Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM

MORFOLOGI DAN ANATOMI BENIH


MORFOLOGI EKSTERNAL BENIH PERKEBUNAN

Oleh :
Indrianingsih
A41180419 / Golongan A / 15

PROGRAM STUDI TEKNIK PRODUKSI BENIH


JURUSAN PRODUKSI PERTANIAN
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2019
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Morfologi tumbuhan merupakan ilmu yang mempelajari bentuk fisik dan
struktur tubuh dari tumbuhan, morfologi berasal dari bahasa Latin morphus
yang berarti wujud atau bentuk, dan logos yang berarti ilmu. Morfologi
tumbuhan berbeda dengan anatomi tumbuhan yang secara khusus mempelajari
struktur internal tumbuhan pada tingkat mikroskopis. Morfologi tumbuhan
berguna untuk mengidentifikasi tumbuhan secara visual, dengan begitu
keragaman tumbuhan yang sangat besar dapat dikenali dan diklasifikasikan
serta diberi nama yang tepat untuk setiap kelompok yang terbentuk, ilmu yang
mempelajari klasifikasi serta pemberian nama tumbuhan adalah taksonomi
tumbuhan. Morfologi tumbuhan tidak hanya menguraikan bentuk dan susunan
tubuh tumbuhan saja, tetapi juga untuk menentukan fungsi dari masing-
masing bagian dalam kehidupan tumbuhan, dan selanjutnya juga berusaha
mengetahui dari mana asal dan susunan tubuh yang terbentuk.
Benih merupakan salah satu bahan dasar dalam budidaya tanaman dan
memegang peran penting baik dalam memperbanyak tanaman maupun dalam
mendapatkan produk hasil tanamannya. Memlilih benih yang baik pun
merupakan salah satu faktor keberhasilan dalam budidaya tanaman. Oleh
karena itu, sangat penting untuk mengenal benih dengan baik sebelum
menggunakannya. Pengenalan morfologi eksternal bertujuan untuk mengkaji
dan menetastruktur suatu benih. Dengan melakukan pengenalan benih dapat
diketahui benih yang baik dan tepat digunakan untuk budidaya tanaman.
Pengenalan benih dilakukan dengan melihat morfologi dan beberapa faktor
lain untuk menentukan kualitas suatu benih.
Dalam praktikum morfologi eksternal benih ini, penulis mengamati benih-
benih tanaman perkebunan berdasarkan morfologi eksternalnya
Morfologi eksternal suatu benih meliputi ukuran, bentuk dan adanya alat-
alat tambahan pada benih. Pengetahuan tentang struktur benih ini akan sangat
membantu dalam membedakan benih-benih tiap tanaman yang memiliki
variasi dan karakter yang berbeda-beda, sehingga dilakukan praktikum
morfologi eksternal benih perkebunan.
1.2 Tujuan
Pada praktikum morfologi eksternal benih perkebunan ini memiliki tujuan
untuk praktikan yaitu mengidentifikasi dan mengetahui ciri-ciri fisik dari
beberapa jenis benih perkebunan berdasarkan morfologi eksternalnya.
1.3 Manfaat
Manfaat dari praktikum morfologi eksternal benih perkebunan ini adalah
untuk memberikan pengetahuan tambahan tentang ciri-ciri fisik dari beberapa
jenis benih perkebunan berdasarkan morfologi eksternalnya.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Benih ialah biji tanaman yang dipergunakan untuk keperluan dan
pengembangan usaha tani, memiliki fungsi agronomis atau merupakan komponen
agronomi.Sebagai komponen agronomi masalah benih ini lebih berorientasi pada
penerapan norma-norma ilmiah, jadi lebih bersifat teknologis (Kartasapoetra,
1986).
Biji, benih dan bibit merupakan istilah yang hampir sama ketika melakukan
perbanyakan tanaman. Namun menurut Wirawan dan Wahyuni (2002)
menyajikan pengertian sebagai berikut : Biji adalah salah satu bagian tanaman
yang berfungsi sebagai unit penyebaran (dispersal unit) perbanyakan tanaman
secara alamiah. Benih merupakan biji tanaman yang telah mengalami perlakuan
sehingga dapat dijadikan sarana dalam memperbanyak tanaman.sedangkan bibit
