. Pemasangan ajir dilakukan pada saat tanaman cabai
telah ditanam semuanya ( 1 hari sampai 2 hari setelah tanam),
dipasang secepat mungkin dengan tujuan menghindari kerusakan akar
akibat dari ajir bersentuhan dengan akar pada saat pemasangan ajir.
Jarak dari tanaman antara batang cabai ke ajir 4 cm.

e. Pengikatan tanaman
Setelah ajir terpasang, tanaman cabe harus segera diikatkan
diajir tersebut dengan menggunakan tali rapia. Agar tidak melukai
batang cabai, pengikatan tanaman bisa menggunakan simpul yang
berbentuk angka delapan (8).

f. Perempelan
Perempelan merupakan pembuangan atau pemotongan bagian
tanaman yang dirasa tidak perlu atau hanya sebagai parasit saja pada
tanaman. Cabe rawit perlu perempelan agar tanaman tumbuh baik.
Pada tanaman cabe rawit ada 2 teknik perempelan yang bisa
dilakukan diantaranya:
- Pucuk Tanaman
Bisa dilakukan perempelan atau pemangkasan pucuk
tanaman cabe rawit dengan maksud dan tujuan agar tanaman cabe
rawit bisa menumbuhkan tunas baru yang lebih banyak dari
pinggiran atau ketiak daun.
Namun tunas-tunas yang tumbuh juga tidak bisa dibiarkan
semua cukup sisakan 2-4 tunas di segala arah yang lainnya buang
saja,agar percabangan bagus nantinya.
- Tunas air
24

Perempelan pada tunas air ini bertujuan agar tanaman cabe rawit
tidak memiliki cabang dari pertunasan.
g. Penyiangan dan pembumbunan
Adapun penyiangan bertujuan untuk membersihkan lahan tanam
cabe dari serangan gulma (rumput-rumput liar pengganggu
pertumbuhan tanaman). Penyiangan juga memiliki manfaat untuk
mencegah perkembangan hama dan penyakit yang sifatnya benalu
bagi tanaman cabe. Karena sebagian besar hama dan penyakit akan
tinggal/bersarang di tanaman gulma, sehingga larva-larva hama akan
mudah berkembang di lahan yang penuh dengan gulma. Melakukan
penyiangan dengan menggunakan alat pengoret gulma, bisa
menggunakan cangkul atau pencong. Penyiangan dilakukan pada
umur 30-60 hari setelah tanam. Penyiangan sebaiknya dilakukan
berbarengan pada waktu pembumbunan.

h. Pembendingan
Dilakukan dengan menggunakan tali rapia digunakan agar
tanaman terlihat rapi dan dalam pemanenan mudah dilakukan agar
batang tanaman tidak patah.ranting dan bunganya juga tidak
berjatuhan pada saat berjalan di atas parit.

i. Pemberian ZPT dan pupuk daun


 Pupuk daun
Sebagaimana pupuk yang diberikan lewat tanah, pupuk
yang diberikan lewat daun juga dapat berupa pupuk organik dan
anorganik. Cara pemberiannya dilakukan melalui penyemprotan ke
daun sehingga disebut pupuk daun. Tujuan pemberian pupuk daun
adalah:
 untuk memenuhi kekurangan zat-zat tertentu yang tidak
tersedia pada pupuk akar, menjaga agar tanaman tidak jenuh
dengan pemberian pupuk akar yang berlebihan, dan untuk
menjaga agar struktur tanah tidak rusak akibat pemberian
pupuk buatan.
25

