2020
Vionita, Silvy
Universitas Sumatera Utara
http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/28023
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
IDENTIFIKASI DAN KARAKTERISASI MORFOLOGIS TANAMAN
KOPI (Coffea sp) DI KABUPATEN KARO
SKRIPSI
OLEH :
SILVY VIONITA
150301044
AET- PEMULIAAN TANAMAN
SKRIPSI
OLEH :
SILVY VIONITA
150301044
AET- PEMULIAAN TANAMAN
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk dapat Memperoleh Gelar Sarjana
di Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara
i
Universitas Sumatera Utara
ABSTRACK
Coffee Plants (Coffea SP.) In Karo guided by: Dr. Ir. Emmy Harso Kardhinata,
M.Sc and Ir. Revandy IM Damanik M.Sc., Ph.D.Coffee is one of the plantation
commodities that has a high economic value among other plantation crops and
plays an important role as a source of foreign exchange for the country. Karo is
one of the coffee producing center in North Sumatra.This research aims to identify
and know the morphology characteristics of coffee plants in Karo. This research
coffee in Karo District showed that 27 accessions of coffee found in each location
had a relatively close similarity distance with the farthest kinship value of 8,813
ii
Tahun 2015 penulis lulus dari SMA Swasta Galih Agung dan pada tahun
2018 dan Kuliah Kerja Nyata Bersama BKS PTN Barat di Kelurahan Haranggaol,
iii
Kabupaten Karo”.
orang tua yang selalu memberikan semangat, doa dan dukungan baik secara
Bapak Dr. Ir. Emmy Harso Kardhinata M.Sc., selaku ketua komisi pembimbing
dan Bapak Ir. Revandy I.M. Damanik M.Si., M.Sc., Ph.D selaku anggota komisi
Dr. Ir. Sarifuddin, MP. selaku ketua Program Studi Agroteknologi Fakultas
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna
Penulis
iv
ABSTRAK ............................................................................................................. i
ABSTRACT ............................................................................................................ ii
PENDAHULUAN
Latar Belakang ............................................................................................ 1
Tujuan Penelitian ........................................................................................ 3
Kegunaan Penulisan .................................................................................... 3
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman ......................................................................................... 4
Syarat Tumbuh ........................................................................................... 6
Iklim .................................................................................................. 6
Tanah ................................................................................................. 7
Penyebaran dan Jenis-Jenis Kopi di Indonesia.................................. 8
Karakterisasi Morfologi ................................................................... 10
PELAKSANAAN PENELITIAN
Penentuan Lokasi Penelitian ................................................................................. 14
Metode Pengambilan Sampel .................................................................... 14
Wawancara Langsung ............................................................................... 15
Pengamatan Parameter .............................................................................. 15
Morfologi Batang ............................................................................. 15
Penampilan Menyeluruh ................................................... 15
Tinggi Tanaman ................................................................ 15
Perwatakan Tanaman ........................................................ 15
Perkembangan Vegetatif ................................................... 15
Bentuk Stipule .................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vi
vii
viii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR GAMBAR
No. Halaman
ix
Universitas Sumatera Utara
23. Karakter Morfologis Tanaman Kopi Genotipe (K22) ..................................... 68
x
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR LAMPIRAN
No. Halaman
3. Cluster Member.......................................................................................... 96
xi
PENDAHULUAN
Latar Belakang
dunia dengan kontribusi setengah dari total ekspor komoditas tropis dan juga kopi
ekonomis yang cukup tinggi diantara tanaman perkebunan lainnya dan berperan
penting sebagai sumber devisa negara. Popularitas dan daya tarik dunia terhadap
kopi, utamanya dikarenakan rasanya yang unik serta didukung oleh faktor
Menurut data yang dimuat oleh AEKI (2015) Volume ekspor kopi
Indonesia rata-rata berkisar 350 ribu ton per tahun meliputi kopi robusta (85%)
dan arabika (15%). Terdapat lebih dari 50 negara tujuan ekspor kopi Indonesia
dengan USA, Jepang, Jerman, Italia, dan Inggris menjadi tujuan utama. Pelabuhan
gerbang kopi arabika dan robusta yang dihasilkan dari jawa Timur dan wilayah
Data yang diperoleh dari Dinas Perkebunan Sumatera Utara, luas lahan
perkebunan kopi arabika lebih besar dari pada robusta karena produktivitasnya
yang lebih tinggi. Untuk kopi arabika luasnya mencapai lebih kurang 59.144,67
hektar, sementara kopi robusta hanya 20.976,39 hektar. Sebagian besar produksi
kopi di Sumatera Utara dihasilkan oleh perkebunan rakyat. Produksi kopi arabika
mencapai 48.354,26 ton per tahun, sedangkan kopi robusta 8.393,18 ton per tahun
Sumatera Utara telah lama dikenal dan memiliki reputasi global dengan nama
Keunggulan dari suatu jenis kopi dapat dilihat dari tingginya produksi, cita
rasa dan aroma kopi yang dihasilkan. Faktor yang mempengaruhi keunggulan
kualitas dan kuantitas dari tanaman kopi tergantung ketinggian tempat tumbuh,
iklim, jenis kopi yang ditanam, teknik budidaya yang dilakukan, pengolahan hasil,
dan pasca panen. kopi jenis Arabika cocok untuk ditanam di daerah dataran tinggi,
(Aulia, 2017).