adalah benih yang telah berkecambah. Pembibitan/pesemaian menurut Sunaryono
dan Rismunandar, 1984 ialah menabur atau menyebartumbuhkan atau menanam
biji/benih pada suatu tempat khusus yang memenuhi persyaratan-persyaratan
untuk tumbuhnya biji atau benih hingga diperoleh perkecambahan atau pertunasan
(bibit) yang cepat dan baik.
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No.12 Tahun 1992 Tentang
Sistem Budidaya Tanaman Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 Ayat 4, benih
didefInisikan sebagai berikut: “Benih tanaman, selanjutnya disebut benih, adalah
tanaman atau bagiannya yang digunakan untuk memperbanyak dan atau
mengembangbiakkan tanaman”. Dari definisi di atas jelas bahwa benih dapat
diperoleh dari perkembangbiakan secara generatif maupun secara vegetatif, yang
diproduksi untuk tujuan tertentu, yaitu mengembangbiakkan tanaman. Dengan
pengertian ini maka kita dapat membedakan antara benih (agronomy seed / seed)
dengan biji (grain) yang dipakai untuk konsumsi manusia (food stuff) dan hewan
(feed) (Soetopo, 2002).
Biji adalah alat reproduksi, penyebaran, dan kelangsungan hidup suatu
tumbuhan. Selain itu, bagi tumbuhan berbiji, biji merupakan awal dari kehidupan
tumbuhan baru di luar induknya. Jika biji tanaman dikotil seperti kacang-
kacangan, jika dibelah menjadi dua akan mendapatkan struktur biji yang terdiri
atas plumula, hipokotil, radikula, kotiledon dan embrio (Rachmawati, 2009).
Sedangkan, struktur biji tanaman monokotil, misalnya Jagung terdiri atas
koleoptil, plumula, radikula, koleoriza, skutelum dan endosperma. Bagian-bagian
biji tersebut mempunyai fungsi masing-masing untuk pertumbuhan tanaman. Pada
biji tanaman dikotil maupun monokotil, plumula merupakan poros embrio yang
tumbuh ke atas yang selanjutnya akan tumbuh menjadi daun pertama, sedangkan
radikula adalah poros embrio yang tumbuh ke bawah dan akan menjadi akar
primer. Pada tanaman monokotil, misalnya Jagung, kotiledon mengalami
modifikasi menjadi skutelum dan koleoptil. Skutelum berfungsi sebagai alat
penyerap makanan yang terdapat di dalam endosperma, sedangkan koleoptil
berfungsi melindungi plumula. Selain itu, pada jagung juga terdapat koleoriza
yang berfungsi melindungi radikula (Rachmawati, 2009).
Beberapa keuntungan dari penggunaan benih bermutu, antara lain : a)
menghemat penggunaan benih persatuan luas; b) respon terhadap pemupukan dan
pengaruh perlakuan agronomis lainnya; c) produktivitas tinggi karena potensi
hasil yang tinggi; d) mutu hasil akan terjamin baik melalui pasca panen yang baik;
e) memiliki daya tahan terhadap hama dan penyakit, umur dan sifat-sifat lainnya
jelas; dan f) waktu panennya lebih mudah ditentukan karena masaknya serentak.
Benih yang memiliki mutu baik sangatlah diperlukan oleh petani maupun
penangkar benih. Agar petani maupun penangkar benih tidak merasa dirugikan
serta mereka memiliki jaminan kualitas atas benih yang digunakannya, maka
anjuran menggunakan benih bersertifikat sangatlah penting. Dalam konteks
agronomi, benih dituntut untuk bermutu tinggi sebab benih harus mampu
menghasilkan tanaman yang berproduksi maksimum dengan sarana teknologi
yang maju (Sjamsoe’oed Sadjad, 1977).
Bagian-bagian benih terdiri dari 3 bagian dasar :
1. Embrio
Embrio adalah suatu tanaman baru yang terjadi dari bersatunya gamet-
gamet jantan dan betina pada suatu proses pembuahan. Embrio yang
berkembangnya sempurna terdiri dari struktur-struktur sebagai berikut :
epikotil (calon pucuk), hipokotil (calon batang), kotiledon (calon daun)
dan radikula (calon akar). Tanaman di dalam kelas Angiospermae
diklasifikasikan oleh banyaknya jumlah kotiledon. Tanaman
