Disusun Oleh:
RIYALD IZZUR ROHMAN NIS : :0994/162.078
KOMPETENSI KEAHLIAN
AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
i
HALAMAN PERSETUJUAN
Laporan Oleh:
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Oleh:
ABID NAILUR RIDLO, S.E, M.M. Ir. IRITA RAHAYU ARYATI, MMA
NIP. 19670704 199202 2 003
iii
KATA PENGANTAR
laporan praktik kerja lapang (PKL) yang dilaksanakan di kebun Dau Malang,
Adapun tujuan dari penyusunan laporan ini yaitu sebagai salah satu syarat
Tersusunnya laporan ini tidak terlepas dari bantuan semua pihak sejak
Penulis ingin menyampaikan ucapan terimah kasih dan penghargaan kepada yang
terhormat:
1. Ibu Nyai Hj. Fataya Hanan, selaku pengasuh pondok pesantren Mamba’ul
3. Bapak Abid Nailur Ridlo, S.E., M.M selaku kepala sekolah SMK
iv
5. Bapak Bugiyarto, selaku pembimbing instansi di UPT. PATPH Kebun
Dau Malang.
6. Bapak Bugiarto (koordinator Kebun Dau, Malang), dan seluruh staf UPT.
7. Bapak dan Ibu serta keluarga yang selalu memberikan semangat dan
Penyajian laporan ini baik isi maupun teknik penulisan nyamasih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu kami sangat membutuhkan kritik dan saran agar dapat
memperbaiki tugas kami selanjutnya. Semoga dengan selesainya laporan ini ada
Penulis
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ . i
HALAMAN
PERSETUJUAN................................................................................................ii
KATA PENGANTAR.................................................................................... iv
DAFTAR ISI................................................................................................... v
I. PENDAHULUAN...................................................................................... 1
I.3. Tujuan............................................................................................ 2
vi
3.1. Teknis Budidaya Tanaman Bawang Merah…………........................ 8
3.1.3. Penanaman.........................................................................11
3.1.4. Pemeliharaan.....................................................................13
3.1.5. Pemupukann…..................................................................15
17
2. Ulat tanah……………………………………………………
18
18
18
18
6. Penyakit Trotol............................................................................18
19
19
vii
9. Busuk daun (Peronospora destructor)………………………..
19
IV. PENUTUP............................................................................................. 22
4.1. Kesimpulan................................................................................... 22
4.2. Saran............................................................................................. 22
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 24
LAMPIRAN................................................................................................. 25
viii
BAB I
PENDAHULUA
kebijakan link andmatch yang berlaku pada semua jenis dan jenjang pendidikan di
kejuruan.
tanaman dan hortikultura yang dilaksanakan pada tanggal 06 Januari 2019 s/d 06
maret 2020, di kebun Dau UPT. Pengembangan agribisnis tanaman pangan dan
bergerak di bidang pertanian, usaha ini sudah bergerak sejak zaman dahulu dan
tanaman pangan dan hortikultura tanpa tenaga kerja yang profisional dan ahli
dibidangnya maka usaha yang dijalankan tidak akan maju. Untuk itu perlu adanya
1.3. Tujuan
Tujuan praktik kerja lapang adalah untuk mewujudjan siswa yang kreatif,
2
1.4. Objek Praktik Kerja Lapang
pada tanggal 06 Januari 2020 sampai 06 Maret 2020. Jadwal kerja pagi mengikuti
3
BAB II
dan Hortikultura
kegiatan utama:
1. Pusat Studi
4
2. Pelayanan Agribisnis
UPT PATPH Kebun Dau merupakan anak cabang instansi dari kebun yang
berada di bawah naungan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jawa Timur
yang merupakan kebun cabang dari Kebun Puspa Lebo yang berkedudukan di
mempunyai hak otonom yang luas yang berarti tidak ada campur tangan dalam hal
cabang yang dapat di jadikan lahan percobaan, pelatihan bagi petani, penelitian
bagi mahasiawa dan sebagai wisata petik buah untuk pengenalan bagi paud.
5
2.2. Struktur Organisasi UPT. Pengembangan Agribisnis Tanaman Pangan
dan Hortikultura
Kepala UPT.PATPH
SUB. Bag.TU
Staff Staff
Hortikultura
6
Sebelah Utara : Kecamatan Krangploso
7
BAB III
ISI LAPORAN
parit dengan lebar 0,6 m dan kedalaman 0,5 m (sistem surjan), Bila pada lahan
kering kedalaman parit dibuat lebih dangkal. Tanah diatas bedengan dicangkul
Jarak Tanam.
