Anda di halaman 1dari 11

TUGAS MAKALAH

MANFAAT PETA GEOLOGI DAN SUMBER DAYA MINERAL TAMBANG DI


KABUPATEN BERAU
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Dalam makalah ini saya mengambil sampel Kabupaten Berau sebgai salah
satu daerah dengan sumber daya mineral yang tinggi. Kabupaten Berau memiliki
beragam formasi geologi yang mengandung berbagai macam jenis mineral dan
batubara yang terkandung di dalamnya. Berdasarkan peta geologi regional lembar
Tanjung Redeb 1918, lembar Muara Lasan 1917, lembar Longbia 1818, lembar
Muarawahau 1817 dan lembar Talisayan 1916 (P3G Bandung, 1995), Kabupaten
Berau terdiri dari 26 (dua puluh enam) formasi batuan dan alluvium berumur
Kuarter. Dari 26 formasi batuan tersebut terdiri atas 21 (duapuluh satu) formasi
batuan sedimen tersier, 2 (dua) diantaranya berupa batuan gunung api yaitu batuan
gunung api muda terdiri dari lava andesit-basalt, aglomerat, breksi gunung api dan
tufa serta batuan gunung api Jelai terdiri dari breksi gunungapi, batupasir tufaan
dan tufa yang setempat disisipi oleh lapisan batubara, batuan ini diterobos oleh
retas-retas andesit, 1 (satu) sumbat retas berupa granit, 1 (satu) batuan granit dan 1
(satu) batuan ofiolit yang terdiri dari peridotit, serpentinit, hazsburgit, wherlit,
piroksen, gabro dan basal. Komoditas-komoditas yang berpotensi terdapat pada
formasi-formasi tersebut yang ada di Kabupaten Berau, adapun komoditas mineral
di Kabupaten Berau ditampilkan pada table berikut :

N Golongan komoditas Jenis komoditas Sebaran


o (berdasarkan PP (Kecamatan)
23/2010)
1 Mineral Logam Emas, Galena, Seng Kelay, Segah, Tabalar
2 Mineral Bukan Logam Pasir kuarsa, dolomite, kalsit, Gunung Tabur, Pulau
batugamping untuk semen dan Derawan dan Segah
clay
3 Batuan Granit, granodiorit, andesit, Kelay, Segah (granit dan
tanah urug, kristal kuarsa, granodiortit, kristal
kerikil sungai, batu kali, sirtu, kuarsa)
tanah urukan setempat,
batugamping, pasir laut

4 Batubara Batubara Gunung Tabur, Segah,


Teluk Bayur, Sambaliung,
Tanjung Redeb, Kelay

Formasi Batuan utama pembawa batubara adalah Formasi Lati. Formasi Lati
ini tersebar di 5 (lima) Kecamatan yaitu : Kecamatan Tanjung Redeb, Sambaliung,
Gunung Tabur, Teluk Bayur dan Segah. Pada Formasi Lati ini telah diusahakan
penambangan batubara melalui perizinan PKP2B PT. Berau Coal dengan luas
keseluruhan konsesi seluah 11.480 Ha, dengan lokasi penambangan meliputi Site
Sambaratta, Site Lati dan Binungan. Produksi batubara pada tahun 2014 sebesar
24.58 Juta Metrik Ton. Batubara termasuk pada golongan bituminous-sub
bituminous dengan spesifikasi yang baik untuk bahan bakar pembangkit listrik
tenaga uap (PLTU). Batubara terutama untuk diekspor ke China, Jepang, Korea
Selatan, Hongkong, India, Taiwan dan Thailand.

2. Deskripsi Singkat

a. Peta
Peta adalah gambaran konvensional permukaan bumi pada bidang datar
yang di perkecil seperti kenampakannya jika dilihat dari atas dengan ditambah
tulisan sebagai tanda pengenal. Gambaran konvensional pada permukaan bumi
biasanya dilambangkan dengan simbol-simbol tertentu. Simbol-simbol tersebut
berfugsi untuk menggambarkan sebagian atau seluruh permukaan bumi beserta
kenampakan-kenampakan yang ada padanya. Kenampakan tersebut meliputi
kenampakan fisik (medan asli) dan kenampakan social-ekonomi (medan buatan).
Pada pengertian atau definisi lain peta menurut sumber yang saya dapatkan
adalah sebagai berikut :
 Menurut Erwin Raisz (1984), Peta adalah gambaran konvensional dari
permukaan bumi yang diperkecil sebagai ketampakan jika dilihat dari
atas dengan ditambah tulisantulisan sebagai tanda pengenal.
 Menurut Aryono Prihandito (1988), Peta merupakan gambaran
permukaan bumi dengan skala tertentu dan digambar pada bidang datar
melalui sistem proyeksi tertentu.
 Menurut Perhimpunan Kartografi Internasional (International
Cartographic Association), Peta merupakan gambaran atau representasi
unsur-unsur abstrak yang dipilih dari permukaan bumi, dalam kaitannya
dengan permukaan bumi atau bendabenda angkasa.
 Definisi menurut ICA tersebut menunjukkan bahwa peta saat ini tidak
lagi hanya menunjukkan gambaran permukaan bumi, tetapi meluas pada
gambaran unsur-unsur atau objek-objek secara geografis bahkan meluas
sampai benda-benda angkasa.
 Menurut BAKOSURTANAL (2005), Peta merupakan wahana bagi
penyimpanan dan penyajian data kondisi lingkungan, merupakan
sumber informasi bagi para perencana dan pengambilan keputusan pada
tahapan dan tingkatan pembangunan.
 Menurut Soetarjo Soerjosumarmo, peta dalah lukisan dengan tinta dari
seluruh atau sebagaian permukaan bumi yang diperkecil dengan
perbandingan ukuran yang disebut skala atau kadar.