Penggunaan pupuk daun harus hati-hati, baik dosis,


frekuensi, maupun waktu pemberiannya. Biasanya aturan pakai
terdapat pada label kemasan masing-masing pupuk daun. Oleh
karena itu, bacalah aturan pakai sebelum menggunakan pupuk
daun tersebut. Cara penyemprotannya juga harus
diperhatikan.Secara garis besar cara penyemprotan tersebut adalah
sebagai berikut:
 Jarak penyemprotan harus diperhitungkan agar pendistribusian
pupuk dapat diterima secara merata oleh daun tanaman. Jadi,
seluruh daun tanaman harus basah terkena semprotan tersebut.
Lakukan penyemprotan pada pagi hari saat udara cerah dan
sinar matahari tidak terlalu terik (sekitar pukul 09.00). Jika
disemprotkan pada siang hari, akan banyak larutan air dan pupuk
yang menguap ke udara.
Ketika tanaman mulai berbunga atau mulai mengeluarkan
tunas baru, sebaiknya tanaman dihindarkan dari upaya
penyemprotan. Pada saat ini, tanaman sangat peka terhadap benda
asing. Tunas muda akan mati atau bunga akan berguguran terkena
semprotan. Jadi, penyemprotan sebaiknya dilakukan pada saat
tunas muda sudah menumbuhkan daun yang cukup tua atau bunga
sudah menjadi bakal buah. Sebaiknya jangan mencampurkan
pupuk daun dengan bahan kimia lain, kecuali kalau ada penjelasan
bahwa pupuk itu aman dicampur dengan bahan kimia lain.
 Zat pengatur tumbuh (ZPT)
Sebagaimana halnya pupuk daun, zat pengatur tumbuh
(ZPT) juga diberikan dengan cara penyemprotan. Namun, ada pula
yang menggunakan ZPT saat pembenihan, yaitu dengan merendam
benih ke dalam larutan air dan ZPT sebelum benih disemaikan.
Petani menggunakan ZPT semata-mata tidak untuk
memacu pertumbuhan tanaman, melainkan untuk mencegah
terjadinya gugur bunga dan buah, memperbaiki mutu buah, dan
meningkatkan hasil buah. Dari beberapa penelitian dan
26

pengalaman petani, penggunaan ZPT dapat meningkatkan hasil


hingga 50%. Namun, peningkatan ini bukan hanya disebabkan oleh
ZPT saja, melainkan juga karena pengaruh pemupukan.
pupuk daun, pemakaian zpt juga harus dilakukan dengan
hati-hati. Jangan pernah sekali-kali melanggar aturan yang tertera
pada label kemasan. Membuat sendiri pupuk daun organik dan
hormon tanaman organik.
Untuk menghemat biaya, pupuk daun dan hormon tanaman
dapat dibuat sendiri. Bahan utamanya dapat menggunakan
beberapa bahan organik yang terdapat di sekitar kita.
 Pembuatan pupuk daun organik dan Hormon tanaman organik
- Pupuk daun organik
Bahan-bahan yang dapat digunakan untuk membuat
pupuk daun organik di antaranya pupuk hijau atau kacang-
kacangan, dedak, dan air dengan perbandingan masing-masing
sebesar 1 : 1 : 1.
Cara pembuatannya sebagai berikut:
1) Hasil pangkasan tanaman (pupuk hijau) dan dedak
dicampur sampai merata, lalu dimasukkan ke dalam karung
yang diberi lubang udara.
2) Kemudian campuran dimasukkan ke dalam drum dan
rendam dengan air, lalu drum ditutup.
3) Setelah 45 hari, drum dibuka lalu air rendaman disaring.
4) Cairan hasil saringan merupakan pengganti pupuk daun
sekaligus pupuk daun organik.
- Hormon tanaman organik
Berfungsi sebagai perangsang pertumbuhan tanaman.
Cara pembuatannya sebagai berikut:
1) Ambil tunas air dari tanaman cabai.
2) Siapkan 10 g gula pasir dan 20-30 g gula merah.
3) Tunas air dirajang-rajang kecil.
27

4) Taburkan gula di atas rajangan, lalu tutup dengan plastik


dan letakkan di tempat yang sejuk;
5) Setelah 5-7 hari, rajangan tersebut akan mengeluarkan
cairan;
6) Tambahkan air sampai seluruh rajangan terendam air.
7) Biarkan sampai rajangan membusuk dan larut ke dalam air.
8) Setelah benar-benar larut, saring air rendaman tersebut.
9) Hasil saringan inilah yang berfungsi sebagai hormon atau
perangsang pertumbuhan tanaman.
5. Panen Dan Pasca Panen Tanaman Cabai Rawit
Panen merupakan kegiatan yang dinanti–nanti untuk menikmati
jerih payah selama penanaman, produksi cabai rawit hampir sama dengan
cabai besar, hanya saja umur cabai rawit lebih lama yaitu 2–3 tahun,
sehingga produksi cabai rawit lebih tinggi dari pada cabai besar.
Cabe rawit dapat dipanen hijau (muda) dan dipanen merah atau
sudah masak. Bila cabai rawit di panen hijau, cabai kelihatan bernas dan
berisi. Pemanenan cabai rawit. dapat dilakukan 4–7 hari sekali atau
tergantung pada situasi harga pasaran.
a. Pemanenan
Panen pertama sekitar umur 60-75 hari. Panen kedua dan
seterusnya 2-3 hari dengan  jumlah panen bisa  mencapai 30-40 kali
atau lebih tergantung ketinggian tempat dan cara budidayanya. Setelah
pemetikan ke-3 diusahakan melakukan penambahan pemupukan dan
penyemprotan dengan bahan organik agar lebih maksimal
pertumbuhan dan buahnya.
- Cara panen 
1. Buah dipanen tidak terlalu tua (kemasakan 80-90%)
2. Pemanenan yang baik pagi hari.
3. Penyortiran dilakukan sejak di lahan
4. Simpan ditempat yang teduh
b. Pasca panen
28

