Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR – DASAR AGRONOMI

MATERI II
PERBANYAKAN VEGETATIV TANAMAN

NAMA : YOSUA KALIMANTO


NIM : 1903016045

AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2020
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Terdapat dua macam cara reproduksi pada tanaman, yakni reproduksi secara
generatif dan reproduksi secara vegetatif. Sistem reproduksi atau cara perbanyakan tanaman
secara generatif menggunakan biji sebagai alat reproduksinya, sedangkan perbanyakan
tanaman secara vegetatif menggunakan bagian-bagian tubuh tanaman untuk membentuk
tanaman baru.

Perbanyakan tanaman secara vegetative atau aseksual adalah proses perbanyakan


tanaman dengan menggunakan bagian – bagian tanaman seperti daun, batang, ranting,
pucuk, umbi, dan akar untuk menghasilkan tanaman baru dan mempunyai sifat yang sama
dengan induknya,serta pastinya menghasilkan lebih banyak keuntungan dibandingkan
perbanyakan tanaman secara generatif. Oleh karena itu, pada praktikum perbanyakan
vegetative tanaman ini saya akan melakukan dan mgetahui cara perbanyakan tanaman
secara vegetatif agar saya dan semua masyarakat ataupun para petani nanti dapat
mengetahui bagaimana teknik memperbanyak tanaman secara vegetatif dan juga
mempelajari manfaat yang kita peroleh dari perbanyakan tanaman secara vegetatif.

1.2 Tujuan Praktikum


Adapun tujuan praktikum perbanyakan vegetative tanaman adalah;

1. Mengetahui prinsip-prinsip dasar perbanyakan tanaman secara vegetatif.


2. Menguasai teknik-teknik perbanyakan tanaman secara vegetatif.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Tanaman perlu pembiakan dalam rangka mempertahankan jenisnya dan meningkatkan


produksinya. Ada dua cara pembiakan tanaman, yaitu secara generatif/ reproduktif (secara
kawin) dengan menggunakan benih (biji yang memenuhi persyaratan sebagai bahan
tanaman) dan secara vegetatif (tak kawin) dengan menggunakan organ vegetatif
(Rochiman, K. dan S.S. Harjadi. 1973).

Cara pembiakan vegetatif ada yang secara alami dan secara buatan. Pembiakan secara
buatan dengan stimulasi akar dan tunas adventif ialah layerage, cuttage atau setek,
penyambungan tanaman, dan kultur jaringan. Adapun perbanyakan secara vegetatif
dilakukan menggunakan bagian-bagian tanaman seperti cabang, ranting, pucuk, daun,
umbi, dan akar. Prinsipnya adalah merangsang tunas adventif yang ada di bagian-bagian
tersebut agar berkembang menjadi tanaman sempurna yang memiliki akar, batang, dan
daun sekaligus (Setyati, 2002).

Keuntungan perbanyakan vegetatif adalah dapat menghasilkan tanaman yang sifatnya sama
dengan pohon induknya. Tanaman yang berasal dari perbanyakan secara vegetatif lebih
cepat berbunga dan berbuah. Sementara itu, kelemahannya adalah membutuhkan pohon
induk dalam jumlah besar sehingga membutuhkan banyak biaya. Untuk mengatasinya,
dapat dilakukan stek. Namun, tidak semua tanaman dapat diperbanyak dengan stek dan
tingkat keberhasilannya sangat kecil (Anonim, 2011).

Mencangkok adalah salah satu cara pembiakan vegetatif buatan yang bertujuan untuk
mendapatkan tanaman yang memiliki sifat sama dengan induknya.Pencangkokan dilakukan
dengan jalan menyayat dan mengupas kulit sekeliling batang. Penyayatan dilakukan
sedemikian rupa sehingga lapisan kambiumnya dapat dihilangkan (dengan cara dikikis).
Lebar sayatan tergantung pada jenis tanaman yang dicangkok. Setelah luka yang dibuat
cukup kering, ZPT dapat diberikan sebagai perlakuan agar bahan cangkokan cepat berakar.
Media tumbuh yang digunakan terdiri atas tanah dan kompos dan kemudian dibalut dengan
sabut kelapa atau plastik. Bila batang di atas sayatan telah menghasilkan sistem perakaran
yang bagus, batang dapat segera dipotong dan ditanam di lapang. Tanaman yang dapat
dicangkok adalah tanaman yang mempunyai batang kayu dan berkambium, seperti jambu,
rambutan, dan mangga (Hartmann, et al, 1997).

Kegiatan mencangkok tanaman dipengaruhi oleh faktor macam media maupun zat
perangsang akar (ZPT) untuk mempercepat tumbuhnya akar. Medium untuk cangkok
adalah campuran pupuk kandang dan tanah 1:1, sedangkan medium alternatif adalah pupuk
kandang, sekam dan pasir 1:1:1 (Firmansyah, 2000).

