Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM

MORFOLOGI DAN ANATOMI BENIH


MORFOLOGI EKSTERNAL BENIH

Oleh :
Indrianingsih
A41180419 / Golongan A / 15

PROGRAM STUDI TEKNIK PRODUKSI BENIH


JURUSAN PRODUKSI PERTANIAN
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2019
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Morfologi tumbuhan merupakan ilmu yang mempelajari bentuk fisik dan
struktur tubuh dari tumbuhan, morfologi berasal dari bahasa Latin morphus
yang berarti wujud atau bentuk, dan logos yang berarti ilmu. Morfologi
tumbuhan berbeda dengan anatomi tumbuhan yang secara khusus mempelajari
struktur internal tumbuhan pada tingkat mikroskopis. Morfologi tumbuhan
berguna untuk mengidentifikasi tumbuhan secara visual, dengan begitu
keragaman tumbuhan yang sangat besar dapat dikenali dan diklasifikasikan
serta diberi nama yang tepat untuk setiap kelompok yang terbentuk, ilmu yang
mempelajari klasifikasi serta pemberian nama tumbuhan adalah taksonomi
tumbuhan. Morfologi tumbuhan tidak hanya menguraikan bentuk dan susunan
tubuh tumbuhan saja, tetapi juga untuk menentukan fungsi dari masing-
masing bagian dalam kehidupan tumbuhan, dan selanjutnya juga berusaha
mengetahui dari mana asal dan susunan tubuh yang terbentuk.
Dalam praktikum morfologi eksternal benih ini, penulis mengamati benih-
benih tanaman pangan dan tanaman hortikultura berdasarkan morfologi
eksternalnya. Benih yang merupakan alat perkembangbiakan yang utama
karena mengandung calon tumbuhan baru memiliki arti tersendiri yaitu, biji
(grain) dan benih (seed) memiliki arti dan pengertian yang bermacam-macam,
tergantung dari segi mana meninjaunya. Meskipun biji dan benih memiliki
jumlah, bentuk, ukuran, warna, bahan yang dikandungnya dan hal-hal lainnya
berbeda antara satu dengan lainnya, namun sesungguhnya secara alamiah
merupakan alat utama untuk mempertahankan/menjamin kelangsungan hidup
suatu spesies di alam. Secara botanis/struktural, biji dan benih tidak berbeda
antara satu dengan lainnya, keduanya berasal dari zygote, berasal dari ovule,
dan mempunyai struktur yang sama.
Secara fungsional biji dengan benih memiliki pengertian yang berbeda.
Biji adalah hasil tanaman yang digunakan untuk tujuan komsumsi atau diolah
sebagai bahan baku industri. Sedangkan benih adalah biji dari tanaman yang
diproduksi untuk tujuan ditanam/dibudidayakan kembali.
Morfologi eksternal suatu benih meliputi ukuran, bentuk dan adanya alat-
alat tambahan pada benih. Pengetahuan tentang struktur benih ini akan sangat
membantu dalam membedakan benih-benih tiap tanaman yang memiliki
variasi dan karakter yang berbeda-beda, sehingga dilakukan praktikum
morfologi eksternal benih.
1.2 Tujuan
Pada parktikum morfologi eksternal benih ini memiliki tujuan untuk
praktikan yaitu mengidentifikasi dan mengetahui ciri-ciri fisik benih
berdasarkan morfologi eksternalnya.
1.3 Manfaat
Manfaat dari praktikum morfologi eksternal benih ini adalah untuk
memberikan pengetahuan tambahan tentang ciri-ciri fisik benih berdasarkan
morfologi eksternalnya.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Benih ialah biji tanaman yang dipergunakan untuk keperluan dan
pengembangan usaha tani, memiliki fungsi agronomis atau merupakan komponen
agronomi.Sebagai komponen agronomi masalah benih ini lebih berorientasi pada
penerapan norma-norma ilmiah, jadi lebih bersifat teknologis (Kartasapoetra,
1986).
Benih matang pada umumnya terdiri dari tiga struktur dasar, yaitu embrio,
jaringan penyimpanan bahan makanan dan kulit benih. Embrio terdiri dari sumbu
embrio yang mengandung daun lembaga atau kotiledon, plumula, hipokotil dan
bahan akar. Jaringan penyimpanan bahan makanan dari suatu benih mungkin
