(PKL)
PENGENDALIAN PENYAKIT LAYU FUSARIUM PADA TANAMAN
CABE RAWIT
(Capsicum Frutescens)
Diajukan sebagai syarat untuk mengikuti Uji Kompetensi dan Ujian Nasional
Disusun oleh :
DINI NURHERYANTI
NIS :
Hari :...........................................
Tanggal : ......................................
Penyusun:
DINI NURHERYANTI
Menyetujui;
Mengetahui,
Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL ) ini dapat disusun dengan baik
atas bantuan dari pihak-pihak yang telah memberikan bimbingan dan dukungan
baik moril maupun material sehingga laporan ini dapat tersusun.Untuk itu penulis
mengucapkan terima kasih banyak kepada :
1. Bapak Dudung Abdul Rohman S.Th.I, selaku Kepala Sekolah.
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Masalah ....................................................................................................................35
B. Pemecahan ................................................................................................................35
A. Kesimpulan ..............................................................................................................36
B. Saran .........................................................................................................................36
LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................................................................................38
iv
DAFTAR TABEL
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
D. Rumusan Masalah
1. Bagaimana teknik bubidaya tanaman Sawi Pagoda?
2. Apa pengertian Kutu Daun ?
1
3. Bagaimana gejala serangan layu fusarium pada tanaman cabe rawit?
4. Bagaimana pengendalian penyakit layu fusarium pada tanaman cabe
rawit?
5. Bagaimana analisis usaha tani tanaman cabe rawit?
2
2
1. Biodata petani
4
5
KETUA
Saeful Uyun
SEKRETARIS BENDAHARA
SEKSI-SEKSI
Endang Ramli
AKOMODASI KONSUMSI
PANGANDARAN. Jarak dari ibu kota kecamatan ± 1 km, jarak dari ibu
Luas areal usaha tani yang di usahakan petani seluas 1 Ha, dengan
Sedangkan untuk tanaman cabe rawit lahan yang di gunakan untuk praktek
adalah 840m².
1. VISI
PELAKSANAAN
B. Tinjauan Umum
1. Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Sawi pagoda(Brassica L.)
a. Klasifikasi tanaman cabe rawit (Capsicum frutescens L.)
Kingdom : Plantae (Plant)
Sub kingdom : Tracheabionta (Vascular Plants)
Division : Spermatophyta (Seed Plant)
Sub division : Magnoliophyta (Flowering Plant)
Classing : Magnolipsida (Dycotyledons)
Sub classis : Asteredae
Ordo : Solanales
Famili : Solanaceae (Potato family)
Genus : Capsicum L. (pepper)
Species : Capsicum frustescens
8
9
unsur hara dari tanah. Pada bagian ujung akar terdapat akar semu
yang berfungsi mencari nutrisi dari dalam tanah.
Batang
Maksimal tinggi tanaman cabe rawit adalah 80 cm.
Sedangkan panjang batang tanaman cabe rawit hanya berkisar 20
cm, kemudian langsung membentuk suatu percabangan yang acak.
Warna pada batang tanaman biasanya berwarna hijau tua ketika
masih dalam keadaan produktif dan akan berubah menjadi coklat
ketika ketika sudah tua.
Daun
Tiap tanaman cabe mempunyai karakteristik tersendiri yang
terlihat dari daunnya. Pada cabai rawit, daun bunga warnanya bisa
sangat bervariasi tergantung iklim lingkungan tempat tanaman
ditanam. Kebanyakan warna daun cabai rawit berwarna hijau
muda. Panjang daun sekitar 3-4 cm dan lebar daun berkisar 1-2 cm.
Ruas pada daun cabai merah berkisar dari 5-9 ruas.
Bunga
Pada cabai rawit, bentuk bunga biasanya menyerupai
bintang meskipun tidak semua. Bunga akan keluar di dekat daun,
dan bisa berbentuk tunggal atau komunal. Dalam satu tandan
umumnya terdapat 2-3 bunga. Mahkota bunga mempunyai warna
putih dengan diameter antara 5-20 mm. Terdapat bunga jantan dan
betina dalam satu tangkai.
Buah
Buah tanaman cabai pada awalnya akan berwarna hijau tua
kemudian akan berubah warna menjadi merah ketika sudah tua.
Ketika warna buah sudah berubah merah, berarti buah cabai sudah
siap dipetik dan dipanen. Untuk membuat bibit tanaman cabai,
buah cabai hendaknya dibiarkan menempel pada tanaman hingga
mengering baru kemudian diambil.