Kegiatan pasca penen buah cabai, dapat dilakukan dengan


melakukan hal-hal sebagai berikut:
1. Sortasi dilakukan untuk memisahkan buah cabai rawit yang sehat,
bentuk normal dan baik.
2. Kemasan diberi lubang angin yang cukup atau menggunakan
karung jala.
3. Tempat penyimpanan harus kering, sejuk dan cukup sirkulasi
udara.

c. Pengepakan
Pengepakan adalah suatu fasilitas perlakuan sebelum
pemasaran dan dapat mencegah kerusakan. Pengemasan yang baik
dapat mencegah kehilangan hasil, memelihara mutu dan penampilan
akan tetap baik.
Penggunaan kemasan pada cabe rawit ini sudah banyak
dilakukan namun jenis dan design yang baik belum begitu
diperhatikan. Kemasan yang baik adalah:
 Mudah diangkat
 Aman
 Ekonomis
 Kebersihan terjamin
 Tahan benturan
 Berventilasi, sehingga memudahkan pertukaran udara, yang bisa
mengurangi penguapan.
d. Penyimpanan
Pada umumnya cabe rawit dijual dalam bentuk segar. Oleh
karena itu perlu penguasaan teknologi penanganan cabe rawit segar,
karena dapat meningkatkan daya simpan dengan mutu yang bisa
diterima oleh konsumen, mengurangi kerusakan dan harganya tetap
terjangkau.
Seperti sayuran lainnya, setelah dipanen cabe rawit secara
fisiologis masih terus melakukan proses kehidupan. Sehingga perlu
29

diusahakan agar proses ini tiddak dibiarkan berlangsung cepat.


Sampai saat ini, pendinginan masih diakui sebagai cara yang terbaik
dipakai untuk menyimpan cabe segar, walaupun hanya menghasilkan
masa simpan yang terbatas. Pendinginan pada dasarnya berprinsip
bahwa mikroorganisme tidak dapat berkembang dan sebagian besar
perubahan secara biokimia dapat dicegah.
Penyimpanan pada suhu dingin dengan menggunakan
refrigerator (lemari pendingin) dinilai lebih mudah dibandingkan
dengan cara pendinginan lainnya.
e. Pemasaran
Pemasaran buah cabe rawit yang sudah dipanen tidak menjadi
masalah karena peluang pasarnya masih sangat luas, baik untuk
diekspor maupun untuk pasar lokal.
Terdapat banyak cara pemasaran yang bisa dilakukan oleh
petani dalam menjual hasil panennya. Cara tersebut antara lain bisa
dijelaskan sebagai berikut :
 Petani menjual hasil panennya secara langsung kepada tengkulak
atau pedagang. Namun ada pula para tengkulak atau pedagang
yang mendatangi langsung petani dilahan usaha taninya. Apabila
telah terjadi kesepakatan harga maka cabe segera diangkut.
 Bagi petani yang memiliki lahan cabe yang luas akan lebih
menguntungkan bila langsung dijual kepada pedagang besar.
Pemasaran hasil cabe dengan jalur tata niaga pendek akan
lebih memberikan keuntungan karena tidak banyak melibatkan
berbagai pemasaran.
6. Analisis Usaha tanaman cabe rawit
Analisa Usaha Tani merupakan perhitungan untung rugi dalam
usaha tani sehingga dapat diketahui besarnya biaya (input) yang digunakan
selama proses produksi dan nilai yang dinyatakan (output) dengan
demikian akan diketahui untung ruginya suatu usaha tani. Biaya adalah
semua korbanan ekonomis yang dapat diperkirakan, diperhitungkan dan
diperlukan untuk menghasilkan suatu produk.
30

