Anda di halaman 1dari 10

PERTANIAN RAMAH LINGKUNGAN

Pertanian merupakan kegiatan budidaya tanaman dimana adanya ikut campur


tangan manusia dalam mengelola biophysic (tanaman dan lingkungan) dari
penyiapan, pengelolaan, panen dan pasca panen untuk mendapatkan hasil yang
maksimal dan menguntungkan. Seiring pertambahan populasi manusia, kebutuhan
akan pangan dan hasil pertanian pun ikut meningkat, untuk memenuhi kebutuhan
tersebut telah banyak upaya yang dilakukan oleh petani, baik itu merubah sitem
bertani seperti dari pertanian tradisional ke pertanian modern atau konvensional.

Pertanian konvensional dalam meningkatkan hasil produksi tanaman dengan


menambahan unsur eksternal (pupuk kimia dan pestisida) sehingga didapatkan
produksi yang tinggi. Namun untuk jangka panjang penerapan pertanian konvensional
sangat merugikan lingkungan akibat adanya residu bahan kimia yang mencemari
lingkungan. Selain mencemari lingkungan juga berdampak buruk pada hasil pertanian
karena mengandung residu bahan kimia sehingga merugikan bagi kesehatan
konsumen.

Oleh karena itu dimulailah penerapan pertanian ramah lingkungan yang


merupakan manajemen sumber daya yang berhasil untuk usaha pertanian guna
membantu kebutuhan manusia yang berubah, sekaligus mempertahankan dan
meningkatkan kualitas lingkungan dan melestarikan sumber daya alam. Dalam
kegiatan usahatai pertanian ramah lingkungan lebih mengoptimalkan siklus biologi,
dan meskipun masih menggunakan bahan kimia namun digunakan secara bijak
sehingga masih bisa ditoleransi oleh lingkungan, maka dari itu lingkungan tidak akan
tercemar dan tetap terjaga kelestaiannya.
1. Pertanian Konvensional
Pengertian sistem pertanian konvensional adalah sistem pertanian modern
yang saat ini banyak di kembangkan di seluruh dunia pertanian yang lebih
berorientasi pada industri, pengolahan, bibit hybrida, pupuk kimia dosisi tinggi,
penggunaan herbisida dan insektisida. Sistem pertanian konvensional ini memiliki
tujuan untuk meningkatkan hasil produksi tanaman dengan penambahan unsur
eksternal (pupuk kimia dan pestisida) sehingga didapatkan produksi yang tinggi.
Selain itu, teknologi yang digunakan pada sistem ini telah maju dan berkembang.
Pada perkembangannya sistem pertanian konvensional ini menerapkan panca usaha
tani sebagai acuan pengembangan program yang dilakukan.
Gliesmann (2007) dan hasil penelitian di Guatemala, Honduras, dan Nicaragua
yang dilakukan oleh Pestiside Action Network North America ( PANNA) (2009)
menyebutkan beberapa dampak negatif dari sistem pertanian konvensional, yaitu
sebagai berikut :
1. Degradasi dan penurunan kesuburan tanah.
2. Tertahannya humus tanah.
3. Mengurangi kelembaban tanah.
4. Merusak vegetasi yang ada di lingkungan.
5. Menyebabkan erosi.
6. Kerugian ekonomi.
7. Penggunaan air berlebih dan kerusakan sistem hidrologi.
8. Pencemaran lingkungan berupa kandungan bahan berbahaya di lingkungan
dan makanan.
9. Ketergantungan petanian pada input-input eksternal.
10. Kehilangan diversitas genetik seperti berbagai jenis tanaman dan varietas
tanaman pangan tradisional atau lokal.

Sistem pertanian di Indonesia hingga saat ini masih bersifat konvensional.


Para petani menggunakan pestisida sintetik untuk mengendalikan OPT yang sering
menyerang pertanamannya. Dengan semakin meningkatnya kebutuhan akan hasil
pertanian dengan kualitas dan kuantitas yang baik, para petani menggunakan pestisida
untuk pemeliharaan tanaman dari serangan OPT tanpa memperhatikan aspek-aspek
kesehatan lingkungan sekitar.