b. Peta Geologi
Peta geologi adalah salah satu jenis peta pada umumnya yang di gunakan
dalam membuat peta untuk tujuan tertentu. Peta geologi merupakan gambaran
kecil dari permukaan bumi, jika dibandingkan dengan peta pada umumnya peta
geologi merupakan gambaran mengenai informasi sebaran dan jenis serta sifat
batuan, umur, struktur, tektonika dan lain sebagainya yang berhubungan dengan
sumber daya. Selain itu, peta geologi ialah salah satu dari bentuk data dan
informasi dari suatu wilayah atau daerah dengan tingkat kualitas yang
berdasarkan skala.
Peta geologi biasanya ditampilkan berupa gambar dengan warna, symbol dan
beberapa corak atau gabungan dari ketiganya. Untuk menggambarkan kondisi
geologi tersebut harus menggunakan beberapa aturan teknis seperti batas-batas
satuan batuan ataupun struktur yang berupa garis dan juga penyebarannya harus
mengikuti bentuk tubuh batuan.
Adapun komponen peta yang saya dapatkan dalam perkuliahan yaitu :
 Judul Peta
Judul peta ini menggambarkan informasi yang terdapat di sebuah peta.
Biasanya judul peta terletak di samping atau bawah jika mengikuti standar
Badan Informasi Geospasial. Judul peta ditulis menggunakan huruf kapital.

 Legenda
Legenda pada peta berupa kolom yang berisi keterangan mengenai simbol –
simbol yang terdapat pada peta. Legenda menjadi bagian yang penting, sebab
pembaca dapat mengetahui objek yang terdapat pada peta.

 Skala
Perbandingan jarak sebenarnya dengan jarak yang terdapat pada peta. Skala
dibagi menjadi 2 yaitu skala garis dan skala nominal.

 Garis astronomis
Yaitu garis khayal yang terdiri atas bujur dan lintang. Garis bujur digunakan
untuk menentukan zona waktu, sedangkan garis lintang digunakan untuk
melihat penyebaran iklim.

 Garis kontur
Garis yang menunjukan suatu ketinggian yang sama di dalam peta. Garis
kontur biasa ditemukan pada peta geologi dan juga peta topografi.
 Tahun pembuatan
Merupakan tahun terakhir peta dibuat. Sebuah peta paling sedikit
diperbaharui setidaknya 5 tahun sekali.

 Deklinasi
Garis keterangan yang memberikan penunjuk arah utara peta dengan utara
magnetik. Untuk sudut deklinasi akan direvisi 5 tahun sekali. Arah utara bumi
selalu berada di kutub utara pada peta, sedangkan sumbu magnet bumi berada
di dekat Greenland. Dan sumbu magnet bumi selalu bergeser sekitar 0,02 detik
ke arah barat atau timur, hal ini disebabkan oleh pengaruh rotasi bumi.

c. Fungsi dan Tujuan Pembuatan Peta


1. Fungsi Pembuatan Peta
Peta sangat bermanfaat bagi kegiatan dan kehidupan manusia. Manfaat ini
terlihat dari fungsinya. Ada beberapa fungsi peta, diantaranya sebagai
berikut :
 Menunjukkan posisi atau lokasi suatu wilayah di muka bumi.
 Memperlihatkan atau menggambarkan fenomena-fenomena dalam
bentuk-bentuk permukaan bumi.
 Memperlihatkan ukuran, luas daerah, dan jarak di permukaan bumi.
 Menyajikan informasi dalam konteks keruangan.

