Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PRAKTIKUM BOTANI FARMASI

PERCOBAAN IV
TUMBUHAN BERBIJI ORGAN GENERATIF

Disusun oleh:

Aditya Muhammad Rizky (10060322061)


Nafisky Azzarti Kusuma (10060322062)
Rifda Maulvi Haq (10060322063)
Siti Salma Khoerunisa (10060322066)
Nur Aulia Putri (10060322067)

Shift/ Kelompok : C/1


Tanggal Praktikum : Selasa, 11 April 2023
Tanggal Laporan : Selasa, 09 Mei 2023
Nama Asisten : Febriani Saputri, S. Farm

LABORATORIUM FARMASI TERPADU UNIT B


PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
2023 M/1444 H
I. Tujuan Praktikum
1. Mengamati karakter khas organ generatif tumbuhan dalam konteks
morfologi dan anatomi.
2. Mengamati struktur-struktur yang terdapat pada bunga, buah, dan biji.
3. Mengenal berbagai variasi morfologi organ generatif pada
II. Maanfaat Praktikum
1. Mengamati karakter khas organ generatif tumbuhan dalam konteks
morfologi dan anatomi
2. Dapat mengamati struktur struktur yang terdapat pada bunga, buah, dan biji.
3. Dapat mengenal berbagai variasi morfologi organ generatif pada beragam
tumbuhan yang berbeda.