Biaya tetap adalah biaya yang dikeluarkan tidak tergantung pada


besarnya produksi. Sedangkan biaya variable adalah biaya yang sifatnya
dapat berubah – ubah tergantung besar kecilnya produksi.
Penerimaan adalah jumlah uang yang diperoleh dari penjualan
dalam jangka waktu tertentu.
Pendapatan adalah pernyataan yang berkaitan dengan uang atau
keuangan dari keseluruhan hasil usaha pokok produk atau jasa yang
dihasilkan oleh perusahaan dalam suatu periode yang telah dikurangi oleh
total biaya.
 Analisis usaha tani
Komoditas :Cabe rawit (capsicum frutescens)
Varietas :Madun
Luas lahan :840m²
Populasi :652 tanaman
Jarak tanam :60cm x 50cm

Tabel 1. Penyusutan Tanaman Cabe Rawit


Uraian Jumlah Nilai beli Nilai sisa UE Penyusutan
Sprayer 1 Rp.360.000 Rp.10.000 5 Rp.358.000
th
Cangkul 3 Rp.70.000 Rp.0 5 Rp.42.000
th
Parang 3 Rp.30.000 Rp.0 5 Rp.18.000
th
Garpu tanah 1 Rp.140.000 Rp.0 5 Rp.28.000
th
Cultivator 1 Rp.15.000.000 Rp.2.000.000 10 Rp.1.300.000
th
Emrat 2 Rp.45.000 Rp.0 5 Rp.18.000
th
Selang 100 Rp.4.000/M Rp.0 10 Rp.40.000
th
Paralon 30 Rp.15.000 Rp.0 10 Rp.45.000
th
Drum 2 Rp.200.000 Rp.0 10 Rp.40.000
th
Ember 2 Rp.10.000 Rp.0 2 Rp.10.000
th
Golok 1 Rp.150.000 Rp.0 5 Rp.30.000
31

th
Mesin rumput 1 Rp.900.000 Rp.100.000 10 Rp.80.000
th
Senso 1 Rp.3.000.000 Rp.100.000 10 Rp.299.000
th
Jumlah Rp.
308.000/thn

Tabel 2. Biaya Tetap Budidaya Tanaman Cabe Rawit Per Musim Tanam
No Jenis Biaya Besarnya
1. Penyusutan alat Rp.308.000/thn
2. Pajak bumi dan Rp.42.000:2= Rp.21.000
bangunan
3. Sewa lahan Rp.1.000.000:2=Rp.500.000
4. Bunga modal tetap Rp.116.640:2=Rp.58.320
Jumlah Rp.1.158.948/thn
Rp.887.320/musim tanam

Tabel 3. Biaya Sarana Produksi


No Uraian Jumlah Satuan Harga Jumlah
(Rp) harga
1 Benih 2 pak Rp.30.000 Rp.60.000
2 Mulsa plastik 4 kg Rp.35.000 Rp.140.000
3 Tali rapia 1000 pcs Rp.15.000 Rp.15.000
4 Plastik 2 m Rp.10.000 Rp.20.000
transparan
5 Trai semai 4 pcs Rp.15.000 Rp.60.000
6 Pupuk 15 krg Rp.15.000 Rp.75.000
kandang
7 Urea 1 krg Rp.100.000 Rp.100.000
8 Sp-36 1 krg Rp.100.000 Rp.100.000
9 Dolomit 1 krg Rp.35.000 Rp.35.000
10 Npk phonska 2 krg Rp.145.000 Rp.290.000
11 Gandasil 1 pak Rp.50.000 Rp.50.000
D(500 g)
12 Gandasil B 1 pak Rp.50.000 Rp.50.000
(500 g)
32

