Anda di halaman 1dari 11

INVIGORASI DAN PRIMING PADA BENIH JAGUNG (Zea mays L.

)
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK BENIH

Oleh:
Yefta Novia Tama 512017021
Adventio Purnamadya Taurinanda 512017023
Rendha Kinasih 512017048
Erlitha Rahmawati 522017058

FAKULTAS PERTANIAN DAN BISNIS


UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2019
I. DASAR TEORI
Salah satu periode kritis dalam siklus kehidupan tanaman adalah waktu antara benih
mulai ditanam dengan munculnya kecambah, karena pada saat tersebut benih dihadapkan pada
beragam kondisi lingkungan tumbuh yang berpengaruh terhadap munculnya kecambah serta
vigor kecambah. Invigorasi benih ialah perlakuan yang diberikan terhadap benih sebelum
penanaman dengan tujuan memperbaiki perkecambahan dan pertumbuhan kecambah. Beberapa
perlakuan invigorasi benih juga digunakan untuk menyeragamkan pertumbuhan kecambah dan
meningkatkan laju pertumbuhan kecambah. Invigorasi benih dapat dilakukan dengan cara
perendaman benih dalam air ,priming dengan berbagai macam larutan (Heydecker et al., 1973),
dan penggunaan matriconditioning (Khan et al., 1992).
Perlakuan invigorasi merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan untuk
mengatasi mutu benih yang rendah yaitu dengan cara memperlakukan benih sebelum tanam
untuk mengaktifkan kegiatan metabolisme benih sehingga benih siap memasuki fase
perkecambahan (Sutariati, 2002). Beberapa perlakuan invigorasi benih juga digunakan untuk
menyeragamkan pertumbuhan kecambah dan meningkatkan laju pertumbuhan kecambah.
Invigorasi benih dapat dilakukan dengan cara perendaman benih dalam air, priming dengan
berbagai macam larutan dan penggunaan matriconditioning (Khan et all., 1992).
Priming merupakan teknik invigorasi benih yang merupakan suatu proses yang
mengontrol proses hidrasi-dehidrasi benih untuk berlangsungnya proses-proses metabolik
menjelang perkecambahan. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan priming
pada benih dapat meningkatkan resistensi terhadap penyakit pada beberapa tanaman, dan pada
tanaman lainnya dapat mengatasi defisiensi beberapa unsur hara mikro (Harris et all., 2004).
Saat Priming terjadi peristiwa fisiologis dan biokimia pada benih berperan saat suspensi
perkecambahan oleh potensial osmotik yang rendah dan potensial matriks yang sesuai dari
media yang terimbibisi. Biasanya bahan yang dipakai berupa larutan garam (osmoconditio-
ning) atau campuran bahan organik padatan dan air (matriconditioning) digunakan untuk
memperoleh keseimbangan potensial air antara benih dan media osmotik yang diperlukan untuk
conditioning (Khan, 1992). Benih-benih yang di-priming melalui perendaman dengan air
(soaking) dapat tahan terhadap penyakit dan memiliki vigor yang tinggi pada saat di
tanam di lapang. Benih yang digunakan untuk priming adalah benih gandum, jagung, padi,
sorgum, kacang hijau dan kacang panjang (Harris et al. 2004).
Priming juga berpengaruh terhadap vigor benih jagung. Beberapa hasil penelitan
menunjukkan bahwa perlakuan priming menyebabkan kecambah tumbuh lebih cepat dan
seragam. Selain itu perlakuan priming meningkatkan vigor tanaman, jumlah tunas, hasil biji
