Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN PRAKTIKUM

PEMATAHAN DORMANSI BIJI KARET

Oleh:

Maharani Tirthasari

11382201810

III / E

Dosen Pengampuh :

Indah Permanasari, S.P.,M.P

Ervina Aryanti, S.P., M.Si

Lenny Sasmita, S.P., M.Si

AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM

RIAU

TAHUN 2014

Laporan Praktikum Dormansi | 1


KATA PENGANTAR

Puji syukur kita sanjungkan hanya kepada Allah SWT. Kepadanya kita

meminta, memohon ampunan, dan petunjuk. Kepadanya kita berlindung dari segala

kejahatan diri kita dan kebutukan perbuatan kita. Atas rahmat dan kesempatan

darinya kami dapat menyelesaikan laporan praktikum dormansi mata kuliah

Tekonologi Benih, dengan dosen pembimbing ibu Indah Permanasari S.P.,M.P.

Dalam penulisan laporan ini saya merasa masih banyak kekurangan-

kekurangan, baik pada teknis penulisan maupun materi. Untuk itu kritik dan saran

yang membangun dari semua pihak sangat saya harapkan sebagai pembelajaran, agar

saya bisa lebih baik lagi. Atas terselesaikannya laporan ini saya mengucapkan terima

kasih kepada semua pihak yang telah membantu. Semoga laporan ini dapat

bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi teman-teman dan semua pihak

yang membutuhkan.

Pekanbaru, Desember 2014

Penulis

Laporan Praktikum Dormansi | 2


DAFTAR ISI

Kata Pengantar ……………………………………………………………….. i


Daftar Isi ………………………………………………………………………. ii
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang ……………………………………………………………... 1
1.2 Tujuan ……………………………………………………………………… 2
1.3 Rumusan Masalah ………………………………………………………….. 3
1.4 Hipotesis ……………………………………………………………………. 3
BAB II Tinjauan Pustaka
2.1 Dormansi …………………………………………………………………… 4
2.2 Cara Pemecahan Dormansi ………………………………………………… 6
BAB III Pelaksanaan Praktikum
3.1 Waktu dan Tempat …………………………………………………………. 8
3.2 Bahan dan Alat ……………………………………………………………... 8
3.3 Metodologi Praktikum ……………………………………………………... 9
3.4 Cara Kerja ………………………………………………………………….. 9
3.5 Perubahan yang Diamati …………………………………………………… 10
BAB IV Hasil dan Pembahasan
4.1 Hasil ………………………………………………………………………... 11
4.2 Pembahasan ………………………………………………………………… 13
4.3 Lampiran …………………………………………………………………… 19
BAB V Penutup
5.1 Kesimpulan ………………………………………………………………… 26
5.2 Saran ………………………………………………………………………... 26
Daftar Pustaka ………………………………………………………………… 27

Laporan Praktikum Dormansi | 3


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Karet diyakini dinamai oleh Joseph Priestley, yang pada tahun 1770

menemukan lateks yang kering dapat menghapus tulisan pensil. Ditempat

asalnya Amerika Tenagh dan Amerika Selatan, karet telah dikumpulkan sejak

lama. Peradaban Mesoamerika menggunakan karet dari Castilla elastica.

Tanaman karet berasal dari bahasa latin yang bernama Hevea brasiliensis.

Tanaman ini merupakan sumber utama bahan tanaman karet alam dunia. Jauh

sebelum tanaman karet dibudidayakan, penduduk asli di berbagai tempat seperti;

Amerika, Asia, dan Afrika Selatan menggunakan pohon lain yang menghasilkan

getah. Getah yang mirip lateks juga dapat diperoleh dari tanaman family

Moroceae. Tanaman karet merupakan pohon yang tumbuh tinggi, besar dan

berbatang cukup besar, tinggi pohon dewasa mencapai 15-25 meter. Tumbuh

lurus dan memiliki percabangan yang tinggi di atas. Batang tanaman ini

mengandung getah yang dikenal dengan nama lateks. Daun karet terdiri dari

tangkai daun daun utama dan tangkai anak daun. Panjang tangkai daun utama 3-

20 cm. panjang tangkai anak daun sekitar 3-10 cm. Anak daun berbentuk eliptis,

memanjang dengan ujung meruncing, tepinya rata dan gundul. Biji karet terdapat

dalam setiap ruang buah. Jumlah biji berkisar tiga dan enam sesuai dengan

Laporan Praktikum Dormansi | 4


jumlah ruang. Ukuran biji besar dengan kulit keras.warnanya cokelat kehitaman

dengan bercak-bercak berpola yang khas. Sesuai dengan sifat dikotilnya. Akar

tanaman karet merupakan akar tunggang.