13 Fungisida 1 set Rp.300.000 Rp.300.000


14 Insektisida 1 set Rp.500.000 Rp.500.000
Jumlah Rp.1780.000
Permusim
tanam
33

Tabel 4. Biaya Tenaga Kerja


No Uraian Volume Satuan Harga Jumlah
1 Bajak Lahan 3 HKP Rp.60.000 Rp.180.000
2 Pembentukan 4 HKP Rp.60.000 Rp.240.000
Bedengan
3 Pemupukan dan 2 HKP Rp.60.000 Rp.120.000
Pemasangan Mulsa
4 Pembuatan dan 1 HKP Rp.60.000 Rp.60.000
Pemeliharaan
5 Penanaman dan 2 HKW Rp.35.000 Rp. 70.000
Penyulaman
6 Pemasangan Ajir 1 HKW Rp.35.000 Rp.35.000
7 Aplikasi Pestisida 10 HKW Rp.35.000 Rp.350.000
dan POC
8 Pemupukan 3 HKW Rp.35.000 Rp.105.000
Susulan
9 Pemangkasan dan 2 HKW Rp.35.000 Rp.70.000
Penyiangan
10 Panen dan Sortasi 10 HKW Rp.35.000 Rp.350.000
Jumlah Rp.1.580.000

Bunga Modal Variabel = (Biaya Saprodi + Biaya Tenaga Kerja) x 6%


= (1.780.000 + 1.580.000) x 6%
= Rp. 201.600 /thn
= Rp. 100.800 /musim tanam

Biaya Variabel = Rp. 1.780.000 + Rp. 100.800


= Rp. 3.460.800

Biaya total = Biaya total + Biaya variable


= Rp.887.320 + Rp.3.460.800
= Rp.4.348.120

Produksi setiap periode = 652 tanaman x 2kg x 90%


=1.173,6 kg

Penerimaan = harga x total produksi


34

= Rp.15.000 x 1.173,6 kg
= Rp.17.604.000

Pendapatan = penerimaan – biaya total


= Rp.17.604.000 – Rp.4.348.120
= Rp.13.255.880

Break event point


BFP volume produksi = Biaya total : harga produksi
= Rp.4.348.120 : Rp.15.000
= 289,9 kg

Keterangan: titik balik modal usaha budidaya cabe rawit selama 1 periode
penanaman akan tercapai jika produksi mencapai 289,9kg/periode produksi.

Break event point harga produksi = Total biaya : volume produksi


= Rp.4.348.120: 289,9kg
= Rp. 14.998,6
Keterangan : titik balik modal budidaya tanaman cabe rawit selama 1 periode
akan tercapai jika harga jual per kg mencapai Rp. 14.998,6/ periode produksi.
R/C Ratio = Penerimaan
Total biaya
= Rp.17.604.000
Rp. 4.348.120
= 4,0
R/C Ratio lebih dari 1 maka usaha budidaya cabe rawit layak untuk di usahakan

ROI = Pendapatan x 100%


Total biaya
= Rp.13.255.880 x 100%
35

Rp. 4.348.120
=Rp. 3,04
Jadi ROI sebesar 3,04 artinya dari setiap pengeluaran Rp.1 akan menghasilkan
pendapatan sebesar Rp.3,04

7. Pemakaian alat dan mesin


Alat-alat yang sering di gunakan:

 Cangkul  Kampak
 Kored  Gergaji
 Sprayer  Pisau
 Emrat  Cutter
 Ember  Gacok
 Golok  Cultivator
 Gunting  Mesin rumput
 Drum  Senso
 Tali rapia
BAB IV
MASALAH DAN PEMECAHAN

A. Masalah
1. Tanaman cabe rawit menjadi layu apabila di lakukan penanaman siang
hari, hal ini di pengaruhi karena terkena panas dari mulsa
2. Penggunaan obat yang melebihi dosis yang di anjurkan member efek yang
kurang baik bagi tubuh kita
3. Saat kegiatan merambatkan pohon di ajir / tali, banyak sulur yang patah
4. Limbah buah cabe rawit yang telah di ekstraksi menimbulkan bau tidak
sedap
5. Proses sortasi benih yang terlalu lama

B. Pemecahan
1. siram bibit saat masih di persemaian dan juga sebelum lahan di Tanami
sebaiknya tanah di airi di usahakan bibit di taruh pada posisi berdiri di atas
lubang tanam
2. menghindari kontak langsung dengan obat pada waktu bersamaan dengan
kegiatan penyemprotan dan juga membatasi untuk mengkonsumsi buah-
buahan pada saat musim panen
3. saat mencabut rumput di sekitar pangkal batang, seharusnya pohon di
pegang atau tanahnya di tekan supaya agar tidak goyang/kontak
4. melakukannya dengan ekstra hati-hati dan pelan
5. membuat lubang gali dan menimbunnya dengan tanah
6. memakai alat untuk memisahkan antara biji yang bernas dengan tidak serta
kotoran yang ada

