Anda di halaman 1dari 11

-1-

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Setiap makhluk hidup didunia ini mempunyai kecendrungan untuk
melangsungkan keturunannya atau menjaga populasinya agar tidak punah dengan
cara “memperbanyak diri”. Demikian halnya tanaman, secara alamiah sebenarnya
tanaman dapat memperbanyak diri tanpa campur tangan manusia, seperti biji
buah-buahan yang jatuh ke tanah dapat tumbuh dengan sendirinya, atau tunas-
tunas umbi dari pohon pisang dan jenis umbi-umbian lain dapat tumbuh menjadi
tanaman baru. Secara garis besar perbanyakan tanaman dapat digolongkan
menjadi tiga golongan, yaitu perbanyakan tanaman secara generatif, vegetatif, dan
generative-vegetatif (Widarto, 1996).
Salah satu bagian tumbuhan yang dipelajari yaitu buah yang merupakan
alat reproduksi tumbuhan (organum reproductiuum) bagi tumbuhan. Setiap bakal
buah berisi satu atau lebih dari bakal biji (ovulum), yang masing-masing
mengandung sel telur, yang selanjutnya nanti akan berproses hingga membentuk
buah. Jikakita melihat buah berbagai jenis tumbuhan, akan terlihat bahwa ada
diantara tumbuhan yang buahnya terbentuk dari bakal buah yang umumnya tidak
terbungkus yang disebut dengan buah sejati atau buah sungguh. Tetapi ada pula
yang buahnya seringkali tidak kelihatan (tertutup) karena itu dikatakan buah palsu
atau buah semu (Yudono, 2015).
Pada umumnya buah akan terbentuk setelah terjadi penyerbukan dan
pembuahan pada bunga. Walaupun demikian terdapat kemungkinan buah
terbentuk tanpa adanya penyerbukan dan pembuahan. Akibatnya dengan
banyaknya jenis tumbuhan dan banyaknya jenis buah,maka perlu mempelajari
bagaimana bentuk dan pembagiannya. Namun dalam penentuan jenis-jenisbuah
dan biji pada tumbuhan, perlu dilakukan praktikum morfologi buah dan biji untuk
menghindari terjadinya kesalahan. Pohon-pohon kehutanan mempunyai ciri-ciri
khusus yaitu pohonnya pohonnya tinggi dan akan mulai berbuah pada umur
sekitar 7 tahun. Pada kondisi ini sudah pasti ketinggian pohonnya mencapai 4
meter lebih. Sementara itu untuk kegiatan pemuliaan pohon, terutama pohon-
pohon yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi (Mugnisjah dkk., 1994).
-2-

Benih merupakan alat perkembangbiakan tanaman yang utama, oleh


karena itu kita perlu mengupayakan bagaimana agar benih ini tetap berkualitas,
dalam arti kalau disemai memberikan persen kecambah yang tinggi dan bila di
tanam pada lahan yang bervariasi keadaanya bisa tumbuh baik sert kematiannya
kecil. Biji yang berkualitas baik harus berasal dari pohon yang mempunyai sifat
genetik baik dan pada saat pengunduhan buahnya juga harus buah yang masak
secara fisiologis, sehingga biji yang dihasilkanpun dapat terjamin mutunya. Biji-
biji kehutanan sebagian besar terdapat didalam buah, baik buah daging maupun
buah polong seperti pada famili Fabaceae. Saga pohon berbuah sepanjang tahun,
umumnya buah masak mulai bulan April hingga Agustus. Tanaman ini mulai
berbuah pada umur lima tahun dan berbuah tiga kali setahun sampai umur 25-30
tahun. Produksi biji kering per pohon per tahun antara 100 sampai 150 kilogram.
Pengumpulan buah dapat dilakukan dengan cara memanjat atau mengunduh
langsung dengan bantuan galah berkait. Buah yang sudah masak fisiologis
berwarna coklat dan sebagian sudah merekah (Justice dan Bass, 1994).
Dormansi benih terjadi akibat sifat impermeabel kulit benih.
Impermeabilitas benih saga disebabkan oleh kulit benih yang keras dan dilapisi
oleh lapisan lilin sehingga kulit benih kedap terhadap air dan gas. Faktor benih
mencakup faktor genetik dan tingkat dan tingkat kadar air benih. Kadar air tinggi
menyebabkan semakin tinggi laju respirasi sehingga sejumlah energi didalam
benih menjadi hilang dan secara tidak langsung memberikan kondisi yang
optimum untuk perkembangbiakan hama dan penyakit. Kondisi seperti ini sangat
mengganggu dalam proses penyediaan bibit secara massal untuk penanaman dan
juga dalam kegiatan pengujian benih. Karena itu, diperlukan perlakuan terhadap
benih sebelum pengecambahan yang bertujuan untuk mematahkan dormansi benih
tersebut (Tampubolon dkk., 2016).

