Anda di halaman 1dari 3

PERTANIAN LEISA

(Low External Input and Sustainable Agricultural)

LEISA adalah Pertanian berkelanjutan dengan input luar yang rendah yang
mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya alam (tanah, air, tumbuhan, tanaman dan hewan)
dan manusia (tenaga, pengetahuan dan ketrampilan) yang tersedia di tempat; dan yang layak
secara ekonomis, mantap secara ekologis, adil secara sosial dan sesuai dengan budaya serta
sesuai dengan spesifikasi lingkungan.

LEISA tidak bertujuan untuk mencapai produksi maksimal dalam jangka pendek,
melainkan untuk mencapai tingkat produksi yang stabil dan memadai dalam jangka panjang.
Sistem LEISA mengacu pada ciri-ciri :
1. Mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya lokal dengan mengkombinasikan berbagai
komponen sistem usaha tani (tanaman, hewan, tanah, air, iklim dan manusia) sehingga
saling melengkapi dan memberikan efek sinergi yang besar.
2. Mencari cara pemanfaatan input luar hanya bila diperlukan untuk melengkapi unsur-unsur
yang kurang dalam ekosistem dan meningkatkan sumber daya biologi, fisik dan manusia.
Dalam memanfaatkan input luar ditekankan pada maksimalisasi daur ulang dan
minimalisasi kerusakan lingkungan.

Adapun Prinsip-prinsip dasar ekologi pada LEISA dikelompokkan sebagai berikut:


1. Menjamin kondisi tanah yang mendukung pertumbuhan tanaman, khususnya dengan
mengelola bahan organik dan meningkatkan kehidupan dalam tanah.
2. Mengoptimalkan ketersediaan dan menyeimbangkan arus unsur hara, khususnya melalui
pengikatan nitrogen, pemompaan unsur hara, dan pemanfaatan pupuk luar sebagai
pelengkap.
3. Meminimalkan kerugian sebagai akibat radiasi matahari, udara dan air dengan
pengelolaan iklim mikro, pengeloaan air dan pengendalian erosi.
Konsep LEISA sebagai arah baru bagi pertanian konvensional (HEIA : High External
Input Agriculture), sangat cocok dilaksanakan pada sistim pertanian negara-negara
berkembang termasuk Indonesia. Hal ini dikarenakan negara kita memilik kekayaan dan
keanekaragaman sumber daya alam. LEISA merupakan konsep pertanian masa depan.
Konsep LEISA merupakan penggabungan dua prinsip yaitu agro-ekologi serta pengetahuan
dan praktek pertanian masyarakat setempat/tradisional. Pemahaman akan hubungan dan
proses ekologi maka agroekosistim dapat dimanipulasi. Hal ini bertujuan untuk
meningkatkan produksi secara berkelanjutan dan mengurangi dampak negatif yang
ditimbulkan bagi lingkungan maupun sosial dengan meminimalkan input eksternal.

1
PERBEDAAN PERTANIAN SUBSISTEN & KOMERSIAL

Pertanian adalah pekerjaan yang sangat dipraktekkan di seluruh dunia, yaitu ada
banyak orang di dunia ini, yang mencari nafkah dengan menanam tanaman, sayuran, buah-
buahan, bunga dan memelihara ternak. Berdasarkan kondisi geografis, tingkat teknologi,
permintaan akan hasil, dan kebutuhan pekerja, ada dua klasifikasi pertanian utama, yaitu
pertanian subsisten dan pertanian komersial. Dalam pertanian subsisten, petani terlibat dalam
produksi tanaman untuk konsumsi lokal.
Pertanian komersial, seperti terbukti dari namanya, itu adalah praktik pertanian di
mana petani dan pekerja lainnya terlibat dalam produksi tanaman, untuk tujuan komersial.
Kutipan artikel ini mencoba menjelaskan perbedaan antara pertanian subsisten dan pertanian
komersial.

Pertanian subsisten

Jenis pertanian, di mana penanaman tanaman dan pemeliharaan ternak dilakukan,


untuk memenuhi kebutuhan petani dan keluarganya, itu disebut pertanian subsisten. Sebelum
industrialisasi, ada banyak orang yang bergantung pada pertanian subsisten untuk memenuhi
kebutuhan mereka.

