Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mangga atau mempelam adalah nama sejenis buah, demikian pula
nama pohonnya. Mangga termasuk ke dalam marga Mangifera, yang
terdiri dari 35-40 anggota dansuku Anacardiaceae. Nama ilmiahnya
adalah Mangifera indica. Pohon mangga termasuk tumbuhan tingkat
tinggi yang struktur batangnya (habitus) termasuk kelompok arboreus,
yaitu tumbuhan berkayu yang mempunyai tinggi batang lebih dari 5 m.
Mangga bisa mencapai tinggi 10–40 m.
Pengendalian gulma umumnya proses budidaya tanaman manga
adalah pengendalian gulma Piringan (Barus 2003). Piringan adalah
pekerjaan membasmi dan membersih rumput (gulma) yang tumbuh di
piringan pokok termasuk tunggul dan kayu (Risza 2010).
Piringan dilakukan di sekitar lahan tanaman manga berfungsi
sebagai tempat untuk menyebarkan pupuk agar efisien diserap tanaman.
Selain itu, piringan juga merupakan daerah jatuhnya buah mangga. Karena
itu, kondisi piringan senantiasa bersih dari gangguan gulma. Piringan
merupakan daerah yang berada di sekitar pohon manga yang berbentuk
lingkaran dengan diameter ± 2 m. Pemeliharaan piringan juga bertujuan
antara lain untuk, mengurangi kompetisi gulma terhadap tanaman dalam
penyerapan unsur hara, air,dan sinar matahari, mempermudah pekerja
untuk melakukan pemupukan dan kontrol di lapangan bagi tanaman yang
ditanam.
Tanaman kacang-kacangan penutup tanah adalah setiap tanaman
tahunan, dua tahunan, atau tahunan tumbuh sebagai monokultur (satu jenis
tanaman tumbuh bersama-sama) atau polikultur (beberapa jenis tanaman
tumbuh bersama-sama), untuk memperbaiki berbagai kondisi yang terkait
dengan pertanian berkelanjutan. Tanaman penutup tanah sangat penting,
alat berkelanjutan yang digunakan untuk mengelola kesuburan tanah,
kualitas tanah, air, gulma (tanaman yang tidak diinginkan yang membatasi

1
potensi produksi tanaman), hama (binatang yang tidak diinginkan,
biasanya serangga, yang membatasi potensi produksi tanaman), penyakit,
dan keragaman dan satwa liar di agroekosistem (Lu et al 2000). Legume
cover crop (LCC) adalah tanaman dari genus Leguminosa (buah
berpolong/ kacangan). Menanam legume cover crop di perkebunan
mangga adalah salah satu tahapan pekerjaan yang penting.
Teras adalah bangunan konservasi tanah dan air yang dibuat
dengan penggalian dan pengurugan tanah, membentuk bangunan utama
berupa bidang olah, guludan, dan saluran air yang mengikuti kontur serta
dapat pula dilengkapi dengan bangunan pelengkapnya seperti saluran
pembuangan air (SPA) dan terjunan air yang tegak lurus kontur. (Yuliarta
et al., 2002). Sedangkan menurut Sukartaatmadja (2004), teras adalah
bangunan konservasi tanah dan air secara mekanis yang dibuat untuk
memperpendek panjang lereng dan atau memperkecil kemiringan lereng
dengan jalan penggalian dan pengurugan tanah melintang lereng. Tujuan
pembuatan teras adalah untuk mengurangi kecepatan aliran permukaan
(run off) dan memperbesar peresapan air, sehingga kehilangan tanah
berkurang.
Terasering adalah bangunan konservasi tanah dan air yang secara
mekanis dibuat untuk memperkecil kemiringan lereng atau mengurangi
panjang lereng dengan cara menggali dan mengurug tanah melintang
lereng. Definisi lain dari terasering adalah suatu pola atau teknik bercocok
tanam dengan sistem bertingkat (berteras- teras) sebagai upaya
pencegahan erosi tanah.
B. Tujuan
1. Mengetahui cara pembibitan Legum Cover Crop
2. Mengetahui jenis- jenis Legum Cover Crop
3. Mengetahui menfaat Legum Cover Crop
4. Mengetahui cara pengelolaan lahan dengan system terasering