dalam bentuk daun lembaga, endosperma atau perisperma. Kulit benih dapat
terdiri dari dua lapisan, yaitu lapisan luar yang relatif kuat dan lapisan dalam yang
lebih tipis. Pada benih tertentu dapat pula hanya merupakan lapisan tunggal saja
(Kartasapoetra, 1986).
Biji merupakan suatu struktur kompleks, yang terdiri dari embrio atau lembaga,
kulit biji dan persediaan makanan cadangan. Dalam biji banyak tumbuhan,
makanan disimpan di dalam lembaga biji itu sendiri, pada tumbuhan lain, makanan
disimpan dalam jaringan di sekililingnya. Cerita lengkap mengenai biji harus
menerangkan perubahan-perubahan yang terjadi dalam stamen dan pistil, proses
penyerbukan, perkembangan embrio, pembentukan kulit biji dan perkembangan
penyediaan cadangan makanan yang digunakan oleh tumbuhan muda ketika biji
berkecambah (Yuniarsih, 1996).
Dalam sisi ilmu botani, benih ialah biji yang berasal dari ovule. Dalam
pertumbuhannya setelah masak (mature) lalu menjadi biji (seed), sedangkan
bagian integumennya menjadi kulit biji (seed cost) dan bagian ovarinya menjadi
buah. Setiap benih yang matang selalu terdiri dari paling tidak dua bagian, yaitu
embrio dan kulit biji.Kulit biji terbentuk dari integumen yang ada pada ovule.
Setiap biji yang masih sangat muda dan sedang tumbuh, selalu paling tidak terdiri
dari tiga bagian yaitu : embrio, kulit biji, dan endosperm (Kamil, 1982).
Pada biji umumnya dapat dibedakan menjadi beberapa bagian yaitu, kulit biji
(spermodermis), tali pusar (funiculus), dan inti biji atau isi biji. Kulit biji
(spermodermis) berasal dari selaput bakal biji (integumentum), oleh sebab itu
biasanya kulit biji terdiri atas dua lapisan yang pada umumnya dapat ditemukan
pada tumbuhan biji tertutup (angiospermae) yaitu, lapisan kulit luar (testa) yang
mempunyai sifat yang bermacam-macam, ada yang tipis, ada yang kaku seperti
kulit, ada yang keras seperti batu atau kayu. Bagian ini merupakan bagian
pelindung utama bagi bagian biji yang dalam, bagian ini juga memperlihatkan
warna dan gambaran yang berbeda-beda. Lapisan kulit dalam (tegmen), biasanya
tips seperti selaput yang seringkali dinamakan kulit ari. Pada pembentukan kulit
biji dapat pula ikut serta bagian bakal biji yang lebih dalam daripada
integumentumnya yaitu, bagian jaringan nuselus yang terluar. Pada tumbuhan biji
telanjang (gymnospermae) biji memiliki tiga lapisan yaitu, kulit luar (sarcotesta),
biasanya tebal berdaging, pada waktu masih muda berwarna hijau, kemudian
kuning dan akhirnya menjadi merah. Kulit tengah (sclerotesta), suatu lapisan yang
kuat dan keras, berkayu, menyerupai kulit dalam (endocarpium) pada buah
batu (Tjitrosoepomo, 2009 : 244).
Kulit dalam (endotesta), biasanya tipis seperti selaput, seringkali melekat erat
pada inti biji. Pada kulit luar biji masih ditemukan bagian-bagian lainnya, seperti
sayap (ala), tumbuhan mempunyai alat tambahan yang berupa sayap pada kulit
luar biji, dengan begitu biji tumbuhan dapat dipencarkan oleh angin. Bulu (coma),
yaitu penonjolan sel-sel kulit luar biji yang berupa rambut-rambut halus, bulu-
buku ini mempunyai fungsi seperti sayap. Salut biji (arillus), yang biasanya
berasal dari pertumbuhan tali pusar. Salut biji semu (arillodium), seperti salut biji
tetapi tidak berasal dari tali pusar, melainkan tumbuh dari bagian sekitar liang
bakal biji (micropyle). Pusar biji (hilus), yaitu bagian kulit luar biji yang
merupakan bagian bekas perlekatan dengan tali pusar, biasanya kelihatan kasar,
dan mempunyai warna yang berlainan dengan bagian kulit luar biji. Liang biji
(micropyle), ialah liang kecil bekas masuknya buluh serbuk sari ke dalam bakal
biji pada peristiwa pembuahan. Tepi liang ini seringkali tumbuh menjadi badan