III. Teori Dasar


Organ generatif pada tumbuhan adalah organ yang bertanggung jawab
untuk reproduksi seksual pada tumbuhan. Organ generatif pada tumbuhan
dapat berupa bunga atau struktur yang mirip dengan bunga seperti
infloresensi. Organ generatif pada tumbuhan menghasilkan sel-sel reproduksi
yang kemudian akan bergabung dan membentuk biji atau buah. (Taiz,2010)
Reproduksi merupakan salah satu ciri makhluk hidup, disamping ciri-
ciri lain seperti respirasi, ekskresi, pencernaan, koordinasi dan iritabilitas.
Setiap makhlukhidup memiliki kemampuan untuk melakukan reproduksi atau
proses perkembangbiakan. Seperti layaknya makhluk hidup lainnya,
tumbuhan juga dapat bereproduksi dengan tujuan untuk menghindari
kepunahan pada spesies atau rasnya. (Raven, 2012)
Tumbuhan berbiji atau angiospermae adalah kelompok tumbuhan yang
memiliki biji yang terbungkus dalam buah. Mereka merupakan kelompok
tumbuhan terbesar dan paling beragam di dunia, dan banyak yang penting
dalam industri pangan, obat-obatan, dan hiasan. Biji pada tumbuhan berbiji
terbentuk dari ovarium yang telah dibuahi oleh serbuk sari. Ovarium
kemudian berkembang menjadi buah yang membungkus biji, dan dalam buah
itulah biji tumbuhan berbiji dapat tumbuh dan berkembang. (Raven, 2012)
Reprodusi secara generatif terbagi menjadi dua,yaitu Angiospermae
dan Gymnospermae. Daur hidup Angiospermae,tumbuhan bunga, mirip
dengan daur hidup Gymnospermae. Pada Angiospermae,mikrospora dan
megaspora terbentuk dalam bunga. Pada umumnya, bunga itusempurna,
artinya setiap bunga mempunyai mikrosporangia dan megasporangiumdan
dengan demikian membentuk kedua macam spora. Mikrospora terjadi didalam
stamen (benang sari) dan megaspora didalam pistillum (Raven, 2012).
Angiospermae dan Gymnospermae adalah dua kelompok besar
tumbuhan berbiji. Berikut adalah definisi dan ciri-ciri dari Angiospermae dan
Gymnospermae:
1. Angiospermae: Angiospermae adalah tumbuhan berbiji tertutup atau
tumbuhan berbunga. Artinya, bijinya terlindungi oleh dinding buah.
Beberapa ciri-ciri Angiospermae antara lain:
• Mempunyai bunga sebagai organ reproduksi.
• Bijinya terlindungi oleh dinding buah.
• Batangnya dapat membesar dan berkembang menjadi kayu.
• Fase gametofitnya sangat reduksi dan terdapat di dalam bunga.
Contoh angiospermae: Pohon mangga, bunga mawar, beras,
jagung, dan kacang polong. (Jones, 2007)
2. Gymnospermae: Gymnospermae adalah tumbuhan berbiji terbuka.
Artinya, bijinya tidak dilindungi oleh dinding buah. Beberapa ciri-ciri
Gymnospermae antara lain:
• Tidak mempunyai bunga sebagai organ reproduksi.
• Bijinya terletak di dalam cangkang atau kerucut terbuka.
• Batangnya dapat membesar dan berkembang menjadi kayu.
• Fase gametofitnya tidak terlalu reduksi dan terdapat pada
strobilus.
Contoh gymnospermae: Pinus, cemara, cypress, dan cedar.
(Jones, 2007)
Tumbuhan memiliki alat reproduksi generatif yang berbeda-beda
tergantung pada jenisnya. Berikut adalah beberapa alat reproduksi generatif
pada tumbuhan:
1. Bunga: Bunga adalah alat reproduksi generatif pada tumbuhan
berbunga (Angiospermae). Bunga terdiri dari beberapa bagian, yaitu
mahkota (petal), kelopak (sepals), putik (pistil), dan sari (stamen).
Bagian-bagian bunga ini berperan dalam penyerbukan dan pembuahan
untuk menghasilkan biji dan buah.
2. Kuncup: Kuncup adalah alat reproduksi generatif pada tumbuhan
paku-pakuan (Pteridophyta). Kuncup pada paku-pakuan terdiri dari
sporangia yang berisi spora. Spora akan tumbuh menjadi tumbuhan
dewasa yang menghasilkan spora lagi.
3. Strobilus: Strobilus atau kepala buah adalah alat reproduksi generatif
pada tumbuhan gymnospermae, seperti pinus dan cemara. Strobilus
terdiri dari daun yang dimodifikasi yang membentuk struktur seperti
kerucut dan mengandung sporangia yang berisi spora. Spora pada
gymnospermae dapat tumbuh langsung menjadi tumbuhan dewasa
tanpa melalui fase gametofit.
4. Thallus: Thallus adalah alat reproduksi generatif pada tumbuhan lumut
(Bryophyta). Thallus lumut menghasilkan organ reproduksi jantan
(antheridium) dan organ reproduksi betina (archegonium). Sel sperma
dari antheridium akan masuk ke dalam archegonium dan melakukan
pembuahan. (Crepet,2008)
Aseksual dan biseksual pada tumbuhan memiliki definisi yang berbeda
dengan istilah yang sama pada manusia. Berikut adalah definisi aseksual dan
biseksual pada tumbuhan:
1. Aseksual: Aseksual pada tumbuhan mengacu pada reproduksi
vegetatif, yaitu reproduksi tanpa melalui proses pembuahan atau
peleburan sel-sel kelamin. Pada reproduksi vegetatif, sebagian atau
seluruh bagian tanaman dapat berkembang menjadi individu baru yang
genetiknya sama dengan induknya. Contoh reproduksi aseksual pada
tumbuhan meliputi stek, okulasi, dan kloning.
2. Biseksual: Biseksual pada tumbuhan mengacu pada bunga yang
memiliki organ kelamin jantan (sari) dan organ kelamin betina (putik)
dalam satu bunga yang sama. Bunga biseksual disebut juga dengan
hermafrodit. Organ kelamin jantan dan betina pada bunga biseksual
dapat matang dalam waktu yang berbeda sehingga memungkinkan
terjadinya pembuahan sendiri atau penyerbukan silang dengan bunga
lain. (Endress, 2011)
1.1. Pinus (Pinus merkusii)
Tumbuhan pinus adalah sejenis tumbuhan berbentuk pohon yang
termasuk dalam famili Pinaceae. Ada banyak spesies pinus yang tersebar di
seluruh dunia, dan mereka biasanya tumbuh di daerah yang memiliki iklim
sedang hingga dingin. Berikut ini adalah klasifikasi dari tumbuhan pinus
(Earle,2019):
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Division : Pinophyta
Class : Pinopsida
Order : Pinales
Family : Pinaceae
Genus : Pinus
Spesies : Pinus merkusii
Kandungan dan Manfaat
Tumbuhan pinus memiliki banyak kandungan dan manfaat, baik secara
medis maupun industri. Di bawah ini adalah beberapa kandungan dan manfaat
dari tumbuhan pinus:
Vitamin C, pinus memiliki kandungan vitamin C yang cukup tinggi, sehingga
dapat membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan mencegah
penyakit. Asam amino, tumbuhan pinus juga mengandung asam amino yang
bermanfaat untuk memperbaiki jaringan tubuh dan membantu pertumbuhan
sel. Minyak terpentin, minyak terpentin yang dihasilkan dari tumbuhan pinus
dapat digunakan sebagai pelarut, bahan kimia, atau obat-obatan. Kayu, kayu
dari tumbuhan pinus dapat digunakan sebagai bahan bangunan, kertas, atau
perabotan. Manfaat lain dari tumbuhan pinus dapat meliputi meningkatkan
kualitas udara, mengurangi erosi tanah, serta digunakan sebagai hiasan. (Liu,
2017)
1.2. Katuk (Sauropus androgynus)
Tumbuhan katuk (Sauropus androgynus) adalah tumbuhan asli Asia
Tenggara yang biasa dimanfaatkan sebagai sayuran. Berikut ini adalah
klasifikasi dari tumbuhan katuk (Siregar, 2018):
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Malpighiales
Famili : Phyllanthaceae
Genus : Sauropus
Spesies : Sauropus androgynus
Kandungan dan Manfaat
Tumbuhan katuk (Sauropus androgynus) memiliki berbagai
