Anda di halaman 1dari 7

BAB III.

MANFAAT PERTANIAN ORGANIK

Pertanian organik adalah sistem produksi pertanian yang holistik dan


terpadu, yang mengoptimalkan kesehatan dan produktivitas agro-ekosistem
secara alami, sehingga mampu menghasilkan pangan dan serat yang cukup,
berkualitas, dan berkelanjutan.
Dalam prakteknya, pertanian organik dilakukan dengan cara, antara lain:
a. Menghindari penggunaan benih/bibit hasil rekayasa genetika (GMO =
genetically modified organisms).
b. Menghindari penggunaan pestisida kimia sintetis. Pengendalian gulma, hama
dan penyakit dilakukan dengan cara mekanis, biologis, dan rotasi tanaman.
c. Menghindari penggunaan zat pengatur tumbuh (growth regulator) dan
pupuk kimia sintetis. Kesuburan dan produktivitas tanah ditingkatkan dan
dipelihara dengan menambahkan residu tanaman, pupuk kandang, dan
batuan mineral alami, serta penanaman legum dan rotasi tanaman
d. Menghindari penggunaan hormon tumbuh dan bahan aditif sintetis dalam
makanan ternak.

3.1. Manfaat Dalam Sistem Pertanian Organik


Sejumlah manfaat yang dapat dipetik dari pertanian organic dilihat dari
berbagai aspek adalah sebagai berikut :
A. Kesehatan
a. Menghasilkan makanan yang cukup, aman dan bergizi sehingga
meningkatkan kesehatan masyarakat. Data menunjukkan bahwa praktek
pertanian organic mampu meningkatkan hasil sayuran hingga 75%
disbanding pertanian konvesional atau pertanian modern. Disamping itu,
produk pertanian juga mempunyai kandungan vitamin C, kalium, dan beta
karotin yang lebih tinggi
b. Menciptakan lingkungan kerja yang aman dan sehat bagi petani,karena
petani akan terhindar dari dampak polusi yang diakibatkan oleh bahan kimia
yang digunakan seperti pupuk dan pestisida buatan
c. Meminimalkan semua bentuk polusi yang dihasilkan dari kegiatan
pertanian,karena pertanian organic : (1) menghindari penggunaan bahan
kimia sistetis,(2) memanfaatkan limbah kegiatan pertanian seperti kotoran
ternak dan jerami sebagai pupuk kompos.

B. Lingkungan
a. Kualitas tanah
Menjaga sifat fisik,kimia da kandungan bahan organic tanah serta
mendorong kuantitas dan diversitas biologi tanah.
Dalam pertanian organic, untuk meningkatkan kesuburan tanah dilakukan
dengan pemberian pupuk hijau ataupun pupuk organic lainnya seperti pupuk
kandang dan kompos. Cara lain meningkatkan kesuburan tanah n biologi tanah
yang baik merupakan hal yang penting dalam pertanian organic. Untuk itu dalam
pertanian organic diutamakan cara pengelolaan tanah yang meminimalkan erosi,
meningkatkan tanpa penggunaan pupuk buatan antara lain dapat berupa :
a. Rotasi tanaman secara tepat, mixed cropiing dan integrasi tanaman
dengan ternak
b. Meningkatkan populasi mikroorganisme tanah melalui penggunaan pupuk
organic
c. Meminimalkan pengolahan tanah yang mengganggu aktivitas biota tanah
d. Menjaga tanah selalu tertutup dengan mulsa organic
e. Menghindari pengolahan tanah yang berlebihan pada tanah yang miring
untuk mencegah erosi
f. Menggunakan tanaman dalam strip dan tumpangsari
g. Menghindari pengembalaan yang berlebihan
h. Tidak menggunakan bahan kimia sintesis yang meracuni mikroorganisme
tanah dan merusak struktur tanah
b. Penghematan energy
Dari hasil survey menunjukkan bahwa system produksi organic hanya
menggunakan 50-80% energi minyak untuk menghasilkan seetiap unit pangan
dibandingkan dengan system produksi pertanian konvensional.

c. Kualitas air
Dalam system pertanian berkelanjutan maka penjagaan kualitas air
sangatlah penting, karena akan memberikan dampak bagi manusia,tanaman
maupun hewan. Tetapi dalam kenyataannya saat ini, air tanah sekarang
banyak mengandung bakteri penyebab penyakit seperti Esterichia Coli, residu
pupuk dan pestisida. Hal ini menunjukkan bahwa pencemaran air sudah
sedemikian parahnya.
Dengan adanya pertanian organic, maka areal pertanian dijaga untuk
menghindari praktek-praktek pertanian yang menyebabkan erosi tanah dan
pencucian nutrisi, pencemaran air akibat penggunaan bahan kimia. Oleh karena
itu, kotoran hewan yang akan digunakan sebagai pupuk organic harus dikelola
dengan hati-hati dan dikomposkan sebelum digunakan oleh tanaman.

