Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN MAGANG

TEKNIK PEMUPUKAN KELAPA SAWIT (Elaeis Guineensis Jacq.)


DI PT. BERKALA MAJU BERSAMA KECAMATAN MANUHING
KABUPATEN GUNUNG MAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

YOHANES ROYNALDI SITOMPUL


CAA 117 075

JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
2021
i
LEMBAR PENGESAHAN

TEKNIK PEMUPUKAN KELAPA SAWIT (Elaeis Guineensis Jacq.)


DI PT. BERKALA MAJU BERSAMA KECAMATAN MANUHING
KABUPATEN GUNUNG MAS KALIMANTAN TENGAH

YOHANES ROYNALDI SITOMPUL


CAA 117 075
Program Studi Agroteknologi
Jurusan Budidaya Pertanian

Menyetujui:

Pembimbing I, Pembimbing II,

Dr. Ir. AKHMAT SAJARWAN, M.P Dr. Ir. VERA AMELIA, M.Si
Tanggal : Tanggal :

Mengetahui:

Fakultas Pertanian Jurusan Budidaya Pertanian


Dekan, Ketua,

Dr. Ir. SOSILAWATY, M.P. Ir. ROBERTHO IMANUEL, M.P.


NIP. 19660326 199303 2 008 NIP. 19640308 198903 1 002

ii
RINGKASAN

Yohanes Roynaldi Sitompul CAA 117 075. Teknik Pemupukan Kelapa


Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) di PT. Berkala Maju Bersama Kecamatan
Manuhing Kabupaten Gunung mas Kalimantan Tengah. Dibawah Bimbingan
AKHMAT SAJARWAN dan VERA AMELIA.

Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan tanaman jenis palma


penghasil minyak nabati yang digunakan untuk tujuan komersil dalam berbagai
bidang industri, seperti: makanan, kosmetika, sabun dan sumber energi biodiesel.
Kebutuhan minyak nabati akan terus meningkat sebagai akibat pertumbuhan
penduduk dan peningkatan pendapatan domestic.
Tanaman kelapa sawit memiliki siklus hidup produktif yang panjang yaitu
25-30 tahun. Pertumbuhan tanaman ini dipengaruhi oleh ketersediaan unsur hara
secara terus menerus. Ketersediaan unsur hara yang disediakan oleh tanah sangat
terbatas, perlu adanya penambahan unsur hara dari luar untuk memenuhi
kebutuhan unsur hara tanaman kelapa sawit. Salah satu upaya untuk melengkapi
kebutuhan unsur hara kelapa sawit yaitu dengan pemberian pupuk yang efektif
dan efisien.
Kegiatan Magang ini dilaksanakan dalam 30 hari kerja pada bulan November
- Desember 2020. Berlokasi di PT. Berkala Maju Bersama Kecamatan Manuhing,
Kabupaten Gunung Mas Kalimantan Tengah. Bahan yang digunakan dalam
kegiatan magang ini yaitu pupuk NPK majemuk dan alat yang digunakan adalah
pena, buku, kamera, farm tractor, karung pupuk sebelumnya, kecepuk (mangkok
takaran dosis pupuk), Tali gendongan pupuk dan lain-lain. Metode yang dipakai
selama pelaksanaan kegiatan magang ialah metode observasi, metode wawancara,
studi pustaka dan dokumentasi.
Hasil yang didapat selama kegiatan magang berlangsung ialah Tanaman
kelapa sawit adalah tanaman sejenis palma berakar serabut atau monokotil yang
memerlukan ketersediaan unsur hara secara terus menerus. Untuk memenuhi
ketersediaan unsur hara pada tanaman, dilakukan lah pemupukan. Untuk
melakukan pemupukan pada tanaman kelapa sawit sebelumnya dilakukan analisis
uji sampel tanah (leaf sampling soil), analisis sampel daun (leaf sampling unit),
dan didapatkan dosis yang dipakai ialah 2,5 kg/pokok. Pada saat melakukan
pengaplikasian pupuk diberikan dengan teknik tabur (broadcasting system).
Penaburan pupuk dilakukan pada area limbah tandan buah kosong dan di atas
rumpukan limbah pelepak kelapa sawit, hal ini bertujuan agar penyerapan unsur
hara secara optimal dikarenakan pada area tersebut terdapat akar-akar muda
sehingga lebih cepat dalam proses penyerapan dan agar pupuk tidak tercuci
dengan mudah ketika datang hujan.

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmatNya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas magang saya berupa laporan
magang yang berjudul “Teknik Pemupukan Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis
Jacq.) di PT. Berkala Maju Bersama Kecamatan Manuhing Kabupaten
Gunung Mas Kalimantan Tengah” dan dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak
yang telah memberikan bantuan dan bimbingan. Untuk itu diucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada:
1. Orang tua penulis Ayahanda Ridwan Sitompul dan Ibunda Rita Siringo-ringo
serta seluruh anggota keluarga, terimakasih atas dukungan doa, moril dan
materi yang sangat berharga bagi penulis.
2. Bapak Dr. Ir. Akhmat Sajarwan, M.P selaku Dosen pembimbing I yang sudah
membimbing penulis selama pembuatan laporan magang.
3. Ibu Dr. Ir. Vera Amelia, M.Si selaku Dosen pembimbing II yang sudah
membimbing penulis selama pembuatan laporan magang.
4. Ibu Dr. Ir. Sosilawaty, M.P selaku Dekan Fakultas Pertanian Unversitas
Palangka Raya.
5. Bapak Ir. Robertho Imanuel. M.P. selaku Ketua Jurusan Budidaya Pertanian
Fakultas PertanianUniversitas Palangka Raya.
6. Ibu Wahyu Widyawati, SP., M.Si Selaku Ketua Prodi Agroteknologi Jurusan
Budidaya Pertanian Fakultas PertanianUniversitas Palangka Raya.
7. Bapak Harry Manurung Selaku Pembimbing Lapangan sekaligus Asisten
Manajer, Estate Manuhing PT. Berkala Maju Bersama.
8. Bapak Jatmiko Pasaribu Selaku Manajer Estate, Estate Manuhing PT. Berkala
Maju Bersama.
9. Geovani Lumongga Lumbantobing yang telah bersedia membantu dalam
memberi doa dan semangat untuk menyelesaikan laporan magang penulis.
10. Teman-teman penulis Syaprizal, Novan dan Shinta, serta semua pihak yang
telah bersedia membantu kegiatan magang saya berjalan dengan lancar.

iv
Penulis menyadari akan keterbatasan dan kekurangan dalam penulisan
laporan magang ini baik dari segi penyajianya, oleh karena itu saran yang bersifat
membangun sangat diharapkan penulis.