Karet adalah polimer dari satuan isoprene (politerpena) yang tersusun dari

5000 sampai 10.000 satuan dalam rantai tanpa cabang. Pada suhu normal karet

tidak berbentuk (amorf). Pada suhu rendah dia akan mengkristal. Dengan

meningkatnya suhu karet akan mengembang searah dengan sumbu panjangnya.

Penurunan suhu akan mengembalikan keadaan mengembang ini. Inilah alasan

mengapa karet bersifat elastic.

1.2 Tujuan

Pada percobaan praktikum ini bertujuan untuk megetahui cara-cara pematahan

dormansi terhadap perkecambahan dan pertumbuhan benih tanaman karet atau

Hevea brasiliensis.

Laporan Praktikum Dormansi | 5


1.3 Rumusan Masalah

2 Mematahkan dormansi pada benih lepas air biasa (A1R1) ?

3 Mematahkan dormansi pada benih lepas air atomic (A1R2) ?

4 Mematahkan dormansi pada benih lepas air multiguna (A1R3) ?

5 Mematahkan dormansi pada benih utuh air biasa (A2R1) ?

6 Mematahkan dormansi pada benih utuh air atomic (A2R2) ?

7 Mematahkan dormansi pada benih utuh air multiguna (A2R3) ?

7.1 Hipotesis

Diduga pematahan dormansi dapat dilakukan dengan cara mengupas

cangkang atau kulit keras yang menutupi benih, kemudia di rendam dalam air

dan cairan atinic dan multiguna dan lamanya perendaman selama enam jam

dapat mempengaruhi perkecambahan benih.

Laporan Praktikum Dormansi | 6


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Dormansi

Dormansi merupakan ketidak mampuan suatu benih untuk dapat berkecambah

secara normal meskipun keadaan lingkungannya mendukung untuk

perkecambahan.

Benih dikatakan dorman apabila benih tersebut sebenarnya hidup, tetapi tidak

berkecambah walaupun diletakkan pada keadaan yang secara umum dianggap

telah memenuhi persyaratan, bagi suatu perkecambahan.(Sutopo L. 2002).

Terdapat dua macam tipe dormansi, yaitu dormansi fisik dan fisiologis.

Dormansi fisik merupakan dormansi yang menyebabkan pembatasan structural

terhadap perkecambahan, sepeti kulit biji yang keras dan kedap sehingga

menjadi penghambat mekanis tehadap masuknya air atau gas pada beberapa jenis

benih tanaman.

Penyebab dormansi fisik antara lain :

1. Impermeabilitas kulit biji terhadap air. Tipe dormansi ini disebut sebagai

“benih keras”.

2. Resistensi mekanis kulit biji terhadap pertumbuhan embrio. Beberapa

jenis biji tetap berada dalam keadaan dorman disebabkan oleh kulit bijinya

yang cukup kuat untuk menghalangi pertumbuhan dari embrio.

Laporan Praktikum Dormansi | 7


3. Permeabilitas yang rendah dari kulit biji terhadap gas-gas.

Dormansi fisiologis merupakan ketidak mampuan suatu benih untuk

berkecambah yang disebabkan oleh sejumlah mekanisme atau oleh pengatur

tubuh baik penghambat atau rangsangan tumbuh atau dapat juga disebabkan oleh

faktor-faktor dalam benih itu sendiri.

Penyebab dormansi fisik antara lain :

1. Immaturity embrio yaitu yaitu biji dimana perkecambahannya harus

ditunda karena embrio tidak secepat jaringan disekelilingnya.

2. After ripening yaitu benih yang tidak mampu berkecambah normal karena

benih memerlukan masa simpan tertentu. Sering pula didapati benih gagal

berkecambah walaupun embrio telah terbentuk sempurna dan kondisi

lingkungan memungkinkan untuk berkecambah.