d. Kualitas udara sangatlah penting


Pertanian organic ternyata mampu meminimalkan perubahan iklim global karena
emisi gas rumah kaca (greenhouse gas emission) pada pertanian organic lebih
rendah dibandingkan pertanian modern atau pertanian konvensional. Dari hasil
pertemuan Bumi di Kyoto Japang tahun 2008 diperoleh data bahwa pertanian
organic ternyata hanya menggunakan energy sebesar 50% dibandingkan dengan
metode pertanian modern atau konvensional.Didalam pertanian organic tidak
digunakannya pupuk nitrogen buatan sehingga tidak ada emisi nitrogen oksida
dari pupuk buatan tersebut. Selain itu pertanian organic juga menyediakan
penampungan (sink) untukkarbon dioksida melalui peningkatan kandungan
bahan organic di dalam tanah dengan tanaman penutup tanah (mulsa)
e. Pengelolaan limbah pertanian
Praktek pertanian organic mengurangi jumlah limbah melalui daur ulang limbah
menjadi pupuk organic. Kotoran ternak, jerami dan limbah pertanian lainnya
yang selama ini dianggap sebagai limbah sekarng dapat digunakan sebagai
bahan yang mempunyai nilai sebagai sumber nutrisi d n bahan organic bagi
pertanian organic.

f. Keanekaragaman hayati
Pertanian organic ternyata mampu menciptakan keanekaragaman hayati, dengan
melakukan system pertanian rotasi tanaman, tumpangsari, multiple cropiing,
serta pengolahan tanah konservasi. Serangan hama dan musuh alami
merupakan bagian keanekaragaman hayati. Serangga hama memiliki
kemampuan berbiak untuk mengimbangi tingkat kematian yang tinggi di alam.
Keseimbangan alami antara serangga hama dan musuh alami sering dikacaukan
oleh penggunaan insektisida kimia yang hanya satu macam. Akibat pemakaian
insektisida kimia yang terus menerus dalam membasmi serangga, maka akan
mengakibatkan serangga kebal terhadap insektisida sedangkan musuh alami
serangga telah musna. Akibat selanjutnya serangga akan berkembang biak
dengan pesat seperti serangan ulat bulu yang merajalela di 3 kecamatan
Pasuruan Jawa Timur bulan Maret-April 2011 dan 3 Kecamatan di Ciamis Jawa
Barat bulan Agustus 2011 .Pertanian organic tidak menggunakan rekayasa
genetic (genetic engineering organism) atau organism transgenic (genetically
modified organism) serta produknya karena alasan keamanan lingkungan,
kesehatan dan social.

3.2. Kelebihan Dalam Sistem Pertanian Organik


1. Meningkatkan aktivitas organism yang menguntungkan bagi tanaman
a. Mikroorganisme seperti Rhizobium dan mikoriza yang hidup di tanah dan
perakaran tanaman sangat membantu tanaman dalaam penyediaan dan
penyerapan unsur hara. Selain itu terdapat pula organisme yang dapat
menekan pertumbuhan hama dan penyakit tanaman seperti organism
Trichoderma sp yang dapat menekan pertumbuhan cendawan akar
Ganoderma sp dan Phytopthora s p
2. Meningkatkan cita rasadan kandungan gizii organic akan menghasilkan
a. Cita rasa tanaman organic menjadi lebih menarik,seperti pada padi
organic yang telah menghasilkan beras yang pulen dan tidak mudah basi
dibanding beras non organic ; pada umbi-umbian terasa lebih empuk
dan rasanya lebih enak, sedangkan pada buah rasanya lebih manis dan
buahnya lebih segar.
b. Dari hasil penelitian di laboratorium ternyata beras non organic
mempunyai kandungan nilai gizi lebih rendah dibanding beras organic.
3. Meningkatkan ketahanan dari serangan organism pengganggu
a. Pemberian pupuk organic yang mengandung unsure hara makro dan
mikro lengkap ternyata dapat meningkatkan pertumbuhan dan daya
tahan tanaman terhadap serangan penyakit.
4. Memperpanjang unsure simpan serta memperbaiki struktur
a. Pertanian organic ternyata dapat menghasilkan buah dan hasil pertanian
lainnya tidak cepat rusak akibat penyimpanan dibandingkan pertanian
modern atau konvensional.. Selain itu dengan adanya suplai unsure hara
lengkap pada bagian-bagian tanaman ternyata dapat memperbaiki
struktur tanaman, sehingga warna daun, bunga, buah akan semakin
mengkilap
5. Membantu mengurangi erosi
a. Penggunaan lahan diatas daya dukungnya tanpa diimbangi dengan
upaya konservasi dan perbaikan kondisi lahan akan menyebabkan
degradasi lahan. Lahan di daerah hulu dengan lereng yang curam yang
hanya sesuai untukhutan dan saat ini mengalami alih fungsi menjadi
lahan pertanian tanaman semusim akan rentan terhadap bencana erosi
dan atau tanah longsor. Perubahan penggunaan lahan miring dan
vegetasi permanen (hutan) menjadi lahan pertanian intensif
menyebabkan tanah menjadi lebih mudah tergedradasi oleh erosi tanah.
Praktek penebangan dan perusakan hutan (deforesterisasi) merupakan
penyebab utama terjadinya erosi di kawasan daerah aliran sungai (DAS).
Pertanian organic dapat membantu mengurangi erosi dengan melakukan
penterasan dengan memakai mulsa, budidaya rumput dan tanaman
leguminose yang berhabitus tinggi, penanaman pohon pelindung angin,
rotasi tanaman, intercropping, multiple cropping, penggunaan pupuk
organic.

