I, 14-19
• Perhimpunan Entomologi Indonesia
,-=-.
Muara Jakarta
ABSTRACT
14
M. Hasyimi et al.,: Pengaruh Temephos terhadap Perolehan Telur Nyamuk
15
1. Entomol. Ind., Apri/2006, Vol. 3. No. I, 14-19
Tabel1. Ovitrap index (01) dan perolehan telur Ae. aegypti rata-rata per ovitrap tahun 1997/1998 di
Kelurahan Cipinang Muara, Jakarta Timur.
Perlakuan Pembanding
Ulangan Dalam Luar Kombinasi Dalam Luar Kombinssi
01 Telur 01 Telur 01 Telur 01 Telur 01 Telur 01 Telur
(*) (*) (*) (*) (*) (*)
Rata
36,6 20,5 41,1 21,2 38,8 20,8 22,9 7,9 32,1 10,5 24,8 9,2
rata
* Perolehan telur rata-rata per ovitrap.
16
M. Hasyimi et al.,: Pengaruh Temephos terhadap Perolehan Telur Nyamuk
Tabel2. Ovitrap index (01) dan perolehan telur Ae. aegypti rata-rata per ovitrap tahun 1998/1999 di
Kelurahan Cipinang Muara , Jakarta Timur.
Perlakuan Pembanding
Ulangan Dalam Luar Kombinasi Dalam Luar Kombinasi
01 Telur 01 Telur* 01 Telur* 01 Telur* 01 Telur* 01 Telur*
*
Rata-rata 46,8 25,9 51,9 41,2 49,4 33,5 36,6 17,7 48,1 29,9 42,4 23,8
* Perolehan telur rata-rata per ovitrap.
17
J. Entomol. Ind., Apri/2006, Vol. 3, No. I, 14-19
telur per ovitrap di daerah perlakuan lebih hanya 42,4%, walaupun secara statistik
besar dibandingkan pada daerah tidak berbeda nyata (X2 = 9,07; P<
pembanding. Apabila 01 di luar rumah 0,05). Perolehan telur di daerah
dibandingkan dengan 01 di dalam perlakuan adalah 33,5 butir, sementara
rumah, ditemukan bahwa 01 di luar pada pembanding hanya 23,8 butir.
rumah sebesar 41,1 %, sedangkan di Nilai-nilai tersebut menunjukkan
dalam rumah sebesar 36,6 %. Angka di perbedaan yang sangat nyata (X2 =
luar rumah lebih besar daripada di dalam 39,45; P >0,05).
rumah, tetapi secara statistik tidak 01 di luar rumah untuk daerah
berbeda nyata (X2 = 1,3; P< 0,05). perlakuan rata-rata sebesar 51,9% per
Apabila perolehan telur di luar rumah ovitrap, sementara di dalam rumah rata
dibandingkan dengan perolehan yang di rata sebesar 46,8% per ulangan. Jadi, 01
dalam rumah, ditemukan bahwa di luar luar rumah lebih besar daripada di dalam
rumah telur yang diperoleh per ulangan rumah walaupun nilainya tidak berbeda
per ovitrap rata-rata sebesar 21,2 butir, =
nyata (X2 0,006; P< 0,05).
sementara yang di dalam rumah sebesar
Dari uraian diatas dapat
20,5 butir. Jumlah telur per ovitrap di
dikatakan bahwa kondisi 01 dan jumlah
luar rumah lebih besar dibanding dengan
telur yang diperoleh di daerah perlakuan,
di dalam rumah walaupun tidak berbeda
pada tahun pertama dan tahun kedua
nyata (X2 = 5,7; P< 0,05). Hasil
memperlihatkan hal-hal sebagai berikut:
penelitian Erda et al. (1990), Lestari et aL
1) 01 luar rumah lebih besar dadpada
(1991) dan Hasyimi et aL (1993)
01 dalam rumah; dan 2) Jumlah rata-rata
menyimpulkan bahwa berdasarkan
telur yang diperoleh dari luar rumah
lokasi penempatan, ovitrap yang
lebih besar dadpada yang diperoleh dad
diletakkan di luar rumah memberikan
dalam rumah. Hasil ini berbeda dengan
hasil 01 yang relatiE lebih tinggi
hasil penelitian Hasyimi et aL (2004) yang
dibandingkan dengan perolehan di
dilakukan di Kelurahan Rawajati, Jakarta
dalam rumah. Demikian pula halnya
Selatan, khususnya di daerah perlakuan.
dengan perolehan rata-rata jumlah telur.
Mereka melaporkan bahwa jumlah telur
J umlah perolehan telur di luar rumah
A. aegypti yang terperangkap pada
lebih banyak bila dibandingkan dengan
ovitrap yang diletakkan di luar rumah
yang di dalam rumah.
nyata lebih sedikit dibandingkan dengan
Hasil penelitian tahun kedua yang di dalam rumah.
(1998/1999) disajikan pada Tabel 2.
Apabila diperhatikan data yang
Pada tabel tersebut terlihat bahwa 01
diperoleh di daerah pembanding saja,
kombinasi rata-rata tiap ulangan 49,4%.
(fabel 1 dan 2) terlihat bahwa kondisi di
Angka ini lebih besar dibandingkan
daerah pembanding mempunyai pola
dengan 01 kombinasi pembanding yang
yang sama dengan daerah perlakuan.
18
M. Hasyimi el al.,: Pengaruh Temephos lerhadap Perolehan Telur Nyamuk
lanjut tentang konsentrasi temephos Nelson Ms. 1986. Aedes aegypti : Biology and
Ecology. Washington DC: Pan America
yang dapat mempengaruhi perilaku
Health Org.
nyamuk untuk berte1ur. Untuk
Sudiyono. 1983. Temephos ( Abate, OMS
mendapatkan informasi yang lebih rind, 786).Dep.Kes. RI.
perlu dilakukan penelitian lebih lanjut Wirawan IS. 2006. Insektisida Permukiman, dalam
yang bersifat laboratoris. H(/ma Permukiman Indonesia Pengenalan,
Biologi dan Pengendalian. Hal. 315.
19