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Cover Crop


Tanaman penutup tanah/Legume Cover Crop adalah tanaman yang
dibudidayakan untuk memperbaiki berbagai kondisi yang terkait dengan
pertanian berkelanjutan. Tanaman penutup tanah sangat penting dan juga
merupakan salah satu alat berkelanjutan yang digunakan untuk mengelola
kesuburan tanah, kualitas tanah, air, gulma (tanaman yang tidak diinginkan
yang membatasi potensi produksi tanaman), hama (binatang yang tidak
diinginkan, biasanya serangga, yang membatasi potensi produksi
tanaman), penyakit, dan keragaman dan satwa liar di dalam agroekosistem
(Lu et al 2000).
Meskipun tanaman penutup dapat melakukan beberapa fungsi
dalam suatu agroekosistem secara bersamaan, mereka sering ditanam
untuk tujuan tunggal yaitu mencegah erosi tanah. Pencegahan erosi tanah
yaitu dengan cara yang diperbaiki lagi dan dapat mengurangi kapasitas
produktif suatu agroekosistem. tanaman penutup padat berdiri secara fisik,
memperlambat kecepatan curah hujan sebelum kontak permukaan tanah,
mencegah tanah percikan dan aliran permukaan yg menyebabkan. Dengan
mengurangi erosi tanah, tanaman penutup seringkali juga mengurangi baik
tingkat dan kuantitas air yang mengalir di luar lapangan, yang biasanya
akan menimbulkan risiko lingkungan perairan dan ekosistem hilir
(Romkens et al 1990, Dabney et al 2001).
Tanaman penutup juga bersaing dengan gulma selama masa
pertumbuhan tanaman penutup tanah, dan dapat mencegah biji gulma yang
paling berkecambah dari menyelesaikan siklus hidup mereka dan
mereproduksi. Jika tanaman penutup pada permukaan tanah tersisa
daripada dimasukkan ke dalam tanah, dapat djadikan sebagai pupuk hijau
setelah pertumbuhan yang dihentikan, dapat membentuk tikar hampir tak
tertembus. Hal ini secara drastis mengurangi transmitansi cahaya untuk

3
bibit gulma, yang dalam banyak kasus mengurangi tingkat perkecambahan
biji gulma (Teasdale 1993).
Cover crop / tanaman penutup dapat meningkatkan kualitas tanah
dengan meningkatkan tingkat bahan organik tanah melalui input tutupan
biomassa tanaman dari waktu ke waktu. Peningkatan bahan organik tanah,
meningkatkan struktur tanah, serta memegang air dan gizi dan kapasitas
datar tanah (Patrick et al 1957).
Banyak jenis cover crop yang telah dikenal oleh masyarakat.
Misalnya saja LCC Calopogonium mucunoides (CM) dimana tumbuhan
ini tumbuh merambat dan menjalar, tidak mempunyai pengaruh buruk
terhadap manga. Calopogonium mucunoides (CM) bersifat cepat tumbuh
(perintis), toleran terhadap tanah yang tidak subur. Ukuran biji kecil
dengan warna gelap kemerahan dan bermotif, (Teasdale 1993).

Manfaat pembangunan penutup tanah adalah sebagai berikut:

1. Menekan pertumbuhan gulma sehingga dapat menekan biaya


pengendalian gulma.
2. Memperbaiki kondisi fisik tanah yaitu aerasi dan menjaga kelembaban
tanah.
3. Mengurangi erosi tanah yang secara langsung akan memelihara tekstur
tanah dan mengurangi pencucian/kehilangan hara.
4. Memperbaiki sifat kimia tanah dengan mengikat N dari udara,
kemudian mengolah dan melepaskannya kedalam tanah melalui bintil
akar dalam bentuk bahan organik (produksi humus).
5. Mempertahankan kelembaban dan kandungan air tanah dengan
mengurangi penguapan air permukaan, menyimpan air dan
mengurangi suhu tanah.
6. Mempercepat dekomposisi bahan organic

