MODUL PRAKTIKUM
MEKANISASI PERTANIAN
Segala puji bagi Allah SWT atas rahmat dan hidayah-NYA yang berupa nikmat sehat
dan ilmu pengetahuan sehingga tim dosen dapat menyelesaikan penyusunan Modul Praktikum
Mekanisasi Pertanian ini.
Praktikum Mekanisasi Pertanian adalah kegiatan pembelajaran dan praktek dilapang
yang berhubungan dengan mekanisasi yang diterapkan dibidang pertanian. Praktikum ini
bersifat wajib bagi seluruh mahasiswa yang sedang mengampu mata kuliah mekanisasi
pertanian karena termasuk dalam bagian Sistem Kredit Semester dengan nilai 1 SKS. Dalam
kegiatan ini terdapat 4 materi pokok yang dipelajari, antara lain sebagai berikut :
1. Impelemen Pengolahan Lahan dan Unjuk Kerja
2. Identifikasi dan Kalibrasi Alat Tanam
3. Pembersihan dan Sortasi
4. Sistem Irigasi Tertutup
Akhir kata, tim penyusun sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun
agar Modul Praktikum Mekanisasi Pertanian ini menjadi lebih baik dan bisa bermanfaat bagi
para pembaca. Terima Kasih.
I. Pendahuluan
Pengolahan lahan adalah suatu kegiatan dalam rangkaian budidaya pertanian untuk
menciptakan kondisi lahan agar sesuai dengan kebutuhan tumbuh kembang tanaman dengan
usaha yang seminimum mungkin. Dewasa ini diperlukan pengetahuan mengenai proses
pengolahan lahan sehingga memungkinkan untuk memprediksi biaya dan hasil pengolahan
lahan secara jellas dan efisien. Pengolahan lahan pertanian di Indonesia pada umumnya
menggunakan trakror roda dua karena dianggap lebih efisien baik secara teknis maupun
ekonomis.
II. Tujuan
Tujuan dari materi praktikum Implemen Pengolahan Lahan dan Unjuk Kerja adalah
untuk mengintroduksi implemen yang digunakan selama pengolahan primer maupun
sekunder. Selain itu, juga diharapkan untuk mampu memprediksi biaya dan hasil pengolahan
lahan secara jelas dan efisien.
Keterangan:
1. As Roda 6. Handel pengikat roda belakang 11. Tuas kecepatan rotary
2. Pelindung samping 7. Tuas belok kanan 12.Tuas kolpling utama
3. Penahan lumpur 8. Handel utama 13.Tuas kecepatan jalan
4. Penahan lumpur 9. Tuas gas/akselerasi 14.Tuas penyangga depan
5. Pengikat Ridger 10. Handel pembantu 15.Gantungan pisau rotary
I. Pendahuluan
Penanaman merupakan suatu kegiatan penanaman benih dengan cara membuka
lahan untuk menempatkan benih di dalam tanah. Penanaman benih memerlukan penentuan
variasi jarak tanam dan juga jumlah benih yang diperlukan setiap lubangnya, oleh karena itu
diperlukan alat tanam (mesin tanam). Mesin penanaman merupakan peralatan tanam yang
akan menempatkan benih dalam tanah pada suatu pekerjaan yang sama akan dihasilkan
barisan atau deretan yang teratur (Bainer et al., 1960). Sedangkan Wijaya (2011) memaparkan
bahwa alat yang dioperasikan dengan daya untuk menempatkan suatu benih atau bagian
tanaman ke dalam tanah untuk perkembangbiakan, produksi pangan, serat, dan pakan.
Kinerja alat untuk tanaman jagung dipengaruhi keseragaman benih, bentuk dari hopper
yang digunakan, kecepatan piringan, bentuk lubang penyalur, serta volume hopper pada alat.
Ada beberapa klasifikasi yang disampaikan Wijaya (2011):
1. Alat tanam larikan (barisan)
2. Alat tanam tabur
Fungsi alat tanam adalah untuk pengaturan pengeluaran benih tanpa merusak bagian dari
benih, pada jumlah yang diinginkan dan penempatan benihdalam ke dalaman yang telah
ditentukan, penyebaran benihnya seragam lalu penutupan tanah dengan pemadatan yang
diinginkan (Wisnubrata, 2003).