3. Dormansi sekunder yaitu benih-benih pada keadaan normal mampu

berkecambah, tetapi apabila dikenakan pada suatu keadaan lingkungan

yang tidak menguntungkan selama beberapa waktu dapat kehilangan

kemampuan untuk berkacambah.

4. Dormansi yang disebabkan oleh hambatan metabolisme pada embrio.

dapat karena kepekaan terhadap cahaya tertentu/fotoblastik, chilling dan

adanya zat penghambat perkecambahan Contohnya, keperluan akan

cahaya.

Laporan Praktikum Dormansi | 8


2.2 Cara Pemecahan Dormansi

1. Dengan perlakuan stratifikasi

Stratifikasi merupakan tindakan meletakkan biji pada suhu rendah

selama musim dingin dalam wadah yang berisi pasir dan gambut yang

lembab. Selama proses stratifikasi ini, terjadi perubahan dalam benih yang

berakibat menghilangnya bahan-bahan penghambat pertumbuhan atau terjadi

pembentukkan bahan-bahan yang merangsang pertumbuhan.

2. Perlakuan pencahayaan

Cahaya berpengaruh terhadap persentase perkecambahan benih dan

laju perkecambahan. Pengaruh cahaya pada benih bukan saja dalam jumlah

cahaya yang diterima tetapi juga intensitas cahaya dan panjang hari.

3. Perlakuan untuk benih keras

a. Perandaman

Benih dengan kulit yang keras direndam dalam air selama 24-48 jam , dan

khususnya untuk benih Acasia spp direndam dalam air yang hamper

mendidih dan dibiarkan sampai dingin, dengan volume air 3 kali volume

benih.

b. Perlakuan dengan larutan asam kuat

Penggunaan asam sulfat (H2SO4) sangat efektif untuk beberapa jenis

benih. Karena bahan kimia ini cukup berbahaya bagi analis, maka

penggunaannya harus hati-hati. Setelah perendaman benih harus dicuci

bersih pada air mengalir sebelum benih ditabur/ditanam pada media

Laporan Praktikum Dormansi | 9


tumbuh (contoh Macropitilium spp, Brachiria spp) pada Oryza sativa

dapat dilakukan perendaman benih didalam HNO3 selama 24 jam (setelah

pemanasan pada suhu 50°C.

c. Perlakuan skarifikasi mekanis

Penusukkan dengan hati-hati kulit benih, pengguntingan kulit benih,

pengguntingan kulit benih, pengikiran atau penggosokkan kulit benih ke

pasir dapat mematahkan dormansi benih. Kehati-hatian harus selalu dijaga

dalampengklasifikasian kulit benih pada bagian yang benar untuk

menghindari kerusakan embrio.

d. Perlakuan untuk menghilangkan zat penghambat

- Pencucian awalPencucian pada air mengalir suhu 25°C, missal Beta

Vulgaris. Setelah dicuci benih dikeringkan pada susu maksimal 25°C

kemudian ditabur.

- Membuang struktur disekitar benih

Daya berkecambah dari beberapa jenis tanaman tertentu biasanya

dapat dipacu dengan membuang struktur luar, missal lemma dan palea

dari poaceae atau graminae.

e. Perlakuan disinfektan benih

Perlakuan fungisida dapat dipergunakan sebelum pengujian

perkecambahan yang diperlukan pada suhu lot benih yang belum

mendapat suatu perlakuan missal pada Arachis hypogeae dan Beta

vulgaris.

Laporan Praktikum Dormansi | 10


BAB III

PELAKSANAAN PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Gedung Al-Maidah, Jurusan

Agroteknologi Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri

Sultan Syarif Kasim Riau, Pekanbaru. Praktikum berlangsung pada hari Selasa

tanggal 25 November 2014. Waktu perendaman benih dimulai dari pukul 09.30

sampai dengan 15.30 WIB.

3.2 Bahan dan Alat

Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah :

1. Biji karet 24 buah

- biji karet utuh 24 buah

- biji karet kupas 24 buah

2. 1 liter air digunakan untuk 6 percobaan

3. 2 ml atonic/liter air biasa

4. 2 ml multiguna/liter air biasa

5. Tanah, pasir, kompos dengan perbandingan 2:1:1

Laporan Praktikum Dormansi | 11


Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah :

1. Pipet tetes

2. Gelas kimia/ gelas kemasan air mineral

3. Gelas ukur

4. Polibag 24 buah ukuran 15 x 20 cm

3.3 Metodologi Praktikum

Praktikum ini menggunakan metode tipe dormansi fisik, dikarenakan adanya

pembatas struktural tehadap kecambah yaitu kulit biji karet yang keras dan

kedap yang menjadi penghambat. Pemecahan dormansi dengan cara perlakuan

untuk benih keras menggunakan perlakuan pengupasan cangkang atau kulit biji

dan perendaman dalam air, larutan atonic dan larutan multiguna.