Grafting (penyambungan) dan budding (penempelan) merupakan salah satu metode


perbanyakan vegetatif buatan. Grafting adalah seni menyambungkan dua jaringan tanaman
hidup sedemikian rupa sehingga keduanya bergabung dan tumbuh serta berkembang
sebagai satu tanaman gabungan. Budding adalah salah satu bentuk dari grafting, dengan
ukuran batang atas tereduksi menjadi hanya terdiri atas satu mata tunas. Adapun tanaman
sebelah atas disebut entris atau batang atas (scion), sedangkan tanaman batang bawah
disebut understam atau batang bawah (rootstock). Batang atas berupa potongan pucuk
tanaman yang terdiri atas beberapa tunas dorman yang akan berkembang menjadi tajuk,
sedangkan batang bawah akan berkembang menjadi sistem perakaran (Ashari, 1995).

Stek merupakan cara perbanyakan tanaman secara vegetatif buatan menggunakan sebagian
batang, akar, atau daun tanaman untuk ditumbuhkan menjadi tanaman baru. Sebagai
alternatif perbanyakan vegetatif buatan, stek lebih ekonomis, lebih mudah, tidak
memerlukan keterampilan khusus, dan relatif lebih cepat (Hartmann, et al, 1997).

Pada stek batang, bahan awal perbanyakan berupa batang tanaman. Stek batang
dikelompokkan menjadi empat macam berdasarkan jenis batang tanaman, antara lain
berkayu keras, semi berkayu, lunak, dan herbaceous. Bahan tanaman yang biasa
diperbanyak dengan stek batang berkayu keras, antara lain apel, pir, cemara, dll.Untuk stek
batang berkulit lunak, contohnya terdapat pada tanaman Magnolia sp. Pada stek batang
berkayu lunak, umumnya akar relatif cepat keluar (2-5 minggu) (Jumin, H.B. 2002).

Akar dan tunas pada stek daun berasal dari jaringan meristem primer atau meristem
sekunder. Masalah pada stek daun secara umum adalah pembentukan tunas-tunas adventif,
bukan akar adventif. Pembentukan akar adventif pada daun lebih mudah dibandingkan
pembentukan tunas adventif (Jumin, H.B. 2002).
BAB III
METODOLOGI PRAKTKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Pelaksanaan praktikum perbanyakan vegetative tanaman ini dilakukan di Berau, rabu
17 juni 2020, jam 15.00 – selesai.
3.2 Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
1. Pisau
2. Plastik pembungkus
3. Tali pengikat
4. Ranting pohon manga (Mangifera Indica. L)
5. Bibit coklat (Theobroma Cacao L)

3.3 Cara Kerja

a. Cara kerja pencangkokan pada tanaman Mangga :


1. Pilih batang atau cabang pohon mangga ukuran sedang, tidak terlalu muda atau tua
dengan ukuran sekitar 120 cm.
2. Selanjutnya kupas atau kerat batang yang dipilih tersebut memakai pisau tajam
dengan panjang kupasan sekitar 10 cm.

3. Bersihkan kambium hasil dari kupasan tadi hingga bersih. Anda juga dapat
membersihkan kambium pada batang dengan cara dikerik.

4. Pastikan getah yang menempel pada batang yang dikupas sudah mengering.
Biasanya kita membutuhkan 2-3 minggu supaya getah benar-benar mongering.

5. Selajutnya ambil tanah kemudian dikepal dan dibalutkan pada batang yang telah
dikupas. Pastikan semua bagian yang telah dikupas sudah tertutup dengan sempurna
tanpa menginggalkan celah
6. Lalu bungkus tanah tersebut menggunakan plastik pembungkus yang sudah kita
persiapkan sebelumnya. Ikat plastik pembungkus tersebut menggunakan tali rafia
dengan kencang.
7. Siram secara rutin batang atau cabang yang dicangkok menggunakan air pada pagi
atau sore setiap harinya.
8. Setelah selesai, tunggu sampai beberapa bulan sampai akar keluar lalu pindahkan ke
lahan atau polybag yang telah di sediakan

b. Cara kerja stek pada tanaman coklat :

1. Siapkan entres tanaman coklat yang sudah disiapkan.


2. Batang bawah coklat yang siap, lalu di belah dua untuk menancapkan entres.
3. - Entres yang pakai harus mempunyai daun cukup tua/warna hijau tua dan subur
- Entres juga harus sudah ada bakal tunas tetapi belum pecah
4. Tempelkan entres pada batang bawah yang sudah dibelah dua dengan hati – hati.
5. Setelah di tancapkan pada batang bawah, ikat bungkus menggunakan plastik
pembungkus yang bening.
6. Beri pupuk secara berkala pada tanaman stek tersebut, dan siram agar pertumbuhan stek
dalam kondisi baik.

c. Cara kerja okulasi/tempel pada tanaman coklat :

