Anda di halaman 1dari 50

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG

BUDIDAYA KELAPA SAWIT DI PT. SUKSES TANI


NUSASUBURDESA LABANGKAKECAMATAN BABULU
KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA
KALIMANTAN TIMUR

Oleh :

DWI KURNIAWAN
NIM. 110500052

PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN


JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN
POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA
SAMARINDA
2014
HALAMAN PENGESAHAN

Judul :Laporan praktek kerja lapang (PKL)budidaya kelapa sawit


di PT.Sukses Tani Nusasubur, Desa Labangka,
Kecamatan Babulu, Kabupaten Penajam Paser Utara.
Kalimantan Timur
Nama : Dwi Kurniawan
NIM : 110500052
Program Studi : Budidaya Tanaman Perkebunan
Jurusan : Manajemen Pertanian

Menyetujui,

Pembimbing Penguji I, Penguji II,

Jamaluddin, SP.M.Si Yuanita,SP.MP Sri ngapiyatun, SP. MP


NIP. 197206122001121003 NIP. 19661125 200112 2 001 NIP.197708272001122002

Menyetujui/Mengesahkan,
Ketua Program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan
Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

Nur Hidayat, SP. M.Sc


NIP. 19721025 200112 1 001
KATA PENGANTAR

Segala Puji Dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha

Esa atas karunia dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan

Praktek Kerja Lapang (PKL) di PT.Sukses Tani Nusa Subur selama dua bulan,

berdasarkan hasil PKL

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Kedua Orang Tua yang telah memberikan motivasi dan dukungan baik

secara moril dan materi kepada penulis.

2. Bapak Ir.Wartomo, MP selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri

Samarinda.

3. Bapak Nurhidayat, SP, M.Sc selaku Ketua Program Studi Budidaya

Tanaman Perkebunan.

4. Bapak Jamaluddin, SP, M.Si selaku Dosen Pembimbing PKL.

5. Ibu Yuanita,SP,MP dan Ibu Sri Ngapiyatun,SP, MP selaku Dosen Penguji

PKL.

6. Rekan-rekan mahasiswa yang telah banyak membantu dalam penyusunan

laporan ini.

Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan Praktek Kerja

Lapang ini masih jauh dari kesempurnaan,untuk itu saran dan kritik yang bersipat

membangun dan penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi

penulis sendiri maupun pembaca.

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................. i

KATA PENGANTAR ....................................................................... ii

DAFTAR ISI ..................................................................................... iii

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................... iv

I. PENDAHULUAN
A. Latar belakang ................................................................. 1
B. Tujuan kegiatan ............................................................... 2
C. Hasil Yang Diharapkan .................................................... 2

II. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN


A. Tinjauan Umum Perusahaan............................................ 3
B. Manajemen Perusahaan .................................................. 4
C. Lokasi Dan Waktu PKL .................................................... 6

III. HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG


A. Perawatan tanaman menghasilkan ................................. 7
1. Pengendalian gulma ................................................. 7
a. Rawat gawangan ................................................ 7
1) Manual ....................................................... 8
2) Kimia .......................................................... 9
b. Rawat gawangan ................................................ 11
1) Manual (DAK) .............................................. 11
2) Kimia .......................................................... 13
c. Infus Epipit.......................................................... 14
2. Penunasan (pruning) ................................................. 17
3. Pemupukan ............................................................... 19
a. Manual ................................................................ 19
b. Mekanis ............................................................... 21
4. Pengendalian hama dan penyakit tanaman.............. 23
a. Pembuatan TS da BS ......................................... 23
b. Early Worning System (EWS)............................. 25
B. Panen dan Pengangkutan ............................................... 27
1. Sensus produksi ....................................................... 27
2. Potong buah dan langsir keTPH ................................ 29
a. Manual ............................................................... 29
b. Mekanis .............................................................. 32
3. Pengangkutan ........................................................... 34
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ...................................................................................
B. Saran ............................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
DAFTAR LAMPIRAN

No Halaman

1. Struktur Organisasi PT.Sukses Tani Nusasubur.......................... 40

2. Peta Afdeling Echo ..................................................................... 41

3. Dokumentasi kegiatan PKL di PT.Suses Tani Nusasubur ........... 42


1

I. PENDAHULUUAN

A. LatarBelakang

Kelapa sawit merupakan tanaman komoditas perkebunan yang cukup

penting di Indonesia dan masih memiliki prospek pengembangan yang cukup

cerah. Komoditas kelapa sawit, baik berupa bahan mentah maupun hasil

olahanya, menduduki peringkat ketiga penyumbang devisa non migas

terbesar bagi Negara selain karet dan kopi (Sastrosayono, 2006).

Kelapa sawit adalah tanaman penghasil minyak nabati yang dapat

diandalkan, karena minyak yang dihasilkan memiliki berbagai keunggulan

dibandingkan minyak yang dihasilkan tanaman lain. Kelapa sawit di

Indonesia dewasa ini merupakan komoditas primadona, luasnya terus

berkembang. Saat ini perkebunan rakyat sudah berkembang pesat.

Perkebunan kelapa sawit yang semula hanya di Sumatera Utara dan di

daerah Istimewa Aceh saat ini sudah berkembang di berbagai provinsi,

antara lain Sumatra Barat, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Jambi,

Bengkulu, Riau, Irian jaya, Jawa Barat, Kalimantan Berat, Kalimantan

Tengah, Kalimantan Selatan dan khususnya kalimantan Timur yang sedang

dalam tahap perluasaan daerah budidaya tanaman kelapa

sawit(Sastrosayono, 2006).

Era pengembangan kelapa sawit di kalimantan timur dimulai pada tahun

1982 yang dirintis melalui proyek perkebunan inti rakyat (PIR) yang dikelola

PTP VI. Pada tahun 2011 luas areal kelapa sawit baru mencapai 827,347 ha

yang terdiri dari 164,952 ha sebagai tanaman plasma, 17,237 ha milik BUMN

sebagai inti dan 654,158 ha milik perkebunan swasta. Produksi tandan buah

segar (TBS) sebesar 4.471,546 ton pada tahun 2011. Dari sejumlah
2

perkebunan swasta yang telah memperoleh ijin lokasi sementara ini telah

beroprasi membangun kebun dalam skala yang luas baru sebanyak kurang

lebih 330 prusahaan (Anonim, 2010).

Banyaknya perkebunan kelapa sawit mampu pula meciptakan

kesempatan kerja yang luas namun diperlukan sumber daya manusia yang

sesuai dengan kebutuhan perusahaan perkebunan. Sehubungan hal tersebut

maka Politeknik Pertanian Negeri Samarinda mempunyai program Praktek

Kerja lapang (PKL) keperkebunan dengan harapan agar para lulusannya

mempunyai keterampilan yang bisa diandalkan untuk mengembangkan

pengetahuan dan ketrampilan selama PKL di dunia kerja khususnya

perkebunan nantinya.