Tujuan
Tujuan praktikum Silvika yang berjudul “Pengunduhan Buah dan
Pengenalan Bagian Biji” ini adalah untuk memahami teknik-teknik pengunduhan
buah dan ekstraksi benih agar dapat mengetahui cara pengunduhan buah dan
mengenal bagian-bagian biji, asal terbentuknya, fungsinya dan bagaimana nanti
proses perkecambahan
-3-

TINJAUAN PUSTAKA

Adenanthera pavonina adalah pohon yang buahnya menyerupai petai (tipe


polong) dengan bijinya kecil berwarna merah. Saga umumnya dipakai sebagai
pohon peneduh di jalan-jalan besar. Pohon saga merupakan tanaman serbaguna,
semua bagian tanaman bermanfaat mulai dari biji, kayu, kulit batang dan daunnya.
Pohon saga mampu memproduksi biji kaya protein serta tidak memerlukan lahan
khusus untuk penanaman karena bisa tumbuh di lahan kritis, tidak perlu dipupuk
atau perawatan intensif. Selain itu, hama dan gulmanya minim sehingga tidak
memerlukan pestisida, jadi bersifat ramah lingkungan karena dapat ditanam
bersama tumbuhan lainnya. Benih saga masuk kedalam benih yang cukup lama
dan sulit berkecambah. Tanaman saga memiliki persentase benih dorman sangat
cukup tinggi (Tampubolon dkk., 2016).
Sengon atau Paraserianthes falcataria(L.),termasuk famili Leguminoceae.
Tanaman ini sangat potensial untuk dipilih sebagai salah satu komoditas dalam
pembangunan hutan tanaman, karena memiliki nilai ekonomis tinggi dan ekologis
yang luas. Keunggulan ekonomi Pohon Sengon adalah jenis pohonkayu cepat
tumbuh (fast growing species), pengelolaan relatif mudah, sifat kayunya termasuk
kelas kuat dan permintaan pasar yang terus meningkat, sedangkan secara ekologis
Sengon dapat meningkatkan kualitas lingkungan seperti meningkatkan kesuburan
tanah dan memperbaiki tata air (Saputo dkk., 2016).
Mutu benih perlu diperhatikan sebab sangat menentukan keberhasilan
usaha penanaman yang dilakukan. Mutu benih menentukan jumlah benih yang
harus disemaikan untuk memenuhi kebutuhan bibit ketika akan menanam, jumlah
bibit yang tumbuh menjadi pohon yang normal setalah ditanam, dan jumlah pohon
yang memiliki sifat yang diinginkan ketika akan dipanen. Sifat yang diinginkan
antara lain: batang yang lurus, diameter besar, bebas cabang yang tinggi,
percabangan ringan serta bebas dari serangan hama dan penyakit. Itulah yang
diinginkan saat proses penanaman (Justice dan Bass, 1994).
Benih merupakan alat perkembangbiakan tanaman yang utama, oleh
karena itu kita perlu mengupayakan bagaimana agar benih ini tetap berkualitas,
-4-