Utara. Menurut Badan Pusat Statistik (2018), luas areal Kabupaten Karo tahun
2015 seluas 7.595 ha dengan total produksi sebesar 5 785,86 ton, pada tahun
2016 seluas 7.741 ha dengan total produksi sebesar 7 485,85 ton, tahun 2017
seluas 8.378 ha dengan total produksi sebesar 8.777,02 ton. Kabupaten Karo
terdiri dari 17 kecamatan, dimana Kecamatan Merek, Naman Teran dan Simpang
Empat memiliki nilai produksi dan luas areal kopi yang cukup tinggi. Pada tahun
2017 Kecamatan Merek dengan luas areal 966 ha memiliki total produksi sebesar
1101 ton, Kecamatan Naman Teran dengan luas areal 427 ha memiliki total
produksi sebesar 207 ton, dan Kecamatan Simpang Empat dengan luas areal 1.021
tahun 1990 kopi robusta telah tersebar luas keseluruh daerah tropis. Indonesia
menghasilkan tiga jenis kopi berturut turut berdasarkan volume produksinya yaitu
dengan individu yang lainnya. Pada penelitian ini identifikasi terhadap buah dan
biji. Morfologi buah yang diamati pada penelitian ini meliputi bentuk buah, warna
buah, panjang buah, lebar buah, ketebalan kulit buah, jumlah buah per dompolan,
dan pada biji meliputi bentuk biji, warna biji, panjang biji, lebar biji, ketebalan
morfologi tanaman maka teknik budidaya yang akan digunakan dalam budidaya
tanaman kopi terdiri dari daun, batang, akar, bunga, buah dan biji. Tanaman kopi
dimanfaatkan bijinya untuk dikonsumsi oleh masyarakat dan hasil olahan dari biji
sangat digemari oleh hampir seluruh masyarakat, baik di Indonesia maupun dunia
(Sari, 2017).
guna mengetahui perbedaan morfologi dan produksi pada tanaman kopi baik dari
Tujuan Penelitian
Kegunaan Penulisan
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman
Tanaman kopi termasuk dalam family Rubiaceae dan terdiri dari banyak
jenis antara lain Coffea Arabica, Coffea Robusta, dan Coffea Liberica. Kopi
banyak diyakini berasal dari sebuah kerajaan kuno Ethiopia dan disana tanaman
kopi tumbuh di dataran tinggi. Adapun klasifikasi tanaman kopi (Coffea sp.)
Tanaman kopi berakar tunggang, lurus kebawah, pendek dan kuat. Panjang
akar tunggang ini kurang lebih 45-50 cm, yang pada dasarnya terdapat 4-8 akar
samping yang menurun ke bawah sepanjang 23 cm. Selain itu banyak pula akar
cabang samping yang panjang 1-2 m horizontal, sedalam ±30 cm, dan bercabang
Batang tanaman kopi memiliki dua tipe percabangan yaitu cabang yang
tumbuh tegak (orthotrop) dan cabang yang tumbuh yang mendatar (plagiatrop).
orthotrop tumbuhnya pesat dengan ruas yang relative panjang sehingga banyak
tumbuh dan tersusun secara berdampingan d ketiak batang, cabang dan ranting.
Sepasang daun terletak dibidang yang sama di cabang dan ranting yang tumbuh
mendatar. Kopi Arabika memiliki daun yang lebih kecil dan tipis apabila
dibandingkan dengan spesies kopi Robusta yang memiliki daun lebih lebar dan
tebal. Warna daun kopi Arabika hijau gelap, sedangkan kopi Robusta hijau terang
(Panggabean, 2011).
kuntum bunga. Pada setiap ketiak daun dapat menghasilkan 2–3 kelompok bunga
sehingga setiap ketiak daun dapat menghasilkan 8–18 kuntum bunga atau setiap
buku menghasilkan 16–36 kuntum bunga. Bunga kopi berukuran kecil, mahkota
berwarna putih dan berbau harum. Kelopak bunga berwarna hijau, pangkalnya
menutupi bakal buah yang mengandung dua bakal biji. Benang sari terdiri dari 5–
7 tangkai berukuran pendek. Bunga kopi biasanya akan mekar pada awal musim
kemarau. Bunga berkembang menjadi buah dan siap dipetik pada akhir musim
Buah kopi mentah berwarna hijau muda. Setelah itu, berubah menjadi
hijau tua, lalu kuning. Buah kopi matang (ripe) berwarna merah atau merah tua.
Ukuran panjang buah kopi jenis arabika sekitar 12-18 mm. Sementara itu, kopi
jenis robusta 8-16 mm. Daging buah kopi yang sudah matang penuh mengandung
lendir dan senyawa gula yang rasanya manis. Kulit tanduk buah kopi memiliki
tekstur agak keras dan membungkus sepasang biji kopi. Kulit tanduk merupakan
kulit yang menyelimuti masing-masing biji kopi. Buah pada kopi termasuk buah
sejati tunggal yaitu buah sejati yang terjadi dari satu bunga dengan satu bakal
buah saja. Buah ini berisi satu biji dalam satu ruang. Sedangkan dalam satu buah
terdapat dua ruang, sehingga juga terdapat dua biji. Buah kopi memiliki buah
sejati tunggal yang berdaging (carnosus), yaitu dinding buahnya menjadi tebal
mempunyai bidang yang datar (perut) dan bidang yang cembung (punggung).
berbiji tertutup lainnya, biji kopi juga terdiri dari dua lapisan. Lapisan pertama
disebut dengan kulit luar (testa), yaitu lapisan yang mempunyai sifat keras seperti
kayu. Sedangkan lapisan kedua disebut dengan kulit dalam (Panggabean, 2011).
Syarat Tumbuh
Iklim
Menurut Subandi (2011) Tanaman kopi dapat tumbuh baik pada daerah
yang terletak antara 20o Lintang Utara dan 20o Lintang Selatan. Untuk daerah di
sampai 10o Lintang Selatan maka sebenarnya menjadi daerah yang sangat
tersebut menyebabkan suhu udara untuk ketiga jenis kopi berbeda satu sama
lainnya, yaitu masing-masing 21–24º C, 15–25ºC, dan 21–30ºC. Curah hujan yang
dibutuhkan kopi Robusta dan Arabika hamper sama, yaitu 1.250–2.500 mm/tahun,
sedangkan untuk kopi Liberika nilainya lebih tinggi, yaitu 1.250–3.500 mm/tahun.