Jarak tanam bawang merah pada musim kemarau 15x15 cm atau 15x20 cm,
sedang pada musim hujan 15x20 cm atau 20x20 cm. . Tanah diolah dengan cara
dibajak lebih dari 4 kali hingga tanah menjadi gembur dan tanah dikeringkan lebih
dari seminggu .Kemudian tanah dihaluskan lagi, setelah halus dapat dibuat
kedalaman parit 50 cm
8
Pada budidaya bawang merah sangat diperlukan pembentukan bedengan,
dimana adanya bedengan berfungsi agar tanaman bawang merah tidak selalu
Pengapuran.
9
Gambar 1. Pengapuran Guludan Tanaman Bawang Merah
biologi tanah. Bisa bersumber dari kotoran ternak dengan dosis 15-20 ton/ha atau
kompos matang sebanyak 5-10 ton/ha disebar dan diaduk rata dalan lapisan olah 1
1
minggu sebelum tanam. Juga bisa dengan menggunaklan pupuk Organik Granul
dengan dosis 900 kg samapai 1500 kg/ha, di tabur sehari sebelum tanam.
Tebarkan pupuk di atas bedengan dan aduk dengan tanah hingga merata. Bisa juga
ditambahkan urea, ZA, SP-36 dan KCL sebanyak 47 kg, 100 kg, 311 kg dan 56 kg
Bibit bawang merah yang digunakan adalah bibit yang sehat, warnanya
mengkilat, tidak keropos, serta kulitnya tidak luka. Bawang merah bisa
diperbanyak dengan dua cara, yakni dengan menggunakan bahan tanam berupa
1. Bawang merah yang dipilih adalah varietas yang adaptif dengan ukuran
3. Umbi bibit yang baik yang telah disimpan 2 - 3 bulan dan umbi masih
4. Umbi bibit harus sehat, ditandai dengan bentuk umbi yang kompak (tidak
selama 10 menit.
6. Setelah bibit ditiriskan, lalu ditaburi merata dengan satu bungkus (100 g)
Murwati, 2008).
1
7. Sebelum dilakukan penanaman, ujung umbi bawang merah dipotong 1/3
8. Apabila umur umbi masih kurang dari 2 bulan, lakukan pemogesan terlebih
dahulu. Pemogesan adalah pemotongan bagian ujung umbi, sekitar 0,5 cm.
tananaman.
3.1.3. Penanaman
1. Sebelumnya tanah dibasahi dulu lalu dibuat lubang yang sudah diatur jarak
tanamnya.
2. Bibit ditanam dalam keadaan berdiri dengan jumlah bibit sebanyak 1 bibit
per lubang.
tanah/pasir.
Musim tanam optimal untuk bawang merah yaitu pada akhir musim
hujan bulan Maret – April dan musim kemarau Mei – Juni, tetapi di daerah pusat
sebelum dilakukan penanaman tanah harus diari agar saat penanaman kondisi
tanah gembur Seperti yang telah disampaikan sebelumnya, bahwa bibit sebelum
1
ditanam lebih baik dibersihkan dan diseleksi terlebih dulu agar pertumbuhan
tanaman menjadi baik. Bila tidak diseleksi ditakutkan tercampurnya bibit yang
sebelum ditanam serta ujung bibit sudah dipotong , dan esoknya dapat dilakukan
penanaman.
akan ditanami sudah digariti sesuai dengan jarak tanam yang digunakan , sehingga
menanam 2/3 bagian umbi ke dalam tanah, sedangkan 1/3 bagiannya muncul di
3.1.4. Pemeliharaan
1
Pemeliharaan pada bawang merah dilakukan dengan cara penyiraman,
Penyiraman
2 kali sehari (pagi dan sore) atau sesuai kondisi tanah/tanaman terutama sehabis
porii (trotol). Kunci dari penyiraman adalah memberikan air secara baik pada
tanaman sehingga tanaman tidak layu atau sebelum tanaman mengalami stress.
Bawang merah membutuhkan air dalam kondisi yang cukup sejak pertumbuhan
awal hingga menjelang panen. Air yang diberikan pada tanaman walaupun
dengan cara penggenangan/leb, namun harus segera meresap ke dalam tanah. Bila
tidak demikian maka tanaman akan menjadi busuk dan sebagai sumber
penyakit. Oleh karena itu pembuatan bedengan sangat diperlukan pada budidaya
bawang merah.