dalam arti kalau disemai memberikan persen kecambah yang tinggi dan bila di
tanam pada lahan yang bervariasi keadaanya bisa tumbuh baik sert kematiannya
kecil. Biji yang berkualitas baik harus berasal dari pohon yang mempunyai sifat
genetik baik dan pada saat pengunduhan buahnya juga harus buah yang masak
secara fisiologis, sehingga biji yang dihasilkanpun dapat terjamin mutunya. Biji-
biji kehutanan sebagian besar terdapat didalam buah, baik buah daging maupun
buah polong seperti pada famili Fabaceae (Justice dan Bass, 1994).
Sumber benih merupakan tegakan di dalam kawasan hutan dan di luar
kawasan hutan yang dikelola guna memproduksi benih berkualitas. Untuk
mendapatkan benih yang berkualitas perlu diketahui sumber benih atau pohon
induknya.Usaha yang harus dilakukan adalah dengan menunjuk dan menetapkan
pohon induk tersebut sebagai pohon plus. Dalam proses menentukan pohon plus
harus memenuhi kriteria sebagai pohon plus. Pohon plus (plus tree, superior tree)
memiliki performa pertumbuhan yang lebih baik, diatas pertumbuhan rata-rata
dalam hal laju pertumbuhan, bentuk, kualitas kayu dan sifat lainnya yang penting.
Sementara itu pada hutan alam tegakan dimana penyusunnya tidak homogen
dengan variasi yang sangat tinggi yang menyebabkan tegakan hutan memiliki
perbedaan diameter, tinggi dan umur yang sangat besar.Setiap pohon mempunyai
variasi atau keragaman (Juanda dkk., 2017).
Benih adalah biji tanaman yang di peroleh untuk ditanam kembali.
Sedangkan bibit adalah tanaman muda yang sudah di persemaian. Namun tidak
semua biji dapat disebut benih, misalnya biji kedelai yang dijual di pasar untuk di
buat tempe atau biji kacang ijo untuk dibuat bubur. Kadang-kadang biji semacam
itu dapat tumbuh, tetapi daya tumbuhnya relatif kecil. Setelah tumbuh tanaman
tidak akan berkembang menjadi seperti yang kita harapkan. Sifat umum benih di
antara beribu-ribu species tumbuhan angiosperm (kira-kira 200.000 dikotil dan
50.000 monokotil), terdapat kisaran sifat benih yang luas. Contoh yang baik
mengenai variasi ini ialah ukuran benih (Widarto,1996).
Pada prinsipnya, benih adalah miniature tanaman baru dilengkapi dengan
struktur dan perangkat proses fisiologi. Struktur ini berhubungan dengan sistem
penyebaran benih dan perangkat fisiologi untuk mencukupi dirinya terhadap
makanan selama tersimpan dan memulai perkecambahannya. Awal tumbuh
-5-