3.4 Cara Kerja

1. Persiapan Alat

Siapkan gelas kemasan air mineral atau gelas kimia, gelas ukur pipet tetes,

dan polibag 24 buah ukuran 15x20 cm.

Bersihkan gelas kimia/gelas kemasan air mineral yang akan digunakan.

Siapkan pipet tetes untuk larutan atonic dan multiguna. Siapkan tanah, pasir,

dan kompos dengan perbandingan 2 : 1 : 1.

Laporan Praktikum Dormansi | 12


2. Persiapan Benih

Benih yang digunakan adalah benih tanaman karet. Sediakan 24 buah benih

karet. 12 buah di kupas cangkang/kulit kerasnya, dan 12 buah lagi di biarkan

utuh.

3. Perlakuan Benih

Masukkan benih kedalam gelas kimia/gelas kemasan air mineral kemudian

direndam dalam air, larutan atonic dan larutan multiguna selama 6 jam.

Kemudian angkat dan tiriskan.

4. Penanaman Benih

Setelah perendaman, diangkat dan ditiriskan. Tanah, pasir dan kompos

dengan perbandingan 2 : 1 : 1 yang telah disediakan tadi dimasukkan

kedalam polibag. Setelah itu tanam benih karet yang utuh dan yang telah

dikupas kedalam polibag.

5. Pemeliharaan

Benih disiram setiap hari. Yang harus diperhatikan dalam penyiraman adalah

kelembaban tanah selalu terjaga dan air tidak tergenang dalam polibag

perkecambahan, karena dapat menyebabkan benih menjadi busuk.

3.5 Perubahan Yang Diamati

1. Mengamati pertumbuhan benih

2. Menghitung rata-rata perkecambahaannya

3. Menghitung daya kecambang benih

4. Menghitung indeks vigor benih.

Laporan Praktikum Dormansi | 13


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Biji karet merupakan benih keras perlakuan yang dilakukan dengan


perendaman air biasa, air atomic dan air multiguna dengan tabel sebagai berikut :

Kombinasi
A1 (benih lepas) A2 (benih utuh)
R1 (air biasa) A1R1 A2R1
R2 (atonic) A1R2 A2R2
R3 (multiguna) A1R3 A2R3
Keterangan
a) A1R1 = Benih lepas Air biasa
b) A1R2 = Benih lepas Larutan Atonik
c) A1R3 = Benih lepas Larutan Multiguna
d) A2R1 = Benih utuh Air biasa
e) A2R2 = Benih utuh Larutan Atonik
f) A2R3 = Benih utuh Larutan Multiguna

4.1 Hasil

Hasil pengamatan pematahan dormansi perkecambahan adalah sebagai berikut :


Minggu ke 1 pada tanggal 01 desember 2014
01 Desember 2014 Polibag 1 Polibag 2 Polibag 3 Polibag 4
A1R1 BT BT BT BT
A1R2 BT BT TA BT
A1R3 TA BT BT TA
A2R1 BT BT BT BT
A2R2 BT BT BT BT

Laporan Praktikum Dormansi | 14


A2R3 BT BT BT BT
Keterangan
BT : Belum tumbuh
TA : Tumbuh akar
Minggu ke 2 pada tanggal 08 desember 2014

08 Desember 2014 Polibag 1 Polibag 2 Polibag 3 Polibag 4


A1R1 TA BT TA BT
A1R2 TA TA TA TJ
A1R3 TA TA TA TA
A2R1 BT BT BT BT
A2R2 BT BT BT BT
A2R3 BT BT BT BT
Keterangan
BT : belum tumbuh
TA : tumbuh akar
TJ : tumbuh jamur
Minggu ke 3 pada tanggal 15 desember 2014