kandungan dan manfaat bagi kesehatan manusia. Beberapa kandungan dan
manfaat dari tumbuhan katuk antara lain:
Kandungan nutrisi, tumbuhan katuk mengandung berbagai macam nutrisi,
termasuk protein, serat, vitamin, dan mineral. Antioksidan, tumbuhan katuk
mengandung senyawa antioksidan seperti flavonoid dan polifenol yang dapat
membantu melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas.
Antiinflamasi, beberapa senyawa dalam tumbuhan katuk, seperti quercetin,
memiliki sifat antiinflamasi yang dapat membantu mengurangi peradangan
pada tubuh. Antidiabetes, tumbuhan katuk dapat membantu menurunkan
kadar gula darah dan meningkatkan sensitivitas insulin pada tubuh. Anti-
kanker, beberapa senyawa dalam tumbuhan katuk, seperti flavonoid dan
polifenol, memiliki sifat anti-kanker dan dapat membantu mencegah
pertumbuhan sel-sel kanker. (Saifudin, 2020).
1.3. Tapak Dara (Catharanthus roseus)
Tumbuhan Tapak Dara (Catharanthus roseus) adalah tumbuhan obat
yang telah digunakan dalam pengobatan tradisional selama ribuan tahun.
Berikut adalah klasifikasi, kandungan, dan manfaat dari tumbuhan tapak dara:
Klasifikasi (Jang, 2003):
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Gentianales
Famili : Apocynaceae
Genus : Catharanthus
Spesies : Catharanthus roseus
Kandungan dan Manfaat :
Alkaloid, tapak dara mengandung berbagai alkaloid, termasuk
vincristine dan vinblastine, yang memiliki efek sitotoksik pada sel kanker.
Flavonoid, tapak dara mengandung berbagai flavonoid, seperti kaempferol
dan quercetin, yang memiliki efek antioksidan dan anti-inflamasi. Dan Asam
fenolat, tapak dara mengandung berbagai asam fenolat, seperti asam
klorogenat, yang memiliki efek antioksidan. (Kamal, 2020)
Pengobatan kanker, Alkaloid yang terkandung dalam tapak dara,
vincristine dan vinblastine, telah terbukti efektif dalam mengobati berbagai
jenis kanker, seperti leukemia dan limfoma. Penurun tekanan darah, tapak dara
dapat membantu menurunkan tekanan darah dan memperbaiki fungsi jantung.
Mengobati diabetes, beberapa penelitian menunjukkan bahwa ekstrak tapak
dara dapat membantu menurunkan kadar gula darah pada penderita diabetes.
Dan Mengobati infeksi, beberapa senyawa dalam tapak dara memiliki efek
antibakteri dan antivirus, sehingga dapat membantu mengobati infeksi.
(Mahdi, 2012)
1.4. Tempuyung (Sonchus arvensis)
Klasifikasi
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Superdivisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (Tumbuhan berkeping dua)
Ordo : Asterales
Famili : Asteraceae (Keluarga bunga matahari)
Genus : Sonchus (Tikus-tikusan)
Spesies : Sonchus arvensis .L (USDA Plants Database, 2022)
Kandungan dan Manfaat
Flavonoid merupakan senyawa polifenol yang terdapat pada berbagai
macam tumbuhan. Beberapa jenis flavonoid yang ditemukan pada tempuyung
adalah quercetin dan kaempferol. Flavonoid berfungsi sebagai antioksidan
yang dapat melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan (Sitorus dkk, 2020).
Polifenol merupakan senyawa yang ditemukan pada banyak tumbuhan,
terutama pada buah-buahan dan sayuran. Beberapa jenis polifenol yang
terdapat pada tempuyung antara lain klorogenat, asam kafeat, dan asam
klorogenik. Polifenol berfungsi sebagai antioksidan yang dapat melindungi
sel-sel tubuh dari kerusakan (Sitorus dkk, 2020).
Tempuyung mengandung beberapa jenis alkaloid seperti supinin dan
lactucin. Alkaloid adalah senyawa organik berbobot molekul tinggi yang dapat
memiliki efek farmakologis pada tubuh (Roesmato H, 2017).
Saponin merupakan senyawa glikosida yang ditemukan pada
tumbuhan. Beberapa jenis saponin yang terdapat pada tempuyung antara lain
soya saponin dan albasaponin. Saponin berfungsi sebagai agen anti-inflamasi
dan antibakteri (Fatima N dkk, 2019).
1.5. Padi (Oriza sativa)
Klasifikasi
Kingdom : Plantae (tumbuhan)
Divisi : Magnoliophyta (tumbuhan berbiji tertutup)
Kelas : Liliopsida (tumbuhan berkeping satu)
Ordo : Poales
Famili : Poaceae (rumput-rumputan)
Genus : Oryza
Spesies : Oryza sativa
(Vaughan dkk, 2008)
Kandungan dan Manfaat
1. Karbohidrat: Padi mengandung karbohidrat yang tinggi, terutama pati. Pati
yang terkandung dalam beras dapat diubah menjadi glukosa dan digunakan
sebagai sumber energi.
2. Protein: Padi mengandung protein yang penting untuk pertumbuhan dan
perkembangan tubuh manusia. Protein yang terkandung dalam beras
memiliki nilai biologis yang rendah dibandingkan dengan protein hewani.
3. Lemak: Padi mengandung sedikit lemak, khususnya pada bagian
sekamnya. Lemak yang terkandung dalam beras adalah lemak tak jenuh
tunggal dan tak jenuh ganda.
4. Mineral: Padi mengandung mineral seperti fosfor, magnesium, besi, dan
seng. Mineral-mineral ini penting untuk menjaga kesehatan tubuh
manusia.
5. Vitamin: Padi mengandung vitamin B kompleks, terutama tiamin,
riboflavin, dan niacin. Vitamin B kompleks diperlukan untuk menjaga
kesehatan sistem saraf dan mengubah makanan menjadi energi.
6. Senyawa fitokimia: Padi mengandung senyawa fitokimia seperti asam
fenolat, tokoferol, dan fitosterol. Senyawa-senyawa ini memiliki sifat
antioksidan dan dapat membantu mencegah kerusakan sel dan jaringan
(Abdulazeez, 2019).
Efek farmakologis dari padi masih terbatas pada beberapa penelitian.
Namun, beberapa penelitian menunjukkan bahwa padi dapat memiliki efek
hipoglikemik (menurunkan kadar gula darah) dan efek antioksidan. Padi juga
dapat membantu menjaga kesehatan pencernaan dan mengurangi risiko
penyakit kardiovaskular (Widiastuti dkk, 2016).
1.6. Gandasoli (Hedychium coronarium)
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Hedychium
Spesies : Hedychium coronarium
(The Plant List, 2013).
Kandungan dan Manfaat
Hedychium coronarium memiliki kandungan senyawa kimia seperti
minyak atsiri, flavonoid, dan alkaloid yang memiliki efek farmakologi seperti
anti- inflamasi, antioksidan, antidiabetik, dan antitumor (Bhatnagar S dkk,
2012).
Minyak atsiri yang terkandung dalam Hedychium coronarium
mengandung senyawa-senyawa seperti α-pinene, camphene, β-pinene,
limonene, α- phellandrene, 1,8-cineole, linalool, dan terpineol. Minyak atsiri
ini memiliki efek anti-inflamasi, antitumor, dan antioksidan. Hedychium
coronarium mengandung senyawa flavonoid seperti quercetin, kaempferol,
dan isorhamnetin. Flavonoid ini memiliki efek antioksidan dan anti-inflamasi.
Hedychium coronarium juga mengandung senyawa alkaloid seperti
hedychiumin, kumarin, dan asam sinamat. Senyawa alkaloid ini memiliki efek
antitumor dan antioksidan (Bhatnagar S, dkk,2000).
IV. Prosedur Percobaan
Sebelum dilakukan pengamatan, setiap spesimen organ generatif
tumbuhan dari Pinus merkusii, Sauropus androgynous, Catharanthus roseus,
Sonchus arvensis, Oryza sativa, dan Hedychium coronarium di foto terlebih
dahulu lalu spesimen diamati dan dideskripsikan karakteristik morfologinya.
Morfologi dari spesimen digambarkan di atas buku gambar dilengkapi dengan
keterangan.