sebagai tanaman autothropi dan mengantar ke fase heterothropi. Benih (berupa


biji) umumnya berasal dari hasil perkembangan ovula yang dibuahi. Hasil
perkembangan ovula adalah berupa komponen-komponen benih sebagai kulit biji,
hasil dari perkembangan integumen ovula baik salah satu atau keduanya, hasil
perkembangan dari sel-sel nucellus, endosperm, hasil perkembangan fungsi salah
satu sel jantan dengan 2 inti polar berupa triplpid endosperm, embrio, hasil
pembuatan inti telur dengan salah satu inti jantan. Keberadaan dan perkembangan
bagian-bagian tersebut di atas ditengarai berbeda pada beda spesies tanaman.
Perlu di catat bahwa jaringan di luar ovula, pada beberapa spesies,utamanya
dinding ovula (pericarp) jadi menempel dengan benih pada perkembangan benih,
dan beberapa jenis biji mampu berkecambah hanya beberapa hari setelah
pembuahan,sebelum biji dimasak dan di panen (Yudono, 2015).
Benih bermutu ialah benih yang telah dinyatakan sebagai benih yang
berkualitas tinggi dari jenis tanaman unggul. Dan benih menentukan jumlah benih
yang harus disemaikan untuk memenuhi kebutuhan bibit ketika akan menanam,
jumlah bibit yang tumbuh menjadi pohon yang normal setalah ditanam. Benih
yang berkualitas tinggi itu memiliki daya tumbuh lebih dari Sembilan puluh
persen, dengan ketentuan-ketentuan sebagai memiliki viabilitas atau dapat
mempertahankan kelangsungan perumbuhannya menjadi tanaman yang baik atau
mampu berkecambah tumbuh dengan normal merupakan tanaman yang
menghasilkan atau sering disebut juga sebagai benih yang matang. Memiliki
kemurnian (trueness seeds), artinya terbebas dari kotoran, terbebas dari benih
jenis tanaman lain, terbebas dari benih varietas lain dan terbebas pula dari biji
herba, hama dan penyakit (Kartasapoetra, 2003).
Pada dasarnya benih terdiri dari embrio, endosperma dan cadangan
makanan lainnya serta pelindung yang terdiri dari kulit, benih, dan pada benih-
benih tertentu terdapat juga struktur tambahan Embrio benih jagung lebih
terlindung dibandingkan denagan embrio benih kacang-kacangan. Pada jagung
dan biji sereali lainnya, cadangan makanan utama disimpan pada endosperma.
Sedangkan pada kacang-kacangan disimpan pada kedua kotiledon atau daun
benih, yang juga berfungsi sebagai organ fotosintetik bagi tanaman muda. Bagian
lain yang mempengaruhi penyimpanan benih adalah kulit (Justice dan Bass,1994).
-6-

BAHAN DAN METODE

Waktu dan Tempat


Praktikum silvika yang berjudul “Pengunduhan Buah dan Pengenalan
Bagian Biji” ini dilaksanakan pada hari Rabu, 6 Maret 2019 pada pukul 10.00-
Selesai. Praktikum ini dilakukan di Laboratorium Budidaya Hutan, Program Studi
Kehutanan, Fakultas Kehutanan,Universitas Sumatera Utara.

Alat dan Bahan


Alat yang digunakan pada praktikum ini antara lain pinset, penghapus,
pensil berwarna, penggaris, pisau (cutter), dan sarung tangan. Bahan
yang digunakan pada praktikum ini antara lain buku pengamatan, buah jati
putih (Gmelina arborea), biji saga (Adenanthera pavonnina), air, kertas A4, dan
kantong plastik.

Prosedur Praktikum
a.Buah berdaging.
1. Dicari buah yang berdaging seperti Gmelina arborea(sukuVerbenaceae)
2. Diremdam dalam air beberapa hari
3. Daging buah dikupas dengan menggunakan pisau ataupun alat lain
4. Biji-biji tersebut dibersikan dari daging dan selaput lain
5. Biji yang masih utuh digambar, sebutkan warna dan ukurannya ( panjang, leb
ar serta ukurannya)
6. Biji dibelah secara membujur sehingga mengenai bagian tengah embrio
kemudian digambar dan disebutkan juga bagian-bagiannya, warna, serta
perbedaan yang nampak antara biji yang sudah direndam dan yang masih segar.
b.Buah fabaceae
1.Dicari buah dari famili Fabaceae (Acacia mangium atau Paraserianthes
falcataria).
2.Dijemur buah-buah tersebut pada terik sinar matahari.
-7-

3.Setelah kulitnya kering, dipukul dengan tongkat kayu bulat kecil sampai
bijinya keluar.
4.Dipilih biji-biji tersebut.
5.Digambar biji yang masih utuh, sebutkan warna dan ukurannya (panjang,
lebar, serta tebalnya).
Contoh Tabel
No Spesies Jumlah
1
2
3
4
5
6
jumlah
-8-

