Anda di halaman 1dari 33

TEKNOLOGI PRODUKSI

TANAMAN HORTIKULTURA:
Tanaman Hias
Sanksi Pelanggaran Pasal 113
Undang-Undang No. 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta

Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak


ekonomi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf
i untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana
penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda
paling banyak Rp 100.000.000 (seratus juta rupiah).
Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta
atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak
ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat
(1) huruf c, huruf d, huruf f, dan/atau huruf h untuk
Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana
penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda
paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta
atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak
ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat
(1) huruf a, huruf b, huruf e, dan/atau huruf g untuk
Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana
penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau pidana denda
paling banyak Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) yang dilakukan dalam bentuk pembajakan, dipidana
dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun
dan/atau pidana denda paling banyak
Rp 4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah).

2 | JUDUL BUKU di sebelah kiri/halaman genap


TEKNOLOGI PRODUKSI
TANAMAN HORTIKULTURA:
Tanaman Hias

Penulis

2022
TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN HORTIKULTURA: Tanaman Hias

Penulis:
Prof. Dr. Ir. Xxxxx.....

ISBN:

Perancang Sampul:
Tim UB Press

Penata Letak:
Tim UB Press

Pracetak dan Produksi:


Tim UB Press

Penerbit:
UB Press

Redaksi:
Jl. Veteran 10-11 Malang 65145 Indonesia
Gedung INBIS Lt.3
Telp: 0341-5081255, WA: 08113653899
e-mail: ubpress@gmail.com/ubpress@ub.ac.id
http://www.ubpress.ub.ac.id

Cetakan Pertama, September 2020


i-x+237 hlm, 15.5 cm x 23.5 cm

Hak Cipta dilindungi Undang-undang


All Rights Reserved

Dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk dan dengan


cara apapun tanpa seizin tertulis dari penerbit

4 | JUDUL BUKU di sebelah kiri/halaman genap


PENGANTAR PAKAR
(Opsional)

v
PRAKATA
(Harus ada)

vii
DAFTAR ISI
(Harus ada)

PENGANTAR PAKAR.......................................................................................... v
PRAKATA.................................................Error! Bookmark not defined.
DAFTAR ISI........................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................. xi
DAFTAR TABEL................................................................................................ xiii
BAB 1 JUDUL BAB (menggunakan style Heading 1).............................1
1.1. JUDUL SUB BAB (menggunakan style Heading 2)............3
1.2. JUDUL SUB BAB...............Error! Bookmark not defined.
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 13
GLOSARIUM........................................................................................................ 15
INDEKS................................................................................................................. 17
BIOGRAFI PENULIS.......................................................................................... 19

ix
DAFTAR GAMBAR
(Jika ada gambar)

Gambar 1. Contoh Gambar..........................................................................10

xi
DAFTAR TABEL
(Jika ada tabel)
Tabel 1. Contoh tabel 1............................................................................10

xiii
BAB 3
TANAMAN HIAS
(menggunakan style Heading 1)

1
Tujuan Instruksional Khusus (Khusus untuk buku ajar)
1. Pemahaman terkait konsep ..........
2. Pemahaman pengendalian............
3. Pemahaman untuk interpretasi ..............

JUDUL BAB di sebelah kanan/halaman ganjil | 3


3.1 Tanaman Hias
Tanaman hias merupakan komoditas dalam bidang pertanian
yang memiliki nilai tinggi. Tidak hanya nilai ekonomi, melainkan
nilai estetika, nilai lingkungan serta nilai fungsional lainnya. Nilai
ekonomi dilihat dari harga jual tanaman hias yang sangat beragam
mulai dari puluhan ribu hingga ratusan juta rupiah. Niali estetika
tentu dilihat dari bentuk, corak, warna dan karakteristik yang
beragam. Nilai lingkungan yang dimiliki tanaman hias melalui
peranannya dalam meningkatkan kualitas udara disekitar kita
baik tanaman hias yang didalam ruangan (indoor) maupun luar
ruangan (outdoor). Nilai fungsional lain yang dimiliki diantaranya
sebagai konservasi energi, rumah bagi makhluk hidup lain seperti
lebah, hingga rumah bagi musuh alami yang dapat menekan hama
dalam kegiata budidaya yang biasa disebut dengan refugia.
Penggunaan tanaman hias terdiri dari tanaman hias potong,
tanaman hias pot, tanaman hias daun serta tanaman hias anggrek.
Pembagian tersebut dikelompokkan berdasarkan asal dan fungsi
dalam penggunaannya. Tanaman hias potong digunakan sebagai
karangan bunga, hand bouquet dan juga dekorasi. Karakteristik
yang harus dimiliki tanaman hias potong ini ialah batang yang
panjang sehingga memudahkan dalam proses dekorasi dan
perangkaian. Tanaman hias pot biasanya dijadikan sebagai
tanaman indoor atau tanaman hiasan teras rumah. Kriteria
tanaman hias pot yang layak untuk dipasarkan memiliki
karakteristik yang unik. Berbeda dengan tanaman hias daun,
tanaman hias daun digemari masyarakat berdasarkan bentuk,
warna, corak dan tekstur daun yang unik. anggrek
3.2 Teknologi Produksi Tanaman Hias Potong
Tanaman hias yang dijadikan sebagai bunga potong memiliki
kriteria sendiri, biasanya tanaman yang hias yang memiliki
tangkai yang panjang. Tangkai bunga yang panjang akan
memudahkan konsumen dalam melakukan perangkaian dan
dekorasi. Tantangan lain yang perlu diperhatikan dalam
menangani tanaman hias potong ialah mengenai vaselife atau
umur simpan. Berbagai upaya dilakukan untuk mempertahankan
bunga dalam keadaan segar dalam jangka waktu yang lama.

