PENGENALAN KAKAO
Budidaya Kakao 1
Criollo : Termasuk kakao yang bermutu tinggi atau
kakao mulia / fine flavour cacao. Ciri-cirinya:
1. Pertumbuhan tanaman kurang kuat, produksi
relatif rendah
2. Tunas muda umumnya berbulu
3. Masa berbuah lambat
4. Agak peka terhadap serangan hama dan
penyakit
5. Kulit buah tipis dan mudah diiris
6. Terdapat 10 alur yang letaknya berselang-seling,
alur agak dalam dan alur dangkal
7. Ujung buah berbentuk tumpul, sedikit bengkok,
tidak memiliki leher buah
8. Tiap buah berisi 30-40 biji, bentuknya agak
bulat sampai bulat, endosperm berwarna putih
9. Proses fermentasinya lebih cepat dan rasanya
tidak begitu pahit
10. Warna buah muda merah, bila masak menjadi
oranye
11. Yang termasuk tipe Cricollo : DR 1, DR 2, DR
38
Budidaya Kakao 2
Forastero : Termasuk kakao yang bermutu rendah
atau kakao curah / bulk cacao. Ciri-cirinya :
1. Pertumbuhan tanaman kuat
dan produksi lebih tinggi
2. Masa berbuah lebih awal
3. Umumnya diperbanyak
dengan semaian hibrida
4. Relatif lebih tahan terhadap
serangan hama penyakit
5. Kulit buah agak keras
permukaan halus
6. Alur pada kulit buak agak
dalam
7. Ada yang memiliki leher buah
dan ada yang tidak
8. Endospermanya berwarna
ungu tua dan berbentuk gepeng
9. Proses fermentasinya lebih
lama
10. Rasa biji lebih pahit
Budidaya Kakao 3
11. Kulit buah berwarna hijau
terutama yang berasal dari Amazona dan merah
yang berasal dari daerah lain
12. Yang termasuk jenis ini : ICS,
Sca, GC
Budidaya Kakao 4
Ketinggian kurang dari 300 meter di atas
permukaan laut
Budidaya Kakao 5
o Tanaman kakao dapat tumbuh dengan baik
pada tanaman yang memiliki pH 6 - 7,5. Hal ini
disebabkan terbatasnya ketersediaan hara pada
pH tinggi dan efek racun dari Al, Mn, dan Fe
pada pH rendah.
o Kadar zat organik yang tinggi akan
meningkatkan laju pertumbuhan pada masa
sebelum panen. Untuk itu zat organik pada
lapisan tanah setebal 0 - 15 cm sebaiknya lebih
dari 3 persen. Kadar tersebut setara dengan
1,75 persen unsur karbon yang dapat
menyediakan hara dan air serta struktur tanah
yang gembur.
Budidaya Kakao 6
organik sebanyak 900 kg per ha memberikan
hara yang setara dengan 29 kg urea, 9 kg RP,
56,6 kg MoP, dan 8 kg kieserit. Sebaiknya
tanah-tanah yang hendak ditanami kakao paling
tidak juga mengandung kalsium lebih besar
dari 8 Me per 100 gram contoh tanah dan
kalium sebesar 0,24 Me per 100 gram, pada
kedalaman 0 - 15 cm.
Budidaya Kakao 7
- Penyemprotan dengan menggunakan Round-
up dengan dosis:
Tahap I 1,5 – 2 liter / ha
Tahap ke II 0,5 – 1 liter / ha
Budidaya Kakao 8
Cara pembuatan teras :
Cara membuat teras dengan gali urug, artinya
tanah yang tinggi digali dan diurugkan /
ditimbunkan pada lahan yang lebih rendah.
Permukaan teras dibuat agak miring kedalam
dan teras diusahakan rata.