Hal ini berhubunga sifat tanaman bawang merah yang membentuk umbi di
dalam tanah sehingga air yang terlalu banyak akan membuat umbi menjadi
busuk .
Pada musim kemarau , pengairan dapat diberikan setiap hari sejak tanaman
terbentuk. Namun walaupun musim kemarau , bila kondisi tanah setelah diairi
dan selang dua hari tanah masih basah, maka tanaman tidak perlu diairi. Oleh
1
karena itu dituntut kepekaan petani dalam mengamati kebutuhan air bagi
tanamannya.
Untuk musim hujan pengairan yang dibutuhkan lebih sedikit yaitu selang
dua hari sekali. Seperti di atas maka yang penting melihat kondisi kelembaban
tanah, bila tanah masih lembab sebaiknya tidak perlu diairi. Yang penting diamati
yaitu setelah turun hujan, sebaiknya tanaman bawang merah disirami dengan air
kekurangan. Untuk cara leb sebaiknya dilakukan pada kondisi tanah yang porous,
sehingga air yang tergenang cepat habis (tuntas), walaupun cara ini membutuhkan
waktu yang lebih pendek dibandingkan cara disiram. Sedangkan cara siram
membutuhkan tenaga lebih banyak dan waktu lebih lama. Namun di daerah
Penyulaman
Pengendalian Gulma
1
terbentuk di dalam tanah maka kehadiran guilma sangat mengganggu karena
sesuai dengan kondisi gulma yang ada dengan cara mencabut gulma sampai
sesuai anjuran.
biasanya menggunakan alat seperti sosrok bambu kecil sehingga gulma dapat
terangkat sampai ke akarnya. Bila tanaman sudah membentuk umbi yang agak
3.1.5. Pemupukan
pertumbuhan tanaman dan produksi umbi yang lebih baik. Namun pemupukan
tidak perlu diberikan secara berlebihan karena pupuk malahan akan terbuang
pupuk walaupun tanaman telah berumur diatas 4- hari, dan ini hanya membuang
karena memupuk suatu tanaman akan berbeda pada setiap kondisi kesuburan
tanah yang berbeda. Namun dosis pupuk yang dapat dianjurkan pada jenis tanah
1
Nganjuk seperti berikut. Pupuk dasar menggunakan 10 t/ha pupuk kandang dan
berikutnya menggunakan pupuk urea 200 kg/ha, ZA 450 kg/ha dan KCl 200 kg/ha
yang diberikan separo-separo pada saat tanaman berumur 15 hari dan 30 hari
setelah tanam. Cara pemupukan dengan menggaru larikan dan meletakkan pada
1
Pemberian pupuk pelengkap yang banyak beredar di pasar sebenarnya
bawang merah, unsur mikro kurang diperlukan karena tanaman bawang merah
berumur pendek yaitu sekitar 60-70 hari. Sedangkan unsur mikro proses
bagi tanaman sayuran yang berumur panjang seperti cabai atau tomat.
Hama penyakit yang sering menyerang tanaman bawang merah antara lain
ulat grayak (Spodoptera litura), trips, ulat bawang, bercak ungu (Alternaria porli),
busuk umbi fusarium dan busuk putih sclerotum, busuk daun Stemphylium dan
virus.
Hama ulat bawang (Spodoptera spp). Serangan hama ini ditandai dengan
bercak putih transparan pada daun. Telur diletakkan pada pangkal dan ujung daun
benang putih seperti kapas. Kelompok telur yang ditemukan pada rumpun
sering terserang ulat grayak jenis Spodoptera exigua dengan ciri terdapat garis
1
Pengendalian yang dapat dilakukan adalah dengan mengumpulkan telur dan ulat
40 buah/ha. Jika intensitas kerusakan daun lebih besar atau sama dengan 5 % per
50 EC atau Florbac.
2. Ulat tanah
Ulat ini berwarna coklat-hitam. Pada bagian pucuk /titik tumbuhnya dan
senja/malam hari. Jaga kebersihan dari sisa-sisa tanaman atau rerumputan yang
jadi sarangnya.