10
dan pernafasan akar akan terganggu. Tanaman cabe rawit tumbuh baik
pada tanah yang : Berstruktur remah/gembur, lempung berpasir dan kaya
bahan organik; pH 5,0-7,0 optimal 6,0-6,5. Bila pH dibawah 5,0 perlu
ditambahkan kapur sebanyak 2-4 ton/ha. Penambahan kapur sangat
tergantung dari pH tanah yang dikehendaki. Contoh pH tanah awal 5,0
sedang pH yang diinginkan 5,5 maka perlu ditambahkan kapur sebesar 2
ton/ha, sedangkan jika pH yang diinginkan 6,0 maka perlu ditambahkan
kapur sebesar 4 ton/ha; Paling cocok ditanam pada dataran dengan
ketinggian 0-500 meter dpl.Curah hujan 600-1.250 mm/tahun.
Suhu udara rata-rata tahunan berkisar antara 18-30 0C.Kelembaban
60-80%.Cabai sangat sesuai ditanam pada tanah yang datar. Dapat juga
ditanam pada lereng-lereng gunung atau bukit. Tetapi kelerengan lahan
tanah untuk cabai adalah antara 0-10(kemiringan) Tanaman cabai juga
dapat tumbuh dan beradaptasi dengan baik pada berbagai jenis tanah,
mulai dari tanah berpasir hingga tanah liat. akan tetapi tanah yang cocok
adalah tanah yang mengandung unsur-unsur pokok yaitu unsur N dan
K,Pertumbuhan akan terhambat jika suhu harian di areal budidaya terlalu
dingin.
2) Mengendalikan Hama
Hama gangsir
Cara Mengatasi Hama Gangsir
Hama gangsir umunya hidup di tanah yang berumput,
mereka menggali liang dalam tanah sepanjang 90 cm untuk
ditinggali. Serangan hama gangsir berlangsung pada malam hari
dengan memotong bagian batang tanaman hingga putus untuk
dibawa ke liangnya. Untuk mengatasi hama gangsir ini, Ada
beberapa cara seperti berikut ini:
Menyemprotkan Insektisida
Cara pertama yang dapat kita lakukan untuk mengatasi
serangan hama gangsir adalah dengan menyemprotkan insektisida
pada setiap lubang tanam. Penyemprotan ini dilakukan sebagai
upaya perlindungan tanaman dari gangguan hama serangga seperti
gangsir.jenis obat yang di gunakan yaitu starband dengan dosis 1
tutup botol (20ml)/tangki 12 liter air atau Jenis insektisida yang
tepat untuk mengusir hama gangsir adalah insektisida berbahan
aktif karbofuran dengan dosis 1 gram per lubang tanam. Selain itu
kita dapat menggunakan pestisida alami dengan cara mengolah
pupuk kompos sebagai pupuk dasar tanaman dengan bantuan
jamur metarhizium, kemudian lakukan penyemprotan batang
tanaman menggunakan jamur beauveria bassiana. Kedua jenis
jamur ini dikenal memiliki sifat jahat terhadap serangga seperti
hama gangsir.
Pengolahan Tanah
sebelum memulai menanam, ada baiknya kita melakukan
pengolahan tanah terlebih dahulu dengan membajak atau
mencangkuli tanah. Langkah ini dikerjakan untuk mengetahui
adanya liang hidup hama gangsir, dengan demikian kita dapat
membasmi terlebih dahulu hama tersebut sebelum merajarela dan
menghabiskan tanaman pertanian kita. Selanjutnya kita juga dapat
16
3. Pemeliharaan
a. Menjaga kelembaban media tanam
Tanaman cabai rawit memerlukan asupan air agar tetap bisa
tumbuh dengan sehat dan segar. Namun, kebutuhan air cabai rawit
perlu disesuaikan dengan kondisi cuaca dan suhu kelembaban tempat
tinggal.Jika cuaca sedang panas seperti musim kemarau, cabai rawit
perlu disiram satu hingga dua kali sehari pada waktu pagi dan sore
hari. Namun apabila cuaca sedang lembab dan curah hujan tinggi cabai
rawit tidak perlu di siram atau cukup di siram satu kali sehari.
b. Beri Nutrisi Pada Cabai Rawit Dengan Cara Diberi Pupuk Susulan
Pemeliharaan cabe rawit yang selanjutnya adalah dengan cara
memberi pupuk susulan dengan nutrisi yang baik agar cabai dapat
tumbuh dengan lebat dan kondisi yang bagus.