V. Alat dan Bahan


Alat yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah sampel, buku
gambar, penggaris, dan pensil warna
Bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah organ generative
tumbuhan dari Pinus merkusii, Sauropus androgynous, Catharanthus roseus,
Sonchus arvensis, Oryza sativa, dan Hedychium coronarium.
VI. Data Pengamatan

Spesimen A (Pinus/Pinus merkusii)


Gambar Keterangan
Klasifikasi
Kingdom : plantae
Divisi : Pinophyta
Kelas : Pinopsida
Ordo : Pinales
Famili : Pinaceae
Genus : Pinus
Spesies : Pinus merkusii

Manfaat : Menghasilkan bagian dari minyak


atsiri yang memiliki komponen utama untuk anti
jamur, antiseptik, untuk obat otot, dan sendi.

Spesimen B (Katuk/Sauropus androgynous)


Gambar Keterangan
Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Euphorbiales
Famili : Phyllantaceae
Marga : Sauropus
Spesies : Sauropus androgynous

Manfaat : Kandungan vitamin dan senyawa


aktifnya (saponin, Tanin, flavonoid, alkaloid),
antidiabetes, antioksidan, antiinflamasi, dan
memperlancar ASI.
Spesimen C (Tapak Dara/Catharanthus roseus)
Gambar Keteranagan
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Gentianales
Famili : Apocynoceae
Genus : Catharantus
Spesies : Catharantus roseus

Manfaat : Zat yang berhasiat alkaloida sebagai


obat kanker dan diabetes

Spesimen D (Tempuyung/Sonchus Arvensis L.)


Gambar Keterangan
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliohyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Asterales
Famili : Asteraceae
Genus : Sochus
Spesies : Sonchus Arvensis L.

Manfaat : Dapat mengobati batu ginjal, obat


infeksi, memar, wasir, anti radang, dan
menghilangkan lesu
Spesimen E (Padi/Oryza sativa)
Gambar Keterangan
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Commelinales
Famili : Poaceae
Genus : Oryza
Spesies : Oryza sativa

Manfaat : Dapat memperlancar sistem


pencernaan, beras (nasi) sebagai sumber
karbohidrat, serat, protein, dan nutrisi.

Spesimen F (Gandasoli/Hedychium coronarium)


Gambar Keterangan
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Hedychium
Spesies : Hedychium coronarium

Manfaat : obat pegal linu, sakit kepala, pilek,


rematik, dan demam.
VII. Pembahasan

Pada percobaan praktikum kali ini telah dilakukan pengamatan kepada


beberapa tumbuhan berbiji organ generatif. spesimen yang di amati pada
praktikum kali ini adalah Pinus merkusii, Sauropus androynus, Catharantus
roseus, Sonchus arvensis, Oryza sativa, dan Hedychium coronarium.

Dari keenam spesimen di atas dapat diamati morfologi yang khas pada
buah, bunga dan biji dari masing – masing spesimen. Hal – hal yang bisa
diamati diantaranya perbedaan antara strobilus jantan juga betina, jenis
perbungaannya, bagian – bagian bunga, tata letak pistilum dan stamen, jenis -
jenis buah dan lainnya.

Tumbuhan berbiji (Spermatophyta) merupakan golongan tumbuhan


dengan tingkat keanekaragaman yang tinggi dengan sebaran di seluruh dunia.
Spermatophyta berasal dari bahasa Yunani, yaitu sperma yang berarti biji, dan
phyton yang berarti tumbuhan. Tumbuhan berbiji (Spermatophyta) memiliki
ciri khas yaitu terdapat suatu organ berupa biji sebagai alat
perkembangbiakannya. Spermatophyta terbagi menjadi dua kelompok besar,
yaitu tumbuhan berbiji terbuka (Gymnospermae) dan tumbuhan berbiji
tertutup (Angiospermae). Kelompok Spermatophyta yang paling
mendominasi yaitu berasal dari tumbuhan Angiospermae dibandingkan
dengan tumbuhan Gymnospemae (Tjitrosoepomo, 2013).

Pertumbuhan vegetatif dan generatif adalah proses penting dalam


siklus hidup setiap jenis tumbuhan. Pertumbuhan vegetatif adalah
pertambahan volume, jumlah, bentuk dan ukuran organ-organ vegetatif seperti
daun, batang dan akar yang dimulai dari terbentuknya daun pada proses
perkecambahan hingga awal terbentuknya organ generatif. Sedangkan
pertumbuhan generatif adalah pertumbuhan organ generatif yang dimulai
dengan terbentuknya primordia bunga hingga buah masak. Kedua proses dan
fase pertumbuhan ini ditentukan oleh faktor genetik dan lingkungan, tempat
tumbuh tanaman (Humphries dan Wheeler, 1963 in Gardner, et. al., 1985)

Berikut akan di bahas mengenai klasifikasi, morfologi, anato mi.


spesimen yang telah diamati.
6.1. Pinus merkusii (Pinus)

Klasifikasi

Kingdom : Plantae

Divisi : Pinophyta

Kelas : Pinopsida

Ordo : Pinales

Famili : Pinaceae

Spesies : Pinus merkusii

Morfologi dan Anatomi

Berdasarkan hasil praktikum, morfologi dari Pinus merkusii memiliki


daunberbentuk jarum dan 1 ikat daunnya memiliki 2 helai, lalu pada bagian
batangnya berbentuk silinder, bersisik serta berkayu dan mempunyai akar
yang termasuk akar tunggang. Tumbuhan Pinus merkusii ini mempunyai 2
strobilus, yaitu strobilus jantan dan strobilus betina (Makrosporangium) dan
termasuk habitus Pohon. Dan setiap satu sisik runjung terdapat bji dibagian
ujungnnya yang memiliki sayap , sehingga biji tersebut bisa terbang ke tempat
sesuai untuk tumbuhan ini tumbuh.

Morfologi di atas sesuai dengan literatur bahwa Pinus merkusii


mempunyai ciri khas dengan daunnya yang memipih membentuk jarum dan
berkelompok atau berupa sisik.Pinus memiliki strobilus jantan dan strobilus
betina dalam satu pohon.Ukuran strobilus jantan lebih kecil dibandingkan
strobilus betina (berkayu), dan terletak aksilarkis.Pohon pinus termasuk ke
dalam tipe pohon berumah satu dengan bunga berkelamin tunggal.Bunga
jantan dan betina dalam satu tunas.Bunga jantan berbentuk strobilus dengan
panjang 2-4 cm terletak di ujung dahan (Sallolo, 2017).

6.2. Sauropus androgynus (L.)Merr) (Katuk)

Klasifikasi

Divisi : Spermatophyta

Sub divisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledoneae

Bangsa : Euphorbialess
Suku : Euphorbiaceae

Marga : Sauropus

Jenis : Sauropus androgynus (L.) Merr

Morfologi dan Anatomi

Pada tumbuhan Soropus androynus memliki daun berbentuk lonjong,


tulang daun menyirip dan termasuk daun tunggal. Lalu pada bagian batang
berbentuk silinder dan memiliki buah tipe kapsula yang memiliki calix
persisten. Tumbuhan Soropus androynus juga memilik 2 tipe bunga, yaitu
bunga jantan dan bunga betina dan termasuk habitus Perdu. Pada bunga jantan
di tengah terdapat stamen yang membulat, dan bungan betina memiliki kaliks
peristem juga tempat buah melekat. Jenis buah pada taaman iniadalah kapsula.