Palangka Raya, Maret 2021

Penulis

v
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................ ii
RINGKASAN ............................................................................................. iii
KATA PENGANTAR................................................................................. iv
DAFTAR ISI ............................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ....................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. ix
I. PENDAHULUAN................................................................................ 1
1.1. Latar Belakang............................................................................... 1
1.2. Tujuan Umum................................................................................ 2
1.3. Tujuan Khusus............................................................................... 2
1.4. Manfaat.......................................................................................... 2
II. TINJAUAN PUSTAKA....................................................................... 3
2.1. Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kelapa Sawit........................ 3
2.2. Syarat Tumbuh Tanaman Kelapa Sawit........................................ 5
2.3. Kaidah-Kaidah Pemupukan........................................................... 5
2.3.1. Pengertian Pupuk dan Pemupukan...................................... 5
2.3.2. Jenis Pupuk dan Manfaatnya Pada Tanaman Kelapa Sawit 6
2.3.3. Aplikasi Pemupukan Pada Tanaman Kelapa Sawit............. 8
2.4. Teknis Pemupukan di Perkebunan Kelapa Sawit.......................... 8
III. BAHAN DAN METODE..................................................................... 10
3.1. Waktu dan Tempat......................................................................... 10
3.2. Bahan dan Alat............................................................................... 10
3.3. Metode Pelaksanaan....................................................................... 10
3.3.1. Metode Observasi................................................................ 10
3.3.2. Metode Wawancara............................................................. 10
3.3.3. Studi Pustaka........................................................................ 10
3.3.4. Dokumentasi........................................................................ 10
3.4. Jadwal Kegiatan Magang............................................................... 11
3.5. Prosedur Pelaksanaan Magang...................................................... 11
3.5.1. Survei Lokasi....................................................................... 11
3.5.2. Persiapan Lahan................................................................... 11
3.5.3. Pemupukan........................................................................... 11
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................. 13
4.1. Keadaan Umum Lokasi Magang................................................... 13
4.1.1. Deskripsi Singkat PT. Berkala Maju Bersama.................... 13
4.1.2. Deskripsi Wilayah Studi...................................................... 14
4.1.3. Timeline Kegiatan Pemupukan PT. BMB........................... 15
4.2. Hasil Pelaksanaan Magang............................................................ 16
4.2.1. Kegiatan Magang................................................................. 16
4.2.2. Teknik Pemupukan.............................................................. 16

vi
4.2.3. Pemanenan Kelapa Sawit..................................................... 17
V. PENUTUP............................................................................................. 18
5.1. Kesimpulan.................................................................................... 18
5.2. Saran.............................................................................................. 18
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

vii
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Magang.......................................... 11
Tabel 2. Dosis Pupuk di PT. Berkala Maju Bersama................................... 15

viii
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1. Struktur Organisasi Manuhing Estate........................................ 14
Gambar 2. Citra Satelit PT. Berkala Maju Bersama.................................... 15

ix
I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq), merupakan tanaman jenis palma
penghasil minyak nabati yang digunakan untuk tujuan komersil dalam berbagai
bidang industri, seperti: makanan, kosmetika, sabun dan sumber energi biodiesel.
Kebutuhan minyak nabati akan terus meningkat sebagai akibat pertumbuhan
penduduk dan peningkatan pendapatan domestik (Pahan, 2010).
Indonesia menempati posisi teratas dalam menempati luas areal dan
produksi minyak sawit dunia yang mencapai 14.596.579 ha. Berdasarkan data
statistik Badan Pusat Statistik, Kalimantan Tengah termasuk daerah yang
memiliki potensi produksi CPO (Crude Palm Oil) yang tinggi dengan luas areal
Perkebunan 1.712,244 ha (Badan Pusat Statistik, 2019)
Tanaman kelapa sawit memiliki siklus hidup produktif yang panjang yaitu
25-30 tahun. Pertumbuhan tanaman ini dipengaruhi oleh ketersediaan unsur hara
secara terus menerus. Ketersediaan unsur hara yang disediakan oleh tanah sangat
terbatas, perlu adanya penambahan unsur hara dari luar untuk memenuhi
kebutuhan unsur hara tanaman kelapa sawit. Salah satu upaya untuk melengkapi
kebutuhan unsur hara kelapa sawit yaitu dengan pemberian pupuk yang efektif
dan efisien. Pemupukan yang tepat adalah dengan memperhatikan ketepatan dosis,
jenis, waktu, cara, dan sasaran (Winarna, 2003).
Pemupukan sangat bermanfaat untuk meningkatkan kesuburan serta
meningkatkan daya tahan tanaman terhadap serangan penyakit dan pengaruh iklim
yang tidak menguntungkan (Pahan, 2010). Menurut Novizan, (2004) Jumlah
Pemupukan yang diaplikasikan ke tanah paling tidak bisa menggantikan jumlah
hara yang diangkut dan tidak Kembali ke dalam tanah. Kondisi ini minimal dapat
mencegah terjadinya penurunan kesuburan tanah dengan catatan tidak terjadi
kehilangan hara dari tanah akibat pencucian, erosi, penguapan dsb. Dan
sebaliknya jika ingin meningkatkan kesuburan tanah maka jumlah pupuk yang
diaplikasikan harus lebih besar dari yang diangkut saat panen.
Pentingnya pemupukan maka diperlukan manajemen pemupukan yang baik
dalam aktivitas pemupukan mulai dari perencanaan sampai pengawasan

1
pemupukan di lapangan. Salah satu indikator dari keberhasilan manajemen
pemupukan yang baik dapat dilihat dari keefektifan dan efisiensi pemupukan
yang dilakukan di lapangan. Oleh karena itu manajemen pemupukan sangat
penting untuk dipelajari.