4
Dalam memilih tanaman yang akan digunakan sebagi lcc, diperlukan
criteria tertentu. Kriteria yang digunakan dalam memilih legume cover
crop antara lain:
1. Sistem perakarannya tidak mengganggu tanaman utama
2. Bukan pesaing berat bagi tanaman utama dalam penyerapan unsur hara
dan air.
3. Mudah diperbanyak baik secara vegetatif maupun generative
4. Pertumbuhannya cepat dan berpotensi menekan gulma.
5. Tahan terhadap hama, penyakit dan kekeringan serta bukan merupakan
tanaman inang bagi hama dan penyakit tanaman utama.
6. Memberikan bahan organik yang tinggi

Pohon mangga berperawakan besar, dapat mencapai tinggi 40 m atau


lebih, meski kebanyakan mangga peliharaan hanya sekitar 10 m atau
kurang. Batang mangga tegak, bercabang agak kuat; dengan daun-daun
lebat membentuk tajuk yang indah berbentuk kubah, oval atau memanjang,
dengan diameter sampai 10 m. Kulit batangnya tebal dan kasar dengan
banyak celah-celah kecil dan sisik-sisik bekas tangkai daun. Warna
pepagan (kulit batang) yang sudah tua biasanya coklat keabuan, kelabu tua
sampai hampir hitam.Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang,
sangat panjang hingga bisa mencapai 6 m. Akar cabang makin ke bawah
semakin sedikit, paling banyak akar cabang pada kedalaman lebih kurang
30–60 cm.

Mangga terutama ditanam untuk buahnya. Buah yang matang umum


dimakan dalam keadaan segar, sebagai buah meja atau campuran es, dalam
bentuk irisan atau diblender. Buah yang muda kerapkali dirujak, atau
dijajakan di tepi jalan setelah dikupas, dibelah-belah dan dilengkapi
bumbugaram dengan cabai. Buah mangga juga diolah sebagai manisan,
irisan buah kering, dikalengkan dan lain-lain. Di pelbagai daerah di
Indonesia, mangga (tua atau muda) yang masam kerap dijadikan campuran
sambal atau masakan ikan dan daging.

5
Biji mangga dapat dijadikan pakan ternak atau unggas; di India bahkan
dijadikan bahan pangan pada masa paceklik. Daun mudanya dilalap atau
dijadikan sayuran. Kayu mangga cukup kuat, keras dan mudah dikerjakan;
namun kurang awet untuk penggunaan di luar. Kayu ini juga dapat
dijadikanarang yang baik.

Daun mangga mengandung senyawa organik tarakserol-3beta dan


ekstraketil asetat yang bersinergis dengan insulin mengaktivasi GLUT4,
dan menstimulasi sintesis glikogen, sehingga dapat menurunkan
gejalahiperglisemia.

B. Teknik Piringan
Dalam teknik pemeliharaan piringan baik secara manual yaitu tenaga
manusia dengan menggunakan cangkul. Pemeliharaan piringan secara
kimia dapat dilakukan dengan menggunakan herbisida, itu merupakan
tekik yang sangat cepat tetapi mengandung banyak resiko. Dalam
pembuatan piringan biasanya dilakukan secara manual terlebih dahulu
setelah itu dilakukan secara chemis. Dengan manual biasanya untuk
membentuk piringan pada pokok sesuai dengan diameter yang di
tentukan,dengan membabat gulma yang tumbuh di sekitar piringan.

Setelah piringan pada setiap pokok sudah mulai terbentuk kemudian


dilakukan secara chemis dengan menyemprot gulma yang tumbuh dengan
larutan herbisida. Manfaat piringan ini selain untuk membebaskan
persaingan dengan dengan tumbuhan lain dalam menyerap hara juga untuk
memudahkan pemupukan (Risza, 1994).

Pupuk organik sangat bermanfaat bagi peningkatan produksi pertanian


baik kualitas maupun kuantitas,mengurangi pencemaran lingkungan, dan
meningkatkan kualitas lahan secara berkelanjutan. Selain itu pupuk
organik cair juga memiliki bahan pengikat, sehingga larutan pupuk yang
diberikan dapat langsung digunakan oleh tanaman(Gusniwati,2012).
Pemberian bahan organik sebagai pupuk memberikan pengaruh yang

6
sangat kompleks bagi pertumbuhan tanaman, karena kemampuannya
memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah (Arsyad.2012). Pemberian pupuk
organik kascing merupakan satu upaya yang dapat dilakukan untuk
memperbaiki sifat fisik dan biologi tanah (Sembiring,2013).