Menurut literatur Sauropus androgynous atau nama daerahnya tanaman


Katuk morfologinya terdiri atas akar, batang, daun, bunga, buah, dan biji.
Sistem perakaran tanaman katuk menyebar ke segala arah dan dapatmencapai
kedalaman antara 30 cm- 50 cm. batang dan tanaman tumbuh tegak dan
berkayu.Pada stadium muda, batang tanaman berwarna hijau, dan setelah tua
berubah menjadi kelabu keputih-putihan.Tanaman katuk cukup tahan terhdap
perlakuan mekanis, misalnya pemangkasan.Tanaman katuk memiliki daun
majemuk genap, berukuran kecil, berbentuk bulat seperti daun kelor, dan
tersusun dalam tangkai daun.Permukaan atas daun berwarna hijau glap,
sedangkan permukaan bawah daun berwarna hijau muda. Tanaman katuk
berbunga sepanjang tahun.Bunga tanaman berukuran kecil, berwarna merah
gelap sampai kekuning-kuningan dengan bintik-bintik merah gelap, serta
mempunyai kelopak bunga yang kertas dan berwarna putih kemerah-
merahan.Buah katuk berbentuk bulat, berukuran kecil seperti kancing,
berwarna putih, dan dilamnya terdapat tiga butir biji (Rukmana, 2003).

6.3. Catharanthus roseus (Akar tapak dara)

Klasifikasi

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Tracheobionta Super

Divisi : Spermatophyta

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Sub Kelas : Asteridae


Ordo : Gentianales

Famili : Apocynaceae

Genus : Catharanthus

Spesies : Catharanthus roseus

Morfologi dan Anatomi

Menurut hasil praktikum tumbuhan Catharantus roseus memiliki daun


berbentuk bulat lonjong, tulang dau menyirip dan termasuk daun tunggal serta
tangkai daunnya bergerigi. Lalu pada bagian batang berbuku-buku. Tumbuhan
Catharantus roseus memiliki buah sepasang (Siligua) serta memiliki bunga
berwarna putih yang terdiri dari Limbus (bibir),Tubus (tabung), dan
Foux(leher) yang di dalamnya terdapat stamen dan pistilum. Pada bunga juga
terdapat kaliks persisten yang menempel pada bunga stelah pembuahan.
Tumbuhan ini termasuk habitus Perdu.

Menurut literatur tapak dara merupakan tumbuhan yang berasal dari


Amerika Tengah dan umumnya ditanam sebagai tanaman hias. Tumbuhan ini
dapat tumbuh dengan baik di daratan rendah hingga daratan dengan ketinggian
hingga 800 meter di atas permukaan air laut. Tumbuhan tapak dara dapat
dikenali dari bunganya yang muncul dari ketiak daun. Warna bun ga tumbuhan
ini ada yang berwarna putih dan ada yang berwarna merah muda. Tumbuhan
tapak dara dikenal dengan berbagai nama. Berbagai nama tapak dara menurut,
yaitu:

Indonesia: Tapak dara, rutu-rutu, kembang serdadu, Inggris:


Madagascar periwinkle, rose periwinkle, Melayu: Kemunting cina, Vietnam:
Hoa hai dang, Filipina: Tsitsirika, Cina :Chang chun hua (Harmanto,2007).

Tapak dara (Catharantus roseus) banyak dipelihara sebagai tanaman


hias, tanaman ini sering dibedakan menurut jenis bunganya, yaitu bunga warna
putih dan merah. Tanaman ini merupakan tanaman semak tegak yang dapat
mencapai ketinggian batang sampai 100 cm yang biasa tumbuh subur di
pedesaan beriklim tropis. Ciri-ciri tanaman ini yaitu memiliki batang yang
berbentuk bulat dengan diameter berukuran kecil, berkayu, beruas dan
bercabang. Daunnya berbentuk bulat telur, berwarna hijau dan
diklasifikasikan berdaun tunggal. Bunganya menyerupai terompet dengan
permukaan berbulu halus. Tanaman ini juga memiliki rumah biji yang
berbentuk silindris menggantung pada batang. Penyebaran tanaman ini
melalui biji (Gaffar,1999).

6.4. Tempuyung (Sonchus arvensis)


Klasifikasi

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Superdivisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas : Magnoliopsida (Tumbuhan berkeping dua)

Ordo : Asterales

Famili : Asteraceae (Keluarga bunga matahari)

Genus : Sonchus (Tikus-tikusan)

Spesies : Sonchus arvensis .L

(USDA Plants Database, 2022)

Morfologi dan Anatomi Bunga

1. Morfologi

a) Buah tempuyung berbentuk bulat kecil dan berwarna hijau


kekuningan. Buah inimengandung biji yang bisa dimanfaatkan
sebagai obat.

b) Bunga tempuyung memiliki bunga tunggal pada ujung tangkai.

c) Bentuk bunga tempuyung adalah bunga tabung dengan diameter 8-


12 mm.

d) Kelopak bunga (calyx) tempuyung berbentuk seperti sisir dan


berwarna hijau kekuningan.

e) Mahkota bunga (corolla) tempuyung berwarna kuning dan


memiliki lima kelopak.

f) Bunga tempuyung memiliki benang sari (stamen) yang terdiri dari


lima tangkai (filamen) yang melekat pada dasar mahkota.(Widianto
dkk, 2013).

1. Anatomi Bunga Tempuyung:

a) Bagian bunga tempuyung terdiri dari mahkota (corolla),


kelopak (calyx), benang sari (stamen), dan putik (pistilum).
b) Mahkota bunga (corolla) tempuyung terdiri dari lima kelopak
(calyx) dengan epidermis yang terdiri dari sel-sel persegi
panjang

c) Benang sari (stamen) bunga tempuyung memiliki filamen yang


panjang dengan anter yang berisi serbuk sari.

d) Putik (pistilum) bunga tempuyung terdiri dari stigma, stylus,


dan ovarium.

(Widianto dkk, 2013).

Berdasarkan dari hasil pengamatan bunga tempuyung termasuk bunga


majemuk (kapitulum) dengan perbungaan racemose. Bunga tunggal yang
disatukan pada involukrum. Bunganya berbentuk pita, pada bagian tengah
(tabung) berfungsi untuk reproduktif dan bagian tepi untuk intraktif. Pada
tanaman ini juga terdapat bulu halus (papus).