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil
Hasil dari Praktikum Silvika yang berjudul “Pengunduhan Buah dan
Pengenalan Bagian-Bagian Biji” adalah sebagai berikut :

Tabel 1. Data Pengunduhan Buah


No Spesies Jumlah
1 Paraserianthes falacataria 350
2 Paraserianthes falacataria 350
3 Adenanthera pavonina 1000
4 Adenanthera pavonina 1000
5 Acacia auriculiformis 350
6 Acacia auriculiformis 350
jumlah 3400

Pembahasan
Pada sumber benih hasil pemuliaan memiliki ukuran dan berat benih yang
lebih besar dibandingkan dengan sumber benih yang belum dimuliakan. Ukuran
benih merupakan sifat yang sangat tinggi dapat diwariskan, sehingga
dimungkinkan untuk dapat melakukan identifikasi asal kualitas benihnya terutama
berat dan ukuran benih. Keragaman atau variasi berat benih yang disebabkan oleh
kondisi tempat benih telah terbukti.
Penyerapan air merupakan proses yang pertama sekali terjadi pada
perkecambahan benih, diikuti dengan perlunakan kulit benih dan pengembangan
benih embrio dan endosperma menyebabkan penbengkakan dari kedua struktur,
mendesak kulit benih yang sudah lunak sampai pecah dan memberikan ruang
untuk keluarnya akar. Menurunnya vigor dan kematian benih dapat dilihat dari
dua aspek yaitu dari hilangnya viabilitas atau matinya sekelompok benih, atau dari
kematian suatu individu benih Hasil anlisis ragam memperlihatkan bahwa
perendaman benih dengan berbagai perlakuan lama waktu perendaman.Dalam
rangka usaha pengadaan benih bermutu dari varietas unggul, diperlukan usaha
teknologi benih yang dapat diterapkan oleh perusahaan benih maupun petani
pengembang jarak pagar.Adapun strategi pengembangan nya.
-9-

Bibit generative diperoleh dari hasil perbanyakan secara kawin (sexual). Bibit
generative lebih dikenal konsumen dengan bibit dari biji sebab bibit ini
dikembangkan dari biji. Anggapan seperti ini tidak terlalu benar sebab ada bibit
dari biji yang tidak diperoleh dari hasil perkawinan antara bunga jantan dan bunga
betina, mekanisme perkawinan terjadi pada saat penyerbukan, yaitu kepada putik
diserbuki dengan serbuk sari yang berlanjut samapai pembentukan biji. Bibit
vegetative diperoleh dari pembiakan secara tak kawin (asexual). Alasan yang
utama sehingga banyak bibit yang diperbanyak secara vegetative ialah untuk
mendapatkan bibit yang memiliki sifat-sifat yang serupa induknya.
Pada sumber benih hasil pemuliaan memiliki ukuran dan berat benih yang
lebih besar dibandingkan dengan sumber benih yang belum dimuliakan. Berat
atau ukuran benih dapat digunakan untuk mendeteksi keragaman genetic, karena
berat benih sangat dipengaruhi oleh faktor material dan berada dibawah control
genetik. Ukuran benih merupakan sifat yang sangat tinggi dapat diwariskan,
sehingga dimungkinkan untuk dapat melakukan identifikasi asal benih
berdasarkan kualitas benihnya terutama berat dan ukuran benih. Keragaman atau
variasi berat benih yang disebabkan oleh kondisi tempat tumbuh da nasal benih
telah terbukti.
Tingkat kemasakan buah tidak berpengaruh nyata pada kadar air biji, daya
berkecambah benih dan kecepatan tumbuh benih, akan tetapi tingkat kemasakan
buah berpengaruh nyata pada bobot kering benih dan bobot kering kecambah
normal.Tingkat kemasakan buah (masak fisiologis) penting diketahui guna
menentukan waktu panen buah, karena waktu pemanenan sangat mempengaruhi
vigor dan viabilitas benih. Tolak ukur yang dapt digunakan untuk menentukan
waktu pemanenan yang tepat (masak fisiologis) adalah benih minimum, dan bobot
kering benih maksimum.Bibit generative diperoleh dari hasil perbanyakan secara
kawin (sexual). Bibit generative lebih dikenal konsumen dengan bibit dari biji
sebab bibit ini dikembangkan dari biji. Anggapan seperti ini tidak terlalu benar
sebab ada bibit dari biji yang tidak diperoleh dari hasil perkawinan antara bunga
jantan dan bunga betina, mekanisme perkawinan terjadi pada saat penyerbukan,
yaitu kepada putik diserbuki dengan serbuk sari yang berlanjut samapai
pembentukan biji.
- 10 -