berwarna keputih-putihan, lunak, yang disebut karunkula (caruncula), jika badan
yang merupakan salut biji, maka disebut salut biji semu (arillodium). Bekas
berkas pembuluh pengangkutan (chalaza), yaitu tempat pertemuan integumen
dengan nuselus. Tulang biji (raphe), yaitu terusan tali pusar pada biji, biasanya
hanya kelihatan pada biji yang berasal dari bakal biji yang mengangguk
(anafropus) (Tjitrosoepomo, 2009 : 245-246).
Tali pusar (funiculus) merupakan bagian yang menghubungkan biji dengan
tembuni, jadi merupakan tangkainya biji. Jika biji masak, biasanya biji terlepas
dari tali pusarnya (tangkai biji), dan pada biji hanya tampak bekasnya yang
dikenal sebagai pusar biji. Inti biji (nucelus seminis) ialah semua bagian biji yang
terdapat di dalam kulitnya, inti biji juga dinamakan isi biji yang terdiri atas,
lembaga (embryo), yang merupakan calon individu baru, putih lembaga
(albumen), jaringan berisi cadangan makanan untuk masa permulaan kehidupan
tumbuhan baru (kecambah), sebelum dapat mencari makan
sendiri (Tjitrosoepomo, 2009 : 247).
Lembaga (embryo) akan tumbuuh menjadi tumbuhan baru, setelah memenuhi
syarat-syarat yang diperlukan. Lembaga di dalam biji telah memperlihatkan tiga
bagian utama yaitu, akar lembaga atau calon akar (radicula), daun lembaga
(cotyledo), dan batang lembaga (cauliculus). Putih lembaga (albumen) adalah
bagian biji, yang terdiri atas suatu jaringan yang menjadi tempat cadangan
makanan bagi lembaga. Tidak setiap biji mempunyai putih lembaga, seperti pada
biji tumbuhan berbuah polong (leguminosae), cadangan makanan tidak tersimpan
pada putih tembaga melainkan dalam daun lembaga, oleh sebab itu daun lembaga
menjadi tebal. Melihat asalnya jaringan yang menjadi tempat penimbuhan zat
makanan cadangan dapat membedakan putih lembaga dalam, putih lembaga
dalam (endospermium), jika jaringan penimbun makanan itu terdiri atas sel-sel
yang berasal dari inti kandung lembaga sekunder yang kemudian setekah dibuahi
oleh salah satu inti sperma lalu membelah-belah menjadi jaringan penimbun
makanan ini. Biji dengan bagian ini hanya dapat ditemukan pada tumbuhan berbiji
tertutup (angiospermae). Putih lembaga luar (perisperpium), jika bagian ini
berasal dari kandung lembaga entah dari nuselus atau selaput bakal
biji (Tjitrosoepomo, 2009 : 247-248).
BAB 3. METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum morfologi eksternal benih ini dilaksanakan pada Hari Rabu
Tanggal 09 Oktober 2019 pukul 13.00-15.00 WIB bertempat di Laboratorium
Teknologi Benih Lantai Dua Politeknik Negeri Jember.
3.2 Alat dan Bahan
Alat :
1. Alat tulis
2. Kertas
3. Penggaris
4. Jangka sorong
Bahan :
1. Benih jagung
2. Benih kacang hijau
3. Benih kacang merah
4. Benih kacang tanah
5. Benih kacang panjang
6. Benih mentimun
7. Benih kedelai
8. Benih padi
9. Benih gambas/oyong
10. Benih cabai
11. Benih tomat
12. Benih semangka
13. Benih pare
14. Benih terong
15. Benih melon
3.3 Prosedur Kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan untuk praktikum.
2. Mengamati berbagai jenis benih-benih tanaman pangan dan tanaman
hortikultura yang sudah disediakan.
3. Mengidentifikasi berbagai jenis benih tanaman tersebut berdasarkan
bentuk, warna, permukaan, ukuran yang berupa panjang; lebar; dan
diameter, serta alat tambahan yang ada pada biji tersebut.
4. Menggambar serta mencatat hasil pengamatan dan identifikasi benih-benih
tanaman tersebut pada lembar kerja yang sudah disediakan.
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Gambar
Permuka Ukuran Alat
No. Nama Indonesia Bentuk Warna
an (mm) Tambahan
Nama Latin
1. Jagung Dent Oranye Halus p = 11,095 -
(Zea mays) (seperti l = 9,05
gigi)