dan brangkasan serta indeks panen (Farooq et al. 2007).
Penggunaan pasir sebagai media priming pada benih alfalfa varietas Victoria dan
Golden Empress mampu meningkatkan toleransi terhadap cekaman salinitas. Serbuk
gergaji merupakan bahan kimia inert yang tidak beracun. Serbuk gergaji mengandung
komponen kimia yang sama seperti dalam batang kayu. Kemampuan mengalirkan air yang
tinggi dari media serbuk gergaji terlihat jika media ini diberikan air secara berlebihan, media
ini tidak larut tapi segera membentuk endapan. Sehingga serbuk gergaji memiliki daya larut
yang rendah dan tetap utuh selama conditioning. Serbuk gergaji memiliki kapasitas daya
pegang air tinggi. Hal ini dibuktikan dengan kapasitas daya pegang air tinggi pada keadaan
jenuh. Serbuk gergaji 451,58%. Luas permukaan yang besar ditunjukkan oleh kemampuan
memegang air yang besar. Makin luas suatu tekstur makin luas permukaan efektifnya dan makin
tinggi daya serapnya (kemampuan memegang air). Terdapat perbedaan kemampuan memegang
air serbuk gergaji dengan yang dipengaruhi oleh sifat fisik permukaan media. Serbuk gergaji
memiliki sifat yang paling mudah menyerap air dan memiliki kemampuan memegang air
yang tinggi dibandingkan dengan abu gosok (Yunitasari dan Ilyas, 1994).
Faktor-faktor yang mempengaruhi viabilitas benih selama penyimpanan dibagi menjadi
faktor internal dan eksternal. Faktor internal mencakup sifat genetik, daya tumbuh dan vigor,
kondisi kulit dan kadar air benih awal. Faktor eksternal antara lain kemasan benih, komposisi
gas, suhu dan kelembaban ruang simpan Salah satu cara untuk memperbaiki kondisi benih yang
telah mundur (deteorated) adalah dengan metode invigorasi yang dapat memperbaiki kondisi
benih yang telah menurun viabilitasnya. Invigorasi yaitu perlakuan fisik, fisiologis, dan
biokimia untuk mengoptimalkan viabilitas benih sehingga benih mampu tumbuh cepat dan
serempak pada kondisi yang seragam ( Farooq, 2006 ).
Jamur merupakan jenis patogen dominan yang menginfeksi benih tanaman aneka
kacang. Gejala penyakit benih pada umumnya nampak secara visual ketika benih
dikecambahkan, dan gejalanya beragam seperti busuk biji (seed rot), rebah bibit (damping-off)
dan tanaman mati, sehingga terjadi pengurangan populasi tanaman (Malvick 2002). Patogen
terbawa pada benih, menempati posisi yang berbeda seperti: (1) tercampur dengan benih dan
patogen tersebar hidup di antara individu benih hal ini biasanya terjadi selama pengelolaan
benih di lapangan, propagul sklerosia dan spora jamur dapat tercampur dengan cara ini; (2)
patogen menempel di permukaan biji (eksternal), terjadi pada sel bakteri dan jamur; dan (3)
patogen menginfeksi masuk ke dalam biji (internal) hidup menetap dalam biji misalnya pada
virus dan bakteri. Masa aktif jamur penyebab penyakit benih terjadi saat benih tumbuh dalam
tanah, terutama di lingkungan yang cukup lembab dengan suhu hangat (Rahayu, 2016).
II. TUJUAN
Mengetahui pengaruh tingkat vigor dan beberapa tehnik invigorasi (enhancement)
dengan melakukan pemeraman benih menggunakan matriks (=matrix-priming) terhadap nilai
viabilitas dan vigor benih.

