Oleh :
Indrianingsih
A41180419 / Golongan A / 15
4.2 Pembahasan
Biji terjadi karena bakal biji yang tumbuh menjadi biji, setelah bunga
mengalami penyerbukan, yang kemudian diikuti dengan pembuahan. Bagi
tumbuhan berbiji (Spermatophyta) biji merupakan alat perkembangbiakan
yang utama karena calon tumbuhan baru (lembaga) terdapat di dalam biji.
Tumbuhan dapat mempertahankan atau melestarikan jenisnya serta dapat
terpencar ke tempat lain disebabkan karena adanya biji. Pada mulanya, biji
duduk pada suatu tangkai yang keluar dari tembuni/papan biji (placenta).
Tangkai pendukung biji disebut tali pusar (funiculus) dan bagian biji tempat
melekatnya tali pusat, disebut pusar biji (hilum atau hilus). Apabila biji sudah
masak maka tali pusatnya putus sehingga biji terlepas dari tembuninya. Tali
pusat ada kalanya juga ikut tumbuh dan kemudian berubah menjadi selaput
biji (arillus). Bagian ini ada yang menjadi selaput biji yang sempurna dan ada
pula yang hanya menyelubungi sebagian saja dari biji. Selaput biji ada yang
berdaging atau berair, dapat dimakan dan ada yang menyerupai kulit, serta
hanya menutupi sebagian biji.
Benih sering disama artikan dengan biji, namun terdapat perbedaan yang
mendasar antara kedua istilah tersebut, yakni fungsinya. Benih berfungsi
sebagai alat perbanyakan generatif, sedangkan biji berfungsi sebagai bahan
makanan. Benih adalah suatu bagian dari tanaman yang merupakan cikal bakal
suatu tumbuhan baru yang memiliki cirri attau sifat seperti induknya. Benih
memiliki beragam jenis, baik bentuk, ukuran, maupun struktur bagiannya.
Benih seharusnya memilki kualitas yang baik agar tanaman baru yang didapat
merupakan tanaman yang sehat.
Benih adalah alat yang digunakan untuk tumbuh artinya benih itu ditanam
kemudian akan berkecambah selanjutnya akan tumbuh sebagai tanaman
baru.Benih sering kita sebut juga biji namun diantara keduanya terdapat
perbedaan karena yang disebut benih itu sudah tentu biji namun kalau benih
belum tentu biji.untuk ukuran besar,warna,bentuk,diameter setiap benih dari
tanaman yang berbeda akanberbeda pula.Untuk dapat melihat benih itu baik
dan bermutu dapat dilihat dari : benih yang bernas,seragam,utuh dan bebas
hama penyakit.
Benih sering disamaartikan dengan biji, namun terdapat perbedaan yang
mendasar antara kedua istilah tersebut, yakni fungsinya. Benih berfungsi
sebagai alat perbanyakan generatif, sedangkan biji berfungsi sebagai bahan
makanan. Benih adalah suatu bagian dari tanaman yang merupakan cikal bakal
suatu tumbuhan baru yang memiliki ciri atau sifat seperti induknya. Benih
memiliki beragam jenis, baik bentuk, ukuran, maupun struktur bagiannya.
Benih seharusnya memilki kualitas yang baik agar tanaman baru yang didapat
merupakan tanaman yang sehat (Tjitrasomo, 1983). Benih sendiri mempunyai
pengertian ialah merupakan biji tanaman yang dipergunakan untuk keperluan
dan pengembangan usaha tani serta memiliki fungsi agronomis
(Kartasapoetra, 2003).
Dari hasil pengamatan yang dilakukan penulis terhadap beberapa benih
tanaman perkebunan dapat diketahui bahwa setiap benih memiliki ciri-ciri
yang berbeda menurut keadaan eksternalnya. Pada praktikum morfologi
eksternal benih perkebunan ini dilakukan pengidentifikasian terhadap benih-
benih tersebut, baik dari bentuk morfologi yang memiliki beberapa kriteria
dari benih yang harus diketahui, yaitu bentuk benih, warna benih, ukuran
benih yang meliputi diameter, panjang benih, ukuran lebar benih, serta alat
tambahan yang ada pada benih tersebut. Ada banyak benih yang bisa di
identifikasi pada saat praktikum ini, diantaranya yaitu terdapat benih lamtoro,
benih kakao, benih kopi, benih karet, benih mahoni, benih sengon, benih
sawit, benih lada, benih pala, dan benih papaya. Berikut deskripsi dari
beberapa benih tanaman perkebunan yang diamati oleh penulis.
1. Lamtoro (Leucaena lencocephala)
Benih lamtoro (Leucaena lencocephala) memiliki bentuk pipih, benih
lamtoro sangatlah kecil namun masih dapat diamati dengan mata biasa.