B. TujuanPraktek

Tujuan dari kegiatan PKL adalah sebagai berikut:

1. Mahasiswa dapat mengetahui prinsip kegiatan budidaya kelapa sawit

yang ada di perkebunan.

2. Mahasiswa dapat memahami prosedur dan tata cara penggunaan alat-

alat dan bahan yang digunakan di lapangan.

C. Hasil Yang Diharapkan

1. Menambah wawasan dan pengetahuan dalam bidang usaha perkebunan

kelapa sawit.

2. Mahasiswa dapat melaksanakan proses kegiatan yang ada di

perkebunan khususnya tentang kegiatan-kegiatan budidaya kelapa sawit

dengan baik.

3. Mahasiswa dapat memecahkan masalah-masalah yang dihadapi nantinya

dan menjadi seorang yang terlatih dan trampil


3

II. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

A. Tinjauan Umum Perusahaan

PT. Sukses Tani Nusasubur, merupakan anak perusahaan

perkebunan swasta yaitu PT. Astra Agro Lestari. Tbk (AAL) yang sendirinya

merupakan salah satu badan usaha dari PT. Astra International.

Seiring dengan kemajuan era modern ini perusahan yang bergerak

dibidang industri perkebunan kelapa sawit ini berdiri pada tahun 1990 yang

bernama PT.Sukses Tani Nusasubur, kabupaten Panajam Paser Utara,

provinsi Kalimantan Timur.memiliki ijin lokasi dengan luas 9000 Ha, dengan

Hak Guna Usaha (HGU) seluas 7.936,92 Ha. Saat ini PT Sukse Tani

Nusasubur memiliki area tanam seluas 5.079,55 dan mampu memproduksi

kelapa sawit sekitar 18,55 ton/Ha.

PT. STN terbagi atas delapan afdeling yaitu : Afdeling Alpa (OA),

Afdeling Bravo (OB), Afdeling Carlie (OC), Afedeling Echo (OE), Afdeling

Delta (OD), Afdeling Fanta (OF), Afdeling Golf (OG) dan Afdeling India (OI)

.Masing – masing afdeling memiliki luas wilayah dan topografi yang berbeda

– beda. Salah satunya Afdeling Echo dengan luas areal 577,35 Ha danluas

areal tanamnya di bagi menjadi 24 blok.

PT.STN dipimpin oleh seorang administratur dengan singkatan

ADM. PT ini terbagi atas 2 rayon , setiap rayon terdiri atas empat afdeling

masing-masing rayon memiliki kepala kebun yang bertanggung jawab penuh

atas seluruh kegiatan yang terjadi di kebun tersebut dan kepala kebun

memiliki kepala afdeling untuk membantu pekerjaan dilapangan.


4

Di PT STN saat ini sedang dibangun pabrik kelapa sawit yang

ditargetkan beroprasi pada bulan September 2014, dan sekarang masih

dalam proses pembangunan. Lokasi pembangunan pabrik berada di tengah

kebun kelapa sawit yang tepatnya di afdeling echo.

B. Menejemen Kebun

Berikut peran beberapa tugas penting di dalam keorganisasian di

kebun PT.STN antara lain :

1. Administratur Kebun

Estate manager bertindak sebagai pimpinan yang

mengkoordinasikan seluruh kendali kegiatan di Kebun. Bertanggung

jawab terhadap semua kegiatan pekerjaan dan semua hal yang

berhubungan dengan pekerjaan di kebun atau unit yang dipimpinnya.

Menentukan kebijakan dalam hal penggunaan dana dan anggaran kebun.

2. Kasie Administrasi

Kasie Administrasi (KTU) bertanggung jawab dan melaksanakan

semua kegiatan yang berada di kantor kebun. KTU bertanggung jawab

dalam pembukuan dan administrasi perkantoran di kebun yang

bersangkutan.

3. Kepala kebun/ Asisten Kepala

Asisten kepala (Askep) membantu tugas estate manager dan

bertanggung jawab terhadap rayon yang dipimpinnya, misal Askep

mengambil salah satu divisi dibawah pengawasannya bersama Asisten

divisi memeriksa pekerjaan yang telah diperiksa oleh Asisten dan apabila

menggunakan bahan maka Askep dapat memproritaskan pemeriksaan

terhadap cara kerja dan hasil kerja dari pemakaian dosis dengan benar.
5

Askep turut mendiskusikan hasil kerja di lapangan serta masalah yang

dihadapi di lapangan untuk mencari jalan keluarnya. Askep

menyampaikan pada Maneger semua kendala di lapangan serta alternatif

penyelesaiaan masalah tersebut sehingga Manager dapat menetapkan

kebijakannya.

4. Asisten Kebun/afdeling

Asisten kebun bertanggung jawab dan melaksanakan pencapaian

target terhadap divisi yang dipimpinnya dalam melaksanakan semua

kegiatan, baik secara teknis maupun administrasi, misalnya menerima

laporan hasil kerja dari para mandor, kemudian membuat rencana kerja.

5. Mandor

Mandor memiliki pekerjaan utama mengawasi pekerjaan dan

bertanggung jawab atas terlaksananya pekerjaan yang menjadi

pengawasannya. Mandor terdiri dari Mandor 1, sebagai pembantu

Asisten dalam hal supervisi dan pengorganisasian pekerjaan rutin dan

Mandor lapangan yang bertanggung jawab dalam setiap pekerjaan yang

dilakukan beserta bahan yang digunakan.

6. Krani

Mencatat hasil setiap karyawan atau berhubungan dengan teknis

administrasi laporan pekerjaan di afdeling setiap hari yang didapat dari

para mandor.

7. Karyawan

Pekerjaan utama sebagai pelaksana langsung kegiatan di kebun.

Adapun status karyawan Buruh Harian Lepas (BHL) dan Karyawan Tetap

(HT). (struktur organisasi dapat dilihat pada lampiran 1)


6

C. Lokasi dan Waktu Kegiatan PKL

Kegiatan PKL dilaksanakan di PT. Sukses Tani Nusasubur.

Desa : Labangka

Kecamatan : Babulu

Kabupaten : Penajam Paser Utara (PPU)

Provinsi : Kalimantan Timur

Dilaksanakan mulai dari tanggal 03 Maret sampai dengan tanggal 09

Mei 2014.
7

III. HASIL PRAKTEK LAPANG

A. Perawatan Tanaman Menghasilan (TM)

Karena tanaman telah menghasilkan maka pemeliharaan TM lebih

difokuskan kepada produksi dengan harapan agar panen dapatberjalan

dengan baik dilapangan.Pekerjaan-pekerjaan pada masa TM tidak jauh

berbeda dengan masa TBM.

Menurut Risza (1995), yang dimaksud dengan pemeliharaan

tanaman menghasilkan adalah umur 3 tahun sampai umur 25 tahun. Dimana

kegiatan pemeliharaan tanaman menghasilkan meliputi, garuk piringan,

babat gawangan, dongkel anak kayu, waiping lalang,tunas pemeliharaan,

pemeliharaan saluran air, pemeliharaan teras dan tangga-tangga panen,

inventarisasi pokok dan penyisipan tanaman.