III. METODE PELAKSANAAN


A. Waktu dan Tempat Praktikum
Kegiatan praktikum Teknik Benih dilakukan pada Selasa, 15 Oktober 2019 pada pukul
11:00-13:00 WIB di Laboraturium Teknologi Pengolahan hasil panen, Fakultas
Pertanian dan Bisnis, Universitas Kristen Satya Wacana.
B. Alat dan Bahan
 Alat : - Benih Jagung
- Tray - Air
- Sprayer - Pasir
- Plastik Bening - Arang Sekam
- Gunting - Serbuk Gergaji
- Kertas Merang - LarutanAquades
 Bahan :
C. Cara Kerja
Benih Jagung diambil sebanyak 200 benih kemudian benih dibagi menjadi 4 bagian
dengan perlakuan Kontrol, Matriconditioning dibagi menjadi 3 seperti Perlakuan
dengan pasir, perlakuan dengan arang sekam, perlakuan dengan serbuk gergaji.
Setiap perlakuan dilakukan sebanyak 50 benih.
a) Perlakuan pasir
1. 50 benih jagung disiapkan
2. Pasir dilembabkan dengan akuades kemudian di tiriskan di dalam tray
3. 50 benih kemudian dicampurkan dengan pasir yang sudah ditiriskan
4. Benih disimpan selama 1x24 jam
5. Benih lembab dipisahkan dari bahan matriconditioning pasir
6. Dikering anginkan selama kurang lebih 5 jam
7. Benih dikecambahkan dengan metode UKDdp.
b) Perlakuan Arang Sekam
1. 50 benih jagung
2. Arang Sekam dilembabkan dengan akuades kemudian di tiriskan di dalam tray
3. 50 benih kemudian dicampurkan dengan arang sekam yang sudah ditiriskan
4. Benih disimpan selama 1x24 jam
5. Benih lembab dipisahkan dari bahan matriconditioning arang sekam
6. Dikering anginkan selama kurang lebih 5 jam
7. Benih dikecambahkan dengan metode UKDdp.
c) Perlakuan Serbuk Gergaji
1. 50 benih jagung disiapkan
2. Serbuk Gergaji dilembabkan dengan akuades kemudian di tiriskan di dalam tray
3. 50 benih kemudian dicampurkan dengan serbuk gergaji yang sudah ditiriskan
4. Benih disimpan selama 1x24 jam
5. Benih lembab dipisahkan dari bahan matriconditioning serbuk gergaji
6. Dikering anginkan selama kurang lebih 5 jam
7. Benih dikecambahkan dengan metode UKDdp
d) Perlakuan Kontrol
1. 50 benih jagung disiapkan
2. Benih dikecambahkan dengan metode UKDdp
e) Metode UKDdp atau Uji Kertas Digulung Didirikan Dibungkus Plastik
1. Satu buah plastik diambil sebagai lapisan dasar media.
2. Kemudian 2 lembar kertas merang diambil untuk lapisan kedua diatas plastik
(permukaan kasar yang digunakan)
3. Benih ditaruh dan diatur diatasnya sebanyak 10 butir dengan kedalaman tanam
1-3 cm
4. Satu kertas merang kecil diambil (permukaan kasar yang digunakan), kemudian
tutup diatas kertas merang yang sudah diberi benih tadi
5. Digulung dengan hati-hati, jangan terlalu rapat
6. Diulangi hingga 200 butir benih ditanam semua
7. Seluruh gulungan tersebut diikat jadi satu, kemudian dimasukkan dalam seed
germinator
8. Dilakukan pengamatan setiap hari hingga Akhir Periode Pengamatan (APP)/
KNapp.

IV. HASIL PENGAMATAN


1. UKDdp Sekam
Gulungan Sekam 1
Hari KN Kabn FUS HS B/M
Vigor Less
Vigor
4 16 0 0
5 16 0 0
6 15 0 1
7 15 0 0
Gulungan Sekam 2
KN Kabn FUS HS B/M
Hari Vigor Less
Vigor
4 16 0 0
5 14 0 2
6 14 0 0
7 14 0 0
Gulungan Sekam 3
KN Kabn FUS HS B/M
Hari Vigor Less
Vigor
4 18 0 0
5 14 0 4
6 11 0 3
7 10 0 1
2. UKDdp Pasir
Gulungan Pasir 1
KN Kabn FUS HS B/M
Hari Vigor Less
Vigor
4 16 0 0
5 13 0 3
6 10 0 3
7 10 0 0
Gulungan Pasir 2
KN Kabn FUS HS B/M
Hari Vigor Less
Vigor
4 17 0 0
5 12 0 5
6 10 0 2
7 10 0 0
Gulungan Pasir 3
Hari KN Kabn FUS HS B/M
Vigor Less
Vigor
4 17 0 0
5 17 0 0
6 14 0 3
7 14 0 0
3. UKDdp Serbuk Gergaji
Gulungan Serbuk Gergaji 1
KN Kabn FUS HS B/M
Hari Vigor Less
Vigor
4 25 0 0
5 25 0 0
6 25 0 0
7 24 0 1
Gulungan Serbuk Gergaji 2
KN Kabn FUS HS B/M
Hari Vigor Less
Vigor
4 25 0 0
5 24 0 1
6 24 0 0
7 24 0 0