Gejala serangan hama thrip ditandai dengan adanya bercak putih beralur pada
Penyakit ini lah yang sangat harus di waspadai, penyakit ini dia sering di dapat
kan ketika tanaman baru – baru tumbuh, dan penyakit ini yang kita dapat kan
bawang, selanjutnya tanaman layu dengan cepat (Jawa : ngoler). Tanaman yang
terserang dicabut lalu dibuang atau dibakar di tempat yang jauh Preventif
1
5. Penyakit Otomatis Atau Antraknose
Gejalanya bercak putih pada daun, selanjutnya terbentuk lekukan pada bercak
6. Penyakit Trotol
Ditandai dengan bercak putih pada daun dengan titik pusat berwarna ungu.
Gunakan fungisida efektif, antara lain Antracol 70 WP, Daconil 70 WP, dll untuk
membasminya.
Mengakibatkan daun bawang kering dan mati, umbi berbentuk tidak sempurna
(kecil - kecil) dengan gejala serangan bercak kecil, cekung, warna putih hingga
daun berbentuk bulat, berwarna kuning terdapat pada ujung daun. Cara
2
9. Busuk daun (Peronospora destructor)
Akibat serangan daun menjadi kering dan mati dengan gejala serangan saat
tanaman mulai membentuk umbi pada cuaca yang cukup lembab muncul bercak
dengan air bersih sehabis hujan atau pada pagi hari sebelum matahari terbit.
Aplikasi fungisida berbahan aktif metalaksil dan tebu konazold, aplikasi agensia
Akibat serangan tanaman yang baru tumbuh akan busuk dan mati, gejala
Panen dilakukan saat tanaman berumur 70-80 hari setelah tanam. Bawang
merah yang siap panen ditandai dengan daun sudah mulai rebah dan umbi
dijemur dibawah terik matahari langsung atau diletakkan diatas para-para. Panen
dilakukan waktu udara cerah. Pada waktu panen, bawang merah diikat dalam
2
Pada penjemuran tahap kedua dilakukan pembersihan umbi bawang dari
tanah dan kotoran Bila sudah cukup kering (kadar air kurang lebih 85%), umbi
bawang merah siap dipasarkan atau disimpan di gudang. Umbi bawang merah
dapat bertahan 1-2 tahun apabila penanganan pasca panen dan penyimpanannya
dilakukan dengan baik. Salah satu cara penyimpanan yang baik adalah dengan
mengetahui kesiapan umbi kering askip yaitu menyimpan sedikit contoh dalam
kantong plastik putih selama 24 jam, bila sudah tidak ada titik air dalam kantong,
mempunyai sirkulasi udara yang baik dan dapat mencegah serangan hama dan
penyakit seperti rumah sere dan gudang berpembangkit vorteks (mengubah aliran
udara jenuh dalam gudang, dengan menghembus ke atas keluar gudang dan
digantikan udara luar yang lebih bersih oleh adanya vorteks). Sortasi dilakukan
untuk memisahkan umbi yang sehat , utuh dan menarik dengan umbi yang telah
rusak. Sortasi dapat meningkatkan nilai jual dan mencegah penularan penyakit.
Grading dilakukan untuk menentukan tingkat mutu produk, sehingga harga dapat
ditentukan sesuai mutunya. Grading dilakukan dalam beberapa kelas yaitu kelas I
diameter > 2,5 cm, kelas II =1,5-2,5 cm , kelas III < 1,5 cm.
2
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
usahakan oleh petani secara intensif. Komoditas pertanian ini merupakan sumber
ekonomi yang cukup tinggi maka pengusahaan budidaya bawang merah telah
terhadap bawang merah cukup kuat, namun dalam proses pengusahaannya masih
Bawang merah adalah tanaman semusim dan memiliki umbi yang berlapis.
Umbi terbentuk dari pangkal daun yang bersatu dan membentuk batang yang
berubah bentuk dan fungsi, membesar dan membentuk umbi berlapis. Umbi
bawang merah terbentuk dari lapisan-lapisan daun yang membesar dan bersatu.
Umbi bawang merah bukan merupakan umbi sejati seperti kentang atau talas.
2
4.2. Saran
banyak
tehnik-tehnik budidaya.
2
DAFTAR PUSTAKA
Rasahan C.A. Nasrum H., Ngentem M.S., Rudi W., Syafruddin M.,
Subagyono D.,H.S,Alimoseo, Sufrianata, Herman. 2012. Unsur-Unsur
Manajemen Usaha Tani Bawang Merah. Cipta Karya . Jakarta
Setiadi, Parimin. 2012. Bertanam Melon edisi Revisi. Penebar Swadaya, Jakarta.
2
2