1, 36-44
Perhimpunan Entomologi Indonesia
ABSTRAK
Pengaruh Instar Larva Inang Spodoptera litura Fabricius (Lepidoptera:
Notuidae) terhadap Keberhasilan Hidup Parasitoid Eriborus argenteo-
pilosus Cameron (Hymenoptera: Ichneumonidae). Penelitian pengaruh
instar larva inang terhadap keberhasilan hidup parasitoid E. argenteopilosus
telah dilakukan di laboratorium Departemen Agroteknologi, Fakultas Perta-
nian, Universitas Andalas. Keberhasilan hidup diteliti dengan menggunakan
instar larva S. litura dengan stadia yang berbeda (instar I, II, III, dan IV).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa laju perkembangan parasitoid E.
argenteopilosus lebih cepat terjadi pada larva inang instar 3, semakin tinggi
tingkatan instar larva inang, semakin pendek waktu untuk menyelesaikan
siklus hidupnya. Jumlah pupa yang terbentuk adalah 14 pupa (4,67%), dan
parasitoid yang berhasil menjadi imago adalah 3 ekor (1%), imago yang
muncul hanya imago jantan.
KATA KUNCI: Perkembangan parasitoid, interaksi inang parasitoid,
keberhasilan hidup.
ABSTRACT
Development Stage of The Host Larvae, Spodoptera litura Fabricius
(Lepidoptera: Noctuidae) and its Effect on The Survivorship of The
Parasitoid Eriborus argenteopilosus Cameron (Hymenoptera: Ichneu-
monidae). Research on the effect of host larval stage on survivorship of the
parasitoid E. argenteopilosus was conducted under laboratory conditions.
Survivorship was studied by using S. litura larval with different stage (1st,
2nd, 3rd, and 4th instars). Result of the research indicated that development
rate of the parasitoid E. argenteopilosus is faster when reared on 3rd instar
larvae. The higher the level of host-instar larvae, shorter time was needed to
complete the parasitoid’s life cycle. Only 4.67% of the larvae completed its
development to pupal stage, and only 1% reached adulthood, with males
being the dominant of the emerging adults.
KEY WORDS: Parasitoid development, host parasitoid interaction,
survivorship.
*Korespondensi:
Telp.: +62-751-72701,
Faks: +62-751-72702, E-mail:novrinelly@yahoo.com
36
Novri Nelly et al.,: Pengaruh Instar Larva Inang
37
J. Entomol. Indon., April 2011, Vol. 8, No. 1, 36-44
38
Novri Nelly et al.,: Pengaruh Instar Larva Inang
tissue dan diberi daun kubis sebagai an imago yang muncul dari setiap
pakan larva. Percobaan ini dilakukan ulangan.
sebanyak 10 kali ulangan untuk
masing-masing stadia larva, dengan HASIL DAN PEMBAHASAN
total masing-masing larva terparasit Lama Perkembangan Telur -
adalah 300 larva. Prapupa E. argenteopilosus
Larva yang telah diparasitkan di- Hasil pengamatan lama perkem-
amati lama perkembangannya sampai bangan telur parasitoid, yaitu mulai da-
terbentuk prapupa parasitoid. Penga- ri telur diletakkan sampai terbentuk
matan dilakukan setiap hari. Lama prapupa, menunjukkan perbedaan yang
perkembangan telur-prapupa dihitung nyata pada tiap perlakuannya (Tabel
mulai dari larva inang diparasitkan 1).
sampai terbentuk prapupa. Pengamatan Dari tabel di atas dapat dilihat
dilakukan hanya dengan mengamati bahwa larva inang instar 1, 2, 3 dan 4
larva terparasit yang dipelihara (tidak yang diletakai telur oleh parasitoid
dibedah). pada umumnya masih berkembang.
Lama stadia pupa dihitung mulai Hal ini dapat dilihat dari pupa yang
terbentuk prapupa sampai muncul terbentuk, yaitu pada inang instar 1, 2,
imago. Prapupa parasitoid yang ter- dan 3. Tidak satupun pupa parasitoid
bentuk diamati perkembangannya se- ter-bentuk dari larva inang instar 4, hal
tiap hari sampai muncul imago. ini diduga karena sudah ada perta-
Lama perkembangan (develop- hanan terhadap parasitoid oleh inang.
ment time) dihitung mulai dari larva Perkembangan larva - prapupa paling
terparasit sampai muncul imago para- cepat terjadi pada inang instar 3 yaitu
sitoid. Pengamatan dilakukan setiap 12,6 ± 3,7 hari, dilanjutkan larva inang
hari. dengan cara Lauziere (2000), un- instar 2 yaitu 15,60 ± 2,1 hari dan larva
tuk mendapatkan laju pertumbuhan inang instar 1 yaitu 19,50 ± 2,8 hari.
yaitu sebagai berikut:
Lama Stadia Pupa
DR = 1 / DT, dengan DR = Laju Hasil pengamatan lama stadia
perkembangaan dan DT = Lama pupa yang terbentuk dari larva inang
perkembangan. instar 1 dan 2 menunjukkan perbedaan.