2. Kacang Hijau Bulat Hijau Halus p = 5,075 Hilum


(Vigna rodiata) tua d = 4,015

3. Kacang Merah Bulat Merah Halus p = 14,02 Hilum


(Phaseolus vulgaris L.) panjang l = 7,03

4. Kacang Tanah Ginjal Coklat Halus p = 12,02 -


(Arachis hypogaea) muda l = 7,07
5. Kacang Panjang Ginjal Hitam Halus p = 13,01 Hilum
(Vigna unguiculata sebagia l = 6,01
ssp.) n dan
putih
sebagia
n

6. Mentimun Lancip Krem Halus p = 8,03 -


(Cucumis sativus) l=3

7. Kedelai Bulat Krem Halus p = 6,04 Hilum


(Glycine max L.) l = 5,025
d = 4,085

8. Padi Lancip Krem Kasap p = 10,04 -


(Oryza sativa) l = 2,07

9. Gambas/Oyong Pipih Hitam Kasar p = 13,05 -


(Luffa acutangula) l = 2,07

10. Cabai Pipih Kuning Halus p = 4,03 Chalaza


(Capsicum frutescens l=3
L.)
11. Tomat Pipih Krem Halus p=3 -
(Solanum lycopersicum) l = 2,095

12. Semangka Pipih Coklat Halus p = 6,06 -


(Citrullus lanatus) l = 3,095

13. Pare Pipih Coklat Kasar p = 15,025 -


(Momordica charantia) l = 7,08
tebal=4,03

14. Terong Pipih Coklat Berbulu p = 3,04 Bulu


(Solanum melongena) muda l = 2,045

15. Melon Pipih Krem Halus p = 10,05 -


(Cucumis melo) l = 4,08
4.2 Pembahasan
Biji terjadi karena bakal biji yang tumbuh menjadi biji, setelah bunga
mengalami penyerbukan, yang kemudian diikuti dengan pembuahan. Bagi
tumbuhan berbiji (Spermatophyta) biji merupakan alat perkembangbiakan
yang utama karena calon tumbuhan baru (lembaga) terdapat di dalam biji.
Tumbuhan dapat mempertahankan atau melestarikan jenisnya serta dapat
terpencar ke tempat lain disebabkan karena adanya biji. Pada mulanya, biji
duduk pada suatu tangkai yang keluar dari tembuni/papan biji (placenta).
Tangkai pendukung biji disebut tali pusar (funiculus) dan bagian biji tempat
melekatnya tali pusat, disebut pusar biji (hilum atau hilus). Apabila biji sudah
masak maka tali pusatnya putus sehingga biji terlepas dari tembuninya. Tali
pusat ada kalanya juga ikut tumbuh dan kemudian berubah menjadi selaput
biji (arillus). Bagian ini ada yang menjadi selaput biji yang sempurna dan ada
pula yang hanya menyelubungi sebagian saja dari biji. Selaput biji ada yang
berdaging atau berair, dapat dimakan dan ada yang menyerupai kulit, serta
hanya menutupi sebagian biji.
Benih sering disama artikan dengan biji, namun terdapat perbedaan yang
mendasar antara kedua istilah tersebut, yakni fungsinya. Benih berfungsi
sebagai alat perbanyakan generatif, sedangkan biji berfungsi sebagai bahan
makanan. Benih adalah suatu bagian dari tanaman yang merupakan cikal bakal
suatu tumbuhan baru yang memiliki cirri attau sifat seperti induknya. Benih
memiliki beragam jenis, baik bentuk, ukuran, maupun struktur bagiannya.
Benih seharusnya memilki kualitas yang baik agar tanaman baru yang didapat
merupakan tanaman yang sehat.
Benih adalah alat yang digunakan untuk tumbuh artinya benih itu ditanam
kemudian akan berkecambah selanjutnya akan tumbuh sebagai tanaman
baru.Benih sering kita sebut juga biji namun diantara keduanya terdapat
perbedaan karena yang disebut benih itu sudah tentu biji namun kalau benih
belum tentu biji.untuk ukuran besar,warna,bentuk,diameter setiap benih dari
tanaman yang berbeda akanberbeda pula.Untuk dapat melihat benih itu baik
dan bermutu dapat dilihat dari : benih yang bernas,seragam,utuh dan bebas
hama penyaki.
Menurut Charomaini et. Al., 2 Charomaini et. Al., 2015, benih merupakan