Berdasarkan dari tenaga yang digunakan dalam proses penanaman, alat tanam dibagi
menjadi 3, yaitu:
1. Bersumber tenaga manusia
• Tugal
• Semi mekanis
2. Bersumber tenaga hewan
3. Bersumber tenaga traktor
II. Tujuan
Tujuan dari pelaksanaan praktikum ini diantaranya yakni meliputi:
1. Untuk mengenalkan peralatan mekanis yang digunakan sebagai alat tanam
beberapa biji-bijian
No Uraian Nilai
1 Rataan putaran roda penggerak
2 Berat 100 biji (m)
3 Rencana jarak tanam antar alur (LK)
4 Panjang konveyor (s)
5 Matering Device
6 Keliling roda penggerak (K)
Ulangan 1 Ulangan 2
Jarak tanam (cm) Jumlah Biji Jarak tanam (cm) Jumlah Biji
Hopper pasir
Hopper biji
Kontrol box Matering device
konveyor
Kran pasir
Roda depan
Mulut mekanis
Stop kontak
Filter dan bak
Motor & pengatur speed penampung
penyangga
Handle
Hopper
Roda belakang
Mulut mekanis
Matering device
Roda depan
Lampiran. Persamaan Perhitungan
1. Efisiensi kerja
a. Kecepatan Maju Alat Tanam (v)
I. Pendahuluan
Nilai ekonomis suatu bahan hasil pertanian sangat tergantung pada faktor-faktor yang
dapat dilihat dari karakteristik fisik, kimia dan biologi. Beberapa prosedur yang biasa
digunakan, dalam meningkatkan atau merubah kualitas produk hasil pertanian antara lain :
(1) Menjaga kondisi penyimpanan yang berhuibungan dengan suhu, kelembaban, dan waktu
(2) Mencegah tumbuhnya mikroorganisme dengan fumigasi, pendinginan dan pemanasan,
(3) Meningkatkan karakteristik fisik bahan seperti dengan menjaga kadar air bahan,
membuang bahanyang tidak diinginkan dam produk (pembersihan) dan mengelompokkan
bahan dalam beberapa kelas/kelompok (sortasi).
Saat ini masih banyak petani yang menggunakan metode konvensional untuk
merontokkan padi, dimana petani harus melakukan beberapa tahapan dalam merontokkan
padi dan kemudian membersihkan padi dari kotoran (jerami) yang berasal dari potongan-
potongan daun atau tangkai pohon padi yang terkena alat perontok. Apabila kegiatan tersebut
dilakukan oleh suatu mesin, maka petani akan sangat terbantu karena akan memperoleh hasil
gabah yang lebih banyak dan kualitas gabah yang baik.
II. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mempelajari bagian-bagian proses kerja dan
penampilan (performansi) dari suatu gabungan mesin pembersih dan penyeragaman ukuran.
Katub bukaan
Kotoran 1
Kotoran 2
Ruang
separasi
Gabah bersih
Stop kontak
Blower
2. Persentase kotoran 1
3. Persentase kotoran 2
I. Pendahuluan
Irigasi adalah usaha penyediaan, pengaturan, dan pembuatan bangunan air untuk
menunjang usaha pertanian, termasuk didalamnya tanaman pangan, hortikultura, perkebunan
dan peternakan. Jaringan irigasi air tanah direncanakan dengan system saluran tertutup atau
perpipaan dan system jaringan tertutup (loop) di dalam tanah. Salah satu macam irigasi
tertutup adalah irigasi tetes. Irigasi ini memiliki konsep yang kontinu dan lamban sehingga
mampu menghemat air.
Irigasi tetes adalah suatu metode irigasi baru yang menjadi semakin disukai dan
popular di daerah yang memiliki masalah kekurangan air. Irigasi tetes merupakan metode
pemberian air tanaman secara kontinyu dan penggunaan air yang sesuai dengan kebutuhan
tanaman. Dengan demikian kehilangan air seperti perkolasi, run off, dan evapotranspirasi bisa
diminimalkan sehingga efisiensinya menjadi lebih tinggi. Sistem irigasi tetes mengalirkan air
secara lambat untuk menjaga kelembaban tanah dalam rentang waktu yang diinginkan bagi
tanaman.
II. Tujuan
Tujuan dari praktikum efisiensi sistem irigasi tertutup adalah untuk mengetahui
efisiensi dari sistem irigasi tertutup dan untuk menentukan efisiensi dari sistem irigasi
tertutup.
Rata-rata
Jumlah
(l/detik)
(qa)
Rata-rata
Q min (qn)