4 | JUDUL BUKU di sebelah kiri/halaman genap


3.2.1 Krisan
Bunga krisan merupakan salah satu bunga potong yang
paling diminati konsumen. Bunga krisan digunkaan sebagai
handbouquet, karangan bunga dan juga dekorasi ruangan. Jenis
bunga krisan yang beraneka ragam membuat nilai tambah
tersendi dan menjadi salah satu alasan mengapa tanaman ini
sangat digemari masyarakat.
3.2.2 Anyelir
Anyelir (Dianthus caryophyllus L.) memiliki sebutan lain
yaitu carnation. Anyelir sebagai bunga potong banyak
dimanfaatkan sebagai komponen dalam rangkaian bunga. Anyelir
bersama dengan bunga mawar dan krisan berkontribusi 50%
bunga potong di dunia. Tanaman ini diyakini sebagai tanaman asli
yang berasal dari Mediterania. Pengembangan kultivar tanaman
anyelir terdapat dibeberapa negara bagian diantaranya Italia,
Prancis, Jerman, Belanda dan Inggris.
Menurut Jawaharlal et al. (2017) Anyelir diklasifikasikan
kedalam :
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Caryophyllales
Famili : Caryophyllaceae
Genus : Dianthus
Spesies : caryophyllus
Anyelir termasuk kedalam tanaman herbaceous perennial
atau yang disebut dengan tanaman herba tahunan. Seperti
tanaman krisan, anyelir terdiri dari dua tipe yakni tipe standart
dan tipe spray. Anyelir tipe standart tumbuh lebih baik pada
kondisi iklim yang dingin dan memiliki bunga lebih besar serta
tangkai yang panjang, sedangkan anyelir tipe spray tumbuh pada
lingkungan yang lebih hangat dengan bunga banyak berukuran
kecil dengan batang yang lebih lemah. Anyelir tergolong kedalam
tanaman hari panjang, yang berarti bahwa tanaman akan lebih
cepat berbunga dalam kondisi penyinaran lama dibandingkan

JUDUL BAB di sebelah kanan/halaman ganjil | 5


dengan waktu penyinaran yang pendek.

Sumber: (Ahmad and Dole, 2016)

Gambar 1. Tipe bunga pada anyelir, (a) Standart (b) Spray

Warna, jenis dan bentuk dari tanaman anyelir sangat


beragam, umumnya anyelir memiliki kelopak bunga tersusun
berlapis. Terdapat warna bunga yang tunggal maupun perpaduan
dari beberapa warna. Warna tunggal seperti putih, merah, pink,
kuning dan hijau, sedangkan anyelir dengan warna yang berpadu
seperti putih dengan gari merah, putih dengan warna ungu
dipinggir dll. Genus Dianthus memiliki sekitar 300 spesies yang
dibudidayakan di dunia, diantaranya D. caryophyllus, D. barbatus
dan D. chinensis. Beberapa spesies lain dari tanaman anyelir dari
berbagai wilayah di dunia antara lain:
Tabel 1. Spesies anyelir komersial dari berbagai negara
Spesies Asal
D. alpinus L. Pegunungan Alpen Austria
D. arenarius L. Pegunungan utara dan timur Eropa
D. armeria L.
D. arvemensis Pegunungan Auvergne di Prancis
D. barbatus L. Inggris
D. carthusianorum L.
D. caryophyllus L. Mediterania
D. chinensis L. Perbukitan Asia timur
D. deltoides L. Eropa dan Asia
D. erinaceus Boiss. Timur tengah
D. fragrans M.F. Adams
D. freynii Vandas Hongaria dan Bosnia
D. gratianopolitanus Vill. Prancis
D. haematocalyx Boiss & Yunani
Heldr.
D. knappii Asch. & Kanitz Hongaria