Jumlah pupa parasitoid dihitung Pupa yang berasal dari larva inang
dengan cara menjumlahkan keseluruh- instar 1 lebih lama perkembangan sta-
an pupa yang terbentuk dari setiap dia pupanya dibandingkan dengan pu-
ulangan. pa yang berasal dari larva inang instar
Jumlah imago parasitoid dihitung 2. Lama stadia pupa instar 1 adalah 10
dengan cara menjumlahkan keseluruh-
39
J. Entomol. Indon., April 2011, Vol. 8, No. 1, 36-44
± 3,16 dan instar 2 adalah 8,5 ± 3,6 inang instar 1 yaitu 0,051 ± 0,009
hari (Tabel 1). hari¯¹.
Laju Perkembangan E. Jumlah Pupa Parasitoid yang
argenteopilosus Terbentuk
Hasil pengamatan laju perkem- Hasil pengamatan jumlah parasit-
bangan pradewasa E. argenteopilosus oid yang terbentuk menunjukkan bah-
yaitu dari telur - prapupa yang paling wa pupa yang paling banyak terbentuk
cepat terjadi pada larva inang instar 3 adalah dari larva inang instar 2 yaitu
yaitu 0,079 ± 0,96 hari¯¹. Sedangkan 10 pupa. Pupa yang terbentuk dari
pada larva inang instar 2 yaitu 0,064 ± larva inang instar 1 adalah 3 pupa, dan
0,011 hari¯¹ dan seterusnya pada larva instar 3 sebanyak 1 pupa.
Tabel 2. Jumlah pupa dan imago parasitoid E. argenteopilosus yang muncul pada
masing-masing instar larva S. litura
Perlakuan Jumlah larva inang Jumlah Imago yang
terparasit (Ekor) prapupa Pupa muncul (Ekor)
1. Instar 1 300 11 3 (1%) 1 (0,33%)
2. Instar 2 300 17 10 (3,3%) 2 (0,66%)
3. Instar 3 300 4 1 (0,33%) 0
4. Instar 4 300 0 0 0
40
Novri Nelly et al.,: Pengaruh Instar Larva Inang
Tidak satupun pupa terbentuk dari bervariasi. Semakin tua instar larva,
larva inang instar 4 (Tabel 2). semakin pendek waktu berkembang
telur - prapupa. Ini diduga karena lama
Jumlah Imago Parasitoid yang
Muncul stadia pradewasa parasitoid mengikuti
Hasil pengamatan jumlah imago lama stadia inang. Aktivitas makan
parasitoid yang muncul dari masing- larva inang yang terparasit jadi ber-
masing instar larva S. litura sangat se- kurang, sehingga dapat menurunkan
dikit (Tabel 2). Imago yang muncul kebugaran larva inang. Perkembangan
adalah dari larva inang instar 1 seba- parasitoid yang ada dalam larva inang
nyak 1 ekor dan dari larva inang instar juga akan mengalami hal yang sama.
2 sebanyak 2 ekor. Imago yang muncul Hal lain diduga kebutuhan nutrisi para-
adalah imago jantan. sitoid jadi berkurang dan perkembang-
Laju sintasan pradewasa E. argen- an parasitoid jadi lambat atau tidak
teopilosus pada larva inang S. litura berkembang sama sekali. Kualitas
setiap harinya semakin menurun se- inang akan sesuai dengan kandungan
lama waktu pemeliharaan. Jumlah nutrisi yang ada pada tubuh inang.
inang yang telah diparasit oleh E. Semakin besar larva inang maka nut-
argenteopilosus, selama pemeliharaan risi yang dikandungnya juga banyak
cenderung menurun jumlahnya. Sema- sehingga mencukupi untuk perkem-
kin tua instar larva inang yang terpa- bangan parasitoid sekaligus akan mem-
rasit semakin cepat terjadi kematian. pengaruhi laju perkembangan parasit-
Lama perkembangan telur prapupa oid itu sendiri. Godfray (1994) me-
pada masing-masing instar larva inang ngemukakan bahwa semakin besar
0.8
Larva instar 1
0.6
na Larva instar 2
sa
t Larva instar 3
ni
0.4S Larva instar 4
0.2
0
1 6 11 16 21 26
Hari ke-
Gambar 1. Grafik laju sintasan pradewasa E. argenteopilosus dalam
pemeliharaan pada 4 instar yang berbeda
41
J. Entomol. Indon., April 2011, Vol. 8, No. 1, 36-44
42
Novri Nelly et al.,: Pengaruh Instar Larva Inang
43
J. Entomol. Indon., April 2011, Vol. 8, No. 1, 36-44
44