C. Teknik Terasering
Terassering adalah suatu konsep yang digunakan untuk meletakkan
tanaman dengan system yang bertingkat-tingkat. Lahan yang paling cocok
dan pas digunakan untuk terassering adalah lahan yang bentuknya miring.
Lahan seperti ini biasanya ditemukan didaerah perbukitan. Bentuk tanah
atau lahan yang miring akan memudahkan kita untuk membuat konsep
penataan , karewna tinggal menyusaikan derajat kemiringan tersebut,
namun demikian bukan berarti lahan yang bentuknya datar tidak bisa
digunakan untuk membuat terassering . Ada banyak keutungan jika
menggunakan konsep seperti ini (Arsyad, S. 1986).
Pembuatan terasering bermanfaat untuk meningkatkan peresapan
air ke dalam tanah dan mengurangi jumlah aliran permukaan sehingga
memperkecil resiko pengikisan oleh air. Selain memiliki manfaat,
pembuatan terasering juga mempunyai fungsi tertentu. Berikut adalah
beberapa fungsi dari terasering, yaitu:
 Menjaga dan meningkatkan kestabilan lereng.
 Memperbanyak resapan air hujan ke dalam tanah
 Mengurangi run off atau kecepatan aliran air di permukaan tanah
 Mempermudah perawatan atau konservasi lereng
 Mengurangi panjang lereng atau memperkecil tingkat kemiringan
lereng.
 Mengendalikan arah aliran air menuju ke daerah yang lebih rendah
sehingga tidak terkonsentrasi pada satu tempat.
 Menampung dan menahan air pada lahan miring (baca : Manfaat
Penampungan Air).

7
D. Bentuk-bentuk Terasering
Terasering dapat dikelompokkan dengan berbagai macam cara.
Menurut bentuknya, terasering dikategorikan ke dalam 8 bentuk yaitu teras
kredit, teras individu, teras datar, teras guludan, teras bangku, teras batu,
teras saluran dan teras kebun. Berikut adalah penjelasannya:
1. Teras kredit
Jenis terasering yang pertama yaitu teras kredit. Definisi teras
kredit yakni suatu teras dengan bentuk guludan tanah atau batu yang
sejajar kontur. Teras ini menggabungkan guludan dan saluran air
menjadi satu. Syarat yang harus dipenuhi dalam pembuatan teras kredit
adalah kemiringan lereng antara 3 sampai 10 persen dengan kedalaman
tanah lebih dari 30 cm, tanah harus mempunyai daya resap air yang
tinggi dan tidak ada kanal yang rawan longsor (baca : Penyebab Tanah
Longsor). Pembuatan teras kredit membutuhkan banyak tenaga kerja
dan harus dibuat di daerah yang tidak sering terjadi hujan lebat.
2. Teras kebun
Jenis teras kedua adalah teras kebun. Teras kebun merupakan suatu
teras yang dibuat sejajar kontur dengan bagian lain yang dibiarkan
seperti keadaan aslinya. Maksudnya adalah lahan yang letaknya berada
di antara dua teras yang bersebelahan dibiarkan tidak diolah.
Pembuatan teras kebun dapat dilakukan pada lereng dengan
kemiringan 30 sampai 50 persen. Teras model ini biasa ditanami
tanaman perkebunan yang berfungsi sebagai tumbuhan penutup tanah
(baca : Unsur Pembentuk Tanah).
3. Teras datar
Jenis terasering yang ketiga adalah teras datar atau teras sawah
(level terrace). Teras datar dapat didefinisikan sebagai suatu teras
dengan bentuk tanggul yang sejajar kontur, serta dilengkapi saluran air
di bagian atas dan bawah tanggul. Dalam pembuatan teras datar ada
beberapa syarat yang harus dipenuhi, yaitu kelerengan lahan harus
kurang dari atau sama dengan 3 persen, kedalaman tanah kurang dari