1.2. Tujuan Umum


Tujuan umum dari pelaksanaan kegiatan magang ini, yaitu untuk
mengetahui kegiatan pemupukan yang dilakukan di PT. Berkala Maju Bersama
Kecamatan Manuhing Kabupaten Gunung Mas Kalimantan Tengah, sehingga
mendapatkan pengalaman, ilmu pengetahuan dan keterampilan kerja praktis
Mahasiswa sesuai dengan tahapan yang ada di lokasi magang.

1.3. Tujuan Khusus


Adapun tujuan khusus dari kegiatan magang ini yaitu untuk mengetahui
Teknik   Pemupukan   di  PT.  Berkala   Maju  Bersama  Kabupaten  Gunung Mas
Kalimantan Tengah.

1.4. Manfaat
Manfaat dari kegiatan magang ini adalah untuk membantu mahasiswa/i
dalam pengenalan dunia kerja dan mempelajari lebih dalam tentang perkebunan
kelapa sawit, agar pada saat memasuki dunia kerja bisa lebih paham tentang teknis
dasarnya dilapangan.

2
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kelapa Sawit


Menurut Sastrosayono (2003), klasifikasi kelapa sawit adalah sebagai
berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Palmales
Famili : Palmaceae
Genus : Elaeis
Spesies : Elaeis guineensis Jacq.
Kelapa sawit adalah tanaman penghasil minyak industri maupun bahan
bakar (biodiesel). Tanaman kelapa sawit memiliki syarat tumbuh yaitu di daerah
yang semak belukar, sawit dapat tumbuh dengan baik di daerah tropis dengan
ketinggian 0-500 meter diatas permukaan laut dengan kelembapan 80-90%.
Tanaman sawit membutuhkan iklim dengan curah hujan yang stabil sekitar 2000-
2500 mm per tahun. Pola curah hujan tahunan akan mempengaruhi pertumbuhan
generatif dan vegetatif sehingga akan berpengaruh pada hasil produksi tanaman.
Kelapa sawit adalah tanaman sejenis palma berakar serabut atau monokotil.
Bagian tanaman yang bernilai ekonomis adalah buah. Buah tersusun dalam sebuah
tandan dan disebut TBS (Tandan Buah Segar). Satu tandan tanaman dewasa
beratnya mencapai 20 – 35 kg, bahkan ada yang mencapai diatas 40 kg,tergantung
pada perawatan dan pemupukan tanaman. Tandan tersusun dari 200 – 600 buah
20 – 35 gram. Umur ekonomis tanaman kelapa sawit yang dibudidayakan
umumnya 25 tahun, tetapi dewasa ini umur ekonomis tanaman bisa mencapai
lebih dari 25 tahun (Sunarko, 2008).
Morfologi Tanaman Kelapa Sawit:
1. Akar
Tanaman kelapa sawit berkeping satu, sistim perakarannya serabut, akar
pertama yang muncul dari biji yang berkecambah disebut Radikula. Radikula

3
selanjutnya akan mati dan digantikan dengan akar-akar primer yang tumbuh dari
bahagian bawah batang, kemudian bercabang akar sekunder, tersier, kuarterner.
2. Batang
Tanaman kelapa sawit berbatang lurus, tidak bercabang, pada tanaman
dewasa diameternya 45 – 60 cm bagian bawah batangnya lebih gemuk yang
disebut bonggol, dengan diameter 60 – 100 cm . Pelepah/daun menempel
membalut batang. Kecepetan tumbuh 35 – 75 cm / tahun sampai tanaman berumur
3 tahun batang belum terlihat karena masih terbungkus pelepah yang belum
ditunas. Pada tanaman berumur 25 tahun tinggi batang mencapai 13 – 18 m.
3. Daun
Pada tanaman muda mengeluarkan 30 daun (umumnya disebut pelepah)
pertahun pada tanaman tua antara 28 – 24 pelepah per tahun. Panjang pelepah
tanaman dewasa 9 m, anak daun 125 – 200 pasang dengan panjang 1 – 1,2 m
dengan lebar tengah + 6 cm. Jumlah pelepah yang harus dipertahankan pada
tanaman dewasa adalah 40 –  56 pelepah selebihnya dibuang saat panen.
Kedudukan daun pada batang 3/8 artinya pada setiap tiga putaran terdapat 8 daun.
Spiral kiri atau spiral kanan. Arah putaran dilihat dari arah atas kebawah, dan arah
putaran ini tidak ada pengaruhnya terhadap produksi.
4. Bunga
Dari setiap ketiak pelepah akan keluar tandan bunga jantan atau betina.
Bunga mulai berbunga pada umur ± 14 – 18 bulan. Pada mulanya yang keluar
adalah bunga jantan kemudian secara bertahap akan muncul bunga betina.
Terkadang akan muncul bunga banci yaitu : bunga jantan dan betina ada pada satu
rangkaian. Sex ratio yaitu : perbandingan bunga betina dengan keseluruhan bunga
(bunga jantan dan bunga betina).
5. Buah
Umumnya yang ditanam adalah varietas nigrescen, dengan warna buah
ungu kehitaman saat mentah. Buah akan matang 5-6 bulan setelah penyerbukan
dan warnanya berubah menjadi orange, berat tandan dan ukuran buah bervariasi
tergantung umur tanaman, kesuburan tanah dan pemeliharaan.