Alat reproduksi pada bunga tempuyung terdiri dari bagian-bagian


seperti bunga, stamen, pitilum dan ovarium. Terdapat organ reproduksi jantan
dan betina. Organ reproduksi jantan terdiri dari benang sari (stamen) yang
memiliki kepala sari, sedangkan organ reproduksi betina terdiri dari putik
(pistilum) dan ovarium.

Tempuyung dapat berkembang secara vegetative (aseksual) atau


generative (seksual), tergantung pada kondisi dan lingkungan tumbuhnya.
Secara aseksual, tempuyung dapat berkembang melalui pembentukan rimpang
atau stolon yang tumbuh dari akar atau pangkal batang. Secara seksual,
tempuyung dapat berkembang melalui pembentukan bunga yang kemudian
akan menghasilkan buah yang berisi biji (Soetarno dan Lestari, 2018).
Tempuyung termasuk dalam kelompok tumbuhan berbiji tertutup
(angiospermae) karena angiospermae memiliki biji yang tertutup oleh jaringan
ovarium. Pada tempuyung, biji terbungkus oleh jaringan ovarium yang
terletak di dalam bunga.

Flavonoid merupakan senyawa polifenol yang terdapat pada berbagai


macam tumbuhan. Beberapa jenis flavonoid yang ditemukan pada tempuyung
adalah quercetin dan kaempferol. Flavonoid berfungsi sebagai antioksidan
yang dapat melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan (Sitorus dkk, 2020).

Polifenol merupakan senyawa yang ditemukan pada banyak tumbuhan,


terutama pada buah-buahan dan sayuran. Beberapa jenis polifenol yang
terdapat pada tempuyung antara lain klorogenat, asam kafeat, dan asam
klorogenik. Polifenol berfungsi sebagai antioksidan yang dapat melindungi
sel-sel tubuh dari kerusakan (Sitorus dkk, 2020).
Tempuyung mengandung beberapa jenis alkaloid seperti supinin dan
lactucin. Alkaloid adalah senyawa organik berbobot molekul tinggi yang dapat
memiliki efek farmakologis pada tubuh (Roesmato H, 2017).

Saponin merupakan senyawa glikosida yang ditemukan pada


tumbuhan. Beberapa jenis saponin yang terdapat pada tempuyung antara lain
soya saponin dan albasaponin. Saponin berfungsi sebagai agen anti-inflamasi
dan antibakteri (Fatima N dkk, 2019).

6.5. Padi (Oriza sativa)

Klasifikasi

Kingdom : Plantae (tumbuhan)

Divisi : Magnoliophyta (tumbuhan berbiji tertutup)

Kelas : Liliopsida (tumbuhan berkeping satu)

Ordo : Poales

Famili : Poaceae (rumput-rumputan)

Genus : Oryza

Spesies : Oryza sativa

(Vaughan dkk, 2008)

Morfologi dan Anatomi Bunga

Malai (rangkaian bunga) merupakan rangkaian bunga yang terdiri dari


beberapa cabang dan memiliki bunga-bunga padi pada setiap cabangnya. Bulir
padi terdapat pada malai padi dan terdiri dari sekam atau lapisan pelindung
yang keras dan beras yang merupakan bagian yang dikonsumsi sebagai
makanan. Bunga padi merupakan bunga berbentuk bulir dan terletak pada
bagian ujung malai atau rangkaian bunga. Morfologi bunga padi terdiri dari
kelopak (lemma), mahkota (palea), benang sari (stamen), dan putik (pistil)
(Setyowati dkk, 2016).

Anatomi Bunga Padi:

1. Kelopak (lemma) dan mahkota (palea): Kelopak dan mahkota pada


bunga padi saling berhubungan dan bersifat bersatu. Bagian ujung
kelopak membentuk dua bilah yang disebut lembaran kelopak atas dan
bawah. Sedangkan mahkota pada bunga padi berbentuk lancip dan
berwarna putih atau kecoklatan.
2. Benang sari (stamen): Bunga padi memiliki 6 stamen yang tersusun
atas 3 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 2 benang sari.
Benang sari pada bunga padi memiliki filamen yang memanjang dan
berwarna kuning serta kepala sari yang mengandung serbuk sari.

3. Putik (pistil): Putik pada bunga padi terdiri atas ovarium, stilus, dan
stigma. Ovarium merupakan bagian bawah putik yang membesar dan
berisi bakal biji atau ovum. Stilus merupakan bagian tengah putik yang
memanjang ke atas dan berujung pada stigma. Stigma pada bunga padi
berbentuk bulat dan berada di bagian atas stilus. (Yolanda dkk, 2020).

Berdasarkan dari hasil pengamatan perbungan padi yaitu bunga spikula


yang terdiri dari beberapa floret. Floret terbagi dua yaitu bagian lebarnya
disebut lema dan pada bagian kecilnya disebut palea. Bagian yang
membungkusnya disebut yaitu gluma. Terdapat juga pistil, stamen dan
filamen.

Organ reproduksi pada padi terdiri dari bunga jantan dan bunga betina
yang terpisah pada satu tanaman. Bunga jantan padi terletak di atas tangkai
yang disebut malai, dan memiliki serbuk sari (stamen) yang menghasilkan
butiran-butiran sari yang berisi sel sperma. Bunga betina padi terletak di
bawah malai, dan memiliki putik yang menghasilkan sel telur.

Padi termasuk ke dalam kelompok tanaman Angiospermae karena padi


memiliki biji yang tertutup oleh kulit biji (pericarp) dan biji-biji tersebut
dilindungi oleh buah yang berdaging (buah padi). Ciri khas dari angiospermae
adalah memiliki bunga yang berperan dalam pembentukan biji dan buah. Padi
memiliki bunga yang terdapat pada malai dan menghasilkan biji yang akan
menjadi beras.

Kandungan Kimia dan Kegunaan/ Efek Farmakologi

1. Karbohidrat: Padi mengandung karbohidrat yang tinggi, terutama pati.


Pati yang terkandung dalam beras dapat diubah menjadi glukosa dan
digunakan sebagai sumber energi.