8
30 cm, tanaman yang ditanam adalah tanaman musiman dan berada
pada daerah dengan curah hujan rendah.
4. Teras guludan
Pengertian dari teras guludan yaitu salah satu teras dengan bentuk
guludan yang dibuat melintang lereng. Teras guludan dibuat pada
lereng dengan kemiringan 10 sampai 15 persen dan kedalaman tanah
lebih dari 30 cm. Seperti halnya teras daratan, pembuatan teras
guludan harus berada pada daerah dengan daya resapan air yang tinggi.
Selain itu, diperlukan juga saluran pembuangan air yang aman.
5. Teras bangku
Definisi dari teras bangku adalah suatu teras yang dibuat dengan
memotong lereng sehingga bidang olah miring ke belakang (reverse
back slope) dan membentuk deretan bangku. Teras bangku dilengkapi
dengan saluran pembuangan air dan ditanami rumput untuk
menguatkan teras. Syarat pembuatan teras bangku hampir sama dengan
teras guludan, hanya saja dapat dibuat di daerah dengan daya serap air
yang rendah. Meski demikian, teras bangku sulit diterapkan pada
pertanian yang menggunakan mesin pembajak yang besar serta
membutuhkan modal banyak dalam pembuatannya.
6. Teras individu
Teras individu yaitu suatu teras yang berdiri sendiri bagi setiap
tanaman. Ukuran setiap teras berbeda- beda sesuai dengan jenis
tanamannya. Jenis tumbuhan yang biasa ditanam pada teras ini adalah
tanaman kayu (pohon) dan tanaman penutup tanah. Teras individu
dapat dibuat pada lereng dengan kemiringan antara 10 sampai 50
persen dan kedalaman tanah lebih dari 30 cm..
7. Teras saluran
Teras saluran atau rorak (parit buntu) merupakan suatu teras
dengan bentuk berupa lubang- lubang buntu yang dibuat untuk
menampung endapan- endapan tanah akibat proses sedimentasi.

9
BAB III

METODELOGI PRAKTIKUM

A. Tempat dan Waktu

Praktikum ini dilaksanakan di lahan perkebunan mangga kampus


Polbangtan Gowa. Pelaksanaan praktikum setiap hari kamis pukul 08.00
WITA sampai dengan pukul 12.00 WITA tanggal 15 Mei 2019.
Penanaman cover crop dimulai pada tanggal 27 Mei 2019.

B. Bahan dan alat


1. Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:
- Bibit LCC jenis CM (Calopogonium mucunoides) 40 biji
- Pupuk organic 1 kg
- Tanah/lahan
- Air
- Tanaman serai
2. Alat yang digunakan adalah sebagai berikut:
- Cangkul
- Parang
- Mobil Alsintan
- Sapu lidi
C. Metode/ cara kerja

Metode praktikum ini adalah sebagai berikut:

 Penanaman Cover Crop


- Membersihkan gulma yang ada di bawah pohon manga membuat
lingkaran sesuai dengan ujung daun terluar pohon tersebut.
- Menggemburkan bagian yang sudah dibersihkan
- Lahan yang sudah digemburkan tersebut dibagi menjadi 8 bagian
- Beri masing-masing pupuk disetiap bagian (pupuk yang digunakan
yaitu pupuk organik)

10
- Lalu, tanam benih legume jenis CM (Calopogonium mucunoides)
disetiap bagian sebanyak 5 biji
- Dilakukan pemeliharaan dan pengamatan
- Dicatat hasil pengamatan
 Pengolahan Lahan Dengan Teknis Terasering
- Membersihkan gulma pada lahan yang telah ditentukan
- Menggemburkan tanah pada lahan tersebut
- Kemudian diratakan dengan menggunakan bantuan mobil alsintan
- Lalu dibuat pematang pada setiap petak menggunakan cangkul
- Kemudian setiap pematang ditanami beberapa tanaman serai
- Menyiram serai secara rutin