1. Pilih batang yang sehat, yaitu batang terlihat segar, daun normal, tidak terserang
penyakit, dan tidak kekurangan hara. Diameter batang minimal 1,2 cm, tinggi
minimal 50 cm, dan berumur 6 bulan sejak semai.
2. Mata tunas diambil dari batang atas yang juga sehat, batang tidak terlihat tanda
terserang hama dan penyakit.
3. Kerat batang bawah secara mendatar selebar 2 cm pada ketinggian maksimal 20 cm
dari leher akar.
4. Tarik kebawah kulit batang yang dikerat hingga terkelupas sepanjang 2 cm, lalu
potong dua pertiganya sehingga terbentuk semacam “jendela” dibatang bawah.
5. Siapkan mata tunas. Caranya, kerat kulit cabang pohon 1 cm dari tunas dan sedikit
kayu terkelupas. Ukuran mata tunas disesuaikan dengan ukuran jendela pada batang
bawah.
6. Tempelkan mata tunas ke jendela dibatang bawah. Penempelan sebaiknya jangan
pada tunas yang baru tumbuh. Biasanya penempelan dilakukan saat tanaman
berbunga. Ikat tempelan tunas dengan plastik mulai dari bawah keatas supaya tidak
terkena air hujan. Buka ikatan okulasi 3 – 4 minggu kemudian.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Pencangkokan Tanaman Mangga
Dari hasil pencangkokan tanaman manga yang saya telah lakukan, diketahui bahwa
tingkat kesulitan dari proses cangkok tidaklah rumit, dengan tehnik yang tepat serta
perawatan yang baik, dapat membuat tanaman menjadi subur dan cangkok tidak
kekuranagan unsur hara. Pemilihan tanaman induk yang berkualitas tinggi, tidak terserang
hama dan penyakit adalah salah satu factor yang saya pertimbangkan harus dilakukan
dalam pencangkokan ini. Sebab tanaman yang berkualitaslah yang bagus untuk dicangkok.
Setelah melakukan pencangkokan, memang membutuhkan waktu beberapa bulan
agar akar dapat keluar dan siap tanam dilahan. Untuk menunjang pertumbuhan tanaman
induk dan cangkokan adalah pemeliharaan yang sangat penting, pemberian pupuk organik
dan anorganik secara berkala. Pupuk yang saya gunakan adalah pupuk udang dan air beras,
serta sisa-sisa makanan, semua pupuk organic tersebut saya sebarkan disekeliling tanaman
manga agar unsur hara dapat tersebar dengan rata dan jangan lupa untuk selalu menyiram
cangkokan agar tetap basah dan kelembabannya terjaga.
4.2 Stek Tanaman Coklat
Hasil stek tanaman coklat yang saya lakukan, stek menurut saya mempunyai tingkat
kesulitan yang agak rumit sebab proses pemilihan entres yang baik dan sehat, tidak mudah
menentukan mana pohon induk yang bagus untuk dijadikan entres, yang memenuhi kriteria.
Bibit coklat yang saya gunakan merupakan bibit coklat yang berumur kurang dari 5 bulan,
dan berdiameter 1,2 cm, saya menggunakan bibit yang dirawat keluarga semala 4 bulan
yang lalu, bibit yang sehat dan mempunyai warna daun yang hijau tua adalah kriteria yang
saya gunaka dalam melakukan stek.
Ada 3 bibit yang saya gunakan dalam melakukan stek, sambung pucuk dan
sambung samping adalah 2 jenis stek yang saya lakukan pada bibit saya. Perbedaan tempat
stek tang dilakukan menjadi titik perhatian ktitis saya, apakah nanti stek ini akan bertahan
dan hidup. Stek samping adalah tehnik sambung dengan menyambungkan entres pada
batang tanaman secara menyamping. Untuk keberlangsungan hidup stek ini, saya selalu
memberikan pupuk secara berkala dan selalau memperhatikan agar tanaman tidak cepat
kering atau layu. Pupuk organik adalah pupuk yang bagus untuik digunakan karena pupuk
organik mempunyai kandungan unsur hara yang cukup bagi tanaman stek sampai pada
pertumbuhan stek coklat.
4.3 Okulasi tanaman coklat
Yang mana diketahui bahwa okulasi adalah tehnik perbanyakan vegetative dengan
menempelkan bakal tunas tanaman pada batang tanaman yang sama untuk menghasilkan
produksi yang baik dan berkualitas seperti induknya. Sama seperti stek, bibit yang saya
gunakan dalam okulasi adalah bibit berumur kurang lebih 5 bulan dan diameternya 1,2 cm.
tehnik okulasi terbilang rumit, karena kita harus mengerat batang coklat secara hati – hati
sebagai tempat untuk menempelkan tunas coklat yang sudah disediakan. Pengambilan mata
tunas ini harus berasal dari tanaman yang baik dan sehat, serta berbuah baik pula, mata
tunas diambil dari bagian ranting coklat yang setengah muda, tunas diambil dari ketiak
daun coklat, dan tidak ada gejala seranagn penyakit ataupun jamur.
Proses penempelan mata tunas harus dilakukan secara hati – hati, mulai dari mata
tunas dikeluarkan dari ketiak daun coklat secara memanjang lalu di tempelkan pada batang
kayu yang telah dikerat persegi lalu mata tunas harus ditempelkan secara rapih dan diikat
dengan plastic bening secara keras agar udara dan air tidak dapat masuk. Itu semua
bertujuan agar kelembaban didalam okulasi tetap terjaga hingga mata tunas keluar.

Anda mungkin juga menyukai