Penyemprotan pestisida dilakukan sebelum terjadinya serangan OPT dengan


jadwal tertentu (secara berjadwal). Penggunaan pestisida secara konvensional yang
dilakukan oleh petani selama ini menimbulkan dampak negatif yang sangat
merugikan seperti: terjadinya resistensi hama terhadap insektisida, terjadinya
resurgensi atau peledakan populasi hama, tingkat residu yang tinggi pada
produkproduk pertanian sehingga tidak aman untuk dikonsumsi, selain itu musnahnya
serangga bukan sasaran sehingga mengganggu ekosistem.
2. Pertanian Ramah Lingkungan
Pertanian ramah lingkungan adalah manajemen sumber daya yang berhasil
untuk usaha pertanian guna membantu kebutuhan manusia yang berubah, sekaligus
mempertahankan dan meningkatkan kualitas lingkungan dan melestarikan sumber
daya alam. Pembangunnan pertanian ramah lingkungan meupakan proses
pembangunan pertanian yang mengoptimalkan manfaat dari sumber daya alam
(SDA) dan sumber daya manusia (SDM) serta menyerasikan sumber daya alam dan
sumber daya manusia dalam pemjbangunan. Secara umum pertanian ramah
lingkungan sulit untuk dilakukan namun dengan pengetahuan dan kemauan yang
keras maka sistem pertanian yang ramah lingkungan dapat kita implementasikan
dalam pembangunan pertanian ke masa depan. Agar program pertanian ramah
lingkungan berhasil dan berdaya guna program tersebut harus mengikuti kaidah
sebagai berikut;
1. menggunakan sedikit mungkin input bahan kimia,
2. melaksanakan tindakan konservasi tanah dan air,
3. memperhatikan keseimbangan ekosistem
4. mampu menjaga stabilitas produksi secara berkelanjutan (Susanto, 2002).

Tujuan yang hendak dicapai dengan melaksanakan sistem pertanian ramah


lingkungan menurut Zebua (2003)  yaitu:

1. keseimbangan ekologis,
2. terjaganya keanekaragaman hayati,
3. terjaganya kelestarian sumberdaya alam,
4. lingkungan yang tidak tercemar
5. tercapainya produksi pertanian yang berkelanjutan.
Konsep dari pertanian ramah lingkungan sebagai berikut;
1. Memproduksi bahan pertanian berkualitas yaitu dengan menerapkan sistem
petanian yang berbasis lingkungan maka kita akan meminimalisir penggunaan
bahan kima sehingga dapat menghasilkan produk pertanian yang sehat dan
berkualitas.
2. Mengoptimalkan siklus biologi, diamana pertanian ramah lingkungan lebih
mengutamakan siklus biologi, seperti pengendalian hayati dimana hama
dikendalikan oleh musuh alaminya ( predator, parasitoid, dan patogen)
3. Memenejemen kelestarian kesuburan tanah, karena pertanian ramah
lingkungan ini berbasis dengan alam tentunya kualitas tanah haruslah dijaga
dikarenakan setiap tanah yang digunakan sebagai media untuk menanam
tanaman usur hara yang terdapat di tanah akan terabil oleh tanaman sehingga
akan dilakukan pemupukan ataupun pengelolaan lahan agar kembalinya status
kesuburan tanah.
4. Meminimalisir kerusakan tanah, meminimalisir kerusakan tanah ini
dikarenakan tanah merupakan elemen yang sangat penting dalam pelaksanaan
siklus pertanian dari penanaman hingga panen sehingga faktor – faktor yang
dapat merusak tanah di minimalkan.
5. Menghasilkan produk pertanian yang mudah didaurulang: dikarenakan produk
dari pertanian ramah lingkungan ini cenderung organik sehingga hasil dari
tanaman tidak akan mencemari lingkungan.