Sedangkan kegiatan-kegiatan yang saya temui dan pelajari dalam

perawatan tanaman menghasilkan (TM) di PT.Sukses Tani Nusasubur

1. Pengendalian gulma

a. Rawat piringaan

Menurutpahan (2008), Salah satu hal yang terpenting dalam

perawatan adalah perawatan piringan, secara manual maupun kimia

pekerjaan ini dilakukan denganrotasi 3-4 kali 1 tahun. hal ini perlu

agar memudahkan dalam pemupukan, mengurangi perebutan unsur

hara yang disebabkan oleh gulma, mengurangi timbulnya hama dan

penyakit.
8

1) Secara manual

a) Tujuan

Bertujuan untuk mempermudah aktivitas panen,

pemupukan, penunasan dan pengawasan serta mengurangi

kompetisi dengan gulma dalam penyerapan unsur hara, air

dan cahaya matahari.

b) Dasar teori

Menurut Risza (1994), piringan pokok digaruk bersih

dengan radius 2 M, pasar pikul dan terasan dibabat tandes

selebar 1 M, dan pada areal rendahan yang becek, piringan

pokok cukup dibabat mepet.

c) Alat dan bahan

Alat : cangkul dan penggaruk

d) Prosedur kerja

(1) Mempersiapkan alat-alat yang akan digunakan

(2) Pekerja memasukai areal blok dan mendatangi pokok

sawit dan medangir atau menggaruk gulma yang

tumbuh di sekeliling pokok tanaman sawit hingga bersih

(3) Lebar piringan yang digaruk dengan jarak radius 2 m

dari pokok sawit.

(4) Gulma hasil garukan dikumpulan dan dibuang di

gawangan mati.
9

e) Hasil kerja

Untuk prestasi kerja yang di lakukan selama 7 jam

kerja adalah 60 pokok/HK. Saat ini kegiatan circle manual di

kerjakan secara borongan.

f) Pembahasan

Dari hasil pengamatanyang kami lakukan pembersihan

piringan dengan cara manual ini lebih efektif karena

pertumbuhan gulam rotasinya akan lebih lama dan

kesuburan tanah tetap terjaga karena tidak terkena bahan

kimia.

2) Secara kimiawi

a) Tujuan

Untuk membebasan tumbuhan dari gulma sehingga

mempermudah semua aktivitas panen, pemupukan,

mengurangi persaingan unsur hara dan air dengan gulma.

b) Dasa teori

Menurut Pahan (2008), piringan, pasar rintis (pasar

panen), dan Tempat Pengumpulan Hasil (TPH) merupakan

beberapa sarana terpenting dari produksi dan perawatan.

Piringan berfungsi sebagai tempat untuk menyebarkan

pupuk. Selain itu, piringan juga merupakan daerah jatuhnya

tandan buah dan brondolan.pasar rintis berfungsi sebagai

jalan untuk mengangkut buah ke TPH. Sementara TPH

berfungsi sebagai tempat pengumpulan hasil panen sebelum

diangkut ke Pabrik Kelapa Sawit.


10

c) Alat dan Bahan

Alat : kep sprayer, timba air, dan takaran dosis

Bahan : material round up,dan air

d) Prosedur Kerja

(1) mempersiapan dan pengecekan alat-alat yang akan

digunakan.

(2) Menentukan blok yang akan akan dilakukan

penyemprotan.

(3) Sebelum melakukan penyemprotan terlebih dahulu

melakukan identifikasi gulma di blok yang akan

disemprot.

(4) Proses penyemprotan : memasukan air kurang lebih 5 l

ke dalam kep. Kemudian memasukan herbisida

glyphosate jenis round up, dengan dosis 60

cc/keptambahkan air hingga batas 15 l

(5) Selanjutnya Pengaplikasian siap untuk dilakuan.

e) HasilKerja

Dari kegiatan yang telah di lakukan dalam 1 orang

karyawan/pekerja dapat melakukan penyemprotan sebanyak

rata-rata 12 kep/Hk. Itu dapat di sesuaikan dengan kodisi di

lapangan.

f) Pembahasan

Dari hasil pengamatan pegendalian gulma dengan

menggunakan bahan aktif glyposate jenis herbicida round

up dengan dosis 60 cc/keff dapat membunuh/mematikan


11

gulma tersebut hingga tuntas. Dengan catatan

pengaplikasiannya tepat sasaran. (kegiatan dapat di lihat

pada gambar 1).

b. RawatGawangan

Menurut Mangoensoekarjo (2003), di perkebunan kelapa

sawit memang sering ditemui masalah gulma, baik dipiringan maupun

di gawangan.

1) Dongkel AnakKayu (DAK) secara manual

a) Tujuan

Perawatan yang dilakukan,bertujuan Mematikan gulma

anak kayu yang tidak bisa mati dengan cara chemis. Gulma

yang termasuk dalam kelompok DAK yaitu kayu-kayuan,

mimosa, kerisan, mikania, pisangan, bambu.

b) Dasar teori

Semua tumbuhan yang berkayu, pakis gajah, pisangan

dan keladi-keladian harus didongkel hingga akarnya keluar

.Teknik pengendalian manual dilakukan dengan alat cados

(cangkul kecil). Dengan alat ini, gulma dapat dibongkar

hingga ke perakarannya. Dalam pengendalian manual tidak

dibenarkan menggunakan parang babat. (Pahan, 2008)

c) Alat

Alat : cangdos dan cangkul

d) Prosedur kerja

(1) menentukan blok yang akan di lakukan wedding manual

(2) kegiatan pendongkelan : mendongkel semua tumbuhan

yang berkayu termasuk anak sawit. Baik yang tumbuh di


12

gawangan, yang tinggi gulmanya mencapai kurang

lebih 50 m

(3) di dongkel hingga akar keluar dan di kumpulan pada

satu tempat atau gawangan mati

(4) di usahakan akar dan batang gulma tidak

bersentuhan dengan tanah, agar cepat kering dan mati.

e) Hasil kerja

Hasil kalibrasi yang kami lakukan, produksi 1 hk 29

pokok. Dengan luas yang diproduksi adalah 0,25 ha.

Dilakukan selama 7 jam kerja dengan waktu istirahat 30-35

menit. Setiap 1 jam kerja mendapatkan kurang lebih 4,4-5

pokok. Dan tergantung dari ketebalan gulma digawangan.

f) Pembahasan

Kegiatan perawatan gawangan yang dilakukan secara

manual realisasi dilapangan denganStandar Oprasional

Prosedur(SOP) di perusahaan yaitu dengan cara

mendongkel anak kayu hingga tuntas keakarnya dan

menghindari pembabatan agar pertumbuhan gulma akan

lama .(kegiatan dapat di lihat pada gambar 2).