15 Desember 2014 Polibag 1 Polibag 2 Polibag 3 Polibag 4


A1R1 TA BT TB BT
A1R2 R TA TB R
A1R3 TB TB TB TB
A2R1 BT BT BT BT
A2R2 BT BT BT BT
A2R3 BT BT BT BT
Keterangan
BT : belum tumbuh
TA : tumbuh akar
R : rusak

Laporan Praktikum Dormansi | 15


Minggu 4 pada tanggal 22 desember 2014

22 Desember 2014 Polibag 1 Polibag 2 Polibag 3 Polibag 4


A1R1 M M H M
A1R2 M H H M
A1R3 H H H H
A2R1 M M H H
A2R2 H H M TA & TB
A2R3 H M M TA & TB
Keterangan
M : mati
H : hidup
TA : tumbuh akar
TB : tumbuh batang

4.2 Pembahasan

 Rata-rata perkecambahan

A1 A2 jumlah Rata-rata
R1 A1R1 (1) A2R1 (2) 3/2 2
R2 A1R2 (2) A2R2 (3) 5/2 3.5
R3 A1R3 (4) A2R3 (2) 6/2 3
Jumlah 7/3 7/3 14/6 8.5
Rata-rata 2.33 2.33 2.33 2.83

Laporan Praktikum Dormansi | 16


Persentase rata-rata Kombinasi benih lepas dan benih utuh dengan air biasa,

larutan atonik dan larutan multiguna yaitu sebagai berikut :

A1R1 + A2R1 = 1+2= 3/2 = 2

A1R2 +A2R2 = 2+3 = 5/2 = 3.5

A1R3 + A2R3 = 4+2= 6/2 = 3

Hasil rata-rata kombinasi benih lepas dan benih utuh dengan air biasa, larutan

atonik dan larutan multiguna = 2+3.5+3 = 8.5/3 = 2.83

 Daya kecambah benih

A1 Dk % A2 Dk % jumlah hasil
R1 A1R1 (1) 25 % A2R1 (2) 50 % 3 1,5
R2 A1R2 (2) 50 % A2R2 (3) 75 % 5 2,5
R3 A1R3 (4) 100 % A2R3 (2) 50 % 6 3
Jumlah 7 7 14 7
Rata-rata 2,33 2,33 4,66 2,33

Persentase daya kecambah Kombinasi benih lepas dan benih utuh dengan air

biasa, larutan atonik dan larutan multiguna yaitu sebagai berikut :

1.A1R1 + A2R1 = 1+2 = 1,5

1 2

2.A1R2 + A2R2 = 2+3 = 2,5

2 2

Laporan Praktikum Dormansi | 17


3.A1R3 + A2R3 = 4+2 = 3

2 2

4.A1R1 + A1R2 +A1R3 = 1+2+4 = 2,33

3 3

5.A2R2 +A2R2 + A2R3 = 2+3+2 = 2,33

3 3

6.A1R1+A1R2+A1R3+A2R1+A2R2+A2R3 = 1+2+4+2+3+2 = 2,33

6 6

Hasil penelitian dilakukan selama 4 minggu, hasil akhir menunjukkan bahwa :

1. Benih lepas air biasa (A1R1) dan benih utuh air biasa (A2R1) dengan

persentase hidup 1,5

2. Benih lepas air atonik (A1R2) dan benih utuh larutan atonik (A2R2) dengan

persentase hidup 2,5

3. Benih lepas air multiguna (A1R3) dan benih utuh larutan multigun (A2R3)

dengan persentase hidup 3

4. Benih lepas air biasa (A1R1), benih lepas larutan atonik (A1R2), benih lepas

larutan multiguna (A1R3) dengan persentase 2,33

5. Benih utuh air biasa (A2R1), benih utuh larutan atonik (A2R2), benih utuh

larutan multiguna (A2R3) dengan persentase 2,33

6. Benih lepas air biasa (A1R1), benih lepas larutan atonik (A1R2), benih lepas

larutan multiguna (A1R3), benih utuh air biasa (A2R1), benih utuh larutan

atonik (A2R2), benih utuh larutan multiguna (A2R3) dengan persentase 2,33

Laporan Praktikum Dormansi | 18


Persentase perkecambahan dari masing-masing 4 perlakuan pengamatan akhir

benih karet yaitu sebagai berikut :