6 | JUDUL BUKU di sebelah kiri/halaman genap


D. microlepis Boiss. Pegunungan Bulgaria
D. myrtinervius Grisch Padang rumput Alpen Makedonia
D. neglectus Loisel. Pegunungan Alpen Swiss dan Italia
D. nitidus Waldst & Kit. Pegunungan Makedonia
D. plumarius L. Rusia selatan
D. repens Willd. Padang rumput Eropa Timur
D. seguieri Vill. Mediterania timur
D. squarrosus M. Bieb Rusia selatan
D. superbus L. Eropa tengah dan Asia utara
D. sylvestris Wulfen Eropa selatan
Sumber: Penulis

A. Pemilihan Varietas
Pemilihan varietas anyelir didasarkan pada kebutuhan konsumen,
baik dari jenis, warna bunga, tingkat panjang tangkai hingga lama
kesegaran bunga. Berdasarkan data dari Badan Litbang Pertanian
(2011), beberapa varietas anyelir yang telah dilpepas antara lain:
a. Varietas Alifia. Varietas ini dipersilangkan pada tahun 2005
dan dilepaskan pada tahun 2008. Warna bunga varietas Alifia
berwarna kuning oranye dengan pinggiran berwarna merah
ungu. Varietas ini memiliki ketahanan kesegaran mulai dari
12 hingga 14 hari.
b. Varietas Sitari. Varietas ini dilepas pada tahun 2009 yang
berasal dari persilangan antara Dianthus caryophyllus cv.
White Candy dengan Dianthus caryophyllus cv. Mireila. Sitari
memiliki bunga yang berwarna kuning dengan pinggir
berwarna merah ungu. Keunggulan dari varietas ini antara
lain batang lebih besar dan kokoh, warna menarik, diameter
lebih besar dan jumlah petal lebih banyak. Akan tetapi
varietas ini memiliki kesegaran yang lebih singkat
dibandingkan dengan varietas Alifia, yakni berkisar antara 8-
10 hari.
c. Varietas Laura. Dilepaskan pada tahun 2010 yang berasal
dari Dianthus caryophyllus cv. Rendezvous dengan Dianthus
caryophyllus cv. Orange Triumph. Warna bunga varietas
Laura adalah ungu yang unik. Keunggulan dari varietas ini
ialah tanaman tegar, bunga beraroma, petal bunga rata
sehingga tidak mudah rusak. Daya tahan varietas laura sama
dengan Sitari yakni 8-10 hari.
JUDUL BAB di sebelah kanan/halaman ganjil | 7
d. Varietas Brenda. Dilepas pada tahun 2010 yang berasal dari
persilangan antara Dianthus caryophyllus cv. Liberty dengan
Dianthus caryophyllus cv. Rendezvous. Corak dari bunga ini
adalah putih dengan warna ungu muda dibagian pinggir.
Varietas ini memiliki batang yang kokoh serta kesegaran
bunga yang mencapai 9-11 hari.

a b

Sumber:
c Badan Litbang Pertanian
d (2011)

Gambar 2. Penampilan bunga anyelir varietas: (a) Alifia, (b) Sitari,


(c) Laura dan (d) Brenda

B. Syarat Tumbuh
Faktor lingkungan sangat mempengaruhi pertumbuhan, hasil
serta kualitas tanaman anyelir. Anyelir termasuk kedalam
tanaman long day plant atau tanaman hari panjang, dengan
intensitas cahaya mencapai 21,5 Kilo Lux. Tanaman akan lebih
cepat berbunga pada penyinaran penuh mulai dari senja hingga
menjelang fajar. Suhu udara juga memiliki peranan yang tidak
kalah penting, fluktuasi suhu akan mengakibatkan bunga menjadi
tidak kokoh dan mudah layu. Suhu yang dikehendaki anyelir
sekitar 10OC-12,7OC pada musim dingin dan musim semi serta 13
O
C -15,4OC pada saat musim panas (Tah and Mamgain, 2013).
Karena anyelir sangat sensitiv dengan suhu, tanaman ini biasanya
dibudidayakan dalam greenhouse dengan jenis polyhouse yang
dilengkapi dengan cooling pad, kipas angin dan ventilasi yang
baik, dengan begitu dapat menurunkan suhu hingga 8 OC -10 OC.

