Oleh :
FAKULTAS PERTANIAN
Surabaya
2020
I. PENDAHULUAN
Tanaman merupakan mahluk hidup yang dapat menghasilkan buah yang dapat
kita manfaatkan untuk kehidupan sehari-hari baik dalam menyediakan gizi, vitamin serta
segi keindahan (estetika) yang terkandung terdapat pada morfologi tanaman tersebut.
Tanaman dapat kita kembangbiakan dari biji yang terdapat pada buah. Tetapi tanaman
yang bersal dari buah ini akan banyak menimbulkan sifat variasi yang akan tidak sama
dengan induknya. Pebanyaan tanaman secara vegetatif alamiah adalah perbanyakan
tanaman tanpa perkawinan atau tidak menggunakan biji tanaman induknya yang terjadi
ata campur tanan manusia. Perbanyakan secara alami akan menimbulkan variasi yang
berbeda-beda untk di jadikan tanaman yan menghasilkan (Nugroho, 1992).
Untuk itu salah satu aternatif yang dapat menghasilkan tanaman yang sifat
ginetik sama dengan induknya yaitu menggunakan perbanyakan tanaman secara
vegetatif. Perbanyakan vegetatif buatan merupakan perkembangbiakan tanaman tanpa
melalui perkawinan. Proses perbanyakan secara vegetative buatan melibatkan campur
tangan manusia. Tanaman yang biasa diperbanyak dengan cara vegetative buatan adalah
tanaman yang memiliki kambium (Nugroho, 1992).
Menurut Prastowo dkk. (2006), setek (cutting atau stuk) atau potongan adalah
menumbuhkan bagian atau potongan tanaman, sehingga menjadi tanaman baru. Keuntungan
bibit dari setek yaitu tanaman buah-buahan tersebut akanmempunyai sifat yang persis sama
dengan induknya, terutama dalam hal bentuk buah, ukuran, warna dan rasanya, tanaman asal
setek ini bisa ditanam pada tempatyang permukaan air tanahnya dangkal, karena tanaman
asal setek tidakmempunyai akar tunggang, perbanyakan tanaman buah dengan setek
merupakan cara perbanyakan yang praktis dan mudah dilakukan, setek dapat
dikerjakandengan cepat, murah, mudah dan tidak memerlukan teknik khusus seperti padacara
cangkok dan okulasi. Sedangkan kerugian bibit dari setek yaitu perakarandangkal dan tidak
ada akar tunggang, saat terjadi angin kencang tanaman menjadimudah roboh, apabila musim
kemarau panjang, tanaman menjadi tidak tahankekeringan.
Purnomosidhi dkk. (2007) menjelaskan bahwa perbanyakan dengan cara stek adalah
perbanyakan tanaman dengan menumbuhkan potongan/bagiantanaman seperti akar, batang
atau pucuk sehingga menjadi tanaman baru. Secara garis besar, langkah-langkah
perbanyakan stek pucuk adalah sebagai berikut: memilih pohon induk yang dikehendaki
sebagai sumber pengambilan stek, memilihdisesuaikan dengan sifat yang dikehendaki,
menurut tujuan pertanaman, memilih cabang dari pohon induk yang sesuai dengan
persyaratan untuk bahan stek,memotong cabang yang terpilih dengan arah potong serong
atau miring,memangkas daun sehingga tersisa sepasang daun, memotong daun yang
tersisasehingga tertinggal 1/3- 1/2 bagian, merendam pangkal stek dengan zat perangsang
(misalnya Rootone F) untuk merangsang pertumbuhan akar stek,menanam stek dalam
polibag yang telah diisi dengan media, menempatkan polibag dalam naungan, menyiram
dengan air secukupnya dan teratur.
Sumber bahan stek yang terbaik dijumpai pada tunas akar karena hormone auksin
terdapat pada ujung akar sehingga mempercepat terjadinya proses pembentukan akar dan
tunas.Konsentrasi auksin yang baik dijumpai pada konsentrasi auksin 0,50 ppm dan 0,75
ppm. Penambahan konsentrasi auksin yangtepat dapat berpengaruh terhadap setimbangnya
hormon pada stek yang dapat tmempercepat terbentuknya tunas. Kombinasi perlakuan
terbaik adalah sumber bahan stek tunas akar dan konsentrasi auksin 0,50 ppm
(Halimursyadah, dkk.,2014).
Ada beberapa perlakuan untuk mempercepat pertumbuhan akar pada setek antara lain :
Penimbunan karbohidrat pada cabang pohon induk yang akan dijadikan setek dapat
dilakukan dengan cara pengeratan kulit kayu sekeliling cabang dibuang secara melingkar.
Lebar lingkaran sekitar 2 cm. Jarak dari ujung cabang ke batas keratan kirakira 40 cm.
Biarkan cabang yang sudah dikerat selama 2-4 minggu. Pada dasar keratan akan tampak
benjolan atau kalus. Pada benjolan inilah terjadi penumpukan karbohidrat yang berfungsi
sebagai sumber tenaga pada saat pembentukan akar dan hormon auksin yang dibuat di daun.
Setelah terlihat benjolan barulah cabang bisa dipotong dari induknya. Bagian pangkal cabang
sepanjang 20 cm bisa dijadikan sebagai setek.
Hormon auksin bertindak sebagai pendorong awal proses inisiasi atau terjadinya akar.