2. Tujuan Pembuatan Peta


Aadapun tujuan pembuatan peta antara lain sebagai berikut :
 Membantu suatu pekerjaan, misalnya untuk konstruksi jalan, navigasi,
atau perencanaan.
 Analisis data spasial
 Menyimpan informasi
 Membantu dalam pembuatan suatu desain
 Komunikasi informasi ruang
PEMBAHASAN

A. Manfaat Peta Geologi


Peta geologi dalam pembangunan nasional memiliki peran penting sebagai
penunjang dan pendukung berbagai program rencana pembangunan di suatu
wilayah yang meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Semua
informasi dari peta geologi yang menyajikan berbagai informasi berupa jenis dan
sebaran batuan, struktur, morfologi dan kemiringan lereng, kerentanan tanah, dan
runtunan variasi batuan, sangat diperlukan terutama dalam pengambilan keputusan
layak tidaknya suatu wilayah bagi peruntukan yang diinginkan. (Kementrian ESDM
RI, 2013)
Secara ringkas dapat diuraikan mengenai kegunaan peta geologi, yaitu dalam
:
 Eksplorasi sumberdaya mineral (mineral-mineral) dan energy (migas
konvensional – unconventional).
 Kawasan rawan bencana alam geologi (gempa, tsunami, letusan gunung api,
longsor)
 Rencana pembangunan dan tata ruang (klasifikasi kualitas lahan pemukiman,
potensi air tanah)
 Tranportasi dan komunikasi (rancangan jaringan jalan, listrik, pipa dan
jaringan kabel telepon)

Dengan disusunnya Rencana Induk Pemetaan Geologi skala 1:50.000


diharapkan fungsi dan kegunaan peta geologi semakin terarah dan memberikan
informasi lebih rinci untuk setiap wilayah baru yang akan dikembangkan didalam
rangka membantu penentuan baik kebijakan aspek fisik maupun non-fisik. Karena
peta geologi berperan untuk menampilkan informasi berbagai karakteristik lokasi-
lokasi di dalam area pembangunan. Data yang tersusun dalam suatu basis data
geologi secara rinci akan memudahkan pemerintah dalam membuat perencanaan
pembangunan, pemantauan, dan evaluasinya secara akurat dan juga semua
informasi baru mengenai potensi sumber daya lahan, sebaran kawasan layak huni,
keuntungan dan kelemahan kondisi fisiografis yang mudah diakses untuk
kepentingan pembangunan.

Peta geologi memiliki informasi data geologi yang sangat diperlukan dalam
eksplorasi sumberdaya mineral dan migas dalam hal :

 Akurasi berupa ketelitian dalam hal memberikan setiap data geologi baik
permukaan maupun bawah permukaan.
 Kelengkapan informasi yang bisa diakses oleh pengguna.
 Keseragaman format (standardisasi) agar bisa digunakan semua pihak dan
dapat bertukar informasi dengan data lain yang terdapat di daerah yang
sama.
 Format data (GIS) menjadi format dasar pada setiap peta geologi agar
memudahkan dalam penggunaannya secara global.

Kegunaan peta geologi telah dimanfaatkan oleh berbagai instansi pemerintah


maupun swasta untuk keperluan perencanaan, pemantauan, hingga evaluasi hasil-
hasil pembangunan. Juga menyajikan informasi sangat berguna bagi pengelola dan
pengambil keputusan untuk membantu memecahkan permasalahan, menentukan
pilihan atau membuat kebijakan tata ruang melalui metode analisis data peta.

Bencana geologi berupa tanah longsor sebenarnya dapat diantisipasi Pemerintah


Daerah bila memiliki data geologi yang menunjukkan potensi longsor, dengan
menandai titik-titik potensi bahaya geologi dan menginformasikan kepada warga
masyarakat di kawasan berisiko tinggi. Peta geologi di Indonesia umumnya baru
dimanfaatkan oleh beberapa Kementerian dan Lembaga di tingkat pusat dan baru
dirintis di tingkat daerah. Kementerian yang paling banyak memanfaatkan peta
geologi adalah Kementerian ESDM, Kementerian Kehutanan, Pertanian dan
Kementerian Pekerjaan Umum. Kementerian lainnya dan lembaga-lembaga
struktural lainnya. Daerah-daerah pada umumnya belum banyak menggunakan peta
geologi, karena para penyelenggara pemerintahan belum banyak tahu tentang
pentingnya peta geologi dalam penyusunan rencana, pemantauan, dan evaluasi
pembangunan secara mudah, murah, efektif, dan akurat. Saat ini lembaga struktural
yang paling banyak membutuhkan peta geologi adalah Bappenas/Bappeda, untuk
kepentingan pembangunan nasional dan daerah.
DAFTAR PUSTAKA

Diolah, PEMERINTAH KABUPATEN BERAU, Pertambangan, 2021.

Modul Geologi Dasar, Pengembangan Air Tanah, 2019.

Kementrian ESDM RI, Peran Peta Geologi Dalam Pembangunan Nasional, 2013

BAPPEDA KALTIM, Peta Rencana Kawasan Peruntukan Pertambangan, 2022.

Lestari Ika, Peta Geologi : Pengertian – Jenis – Komponen – Simbolnya, https://ilmugeografi.com,


2019

Anda mungkin juga menyukai