8 | JUDUL BUKU di sebelah kiri/halaman genap


Polyhouse merupakan salah satu jenis greenhouse yang bahan
dasarnya menggunkan polietilen.
Media tanam yang dikehendaki untuk pertumbuhan bunga
anyelir antar lain media tanam yang mengandung bahan organik
yang tinggi serta drainase yang bagus. Tanah dengan tekstur
lempung berpasir yang diperkaya bahan organik lebih baik untuk
pertumbuhan anyelir. CO2 yang rendah dapat menghambat
pertumbuhan tanaman. Tingkat CO2 dalam greenhouse yang baik
untuk pertumbuhan tanaman berkisar antara 300-500 ppm pada
hari yang berawan dan 750-1500 ppm pada hari yang cerah. pH
tanah yang ideal berkisar antara 5,5-6,5 dengan kelembaban
udara 80-85% pada vase awal pertumbuhan vegetatif dan 60-
65% pada vase selanjutnya (Jawaharlal et al., 2017).
C. Penyiapan Lahan
Lahan yang digunakan dalam budidaya tanaman anyelir
sebaiknya diolah dengan kedalaman 60-70 cm. Bahan organik
ditambahkan pada saat pengolahan lahan, bahan organik dapat
berupa pupuk kandang, kompos atau pupuk organik lainnya.
Setelah tanah dan bahan organik diolah rata, kemudian dilakukan
sterilisasi tanah menggunakan uap maupun fumigant kimia untuk
mencegah adanya hama dan patogen. Setelah tanah diolah, dibuat
bedengan dengan lebar 75-100 cm dan tinggi bedengan 30-45
cm. Panjang bedengan disesuaikan dengan kondisi lahan, akan
tetapi panjang maksimal yang dianjurkan adalah 25 m. Lebar
lintasan yang ideal antara 45-50 cm (Jawaharlal et al., 2017).
D. Pembibitan
Perbanyakan tanaman anyelir dapat dilakukan secara
generatif dan vegetatif, akan tetapi perbanyakan yang sering
dilakukan ialah secara vegetatif. Perbanyakan generatif digunakan
untuk keperluan hibridisasi atau bidang pemuliaan. Perbanyakan
vegetatif yang sering digunakan adalah dengan terminal cuttings
atau stek pucuk. Stek yang diambil memiliki panjang 10-15 cm
dengan 4-5 pasang daun yang diambil dari indukan yang sehat
subur dan tidak terserang hama penyakit. Media yang digunakan
aantara lain pasir, perlit, vermikulit dan cocopeat atau campuran
dari beberapa media. Kondisi media yang baik untuk perakaran
yaitu kadar air 20-35%, porositas 60%, aerasi 30-40%, pH tanah
JUDUL BAB di sebelah kanan/halaman ganjil | 9
berkisar antara 6,0-6,8 dan suhu udara 20-30 oC. Stek akan
berakar dan siap untuk dipindah tanamkan pada saat 21 hst.
E. Penanaman
Penanaman anyelir dilakukan dalam bedengan yang telah
dibuat sebelumnya. Waktu penanaman disesuaikan dengan
kebutuhan pasar, akan tetapi untuk memastikan ketersediaan
bunga disarankan penanaman dilakukan setiap 3-4 bulan satu
kali. Untuk memudahkan penanaman, dibuat jaring pendukung
sesuai dengan jarak tanam anyelir yaitu 15 cm x 15 cm dengan
kepadatan tanaman 36 tanaman/m 2 (Jawaharlal et al., 2021).
Setelah dipasang jaring, media kemudian disiram sebelum
dilakukan penanaman agar media memiliki kelembaban yang
cukup. Tanaman anyelir tidak memerlukan mulsa, hal ini
dikarenakan akar dan batang memerlukan sirkulasi udara yang
baik. Peremajaan tanaman anyelir biasanya dalam jangka waktu 2
tahun.
F. Pemeliharaan
Pemeliharaan anyelir meliputi beberapa kegiatan antara
lain pemupukan, pemasangan jaring, pengairan dan pengendalian
gulma:
1. Pemupukan
Seperti tanaman pada umunya, anyelir membutuhkan
pupuk sebagai penambah nutrisi. Pupuk yang dibutuhkan
meliputi nitrogen, fosfor, kalium, kalsium dan boron serta
magnesium, mangan, zink dalam jumlah yang lebih sedikit.
Nitrogen diperlukan tanaman pada awal pertumbuhan dalam
jumlah yang cukup. Kelebihan dosis nitrogen mengakibatkan
pembungaan tanaman menjadi tertunda dan menurunkan kualitas
bunga. Fosfor dapat meningkatkan jumlah bunga, diameter bunga,
berat dan jumlah kelopak hingga warna bunga. Kalium berperan
dalam pembungaan tanaman, defisiensi kalium menyebabkan
bunga menjadi pucat, hasil dan kualitas bunga menurun. Kalsium
menungkatkan ketahanan tanaman dari serangan hama penyakit
terutama layu fusarium melalui penguatan dinding sel. Boron
memiliki peranan penting pada kualitas bunga, defisiensi boron
menyebabkan pembelahan kelopak, pengguguran kuncup dan
penurunan diameter bunga.