4
2.2. Syarat Tumbuh Tanaman Kelapa Sawit
Faktor yang mempengaruhi produksi dan pertumbuhan kelapa sawit,
antara lain adalah bahan tanam (bibit kelapa sawit), kondisi iklim (kesesuaian
lahan) dan pemeliharaan tanaman (pemupukan, proteksi tanaman).
Proteksi tanaman merupakan upaya mengurangi dan melindungi dari pengaruh
negatif dari jasad pengganggu seperti hama, penyakit dan gulma tanaman.
Salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan produksi kelapa sawit
adalah pengendalian gulma. Pengendalian gulma (weeding) merupakan
pekerjaan yang sangat penting terhadap pertumbuhan dan produksi karena
gulma merupakan tumbuhan pengganggu tanaman pokok perkebunan. Gulma
dan serangan hama menjadi salah satu masalah penting dalam setiap
perkebunan sehingga perlu dilakukan pengendalian. Keberadaan gulma di
sekitar tanaman dapat menimbulkan kerugian yang besar, walaupun
berlangsung secara perlahan-lahan (Adi, 2010).
Persaingan antara tanamanan utama dan gulma terjadi baik diatas
permukaan tanah yang berupa persaingan dalam mendapatkan cahaya
matahari, CO2 dan ruang tumbuh, didalam tanah pun terjadi persaingan,
yakni persaingan mendapatkan air dan unsur hara. Faktor persaingan tersebut
dapat menyebabkan perkembangan dan pertumbuhan tanaman pokok menjadi
terhambat dan dapat mengurangi jumlah produksi tanaman. Dalam usaha
perkebunan keberadaan gulma menjadi masalah karena membutuhkan tenaga,
biaya, waktu terus menerus untuk mengendalikannya. Serangan hama juga sangat
berdampak terhadap tanaman kelapa sawit karena dapat merusak tanaman dan
menganggu jaringan tanaman sehingga dapat mengakibatkan turunnya produksi
tanaman dan bahkan tanaman bisa menjadi mati.

2.3. Kaidah-Kaidah Pemupukan


2.3.1. Pengertian Pupuk dan Pemupukan
Pupuk adalah suatu bahan yang mengandung satu atau lebih unsur hara atau
nutrisi bagi tanaman untuk menopang tumbuh dan berkembangnya tanaman.
Unsur hara yang diperlukan oleh tanaman adalah: C, H, O (ketersediaan di alam

5
melimpah), N, P, K, Ca, Mg, S (hara makro), dan Fe, Mn, Cu, Zn, Cl, Mo, B (hara
mikro). Pupuk dapat diberikan lewat tanah, daun, atau diinjeksi ke batang
tanaman, dengan jenis pupuk dalam bentuk padat maupun cair.
Pemupukan merupakan salah satu faktor utama yang menentukan
produktivitas tanaman. Hal tersebut karena biaya pemupukan tergolong tinggi,
kurang lebih 30 persen dari total biaya produksi atau 40 – 60 persen dari biaya
pemeliharaan sehingga menuntut pihak praktisi perkebunan untuk secara tepat
menentukan jenis dan kualitas pupuk yang akan digunakan dan mengelolanya
mulai dari pengadaan hingga aplikasinya di lapangan baik secara teknis maupun
manajerial. Pemupukan dikatakan efektif jika sebagian besar hara pupuk diserap
tanaman sedangkan efisiensi pemupukan berkaitan dengan hubungan antara biaya
(bahan pupuk, alat kerja, dan upah) dengan tingkat produksi yang dihasilkan.
Agar kebutuhan tanaman atas unsur hara dapat tercukupi dengan tepat maka
sebelum diadakan pemupukan terlebih dahulu perlu analisis kebutuhan unsur hara
tanaman tersebut melalui analisis tanah dan daun (Pahan, 2010).

2.3.2. Jenis pupuk dan Manfaatnya Pada Tanaman Kelapa Sawit


Berdasarkan proses pembuatannya pupuk dibedakan menjadi pupuk alam
dan pupuk buatan. Pupuk alam adalah pupuk yang didapat langsung dari alam,
contohnya fosfat alam, pupuk kandang, pupuk hijau, kompos. Jumlah dan jenis
unsur hara yang terkandung di dalamnya sangat bervariasi. Sebagian dari pupuk
alam dapat disebut sebagai pupuk organik karena merupakan hasil proses
dekomposisi dari material mahluk hidup seperti, sisa tanaman, kotoran ternak, dan
lain-lain. Sedangkan pupuk buatan adalah pupuk yang dihasilkan dari proses
pembuatan pabrik. Kadar, hara, jenis hara, dan komposisi hara di dalam pupuk
buatan sudah ditentukan oleh produsen dan menjadi ciri khas dari
penamaan/merek pupuk (Riwandi, 2002).
Berdasarkan ragam hara yang dikandungnya, pupuk buatan dibedakan atas
pupuk tunggal dan pupuk majemuk. Pupuk tunggal merupakan jenis pupuk yang
mengandung satu macam unsur hara, misalnya pupuk N (nitrogen), pupuk P
(phosphor), atau pupuk K (kalium) Pupuk tunggal yang mengandung unsur N