Benih lamtoro memiliki warna dominan cokelat pada seluruh
permukaan kulit benihnya. Benih lamtoro sendiri memiliki permukaan
benih yang halus dan sedikit licin. Rata-rata ukuran benih lamtoro
yaitu memiliki panjang benih kurang lebih 9 mm dengan lebar 5,07
mm dan memiliki ketebalan 1,09 mm. Pada benih lamtoro ini terdapat
alat tambahan benih yaitu hilum. Dalam botani, hilum (diucapkan /
ˈhaɪləm /) adalah bekas luka atau tanda yang ditinggalkan pada kulit
biji oleh lampiran sebelumnya ke dinding ovarium atau ke funiculus
(yang pada gilirannya menempel pada dinding ovarium). Pada biji
kacang, hilum disebut "mata". Hilum mengendalikan hubungan antara
lingkungan eksternal dan embrio. Permeabilitas benih tergantung pada
faktor yang berbeda, salah satunya adalah kutin di wilayah hilum.
Hilum juga merupakan jalur potensial untuk invasi patogen dalam biji.
2. Kakao (Theobroma cacao)
Benih kakao (Theobroma cacao) memiliki bentuk bulat panjang. Benih
kakao memiliki warna dominan ungu pada seluruh permukaan kulit
benihnya dan sedikit terdapat selaput bening pada permukaan kulit
benihnya. Benih kakao sendiri memiliki permukaan benih yang halus
dengan tekstur bagian dalamnya yang sedikit lengket dan terlihat
seperti susunan bagian yang tidak rata jika bagian selaput bening yang
menutupi kulit benihnya dibuka. Rata-rata ukuran benih kakao yaitu
memiliki panjang benih kurang lebih 23,04 mm dan memiliki
ketebalan 9,075 mm.
3. Kopi (Coffea)
Benih kopi (Coffea) memiliki bentuk bulat panjang atau oblong dan
terdapat dua keping biji dalam satu buah kopi yang dapat dipisahkan.
Benih kopi memiliki warna dominan krem pada seluruh permukaan
kulit benihnya. Benih kopi sendiri memiliki permukaan benih yang
halus. Rata-rata ukuran benih kopi yaitu memiliki panjang benih
kurang lebih 13,65 mm dan memiliki lebar 8,08 mm.
4. Karet (Hevea brasiliensis)
Benih karet (Hevea brasiliensis) memiliki bentuk bulat dengan ukuran
yang sangat besar namun tidak begitu berat seperti besarnya
ukurannya. Benih karet memiliki warna dominan cokelat pada seluruh
permukaan kulit benihnya dengan terdapat kombinasi warna yang
seperti garis-garis tidak beraturan yaitu dengan kombinasi warna
cokelat tua dan cokelat muda. Benih karet sendiri memiliki permukaan
benih yang halus. Rata-rata ukuran benih karet yaitu memiliki panjang
benih kurang lebih 38,051 mm dan memiliki ukuran diameter 21,085
mm.
5. Mahoni (Swietenia mahagoni)
Benih mahoni (Swietenia mahagoni) memiliki bentuk pipih dan
terdapat bagian seperti sayap yang menutupi serta melekat pada
seluruh permukaan kulit benihnya yang ukurannya lumayan panjang
dan ringan. Benih mahoni memiliki warna dominan cokelat muda pada
seluruh permukaan kulit benihnya dengan sedikit gradasi kombinasi
warna cokelat muda dan tua. Benih mahoni sendiri memiliki
permukaan benih yang halus. Rata-rata ukuran benih mahoni yaitu
memiliki panjang benih kurang lebih 94,65 mm dan memiliki lebar
9,065 mm. Pada benih mahoni terdapat alat tambahan berupa sayap
yang menutupi dan melekat pada seluruh permukaan kulit benihnya
dan terdapat juga alat tambahan benih lain yaitu hilum. Dalam botani,
hilum (diucapkan / ˈhaɪləm /) adalah bekas luka atau tanda yang
ditinggalkan pada kulit biji oleh lampiran sebelumnya ke dinding
ovarium atau ke funiculus (yang pada gilirannya menempel pada
dinding ovarium). Pada biji kacang, hilum disebut "mata". Hilum
mengendalikan hubungan antara lingkungan eksternal dan embrio.
Permeabilitas benih tergantung pada faktor yang berbeda, salah
satunya adalah kutin di wilayah hilum. Hilum juga merupakan jalur
potensial untuk invasi patogen dalam biji.
6. Sengon (Albizia chinensis)
Benih sengon (Albizia chinensis) memiliki bentuk pipih, benih sengon
sangatlah kecil namun masih dapat diamati dengan mata biasa. Benih
sengon memiliki warna dominan hijau kecoklatan pada seluruh
permukaan kulit benihnya dengan bagian tengah berwarna sedikit
gelap dari bagian pinggirnya. Benih sengon sendiri memiliki
permukaan benih yang halus. Rata-rata ukuran benih sengon yaitu
memiliki panjang benih kurang lebih 5,75 mm dan memiliki lebar
3,025 mm. Pada benih sengon ini terdapat alat tambahan benih yaitu
hilum. Dalam botani, hilum (diucapkan / ˈhaɪləm /) adalah bekas luka
atau tanda yang ditinggalkan pada kulit biji oleh lampiran sebelumnya
ke dinding ovarium atau ke funiculus (yang pada gilirannya menempel
pada dinding ovarium). Pada biji kacang, hilum disebut "mata". Hilum
mengendalikan hubungan antara lingkungan eksternal dan embrio.