10 | JUDUL BUKU di sebelah kiri/halaman genap


Tabel 2. Jadwal pemupukan ayelir
Pupuk Kuantitas
(g/m2/minggu)
Sampai pembentukan tunas
Tank A (Senin dan Kamis)
Amonium nitrat 3.0
Kalium nitrat 5.0
Monoamonium fosfat/ 2.0
Monopotassium fosfat
Magnesium nitrat (11:0:0:16 dari N:P:K:Mg) 2.5
Boron 1.0
Trace elements / mikronutrien 1.0
Tank B (Selasa dan Jumat)
Kalium nitrat 5.0
Kalsium nitrat 8.0
Pembentukan tunas hingga pemanenan
Tank A (Senin dan Kamis)
19:19:19 2.0
Kalium nitrat 7.5
Monoamonium fosfat/ 2.0
Monopotassium fosfat
Magnesium nitrat 2.5
Boron 0.1
Trace elements / mikronutrien 1.0
Tank B (Selasa dan Jumat)
Kalium nitrat 5.0
Kalsium nitrat 9.0
Sumber: Jawaharlal et al. (2017)

2. Pemasangan jaring
Tanaman anyelir memiliki batang yang mudah roboh, oleh
karena itu diperlukan penopang banyuan untuk mempertahankan
batang tumbuh lutus dan tegak. Teknik yang biasa digunakan
adalah dengan memasang jaring yang terbuat dari tali dan tongkat
bambu. Jawaharlal et al. (2017) menjelaskan bawa jaring untuk
tanaman anyelir terdiri dari 4 hingga 5 lapisan, lapisan pertama
dipasang ketika penanaman dan laipsan selanjutnya
menyesuaikan umur tanam. Ukuran jaring bawah 7,5cm x 7,5 cm,
jaring kedua 10cm x 10cm, jaring ketiga 12,5cm x 12,5 cm dan
jaring atas 15cm x 15 cm. Jarak antar jaring berkisar antara 20 cm.

JUDUL BAB di sebelah kanan/halaman ganjil | 11


Sumber: (Jawaharlal et al., 2017)
Gambar 3. Pemasangan jaring pada tanaman anyelir

3. Pengairan
Setelah penanaman anyelir pada bedengan, bibit harus
segera disiram agar kebutuhan air terpenuhi dan media tanam
lebih padat. Pengairan bisa menggunakan teknik apa saja, akan
tetapi teknik yang mudah dan biasa dilakukan ialah dengan cara
spray selama 2 minggu. Setelah 3 mst, pengairan yang dianjurkan
ialah menggunakan irigsi tetes agar tidak mengganggu
pertumbuhan tanaman dan menyebabkan tanaman bengkok dan
roboh. Intensitas air tergantung pada intensitas cahaya,
kelemababan, suhu dan jenis tanah. Anyelir dewasa
membutuhkan air 4-5 l/m2/hari.
4. Pengendalian gulma
Pengendalian gulma merupakan salah satu input terbesar
dalam budidaya tanaman anyelir, mencapai 24,98% (Singh et al.,
2019). Tanaman anyelir tumbuh dengan rimbun sehingga
pengendalian gulma yang mungkin dilakukan hanya
menggunakan cangkil, garpu ataupun manual menggunakan
tangan. Pada saat pengendalian gula, penggemburan tanah
dilakukan secara bersamaan untuk mempertahankan tanah dalam
keadaan gembur dan aerasi yang baik.
G. Pemangkasan
Terdapat dua istilah penting dalam pemangkasan bunga
anyelir yaitu pinching dan disbudding. Pinching merupakan
kegiatan untuk menghilangkan titik tumbuh tanaman dengan
berbagai tujuan. Pinching biasanya dilakukan untuk
menumbuhkan tunas lateral dan kemudian tunas tersebut
dipelihara untuk menghasilkan kuncup bunga yang lebih banyak.
Menurut (Wuryaningsih et al., 2008), pinching dilakukan pada
saat 3-4 mst dengan beberapa kriteria antara lain:

12 | JUDUL BUKU di sebelah kiri/halaman genap


a) Pinching tunggal : Pembuangan tunas apikal dilakukan hanya
satu kali dengan menyisakan 5 hingga 6 pasang daun
b) 1¹/₂ pinching : Membuang tunas apikal seperti pada pinching
tunggal akan tetapi setelah tunas lateral tumbuh ¹/₂ bagian
dilakuka pinching kembali dengan menyisakan 2 hingga 3
pasang daun
c) Pinching ganda : Membuang tunas apikal seperti pada
pinching tunggal akan tetapi setalh tumbuh tunas baru,
semua tunas lateral dipinching kembali dan menyisakan 2
hingga 3 pasang daun.
Berbeda dengan pinching, disbudding merupakan suatu
cara menghilangkan tunas dan pucuk yang tidak diperlukan
sehingga dapat mendukung pertumbuhan bunga yang diinginkan.
Pada anyelir potong tipe standart biasanya disbudding dilakukan
dengan cara membuang semua bunga dan tunas lateral sehingga
pertumbuhan tunas apikal dapat maksimal.
H. Pengendalian Hama dan Penyakit
Hama dan penyakit adalah salah satu faktor yang sangat
berpotensi untuk menurunkan nilai jual tanaman hias, termasuk
bunga anyelir. Datangnya hama maupun penyakit dapat
disebabkan oleh faktor biotik maupun faktor abiotik seperti suhu,
kelembaban, ventilasi udara yang kurang bagus, jarak tanam
yang terlalu rapat dll. Berikut merupakan beberapa hama dan
penyakit penting yang terdapat pada bunga anyelir:
Nama Keterangan
Tungau Salah satu hama serius pada anyelir.
(Tetranychus urticae) Hidup dibawah bagian daun dengan
cara menghisap. Daun menjadi pucat
dan layu dan kerdil. Biasanya
menyerang pada musim kemarau
dengan kondisi yang panas dan kering
Aphids/ Kutu daun Kutu daun menyerang tanaman
(Myzus persicae) dengan cara menghisap dan
mengakibatkan tanaman menjadi
kurang kokoh. Gejala lain yaitu
adanya endapan lengket pada daun
dan kuncup bunga.
Thrips Thrips menghisap daun kemudian

JUDUL BAB di sebelah kanan/halaman ganjil | 13


(Thrips tabaci) mengakibatkan daun menjadi kuning
kemudian putih merata dengan bintik
hitam dan disertai kerutan. Selain itu
menyebabkan garis-garis pada bunga
sehingga tidak layak dipasarkan.
Ulat penggerek pucuk Hama ini sangat mempengaruhi
(Helicoverpa armigera) pertumbuhan kuncup bunga. Ngengat
bertelur di tunas kemudian larva
tersebut memakan tunas anyelir.
Serangan ulat ini meningkat pada
kondisi suhu yang hangat.
Sumber: (Adhikari and Pun, 2018)

Berbeda dengan hama, penyakit disebabkan oleh makhluk


hidup berukuran mikro seperti jamur, bakteri dan virus. Berikut
merupakan penyakit penting pada tanaman anyelir:
Nama Keterangan
Layu fusarium Gejala dari layu fusarium adalah
(Fusarium oxysporum tanaman menjadi layu oada beberapa
f.sp.dianthi) cabang kemudian diikuti kematian.
Batang bawah dalam permukaan
tanah busuk dan terdapat guratan
cokelat. Jika dicabut tanaman mudah
patah dan lepas sedangkan akar
masih tertanam dalam tanah.
Bercak daun Patogen ini menyebabkan tanaman
(Alternaria dianthi) menjadi bercorak bintik-bintik pada
daun batang hingga kelopak bunga.
Bercak daun akan tumbuh meningkat
pada suhu diatas 23,8oC.
Layu bakteri Gejala patogen ini terjadi layu pada
(Pseudomonas beberapa cabang atau seluruh
caryophylli) tanaman. Daun terlihat kusam dan
hijau keabu-abu an dan kemudian
berubah menjadi kuning dan
kemudian mati. Penyakit ini termasuk
kedalam penyakit tular tanah.
Penyakit karat Tanaman mengalami lepuh hijau
(Uromyces dianthii) dengan spora berwarna coklat.
Menginfeksi batang, daun dan kelopak
bunga. Daun yang terinveksi parah
akan menguning kemudian mati.