6
dikenal pupuk urea, ZA (zvavelvuure ammonium) biasa disebut ammonium sulfat.
Pupuk yang mengandung unsur P yaitu TSP (triple superphosfat) dan SP-36.
Pupuk tunggal tersebut sudah ditetapkan SNI-nya. Suatu pupuk disebut urea bila
kandungan Nitrogen dalam pupuk tersebut sekitar 45-46% N, bila pupuk nitrogen
lain yang mengandung N selain 45-46% N tidak bisa disebut urea. Contoh lain
adalah SP-36 adalah pupuk P yang kandungan P2O5 sebesar 36%. Pupuk yang
mengandung unsur K ialah pupuk KCl, K2SO4 (ZK). Pupuk buatan yang
mengandung lebih dari satu unsur hara disebut pupuk majemuk, misalnya pupuk
NP, NK, dan NPK. Pupuk NP adalah pupuk yang mengandung unsur N dan P.
Pupuk NPK adalah pupuk majemuk yang mengandung unsur 3 hara yaitu N, P,
dan K. Perbandingan kandungan hara dalam setiap pupuk majemuk berbeda-beda
(Ihsan, 2012).
Pada umumnya manfaat pupuk NPK untuk tanaman kelapa sawit dapat
membantu pertumbuhan agar berkembang secara maksimal. Pada pupuk NPK
terdapat tiga unsur hara yang memiliki peran yang berbeda dalam membantu
pertumbuhan tanaman, unsur hara N, P, dan K merupakan unsur hara makro
utama yang dibutuhkan tanaman kelapa sawit.
1. Unsur N (Nitrogen)
Unsur N merupakan unsur hara penyusun asam amino (protein), asam
nukleat, nukleotida serta klorofil. Unsur hara ini akan menjadikan tanaman lebih
hijau, pertumbuhan tanaman secara keseluruhan menjadi lebih cepat serta
meningkatkan kandungan protein pada hasil panen.
2. Unsur P (Phosphor)
Unsur P merupakan unsur hara penyimpan dan menyalurkan energi untuk
semua aktivitas metabolisme tanaman. Unsur hara ini akan berdampak pada
pertumbuhan akar, memacu perkembangan jaringan, merangsang pembentukan
bunga dan pematangan buah, meningkatkan daya tahan terhadap penyakit.
3. Unsur K (Kalium)
Unsur K merupakan unsur hara sebagai aktivator enzim yang berpartisipasi
dalam proses metabolisme tanaman. Selain itu juga membantu proses penyerapan

7
air dan hara dalam tanah. Unsur hara K juga membantu menyalurkan hasil
asimilasi dari daun ke seluruh jaringan tanaman (Jannah, 2012).

2.3.3. Aplikasi Pemupukan Pada Tanaman Kelapa Sawit


Besarnya kandungan unsur hara tertentu di dalam pupuk dinyatakan dalam
persen. Semakin tinggi persentase semakin tinggi kandungan haranya. Misal
pupuk ZA (amonium sulfat) persentase kandungan N sebesar 21 % artinya setiap
100 kg pupuk ZA mengandung 45 kg N. Kandungan ini lebih rendah
dibandingkan dengan kandungan N didalam pupuk urea mengandung 45 % N.
Kesalahan dalam menghitung pupuk akan merubah perlakuan yang sudah
ditentukan, menurunkan tingkat ketelitian dan selanjutnya berakibat terhadap hasil
dan kesimpulan penelitian.
Waktu yang optimal untuk pemupukan adalah saat curah hujan bulanan
sebesar 100-200 mm/bulan. Pemupukan harus dihentikan pada saat bulan kering
yaitu curah hujan berada di bawah 60 mm/bulan dan pada saat bulan basah dengan
curah hujan melebihi 300 mm/bulan. Frekuensi pemupukan disesuaikan dengan
kerentanan (sifat kelarutan) unsur hara pupuk yang mengalami leaching dan
jumlah (volume) dosis pupuk, kapasitas retensi hara oleh tanah, sifat fisik
(tekstur) tanah. Frekuensi pemupukan juga harus disesuaikan dengan pola
distribusi dan intensitas curah hujan. Dengan mempertimbangkan beberapa aspek
terutama kondisi tanah dan iklim (curah hujan) untuk mengurangi (minimalisasi)
risiko kehilangan hara dengan mengabaikan faktor lainnya seperti: ketersediaan
pupuk, tenaga kerja, financial perusahaan, maka frekuensi pemupukan umumnya
dilakukan dengan aplikasikan (2-3) kali setahun (Ihsan, 2012).

2.4. Teknik Pemupukan di Perkebunan Kelapa Sawit


Teknis pemupukan yang efektif dan efisien di perkebunan kelapa sawit pada
umumnya menerapkan kaidah 5T (tepat dosis, tepat cara, tepat waktu, tepat
tempat dan tepat jenis).
1. Tepat Jenis. Data ketepatan jenis pupuk diperoleh dengan membandingkan
jenis pupuk yang direalisasikan di lapangan dengan rencana perusahaan.

8
Ketepatan jenis pupuk juga diperoleh dari pengujian analisis uji sampel tanah
(leaf sampling soil) dan analisis sampel daun (leaf sampling unit).
2. Tepat Dosis. Tepat dosis pemupukan diperoleh dari pengujian analisis uji
sampel tanah (leaf sampling soil), analisis sampel daun (leaf sampling unit)
dan dengan standar perusahaan berdasarkan dosis rekomendasi yang
ditetapkan.
3. Tepat Waktu. Data ketepatan waktu diperoleh dengan mengamati realisasi
waktu pemupukan di lapangan kemudian dibandingkan dengan rencana
perusahaan dan curah hujan pada saat pemupukan dilaksanakan.
4. Tepat Cara. Ketepatan cara pemupukan diperoleh terhadap cara penaburan
pupuk secara manual, yaitu cara tebar (broadcast system) dan cara benam
(pocket system) yang dilakukan pada umumnya di perkebunan kelapa sawit.
5. Tepat Tempat. Ketepatan tempat pemupukan diperoleh dari jarak penaburan
pupuk secara manual yang terdekat dari batang tanaman pada TBM dan TM
lalu dibandingkan dengan standar perusahaan. Data pengamatan ketepatan
tempat sama dengan ketepatan cara (Sunarko, 2008).

9
III. BAHAN DAN METODE

3.1. Waktu dan Tempat


Kegiatan Magang dilaksanakan dalam 30 hari kerja pada bulan November -
Desember 2020. Pelaksanaan magang bertempat di perkebunan kelapa sawit PT.
Berkala Maju Bersama (BMB), Desa Fajar Harapan, Kecamatan Manuhing,
Kabupaten Gunung Mas, Provinsi Kalimatan Tengah.

3.2. Bahan dan Alat


Bahan yang digunakan yaitu pupuk NPK Mutiara. Alat yang digunakan
dalam kegiatan magang ini adalah pena, buku, kamera, farm tractor, karung pupuk
sebelumnya, kecepuk (mangkok takaran dosis pupuk), Tali gendongan pupuk dan
lain-lain.