1. A1R1 = 1/ 4 X 100% = 0,25 X 100% = 25 %

2. A1R2 = 2/ 4 X 100% = 0,5 X 100% = 50 %

3. A1R3 = 4/ 4 X 100% = 1 X 100% = 100 %

4. A2R1 = 2/ 4 X 100% = 0,5 X 100% = 50 %

5. A2R2 = 3/ 4 X 100% = 0,75 X 100% = 75%

6. A2R3 = 2/ 4 X 100% = 0,75 X 100 % = 50 %

Hasil penelitian akhir dari masing-masing perlakuan tersebut menunjukkan

bahwa :

1. Benih lepas dan air biasa dengan persentase hidup 25 %

2. Benih lepas dan larutan atonik dengan persentase hidup 50 %

3. Benih lepas dan larutan multiguna dengan pesentase hidup 100 %

4. Benih utuh dan air biasa dengan persentase hidup 50 %

5. Benih utuh dan larutan atonik dengan persentase hidup 75 %

6. Benih utuh dan larutan multiguna dengan persentase hidup 50 %

Dapat dijelaskan bahwa (A1R1) memiliki persentase 25% hidup dan 75%

benih mati, karena kerusakan benih rusak dan berjamur, (A1R2) memiliki

persentase 50% dan 50% benih mati, karena benih rusak sehingga tidak dapat

berkecambah, (A1R3) memiliki persentase 100% hidup, (A2R1) memiliki

persentase 50% hidup dan 50% benih benih tidak berkecambah sama sekali,

Laporan Praktikum Dormansi | 19


(A2R2) memiliki persentase 75% dan 25% tidak berkecambah sama sekali,

(A2R3) memiliki persentase 50 % dan 50% mati atau tidak berkecambah sama

sekali.

 Indeks vigor benih

Indeks vigor A1 IV A2 IV
benih
R1 A1R1 0.125 A2R1 0.125
R2 A1R2 1.125 A2R2 0.2
R3 A1R3 2.25 A2R3 0.133

Indeks vigor benih dapat dirumuskan dengan :

IV = G1+G2+G3+......Gn

D1 D2 D3 Dn

Perhitungan indeks vigor dimulai setelah penanaman, penanaman pada tanggal 25

november 2014, dan perhitungan perkecambahan dimulai sejak tanggal 01 november

sampai tanggal 22 november 2014.

Benih 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
A1R1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
A1R2 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
A1R3 1 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
A2R1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0
A2R2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 0 0 0 0 0 0 0
A2R3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0

Laporan Praktikum Dormansi | 20


A2R1 indeks vigor nya yaitu :
IV=G1+G2+G3+G4+G5+G6+G7+G8+G9+G10+G11+G12+G13+G14+ G15+G16
D1 D2 D3 D4 D5 D6 D7 D8 D9 D10 D11 D12 D13 D14 D15 D16
+G17+G18+G19+G20+G21+G22
D17 D18 D19 D20 D21 D22
IV=0/1+0/2+0/3+0/4+0/5+/06+0/7+0/8+0/9+0/10+0/11+0/12+0/13+0/14+0/15+2/16
+0/17+0/18+/19+/20+/21+/22
= 0+0+0+0+0+0+0+0+0+0+0+0+0+0+0+0.125+0+0+0+0+0+0+0
= 0.125

Indeks vigor benih benih lepas air biasa (A2R1) yaitu 0,125 pada hari ke 16
minggu ke 3 setelah penanaman

A2R2 indeks vigor nya yaitu :


IV=G1+G2+G3+G4+G5+G6+G7+G8+G9+G10+G11+G12+G13+G14+ G15+G16
D1 D2 D3 D4 D5 D6 D7 D8 D9 D10 D11 D12 D13 D14 D15 D16
+G17+G18+G19+G20+G21+G22
D17 D18 D19 D20 D21 D22
IV=0/1+0/2+0/3+0/4+0/5+0/6+0/7+0/8+0/9+0/10+0/11+0/12+0/13+0/14+3/15+0/16
+0/17+0/18+0/19+0/20+0/21+0/22
= 0+0+0+0+0+0+0+0+0+0+0+0+0+0+0.2+0+0+0+0+0+0+0
= 0.2

Indeks vigor benih benih lepas air biasa (A1R2) yaitu 0,2 pada hari ke 15 minggu
ke 3 setelah penanaman