monokotiledon mempunyai satu kotiledon misalnya : rerumputan dan
bawang. Tanaman dikotiledon mempunyai dua kotiledon misalnya
kacang-kacangan sedangakan pada kelas Gymnospermae pada umumnya
mempunyai lebih dari 2 kotiledon misalnya pinus, yang mempunyai
sampai sebanyak 15 kotiledon. Pada rerumputan (grasses) kotiledon yang
seperti ini disebut scutellum, kuncup embrioniknya disebut plumulle yang
ditutupi oleh upih pelindung yang disebut koleoptil, sedangkan pada
bagian bawah terdapat akar embrionik yang disebut radicule yang ditutupi
oleh upih pelindung yang disebut coleorhiza.
2. Jaringan penyimpan cadangan makanan
Pada benih ada beberapa struktur yang dapat berfungsi sebagai jaringan
penyimpan cadangan makanan, yaitu : Kotoledon, misalnya pada kacang-
kacangan, semangka dan labu. Endosperm, misal pada jagung, gandum,
dan golongan serelia lainnya. Pada kelapa bagian dalamnya yang berwarna
putih dan dapat dimakan merupakan endospermnya. Perisperm, misal pada
famili Chenopodiaceae dan Caryophyllaceae, Gametophytic betina yang
haploid misal pada kelas Gymnospermae yaitu pinus. Cadangan makanan
yang tersimpan dalam benih umumnya terdiri dari karbohidrat, lemak,
protein dan mineral. Komposisi dan presentasenya berbeda-beda
tergantung pada jenis benih, misal benih bunga matahari kaya akan lemak,
benih kacang-kacangan kaya akan protein, benih padi mengandung banyak
karbohidrat.
3. Pelindung benih
Pelindung benih dapat terdiri dari kulit benih, sisa-sisa nucleus dan
endosperm dan kadang-kadang bagian buah. Tetapi umumnya kulit benih
(testa) berasal dari integument ovule yang mengalami modifikasi selama
proses pembentukan benih berlangsung. Biasanya kulit luar benih keras
dan kuat berwarna kecokelatan sedangkan bagian dalamnya tipis dan
berselaput. Kulit benih berfungsi untuk melindungi benih dari kekeringan,
kerusakan mekanis atau serangan cendawan, bakteri dan insekta.
Dalam hal penggunaan cadangan makanan terdapat beberapa perbedaan
diantara sub kelas monokotiledon dan dikotiledon dimana pada : Sub kelas
monokotiledon : cadangan makanan dalam endosperm baru akan dicerna
setelah benih masak dan dikecambhakan serta telah menyerap air. Contoh
jagung, padi, gandum. Sub kelas dikotiledon : cadangan makanan yang
terdapat dalam kotileodon atau perisperm sudah mulai dicerna dan diserap
oleh embrio sebelum benih masak. Contoh kacang-kacangan, bunga
matahari dan labu (Sutopo, L. 2002).
BAB 3. METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum morfologi eksternal benih perkebunan ini dilaksanakan pada
Hari Rabu Tanggal 16 Oktober 2019 pukul 13.00-15.00 WIB bertempat di
Laboratorium Teknologi Benih Lantai Dua Politeknik Negeri Jember.
3.2 Alat dan Bahan
Alat :
1. Alat tulis
2. Kertas
3. Penggaris
4. Jangka sorong
Bahan :
1. Benih lamtoro
2. Benih kakao
3. Benih kopi
4. Benih karet
5. Benih mahoni
6. Benih sengon
7. Benih sawit
8. Benih lada
9. Benih pala
10. Benih pepaya
3.3 Prosedur Kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan untuk praktikum.
2. Mengamati berbagai jenis benih-benih tanaman perkebunan yang sudah
disediakan.
3. Mengidentifikasi berbagai jenis benih tanaman perkebunan tersebut
berdasarkan bentuk, warna, permukaan, ukuran yang berupa panjang;
lebar; dan diameter, serta alat tambahan yang ada pada biji tersebut.
4. Menggambar serta mencatat hasil pengamatan dan identifikasi benih-benih
tanaman perkebunan tersebut pada lembar kerja yang sudah disediakan.
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Gambar
Permuka Ukuran Alat
No. Nama Indonesia Bentuk Warna
an (mm) Tambahan
Nama Latin
1. Lamtoro Pipih Cokelat Halus p=9 Hilum
(Leucaena l = 5,07
lencocephala) tebal =
1,09