Bulan kering (curah hujan kurang dari 60 mm/bulan) yang dibutuhkan untuk kopi
Robusta dan Liberika sama, yaitu sekitar 3 bulan/tahun, sedangkan untuk kopi
jumlah banyak, tetapi menghendaki sinar matahari yang teratur. Sengatan sinar
matahari langsung dalam jumlah banyak akan meningkatkan penguapan dari tanah
fotosintesa terutama pada musim kemarau. Selain itu juga berpengaruh terhadap
proses pembentukan kuncup bunga. Adanya sinar matahari yang cukup banyak
tahun tanaman kopi mendapatkan sengatan sinar matahari langsung secara terus
menerus maka tanaman akan membentuk bunga sepanjang tahun pula. Akibatnya
Tanah
tanah kurang dari 30%, kedalaman tanah efektif lebih dari 100 cm, tekstur tanah
berlempung (loamy) dengan struktur tanah lapisan atas remah, kadar bahan
Secara umum tanaman kopi menghendaki tanah yang gembur, subur, dan
kaya bahan organik. Untuk itu tanah disekitar tanaman harus sering ditambah
dengan pupuk organik agar sistem perakarannya tetap tumbuh baik dan dapat
mengambil unsur hara sebagaimana mestinya. Selain itu, kopi juga menghendaki
tanah yang agak masam, yaitu antara pH 4,5-6,5 untuk kopi robusta dan pH 5-6,5
untuk kopi arabika. Kurang dari angka tersebut kopi juga masih bisa tumbuh,
tetapi kurang bisa menyerap beberapa unsur hara sehingga kadang-kadang perlu
diberi kapur. Sebaliknya tanaman kopi tidak menghendaki tanah yang agak basa
(pH lebih dari 6,5) oleh karena itu pemberian kapur tidak boleh berlebihan
Sifat fisik tanah yang baik bagi kopi adalah tanah dengan tekstur clayloam,
struktur remah derajat struktur kuat, porositas dan permeabilitas baik dan tidak
berbatu, sedangkan sifat kimia tanah yang baik bagi kopi adalah tanah dengan
kadar nitrogen total >0.20 %, fosfor tersedia >30 ppm, kalsium tertukar
> 0.10 me%, bahan organic >3.5 % (C – organic > 2 % ), pH antara 5.5 – 6.5
sekitar tahun 1646 yang mendapatkan biji arabika mocca dari Arab
daun (coffee leaf rust) tanaman kopi arabika mengalami kemunduran. Kopi
Arabika hanya bisa bertahan di daerah daerah tinggi (1000 m ke atas), dimana
Kopi Robusta dimasukkan ke Indonesia pada tahun 1900. Kopi jenis ini
lebih tahan penyakit dan memerlukan syarat tumbuh serta pemeliharaan yang
ringan, dengan hasil produksi yang jauh lebih tinggi. Hal inilah yang
menyebabkan kopi jenis ini lebih cepat berkembang di Indonesia. Kopi ini dapat
hidup di bawah ketinggian 1000 meter di atas permukaan laut dan mampu
banyak dibudidaya di Indonesia. Saat ini hampir sepertiga produksi kopi didunia
liberika untuk menanggulanggi hama tersebut. Varietas ini tidak begitu lama
popular dan juga terserang hama. Kopi liberika masih dapat ditemui di pulau
Jawa, meski jarang ditanam sebagai bahan produksi komersial. Karakteristik biji
kopi Liberika sedikit lebih besar dari biji kopi arabika dan robusta
Kopi liberika adalah jenis kopi yang berasal dari Negara Liberia Afrika
bagian barat. Kopi ini dapat tumbuh sampai tingginya 9 meter. Abad ke 19 jenis
kopi ini didatangkan kenegara Indonesia untuk menggantikan kopi arabika yang
mudah terserang oleh hama penyakit. Nama ilmiah untuk kopi liberika adalah
Coffea liberica ver. Liberica. Pada awalnya tanaman ini digolongkan kedalam
spesies yang sama dengan kopi robusta dengan nama ilmiah Coffea canephora var
tersendiri dengan nama Coffea liberica. Karena secara morfologi dan sifat sifat
lainnya berbeda dengan robusta. Selain kopi liberika, terdapat varietas lain dalam
spesies Coffea liberica yakni kopi excels dengan nama ilmiah Coffea liberica var.
Dewevrei. Dan ditemukan pada tahun 1904. Dikembangkan karena lebih tahan
menyatakan terdapat perbedaan menonjol antara kopi Liberika dan Kopi Ekselsa
yaitu terletak pada ketebalan daging buah dan warna pupus daun. Kopi liberika
daging buahnya tebal dan pupus daunnya berwarna hijau atau hijau sedikit
kecoklatan, sedangkan kopi ekselsa daging buahnya tipis mirip kopi arabika dan
terdapat berbagai jenis kopi yang ditanam di Indonesia diantaranya yaitu kopi
Arabika, kopi Robusta, dan kopi Liberika. Dari berbagai jenis kopi tersebut, kopi
Liberika mempunyai keunggulan yaitu dari segi citarasa, hasil analisis kafein
ternyata kopi Liberika memiliki kadar kafein relative rendah berkisar antara 1,1-
1,3% hamper sebanding dengan kadar kafein kopi Arabika berkisar natara
Karakter morfologi yang khas pada kopi arabika adalah tajuk yang kecil,
ramping, ada yang bersifat ketai dan ukuran daun yang kecil. Biji kopi arabika
memiliki beberapa karakteristik yang khas dibandingkan biji jenis kopi lainnya,
seperti bentuknya yang agak memanjang, bidang cembungnya tidak terlalu tinggi,
lebih bercahaya dibandingkan dengan jenis lainnya, ujung biji mengkilap, dan
morfologi yang khas seperti tajuk yang lebar, perwatakan besar, ukuran daun yang
lebih besar dibandingkan daun kopi arabika, dan memiliki bentuk pangkal tumpul.