Pertanian berkelanjutan adalah pemanfaatan sumber daya yang dapat


diperbarui dan sumber daya yang tidak dapat diperbaruhi untuk proses produksi
pertanian dengan menekan dampak negatif terhadap lingkungan seminimal
mungkin. Keberlanjutann yang dimaksud meliputi : penggunaan sumber daya
kualitas dan kuantitas produksi, serta lingkungannya. Proses produksi pertanian
yang berkelanjutan akan mengarah kepada penggunaan pupuk hayati yang ramah
terhadap lingkungan ( Kasumbogo Untung , 1997

Difinisi, pertanian ramah lingkungan adalah aktivitas pertanian yang secara


ekologis sesuai, secara ekonomis menguntungkan, secara sosial diterima dan
mampu menjaga kelestarian sumberdaya alam lingkungan (Susanto.2002). Sesuai
definisi tersebut dalam kaitannya dengan pengelolaan sumberdaya alam maka
sistem pertanian ramah lingkungan merupakan konsep pembangunan pertanian
yang harus diterapkan di negara kita, yang kerusakan sumberdaya alam dan
lingkungan sudah sangat parah. Menurut, Brian (1995), aktivitas pertanian yang
banyak menggunakan bahan kimia, terbukti telah menimbulkan pencemaran,
merusak ekosistem, dan sangat menganggu kesehatan manusia, sehingga harus
diganti dengan aktivitas pertanian yang sedikit mungkin menggunakan bahan kimia.

Agar program pertanian ramah lingkungan berhasil dan berdaya guna,


program tersebut harus mengikuti kaidah sebagai berikut (a) menggunakan sedikit
mungkin input bahan kimia, (b) melaksanakan tindakan konservasi tanah dan air, (c)
memperhatikan keseimbangan ekosistem dan (d) mampu menjaga stabilitas
produksi secara berkelanjutan (Susanto.2002). Menurut Zebua (2003), tujuan yang
hendak dicapai dengan melaksanakan sistem pertanian ramah lingkungan, adalah
(a) keseimbangan ekologi, (b) terjaganya keaneka ragaman hayati, (c) terjaganya
kelestarian sumberdaya alam, (d) lingkungan hidup yang tidak tercemar dan (e)
tercapainya produksi pertanian yang berkelanjutan.

Menurut Wididana (1997), sistem pertanian ramah lingkungan awalnya


berkembang dari konsep pertanian organik yang di perkenalkan oleh Mokichi Okada
pada tahun 1935, yang kemudian dikenal dengan konsep Kyusei Nature Farming
(KNF). Konsep ini memiliki lima prinsip, yaitu : (a) Menghasilkan bahan makanan
yang aman dan bergizi; (b) Menguntungkan baik secara ekonomi maupun ekologi;
(c) Mudah dilaksanakan (d) selaras dengan alam dan (e) tidak menimbulkan dampak
pada lingkungan, secara langsung maupun tidak langsung. Menurut Soemarwoto
(2001), sistem pertanian ramah lingkungan pada prinsip adalah bersahabat dan
selaras dengan sumberdaya alam dan lingkungan. Sistem pertanian ramah
lingkungan, merupakan salah bagian dari sistem pengembangan pertanian
berkelanjutan, yang dapat terlaksana, bila memenuhi lima pilar, yaitu (a) produktif,
(b) beresiko kecil, (c) tidak menimbulkan degradasi lahan dan air, (d)
menguntungkan secara ekonomi jangka panjang dan (e) diterima oleh masyarakat
(Ala, 2001).