2. Kakao Bulat Ungu Halus p = 23,04 -


(Theobroma cacao) panjang tebal =
9,075

3. Kopi Bulat Krem Halus p = 13,65 -


(Coffea) panjang l = 8,08

4. Karet Bulat Cokelat Halus p = 38,051 -


(Hevea brasiliensis) d = 21,085
5. Mahoni Pipih Cokelat Halus p = 94,65 Sayap,
(Swietenia mahagoni) muda l = 9,065 hilum

6. Sengon Pipih Hijau Halus p = 5,75 Hilum


(Albizia chinensis) kecokla l = 3,025
tan

7. Sawit Bulat Cokelat Kasar p = 24,04 -


(Elaeis) l = 12,085

8. Lada Bulat Krem Kasap d=4 -


(Piper nigrum)

9. Pala Bulat Cokelat Kasar p = 44,35 -


(Myristica fragrans) lonjong l = 26,03
10. Pepaya Bulat Cokelat Kasar p = 6,85 -
(Carica papaya) d = 4,007

4.2 Pembahasan
Biji terjadi karena bakal biji yang tumbuh menjadi biji, setelah bunga
mengalami penyerbukan, yang kemudian diikuti dengan pembuahan. Bagi
tumbuhan berbiji (Spermatophyta) biji merupakan alat perkembangbiakan
yang utama karena calon tumbuhan baru (lembaga) terdapat di dalam biji.
Tumbuhan dapat mempertahankan atau melestarikan jenisnya serta dapat
terpencar ke tempat lain disebabkan karena adanya biji. Pada mulanya, biji
duduk pada suatu tangkai yang keluar dari tembuni/papan biji (placenta).
Tangkai pendukung biji disebut tali pusar (funiculus) dan bagian biji tempat
melekatnya tali pusat, disebut pusar biji (hilum atau hilus). Apabila biji sudah
masak maka tali pusatnya putus sehingga biji terlepas dari tembuninya. Tali
pusat ada kalanya juga ikut tumbuh dan kemudian berubah menjadi selaput
biji (arillus). Bagian ini ada yang menjadi selaput biji yang sempurna dan ada
pula yang hanya menyelubungi sebagian saja dari biji. Selaput biji ada yang
berdaging atau berair, dapat dimakan dan ada yang menyerupai kulit, serta
hanya menutupi sebagian biji.
Benih sering disama artikan dengan biji, namun terdapat perbedaan yang
mendasar antara kedua istilah tersebut, yakni fungsinya. Benih berfungsi
sebagai alat perbanyakan generatif, sedangkan biji berfungsi sebagai bahan
makanan. Benih adalah suatu bagian dari tanaman yang merupakan cikal bakal
suatu tumbuhan baru yang memiliki cirri attau sifat seperti induknya. Benih
memiliki beragam jenis, baik bentuk, ukuran, maupun struktur bagiannya.
Benih seharusnya memilki kualitas yang baik agar tanaman baru yang didapat
merupakan tanaman yang sehat.
Benih adalah alat yang digunakan untuk tumbuh artinya benih itu ditanam
kemudian akan berkecambah selanjutnya akan tumbuh sebagai tanaman
baru.Benih sering kita sebut juga biji namun diantara keduanya terdapat
perbedaan karena yang disebut benih itu sudah tentu biji namun kalau benih
belum tentu biji.untuk ukuran besar,warna,bentuk,diameter setiap benih dari
tanaman yang berbeda akanberbeda pula.Untuk dapat melihat benih itu baik
dan bermutu dapat dilihat dari : benih yang bernas,seragam,utuh dan bebas
hama penyakit.
Benih sering disamaartikan dengan biji, namun terdapat perbedaan yang
mendasar antara kedua istilah tersebut, yakni fungsinya. Benih berfungsi
sebagai alat perbanyakan generatif, sedangkan biji berfungsi sebagai bahan
makanan. Benih adalah suatu bagian dari tanaman yang merupakan cikal bakal
suatu tumbuhan baru yang memiliki ciri atau sifat seperti induknya. Benih
memiliki beragam jenis, baik bentuk, ukuran, maupun struktur bagiannya.
Benih seharusnya memilki kualitas yang baik agar tanaman baru yang didapat
merupakan tanaman yang sehat (Tjitrasomo, 1983). Benih sendiri mempunyai
pengertian ialah merupakan biji tanaman yang dipergunakan untuk keperluan
dan pengembangan usaha tani serta memiliki fungsi agronomis
(Kartasapoetra, 2003).
Dari hasil pengamatan yang dilakukan penulis terhadap beberapa benih
tanaman perkebunan dapat diketahui bahwa setiap benih memiliki ciri-ciri
yang berbeda menurut keadaan eksternalnya. Pada praktikum morfologi
eksternal benih perkebunan ini dilakukan pengidentifikasian terhadap benih-
benih tersebut, baik dari bentuk morfologi yang memiliki beberapa kriteria
dari benih yang harus diketahui, yaitu bentuk benih, warna benih, ukuran
benih yang meliputi diameter, panjang benih, ukuran lebar benih, serta alat
tambahan yang ada pada benih tersebut. Ada banyak benih yang bisa di
identifikasi pada saat praktikum ini, diantaranya yaitu terdapat benih lamtoro,
benih kakao, benih kopi, benih karet, benih mahoni, benih sengon, benih