3.3. Kelemahan Dalam Sistem Pertanian Organik


a. Ketersediaan bahan organic terbatas sedang dosis yang digunakan harus
banyak
b. Transportasi mahal
c. Terbatasnya informasi tentang pertanian organic
d. Pengendalian hama dan penyakit masih kurang efektif bila menggunakan
pestisida organic dibandingkan pestisida buatan

Menurut Budianto (2002): ”pertanian organik merupakan cara


memproduksi bahan pangan dengan menggunakan bahan-bahan alami baik
yang diberikan melalui tanah maupun secara langsung kepada tanaman dan
hewan”. Tidak semua tanaman jenis tanaman dapat ditanam sebagai tanaman
organik. Di Amerika, beberapa lahan pertanian sudah disertifikasi untuk tanaman
organik. Di negara bagian selatan dan barat Amerika misalnya, jeruk menjadi
komoditas buah organik. Di negara bagian tengah (pusat) lebih banyak sayur-
sayuran dan buahbuahan yang dibudidayakan secara organik.
Beberapa persyaratan tanaman yang akan ditanam dalam sistem pertanian
organik, antara lain:
1. Mempunyai nilai ekonomis tinggi: Sebenarnya keputusan pemilihan tanaman
organik merupakan keputusan ekonomis dan sangat personal. Selain itu
pangsa pasar (market acceptability) menjadi salah satu alasan untuk
memutuskan tanaman apa yang akan ditanam. Berdasarkan pangsa pasar
yang ada saat ini dan potensi ekspornya, komoditas perkebunan yang
mempunyai prospek untuk dibudidayakan secara organik di Indonesia adalah:
tanaman rempah (lada, panili, kapulaga, kayu manis dan pala), tanaman obat
(jahe), tanaman minyak atsiri (nilam dan serai wangi), serta tanaman
perkebunan lain seperti jambu mente, kelapa, mlinjo.
2. Kesesuaian antara tanaman dengan jenis tanah dan kondisi lingkungan:
Tanah-tanah ideal untuk menumbuhkan sayuran organik adalah drainase
baik, kedalaman tanah cukup dan mempunyai kandungan bahan organik
yang relatif tinggi. Pada tanah-tanah berpasir di Florida, penambahan mulsa
dan kompos selama 3 tahun atau lebih dapat menghasilkan produksi
tanaman organik yang baik. Upaya pengembangan pertanian organik di
Indonesia memerlukan lahan yang memiliki karakteristik tertentu, yaitu
terbebas dari zat kimia buatan pabrik yang berasal dari pupuk buatan,
pestisida serta bahan-bahan lain seperti soil conditioner dan amelioran.
Berdasarkan persyaratan teknis tersebut, maka sebagian besar lahan
pertanian yang ada saat ini kurang sesuai dan tidak dapat digunakan untuk
mengembangkan pertanian organik. Badan Litbang Pertanian sedang
menyusun peta perwilayahan komoditas pertanian unggulan nasional, yang
diharapkan dapat bermanfaat untuk upaya pemilihan lokasi usaha tani,
termasuk pertanian organik.
3. Tahan terhadap hama dan penyakit tanaman: Penggunaan tanaman yang
mempunyai ketahanan terhadap penyakit merupakan salah satu metode
pengelolaan jasad pengganggu yang paling efektif dan ekonomis

Anda mungkin juga menyukai