Prinsip dasar sistem pertanian ramah lingkungan adalah (a) produksi


dikontrol oleh keragaman sistem, (b) memadukan tanaman pohon – tanaman
pangan – tanaman pakan – ternak – tanaman penutup tanah, (c) mempertahankan
kesuburan tanah dengan menggunakan bahan organik, (d) hama dan penyakit
dikontrol secara terpadu, dan (e) melaksanakan konservasi tanah dan air dengan
menggunakan tanaman (King.1994). Agar sistem pertanian ramah lingkungan
berhasil dan berdaya guna, program tersebut harus mengikuti kaidah sebagai
berikut (a) mengunakan sedikit mungkin input bahan kimia, (b) melaksanakan
tindakan konservasi tanah dan air, (c) menjaga stabilitas produksi untuk jangka
panjang dan berkelanjutan, (d) memperhatikan keseimbangan ekosistem, (e)
mampu menyediakan kebutuhan lokal, kebutuhan dalam negeri dan bahkan untuk
ekspor (Susanto.2002). Kaidah tersebut hendaknya menjadi perhatian para pakar,
para petani, para penyuluh dan para pengambil keputusan di bidang pertanian, agar
sistem pertanian ramah lingkungan ini mampu memberikan hasil yang memuaskan.
Perhatian tersebut juga hendaknya diberikan oleh masyarakat kampus,, para
pengusaha, para tokoh agama dan para stakeholders lainnya.
Pertanian Ramah Lingkungan
Sistem pertanian ramah lingkungan adalah metode agraris yang dipergunakan oleh
masyarakat untuk dapat meminimalisir beragam limbah yang dapat merusak
ekosistem di dalam kehidupan manusia. Baik itu ekosisitem sawah, ladang, ataupun
pesisir laut.

Contoh Pertanian Ramah Lingkungan


Untuk berbagai bentuk pertanian ramah lingkungan yang ada di dalam kehidupan
masyarakat, terutama yang mudah ditemukan. Antara lain adalah sebagai berikut;

Biochar
Biochar adalah bahan pembenah tanah yang telah lama dikenal dalam bidang
pertanian yang dapat digunakan untuk meningkatkan produktivitas tanah. Bahan
utama pembuatan biochar dapat berupa sisa tanaman atau limbah pertanian dan
perkebunan seperti tempurung kelapa, sekam padi, kulit buah kakao dan kayu-kayu
yang berasal dari tanaman hutan industri.

Biochar diproduksi dari bahan organik yang sulit terdekomposisi akan dibakar secara
tidak sempurna atau disebut pyrolisis dan berlangsung tanpa oksigen pada suhu
tinggi. Arang yang terbentuk dari pembakaran ini akan menghasilkan karbon aktif
yang mengandung beberapa mineral. Kualitas senyawa organik dalam biochar
tergantung dari asal bahan organiknya serta metode karbonisasi yang dilakukan.
Biochar juga telah banyak digunakan sebagai bahan amelioran untuk meningkatkan
kualitas tanah, khususnya tanah marginal.

Aplikasi biochar merupakan salah satu contoh pertanian yang ramah lingkungan
karena berdampak positif terhadap sifat kimia, fisika dan biologi tanah sehingga
kelestarian alam khususnya kesuburan tanah dapat terjaga. Penambahan biochar
pada tanah dapat memebrbaiki sifat kimia secara tidak langsung yang berdampak
positif pula terhadap pertumbuhan tanaman.

Penambahan biochar akan mempengaruhi sifat fisika tanah melalui peningkatan


kapasitas air sehingga dapat mengurangi pencucian unsur hara dan peristiwa run-
off. Selain itu biochar pada tanah dapat memeprbaiki struktur, porositas dan formasi
agregat tanah serta mempengaruhi populasi dan aktivitas mikroorganisme tanah.
Semua efek tersebut dapat memebuat pertumbuhan tanaman menjadi lebih
maksimal.

Kompos
Penggunaan pupuk kompos pada tanaman merupakan salah satu contoh pertanian
yang ramah lingkungan. Hal tersebut dikarenakan kompos dapat mengurangi limbah
yang kurang termanfaatkan agar dapat di daur ulang dan memberikan manfaat bagi
tanaman.

Pengertian kompos merupakan hasil penguraian dari campuran bahan-bahan


orgnaik yang dibantu oleh mikroba dalam kondisi lingkungan yang lembab dan
aerob. Pengomposan adalah proses dimana bahan organik mengalami penguraian
secara biologis akibat aktvitas mikroba yang memanfaatkan bahan organika sebagai
sumber energinya.
Kompos yang mengandung bahan organik ketika ditambahkan pada tanah dapat
memperbaiki strukur tanah serta meningkatakn kapasitas tanah dalam menyerap air.
Selain itu tanaman yang dipupuk menggunakan kompos akan memiliki kualitas dan
hasil yang lebih baik.