5m=
100 m
Guludan
Budidaya Kakao 9
Saluran air
: Kakao
Budidaya Kakao 10
: Tanaman pelindung
: Pelindung sementara
Budidaya Kakao 11
Keterangan :
: Kelapa Jarak tanam 10 x 9 m
: Kakao Jarak tanam 3 x 2,5 m
: Gliricidia Jarak tanam 3 x 2,5m
: Moghania sp dalam barisan Gliricidia
Budidaya Kakao 12
- Melindungi tanaman dari serangan angin
b. Jenis-Jenis Tanaman Pelindung
- Pelindung sementara ( kakao muda )
Tanaman pisang
- Pelindung tetap
Karet, Sengon, Lamtoro, Gamal,
Albaziah, Glirisida, dan lain-lain
Budidaya Kakao 13
- Tanaman pelindung sebaiknya
ditanam terlebih dahulu (± 1 tahun) sebelum
menanam tanaman kakao
- Lahan dibersihkan dari semak
dan tonggak
- Pada lahan miring perlu dibuat
teras searah garis kontur
- Ukur jarak tanam 8 x 4 m dan 4
x 2 m jarak tanaman kakao
- Buat lubang tanam ukuran 40 x
40 x 40 cm
- Pisahkan tanah bagian atas dan
bagian bawah
- Campurkan 5 kg pupuk
kandang dengan tanah bagian atas
- Masukkan tanah bawah dahulu
kemudian campuran pupuk dan tanah atas
- Biarkan sampai 2 minggu,
setelah itu baru bibit pelindung ditanam
Budidaya Kakao 14
Tanaman pisang dapat ditanam dengan
jarak tanam 6x3 m, sehingga di dalam
lorong tanaman pisang arah utara-selatan
dapat ditanam 2 baris tanaman kakao
dengan jarak tanam 3x3 m.
Sebagai tanaman pelindung sementara,
tanaman pisang dapat ditanam 6-12 bulan
sebelum tanam kakao.
Rumpun pisang dapat diatur dengan
memelihara 2-3 anakan saja.
Tanaman pisang dapat dipelihara sampai
tahun ke 4 atau sesuai dengan keperluan
dengan tetap memperhatikan tingkat
perlindungannya untuk tanaman kakao.
Tata tanam kakao dengan pisang sebagai
tanaman pelindung sementara dapat
digambarkan sebagai berikut :
x o o x o o x o o x o o x o o x
o o o o o o o o o o
x o o x o o x o o x o o x o o x
o o o o o o o o o o
Budidaya Kakao 15
x o o x o o x o o x o o x o o x
o o o o o o o o o o
x o o x o o x o o x o o x o o x
o o o o o o o o o o
x o o x o o x o o x o o x o o x
Keterangan
- Jarak tanam kakao 3 x 3 m (1100 ph/ha)
- Jarak tanam pisang 6 x 3 m (550 ph/ha)
Barisan arah utara-selatan
Budidaya Kakao 16
selatan, maka dapat diperoleh pertanaman
dengan populasi tanaman yang cukup yaitu
tanaman kakao 1000 ph/ha dan kelapa 100 ph/ha.
Fungsi perlindungan tanaman kelapa dapat diatur
dengan melakukan pangkasan pelepah bila
perlindungannya terlalu gelap, terutama pada
musim hujan.
Tanaman kelapa yang sudah cukup tua dan
tinggi, apabila perlindungannya kurang dapat
ditambah tanaman penaung lain misalnya dengan
lamtoro yang ditanam di diagonal tanaman
kelapa.
Tata tanam dalam penggunaan kelapa sebagai
penaung kakao dapat disusun sebagaimana
gambar berikut,
X o o X o o X o o X o o X
o o o o o o o o
o o o o o o o o
o o o o o o o o
o o o o o o o o
X o o X o o X o o X o o X
o o o o o o o o
Budidaya Kakao 17
o o o o o o o o
o o o o o o o o
o o o o o o o o
o o o o o o o o
X o o X o o X o o X o o X
Keterangan
- Jarak tanam kakao 4x2 m (1000 ph/ha)
- Jarak tanam kelapa 10x10 m (100 ph/ha)
- Jarak kakao-kelapa 3 m
Tanaman kayu-kayuan dan tanaman lainnya
Tanaman kayu-kayuan atau tanaman lain
yang mempunyai nilai ekonomis
juga dapat dimanfaatkan sebagai
pelindung, tanaman sela, ataupun tanaman
tepi dalam budidaya kakao.