3.3. Metode Pelaksanaan


Pelaksanaan setiap tahapan kegiatan di kebun dilakukan dengan metode:
1. Metode Observasi
Mahasiswa terjun langsung ke lapangan untuk mengamati dan melihat
keadaan yang sebenarnya terjadi di lapangan dan berpartisipasi dalam setiap
kegiatan di lapangan.
2. Metode Wawancara
Metode ini dilakukan dengan berdialog dan bertanya langsung dengan pihak
terkait yang ada di lapangan serta orang-orang yang terlibat langsung dalam
pelaksanaan di lapangan dan bertanggung jawab terhadap semua masalah teknis di
lapangan.
3. Studi Pustaka
Metode ini dilakukan dengan penulis menggunakan berbagai literatur yang
bisa memperkuat isi tulisan seperti, buku, dan berbagai literatur lain yang
berkaitan dengan ilmu pengetahuan tentang budidaya  kelapa sawit.
4. Dokumentasi
Selama melaksanakan kegiatan di lapangan mahasiswa membuat
dokumentasi untuk memperkuat isi laporan yang akan disusun.

10
3.4 Jadwal Kegiatan Magang
Kegiatan magang di PT. Berkala Maju Bersama berlangsung selama 30 hari
kerja mulai bulan November – Desember 2020
Tabel 1. Jadwal pelaksanaan kegiatan magang
Pelaksanaan

Tahun 2020
No Kegiatan
Nov Des

I II III IV I II

1 Survey lokasi magang            


Pengenalan lokasi magang
2
oleh pembimbing lapangan            
3 Kegiatan harian magang            
Pembuatan laporan
4
magang            

a. Prosedur Pelaksanaan Magang


Dalam kegiatan magang ini terdapat beberapa metode kegiatan yang
dilakukan, yakni:
3.5.1. Survei Lokasi
Dalam kegiatan ini yang dilakukan pada tahap awal yaitu survei lokasi
dimana kegiatan akan dilaksanakan. Hal ini dilakukan agar mengetahui keadaan
lokasi dan hal-hal yang diperlukan saat kegiatan dilakukan nantinya.
3.5.2. Persiapan Lahan
Persiapan lahan sangat penting untuk dilakukan sebelum melakukan
kegiatan pengaplikasian pupuk. Divisi 6 mempunyai luas lahan 274,01 Ha dari 14
blok yang berbeda-beda luas areal tanam, dan pemupukan dilakukan pada blok
blok yang sudah ditentukan untuk dilakukan pengaplikasian pada hari tersebut.
3.5.3. Pemupukan
1. Persiapan pupuk yang sudah disediakan oleh perusahan diangkut dari
gudang untuk dibawa menuju areal pemupukan. Pupuk yang digunakan

11
ialah pupuk NPK majemuk agar tanaman kelapa sawit dapat berkembang
secara maksimal.
2. Menentukan dosis yang dipakai sebelumnya dilakukan analisis uji sampel
tanah (leaf sampling soil), analisis uji sampel daun (leaf sampling unit) dan
didapatkan dosis yang dipakai ialah 2,5 kg/pokok.
3. Setelah mengetahui dosis pupuk yang akan diaplikasikan, kemudian akan
dilakukan pengaplikasian pupuk pada tanaman kelapa sawit dengan cara
ditabur (broadcasting system) pada areal limbah tandan buah kosong dan
diatas limbah pelepah kelapa sawit.

12
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Keadaan Umum Lokasi Magang


4.1.1. Deskripsi Singkat PT. Berkala Maju Bersama
PT. Berkala Maju Bersama merupakan penanaman modal asing yang
merupakan anak perusahaan dari Malaysia, bergerak di bidang perkebunan yang
didirikan pada tanggal 16 April 2011 melalui akta pendirian No.25 dihadapan
Notaris R.A Setiyo Hidayati,S.H,M.H yang telah memperoleh pengesahan dari
Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Republik Indonesia sesuai dengan Keputusan
Menteri Kehakiman Hak Asasi Manusia Nomor : AHU-56325.AH.01.01.Tahun
2011 dan terakhir di rubah dengan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Perseroan
Nomor : 16 Tanggal 16 April 2012 dan dirubah kembali Nomor : 44 tanggal 31
Mei 2012 dan kembali mendapat pengesahan MenkumHAM Nomor : AHU-
34465.AH.01.02 tahun 2012 tanggal 25 Juni 2012.
PT Berkala Maju Bersama sedang melakukan tahap awal kegiatan
perkebunan kelapa sawit guna memastikan ketersediaan lahan dan potensi lahan
serta kelayakan ekonomis dan agronomis lahan di daerah kontrak kerjanya agar
dapat dikembangkan menjadi sebuah hasil produksi yang ramah lingkungan,
handal, profesional dan melibatkan masyarakat lokal.
Sebagai bentuk rasa tanggung jawab dan kepedulian terhadap lingkungan
dan masyarakat, PT BMB mempunyai itikad untuk ikut menaikan taraf hidup
masyarakat yang tinggal di sekitar area perkebunan melalui berbagai program
yang dituangkan dalam bentuk Corporate Sosial Responsiability (CSR)
diantaranya seperti melakukan pembinaan terhadap petani sawit, melalui program
plasma dan kemitraan, sehingga taraf hidup yang semula kurang baik menjadi
lebih baik dengan hadirnya peran perusahaan.
Adapun struktur organisasi pada tingkat Estate di PT. Berkala Maju
Bersama pada pimpinan tertinggi adalah Estate Manager. Dalam menjalankan
tugas, Estate Manager dibantu oleh Kepala Tata Usaha, Askep, dan Asisten
Divisi.