2) Kimia

Pengendalian gulma secara kimia pada gawangan. Gulma

dikendalikan dengan menggunakan herbisida dengan kandungan

bahan aktif paraquat yang bersifat kontak.


13

a) Tujuan

Mempermudah aktivitas pemupukan serta

memudahkan dalam pemanenan buah. Adapun gulma

sasarannya adalah cledemia, terongan, putri malu, keladi,

resam dan juga anak sawit

b) Dasar teori

Menurut Anonim (2008), pada jalan rintis dan

gawangan pengendalian gulma dilakuakan secara kimia

menggunakan herbisida kontak atau sistemik sesuai dengan

jenis gulma yang menjadi sasaran.

c) Alat dan bahan

Alat : keff sprayer, gelas ukur, timba air

Bahan :herbisida sistemik (Ally), air

d) Prosedur kerja

(1) Menyiapan dan alat-alat yang akan digunakan.

(2) Menentukan blok yang akan akan dilakukan

penyemprotan.

(3) Melakukani dentifikasi gulma untuk menentukan jenis

herbisida yang akan digunakan

(4) memasukan air kurang lebih 5 l ke dalam keff.

Kemudian memasukan herbisida glyphosat jenis

gramoxone dengan dosis 60 cc/keff. Selanjutnya

tambahkan air hingga batas 15 l.


14

(5) Selanjutnya pengaplikasian siap untuk dilakukan,

dengan cara penyemprotan di antara pokok tanama

yaitu di gawangan .

e) Hasil kerja

Prestasi kerja karyawan Untuk pekerjaan rawat

gawangan kimia normanya adalah 0,8 HK/ha. Realisasi di

lapangan dari pengamatan yang saya lakukan 1 HK dapat

mengerjakan 0,92 ha.

f) Pembahasan

Gulma yang paling dominan adalah harendong

(Clidemia Hirta)dan resam. Untuk pengendalian harendong

(Cledimia)lebih efektif jika menggunakan herbisida sistemik.

Sedangkan untuk resam dikendalikan dengan menggunakan

herbisida kontak. (kegiatan dapat di lihat pada gambar 3).

c. Infus Epifit

Infus efipit adalah pengendalain gulma yang tumbuhnya

menempel pada batang kelapa sawit dengan cara memotong bagian

akar gulma tersebut dan melakukan penginfusan dengan cara

membungkus akar gulma dengan herbisida

1) Tujuan

Bertujuan agar batang tanaman kelapa sawit terhindar

dari gangguan gulma atau anak kayu. dan mengurangi

terjadinya persaingan unsur hara dan air,sehingga tanaman

dapat tumbuh dengan baik,serta memudahkan pemanen dalam

proses memanen buah.


15

2) Dasar teori

Menurut Mangoensoekarjo (2003), gulma yang tumbuh

sebagai efipit pada batang kelapa sawit dapat menyebabkan

brondolan buah tertahan pada batang sawit yang kelak akan

tumbuh menjadi anak sawit dan akan menjadi gulma..

3) Alat dan bahan

Alat : parang,botol,selang, gunting,sarung tangan.

Bahan : round up dan air, plastik es, tali rafia.

4) Prosedur kerja

a) Tentukan blok yang akan dilakukan penginfusan

b) Menyiapkan alat dan menghitung kebutuhan matrial yang di

butuhkan dengan dosis 20 cc/tumbuahan epipit.

c) Mengamati setiap pokok sawit yang di tumbuhi epipit

d) Mencari akar epipit yang tumbuh di pokok sawit, yang

melingkar pada batang pokok sawit

e) Memotong akar dan menganalisa akar dan arah tumbuh

epipit tersebut dan mengusahakan mencari akar yang besar.

f) Siapkan kantong plastikyang diisi dengan matrial round up

dengan dosis 20 cc di tambah airper kantong plastik

g) Akar tumbuhan epifit yang kita potong dan di pastikan akar

yang mengarah keatas selanjutnya di masukan kedalam

kantong plastik yang berisi matrial herbisida tersebut

h) Kemudian di ikat menggunakan tali rafia yang sudah di

siapkan dan di pastikan ikatan tersebut kuat agar kantong

tersebut tidak melorot


16

5) HasilKerja

Matrial herbisida yang dibutuhan dalam 1 HK adalah 5

ldengan dosisi yaituUntuk 1 plastik es digunakan 20 cc larutan

round up dengan kandungan material murni sebanyak

5cc/plastik. Untuk target 1 Hk real di lapangan dapat

mengerjakan sebanyak kurang lebih 80-100 epifit

6) Pembahasan

Dari hasil pengamatan yang saya lakukan setelah kurang

lebih 3 minggu epipit yang diinfus mengering, daun epifit mulai

menguning setelah 4 hari dan mulai rontok setelah 1 minggu .

Pengendalian dengan cara penginfusan ini merupakan

pengetahuan baru bagi saya.karena belum dapat dalam teori di

kampus. pengendalian inipun cukup efektif apabila tepat

sasaran . Dan hemat pengeluaran biaya. (kegiatan dapat di lihat

pada gambar 4).

2. Penunasan

Kegiatan membuang atau memotong pelepah yang berlebihan

Pada tanaman kelapa sawit. Tujuannya adalah Menjaga atau

mengatur jumlah pelepah dipokok sesuai kebutuhan pada tingkat

umur tanaman dengan cara membuang pelepah yang tidak berguna

lagi bagi tanaman.

a. Tujuan

Menjaga suplai hara dan air tidak terus berlangsung

kepada jaringan pelepah yang tidak produktif lagi, sehingga

mendorong pertumbuhan Vegetatif tanaman. Memudahkan

pekerjaan panen dan perawatan.Menjaga agar brondolan tidak


17

menyangkut di ketiak pelepah. menjaga kelembaban agar tidak

mempercepat perkembangan hama/penyakit. Meningkatkan

efektifitas penyerbukan

b. Dasar teori

Penunasan adalah kegiatan pemotongan pelepah daun

dengan menggunakan dodos atau egrek, dengan rotasi 9 bulan

sekali. Pada saat penunasan harus diusahakan sampai batas

songgo 2 sehingga setelah penunasan pelepah daun masih

tersisa 48- 56 pelepah untuk tanaman muda dan 40 – 48 untuk

tanaman tua. hal ini berpengaruh dengan produksi tanaman,

penunasan bertujuan untuk mengurangi persaingan makanan,

buah dengan pelepah yang tidak produktif, mempermudah pada

saat pemanenan, pemupukan, serta memperlancar proses

penyerbukan alami (Pahan, 2006)

c. Alat dan bahan

Alat : Egrek dan parang

Bahan : Pelepah kelapa sawit yang under.

d. Prosedur kerja
1) Penentuan blok yang akan dilakukan penunasan.

2) Mempersiapkan alat penunasan.

3) Pelaksanaan penunasan, pekerja memasuki blok kemudian

melakukan pemotongan pelepah dengan menggunakan egrek

kemudian menyisakan songgo 2, potongan pelepah maksimal

15 cm dari batang tanaman.