sawit, benih lada, benih pala, dan benih papaya. Berikut deskripsi dari
beberapa benih tanaman perkebunan yang diamati oleh penulis.
1. Lamtoro (Leucaena lencocephala)
Benih lamtoro (Leucaena lencocephala) memiliki bentuk pipih, benih
lamtoro sangatlah kecil namun masih dapat diamati dengan mata biasa.
Benih lamtoro memiliki warna dominan cokelat pada seluruh
permukaan kulit benihnya. Benih lamtoro sendiri memiliki permukaan
benih yang halus dan sedikit licin. Rata-rata ukuran benih lamtoro
yaitu memiliki panjang benih kurang lebih 9 mm dengan lebar 5,07
mm dan memiliki ketebalan 1,09 mm. Pada benih lamtoro ini terdapat
alat tambahan benih yaitu hilum. Dalam botani, hilum (diucapkan /
ˈhaɪləm /) adalah bekas luka atau tanda yang ditinggalkan pada kulit
biji oleh lampiran sebelumnya ke dinding ovarium atau ke funiculus
(yang pada gilirannya menempel pada dinding ovarium). Pada biji
kacang, hilum disebut "mata". Hilum mengendalikan hubungan antara
lingkungan eksternal dan embrio. Permeabilitas benih tergantung pada
faktor yang berbeda, salah satunya adalah kutin di wilayah hilum.
Hilum juga merupakan jalur potensial untuk invasi patogen dalam biji.
2. Kakao (Theobroma cacao)
Benih kakao (Theobroma cacao) memiliki bentuk bulat panjang. Benih
kakao memiliki warna dominan ungu pada seluruh permukaan kulit
benihnya dan sedikit terdapat selaput bening pada permukaan kulit
benihnya. Benih kakao sendiri memiliki permukaan benih yang halus
dengan tekstur bagian dalamnya yang sedikit lengket dan terlihat
seperti susunan bagian yang tidak rata jika bagian selaput bening yang
menutupi kulit benihnya dibuka. Rata-rata ukuran benih kakao yaitu
memiliki panjang benih kurang lebih 23,04 mm dan memiliki
ketebalan 9,075 mm.
3. Kopi (Coffea)
Benih kopi (Coffea) memiliki bentuk bulat panjang atau oblong dan
terdapat dua keping biji dalam satu buah kopi yang dapat dipisahkan.
Benih kopi memiliki warna dominan krem pada seluruh permukaan
kulit benihnya. Benih kopi sendiri memiliki permukaan benih yang
halus. Rata-rata ukuran benih kopi yaitu memiliki panjang benih
kurang lebih 13,65 mm dan memiliki lebar 8,08 mm.
4. Karet (Hevea brasiliensis)
Benih karet (Hevea brasiliensis) memiliki bentuk bulat dengan ukuran
yang sangat besar namun tidak begitu berat seperti besarnya
ukurannya. Benih karet memiliki warna dominan cokelat pada seluruh
permukaan kulit benihnya dengan terdapat kombinasi warna yang
seperti garis-garis tidak beraturan yaitu dengan kombinasi warna
cokelat tua dan cokelat muda. Benih karet sendiri memiliki permukaan
benih yang halus. Rata-rata ukuran benih karet yaitu memiliki panjang
benih kurang lebih 38,051 mm dan memiliki ukuran diameter 21,085
mm.
5. Mahoni (Swietenia mahagoni)
Benih mahoni (Swietenia mahagoni) memiliki bentuk pipih dan
terdapat bagian seperti sayap yang menutupi serta melekat pada
seluruh permukaan kulit benihnya yang ukurannya lumayan panjang
dan ringan. Benih mahoni memiliki warna dominan cokelat muda pada
seluruh permukaan kulit benihnya dengan sedikit gradasi kombinasi
warna cokelat muda dan tua. Benih mahoni sendiri memiliki
permukaan benih yang halus. Rata-rata ukuran benih mahoni yaitu
memiliki panjang benih kurang lebih 94,65 mm dan memiliki lebar
9,065 mm. Pada benih mahoni terdapat alat tambahan berupa sayap
yang menutupi dan melekat pada seluruh permukaan kulit benihnya
dan terdapat juga alat tambahan benih lain yaitu hilum. Dalam botani,
hilum (diucapkan / ˈhaɪləm /) adalah bekas luka atau tanda yang
ditinggalkan pada kulit biji oleh lampiran sebelumnya ke dinding
ovarium atau ke funiculus (yang pada gilirannya menempel pada
dinding ovarium). Pada biji kacang, hilum disebut "mata". Hilum
mengendalikan hubungan antara lingkungan eksternal dan embrio.
Permeabilitas benih tergantung pada faktor yang berbeda, salah
satunya adalah kutin di wilayah hilum. Hilum juga merupakan jalur
potensial untuk invasi patogen dalam biji.
6. Sengon (Albizia chinensis)
Benih sengon (Albizia chinensis) memiliki bentuk pipih, benih sengon
sangatlah kecil namun masih dapat diamati dengan mata biasa. Benih
sengon memiliki warna dominan hijau kecoklatan pada seluruh
permukaan kulit benihnya dengan bagian tengah berwarna sedikit
gelap dari bagian pinggirnya. Benih sengon sendiri memiliki