salah satu komponen utama dalam sistem produksi pertanian. Saat ini benih
telah menjadi komoditas pertanian yang mempunyai nilai ekonomi karena
kualitas benih akan menentukan nilai ekonomi suatu produksi pertanian.
Kriteria benih bermutu mencakup kriteria mutu genetis, mutu fisiologis, mutu
fisik dan kesehatan benih (patologis).
Dari hasil pengamatan yang dilakukan penulis terhadap beberapa benih
seperti benih pada tanaman pangan, benih tanaman hortikultura dapat
diketahui bahwa setiap benih memiliki ciri-ciri yang berbeda menurut keadaan
eksternalnya. Pada praktikum morfologi eksternal benih ini dilakukan
pengidentifikasian terhadap benih-benih tersebut, baik dari bentuk morfologi
yang memiliki beberapa kriteria dari benih yang harus diketahui, yaitu bentuk
benih, warna benih, ukuran benih yang meliputi diameter, panjang benih,
ukuran lebar benih, serta alat tambahan yang ada pada benih tersebut. Ada
banyak benih yang bisa di identifikasi pada saat praktikum ini, dimulai dari
benih jagung, benih kacang hijau, benih kacang merah, benih kacang tanah,
benih kacang panjang, benih mentimun, benih kedelai, benih padi, benih
gambas/oyong, benih cabai, benih tomat, benih semangka, benih pare, benih
terong, dan benih melon.
1. Jagung (Zea mays)
Pada benih jagung (Zea mays) memiliki bentuk dent yaitu seperti bentuk
gigi. Benih jagung memiliki tiga variasi warna yaitu putih pada bagian
ujungnya dan semakin ke bagian yang lebih lebar berwarna oranye,
sehingga sangat mudah untuk dikenali karena warnanya yang terang dan
mencolok. Benih jagung sendiri memiliki permukaan benih yang halus dan
sedikit licin. Rata-rata ukuran benih jagung yaitu memiliki panjang benih
kurang lebih 11,095 mm dengan lebar 9,05 mm.
2. Kacang Hijau (Vigna rodiata)
Pada benih kacang hijau (Vigna rodiata) memiliki bentuk bulat, benih
kacang hijau sangatlah kecil namun masih dapat diamati dengan mata
biasa. Benih kacang hijau memiliki warna dominan hijau atau bisa dibilang
lebih ke hijau tua. Benih kacang hijau sendiri memiliki permukaan benih
yang halus dan sedikit kasar. Rata-rata ukuran benih kacang hijau yaitu
memiliki panjang benih kurang lebih 5,075 mm dengan diameter 4,015
mm. Benih kacang hijau memiliki bentuk yang bulat namun tidak bulat
sepenuhnya, meski begitu benih kacang hijau masih dapat diukur
diameternya. Pada benih kacang hijau ini terdapat alat tambahan benih
yaitu hilum. Dalam botani, hilum (diucapkan / ˈhaɪləm /) adalah bekas luka
atau tanda yang ditinggalkan pada kulit biji oleh lampiran sebelumnya ke
dinding ovarium atau ke funiculus (yang pada gilirannya menempel pada
dinding ovarium). Pada biji kacang, hilum disebut "mata". Hilum
mengendalikan hubungan antara lingkungan eksternal dan embrio.
Permeabilitas benih tergantung pada faktor yang berbeda, salah satunya
adalah kutin di wilayah hilum. Hilum juga merupakan jalur potensial untuk
invasi patogen dalam biji.
3. Kacang Merah (Phaseolus vulgaris L.)
Pada benih kacang merah (Phaseolus vulgaris L.) memiliki bentuk bulat
panjang, yaitu seperti lonjong namun tidak lurus begitu saja. Benih kacang
merah memiliki warna dominan merah dengan sedikit ada bintil-bintil atau
garis garis halus di kulit bijinya yang berwarna hitam. Benih kacang merah
sendiri memiliki permukaan benih yang halus dan sedikit licin. Rata-rata
ukuran benih kacang merah yaitu memiliki panjang benih kurang lebih