11
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
Hari/tanggal Tinggi batang Jumlah daun keterangan
Legum Cover Legum Cover
Crop Crop
Kamis, 6 Juni 0 cm 0 Masih
2019 berkecambah
Kamis, 13 Juni 2 cm 3 lembar -
2019
Kamis, 20 juni 4 cm 6 lembar -
2019
Kamis, 27 juni 6 cm 9 lembar -
2019
Kamis, 4 Juli 7 cm 12 lembar -
2019

B. Pembahasan
Tanaman penutup tanah adalah tumbuhan atau tanaman yang
khusus ditanam untuk melindungi tanah dari ancaman kerusakan
oleh erosi dan / atau untuk memperbaiki sifat kimia dan sifat fisik tanah.
Tanaman kacang – kacangan penutup tanah / Cover Crop juga disebut
"pupuk hijau" ini digunakan untuk mengelola berbagai macronutrients
tanah dan mikro. Sebagai contoh di Nigeria, tanaman penutup tanah
Mucuna pruriens (koro benguk) telah ditemukan untuk meningkatkan
ketersediaan fosfor dalam tanah setelah petani menggunakan lebih sedikit
rock phosphate (Vanlauwe et al. 2000). Sehubungan dengan nutrisi,
dampak tanaman pelindung yang ada pada manajemen nitrogen telah
sangat diakui & dinikmati oleh para peneliti dan petani, karena nitrogen
sering menjadi unsur hara yang paling penting dalam produksi tanaman.

12
Cover crop / tanaman penutup yang dikenal sebagai "pupuk hijau"
yang tumbuh dan dimasukkan (oleh olah tanah) ke dalam tanah
sebelumnya mencapai kematangan penuh, dan dimaksudkan untuk
meningkatkan kesuburan tanah dan kualitasnya. Mereka umumnya
polong- polongan, yang berarti mereka adalah bagian dari Fabaceae
(kacang) . Familia Fabaceae ini adalah unik karena semua spesies di
dalamnya menghasilkan polong, seperti kacang, kacang-kacangan, bunga
lupin dan alfalfa. tanaman penutup polongan biasanya tinggi dalam
nitrogen dan sering bisa, untuk berbagai tingkatan, memberikan jumlah N
yang diperlukan untuk produksi tanaman yang biasanya bisa diterapkan
dalam bentuk pupuk kimia ( disebut pupuk pengganti ).
Dengan fungsi utama seperti uraian diatas, maka tanaman yang
digunakan sebagai tanaman penutup tanah secara ideal harus memiliki
syarat sebagai berikut:
1. Bukan merupakan saingan terhadap pengambilan unsur hara, sinar
matahari dan air bagi tanaman utama.
2. Mudah diperbanyak secara vegetatif/ generative
3. Tidak sebagai tanaman inang hama/ penyakit bagi tanaman utama
4. Pertumbuhannya cepat banyak meng-hasilkan daun (memberikan
bahan organik yang tinggi)
5. Resisten terhadap hama/penyakit kekeringan dan naungan
6. Berpotensi menekan perkembangan gulma
7. Tidak mempunyai sifat-sifat yang tidak menyenangkan seperti duri dan
sulur-sulur yang membelit.

Dalam praktikum ini digunakan tanaman penutup tanah jenis Calopogonium


mucunoides (CM). CM memiliki kelebihan dapat tumbuh pada ketinggian 0-300
m diatas permukaan laut, produksi daun selama 5 bulan dapat mencapai 20 ton
sehingga sangat baik sebagai pensuplai unsur N kedalam tanah dan bijinya kecil-
kecil serta memiliki daya tumbuh sedang. Sedangkan kelemahannya yaitu, tidak
tahan bersaing dengan gulma dan berumur pendek.

13
Pada saat penyemaian biji LCC, terjadi biji yang tidak berkecambah. Hal ini
dikarenakan tampat yang terlalu lembab. Setelah silakukan penyemaian kembali,
beberapa biji ada yang tumbuh. Dari biji yang tumbuh tersebut, digunakan
sebanyak 16 benih dari LCC untuk ditanam. Tanaman Cover Crop atau LCC di
Perkebunan. Tanaman cover crop ini digunakan untuk mengatasi erosi dan
sedimentasi terutama pada lahan yang habis dibuka dan sekaligus memberikan
nutrisi pada tanah. Secara komersial dikenal beberapa jenis cover crop seperti
CM, CJ dan PJ. Adapun singkatannta adalah Pueraria javanica (PJ),
Calopogonium mucunoides (CM),dan Crotalaria juncea L (CJ).