4) Pelepah yang di pruning adalah pelepah yang sengkleh,kering

dan berlebihan.
18

5) Pelepah yang sudah terpotong kemudian di potong menjadi 3

bagian lalu disusun di gawangan mati dengan arah membujur.

e. Hasil kerja

Dari hasil Pengamatan yang kami lakukan, produksi 60

pokok/hari untuk 1 HK. Dilakukan selama 7 jam kerja dengan

waktu istirahat sekitar30 menit. Setiap per jam kerja mendapatkan

kurang lebih 9 hingga 10 pokok.Hal itu tergantung dari banyaknya

pelepah yang harus diturunkan.

f. Pembahasan
Kegiatan penunasan memudahkan pekerjaan potong

buah, menghindari tersangkutnya brondolan pada ketiak pelepah,

memperlancar proses penyerbukan alami, mempermudah

pengamatan buah pada saat sensus pokok. Pekerjaan pruning

sudah sesuai dengan teori yang ada, realisasi di perusahaan

penunasan juga menggunakan manajemen pelepah. (kegiatan

dapat di lihat pada gambar 5)

3. Pemupukan

Kegiatan pemupukan di perkebunan Kelapa Sawit memegang

peranan penting karena pemupukan mempunyai pengaruh yang

sangat besar terhadap produksi. Biayanya sekitar 15-20% terhadap

biaya produksi atau hampir 60 % dari total biaya

pemeliharaan.Pemupukan memberikan kontribusi yang sangat luas

dalam meningkatkan produksi dan kualitas produk yang

dihasilkan.(Setyamidjaja,1991).

Pemupukan di PT. Sukses Tani Nusasubur di bagi menjadi

dua sistem pemupukan di antaranya adalah :


19

a. Manual

1) Tujuan

Tujuan pemupukan adalah untuk mempertahankan

kesuburan tanah yaitu dengan memberikan pupuk ke dalam

tanah sebagai pengganti unsur hara yang telah diambil oleh

tanaman..

2) Dasar teori

Pelaksanaan pemupukan akan mencapai sasaran

apabila dilakukan dengan prinsip 4T yaitu : Tepat jen, tepat

dosis, tepat waktu (curah hujan 100-200 ml/bulan), tepat cara

dengan penebaran atau poket melingkari piringan sekitar 30

cm dari tajuk tanaman serta terpupuk tuntas (Anonim,

2007)

3) Alat dan bahan

Alat : truk, kain gendong, jerigen ukuran 20 l, mangkuk

takaran, pisau

Bahan: Pupuk NPK 16-6-23

4) Prosedur Kerja

a) Menentukan blok yang akan dipupuk

b) Persiapan alat dan tenaga kerja yang dibutuhkan

c) Persiapan unit transport untuk pengangkutan pupuk dari

gudang menuju blok.

d) Pengangkutan dan pengeceran : pupuk diecer pada setiap

path/gawangan dari hasil perhitungan jumlah pokok dalam

baris tersebut
20

e) Kegiatan pemupukan : buka karung danpupuk di masukan

kedalam ember

f) Proses pemupukan manual ini menggunakan sistem poket

: Pupuk di masukkan kedalam lubang poket yang sudah di

buat dan lubang yang sudah berisi pupuk di tutup kembali

menggunakan tanah.

g) Dalam 1 Pokok sawit terdapat 4 lubang poket , dosis per

pokok sawit adalah 2 kg

h) Setelah pemupukan selesai karung bekas pupuk dikutip

dan di kembalikan kegudang untuk kepentingan lain

5) Hasil Kerja

Untuk target 1 HK adalah 500 kg atau 10 sak

untuk.pemupuk diharuskan menutup lubang poket yang sudah

dipupuk.

6) Pembahasan

Pemupukan dilakukan sesuai dengan rekomendasi dari

perusahaan, dimana pemberian pupuk untuk TM dosis pupuk

diberikan berdasarkan keseimbanganunsur hara. Dalam

prakteknya penentuan dosis pupuk tahap TM dilakukan melalui

analisa tanah, analisa daun.(kegiatan dapat di lihat pada

gambar 6).

b. Mekanik

1) Tujuan

Tujuan pemupukan adalah untuk mempertahankan

kesuburan tanah yaitu dengan memberikan pupuk ke dalam


21

tanah sebagai pengganti unsur hara yang telah diambil oleh

tanaman.

2) Dasar teori

Berdasarkan alat yang digunakan pemupukan dapat di

lakukan secara manual dan mekanik. Pemupukan mekanis

menggunakan alat (traktor) penebar pupuk untuk areal yang

yang relatif ratadan di terapkan karena minmnya tenaga kerja

dan meminimalisir pengluaran biaya. (Anonim, 2011)

3) Alat dan bahan

Alat : truk, conycom, pisau

Bahan : Pupuk NPK 16-6-23

4) Prosedur Kerja

a) menentukan blok yang akan di pupuk

b) Persiapan alat dan tenaga kerja yang dibutuhkan

c) Persiapan unit transport untuk pengangkutan pupuk dari

gudang menuju blok.

d) Pengangkutan dan pengeceran. Ecer pupuk di lakukan

sesuai dengan kebutuhan perbarisan pokok kelapa sawit.

Dan kita sudah mengetahui jumlah pokok pada gawangan

tersebut.

e) Kegiatanpemupukan : Pupuk di buka menggunakan pisau

lalu di masukan kedalam bak penampungan pada alat

penabur (conycom) pupuk tersebut oleh 2 orang helfer

f) Kapasitas bak penampungan pupuk tersebut adalah 7 sak

atau 350 kg kemampuan per jam adalah 12 sak.


22

g) Alat yang di oprasikan oleh 1 orang operator berjalan Pada

jalan yang sudah di buat di anatar Pokok sawit Sistem

pemupukanya adalah sistem tabuar.

h) Pupuk ditabur secara total di bagian sekeliling tanaman

kelapa sawit. Yaitu alat tersebut menyemburkan pupuk

dari bagian kanan dan kiri alat dengan radius 2 Pokok

sawit. Dosis per pokok sawit adalah 2 kg

i) Karung pupuk dikumpulkan dan dikembalikan kegudang

untuk kepentingan lain.

5) Hasil kerja

Kapasitas bak Conycom adalah 350 kg atau 7 sak pupuk.

1 unit conycom ditargetkan dapat mengerjakan 20-25 ha/unit.

Setiap 1 jam conycom mampu menghabisan 12 sak pupuk. 1

unit conycom membutuhkantenaga kerja yaitu 1 operator dan 2

tenaga helfer.

6) Pembahasan

Dibandingkan dengan pemupukan manual, pemupukan

mekanis lebih hemat dari segi biaya karena membutuhkan

tenaga kerja yang lebih sedikit. (kegiatan dapat di lihat pada

gambar 7).