13
EM

KTU Askep

AstDiv

Mandor Krani Mandor Checker Krani


Panen Panen Perawatan Divisi

Gambar 1. Struktur Organisasi Manuhing Estate


Dalam menjalankan tugas di lapangan, asisten divisi juga dibantu oleh
mandor panen, krani panen, mandor perawatan, checker dan krani divisi.
4.1.2. Deskripsi Wilayah Studi
Keadaan umum perkebunan di PT. BMB Estate Manuhing yang
mempunyai Letak Geografis terletak di Kecamatan Manuhing, Kabupaten
Gunung Mas, Provinsi Kalimantan Tengah. Wilayah kebun dapat diakses dalam
perjalanan darat dengan waktu tempuh sekitar 2 jam 49 menit atau dengan jarak
tempuh sekitar 129 km dari Kota Palangka Raya. Kondisi jalan dari Palangka
Raya hingga Kecamatan Manuhing relatif baik, sedangkan dari Manuhing menuju
areal perkebunan didominasi jalan tanah berbatu. Peta kebun PT BMB divisi 6
disajikan pada Lampiran 3. Keadaan Iklim, Tanah, dan Topografi Keadaan iklim
di kebun PT BMB termasuk tipe A (sangat basah). Jenis tanah pada perkebunan
ialah entisol, inceptisol dan histosol.

14
Gambar 2. Citra Satelit PT. Berkala Maju Bersama
4.1.3. Timeline Kegiatan Pemupukan PT. BMB
Tabel 2. Dosis pupuk di PT Berkala Maju Bersama
Kelompok Tanaman Dosis Pupuk
(Tahun Tanam) NPK
2013 2,5 kg/pokok
2014 2,5 kg/pokok
2015 2,5 kg/pokok
Dalam suata kegiatan sebelumnya dilakukan perencanaan kegiatan, oleh
karena itu pemupukan memerlukan perinsip 5T (tepat jenis, tepat dosis, tepat
waktu, tepat cara dan tepat tempat). Dalam menentukan dosis, sebelumnya
dilakukan analisis uji sampel tanah (leaf sampling soil), analisis sampel daun (leaf
sampling unit), dan didapatkan dosis yang dipakai ialah 2,5 kg/pokok. Luas lahan
divisi 6 yaitu mencapai 274,01 Ha, dengan keseluruhan dosis pupuk yang
diaplikasikan berjumlah 87.553 Kg disajikan pada lampiran 2. Pemupukan juga
dilakukan dengan tepat waktu, cara dan tempat, pengaplikasian dilakukan sesuai
tahun tanam yang sama dan pada satu blok, dikarenakan pada saat pengaplikasian
mandor pupuk harus memastikan pupuk tepat cara dan tempat
pengaplikasiaannya.

15
4.2. Hasil Pelaksanaan Magang
4.2.1. Kegiatan Magang
Kegiatan teknis selama magang yang dilakukan di kebun sebagai
Mahasiswa magang yang dimulai pukul 04.45 WIB untuk mengikuti apel pagi.
Pekerjaan di lapangan dimulai pukul 06.30 WIB sampai dengan 12.00 WIB. Pada
pukul 14.00- 17.00 WIB mahasiswa magang belajar tentang Administrasi. Selama
di lapangan kegiatan yang sering dilakukan adalah wawancara guna untuk
mengambil dokumentasi dan data yang ada dilapangan untuk mendukung dalam
pembuatan laporan.
4.2.2. Teknik Pemupukan
Pupuk adalah makanan (unsur hara) yang sangat dibutuhkan bagi tanaman,
pemupukan atau pupuk yang baik harus cukup sesuai kuantitas dan kualitas yang
diperlukan tanaman. Ketepatan cara pemupukan sangat dipengaruhi oleh
bagaimana pupuk itu di aplikasikan. Uraian kegiatan pemupukan adalah sebagai
berikut:
1. Pengarahan dari Mandor
Pada hasil kegiatan pemupukan sebelum dilakukan nya proses pemupukan,
mandor pupuk akan mengabsen karyawan harian lepas (KHL) untuk mengetahui
jumlah tenaga kerja dan memberikan arahan serta simulasi teknik pemupukan
agar pada saat pengaplikasian tepat sasaran.
2. Pengangkutan dan Pengeceran Pupuk
Pupuk yang terdapat di gudang dimuat ke dalam trailer (bak) traktor,
kemudian ditransportasikan atau diecer pada blok yang telah di rencakan untuk
dilakukan pengaplikasian pupuk.
3. Pengaplikasian Pupuk
Pengaplikasian pupuk dilakukan dengan teknik ditabur (broadcasting
system). Pemupukan dengan teknik ditabur (broadcasting system). Kegiatan
pemupukan dilakukan pada satu blok D28, yang dimana pada saat melakukan
pengaplikasian hanya boleh dilakukan pada satu area, dikarenakan pada saat
pengaplikasian mandor pupuk memonitori pengaplikasian agar tepat cara dan
tempat. Pengaplikasian pupuk pada kelapa sawit di PT. BMB di lakukan secara

16
manual dengan tenaga kerja yang cukup banyak. Pengaplikasian pupuk dilakukan
pada area limbah tandan buah kosong dan di atas rumpukan limbah pelepah
kelapa sawit, hal ini bertujuan agar penyerapan unsur hara secara optimal,
dikarenakan pada area tersebut terdapat akar-akar muda yang aktif menyerap
unsur hara, sehingga lebih cepat dalam proses penyerapan dan agar pupuk tidak
tercuci dengan mudah ketika datang hujan.
4. Pengumpulan/Penyusunan Karung
Karung bekas pupuk yang sudah diaplikasikan tadi dikumpulkan dan
dilakukanlah penyusunan karung dengan cara pengumpulan menggunakan
kelipatan 10 karung/ikat, hal ini dilakukan untuk mempermudah perhitungan
jumlah karung. Karung yang sudah dikumpulkan dibawa menuju gudang untuk
dipakai kembali sebagai wadah brondolan kelapa sawit.
4.2.3. Pemanenan Kelapa Sawit
Pada hasil kegiatan panen yang paling utama dari kelapa sawit adalah buah
kelapa sawit yang berupa tandan buah segar (TBS). TBS diolah di pabrik kelapa
sawit untuk mendapatkan minyak nabati. Kegiatan panen terdiri dari persiapan
sebelum panen, pelaksanaan panen, evaluasi panen, serta pengangkutan buah.
Persiapan panen yang baik akan memperlancar pelaksanaan panen. Persiapan ini
meliputi ketersediaan tenaga kerja, peralatan, pengangkutan, pengetahuan tentang
kerapatan panen dan sarana panen. Pelaksanaan panen yaitu kegiatan penurunan
buah dari pokok dengan menggunakan kriteria panen yang berlaku. Kriteria panen
merupakan salah satu faktor yang dapat membantu pemanen untuk menentukan
buah layak panen. Pelaksanaan panen perlu memperhatikan beberapa kriteria
tertentu sebab tujuan panen kelapa sawit adalah untuk mendapatkan rendemen
minyak yang tinggi dengan kualitas minyak yang baik (Fauzi, 2008).