Selain itu, daunnya tumbuh berhadapan dengan batang, cabang, dan ranting-
Karakterisasi Morfologi
dasar bagi pemulia tanaman dan genetik populasi dalam perbaikan genetika dan
morfologi tanaman, baik pada fase vegetatif maupun fase generatif. Identifikasi
tanaman, bagian tanaman, dan beberapa pengaruh lain yang dapat merubah bentuk
yang telah ditetapkan. Deskriptor morfologi khusus tanaman kopi telah diterbitkan
Utara dan 97°55’–98°38’ Bujur Timur dengan luas wilayah 2.127,25 Km2 atau
212.725 Ha atau 2,97 persen dari luas Propinsi Daerah Tingkat I Sumatera Utara.
Kabupaten Karo terletak pada ketinggian 280–1.420 Meter di atas permukaan laut
dengan suhu udara rata-rata berkisar antara 16,40C - 23,90C, dengan kelembaban
udara pada tahun 2010 rata-rata setinggi 84,66 persen, tersebar antara 61,8 persen
sampai dengan 87,8 persen. Keadaan hutan cukup luas yaitu mencapai 129.749
Ha atau 60,99 persen dari luas Kabupaten Karo. Secara Administrasi Kabupaten
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah beberapa tanaman kopi
digunakan sebagai alat pengumpulan data, buku data dan alat tulis untuk mencatat
Metode Penelitian
Kabupaten Karo. Metode survei yang diterapkan yaitu dengan mengambil sampel
dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengambilan data.
Data yang diperoleh akan digunakan sebagai data awal untuk identifikasi dan
sampling) atau secara sengaja sesuai dengan data sekunder yang dperoleh melalui
morfologi tanaman kopi baik secara kualitatif dan kuantitatif berdasarkan buku
yang digunakan untuk menilai pola keragaman dari data survei (Sutanto, 2009).
dimana:
(Mongi, 2015)
PELAKSANAAN PENELITIAN
data dari Badan Pusat Statistik untuk memperoleh gambaran lokasi yang akan
disurvei dan informasi dari masyarakat setempat yaitu pada kecamatan Merek,
yang secara tidak sengaja dijumpai oleh peneliti dapat digunakan sebagai sampel.
beberapa desa dimana pada setiap kecamatan akan diwakilkan oleh 3 desa sebagai
titik lokasi sampel . Daerah pengambilan sampel digambarkan pada bagan berikut
ini :
Kabupaten Karo
Wawancara langsung
kepada petani untuk mengetahui luas lahan masing-masing kebun petani, berapa
jumlah populasi tanaman, asal tanaman, cara perbanyakan serta jumlah produksi.
Parameter Pengamatan
kopi.
A. Morfologi Batang
1. Penampilan Menyeluruh
2. Tinggi Tanaman
Tinggi pohon diukur pada batang tertinggi, dari tanah sampai atas, spesifik
3. Perwatakan Tanaman
telah ditentukan.
4. Perkembangan Vegetatif
5. Bentuk Stipule
ditentukan
B. Morfologi Daun
1. Bentuk Daun
ditentukan.
telah ditentukan.
3. Panjang Daun
Dipilih dari lima daun tua (<3 buku dari tunas terminal), diukur dari petiol
Dipilih dari lima daun yang tua (<3 buku dari tunas terminal), diukur dari
Diukur dan rata-ratakan lima daun yang telah berumur satu tahun, diukur
telah ditentukan.
ditentukan.
telah ditentukan.
ditentukan.
C. Morfologi Bunga
1. Posisi Pembungaan
telah ditentukan
D. Morfologi Buah
1. Warna Buah
ditentukan
2. Bentuk Buah
ditentukan
3. Ribs Buah
ditentukan.
4. Keteguhan Calyx
telah ditentukan.
5. Tekstur Endocarp
telah ditentukan.
Panjang buah diukur dan dirata-ratakan dari 5 buah hijau yang matang,
Lebar bauh diukur dan dirata-ratakan dari 5 buah hijau dewasa yang
Ketebalan buah diukur dan dirata-ratakan dari 5 buah hijau dewasa yang
ditentukan.
E. Morfologi Biji
Panjang biji diukur dari panjang maksimum rata-rata dari 5 biji HS matang
yang normal.
Lebar biji diukur dan dirata-ratakan dari 5 biji HS dewasa yang normal,
4. Warna Biji
ditentukan.
5. Bentuk Biji
ditentukan.
Hasil
Lokasi Penelitian
yang masing-masing kecamatan diambil 3 desa dan tiap desa diambil 3 petani.
Setiap petani diambil 3 sampel tanaman kopi yang akan diidentifikasi sehingga
beberapa petani yang memiliki lahan dan tanaman kopi sendiri (Tabel 1).