4. Pengendalain hama dan penyakit

a. Pembuatan Titik Sampel (TS) dan Baris Sampel (BS)

TS adalah titk awal dimana dimulai pengamatan untuk melihat

perhektarnya serangan pada kebun tersebut. BS adalah baris yang di


23

buat pada baris tanaman untuk memudahkan di temukannya titik

sampel

1) Tujuan

Untuk memudahkan dalam proses pengamatan Early

Warning System nantinya .

2) Dasar teori

Menurut Mangoensoekarjo(2003), untuk melakukan

sensus pengamatan hama dilakukan dengan patokan tiap 1

pohon sample mewakili 2-3 ha areal tanam,titik sensus adalah

pohon sebagai pusat sensus,

3) Alat dan bahan

Alat : kuas, parang

Bahan : cat (berwarna biru)

4) Prosedur

a) Pembuatan TS dengan rumus interval di bawah ini

(1) TS = JP – 6
n–1
JP :JumlahPokok

TS : Titik Sampel

N : jumlah titik sampel dalam baris

(2) Setelah pokok dapat, carilah bagian pelepah yang kuat

kerok pelepah sampai bersih kemudian tulis TS

menggunakan cat warna

(3) TS berisi nama blok dan nomor TS

b) Pembuatan BS dengan rumus interval di bawah ini

(1) BS = JB – 6
24

m–1
JB : JumlahBaris

BS : Baris Sampel

M : jumlah baris sampel dalam blok

(2) Kerok pelepah hingga bersih dan tulis BS dengan

rincian tulisan BS yang ke berapa dan seluruh TS yang

terdapat pada BS tersebut

5) Hasil kerja

Dalam pembuatan titik sampel (TS) dan baris sampel

(BS) tidak ditargetkan. Tetapi dari hasil kalibrasi dalam 1 hari

mendapatkan 15 titk sampel dan 3 baris sampel karena dalam

satu baris sampel terdapat 5 titik sampel

6) Pembahasan

Rumus TS dan BS biasa digunakan untuk lahan tanam

yang datar, sedangkan untuk lahan pegunungan atau landai

penggunaan rumus tersebut agak susah karena adanya

lebungan yang memisahkan antar blok sehingga baris tanam

tidak tersambung. Tetapi sebisa mungkin penggunaan rumus di

lapangan diterapkan.Dalam Satu TS mewakili 1 ha tanam dan

untuk satu BS terdiri dari beberapa TS. (kegiatan dapat di lihat

pada gambar8)

b. Early Warning System (EWS)

EWS adalah sistem pengamatan secara dini pada setiap blok

untuk mengetahui gejala tingkat serangan hama dan penyakit yang

menyerang tanaman.
25

1) Tujuan

EWS bertujuan untuk mengetahui keberadaan organisme

pengganggu tanaman yang berupa hama dan penyakit.

2) Dasar teori

Menurut Pahan (2008), Upaya mendeteksi hama dan

penyakit pada waktu yang lebih dini mutlak harus dilaksanakan.

Selain akan memudahkan tindakan pencegahan dan

pengendalian, keuntungan deteksi dini juga bertujuan agar tidak

terjadi ledakan serangan yang tak terkendalikan. Menurut

Mangoensoekarjo (2003), sistem peringatan dini atau early

warning system (EWS). Pada pelaksanaan sistem ini kebun

kelapa sawit disensus secara berkala sehingga dapat selalu

diketahui ada tidaknya serangan hama dan bila ada,

perkembangannya diikuti terus.

3) Alat dan bahan

Alat : egrek untuk pokok tinggi, form pengamatan, alat ukur

Bahan : kantong plastik

4) Prosedur

a) Pengamatan EWS dimulai dari TS terkecil dalam blok tersebut

b) Pengamatan dimulai dari TS tersebut, pokok TS tersebut

sebagai pokok pusat dilakukannya pengamatan

c) Pengamatan dilakukan dengan cara mengamati bagian-bagian

dari kelapa sawit (daun, batang, buah, dll) jika terdapat gejala

serangan atau terdapat organisme pengganggu tanaman,

bagian yang terserang atau yang terdapat organisme


26

pengganggu tanaman(OPT) diturunkan dan dilakukan

pengamatan lebih lanjut

d) Kemudian pengamatan berlanjut dari pokok TS ke lingkaran

pokok pertama yang mengelilingi pokok TS

e) Kemudian berlanjut pada lingkaran ke dua dan ke tiga

f) Sistem pengamatan EWS berbentuk seperti lingkar obat

nyamuk

g) Kemudian menganalisa tingkat serangan yang terjadi pada TS

tersebut, tergolong tingkat serangan ringan, sedang, atau berat.

h) Kemudian masukkan data dalam form pengamatan dan di

laporkan di kantor afdeling.

5) Hasil kerja

Pengamatan early worning system (EWS) di lakukan selam 1

bulandengan menyelesaian semua blok yang ada dalam afdeling

tersebut.

6) Pembahasan

Pengamatan EWS dilakuka untuk mengetahui adaserangan

atau tidak.Pengamatan EWS akan ditindak lanjuti jika serangan

tergolong dalam tingkat serangan sedang hingga berat. Adapun

beberapa jenis Ulat api yang saat ini sedang berkembang di

PT.STN adalah Setothosea asigna

B. Panen dan Pengangkutan

1. Sensus Produksi

Sensus produksi adalah penghitungan atau pendataan terhadap

tanaman menghasilkan untuk mengetahui atau memperkirakan


27

produksi selama satu semester (enam bulan mendatang) dengan cara

menghitung kerapatan buah

a. Tujuan

Untuk mengetahui produksi tiap semester sehingga dapat

diketahui estimasi/perkiraan produksi untuk mendatang.

b. Dasar teori

Sensus produksi ialah pencacahan /perhitungan atau

pendataan terhadap tanaman kelapa sawit yang bertujuan untuk

mengetahui atau memperkirakan produksi enam bulan

kedepan,(Yudantara, 1999).

Menurut Mangoensoekarjo (2003), produksi tandan buah

segar (TBS) ditentukan oleh jumlah tandan bunga yang dapat

berkembang menjadi tandan buah. Tandan ini dapat diramalkan

lebih awal, yakni enam bulan sebelumnya.

c. Alat

Alat : Alat tulis, lembar format sensus.

d. Prosedurkerja

1) Menentukan blok yang akan di sensus. mengetahui luasan

blok dan jumlah pokok tanamannya. Untuk menentukan sampel

yang akan di ambil.

2) Petugas sensus berjalan di antar barisan pokok tanaman dan

arah berjalan menurut arah barisan. Dan mengamati tanaman

kelapa sawit yang di jadikan sebagai sample.

3) Sekali jalan penyensus dapat melakukan sensus produksi

terhadap 2 baris yaitu kanan dan kiri tanaman.


28

4) Penyensus mengamati tanaman kelapa sawit item yang di

amati adalah jumlah bunga, buah hitam, buah merah dan

pokok istirahat.