permukaan benih yang halus. Rata-rata ukuran benih sengon yaitu
memiliki panjang benih kurang lebih 5,75 mm dan memiliki lebar
3,025 mm. Pada benih sengon ini terdapat alat tambahan benih yaitu
hilum. Dalam botani, hilum (diucapkan / ˈhaɪləm /) adalah bekas luka
atau tanda yang ditinggalkan pada kulit biji oleh lampiran sebelumnya
ke dinding ovarium atau ke funiculus (yang pada gilirannya menempel
pada dinding ovarium). Pada biji kacang, hilum disebut "mata". Hilum
mengendalikan hubungan antara lingkungan eksternal dan embrio.
Permeabilitas benih tergantung pada faktor yang berbeda, salah
satunya adalah kutin di wilayah hilum. Hilum juga merupakan jalur
potensial untuk invasi patogen dalam biji.
7. Sawit (Elaeis)
Benih sawit (Elaeis) memiliki bentuk bulat dengan ukuran yang sedikit
besar tergantung dari varietas sawitnya namun ukurannya masih
sedikit lebih kecil dari benih karet. Benih sawit memiliki warna
dominan cokelat pada seluruh permukaan kulit benihnya. Benih sawit
sendiri memiliki permukaan benih yang kasar dengan adanya serabut-
serabut pada seluruh bagian permukaan kulit benihnya. Rata-rata
ukuran benih karet yaitu memiliki panjang benih kurang lebih 24,04
mm dan memiliki diameter 12,085 mm.
8. Lada (Piper nigrum)
Benih lada (Piper nigrum) memiliki bentuk bulat dan ukurannya begitu
kecil sehingga sedikit sulit untuk diamati tanpa bantuan alat seperti
lup/kaca pembesar. Benih lada memiliki warna dominan krem pada
seluruh permukaan kulit benihnya. Benih lada sendiri memiliki
permukaan benih yang kasap karena pada permukaan kulit benihnya
seperti terdapat serabut-serabut halus. Rata-rata ukuran benih lada
yaitu memiliki diameter benih kurang lebih 4 mm.
9. Pala (Myristica fragrans)
Benih pala (Myristica fragrans) memiliki bentuk bulat lonjong atau
oblong dengan terdapat bagian kulit biji dan kulit buah yang terpisah
namun masih menutupi bagian dalamnya. Benih pala memiliki warna
dominan cokelat pada seluruh permukaan kulit benihnya dan pada kulit
buahnya warnanya sedikit lebih gelap. Benih pala sendiri memiliki
permukaan benih yang kasar. Rata-rata ukuran benih pala yaitu
memiliki panjang benih kurang lebih 44,35 mm dan memiliki lebar
26,03 mm.
10. Pepaya (Carica papaya)
Benih pepaya (Carica papaya) memiliki bentuk bulat dan ukurannya
begitu kecil. Benih pepaya memiliki warna dominan cokelat pada
seluruh permukaan kulit benihnya. Benih pepaya sendiri memiliki
permukaan benih yang kasar dan terdapat bentuk seperti susunan duri
namun tumpul pada seluruh bagian permukaan kulit benihnya, jika
dibuka, pada bagian dalamnya memiliki permukaan yang halus dan
sekikit berlendir dengan warna dominan krem. Rata-rata ukuran benih
pepaya yaitu memiliki panjang benih kurang lebih 6,85 mm dan
memiliki diameter 4,007 mm.
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil pengamatan yang dilakukan penulis terhadap beberapa benih
tanaman perkebunan dapat diketahui bahwa setiap benih memiliki ciri-ciri
yang berbeda menurut keadaan eksternalnya dan tidak berbeda jauh dengan
hasil yang didapatkan ketika praktikum morfologi benih tanaman pangan dan
hortikultura. Pada praktikum morfologi eksternal benih ini dilakukan
pengidentifikasian terhadap benih-benih tanaman perkebunan tersebut, baik
dari bentuk morfologi yang memiliki beberapa kriteria dari benih yang harus
diketahui, yaitu bentuk benih, warna benih, ukuran benih yang meliputi
diameter, panjang benih, ukuran lebar benih, serta alat tambahan yang ada
pada benih tersebut. Dari benih-benih tanaman perkebunan yang diamati oleh
penulis, terdapat beberapa benih yang memiliki alat tambahan selain dari
kriteria yang dimati tersebut seperti pada benih tanaman lamtoro terdapat alat
tambahan berupa hilum dan pada benih tanaman mahoni terdapat alat
tambahan hilum dan sayap yang melekat dan menutupi seluruh permukaan
kulit benihnya serta pada benih tanaman sengon juga terdapat alat tambahan
benih berupa hilum.
5.2 Saran
Bahan yang digunakan dalam praktikum sudah lebih dari cukup dan
sebaiknya ketika sebelum praktikum berlangsung terutama ketika teknisi
sedang mengarahakan, praktikan diharapkan kondusif agar penyampaian
materi dan arahan dapat berlangsung dengan baik.
Daftar Pustaka
Kartasapoetra, Anto G. 1986. Pengelolaan Benih dan Tuntunan Praktikum.
Jakarta : Bina Aksara.