Permeabilitas benih tergantung pada faktor yang berbeda, salah
satunya adalah kutin di wilayah hilum. Hilum juga merupakan jalur
potensial untuk invasi patogen dalam biji.
7. Sawit (Elaeis)
Benih sawit (Elaeis) memiliki bentuk bulat dengan ukuran yang sedikit
besar tergantung dari varietas sawitnya namun ukurannya masih
sedikit lebih kecil dari benih karet. Benih sawit memiliki warna
dominan cokelat pada seluruh permukaan kulit benihnya. Benih sawit
sendiri memiliki permukaan benih yang kasar dengan adanya serabut-
serabut pada seluruh bagian permukaan kulit benihnya. Rata-rata
ukuran benih karet yaitu memiliki panjang benih kurang lebih 24,04
mm dan memiliki diameter 12,085 mm.
8. Lada (Piper nigrum)
Benih lada (Piper nigrum) memiliki bentuk bulat dan ukurannya begitu
kecil sehingga sedikit sulit untuk diamati tanpa bantuan alat seperti
lup/kaca pembesar. Benih lada memiliki warna dominan krem pada
seluruh permukaan kulit benihnya. Benih lada sendiri memiliki
permukaan benih yang kasap karena pada permukaan kulit benihnya
seperti terdapat serabut-serabut halus. Rata-rata ukuran benih lada
yaitu memiliki diameter benih kurang lebih 4 mm.
9. Pala (Myristica fragrans)
Benih pala (Myristica fragrans) memiliki bentuk bulat lonjong atau
oblong dengan terdapat bagian kulit biji dan kulit buah yang terpisah
namun masih menutupi bagian dalamnya. Benih pala memiliki warna
dominan cokelat pada seluruh permukaan kulit benihnya dan pada kulit
buahnya warnanya sedikit lebih gelap. Benih pala sendiri memiliki
permukaan benih yang kasar. Rata-rata ukuran benih pala yaitu
memiliki panjang benih kurang lebih 44,35 mm dan memiliki lebar
26,03 mm.
10. Pepaya (Carica papaya)
Benih pepaya (Carica papaya) memiliki bentuk bulat dan ukurannya
begitu kecil. Benih pepaya memiliki warna dominan cokelat pada
seluruh permukaan kulit benihnya. Benih pepaya sendiri memiliki
permukaan benih yang kasar dan terdapat bentuk seperti susunan duri
namun tumpul pada seluruh bagian permukaan kulit benihnya, jika
dibuka, pada bagian dalamnya memiliki permukaan yang halus dan
sekikit berlendir dengan warna dominan krem. Rata-rata ukuran benih
pepaya yaitu memiliki panjang benih kurang lebih 6,85 mm dan
memiliki diameter 4,007 mm.
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil pengamatan yang dilakukan penulis terhadap beberapa benih
tanaman perkebunan dapat diketahui bahwa setiap benih memiliki ciri-ciri
yang berbeda menurut keadaan eksternalnya dan tidak berbeda jauh dengan
hasil yang didapatkan ketika praktikum morfologi benih tanaman pangan dan
hortikultura. Pada praktikum morfologi eksternal benih ini dilakukan
pengidentifikasian terhadap benih-benih tanaman perkebunan tersebut, baik
dari bentuk morfologi yang memiliki beberapa kriteria dari benih yang harus
diketahui, yaitu bentuk benih, warna benih, ukuran benih yang meliputi
diameter, panjang benih, ukuran lebar benih, serta alat tambahan yang ada
pada benih tersebut. Dari benih-benih tanaman perkebunan yang diamati oleh
penulis, terdapat beberapa benih yang memiliki alat tambahan selain dari
kriteria yang dimati tersebut seperti pada benih tanaman lamtoro terdapat alat
tambahan berupa hilum dan pada benih tanaman mahoni terdapat alat
tambahan hilum dan sayap yang melekat dan menutupi seluruh permukaan
kulit benihnya serta pada benih tanaman sengon juga terdapat alat tambahan
benih berupa hilum.
5.2 Saran
Bahan yang digunakan dalam praktikum sudah lebih dari cukup dan
sebaiknya ketika sebelum praktikum berlangsung terutama ketika teknisi
sedang mengarahakan, praktikan diharapkan kondusif agar penyampaian
materi dan arahan dapat berlangsung dengan baik.
Daftar Pustaka
Kartasapoetra, Anto G. 1986. Pengelolaan Benih dan Tuntunan Praktikum.
Jakarta : Bina Aksara.
Rachmawati, F., Nurul, U., dan Ari, W. 2009. Biologi untuk SMA/MA Kelas
XII Program IPA. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.