Tanaman Jati (Tectona grandis) dan Sengon
(Albisia falcata) dapat dimanfaatkan
sebagai tanaman tepi kebun ataupun
tanaman sela pada
pertanaman kakao.
Pada pertanaman kakao menggunakan
tanaman jati dan sengon tetap
Budidaya Kakao 18
dimanfaatkan pelindung Lamtoro atau
Gamal, sedangkan Jati dan Sengon ditanam
dalam barisan dua baris (double row) 3 x 2
m dengan jarak antar barisan jati atau
sengon 24 - 30 m.
Dengan tatanan demikian terbentuk lorong
di antara tanaman jati atau sengon, yang
dapat ditanami tanamam kakao 3x3 m
Dalam hal ini jati, sengon atau tanaman
kayu-kayuan yang lain dapat difungsikan
sebagai tanaman pelindung dan atau
tanaman pematah angin.
x x o o . o o + + o o . o o x x o o . o o + +
x x o o . o o + + o o . o o x x o o . o o + +
x x o o . o o + + o o . o o x x o o . o o + +
x x o o . o o + + o o . o o x x o o . o o + +
x x o o . o o + + o o . o o x x o o . o o + +
x x o o . o o + + o o . o o x x o o . o o + +
x x o o . o o + + o o . o o x x o o . o o + +
x x o o . o o + + o o . o o x x o o . o o + +
Budidaya Kakao 19
Keterangan
- Jarak tanam kakao (3 x 3) m
- Jarak tanam Jati (3 x 2) m x 24-30 m
- Jarak tanam Sengon (3 x 2) m x 24-30 m
Budidaya Kakao 20
III. PENYIAPAN BIBIT DAN
PENANAMAN KAKAO
Budidaya Kakao 21
b. Perkecambahan benih kakao
Benih kakao yang baru dikeluarkan dari
buah atau baru datang dari tempat
pengiriman harus segera dikecambahkan.
Ada beberapa cara mengecambahkan yaitu:
Dengan karung goni
Cara ini lebih praktis dibandingkan dengan cara
bedengan. Caranya:
Ratakan tanah,
diberi lapisan bata merah untuk memudahkan
meresapnya siraman air.
Hamparkan
karung goni diatasnya dengan arah utara selatan.
Jumlah goni tergantung jumlah benih yang akan
dikecambahkan.
Budidaya Kakao 22
Letakkan benih
secara teratur diatas karung. Tiap karung bisa
memuat 1200 biji dengan jarak 2 x 3 cm.
Benih ditutup lagi
dengan karung yang telah dibasahi
Perlu disiram 2
hari sekali, pagi dan sore
Tempat ini perlu
dibuat naungan dengan menghadap ke timur
Setelah
berkecambah baru dipindahkan ke polybag
Dengan bedengan
- Tan
ah bebas gulma, dicangkul sampai gembur dan
rata dan dibuat bedengan
- Be
dengan dilapisi pasir setebal 10-15 cm
Budidaya Kakao 23
- Let
akkan benih diatas bedengan dengan jarak 1x3
atau 2x3 cm
- Be
dengan diberi naungan untuk menghindari sinar
langsung
- Set
elah berkecambah pindahkan dalam polybag
ukuran 20x30 cm
- Set
elah bibit berumur 4-6 bulan, siap ditanam
Budidaya Kakao 24
Sinar matahari
harus optimal
Pemberian IBA
( Indole Buteric Acid ) untuk
mempercepat tumbuhnya akar
Budidaya Kakao 25
Tali okulasi dapat menggunakan
rafia atau plastik
Budidaya Kakao 26
3.2. MENGHITUNG KEBUTUHAN BIBIT
KAKAO
3.2.1. Kebutuhan bibit untuk lahan 1 hektar
a. Tanah datar dengan jarak 3 x 3 m
Populasi : 1.111 pohon
Bibit cadangan 20 % : 222 pohon