Kartasapoetra, AG. 2003. Teknologi Benih. Jakarta : Rineka Cipta.

Rachmawati, F., Nurul, U., dan Ari, W. 2009. Biologi untuk SMA/MA Kelas
XII Program IPA. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Sadjad, Sjamsoe’oed., Sutarno H., T. Uji, E. Rahman, Hartutiningsih, Subadri,


Suciatmih, W. Widiono, L.A. Sukamto, N. Hidayati, D.S. Hazar, S. Riswan, dan
Sudibyo. 1997. Pengenalan Pemberdayaan Pohon Hutan. Bogor : Prosea.

Sunaryono, Handro dan Rismunandar. 1984. Kunci Bercocok Tanam Sayuran-


Sayuran Penting Di Indonesia. Bandung : Sinar Baru.

Sutopo, L. 2002. Teknologi Benih. Jakarta : Rajawali Press. 245 hal.

Sutopo, L. 2002. Teknologi Benih. Malang : Fakultas Pertanian Universitas


Brawijaya.

Tjitrosomo dan Sutarmi, S. 1983. Botani Umum 1. Bandung : Angkasa.

Wirawan, B dan S. Wahyuni. 2002. Memproduksi Benih Bersertifikat. Jakarta


: Penebar Swadaya.

Anda mungkin juga menyukai