5) Dari hasil sensus selanjutnya di catat pada lembar format.

dan di hitung dan di hitung kerapatan buahnya.

e. Hasil Kerja

Sampel sensus di ambil 10% dari jumlah pokok yang ad di

blok tersebut. Dari hasil sensus produksi yang dilakukan kita

mendapatkan data yang akurat dan dapat memperkirakan/taksasi

produksi untuk kedepannya.

f. Pembahasan

Sensus produksi bulan untuk mengetahui taksasi 6 bulan ke

depan. Hasil perhitungan berupa jumlah bungan dan buah hitam

dikalikan dengan berat janjang rata-rata (BJR) akan didapatkan

produksi selama 6 bulan kedepan. (kegiatan dapat dilihat pada

gambar 9.)

2. Pemotongan Buah dan Langsir ke TPH

a. Manual

1) Tujuan

Kegiatan potong buah bertujuan untuk mendapatkan TBS

yang memenuhi kriteria matang panen dan keuntungan dari

hasil penjualan minyak kelapa sawit (MKS) dan inti kernel sawit

2) Dasar teori

Proses pemasakan buah dapat dilihat dari perubahan warna

buahnya. Buah kelapa sawit yang masih mentah berwarna hijau

karena pengaruh zat klorofil selanjutnya akan berubah menjadi


29

merah atau orange akibat pengaruh beta karoten. kriteria

kematangan tandan dinyatakan dalam jumlah buah sawit yang

jatuh. Sebagai patokan, minimun buah sawit yang jatuh

sebanyak 10 buah untuk tanaman muda menghasilkan dan 15

buah untuk tanaman tua menghasilkan (Sunarko, 2008).

3) Alat dan bahan

Alat : egrek, parang, kereta dorong, gancu, pengeruk

brondolan dan karung

Bahan : TBS kelapa sawit dan brondolan

4) Prosedur kerja

a) Penentuan blok yang akan di panen sesuai dengan rotasi

panen

b) Taksasi buah yang akan di panen dari hasil sensus harian.

Bertujuan untuk menentukan kebutuhan tenaga kerja yang

akan di gunakan

c) Kegiatan panen : Pemanen memasuki blok pada ancak yang

telah ditentukan

d) Pemanen berjalan memasuki baris tanaman dengan

memperhatikan brondolan dalam piringan, jika terdapat ≥ 10

brondolan di piringan berarti buah siap untuk dipanen

e) Penurunan pelepah terlebih dahulu jika buah terselip atau

susah untuk diturunkan lalu Buah di potong menggunakan

egrek
30

f) Setelah buah turun, pemanen menyusun pelepah terlebih

dahulu pada gawangan mati sebelum pindah pada pokok

berikutnya

g) Langsir buah ke TPH

(1) Buah dinaikkan ke atas angkong

(2) Kemudian pengangkong mengutip brondolan disekitar

piringan dan dinaikkan ke atas angkong

(3) Setelah penuh buah dilangsir ke TPH

(4) Buah disusun 5 janjang per baris dengan tangkai

menghadap ke jalan untuk memudahkan dalam

perhitungan janjang

(5) Tangkai panjang dipotong membentuk huruf V dengan

istilah (cangkem kodok), sisa potongan tangkai janjang

dikumpulkan menjadi satu dalam lubang yang sudah

disediakan.

(6) Kemudian pengangkong menuliskan kupon panen

sesuai dengan jumlah TBS yang ada di TPH.

5) Hasilkerja

Untuk pemanen 1 Hk harus dapat memenuhi basis, basis

pemanen tergantung blok contoh untuk blok OE.06 basis 1 hk

pemanen adalah 1640 kg. Jika melebihi dari basis sudah

termasuk kedalam premi. 1HK dapat mengerjakan 2-2,5 ha jika

berpasangan pemanen dan pengangkong normanya 2 HK 4-5 ha


31

6) Pembahasan

Persiapan panen merupakan pekerjaan yang paling

penting. Karena persiapan panen yang baik akan menjamin

tercapainya target produksi dengan biaya panen seminimal

mingkin. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah persiapan

kondisi area, penyediaan tenaga kerja, dan penyediaan alat

kerja.

b. Mekanis

1) Tujuan

Untuk memperoleh buah segar yang telah masuk kreteria

matang dan memperoleh kadar minyak yang tinggi dan

mendapatkan keuntungan dari hasil penjualan pengolahan TBS.

2) Dasar teori

Menurut Anonim(2008), penggunaan alat pemuat mekanis

di lahan perkebunan kelapa sawit pada lahan datar. Pada kondisi

tersebut efisiensi panen kelapa sawit akan meningkat dan

penggunaan tenaga kerja juga akan semakin rendah.

3) Alat dan bahan

Alat : wintor, egrek, tojok, gancu, parang, penggaruk brondolan,

kampak, karung

Bahan : tandan buah segar dan brondolan

4) Prosedur

a) Penentuan blok yang akan di panen sesuai dengan rotasi

panen
32

b) Taksasi buah yang akan di panen dari hasil sensus harian.

Bertujuan untuk menentukan kebutuhan tenaga kerja yang

akan di gunakan

c) Kegiatan panen : Pemanen memasuki blok pada ancak yang

telah ditentukan

d) Pemanen berjalan memasuki baris tanaman dengan

memperhatikan brondolan dalam piringan, jika terdapat ≥ 10

brondolan di piringan berarti buah siap untuk dipanen

e) Penurunan pelepah terlebih dahulu jika buah terselip atau

susah untuk diturunkan lalu Buah di potong menggunakan

egrek

f) Setelah buah turun, pemanen menyusun pelepah terlebih

dahulu pada gawangan mati sebelum pindah pada pokok

berikutnya

g) Langsir buah ke TPH

(1) Buah dinaikkan alat langsir mekanik yaitu wintor

menggunaan tojok

(2) Kemudian helper mengutip brondolan yang telah

dikumpulkan oleh pemanen dan dinaikkan ke atas wintor

(3) Setelah bak wintor penuh buah dilangsir ke TPH

(4) Buah disusun dengan tangkai menghadap ke jalan untuk

memudahkan dalam perhitungan janjang

(5) Tangkai panjang dipotong membentuk huruf V dengan

istilah (cangkem kodok), sisa potongan tangkai janjang


33

dikumpulkan menjadi satu dalam lubang yang sudah

disiapkan

(6) Kemudian helper/operator menuliskan kupon panen.

5) Hasil

Basis wintor adalah 2250 kg. Wintor berkapasitas 300 kg

dalam sekali muat dan hanya menghabiskan solar 3 l selama 7

jam kerja. Panen mekanis menggunakan sistem 5 banding 2 yang

artinya 5 pengegrek dan 2 helper/pengangkut. Sistem anca yang

di gunakan dalah ancak giring, berbeda dengan sistem ancak

panen manual yang menggunakan sistem ancak tetap

6) Pembahasan

Persiapan panen merupakan pekerjaan yang paling penting.