14 | JUDUL BUKU di sebelah kiri/halaman genap


Sumber: (Adhikari and Pun, 2018)

I. Panen dan Pasca Panen


Secara umum pemanenan bunga potong berdasarkan
tingkat kemekaran bunga,. Kelopak yang sudah mekar harus
segera dipanen dan dipasarkan, akan tetapi hal ini juga harus
dilakukan dengan memperhatikan speses, kultivar, kondisi suhu
serta jarak pengiriman kepada konsumen. Biasanya anyelir lebih
banyak dipanen pada saat masih kuncup setengah mekar, atau
pada tipe spray setidaknya ada 1-2 tangkai yang telah membuka
sempurna (Verma and Singh, 2021). Pemanenan dilakukan pada
pagi hari dengan cara memotong tangkai dengan gunting atau
cutter dengan hati-hati supaya tidak merusak tanaman yang lain.
Setelah tangkai dipotong, tangkai harus segera dimasukkan dalam
air atau larutan pengawet (natrium hipoklorida 1ml/10 l air).
Kegiatan pasca panen tanaman anyelir antara lain
precooling, stripping, grading, bunching, pengemasan dan
penyimpanan. Precooling bertujuan untuk mempertahankan
kadar air tanaman dan menurunkan kepekaan terhadap etilen.
Stripping merupakan kegiatan membuang daun yang berada ½
tangkai bunga. Grading dilakukan dengan memisahkan bunga
dengan kualitas tinggi dan kualitas yang rendah. Penilaian untuk
grading berdasarkan panjang dan kekuatan tangkai serta ukuran
bunga. Pengelompokan kualitas bunga didasarkan pada :
Tabel 3. Pengelompokan kualitas bunga anyelir
Grade
No. Parameter Sangat
Medium Rendah
baik
1. Diameter kelopak
(a) Kuncup 50 44 -
(b) Setengah kuncup 62 56 -
(c) Mekar 75 60 -
2. Panjang tangkai 55 43 30
Sumber: (Verma and Singh, 2021)

Setelah dikelompokkan bunga dibungkus menggunakan


plastic atau polipropilen untuk mencegah kerusakan mekanis dan
meningkatkan keindahan tampilan. Bagian ujung pangkal tangkai
dibungkus menggunakan kapas yang telah dibasahi menggunakan

JUDUL BAB di sebelah kanan/halaman ganjil | 15


air dan ditutup dengan plastik, kertas atau alumunium foil.
Berdasarkan penelitian (Lou et al., 2021), pemberian larutan
sukrosa 3% + 8-hidroksikuinolin (8-HQ) 200 mg L -1 +
paclobutrazol 100 mg L-1 + asam salisilat (SA) 25 mg L -1 + CaCl2 10
mg L-1 dapat mempertahankan kesegaran bunga hingga 34 hari.
Daftar Pustaka
Jawaharlal, M., M. Ganga, R. Padmadevi, V. Jegadeeswari and S.
Karthikeyan. 2017. A technical guide on carnation. Tamil
Nadu Agricultural University, Coimbatore, India.
Badan Litbang Pertanian. 2011. Varietas baru Anyelir. Agroinovasi
edisi 15-21. p 10-11.
Adhikari, D., and U. Pun. 2018. Major insects and deseases of
carnation cut flowers and their management in Nepal. Nepal.
Hortic. 13: 44–51.
Ahmad, I., and J.M. Dole. 2016. Commercial Flower Production
Methodology. In: Khan, A.S. and Ziaf, K., editors. Pakistan. p.
266–276
Jawaharlal, M., S. Karthikeyan, and S. Ganesh. 2021. Development
of precision production techniques for carnation ( Dianthus
caryophyllus L .). 10(7): 1206–1210.
Lou, X., M. Anwar, Y. Wang, H. Zhang, and J. Ding. 2021. Impact of
inorganic salts on vase life and postharvest qualities of the
cut flower of Perpetual Carnation. Brazilian J. Biol. 81(1):
228–236. doi: 10.1590/1519-6984.221502.
Singh, N., A. V. Singh, and S.P. Singh. 2019. Study on production
and value-chain aspects of carnation in kumaun hills of
uttarakhand. Plant Arch. 19: 946–951.
Tah, J., and A. Mamgain. 2013. Variation in different agronomical
characters of some carnation (Dianthus caryophyllus)
cultivars. Res. J. Biol. 1(October): 10–23.
Ü nsal, T., and K. Yazıcı. 2021. The Importance of Gerbera as a Cut
Flower and Advances of It in Scientific Research. (October).
doi: 10.52460/issc.2021.010.
Verma, J., and P. Singh. 2021. Post-harvest Handling and
Senescence in Flower Crops: An Overview. Agric. Rev. I(Of):
1–11. doi: 10.18805/ag.r-1992.