Pemupukan ini bertujuan untuk memenuhi hara pada tanaman
pada fase vegetative hingga generative awal dengan cara dicairkan
terlebih dahulu. Pencairan pupuk ini bertujuan agar hara yang
dibutuhkan pada tanaman cabai menjadi cepat tersedia dan cepat pula
diserap oleh tanaman sehingga pertumbuhan tanaman akan menjadi
baik dan sehat. Pemupukan susulan diberikan pada saat tanaman
berumur 1-4 minggu, menggunakan sisa pupuk dasar. Pemupukan
susulan ini bisa dberikan dengan cara dicor/dikocor, setiap tanaman
disiram dengan 150-250 ml larutan pupuk. Larutan pupuk dibuat
dengan mengencerkan 1,5- 3 kg pupuk buatan per 100 liter air.
Pupuk susulan yang digunakan adalah NPK bila dikonversikan
maka konsentrasi yang digunakan adalah sebanyak 15-30 gram / 1 liter
air. Pupuk yang dilarutkan kemudian diaplikasikan dengan cara
dikocor atau dicoretkan ke tanah di sekitar tanaman. Pemupukan
21
e. Pengikatan tanaman
Setelah ajir terpasang, tanaman cabe harus segera diikatkan
diajir tersebut dengan menggunakan tali rapia. Agar tidak melukai
batang cabai, pengikatan tanaman bisa menggunakan simpul yang
berbentuk angka delapan (8).
f. Perempelan
Perempelan merupakan pembuangan atau pemotongan bagian
tanaman yang dirasa tidak perlu atau hanya sebagai parasit saja pada
tanaman. Cabe rawit perlu perempelan agar tanaman tumbuh baik.
Pada tanaman cabe rawit ada 2 teknik perempelan yang bisa
dilakukan diantaranya:
- Pucuk Tanaman
Bisa dilakukan perempelan atau pemangkasan pucuk
tanaman cabe rawit dengan maksud dan tujuan agar tanaman cabe
rawit bisa menumbuhkan tunas baru yang lebih banyak dari
pinggiran atau ketiak daun.
Namun tunas-tunas yang tumbuh juga tidak bisa dibiarkan
semua cukup sisakan 2-4 tunas di segala arah yang lainnya buang
saja,agar percabangan bagus nantinya.
- Tunas air
24
Perempelan pada tunas air ini bertujuan agar tanaman cabe rawit
tidak memiliki cabang dari pertunasan.
g. Penyiangan dan pembumbunan
Adapun penyiangan bertujuan untuk membersihkan lahan tanam
cabe dari serangan gulma (rumput-rumput liar pengganggu
pertumbuhan tanaman). Penyiangan juga memiliki manfaat untuk
mencegah perkembangan hama dan penyakit yang sifatnya benalu
bagi tanaman cabe. Karena sebagian besar hama dan penyakit akan
tinggal/bersarang di tanaman gulma, sehingga larva-larva hama akan
mudah berkembang di lahan yang penuh dengan gulma. Melakukan
penyiangan dengan menggunakan alat pengoret gulma, bisa
menggunakan cangkul atau pencong. Penyiangan dilakukan pada
umur 30-60 hari setelah tanam. Penyiangan sebaiknya dilakukan
berbarengan pada waktu pembumbunan.
h. Pembendingan
Dilakukan dengan menggunakan tali rapia digunakan agar
tanaman terlihat rapi dan dalam pemanenan mudah dilakukan agar
batang tanaman tidak patah.ranting dan bunganya juga tidak
berjatuhan pada saat berjalan di atas parit.
c. Pengepakan
Pengepakan adalah suatu fasilitas perlakuan sebelum
pemasaran dan dapat mencegah kerusakan. Pengemasan yang baik
dapat mencegah kehilangan hasil, memelihara mutu dan penampilan
akan tetap baik.
Penggunaan kemasan pada cabe rawit ini sudah banyak
dilakukan namun jenis dan design yang baik belum begitu
diperhatikan. Kemasan yang baik adalah:
Mudah diangkat
Aman
Ekonomis
Kebersihan terjamin
Tahan benturan
Berventilasi, sehingga memudahkan pertukaran udara, yang bisa
mengurangi penguapan.
d. Penyimpanan
Pada umumnya cabe rawit dijual dalam bentuk segar. Oleh
karena itu perlu penguasaan teknologi penanganan cabe rawit segar,
karena dapat meningkatkan daya simpan dengan mutu yang bisa
diterima oleh konsumen, mengurangi kerusakan dan harganya tetap
terjangkau.
Seperti sayuran lainnya, setelah dipanen cabe rawit secara
fisiologis masih terus melakukan proses kehidupan. Sehingga perlu
29
th
Mesin rumput 1 Rp.900.000 Rp.100.000 10 Rp.80.000
th
Senso 1 Rp.3.000.000 Rp.100.000 10 Rp.299.000
th
Jumlah Rp.