14,02 mm dengan lebar 7,03 mm. Pada benih kacang merah ini terdapat
alat tambahan benih yaitu hilum. Dalam botani, hilum (diucapkan / ˈhaɪləm
/) adalah bekas luka atau tanda yang ditinggalkan pada kulit biji oleh
lampiran sebelumnya ke dinding ovarium atau ke funiculus (yang pada
gilirannya menempel pada dinding ovarium). Pada biji kacang, hilum
disebut "mata". Hilum mengendalikan hubungan antara lingkungan
eksternal dan embrio. Permeabilitas benih tergantung pada faktor yang
berbeda, salah satunya adalah kutin di wilayah hilum. Hilum juga
merupakan jalur potensial untuk invasi patogen dalam biji.
4. Kacang Tanah (Arachis hypogaea)
Pada benih kacang tanah (Arachis hypogaea) memiliki bentuk yang
menyerupai ginjal dan akan lebih jelas bila benihnya terbelah menjadi dua.
Benih kacang tanah memiliki warna coklat muda yang lebih mengarah ke
warna merah muda, warna coklat muda ini merupakan warna kulit dari
benih kacang tanah, ketika dibuka maka warna daging buahnya akan
berwarna putih keruh. Benih kacang tanah sendiri memiliki permukaan
benih yang halus dan sedikit kasar pada kulit bijinya namun pada bagian
daging buahnya akan terasa sangat halus. Rata-rata ukuran benih kacang
tanah yaitu memiliki panjang benih kurang lebih 12,02 mm dengan lebar
7,07 mm. Pada benih kacang tanah ini terdapat alat tambahan benih yaitu
hilum. Dalam botani, hilum (diucapkan / ˈhaɪləm /) adalah bekas luka atau
tanda yang ditinggalkan pada kulit biji oleh lampiran sebelumnya ke
dinding ovarium atau ke funiculus (yang pada gilirannya menempel pada
dinding ovarium). Pada biji kacang, hilum disebut "mata". Hilum
mengendalikan hubungan antara lingkungan eksternal dan embrio.
Permeabilitas benih tergantung pada faktor yang berbeda, salah satunya
adalah kutin di wilayah hilum. Hilum juga merupakan jalur potensial untuk
invasi patogen dalam biji.
5. Kacang Panjang (Vigna unguiculata ssp.)
Pada benih kacang panjang (Vigna unguiculata ssp.) memiliki bentuk yang
menyerupai ginjal dan akan lebih jelas bila benihnya terbelah menjadi dua.
Benih kacang panjang memiliki warna hitam sebagian dan putih sebagian
dengan bagian ujung atas dan ujung bawah. Benih kacang panjang sendiri
memiliki permukaan benih yang halus dan sedikit kasar. Rata-rata ukuran
benih kacang panjang yaitu memiliki panjang benih kurang lebih 13,01 mm
dengan lebar 6,01 mm. Pada benih kacang panjang ini terdapat alat
tambahan benih yaitu hilum. Dalam botani, hilum (diucapkan / ˈhaɪləm /)
adalah bekas luka atau tanda yang ditinggalkan pada kulit biji oleh
lampiran sebelumnya ke dinding ovarium atau ke funiculus (yang pada
gilirannya menempel pada dinding ovarium). Pada biji kacang, hilum
disebut "mata". Hilum mengendalikan hubungan antara lingkungan
eksternal dan embrio. Permeabilitas benih tergantung pada faktor yang
berbeda, salah satunya adalah kutin di wilayah hilum. Hilum juga
merupakan jalur potensial untuk invasi patogen dalam biji.
6. Mentimun (Cucumis sativus)
Pada benih mentimun (Cucumis sativus) memiliki bentuk yang lancip pada
bagian ujungnya. Benih mentimun memiliki warna krem pada keseluruhan
bagian bijinya. Benih mentimun sendiri memiliki permukaan benih yang
halus serta sedikit licin. Rata-rata ukuran benih mentimun yaitu memiliki
panjang benih kurang lebih 8,03 mm dengan lebar 3 mm.
7. Kedelai (Glycine max L.)