16 | JUDUL BUKU di sebelah kiri/halaman genap


Wuryaningsih, S., K. Budiarto, and S. Suhardi. 2008. Pengaruh Cara
Tanam Dan Metode Pinching Terhadap Pertumbuhan Dan
Produksi Bunga Potong Anyelir. J. Hortik. 18(2): 85180. doi:
10.21082/jhort.v18n2.2008.p.

3.2.3 Gerbera
Gerbera atau yang biasa disebut dengan hebras merupakan satu
diantara bunga potong terpenting di Indonesia. Tanaman ini tidak
memiliki batang, hanya terdiri dari bunga, tangkai bunga, daun
dan akar. Bunga gerbera termasuk kedalam bunga yang sempurna
yakni memiliki benang sari, putik, kelopak dan mahkota bunga.
Gerbera merupakan tanaman yang berasal dari Afrika Selatan,
Afrika, Madagaskar dan Asia Tropis. Di Indonesia sendiri gerbera
banyak dibudidayakan di Jawa Barat (Cipanas, Lembang dan
Sukabumi), Jawa Tengah (Bandungan) dan Jawa Timur (Batu dan
Pujon), Brastagi dan Sumatra Utara.

Sumber: (Ü nsal and Yazıcı, 2021)


Gambar 4. Gerbera jamesonii

A. Pemilihan Varietas
B. Syarat Tumbuh
C. Penyiapan Lahan
D. Pembibitan
E. Penanaman
F. Pemeliharaan
G. Pemangkasan
H. Pengendalian Hama dan Penyakit

JUDUL BAB di sebelah kanan/halaman ganjil | 17


I. Panen dan Pasca Panen

3.2.4 Mawar
3.2.5 Gladiol
3.2.6 Sedap Malam

3.3 Teknologi Produksi Tanaman Hias Pot


Uraian isi buku
Contoh paragraph ini menggunakan style “isi”. Harap
gunakan style ini agar isi buku seragam.
Dan selanjutnya………………………..
3.3.1 Krisan Pot
3.3.2 Poinsettia/Kastuba
3.3.3 Anthurium
3.3.4 Aglonema

3.4 Teknologi Produksi Tanaman Hias Daun


Uraian isi buku
Contoh paragraph ini menggunakan style “isi”. Harap
gunakan style ini agar isi buku seragam.
Dan selanjutnya………………………..
3.4.1 Philodendron
3.4.2 Ruscus
3.4.3 Asparagus
3.4.4 Suplir

3.5 Teknologi produksi Tanaman Hias Anggrek


Uraian isi buku

18 | JUDUL BUKU di sebelah kiri/halaman genap


Dan selanjutnya………………………..
3.5.1 Phalaenopsis
3.5.2 Dendrobium
3.5.3 Catleya
3.5.4 Oncidium

Contoh gambar

Sumber: Penulis (ukuran font 9, terletak setelah gambar)

Gambar 1 Ikan Gabus........

Gambar/bagan jika keadaan terpisah-pisah harus dibuat dalam


satu grup, posisi rata kiri
Tabel 1. Contoh tabel 1 (gunakan style table untuk judul tabel)
Judul 1 Judul 2 Data 1 Data 2

Sumber: Penulis (ukuran font 9, terletak setelah tabel)

JUDUL BAB di sebelah kanan/halaman ganjil | 19


Tabel harus disetting rata kiri (align left).

20 | JUDUL BUKU di sebelah kiri/halaman genap


LATIHAN SOAL (Khusus untuk buku ajar)
1. Jelaskan persepsi kualitas ..........!
2. Hitung nilai dari ..............

JUDUL BAB di sebelah kanan/halaman ganjil | 21


DAFTAR PUSTAKA
(Harus ada, dan menggunakan “Harvard Style” )

Contoh untuk buku (selengkapnya untuk artikel jurnal,


proceeding, dan web site bisa dilihat di buku pedoman penulisan
UB Press):

1. Satu penulis
Susilawati, T. 2011. Spermatologi. Malang: UB Press

2. Dua penulis
Solimun dan A.R. Fernandes. 2017. Metode Statistika Multivariat
(SEM) Pendekatan WarpPLS. Malang: UB Press

DAFTAR PUSTAKA | 23
GLOSARIUM
(Jika ada glosarium)

GLOSARIUM | 25
INDEKS
(Optional, disarankan ada)

INDEKS | 27B
BIOGRAFI PENULIS
(Harus ada)
Disertai foto terbaru dari penulis

BIOGRAFI PENULIS | 29

Anda mungkin juga menyukai