308.000/thn
Tabel 2. Biaya Tetap Budidaya Tanaman Cabe Rawit Per Musim Tanam
No Jenis Biaya Besarnya
1. Penyusutan alat Rp.308.000/thn
2. Pajak bumi dan Rp.42.000:2= Rp.21.000
bangunan
3. Sewa lahan Rp.1.000.000:2=Rp.500.000
4. Bunga modal tetap Rp.116.640:2=Rp.58.320
Jumlah Rp.1.158.948/thn
Rp.887.320/musim tanam
= Rp.15.000 x 1.173,6 kg
= Rp.17.604.000
Keterangan: titik balik modal usaha budidaya cabe rawit selama 1 periode
penanaman akan tercapai jika produksi mencapai 289,9kg/periode produksi.
Rp. 4.348.120
=Rp. 3,04
Jadi ROI sebesar 3,04 artinya dari setiap pengeluaran Rp.1 akan menghasilkan
pendapatan sebesar Rp.3,04
Cangkul Kampak
Kored Gergaji
Sprayer Pisau
Emrat Cutter
Ember Gacok
Golok Cultivator
Gunting Mesin rumput
Drum Senso
Tali rapia
BAB IV
MASALAH DAN PEMECAHAN
A. Masalah
1. Tanaman cabe rawit menjadi layu apabila di lakukan penanaman siang
hari, hal ini di pengaruhi karena terkena panas dari mulsa
2. Penggunaan obat yang melebihi dosis yang di anjurkan member efek yang
kurang baik bagi tubuh kita
3. Saat kegiatan merambatkan pohon di ajir / tali, banyak sulur yang patah
4. Limbah buah cabe rawit yang telah di ekstraksi menimbulkan bau tidak
sedap
5. Proses sortasi benih yang terlalu lama
B. Pemecahan
1. siram bibit saat masih di persemaian dan juga sebelum lahan di Tanami
sebaiknya tanah di airi di usahakan bibit di taruh pada posisi berdiri di atas
lubang tanam
2. menghindari kontak langsung dengan obat pada waktu bersamaan dengan
kegiatan penyemprotan dan juga membatasi untuk mengkonsumsi buah-
buahan pada saat musim panen
3. saat mencabut rumput di sekitar pangkal batang, seharusnya pohon di
pegang atau tanahnya di tekan supaya agar tidak goyang/kontak
4. melakukannya dengan ekstra hati-hati dan pelan
5. membuat lubang gali dan menimbunnya dengan tanah
6. memakai alat untuk memisahkan antara biji yang bernas dengan tidak serta
kotoran yang ada
34
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Untuk membudidayaan cabe rawit, yang baik bukan hanya asal tanam, akan
tetapi bagaimana agar kita bisa memperoleh hasil panen yang lebih
maksimal.Selanjutnya dengan pengetahuan yang kita miliki, hendaknya kita bisa
berbagi pengetahuan kepada masyarakat kita terutama mereka yang
membudidayakan cabe rawit,dengan harapan mereka bisa memperoleh hasil yang
maksimal.
Cabe rawit merupakan salah satu jenis sayuran yang memilki nilai ekonomi
yang tinggi.Cabe rawit mengandung berbagai macam senyawa yang berguna bagi
kesehatan. Cabe rawit (Capsicum frutescens L.) merupakan salah satu komoditas
sayuran yang banyak dibudidayakan oleh petani di Indonesia karena memiliki
harga jual yang tinggi dan memiliki beberapa manfaat kesehatan.Budi daya cabe
rawit bukanlah yang mudah dilakukan jika kita menginginkan hasil yang lebih
maksimal. Dalam budidaya cabe rawit banyak hal yang harus diperhatikan supaya
hasil panen yang kita peroleh lebih baik, mulai dari pemilihan lahan sampai cara
panen.
B. Saran
Bagi siswa atau siswi yang melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL) jaga
nama baik sekolah dengan menjalankan peraturan yang ada di tempat Praktek
Kerja Lapangan (PKL) dan bersikap sopan santun serta menjalankan pekerjaan
sesuai SOP ( Standar Operasional Prosedur ).
Bagi sekolah sebaiknya siswa atau siswi yang akan diterjunkan ke lapangan
untuk mengikuti PKL dibekali terlebih dahulu mengenai pekerjaan yang akan
dilakukan di Du/Di. sehingga siswa atau siswi merasa siap baik secara mental
maupun fisiknya.
35
DAFTAR PUSTAKA
36
LAMPIRAN-LAMPIRAN
37
DOKUMENTASI KEGIATAN PRAKERIN
38
39
Pembuatan ajir
Penanaman pengecoran
40
Pembendingan
Pembukaan lahan
42