2. Protein: Padi mengandung protein yang penting untuk pertumbuhan


dan perkembangan tubuh manusia. Protein yang terkandung dalam
beras memiliki nilai biologis yang rendah dibandingkan dengan protein
hewani.

3. Lemak: Padi mengandung sedikit lemak, khususnya pada bagian


sekamnya. Lemak yang terkandung dalam beras adalah lemak tak
jenuh tunggal dan tak jenuh ganda.
4. Mineral: Padi mengandung mineral seperti fosfor, magnesium, besi,
dan seng. Mineral-mineral ini penting untuk menjaga kesehatan tubuh
manusia.

5. Vitamin: Padi mengandung vitamin B kompleks, terutama tiamin,


riboflavin, dan niacin. Vitamin B kompleks diperlukan untuk menjaga
kesehatan sistem saraf dan mengubah makanan menjadi energi.

6. Senyawa fitokimia: Padi mengandung senyawa fitokimia seperti asam


fenolat, tokoferol, dan fitosterol. Senyawa-senyawa ini memiliki sifat
antioksidan dan dapat membantu mencegah kerusakan sel dan jaringan
(Abdulazeez, 2019).

Efek farmakologis dari padi masih terbatas pada beberapa penelitian.


Namun, beberapa penelitian menunjukkan bahwa padi dapat memiliki efek
hipoglikemik (menurunkan kadar gula darah) dan efek antioksidan. Padi juga
dapat membantu menjaga kesehatan pencernaan dan mengurangi risiko
penyakit kardiovaskular (Widiastuti dkk, 2016).

6.5. Gandasoli (Hedychium coronarium)

Klasifikasi

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Liliopsida

Ordo : Zingiberales

Famili : Zingiberaceae

Genus : Hedychium

Spesies : Hedychium coronarium

(The Plant List, 2013).

Morfologi dan Anatomi Bunga

1. Morfologi

a) Kelopak (calyx): Terdiri dari 3 helai berbentuk lonjong dengan


warna putih.

b) Mahkota (corolla): Terdiri dari 3 helai berbentuk lonjong yang


lebih besar dari kelopak, berwarna putih dengan noda kuning di
bagian tengahnya.

c) Benang Sari (stamen): Terdiri dari 2 bagian, yaitu filamen dan


antera. Filamen berbentuk panjang dan tipis, sedangkan antera
berbentuk bulat dan berwarna kuning.

d) Putik (pistilum): Terdiri dari tangkai putik yang panjang dan putik
yang berbentuk bulat.

e) Bunga: Terdiri dari beberapa helai kelopak, beberapa helai


mahkota, banyak benang sari dan satu tangkai putik yang berwarna
putih (Balick and Cox, 1996).

2. Anatomi

a) Kelopak (calyx): Terdiri dari epidermis, korteks, dan jaringan


serat.

b) Mahkota (corolla): Terdiri dari epidermis, korteks, dan jaringan


serat.

c) Benang Sari (stamen): Terdiri dari filamen dan antera. Filamen


terdiri dari epidermis, korteks, dan jaringan serat, sedangkan
antera terdiri dari epidermis, korteks, dan jaringan sporangium.

d) Putik(pistilum): Terdiri dari tangkai putik dan ovarium. Tangkai


putik terdiri dari epidermis, korteks, dan jaringan serat,
sedangkan ovarium terdiri dari epidermis, korteks, dan jaringan
pembuluh (Balick and Cox, 1996).

Berdasarkan dari hasil pengamatan gandasoli terdapat daun pelindung


(braktea) yang berwarna hijau. Terdapat putik didalam braktea yang terdiri
dari ovarium. Pada bunga terdapat stigma dan stamen. Pada kelopak bung a
berpasangan disebut labellum dan yang berpisah disebut petallum dan terdapat
juga sepal. Organ reproduksinya yaitu stamen fertil yang terdapat stilus.

Gandasoli memiliki alat reproduksi seperti organ kelamin jantan dan


betina. Organ kelamin jantan terletak pada struktur bunga yang disebut stamen
yang terdiri dari kepala sari (anther) dan tangkai sari (filamen). Organ kelamin
betina terletak pada struktur bunga yang disebut pistil yang terdiri dari putik
(stigma), tangkai putik (stilus) dan ovarium. Tanaman ini termasuk ke dalam
kelompok Angiospermae karena tumbuhan ini memiliki bunga yang tertutup
oleh kelopak bunga (sepal) dan mahkota bunga (petal).

Kandungan Kimia dan Kegunaan/ Efek Farmakologi


Hedychium coronarium memiliki kandungan senyawa kimia seperti
minyak atsiri, flavonoid, dan alkaloid yang memiliki efek farmakologi seperti
anti-inflamasi, antioksidan, antidiabetik, dan antitumor (Bhatnagar S dkk,
2012).

Minyak atsiri yang terkandung dalam Hedychium coronarium


mengandung senyawa-senyawa seperti α-pinene, camphene, β-pinene,
limonene, α-phellandrene, 1,8-cineole, linalool, dan terpineol. Minyak atsiri
ini memiliki efek anti-inflamasi, antitumor, dan antioksidan. Hedychium
coronarium mengandung senyawa flavonoid seperti quercetin, kaempferol,
dan isorhamnetin. Flavonoid ini memiliki efek antioksidan dan anti-inflamasi.
Hedychium coronarium juga mengandung senyawa alkaloid seperti
hedychiumin, kumarin, dan asam sinamat. Senyawa alkaloid ini memiliki efek
antitumor dan antioksidan (Bhatnagar S, dkk).

VIII. Kesimpulan

1. Karakter khas generatif pada pinus yaitu terdapat


strobilus/runjung. Pada katuk terdapat bunga betina, bunga
jantan, dan buah. Pada tapak dara terdapat limbus/bibir,
faux/leher/, tubus/tabung, dan buah silikua. Pada tempuyung
terdapat papus, bunga involucrum yang terbagi menjadi bunga
tengah dan bunga tepi. Pada padi memiliki perbungaan
spikelet/spikula, terdapat lemma-palea-gluma. Padagandasoli
terdapat brakhtea, stamen hilang, stamen bersatu/labellum, 2
lepas/petaloid staminodium, stamen vertil, dan stigma.

2. Struktur morfologi pada tumbuhan berbiji ialah pada pinus


terdapat strobilus jantan dan betina, katuk terdapat kapsula, dan
adanya kalitis, tapak dara bunga terbagi menjadi limbus, faux,
tubus dan terdapat buah silikua, pada tempuyung terdapat
involucrum, pada bunganya terdapat papus. Padi perbungaannya
spikelet.