Ketinggian
Kode
Kecamatan Desa Tempat Titik Koordinat
Genotipe
(mdpl)
N 03°01.525'
K1 1277
E 098°32.136'
Ergaji N 03°01.734'
K2 1264
E 098°32.100'
N 03°02.018'
K3 1248
E 098°31.891'
N 03°01.279'
K4 1280
E 098°32.852'
Merek Dokan N 03°01.280
K5 1283
E 098°32.843'
N 03°01.229'
K6 1282
E 098°32.734'
N 03°00.304'
K7 1302
E 098°32.488'
Mulia Rakyat N 03°00.288'
K8 1291
E 098°32.320'
N 03°00.285'
K9 1296
E 098°32.316''
N 03°11.154'
K10 1320
Sukandebi E 098°26.356'
N 03°10.258'
K11 1280
E 098°26.765'
N 03°10.925'
K12 1324
E 098°26.980'
N 03°11.591'
K13 1351
E 098°26.753'
Naman N 03°11.585'
K14 1359
Naman Teran E 098°26.738'
N 03°11.141'
K15 1311
E 098°26.088'
N 03°11.511'
K16 1334
E 098°24.772'
Kuta Rakyat N 03°12.116'
K17 1359
E 098°24.502'
N 03°12.123'
K18 1350
E 098°24.511'
N 3°7' 17. 35''
K19 1220
E 98°28'38.09''
Lingga N 3°7'17. 29''
K20 1224
E 98°28'40. 26''
N 3°7'17. 51''
K21 1217
E 98°28'38.49''
N 3°7'53.89''
K22 1226
E 98°28'22.22''
Simpang Empat Lingga Julu N 3°7'49.14''
K23 1221
E 98°2817.34''
N 3°7'48.79''
K24 1212
E 98°28'16.86''
N 3°8'42.03
K25 1250
E 98°27'52.17
Ndokum N 3°9'7.83''
K26 1288
Siroga E 98°28'25.44''
N 3°9'7.75''
K27 1287
E 98°28'25.9''
1 cm
1 cm 1 cm
1 cm 1 cm 1 cm 1 cm
1 cm
1 cm 1 cm
1 cm 1 cm 1 cm 1 cm
1 cm
1 cm 1 cm
1 cm 1 cm 1 cm 1 cm
1 cm
1 cm
1 cm
1 cm 1 cm
1 cm 1 cm
1 cm
1 cm 1 cm
1 cm
1 cm 1 cm 1 cm
1 cm
1 cm 1 cm
1 cm 1 cm 1 cm 1 cm
1 cm
1 cm 1 cm
1 cm 1 cm 1 cm 1 cm
1 cm
1 cm 1 cm
1 cm 1 cm 1 cm 1 cm
1 cm
1 cm 1 cm
1 cm 1 cm 1 cm 1 cm
1 cm
1 cm 1 cm
1 cm 1 cm 1 cm 1 cm
1 cm
1 cm 1 cm
1 cm 1 cm 1 cm 1 cm
1 cm
1 cm
1 cm
1 cm 1 cm 1 cm 1 cm
1 cm
1 cm 1 cm
1 cm 1 cm 1 cm 1 cm
1 cm
1 cm
1 cm
1 cm 1 cm 1 cm 1 cm
1 cm
1 cm
1 cm
1 cm 1 cm 1 cm 1 cm
1 cm
1 cm 1 cm
1 cm 1 cm 1 cm 1 cm
1 cm
1 cm 1 cm
1 cm 1 cm
1 cm 1 cm
1 cm
1 cm 1 cm
1 cm 1 cm 1 cm 1 cm
1 cm
1 cm
1 cm
1 cm 1 cm 1 cm 1 cm
1 cm
1 cm 1 cm
1 cm 1 cm
1 cm 1 cm
1 cm
1 cm 1 cm
1 cm 1 cm 1 cm 1 cm
1 cm
1 cm 1 cm
1 cm 1 cm 1 cm 1 cm
1 cm
1 cm 1 cm
1 cm 1 cm 1 cm 1 cm
1 cm
1 cm 1 cm
1 cm
1 cm 1 cm 1 cm
1 cm
1 cm 1 cm
1 cm 1 cm 1 cm 1 cm
1 cm
1 cm
1 cm
1 cm 1 cm 1 cm 1 cm
1 cm
1 cm
1 cm
1 cm 1 cm 1 cm 1 cm
Hubungan Kekerabatan
Kabupaten Karo diperoleh nilai hubungan kekerabatan yang dapat dilihat pada
Tabel 29. Hubungan kekerabatan 27 aksesi kopi di Kabupaten Karo dilihat dari
Dissimilarity matrix
37 K8 K4 7.171
38 K26 K11 7.189
39 K25 K21 7.223
40 K18 K16 7.230
41 K8 K3 7.231
42 K26 K22 7.253
43 K13 K8 7.350
44 K19 K8 7.368
45 K8 K5 7.401
46 K26 K15 7.450
47 K21 K8 7.488
48 K25 K8 7.520
49 K24 K8 7.579
50 K26 K21 7.604
51 K23 K8 7.955
52 K27 K8 7.961
53 K8 K1 8.000
54 K8 K6 8.100
55 K22 K8 8.109
56 K8 K2 8.200
57 K18 K8 8.282
58 K16 K8 8.643
59 K17 K8 8.790
60 K26 K8 8.813
semakin kecil nilai koefisien antar variable satu dengan yang lainnya, maka
hubungan kekerabatan antar dua variable semakin dekat atau semakin besar
maka hubungan kekerabatan antar dua variable semakin jauh atau berbeda.