Definisi Pertanian Komersial

Pertanian Komersial, atau disebut agribisnis adalah metode pertanian di mana


tanaman dibesarkan, dan ternak dipelihara dengan tujuan menjual hasil bumi di pasar,
sehingga dapat menghasilkan uang.
Dalam pertanian komersial ini, sejumlah besar modal diinvestasikan, dan tanaman
ditanam dalam skala besar di pertanian besar, dengan menggunakan teknologi modern,
mesin, metode irigasi, dan pupuk kimia. Fitur dasar dari pertanian komersial adalah bahwa
input modern dosis tinggi digunakan untuk produktivitas yang lebih tinggi, seperti benih
varietas unggul, pupuk, insektisida, pestisida,dll.
Komoditas yang diusahakan dalam pertanian komersial, terutama tanaman yang
sangat diminati diproduksi, yaitu tanaman yang akan diekspor ke negara lain atau yang
digunakan sebagai bahan baku dalam industri. Selanjutnya, tingkat komersialisasi pertanian
berbeda dari satu daerah ke daerah lain.

2
PERTANIAN BERKELANJUTAN

Pertanian berkelanjutan adalah suatu teknik budidaya pertanian yang menitikberatkan


adanya pelestarian hubungan timbal balik antara organisme dengan sekitarnya. Sistem
pertanian ini tidak menghendaki penggunaan produk berupa bahan-bahan kimia yang dapat
merusak ekosistem alam. Pertanian berkelanjutan identik dengan penggunaan pupuk organik
yang berasal dari limbah-limbah pertanian, pupuk kandang, pupuk hijau, pupuk hayati,
kotoran-kotoran hewan, serta kompos. Salah satu upaya yang dilakukan dalam usahatani
tanpa menggunakan bahan-bahan kimia yang akan merusak lingkungan adalah penggunaan
mikroorganisme yang terdapat dalam pupuk hayati. Proses produksi pertanian yang
berkelanjutan akan lebih mengarah pada penggunaan produk hayati yang ramah terhadap
lingkungan.
Pertanian organik merupakan suatu sistem untuk mengembalikan semua jenis bahan
organik ke dalam tanah, baik dalam bentuk limbah pertanian, limbah rumah tangga maupun
limbah peternakan yang selanjutnya bertujuan untuk memberi makanan pada tanaman untuk
bertumbuh dengan baik.
Penggunaan pupuk organik ternyata lebih bermanfaat dibandingkan pupuk anorganik
karena mengandung semua unsur yang diperlukan tanaman. Pada sisi lain pupuk organik
berperan sebagai perekat partikel tanah sehingga agregasi dan struktur tanah menjadi baik.
Aplikasi pupuk organik dalam sistem pertanaman dapat meningkatkan kandungan bahan
organik dan N total dalam tanah. Selain itu penggunaan pupuk organik juga dapat
mengurangi pencemaran, melalui daur ulang hara dan pemanfaatan pupuk organic yang dapat
dilakukan melalui sarana limbah tanaman dan ternak, serta limbah lainnya. Limbah ternak
yang sering digunakan adalah kotoran ternak dalam bentuk pupuk kandang. Pupuk kandang
dapat bermanfaat bagi tanaman karena mengandung unsur hara yang kompleks yang
dibutuhkan tanaman seperti, N, P, K, Ca, dan S.

Kesimpulan

Pada umumnya, perkembangan sosial-ekonomi semua negara di dunia, terutama


tergantung pada pertaniannya, karena merupakan sumber mata pencaharian bagi banyak
orang. Memang, semakin tinggi pertumbuhan pertanian di suatu negara, semakin banyak
perdagangan dan industrinya akan berkembang.
Pertanian subsisten dan komersial adalah dua jenis praktik pertanian. Pertanian
subsisten dilakukan oleh petani untuk kelangsungan hidupnya sendiri dan orang itu
bergantung padanya. Sebaliknya, pertanian komersial tidak lain adalah bisnis pertanian, di
mana tanaman ditanam untuk tujuan perdagangan.

Anda mungkin juga menyukai