Manfaat dari LCC atau tanaman penutup tanah adalah sebagai berikut :

1. Menekan pertumbuhan gulma sehingga dapat menekan biaya pengendalian


gulma.
2. Memperbaiki kondisi fisik tanah yaitu aerasi dan menjaga kelembaban
tanah.
3. Mengurangi erosi tanah yang secara langsung akan memelihara tekstur
tanah dan mengurangi pencucian/kehilangan hara.
4. Memperbaiki sifat kimia tanah dengan mengikat N dari udara, kemudian
mengolah dan melepaskannya kedalam tanah melalui bintil akar dalam
bentuk bahan organik (produksi humus).
5. Mempertahankan kelembaban dan kandungan air tanah dengan
mengurangi penguapan air permukaan, menyimpan air dan mengurangi
suhu tanah.
6. Mempercepat dekomposisi bahan organik
LCC sering ditanam untuk tujuan tunggal yaitu mencegah erosi tanah.
Pencegahan erosi tanah yaitu dengan cara yang diperbaiki lagi dan dapat
mengurangi kapasitas produktif suatu agroekosistem. tanaman penutup padat
berdiri secara fisik, memperlambat kecepatan curah hujan sebelum kontak
permukaan tanah, mencegah tanah percikan dan aliran permukaan yg
menyebabkan. Dengan mengurangi erosi tanah, tanaman penutup seringkali juga

14
mengurangi baik tingkat dan kuantitas air yang mengalir di luar lapangan, yang
biasanya akan menimbulkan risiko lingkungan perairan

Calopogonium mucunoides (CM) dimana tumbuhan ini tumbuh merambat dan


menjalar, tidak mempunyai pengaruh buruk terhadap sawit muda, banyak daun
dengan panjang sulur 1-3 m, tumbuh sampai ketinggian 300 m dpl, peka sulurnya
dan akan mati kalau terinjak waktu panen, bijinya di panen pada bulan April
sampai Juni, tidak tahan terhadap musim kering yang panjang tetapi segera
tumbuh lagi di awal musim hujan, produksi daun tanaman berumur 5-6 bulan 200
kwintal/ha yang mengandung 200-300 kg N dan 20-30 kg P2O5, pada tanah yang
sesuai dibutuhkan biji 3 – 4,5kg/ha. Calopogonium mucunoides (CM) bersifat
cepat tumbuh (perintis), toleran terhadap tanah yang tidak subur. Ukuran biji kecil
dengan warna gelap kemerahan dan bermotif.
Penanaman tanaman penutup tanah (TPT) atau legume cover crops (LCC)
berfungsi untuk menekan pertumbuhan gulma, melindungi tanah terhadap
penyinaran langsung sinar matahari, melindungi tanah dari tetesan langsung air
hujan, mengurangi aliran permukaan dan menjaga kelembaban tanah serta
menambah kesuburan tanah (sebagai pupuk hijau) (Ditjenbun 2007). Selain itu,
tujuan penanaman LCC pada perkebunan kelapa sawit, guna menunjang
pertumbuhan dan perkembangan kelapa sawit lebih optimal, khususnya dalam
menciptakan lingkungan mikro yang lebih baik. Lingkungan mikro mencakup
keadaan tanah dan iklim di sekitar tanaman kelapa sawit. Pertumbuhan dan
perkembangan kelapa sawit yang baik idealnya akan menghasilkan tanaman yang
memiliki produktivitas yang optimal.