Manfaat kompos pada aspek lingkungan adalah dapat mengurangi polusi udara
karena limbah dan pelepasan gas metana dari sampah organik yang membusuk dan
dapat mengurangi kebutuhan lahan untuk penimbunan sampah tersebut.

Biopestisida
Biopestisida merupakan penggunaan pestisida dengan bahan baku utama
mikroorganisme. Contoh mikroorganisme yang banyak digunakan virus, bakteri dan
cendawan yang menguntungkan bagi tanaman. Berbeda dengan hama yang
merugikan petani dan menyerang tanaman, biopestisida ini berfungsi menghambat
perkembangan hama.

Selain itu biopestisida mampu meningkatkan pertumbuhan dari tanaman sehingga


dapat dikatakan bahwa penggunaan dari pestisida ini potensial untuk mendapatkan
pertanian yang ramah lingkungan. Salah satu contoh biopestisida adalah
ditambahkannya jamur Trichoderma sp pada tanaman sebagai agensia hayati untuk
mengontrol penyakit yang disebabkan beberapa fungi dan bakteri.

Keuntungan menggunakan biopestisida antara lain dapat menjaga kesehatan tanah


dan meningkatkan bahan organik dalam tanah. Spesies tertentu dalam biopestisida
yang diaplikasikan pada tanaman sebagai musuh alami aman untuk organisme non
target, biopestisida tidak meninggalkan residu berbahaya pada tanaman dan
lingkungan seperti pestisida kimia karena biopestisida hanya mengandalkan
senyawa biokimia potensial yang disintesis oleh mikroba sehingga aman untuk
lingkungan.

Pupuk Organik Cair


Pupuk organik cair merupakan pupuk yang berasal dari bahan organik dengan
bentuk cair tidak padat mudah sekali larut pada tanah dan membawa unsur-unsur
penting untuk pertumbuhan tanaman. Pupuk organik cair mempunyai banyak
kelebihan antara lain mengandung zat tertentu seperti mikroorganisme jarang
terdapat dalam pupuk organik padat dalam bentuk kering.

Pupuk organik cair memiliki bentuk akhir berupa larutan yang berasal dari hasil
pembusukan bahan organik berupa sisa tanaman, kotoran hewan, dan manusia
yang kandungan unsur haranya lebih dari satu unsur. Pupuk organik cair secara
cepat dapat digunakan untuk mengatasi defisiensi hara, mencegah pencucian hara,
dan mampu menyediakan hara dengan cepat.

Dampak positif yang diperoleh akibat penggunaan pupuk organik cair yang ramah
lingkungan menyebabkan pupuk ini banyak dikembangkan di masyarakat.

Pertanian Terpadu
Pertanian terpadu dapat dikategorikan kedalam contoh kegiatan pertanian yang
ramah lingkungan. Melalui pertanian terpadu terjadi pengikatan bahan organik dalam
tanah dan menurunkan penyerapan karbon dibandingkan dengan pertanian
konvensional yang menggunakan lebih banyak pupuk nitrogen dan sebagainya.

Selain itu dalam pertanian terpadu terjadi pemanfaatan limbah pertanian secara
maksimal dalam suatu siklus yang saling berkaitan sehingga tidak ada hasil limbah
yang mnecemari lingkungan.

Rotasi Tanaman
Rotasi tanaman merupakan salah satu komponen pada teknik budidaya tanaman
yang dikenal ramah lingkunga. Pasalnya dengan melakukan rotasi tanaman ada
beberapa keuntungan yang didapatkan terutama dari segi kesuburan tanah. Rotasi
tanaman merupakan praktik penanaman berbagai jenis tanaman secara bergiliran
pada satu lahan pertanian.