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
1. Pengunduhan buah dilakukan dengan mengambil buah dibawah tegakan pohon.
2. Terdapat bebrapa perbedaan warna antara buah sengon Paraserianthes
falcataria bewarna coklat, saga Adenanthera pavonina yang berwarna merah, dan
akasia Acacia auriculiformis yang bewarna hitam dengan tepi bewarna kuning.
3. Ketiga buah tersebut berbentuk kapsul.
4. Polong/buah yang talah dikumpulkan kemudian di ekstrasi dengan cara
polong/buah dijemur sampai polong/buah merekah, kemudian benih dipisahkan
dari kulit buahnya secara manual.
5. Punahnya plasma nutfahasli
Indonesiadapatberpengaruhdalamjangkapendekdanjangkapanjang
Saran
Sebaiknya para praktikan harus kompak dalam mencari sampel, dan para
praktikan harus benar-benar tepat waktu dalam merendam buah Jati Putih
(Gmelina arborea), agar terlihat perbedaan yang sesungguhnyaantara buah yang
diberi perlakuan dengan yang tidak diberi perlakuan. Pada pada saat melakukan
praktikum pembelahan biji jati putih (Gmelina arborea), sebaiknya dilakukan
dengan hati-hati, agar tidak terjadi kecelakaan seperti tersayat pisau.
- 11 -

DAFTAR PUSTAKA

Juanda, Abdurrani, M dan Reine Suci Wulandari. 2017. Seleksi Pohon Plus Pada
Areal Tegakan Benih IUPHHK-HA PT. Suka Jaya Makmur Kalimantan Barat.
Jurnal Hutan Lestari Vol.5 (927-934)
Justice, Oren L dan Louis N, Bass. 1994. Prinsip Praktek Penyimpanan Benih.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Kartasapoetra, Ance G. 2003. Teknologi Benih Pengolahan Benih dan Tuntunan
Praktikum. Jakarta : Rineka Cipata
Mugnisjah, Wahyu Qamara, Asep Setiawan, Suwarto, dan Cecep Santiwa. 1994.
Panduan Praktikum dan Penelitian Bidang Ilmu dan Teknologi Benih. Jakarta:
PT Raja Grafindo Persda
Saputro, Triono Bagus, Nurul Alfiyah dan Dian Fitriani. 2016. Pertumbuhan
Tanaman Sengon (Paraserianthes falcataria L.) Terinfeksi Mikoriza Pada
Lahan Tercemar Sp. Jurnal Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Alam
Tampubolon, Antoni, M.Mardiansyah dan Tuti Arlita. 2016. Perendaman Benih Saga
(Adenanthera pavonina L.) Dengan Berbagai Konsentrasi Air Kelapa Untuk
Meningkatkan Kualitas Kecambah. Jom Faperta UK Vol-3
Widiarto, L. 1996. Perbanyakan Tanaman Dengan Biji, Stek, Cangkok, Sambung,
Okulasi dan Kultur Jaringan. Yogyakarta: Penerbit Kanisius
Yudono, P. 2015. Perbenihan Tanaman Dasar Ilmu, Teknologi dan Pengelolaan.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

Anda mungkin juga menyukai