Pada benih kedelai (Glycine max L.) memiliki bentuk yang bulat kecil,
bentuk benih kedelai ini juga tergantung pada varietas kedelainya. Benih
kedelai memiliki warna krem pada seluruh bagian benihnya. Benih kedelai
sendiri memiliki permukaan benih yang halus. Rata-rata ukuran benih
kedelai yaitu memiliki panjang benih kurang lebih 6,04 mm dengan lebar
5,024 mm dan memiliki diameter 4,085 mm. Pada benih kedelai ini
terdapat alat tambahan benih yaitu hilum. Dalam botani, hilum (diucapkan
/ ˈhaɪləm /) adalah bekas luka atau tanda yang ditinggalkan pada kulit biji
oleh lampiran sebelumnya ke dinding ovarium atau ke funiculus (yang pada
gilirannya menempel pada dinding ovarium). Pada biji kacang, hilum
disebut "mata". Hilum mengendalikan hubungan antara lingkungan
eksternal dan embrio. Permeabilitas benih tergantung pada faktor yang
berbeda, salah satunya adalah kutin di wilayah hilum. Hilum juga
merupakan jalur potensial untuk invasi patogen dalam biji.
8. Padi (Oryza sativa)
Pada benih padi (Oryza sativa) memiliki bentuk yang lancip pada kedua
ujungnya. Benih padi memiliki warna krem sedikit lebih kea rah coklat
pada bagian kulit benihnya, jika bagian kulit ini dikelupas maka akan
menampakkan bagian dalam biji yang berwarna putih agak keruh. Benih
padi sendiri memiliki permukaan benih yang kasap yaitu terasa kasar
namun masih dapat dikategorikan halus. Rata-rata ukuran benih padi yaitu
memiliki panjang benih kurang lebih 10,04 mm dengan lebar 2,07 mm.
9. Gambas/Oyong (Luffa acutangula)
Pada benih gambas/oyong (Luffa acutangula) memiliki bentuk pipih namun
masih ada bagian yang sedikit menggelembung. Benih gambas memiliki
warna hitam pada keseluruhan bagian benihnya. Benih gambas sendiri
memiliki permukaan benih yang kasar dengan adanya bentuk menyerupai
garis-garis yang ada pada kulit benih gambas ini. Rata-rata ukuran benih
gambas yaitu memiliki panjang benih kurang lebih 13,05 mm dengan lebar
2,07 mm.
10. Cabai (Capsicum frutescens L.)
Pada benih cabai (Capsicum frutescens L.) memiliki bentuk yang pipih.
Benih cabai memiliki warna kuning yang tidak mencolok. Benih cabai
sendiri memiliki permukaan benih yang halus dan sedikit kasar. Rata-rata
ukuran benih cabai yaitu memiliki panjang benih kurang lebih 4,03 mm
dengan lebar 3 mm. Benih cabai memiliki ukuran yang kecil namun masih
bisa dilihat dengan mata terbuka. Benih cabai memiliki alat tambahan benih
yang disebut dengan chalaza. Dalam ovula tanaman, chalaza terletak di
seberang bukaan mikropil dari integumen. Ini adalah jaringan tempat
integumen dan nucellus bergabung. Nutrisi dari tanaman dengan perjalanan
melalui jaringan pembuluh darah di funiculus dan integumen luar melalui
chalaza ke nucellus.
11. Tomat (Solanum lycopersicum)
Pada benih tomat (Solanum lycopersicum) memiliki bentuk yang pipih.
Benih tomat memiliki warna krem yang tidak mencolok. Benih tomat
sendiri memiliki permukaan benih yang halus dan sedikit kasar. Rata-rata
ukuran benih tomat yaitu memiliki panjang benih kurang lebih 3 mm
dengan lebar 2,09 mm.
12. Semangka (Citrullus lanatus)
Pada benih semangka (Citrullus lanatus) memiliki bentuk yang pipih
dengan bagian tengahnya yang sedikit berisi sehingga menggelembung.
Benih semangka memiliki warna cokelat pada seluruh bagian kulit
benihnya. Benih semangka sendiri memiliki permukaan benih yang halus.
Rata-rata ukuran benih semangka yaitu memiliki panjang benih kurang