Sesungguhnya tanaman sendiri menghasilkan hormon, yaitu auksin endogen.Akan tetapi
banyaknya auksin yang dihasilkan belum cukup memadai untuk mendorong pembentukan
akar.Tambahan auksin dari luar diperlukan untuk memacu perakaran setek.
3. Persemaian setek
Setek yang sudah diberi perlakuan hormon penumbuh akar siap untuk disemaikan. Untuk
itu kita perlu menyediakan tempat yang kondisinya sesuai. Usaha untuk menumbuhkan setek
perlu dilakukan pada lingkungan yang mempunyai cahaya baur atau terpencar (diffuse light).
Kelembaban udara sebaiknya tinggi, sekitar 70-90%, Suhu mendekati suhu kamar, 25-27oC.
Selain itu dalam pembentukan akar setek diperlukan juga oksigen yang cukup. Oleh karena
itu media yang digunakan harus cukup gembur, sehingga aerasinya baik
III. METODOLOGI PRAKTIKUM
a) Memilih tanaman bunga kertas yang sehat bebas dari hama dan penyakit
b) Memilih dahan yang udah tua kemudian potong menggunakan gunting stek
c) Membuang daun dan bunga
d) Menyediakan 2 siung bawang merah kemudian tumbuk/haluskan
e) Memasukan tumbukan bawang ke dalam wadah, kemudia tambahkan air
f) Memasukan stek bunga kertas rendam selama kurang lebih 2-6 jam
g) Menyediakan media tanam kemudian siram hingga benar benar basah
h) Membuat lubang tanam
i) Mengolesi bawang merah di pangkal stek yang akan ditanam
j) Memasukan kedalam lubang tanam kemudian dipadatkan
k) Membungkus stek yang telah di tanam dengan plastik/kresek transparan
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Ulangan 1
2 Tanaman
Bougenville Setelah 20 hari batang tumbuh
(Tanpa Bawang) tunas berjumlah 2 dan akar tidak
terlihat tumbuh
Ulangan 2
3 Tanaman
Bougenville Setelah 20 hari batang bertumbuh
(Pakai Bawang) tunasnya sebanyak 6 beserta
tumbuh daunnya juga 6 helai,
tetapi akar tidak terlihat tumbuh
Ulangan 1
4 Tanaman
Bougenville Setelah 20 hari batang bertumbuh
(Pakai Bawang) tunasnya sebanyak 2 dan tumnuh
daun 1 helai, tetapi akar tidak
terlihat tumbuh
Ulangan 2
IV.2 Pembahasan
Pada hasil penelitian ini terlihat bahwa pemberian berbagai konsentrasi filtrat
bawang merah dengan penambahan rootone-f memberikan pengaruh yang signifikan
terhadap seluruh parameter pertumbuhan stek bougenville. Bisa dilihat tanaman
bougenville yang diberikan bawang merah denngan cara direndam air bawang merah dan
diolesi bertumbuh lebih cepat daripada yang tidak diberi bawang merah, dengan adanya
tunas dan daun yang tumbuh. Dalam ke empat tanaman bougenville belum terlihat
tumbuhnya akar.
Faktor yang paling berpengaruh pada peningkatan pertumbuhan stek dari seluruh
parameter yang ada, yaitu semakin tinggi senyawa allicin dalam filtrat bawang merah
yang berbanding lurus dengan tingginya konsentrasi filtrat bawang merah yang
digunakan. Hasil metabolit sekunder dari bawang merah adalah senyawa allin yang
segera berubah menjadi senyawa thiosulfinat, seperti allicin, dengan bantuan enzim
alliinase ketika bawang segar dicincang, dipotong, maupun dikunyah secara langsung
(Meutia dkk, 2009). Senyawa allicin dengan thiamin (vitamin B1) dapat membentuk
ikatan kimia yang disebut allithiamin. Adanya zat tersebut dapat memperlancar
metabolisme pada jaringan tumbuhan dan dapat memobilisasi bahan makanan yang ada
pada tubuh tumbuhan (Rahayu dkk, 2004). Allithiamin pada umumnya berperan dalam
metabolisme tanaman yang akan berpengaruh ke dalam proses respirasi, terlibat pada
dekarboksilasi oksidasi piruvat dan terfosfolirasi dalam bentuk tiamin pirofosfat yang
merupakan kofaktor dalam pembentukan sel sehingga akan memperlancar aktivitas pada
jaringan untuk penyedian energi dalam bentuk ATP (Setyowati, 2004).
V.1Kesimpulan
1. Cara perbanyakan dengan metode stek akan kurang menguntungkan jika bertemu
dengan kondisi tanaman yang sukar berakar.
2. Perlakuan pemberian ekstrak bawang merah berpengaruh terhadap pertumbuhan
stek bougenville.
3. Tanaman yang diberi bawang merah lebih cepat tumbuh daripada yang tidak
diberi bawang merah
DAFTAR PUSTAKA
Meutia A, Yustikawati, dan Nisa, M. 2009. Kolaborasi Tempe Dan Bawang Putih. Karya Ilmiah.
Bogor.
Rahayu E, Dan Berlian N, 2004. Mengenal Varietas Unggul dan Cara Bududaya Secara
Kontinu Bawang Merah. Depok: Penebar Swadaya.
Setyowati T, 2004. Pengaruh Ekstrak Bawang Merah (Allium cepa L.) dan Ekstrak Bawang
Putih (Allium sativum L.) terhadap Pertumbuhan Stek Bunga Mawar (Rosa sinensis L.). Skripsi.
Tidak dipublikasikan. Malang: Universitas Muhammadiyah.