17
V. PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Berdasarkan kegiatan magang yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan
bahwa:
1. PT. Berkala Maju Bersama merupakan salah satu perusahaan yang bergerak
dalam bidang perkebunan kelapa sawit dan pengolaan minyak mentah kelapa
sawit atau (CPO).
2. Pemupukan di PT. Berkala Maju Bersama memiliki prinsip 5T (tepat jenis,
tepat dosis, tepat waktu, tepat cara dan tepat tempat). Untuk melakukan
pemupukan pada tanaman kelapa sawit sebelumnya dilakukan analisis uji
sampel tanah (leaf sampling soil), analisis sampel daun (leaf sampling unit)
dan didapatkan jenis dan dosis yang dipakai ialah 2,5 kg/pokok pupuk NPK.
Pada saat melakukan pengaplikasian pupuk menggunakan teknik tabur
(broadcasting system) pada area limbah tandan buah kosong dan di atas
rumpukan limbah pelepah kelapa sawit, hal ini bertujuan agar penyerapan
unsur hara secara optimal dikarenakan pada area tersebut terdapat akar-akar
yang aktif menyerap unsur hara, sehingga lebih cepat dalam proses
penyerapan dan agar pupuk tidak tercuci dengan mudah ketika datang hujan.

5.2. Saran
Berdasarkan kegiatan magang yang telah dilaksanakan penulis memberi
saran, yaitu:
1. Dalam pelaksanaan pemupukan harapannya pengaplikasian pemupukan
dilakukan dengan tepat waktu, agar tanaman dapat menghasilkan secara
optimal.
2. Penulis mengharapkan adanya penambahan waktu kegiatan magang,
dikarenakan dengan waktu 30 hari kerja kurang efisien untuk mendapatkan
pengalaman dan pengetahuan yang lebih banyak.

18
DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. 2019. Statistik Kelapa Sawit Indonesia 2000-2019. Tersedia
pada: https://www.bps.go.id/. diakses pada 2020.
Fauzi, Y, dkk. 2008. Kelapa Sawit. Penebar Swadaya. Jakarta. Halaman 25 – 35.
Ihsan N. 2012. Karakteristik Pupuk Buatan. TBPP Departemen Pertanian, Banten.
Jannah, N., F. Abdul, Marhanuddin. 2012. Pengaruh macam dan dosis pupuk
NPK pada bibit kelapa sawit ( Elaeis guineensis Jacq.). Media Sains 4:48-
54.
Novizan. 2004. Petunjuk Pemupukan yang Efektif. Agromedia Pustaka; Jakarta.
114 hlm.
Pahan I. 2010. Panduan Lengkap Kelapa Sawit, Manajemen Agribisnis dari Hulu
hingga Hilir. Jakarta (ID): Penebar Swadaya.
Putranto, Adi. 2010. Kaya Dengan Bertani Kelapa Sawit. Pustaka Baru Press;
Yogyakarta.
Riwandi. 2002. Rekomendasi Pemupukan Kelapa Sawit Berdasarkan Analisis
Tanah dan Tanaman. Akta Agrosia 5: 27-34.
Saputra. 2011. Peranan Unsur Hara dan Sumber Hara pada Pemupukan Kelapa
Sawit, hal 81. Lahan dan Pemupukan Kelapa Sawit. Pusat Penelitian Kelapa
Sawit; Medan.
Sunarko, 2008. Petunjuk Praktis Budidaya dan Pengolahan Kelapa
Sawit. Agromedia Pustaka; Jakarta.
Winarna, W Darmosarkoro dan ES Sutarta. 2003. Teknologi pemupukan tanaman
kelapa sawit. Pusat Penelitian Kelapa Sawit.

19
LAMPIRAN

Lampiran 1. Dokumentasi

Proses pengangkutan pupuk di gudang Pengangkutan pupuk di trailer

Proses pengeceran pupuk pada blok Preoses pengaplikasian pupuk

Pengarahan dari Asisten dan Mandor Proses mengambil buah dari


kepada Karyawan pokok kelapa sawit

1
Pemaparan hasil Kegiatan Magang Penyerahan plakat sebagai
PT. Berkala Maju Bersama ucapan terima kasih kepada
PT. Berkala Maju Bersama

2
Lampiran 2. Jumlah pupuk yang diaplikasikan

Tahun Pupuk Yang


No Blok Luas Blok/Ha
Tanam Dikeluarkan (KG)
1 D25 2013 29,91 10.097,5
2 B25 2014 25,3 7.710,0
3 C26 2014 24,94 7.515
4 B26 2014 16,22 4.955
5 B28 2014 19,39 5.900
6 C28 2014 30,65 9.737,5
7 C27 2014 11,29 3.302,5
8 B27 2014 9,31 2.442,5
9 C29 2015 8,59 2.150
10 D28 2014 26,81 8.772,5
11 D29 2014 27,84 9.755
12 E28 2013 32,22 9.007,5
13 D26 2014 6,84 608
14 D27 2014 4,7 1.570
274,01
TOTAL 87.553

3
Lampiran 3. Peta lokasi pemupukan

Peta lokasi pemupukan divisi 6 PT. BMB

1
1

Anda mungkin juga menyukai