15
Penelitian terkait penanaman LCC di perkebunan Mangga lebih ditekankan
pada fungsinya sebagai tanaman konservasi tanah dan air. Legume cover crops
(LCC) memiliki beberapa fungsi yaitu mengurangi kepadatan tanah (Cock 1985),
sebagai tempat menyimpan karbon (Reicosky dan Forcella 1998), mempengaruhi
hidrologi tanah dan menjaga dari erosi yang disebabkan oleh air dan angin
(Battany and Grismen 2000), dan meningkatkan laju infiltrasi air (Archer et al.
2002).
Pembuatan terasering bermanfaat untuk meningkatkan peresapan air ke dalam
tanah dan mengurangi jumlah aliran permukaan sehingga memperkecil
resiko pengikisan oleh air. Selain memiliki manfaat, pembuatan terasering juga
mempunyai fungsi tertentu. Berikut adalah beberapa fungsi dari terasering, yaitu:

 Menjaga dan meningkatkan kestabilan lereng.


 Memperbanyak resapan air hujan ke dalam tanah
 Mengurangi run off atau kecepatan aliran air di permukaan tanah
 Mempermudah perawatan atau konservasi lereng
 Mengurangi panjang lereng atau memperkecil tingkat kemiringan
lereng.

16
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Calopogonium mucunoides Desv. adalah sejenis legume yang
menjalar. Tanaman ini bermanfaat untuk merehabilitasi lahan yang terdegradasi,
meningkatkan bahan organik tanah, memperbaiki kesuburan tanah, melindungi
tanah dari butiran air hujan, dan mencegah erosi pada lahan yang berlereng.
Piringan adalah pekerjaan membasmi dan membersih rumput
(gulma) yang tumbuh di piringan pokok termasuk tunggul dan kayu (Risza
2010). Piringan dilakukan di sekitar lahan tanaman manga berfungsi
sebagai tempat untuk menyebarkan pupuk agar efisien diserap tanaman.
Selain itu, piringan juga merupakan daerah jatuhnya buah mangga. Karena
itu, kondisi piringan senantiasa bersih dari gangguan gulma.
Terassering adalah suatu konsep yang digunakan untuk meletakkan
tanaman dengan system yang bertingkat-tingkat. Lahan yang paling cocok
dan pas digunakan untuk terassering adalah lahan yang bentuknya miring.
Lahan seperti ini biasanya ditemukan didaerah perbukitan.

B. Saran
Adapun saran yang dapat kami berikan yaitu untuk menerapakan
teknik konservasi tanah dan air lebih mengacu pada cara penanggulangan
erosi karena jika erosi semakin besar dan tidak ditanggulangi maka
kesuburan tanah akan berkurang dan meyebabkan degradsai lahan. Teknik
konservasi tanah dan air yang diterapkan dapat melalui dua cara yaitu
secara vegetatif dan mekanik. Sebagai penyusun kami juga menyarankan
kepada pembaca untuk memahami betul hal-hal yang berkaitan dengan
penanaman Legum Cover Crop dengan teknik Piringan di bawah pohon
manga, dengan cara tidak hanya mempelajari laporan yang kami susun ini
tetapi juga mencari referensi lain karena kami menyadari bahwa laporan
ini masih memiliki kekurangan.

17
DAFTAR PUSTAKA

Anuar, A. R. et all. 2008. Spatial-Temporal Yield Trend of Oil Palm as Influenced


by Nitrogen Fertilizer Management. American Journal of Applied
Sciences 5 (10): 1376-1383

Eka, Narendra. 2006. Penggunaan LCC dalam konservasi alam. Gramedia: Jakarta

Lu, Y. C., K. B. Watkins, J. R. Teasdale, and A. A. Abdul-Baki. 2000.


Cover crops in sustainable food production. Food Reviews International
16:121-157.

Patrick, W. H., C. B. Haddon, and J. A. Hendrix. 1957. The effects of longtime


use of winter cover crops on certain physical properties of commerce
loam. Soil Science Society of America 21:366-368.

Romkens, M. J. M., S. N. Prasad, and F. D. Whisler. 1990. Surface sealing and


Infiltration. Pages 127-172 in M. G. Anderson and T. P. Butt, editors.
Process studies in hillslope hydrology. John Wiley and Sons, Ltd.

Teasdale, J. R. 1993. Interaction of light, soil moisture, and temperature with


weed suppression by hairy vetch residue. Weed sci 41:46-51.

18
LAMPIRAN

19

Anda mungkin juga menyukai