lebih 6,06 mm dengan lebar 3,095 mm.
13. Pare (Momordica charantia)
Pada benih pare (Momordica charantia) memiliki bentuk yang pipih,
namun sedikit tidak beraturan. Bentuk pipih pada benih pare ini lebih ke
bentuk kotak namun tidak dapat disebut kotak. Benih pare memiliki warna
cokelat pada keseluruhan permukaan benihnya. Benih pare sendiri memiliki
permukaan benih yang kasar seperti adanya gronjalan-gronjalan pada
bagian kulit benihnya dan sedikit tebal. Rata-rata ukuran benih pare yaitu
memiliki panjang benih kurang lebih 15,025 mm dengan lebar 7,08 mm,
karena benih pare ini memiliki ukuran yang cukup besar dan memiliki
ketebalan kurang lebih 4,03 mm.
14. Terong (Solanum melongena)
Pada benih terong (Solanum melongena) memiliki bentuk yang pipih
dengan ukuran benih yang begitu kecil seperti benih tomat. Benih terong
memiliki warna coklat muda. Benih terong sendiri memiliki permukaan
benih yang halus dengan adanya bulu-bu;u halus yang menutupi permukaan
kulit benih tersebut. Rata-rata ukuran benih terong yaitu memiliki panjang
benih kurang lebih 3,04 mm dengan lebar 2,045 mm. Pada benih terong
terdapat alat tambahan pada bagian permukaan kulit biji yaitu terdapat
bulu-bulu halus yang menutupi permukaan kulit biji tersebut.
15. Melon (Cucumis melo)
Pada benih melon (Cucumis melo) memiliki bentuk yang pipih dengan
ukuran yang sedikit lebar daripada benih mentimun. Benih melon memiliki
warna krem pada keseluruhan bagian permukaan kulit benihnya. Benih
melon sendiri memiliki permukaan benih yang halus dan sedikit licin. Rata-
rata ukuran benih melon yaitu memiliki panjang benih kurang lebih 10,05
mm dengan lebar 4,08 mm.
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil pengamatan yang dilakukan penulis terhadap beberapa benih
seperti benih pada tanaman pangan, benih tanaman hortikultura dapat
diketahui bahwa setiap benih memiliki ciri-ciri yang berbeda menurut keadaan
eksternalnya. Pada praktikum morfologi eksternal benih ini dilakukan
pengidentifikasian terhadap benih-benih tersebut, baik dari bentuk morfologi
yang memiliki beberapa kriteria dari benih yang harus diketahui, yaitu bentuk
benih, warna benih, ukuran benih yang meliputi diameter, panjang benih,
ukuran lebar benih, serta alat tambahan yang ada pada benih tersebut. Dari
benih-benih yang diamati oleh penulis, terdapat beberapa benih yang memiliki
alat tambahan selain dari criteria yang dimati tersebut seperti pada benih cabai
terdapat alat tambahan berupa chalaza dan pada benih kacang hijau, kacang
merah, kacang panjang, dan kedelaiterdapat alat tambahan berupa hilum.
5.2 Saran
Bahan yang digunakan dalam praktikum sudah lebih dari cukup dan
sebaiknya ketika sebelum praktikum berlangsung terutama ketika teknisi
sedang mengarahakan, praktikan diharapkan kondusif agar penyampaian
materi dan arahan dapat berlangsung dengan baik.
Daftar Pustaka
Charomaini, Sri Rukun dan Diana Windiasih. 2005. Hubungan Benih Dengan
Patogen Sebagai Penyebar Penyakit. Jurnal Penelitian Hutan Tanaman 2 (2) : 68-
73.
Kamil, J. 1982. Teknologi Benih. Bandung : Angkasa.
Kartasapoetra Ance, G. 1986. Teknologi Benih Pengolahan Benih dan
Tuntunan Praktikum. Jakarta : PT Bina Aksara.
Tjitrosoepomo, Gembong. Morfologi Tumbuhan. 2009. Yogyakarta : Gadjah
Mada University Press.
Yuniarsih, 1996. Kedelai. Yogyakarta : Kanisius.

Anda mungkin juga menyukai