yang terdekat terdapat pada K10 dan K9 yaitu sebesar 0.759, sedangkan hubungan
Pembahasan
penampilan menyeluruh berbentuk semak yang terdapat pada K1, K11, K20, K23,
K25, dan K27, penampilan menyeluruh berbentuk kerucut terdapat pada K6, K7,
terdapat pada K2, K3, K4, K5, K8, K9, K10, K12, K14, K15, K16, K17, K22 dan
K26. Pada parameter tertinggi tanaman diketahui bahwa tinggi tanaman tertinggi
terdapat pada K4 yaitu 420 cm sedangkan tinggi tanaman terendah terdapat pada
K18 yaitu 130 cm. Pada parameter perwatakan tanaman hanya terdapat 2 variasi
yaitu berbentuk semak yang dapat dilihat dari tinggi tanaman yaitu terdapat pada
K1, K5, K6, K7, K23, K25, dan K27, perwatakan tanaman yang berbentuk pohon
pendek yaitu terdapat pada K2, K3, K4, K8, K9, K10, K11, K12, K13, K14, K15,
K16, K19, K20, K21, K22, K24, dan K26. Pada parameter perkembangan
terdapat pada K1, K2, K3, K4, K5, K6, K7, K8, K9, K10, K11, K12, K13, K14,
K16, K17, K18, K19, K20, K24, K25, dan K26, dan perkembangan vegetative
sympodial yaitu terdapat pada K15, K21, K22, K23, dan K27. Pada parameter
berbentuk stipule terdapat 5 variasi yaitu berbentuk segitiga sama sisi terdapat
pada K1, K3, K5, K7, K8, K9, K10, K11, K12, K15, K17, K19, K23, K24, K26
dan K27, bentuk stipule oval terdapat pada K6, K13, K14, K21 dan K22, bentuk
stipule segitiga terdapat pada K4, K16 dan K20, bentuk stipule bulat terdapat pada
bentuk ujung daun, warna daun muda, warna petiol daun, warna daun pucuk
muda, warna daun dewasa, pola venation dan ukuran daun (panjang, lebar dan
petiol daun). Pada parameter bentuk daun terdapat 4 variasi yaitu berbentuk elips
terdapat pada K2, K4, K5, K6, K7, K13, K14, K15, K16, K21, K23, K24, K25,
K27, bentuk daun ovul terdapat pada K1, K8, K12, K18, dan K20, bentuk daun
lanset terdapat pada K3, K9, K10, K11, K17, K19, dan K22, dan bentuk daun
agak budar hanya terdapat pada K26. Pada parameter bentuk ujung daun terdapat
4 variasi yaitu bentuk ujung daun apiculate terdapat pada K1, K2, K4, K5, K7,
K8, K9, K10, K11, K12, K13, K14, K15, K18, K20, K21, K22, K23, K24, K25,
dan K27, bentuk ujung daun acuminate terdapat pada K3, K17 dan K19, bentuk
ujung daun akut terdapat pada K6 dan K16, dan bentuk ujung daun bundar
terdapat pada K26. Pada parameter warna daun muda terdapat 2 variasi yaitu
warna daun muda kehijauan terdapat pada K1, K4, K12, K16, K24, K25, dan K
26, dan berwarna hijau terdapat pada parameter K2, K3, K5, K6, K7, K8, K9,
K10, K11, K13, K14, K15, K17, K18, K19, K20, K21, K22, K23 dan K27. Pada
parameter warna petiol daun terdapat 1 variasi yaitu berwarna hijau yang terdapat
pada 27 aksesi kopi yang diidentifikasi. Pada parameter warna daun pucuk muda
terdapat 1 variasi yaitu berwarna hijau yang terdapat pada 27 aksesi kopi yang
berwarna hijau tua yang terdapat pada 27 aksesi kopi yang diidentifikasi. Pada
parameter pola venation pada daun hanya terdapat 1 variasi yaitu menyirip yang
terdapat pada 27 aksesi kopi yang diidentifikasi. Pada parameter ukuran daun,
meliputi panjang daun, lebar daun, dan panjang petiol daun, panjang daun yang
terpendek terdapat pada K13 yaitu sebesar 111 mm, lebar daun yang tertinggi
terdapat pada K21 yaitu sebesar 75,2 mm sedangkan lebar daun terendah terdapat
pada K13 yaitu sebesar 47, 2 mm dan panjang petiol daun terpanjang terdapat
pada K18 yaitu sebesar 15, 2 mm sedangkan panjang petiol daun terpendek
batang tua yang terdapat pada 27 aksesi kopi yang diidentifikasi. Pada parameter
jumlah bunga Axil-1 yang tertinggi terdapat pada K25 yaitu sebesar 72 Axil-1
sedangkan yang terendah terdapat pada K13 yaitu sebesar 35 Axil-1. Pada
bentuk buah, ribs buah, keteguhan calyx, tekstur endocarp, panjang buah, lebar
buah, dan ketebalan pulp. Pada parameter warna buah terdapat 3 variasi yaitu
berwarna orange-merah terdapat hanya pada K16, buah berwarna merah terdapat
pada K1, K2, K4, K17 dan K24, buah berwarna merah-ungu terdapat pada K3,
K5, K6, K7, K8, K9, K10, K11, K12, K13, K14, K15, K18, K19, K20, K21, K22,
K23, K25, K26, K27. Pada parameter bentuk buah terdapat 4 variasi yaitu
berbentuk bundar terdapat pada K1, K9, K13, K17, K20, K22, K23, K26 dan
K27,buah berbentuk agak bulat terdapat pada K2, K3, K5, K6, K7, K10, K12,
K14, K18, K19,dan K25, buah berbentuk elips terdapat pada K4, K11, K15, K16,
dan K21, buah berbentuk oblong terdapat pada K8 dan K24. Pada parameter ribs
buah terdapat adanya ribs buah pada K1, K4, K8, K9, K10, K12, K15, K19, K22,
K23, K25 dan K27, dan tidak adanya ribs buah terdapat pada K2, K3, K5, K6, K7,
K11, K13, K14, K16, K17, K18, K20, K21, K24 dan K26. Pada parameter
keteguhan calys terdapat 2 variasi yaitu keteguhan calys utuh yang terdapat pada
K1, K2, K4, K8, K14, K15, 16, K20, K21, K24, K25 dan K27, sedangkan
keteguhan calyx tidak utuh terdapat pada K3, K5, K6, K7, K9, K10, K11, K12,
K13, K17, K18, K19, K22, K23 dan K26. Pada parameter tekstur endocarp
terdapat 2 variasi yaitu coriaceous yang terdapat pada K2, K5, K6, K11, K13,
K16, K19, K22, K23, K24, K25 dan K26 dan subcoriaceous terdapat pada K1,
K3, K4, K7, K8, K9, K10, K12, K14, K15, K17, K18, K20, K21, dan K27. Pada
parameter panjang buah terdapat panjang buah yang terpanjang terdapat pada K24
sebesar 19,6 mm, sedangkan panjang buah terpendek terdapat pada K22 sebesar
13,2 mm. Pada parameter lebar buah terdapat lebar buah tertinggi pada K4 yaitu
sebesar 16,6 mm, sedangkan lebar buah terendah terdapat pada K22 sebesar 7,4
mm. Pada parameter ketebalan buah terdapat ketebalan buah tertinggi terdapat
pada K23 yaitu sebesar 27 mm, sedangkan ketebalan buah terendah terdapat pada
K22 sebesar 12,7 mm. Pada parameter ketebalan pulp terdapat 2 variasi yaitu
ketebalan pulp tebal terdapat pada K7, K8, K11, K13, dan K25, sedangkan
ketebalan pulp tipis terdapat pada K1, K2, K3, K4, K5, K6, K8, K9, K10, K12,
K14, K15, K16, K17, K18, K19, K20, K21, K22, K23, K24, K26 dan K27.