4. UKDdp Kontrol
Gulungan Control 1
KN Kabn FUS HS B/M
Hari Vigor Less
Vigor
4 17 0 0
5 17 0 0
6 17 0 0
7 13 0 4
Gulungan Control 2
KN Kabn FUS HS B/M
Hari Vigor Less
Vigor
4 18 0 0
5 17 0 1
6 15 0 2
7 15 0 0
Gulungan Control 3
KN Kabn FUS HS B/M
Hari Vigor Less
Vigor
4 15 0 0
5 14 0 1
6 13 0 1
7 13 0 0
jumlah KNH1+ jumlah KN APP
 Daya berkecambah (%) = Jumlah benih yang dikecambahkan x 100 %

1. Sekam
16+15
Gulungan 1 = x 100 %= 62 %
50
16+14
Gulungan 2 = x 100 %= 60 %
50
18+10
Gulungan 3 = x 100 %= 56 %
50
62+60+56
Rata-rata = % = 𝟓𝟗, 𝟑𝟑%
3

2. Pasir
16+10
Gulungan 1 = x 100 %= 52 %
50
17+10
Gulungan 2 = x 100 %= 54 %
50
17+14
Gulungan 3 = x 100 %= 62 %
50
52+54+62
Rata-rata = % = 𝟓𝟗, 𝟑𝟑%
3

3. Serbuk Gergaji
25+24
Gulungan 1 = x 100 %= 98 %
50
25+24
Gulungan 2 = x 100 %= 98 %
50
98+98
Rata-rata = % = 𝟗𝟖 %
2
17+13
4. Gulungan 1 = x 100 %= 60 %
50
18+15
Gulungan 2 = x 100 %= 66 %
50
15+13
Gulungan 3 = x 100 %= 56 %
50
60+66+56
Rata-rata = % = 𝟔𝟎, 𝟔𝟔%
3

Keterangan:
KNH1 =jumlah dari seluruh kecmbahan normal pada hari ke 4 setelah
dikecambahkan
KNapp = jumah dari seluruh kecambah normal pada hari ke 7 setelah dikecambahkan
𝑁 %𝐾𝑁 %𝐾𝑁 %𝐾𝑁
 Kecepatan tumbuh atau KCT (%)= ∑ 𝑡 = + + ⋯+ (%/etmal)
1 2 10
50 46 40 39
% % % %
50x100 50x100 50x100 50x100
1. Sekam = + + +
4 5 6 7
100 88 80 78
= %+ %+ %+ %
4 5 6 7

= 25%+ 17,5%+ 13,33%+ 11, 14% = 66,67 %/etmal


50 42 34 34
% % % %
50x100 50x100 50x100 50x100
2. Pasir = + + +
4 5 6 7
100 84 68 68
= %+ %+ %+ %
4 5 6 7

= 25%+ 16,8%+ 11,33%+ 9,71% = 62,84%/etmal


50 49 49 48
% % % %
3. Serbuk Gergaji = 50x100 + 50x100 + 50x100 + 50x100
4 5 6 7
100 98 98 96
= %+ %+ %+ %
4 5 6 7

= 25%+ 16,8%+ 11,33%+ 9,71% = 74,65%/etmal


50 48 45 41
% % % %
50x100 50x100 50x100 50x100
4. Kontrol = + + +
4 5 6 7
100 96 90 82
= %+ %+ %+ %
4 5 6 7

= 25%+ 16,8%+ 11,33%+ 9,71% = 70,91%/etmal

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝐾𝑁ℎ1
 Kerempakan tumbuh atau Kst (%) = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑏𝑒𝑛𝑖ℎ𝑦𝑎𝑛𝑔𝑑𝑖𝑘𝑒𝑐𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ𝑘𝑎𝑛 x 100%
50
1. Sekam = 50 x 100% = 100%
50
2. Pasir = 50 x 100% = 100%
50
3. Serbuk Gergaji = 50 x 100% = 100%
50
4. Kontrol = x 100% = 100%
50

V. PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil perhitungan daya berkecambah benih dengan perlakuan sekam
memiliki rata-rata daya berkecambah 59,33%, perlakuan pasir 59,33%, serbuk gergaji 98% dan
control 60,66%. Benih jagung dengan perlakuan serbuk gergaji memiliki daya berkecambah
paling tinggi, karena serbuk gergaji memiliki serat-serat yang dapat menyerap air sehingga
benih jagung dapat menyerap air lebih banyak. Menurut Yunitasari dan Ilyas (1994), bahwa
Serbuk gergaji memiliki kapasitas daya pegang air tinggi. Serbuk gergaji memiliki sifat yang
paling mudah menyerap air dan memiliki kemampuan memegang air yang tinggi dibandingkan
dengan abu gosok.
Berdasarkan perhitungan kecepatan tumbuh pada perlakuan sekam 66,67 %/etmal,
perlakuan pasir 62,84%/etmal, serbuk gergaji 74,65%/etmal, dan kontrol 70,91%/etmal. Pada
perlakuan serbuk gergaji memiliki kecepatan tumbuh paling cepat dibandingkan pada control,
sekam dan pasir karena serbuk gergaji dapat menyerap air sehingga jagung dapat menyerap air
tersebut untuk tumbuh.
Berdasarkan perhitungan keserempakan tumbuh pada perlakuan pasir, sekam,serbuk
gergaji memiliki keserempakan 100%. Hal menunjukkan bahwa benih di semua perlakuan
mempunyai keserempakkan tumbuh yang tinggi. Hal ini dipengaruhi oleh jenis varietas yang
dipilih untuk praktikum memiliki tingkat kerempakkan benih yang tinggi.
Untuk benih yang berjamur saat proses perkecambahan, didapat bahwa benih dengan
perlakuan pasir mendapat angka terbanyak yaitu 15 benih, disusul sekam 11 benih, control 9
benih, dan serbuk gergaji 2 benih. yang berjamur. Menurut Rahayu (2016), Hal ini dipengaruhi
oleh tercampur dengan benih dengan patogen seperti jamur yang tersebar hidup di antara
individu benih selama pengelolaan benih di lapangan dan tempat hidup benih yang yang cukup
lembab dengan suhu hangat sehingga masa aktif jamur penyebab penyakit benih terjadi saat
benih tumbuh dalam media seperti pasir.

VI. KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA
Farooq, M., S. M. A. Basra, K. Hafeez. 2006. Seed invigoration by osmohardening in coarse
and fine rice. Seed Sci and Technol. 34 : 181-187.
Farooq, M., Shahzad, M. A., Basra, M. Hussain, H. Rehman, and B. A, Saleem. 2007. Interna-tional
Journal of Agriculture and Biol-ogy, In-corporation of polyamines in priming media enhances
the germination and early seedling growth in hybrid sun-flower (Helianthus annus L.). Vol. 9.
No. 6 : 868-872.
Harris, D., A. Rashid, P.A. Hollington, L. Jasi, and C. Riches. 2004. Prospects of improving
Heydecker, W., J. Higgins, and R.L. Gulliver. 1973. Nature, Accelerated germination by osmotic seed
treatment.246:42–46.
Khan, A.A., J.D. Maguire, G.S. Abawi dan S. Illas, 1992. J. Amer. Soc. Hort. Sci.Matriconditioning of
vegetable seed to improve stand esta-blishment in early field planting.117: 41–7.
Malvick, D. 2002. Soybean Seed Treatments and Control of Seed and Seedling Diseases. http://bulletin.
ipm.illinois.edu/pastpest/articles/200202i.html.
Rahayu, Mudji. 2016. Patologi dan Teknis Pengujian Kesehatan Benih Tanaman Aneka
Kacang. BULETIN PALAWIJA VOL. 14 NO. 1: 78–88.
Sutariati, GA. 2002. Peningkatan Performansi Benih Cabai (Capsicum Annuum L.) dengan
Perlakuan Invigorasi Benih. Makalah Pengantar Falsafah Sains. InstitutPertanian
Bogor. Bogor. 67-77hlm.
Yunitasari M & Ilyas S. 1994. Keluarga Benih, Kemungkinan Beberapa Media Padatan sebagai
Media Matriconditioning Benih Cabe (Capsicum annum L.),Vol. V.No.2. Bogor: IPB.

Anda mungkin juga menyukai