Laporan Praktikum Dormansi | 21


A2R3 indeks vigor nya yaitu :
IV= G1+G2+G3+G4+G5+G6+G7+G8+G9+G10+G11+G12+G13+G14+ G15+G16
D1 D2 D3 D4 D5 D6 D7 D8 D9 D10 D11 D12 D13 D14 D15 D16
+G17+G18+G19+G20+G21+G22
D17 D18 D19 D20 D21 D22

IV=0/1+0/2+0/3+0/4+0/5+0/6+0/7+0/8+0/9+0/10+0/11+0/12+0/13+0/14+2/15+0/16
+0/17+0/18+0/19+0/20+0/21+0/22
= 0+0+0+0+0+0+0+0+0+0+0+0+0+0+0.133+0+0+0+0+0+0+0
= 0.133
Indeks vigor benih utuh larutan multiguna (A2R3) yaitu 0,133 pada hari ke 15
minggu ke 4 setelah penanaman.

4.3 Lampiran

1. Benih karet

Laporan Praktikum Dormansi | 22


 Benih lepas

 Benih utuh

Laporan Praktikum Dormansi | 23


2. Perendaman biji karet

Benih lepas

Gambar 1 Gambar 2 Gambar 3

Keterangan :

 Gambar 1 : A1R1 = benih lepas air biasa

 Gambar 2 : A1R2 = benih lepas larutan atonik

 Gambar 3 : A1R3 = benih lepas larutan multiguna

Benih utuh

Gambar 1 Gambar 2 Gambar 3

Laporan Praktikum Dormansi | 24


Keterangan :

 Gambar 1 : A2R1 = benih utuh air biasa

 Gambar 2 : A2R2 = benih utuh larutan atonik

 Gambar 3 : A2R3 = benih lepas larutan multiguna

3. Penyiapan media tanam berupa tanah, pasir, kompos perbandingan 2:1:1

Laporan Praktikum Dormansi | 25


4. Penanaman awal pada tanggal 25 november 2015

5. Pengamatan pada minggu pertama tanggal 01 desember 2014

Laporan Praktikum Dormansi | 26


6. Pengamatan pada minggu ke 2 tanggal 15 desember 2014

7. Pengamatan pada minggu ke 3 tanggal 18 desember 2014

Laporan Praktikum Dormansi | 27


8. Pengamatan pada minggu ke 4 tanggal 22 desember 2014

Laporan Praktikum Dormansi | 28


BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dormansi adalah suatu periode dimana tanaman atau bagian tanaman tidak

tumbuh walaupun lingkungan memungkinkan. Daya kecambah memiliki

keunggulan dari masing-masing percobaan. Benih utuh hampir tumbuh dengan

normal, namun laju perkecambahan nya lama dikarenakan imbibisi air kurang

sempurna akibat benih karet yang keras, sedangkan benih lepas laju

perkecambahannya cepat, namun benih pada perlakuan ini sebagian rusak akibat

mudahnya terkena jamur dan mati sehingga tidak berkecambah sama sekali.

5.2 Saran

Agar lebih berhati-hati saat mengupas cangkang/kulit jangan sampai melukai

benih karna akan berpengaruh terhadap daya kecambah benih tersebut. Saat

proses penyiraman harus diperhatikan kelembaban tanah selalu terjaga dan air

tidak tergenang dalam polibag perkecambahan, karena dapat menyebabkan benih

menjadi busuk.

Laporan Praktikum Dormansi | 29


DAFTAR PUSTAKA

Permanasari, indah.dkk. 2014. Buku Penuntun Praktikum Teknologi Benih.(Suska

press:Pekanbaru.hlm.18-20.

Anonim. 1995. Palem. PT Penebar Swadaya. Jakarta.

Kamil, J. 1986. Teknologi Benih 1. Ankasa Raya. Padang.

Qlikers. 2008. Perlakuan air pada benih. http://qlikers.wordpress.com/makalahq/

(diakses tanggal 21 Juli 2010)

Salisbury, F.B., and Ross, C.W. 1995. Fisiologi Tumbuhan. Intitut Pertanian Bogor.

Sutopo, L. 2010. Teknologi Benih. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Vansaka. 2010. Dormansi benih pada tanaman. http://vansaka.blogspot.com/2014

/04/dormansi-benih-padatanaman.

Laporan Praktikum Dormansi | 30

Anda mungkin juga menyukai