ketebalan biji, warna biji, bentuk biji,berat basah 100 biji dan berat kering 100
biji. Pada parameter panjang biji terpanjang yaitu terdapat pada K23 sebesar 14,8
mm, sedangkan biji terpendek terdapat pada K17 sebesar 11,4 mm. Pada
parameter lebar biji terdapat lebar biji tertinggi pada K14 dan K17 sebesar 9,2
mm, sedangkan lebar biji terendah terdapat pada K26 dan K27 sebesar 7,2 mm.
Pada parameter ketebalan biji terdapat ketebalan biji tertinggi terdapat pada K7
13,5 mm, sedangkan ketebalan biji terendah terdapat pada K26 sebesar 11,4 mm.
Pada parameter warna buah terdapat 2 variasi yaitu warna biji kuning terdapat
pada K1, K2, K3, K4, K5, K6,K7, K9, K10, K11, K12, K13, K14, K15, K16,
K17, K18, K19, K20, K21, K22, K23, K24, K25, K26 dan K27, sedangkan warna
biji coklat ungu hanya terdapat pada K8. Pada parameter bentuk biji terdapat 3
variasi yaitu bentuk biji agak bulat terdapat pada K7 dan K18, sedangkan bentuk
biji elips terdapat pada K1, K2, K3, K4, K5, K6, K7, K9, K10, K11, K12, K13,
K14, K16, K19, K20, K22, K23, K25, K26 dan K27, dan bentuk biji oblong
terdapat pada K8, K15, K21, dan K24. Pada parameter berat basah 100 biji
tertinggi terdapat pada K23 sebesar 178,53 gr, sedangkan berat basah terendah
terdapat pada K1 sebesar 122,38 gr. Pada parameter berat kering 100 biji tertinggi
terdapat pada K23 sebesar 43,29 gr,sedangkan berat kering 100 biji terendah
desa pada Kabupaten Karo diketahui bahwa sebagian besar petani menanam
tanaman kopi jenis Arabika. Petani juga mengatakan bahwa tanaman kopi sering
terserang oleh hama dan penyakit yang menyerang batang dan buah tanaman kopi
maka diperlukan ukuran untuk mengukur seberapa mirip atau berbeda masing-
masing obyek tersebut. Ukuran tersebut dinyatakan dalam jarak obyek satu ke
jarak obyek lainnya yang akan digunakan dalam membentuk kelompok dari
cluster yang terbagi dalam dua macam, yaitu metode hierarki dan nonhierarki
(Sunarso, 2008). Sehingga teknik cluster analisis ini diterapkan pada data hasil
pengamatan 19 karakter kualitatif dari 27 aksesi kopi yang diteliti dan terdapat
scale) 19, 22, dan 25. Analisis hubungan kekerabatan berdasarkan karakter
hanya terdapat pada aksesi K8 yang memiliki karakter khusus, yaitu warna biji
kelompok kedua yang disatukan oleh karakter khusus yaitu warna biji yang
berwarna kuning.
terdiri dari aksesi K8 yang memiliki karakter khusus, yaitu warna biji yang
berwarna coklat ungu. Kelompok kedua (II) hanya terdiri dari aksesi K26 yang
memiliki karakter khusus yaitu memiliki bentuk daun agak bundar dan bentuk
ujung daun yang bundar dan aksesi lainnya termasuk kedalam kelompok ketiga
(III).
menunjukkan adanya 4 kelompok yaitu kelompok pertama (I) hanya terdiri dari 1
aksesi yaitu K8. Kelompok kedua (II) hanya terdiri dari 1 aksesi yaitu K26.