3. Morfologi pada setiap spesimen berbeda-beda dari bunga, biji,


buah, ada buah bentuk kapsula, bunga pseundathium dan bunga
sejati.
Daftar Pustaka

Abdulazeez, A. B., & Salawu, E. O. (2019). Oryza sativa (Rice): chemistry,


pharmacology, and medicinal applications. Journal of Intercultural
Ethnopharmacology, 8(3), 223-231.
Abdulazeez, A. B., & Salawu, E. O. (2019). Oryza sativa (Rice): chemistry,
pharmacology, and medicinal applications. Journal of Intercultural
Ethnopharmacology, 8(3), 223-231.
Balick, M. J., & Cox, P. A. (1996). Plants, People, and Culture: The Science of
Ethnobotany. Scientific American Library.
Bhatnagar, S., Srivastava, R. K., & Bhatnagar, A. (2012). Pharmacological
properties of Hedychium coronarium: A review. International Journal of
Pharmaceutical Sciences and Research, 3(11), 4017
Fatima, N., Rahman, M.A., & Hasan, M.N. (2019). Phytochemical screening
and evaluation of anti-inflammatory and antibacterial activities of Sonchus
arvensis L.
Fatima, N., Rahman, M.A., & Hasan, M.N. (2019). Phytochemical screening
and evaluation of anti-inflammatory and antibacterial activities of Sonchus
arvensis L.
Gaffar, La Ode. 1999. Pengantar Keperawatan Profesional. Jakarta: EGC Graha
Ilmu.
Humphries,E.C. and A.W. Whheeler. 1963. Ann. Rev. Plants Physiol. 14 :385-
410.
Harmanto, Ning & Subroto, M. 2007. Pilih Jamu dan Herbal Tanpa Efek
Samping.Cetakan Pertama Elekmedia.
Roesmanto, H. (2017). The effect of Sonchus arvensis L. on the hepatic tissue
of diabetic rats. International Journal of Applied Pharmaceutics, 9(2), 28-32.
Rukmana, R. 2003. Katuk: Potensi dan Manfaatnya. Yogyakarta: Kanisius.
Roesmanto, H. (2017). The effect of Sonchus arvensis L. on the hepatic tissue
of diabetic rats. International Journal of Applied Pharmaceutics, 9(2), 28-32.
Sitorus, P., Sari, R.P., & Febriyanti, E. (2020). Flavonoid Profile and
Antioxidant Activity of Sonchus arvensis Linn. Leaves Extract. IOP
Conference Series: Earth and Environmental Science, 463(1).
Sastroutomo, S.S, 1990. Ekologi Gulma. PT Gramedia. Jakarta.
Sallolo, S. 2017. Studi Eksperimen limbah Buah Pinus Sebagai Sumber Energi
Alternatif Ditinjau dari Variasi Butiran.Jurnal Dynamic Saint. No. 1.
Setyowati, M. K., & Susilowati, A. (2016). Analisis morfologi bunga padi
(Oryza sativa L.) lokal Jawa Tengah. Jurnal Biologi E dukasi, 8(2), 117-123
Sitorus, P., Sari, R.P., & Febriyanti, E. (2020). Flavonoid Profile and
Antioxidant Activity of Sonchus arvensis Linn. Leaves Extract. IOP
Conference Series: Earth and Environmental Science, 463(1).
Soetarno, M., & Lestari, R. P. (2018). Teknik Perbanyakan dan Budidaya
Tempuyung (Sonchus arvensis L.). Jurnal Penelitian Pertanian Terapan, 18(1),
53-64
The Plant List. (2013). Hedychium coronarium J.König USDA Plants
Database. (2022). Sonchus arvensis L. Diakses pada 16 April 2023, dari
https://plants.usda.gov/home/plantProfile?symbol=SOAR2
Tjitrosoepomo, G. (2013). Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta).
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
PT Eisei, 1995. Medicinal Herb Index in Indonesia. PT Eisei Indonesia. Jakarta
The Plant List. (2013). Hedychium coronarium J.König
USDA Plants Database. (2022). Sonchus arvensis L. Diakses pada 16 April
2023, dari https://plants.usda.gov/home/plantProfile?symbol=SOAR2
Vaughan, D. A., & Ge, S. (2008). Phylogenetics of Rice. In The Rice Book (pp.
13- 30). Springer Netherlands.International Journal of Research in Pharmacy
and Biosciences, 6(1), 1-8.
Vaughan, D. A., & Ge, S. (2008). Phylogenetics of Rice. In The Rice Book (pp.
13-30). Springer Netherlands.International Journal of Research in Pharmacy
and Biosciences, 6(1), 1-8.
Widiastuti, Y., & Soesatyo, M. H. N. E. (2016). The pharmacological effects of
rice bran extract and its potential use as an antidiabetic agent. Asian Journal of
Pharmaceutical and Clinical Research, 9(3), 162-165.
Widiyanto, S., Nurhidayati, T., & Indrioko, S. (2013). Identifikasi tumbuhan
obat di lahan sawah tadah hujan di Desa Purwosari Kecamatan Bulu Kabupaten
Temanggung. Biospecies: Jurnal Ilmiah Biologi, 6(2), 49-59
Widiastuti, Y., & Soesatyo, M. H. N. E. (2016). The pharmacological effects of
rice bran extract and its potential use as an antidiabetic agent. Asian Journal of
Pharmaceutical and Clinical Research, 9(3), 162-165.
Yolanda, R., Fauziyah, I. S., & Yani, A. (2020). Identifikasi morfologi dan
karakteristik fisiologi bunga padi (Oryza sativa L.) pada variasi suhu udara.
Jurnal Biota, 6(2), 39-45.
X. Lembar Kontribusi

1. Aditya Muhammad Rizky (10060322061):


Pembahasan pembukaan, specimen 1,2, dan 3.
2. Nafisky Azzarti Kusuma (10060322062):
Teori dasar
3. Rifda Maulvi Haq (10060322063):
Alat, baha, prosedur, data pengamatan
4. Siti Salma Khoerunisa (10060322066):
Pembahasan specimen 4,5,6.
5. Nur Aulia Putri (10060322067):
Edit, tujuan, manfaat, dan kesimpulan.

Anda mungkin juga menyukai