Karena persiapan panen yang baik akan menjamin tercapainya

target produksi dengan biaya panen seminimal mingkin. Untuk

panen dengan sistem pelangsiran buah ke TPH menggunakan

wintor ini merupakan hal yang baru. (kegiatan dapat di lihat pada

gamabr 10,11 dan 12)

3. Pengangkutan Tandan Buah Segar (TBS)

Pengangkutan adalah kegiatanpemuatan buah kelapa sawit

beserta brondolannya hingga tuntas agar tidak terjadi restan dari kebun

menggunakan transportasi untuk di bawa ke pabrik kelapa sawit.

a. Tujuan

Kegiatan pengangkutan bertujuan untuk mengangkut tandan

buah segar (TBS) beserta berondolanya agar tidak terjadi restan

untuk dikirim ke pabrik dan diolah.


34

b. Dasar teori

Menurut Risza (1994). Pengangkutan buah (TBS dan

brondolan) dari lapangan ke pabrik harus segera dilakukan pada hari

itu juga setelah buah dipanen. Buah yang sudah ada di TPH harus

sesegera mungkin diangkut ke pabrik karena kalau buah sampai

bermalam di kebun akan menyebabkan asam lemak bebas (ALB)

meningkat dan kandungan rendemen minyak.

c. Alat dan bahan

Alat : truk angkut , Penggaruk brondolan,tojok,gancu, karung.

Bahan : TBS dan brondolan yang ada di TPH.

d. Prosodur kerja

1) Pencatatan jumlah TBS di setiap TPH yang di lakukan oleh

krani panen

2) Penukaran kupon panen warna putih dengan kupon angkut

warna merah bertujuan memastikan kebenaran jumlah TBS yang

terdapat pada setiap TPH

3) Persiapan alat angkut dan tenaga pengangkut

4) Kegiatan pemuatan buah ke truk :

a) Buah dimuat menggunakan tojok kedalam bak truk oleh 2

orang helfer dan dicatat oleh krani jumlah janjang yang

termuat

b) Brondolan di kutip hingga bersih di TPH dan dimuat kedalam

truk menggunakan karung

5) Setelah semua kegiatan pemuatan buah kedalam truk selesai,

krani panen membuat Surat Angkut Buah (SAB) yang diberikan


35

kepada driver/sopir truk, untuk pengiriman buah ke Pabrik

Kelapa Sawit (PKS).

e. Hasil kerja

Dari hasil pengawasan pemuatan dalam 1 truk untuk tipe bak

kayu bermuatan 370 janjang, dengan berat janjang rata-rata (BJR)

23.1 adalah 8547 kg untuk tonase yaitu 8 ton lebih. Dan dalam

proses pengerjaannya di butuhkan 2 orang helper sebagai tenaga

pengangkut. Basis helfer untuk 1 Hk adalah 3500 kg, apabila untuk

2 helfer adalah 7000 kg atau 7 ton.Apabila muatan lebih dari basis

tonasenya masuk ke dalam premi, harga premi /kg adalah 85 rupiah

f. Pembahasan

Pengangkutan buah di lakukan dengan 2 sistem yaitu

pengangkutan dengan kendaraan milik kebun dan pengangkutan

oleh kendaraan pemborong (kontraktor) (kegiatan angkut dapat

dilihat pada gambar 13 dan 14)


IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kegiatan praktek kerja lapang yang dilakukan di PT. Sukses Tani

Nusasubur dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Prinsip kegiatan budidaya kelapa sawit adalah perawatan tanaman

menghasilkan (Rawat gawangan, Rawat piringan, Infus Epifit,

Pemupukan, Peruning, Pengendalian HPT), dan panen serta

Pengangkutan TBS

2. Prosedur kegiatan,alat dan bahan yang digunakan sudah mendekaati

standar oprasional prosedur perusahaan.

B. Saran
Kegiatan praktek kerja lapang ini sangat bermanfaat bagi

mahasiswa, oleh karena itu disarankan :

1. Perlu penyempurnaan kegiatan praktek budidaya tanaman kelapa sawit

di kampus agar mahasiswa mendapat yang sesuai dengan kenyataan di

lapangan.

2. Melakukan pengecekan ke lapangan pada saat mahasiswa melakukan

kegiatan PKL, dengan tujuan untuk mengetahui perkembangan dan

kemajuan mahasiswa yang sedang melakukan kegiatan PKL di

lapangan.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2007. Buku Petunjuk Teknis Budidaya Tanaman Kelapa Sawit. Agro
Tirta Kencana. Jakarta.

Anonim, 2008. Pedoman Teknis Budidaya Kelapa Sawit PT. Jaya Mandiri
Sukses

Anonim, 2010.Petunjuk Teknis Budidaya Kelapa Sawit. PT. Rea Kaltim


Plantation

Anonim, 2011.Metode Pemupukan Kelapa Sawit . Dinas Tanaman Pangan dan


Hortikultura .Riau

Mangoensoekarjo, S 2003. Manajemen Agrobisnis Kelapa Sawit, Gadjah Mada


university press, yoyakarta

Pahan, 2006. Kelapa Sawit. Penebar Swadaya. Jakarta

Pahan, I.2008. Kelapa Sawit Manajemen Agribisnis dari Hulu Hingga Hilir.
Jakarta.

Risza S. 1994. Upaya Peningatan Produktifitas Kelapa Sawit. kanisius.


Yogyakarta

Risza S. 1995. Budidaya Kelapa Sawit. Kanisius. Yogyakarta

Sastrosayono, 2006. Budidaya Kelapa Sawit. PT. Agromedia Pustaka

Setyamidjaja, D. 1991. Budidaya Kelapa Sawit. Kanisius, Yogyakarta.

Sunarko. 2008. Budidaya dan Pengolahan Kebun Kelapa Sawit. Dengan sistem
kemitraan. PT. Agromedia Pustaka

Yudantara. 1999. Pedoman Praktis Budidaya Tanaman Kelapa SawitBedugul


Corporation Plantation Dan Trading Company. Jakarta.
42

Lampiran 3 . Dokumentasi KegiatanPKL di PT.Sukses Tani Nusasubur

Gambar 1. Kegiatan Circle Path TPH (rawat piringan)

Gambar 2. Kegiatan Dongkel Anak Kayu (rawat gawangan)


43

Gambar 3. Kegiatan Wedding Chemis (rawat gawangan)

Gambar 4. Kegiatan infus efipit


44

Gambar 5. Kegiatan penunasan

Gambar 6.kegiatan pemupukan manual


45

Gambar 7. Kegiatan pemupukan mekanik

Gambar 8. Kegiatan pembuatan TS dan BS


46

Gambar 9. Kegiatan Sensus Produksi

Gambar 10. Kegiatan Potong Buah


47

Gambar 11. Kegiatan Langsir Buah Manual ke TPH

Gambar 12. Kegiatan Langsir Buah Mekanik ke TPH


48

Gambar 13. Kegiatan Angkut Buah dari TPH

Gambar 14. Kegiatan Pemungutan Brondolan di TPH

Anda mungkin juga menyukai