Tujuan utama dari rotasi tanaman adalah mengembalikan nutrisi berupa unsur
nitrogen melalui tanaman legum yang ditanam setelh penanaman komoditas utama.
Selain itu rotasi tanaman dapat mencegah terakumulasinya patogen dan hama yang
sering menyerang setu jenis tanaman tertentu. Melalui rotasi tanaman maka kualitas
struktur tanah dapat meningkat.

Rotasi tanaman sama sekali tidak menimbulkan kerusakan dan kerugian pada
lingkungan bahkan menguntungkan bagi tanah sebagai komponen penting dalam
kegiatan pertanian.

Hidroponik
Pengertian hidroponik merupakan pertanian yang ramah lingkungan karena tidak
menyebabkan penurunan kualitas tanah dan tidak menimbulkan limbah pertanian
yang dapat membahayakan lingkungan seperti residu pestisida ataupun pupuk kimia
yang dapat merusak struktur tanah sehingga kualitas lingkungan dan lahan
pertanian mengalami penurunan.

Sistem hidroponik tentu memenuhi kualifikasi tersebut. Sistem hidroponik tidak akan
merusak tanah karena sistem hidroponik sama sekali tidak menggunakan tanah dan
dalam penggunaan nutrisi disesuaikan dengan kebutuhan tanaman dalam budidaya
hidroponik sehingga dapat dikelola dengan baik. Selain itu resiko timbulnya residu
pupuk yang berbahaya bagi lingkungan sangat kecil dalam sistem hirdoponik
sehingga aman bagi lingkungan.

Pestisida Nabati
Pestisida nabati adalah jenis pestsida yang berasal dari tumbuhan sebagai bahan
aktif dari pestisida ini. Pestisida nabati dimasukan kedalam kelompok pestisida
biokimia karena mengandung biotoksin. Secara evolusi tumbuhan telah
mengembangkan bahan kimia sebagai alat pertahanan alami terhadap organisme
penganggu. Tumbuhan mengandung banyak bahan kimia alami yang merupakan
metabolit sekunder yang dapat digunakan sebagai alat pertahanan.

Pestisida nabati yang mempunyai kelompok metabolit sekunder yang mengandung


senyawa bioaktif yang sangat bermanfaat seperti alkaloid, fenolik, terpenoid dan
lainnya. Senyawa bioaktif yang diaplikasikan pada tanaman terinfeksi atau terserang
OPT maka tidak akan berpengaruh terhadap fotosintesis maupun aspek fisiologis
tanaman lainnya namun akan berpengaruh terhadap sistem saraf otot,
keseimbanagn hormon hingga sistem pernafasan organisme penganggu.

Pengendalian menggunakan pestisida nabati dinilai lebih aman untuk lingkungan


sehingga termasuk kedalam contoh pertanian yang ramah lingkungan.

Biogas
Biogas merupakan bentuk pertanian ramah lingkungan karena membantu
mengurangi pencemaran dari limbah pertanian dengan cara mengolahnya menjadi
produk bermanfaat salah satunya adalah biogas.

Biogas adalah gas alami yang dihasilkan dari fermentasi atau aktivitas anaerob
suatu bahan organik diantaranya adalah kotoran hewan dan manusia, limbah
domestik dan sampah lainnya dalam kondisi anaerob. Kandungan utama dalam
biogas adalah metana dan karbondioksida yang dapat dimanfaatkan sebagai
sumber energi alternatif.

Penggunaan Mulsa Organik


Mulsa organik berasal dari bahan alami yang mudah terurai seperti sisa tanaman
antara lain jerami dan alang-alang atau sisa pertanaman sebelumnya. Mulsa organik
memiliki banyak keuntungan yaitu lebih ekonomis, mudah didapatkan, mudah terurai
dan menyatu dengan tanah sehingga menambah kandungan bahan organik dalam
tanah.

Hal tersebut yang menyebabkan mulsa organik menjadi salah satu contoh kegiatan
pertanian yang ramah lingkungan karena memberikan keuntungan positif bagi
lingkungan dan tidak menimbulkan kerugian.

Itulah tadi serangkai

Anda mungkin juga menyukai