Kelompok ketiga (III) terdiri dari 2 aksesi yaitu K24 dan K16 yang memiliki
karakter khusus yang berbeda yaitu bentuk menyeluruh, bentuk stipule, bentuk
ujung daun, dan bentuk biji. Kelompok keempat (IV) terdiri dari aksesi 23 aksesi
yaitu, K1, K2, K3, K4, K5, K6,K7, K9, K10, K11, K12, K13, K14, K15, K17,
rentang nilai koefisien ketidakmiripan berkisar 0,789 dan 8.813. Nilai persentase
K10 yaitu sebesar 0,789 dengan 1 perbedaan karakter dari 19 karakter yang
diperoleh pada K26 dan K8 yaitu sebesar 8.813 dengan 9 perbedaan karakter dari
19 karakter yang diamati yaitu bentuk ujung daun, bentuk daun, warna daun
muda, bentuk buah, ribs buah, keteguhan calyx, tekstur endocarp, ketebalan pulp
dan warna biji. Tingkat kemiripan antar 27 aksesi kopi yang diidentifikasi di
Kabupaten Karo menunjukkan nilai koefisien yang relative dekat. Hal ini sesuai
dengan literature Cahyarini dkk (2004) yang menyatakan bahwa jarak kemiripan
dikatakan jauh apabila kurang dari 0.6 atau 60% sehungga pengelompokkan
kecil.
Kesimpulan
(bundar, agak bulat, elips), bentuk biji (bundar, agak bulat, elips,
oblong).
Saran
DAFTAR PUSTAKA
Anggari, R. 2018. Identifikasi Morfologi Kopi Lanang Dan Kopi Biasa Robusta
Lampung. Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Hadiati, S., Fitriana, N,. dan Kuswandi. 2016. Karakterisasi Dan Evaluasi Koleksi
Sumber Daya Genetik Durian Berdasarkan Karakter Morfologi Buah.
Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika. Sumatera Barat. Padang.
Hia, E., Rahmanta, G., dan Satia, N, L. 2012. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Ekspor Kopi Arabika Di Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara.
Medan.
Mawardi, S., Geographic Coffee from Indonesia and its Potential to Support
World Espresso Coffee Industry, 39th International Coffee Day
Conference, Trieste (Italy), 12 November 2008.
Najiyati, S dan Danarti. 2007. Kopi: Budidaya dan Penanganan Lepas Panen.
Penebar Swadaya. Jakarta
Panggabean, E. 2011. Buku Pintar Kopi. Jakarta Selatan : PT. Agro Media
Pustaka hlm 124-1132.
Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia. 2014. Warta Pusat Penelitian Kopi
dan Kakao Indonesia. Jawa Timur.
Rahardjo P. 2012. Panduan Budi Daya dan Pengolahan Kopi Arabika dan
Robusta. Trias QD, editor. Jakarta(ID): Penerbar Swadaya.
Sari, R. P. 2017. Eksplorasi dan identifikasi tanaman kopi arabika (coffea arabica
l.) Di kabupaten kerinci provinsi jambi. Skripsi. Universitas Andalas.
Padang.
Soetriono., Hidayat, A., Marta, F. dan Dwi, R. 2017. Daya saing Agribisnis Kopi
Robusta. Intimedia. Malang ISBN : 978-602-1507-50-6
Van Steenis, C. G. G. J., Hoed, G. D. dan Eyma, P. J. 2008. Flora Untuk Sekolah
di Indonesia. Jakarta : PT Pradnyya Paramita.
LAMPIRAN
19. Disna Ginting Desa Lingga, Kecamatan Simpang Empat 0. 2 3x5 3 Arabika Stek K19
20. Sobat Sinulingga Desa Lingga, Kecamatan Simpang Empat 0. 4 3x3 5 Arabika Stek K20
21. S. Tarigan Desa Lingga, Kecamatan Simpang Empat 0. 3 3x3 7 Arabika Stek K21
22. Lehan Sinuraya Desa Lingga Julu, Kecamatan Simpang Empat 0. 2 3x4 6 Arabika Biji K22
23. Enda Surbakti Desa Lingga Julu, Kecamatan Simpang Empat 0.3 3x3 6 Arabika Biji K23
24. K. Sitepu Desa Lingga Julu, Kecamatan Simpang Empat 0.3 3x4 5 Arabika Stek K24
25. Irna Sinulingga Desa Ndokum Siroga, Kecamatan Simpang 0.4 3x4 6 Arabika Stek K25
Empat
26. T. Sembiring Desa Ndokum Siroga, Kecamatan Simpang 0. 4 3x3 7 Arabika Stek K26
Empat
27. S. Surbakti Desa Ndokum Siroga, Kecamatan Simpang 2 2x2 10 Arabika Stek K27
Empat
Agglomeration Schedule
Cluster Combined Stage Cluster First Appears
1 9 10 .759 0 0 3
2 14 20 2.294 0 0 8
3 3 9 2.311 0 1 5
4 23 27 2.809 0 0 20
5 3 19 2.851 3 0 13
6 15 21 3.181 0 0 20
7 5 6 3.292 0 0 14
8 2 14 3.460 0 2 17
9 4 12 3.548 0 0 12
10 7 13 3.648 0 0 14
11 16 24 3.747 0 0 24
12 1 4 3.827 0 9 18
13 3 22 3.991 5 0 16
14 5 7 4.030 7 10 16
15 17 18 4.298 0 0 23
16 3 5 4.398 13 14 17
17 2 3 4.584 8 16 19
18 1 25 4.732 12 0 22
19 2 11 4.755 17 0 21
20 15 23 4.928 6 4 21
21 2 15 5.051 19 20 22
22 1 2 5.246 18 21 23
23 1 17 5.478 22 15 24
24 1 16 5.912 23 11 25
25 1 26 6.604 24 0 26
26 1 8 7.615 25 0 0
Cluster Membership
Case 3 Clusters
1:K1 1
2:K2 1
3:K3 1
4:K4 1
5:K5 1
6:K6 1
7:K7 1
8:K8 2
9:K9 1
10:K10 1
11:K11 1
12:K12 1
13:K13 1
14:K14 1
15:K15 1
16:K16 1
17:K17 1
18:K18 1
19:K19 1
20:K20 1
21:K21 1
22:K22 1
23:K23 1
24:K24 1
25:K25 1
26:K26 3
27:K27 1