34
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Untuk membudidayaan cabe rawit, yang baik bukan hanya asal tanam, akan
tetapi bagaimana agar kita bisa memperoleh hasil panen yang lebih
maksimal.Selanjutnya dengan pengetahuan yang kita miliki, hendaknya kita bisa
berbagi pengetahuan kepada masyarakat kita terutama mereka yang
membudidayakan cabe rawit,dengan harapan mereka bisa memperoleh hasil yang
maksimal.
Cabe rawit merupakan salah satu jenis sayuran yang memilki nilai ekonomi
yang tinggi.Cabe rawit mengandung berbagai macam senyawa yang berguna bagi
kesehatan. Cabe rawit (Capsicum frutescens L.) merupakan salah satu komoditas
sayuran yang banyak dibudidayakan oleh petani di Indonesia karena memiliki
harga jual yang tinggi dan memiliki beberapa manfaat kesehatan.Budi daya cabe
rawit bukanlah yang mudah dilakukan jika kita menginginkan hasil yang lebih
maksimal. Dalam budidaya cabe rawit banyak hal yang harus diperhatikan supaya
hasil panen yang kita peroleh lebih baik, mulai dari pemilihan lahan sampai cara
panen.

B. Saran
Bagi siswa atau siswi yang melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL) jaga
nama baik sekolah dengan menjalankan peraturan yang ada di tempat Praktek
Kerja Lapangan (PKL) dan bersikap sopan santun serta menjalankan pekerjaan
sesuai SOP ( Standar Operasional Prosedur ).
Bagi sekolah sebaiknya siswa atau siswi yang akan diterjunkan ke lapangan
untuk mengikuti PKL dibekali terlebih dahulu mengenai pekerjaan yang akan
dilakukan di Du/Di. sehingga siswa atau siswi merasa siap baik secara mental
maupun fisiknya.

35
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2012. Mengenal Hama dan Penyakit Tanaman cabe Serta


Pengendaliannya. http://www.agrotek.net/2014/01mengenal-hama-dan-
penyakit-tanaman-cabe.- html/. Diakses pada tanggal 19 Mei 2017
Cayanti EO.2006. Pengaruh media terhadap kualitas cabai hias (capsicum sp.)
Dalam pot. [skripsi]. Bogor: program studi Hortikultura,fakultas
pertanian,institut pertanian bogor.
Chen Y,Liu Y, Daoliang L.2011. Computer and Computing Technologies in
Agriculture IV, Bagian 2. Germany:Springer publisher.
China Minzhong.2010. Vegetables Product of China minzhong food Co Ltd.
Guangzhou
Ferdiansyah, H. 2010. Seleksi Daya Hasil Cabai (Capsicum annuum L.) Populasi
F2 Hasil Persilangan IPB C 110 dengan IPB C5. [Skripsi]. Boor.
Departemen Agronomi dan Holtikultura, Fakultas Pertanian, Institut
Pertanian Bogor.
Anonim, 2013, http://jurnalfloratek.wordpress.com/tag/cabe-keriting/ di akses 6-
6-13APLi di akses kamis 10 juni 2013

Anonim, 2009, Pembibitan Cabai Keriting,


http://dilawimode.wordpress.com/2009/02/19/pembibitan-cabai-
keriting/ di akses kamis 10 juni 2013.

Nurfalach, D. 2010. Budidaya Tanaman Cabai Keriting (Capsicum annum L.).


http://eprints.uns.ac.id/8836/1/156592308201001241.pdf. Diakses pada
tanggal 6 Desember 2013.

Rambe, Y. 2013. Teknik Budidaya Cabe.


http://yunusray.blogspot.com/2013/2/teknik-budidaya-cabe.html.
Diakses pada tanggal 19 desember 2013.

36
LAMPIRAN-LAMPIRAN

37
DOKUMENTASI KEGIATAN PRAKERIN

Pelubangan mulsa Pemanenan

Penyiangan Pemasangan ajir

38
39

Pembuatan ajir

Penanaman pengecoran
40

Pembumbunan dan penyulaman

Penyemprotan Pengikatan ke ajir


41

Lahan tanaman cabe rawit

Pembendingan
Pembukaan lahan
42

Anda mungkin juga menyukai