Jumlah : 1.333 pohon
Dibulatkan : 1.300 pohon
Budidaya Kakao 27
b. Tanah miring:100/90 x 100 x 95 x 1.200 biji
= 1.752 biji
= 1.800 biji (dibulatkan)
Budidaya Kakao 28
Keterangan :
: Tanaman Cover Crop
: Tanaman Kakao
Budidaya Kakao 29
o Tanah digali, tanah bagian atas dan tanah
bagian bawah dipisahkan
o Setelah digali, lubang dijemur/ dibiarkan
selama 2-3 bulan
Budidaya Kakao 30
- Masukkan tanah bawah, kemudian tanah atas
(setelah dicampur dengan pupuk kandang )
d. Penanaman kakao
Usahakan saat
tanam sudah memasuki musim hujan
Sehari sebelum
tanam siram bibit dalam polybag
Campurkan pupuk
kandang dengan tanah bagian atas
Lepaskan polybag
hati-hati dan masukkan bibit kedalam lubang
Timbun dengan
campuran pupuk kandang dan tanah bagian atas
Budidaya Kakao 31
Siram setelah
tanam
Cara Penanaman
Budidaya Kakao 32
e. Penyulaman
- Mengganti tanaman yang mati
- Gunakan bibit yang sama
- Waktu maksimum 30 hari setelah tanam
Budidaya Kakao 33
IV. PEMELIHARAAN TANAMAN KAKAO
Budidaya Kakao 34
Gliricidia yang dipangkas 25%, tinggal tiga cabang
Budidaya Kakao 35
2. Kerangka percabangan tanaman kakao
Pohon muda bengkok Tunas air dipelihara Tunas air membentuk jorket
Budidaya Kakao 36
Cabang primer rusak Tunas air (wiwilan) Tunas air mengganti
dipelihara cabang rusak
5. Cara memangkas
Keterangan :
1. Keseimbangan cabang utama
Budidaya Kakao 37
2. Keseimbangan tinggi tanaman
3. Membuang tunas air
4. Membuang cabang yang utama
Budidaya Kakao 38
Bibit 5 5 4 4
0-1 25 25 20 20
1–2 45 45 35 40
2–3 90 90 70 60
3–4 180 180 135 75
>4 220 180 170 115
Budidaya Kakao 39
Untuk bibit dalam
polybag umur 1 minggu dipupuk dengan urea ( lihat
dosis dalam tabel diatas ) dosis 1/5 nya dan diulang
2 minggu sekali
Untuk tanaman
dikebun dosis seperti dalam tabel, diberikan 2 kali
setahun, yaitu pada awal musim hujan ( Oktober-
Nopember) dan akhir musim hujan ( Maret – April)
Budidaya Kakao 40
Contoh buah dan Irisan membujur buah kakao yang terserang
C. Cramerella penggerek buah
Budidaya Kakao 41
menghisap cairan sel, akibatnya buah menjadi
cekung dan berwarna coklat kehitaman
Pengendaliannya:
Yang paling efektif dengan cara disemprot
menggunakan insektisida seperti: Lannate 25 EC,
Nudrin 214 WEC, Kiltop 50 EC, Azodrin 60 WSC,
Supracid 40 EC, dan lain-lain
Ulat Kilan
Menyerang saat tanaman umur 2-4 bulan. Ulat ini
menyerang mulai dari bentuk larva yang baru
menetas, terutama pada daun yang masih muda.
Pengendaliannya:
Cara Mekanis
Budidaya Kakao 42
Menghilangkan daun yang terserang hama ini dan
dimusnahkan
Cara Kimiawi
Disemprot dengan : Atabron 50 EC, Corsair 100
EC, Matador 25 EC, Pestona dosis 5-10 cc/ liter
Pengndaliannya:
Secara mekanis: Memotong batang/ cabang
yang digerek, larva dimatikan
Secara kimiawi: Menyumbat lubang gerekan
dengan kapas yang diberi larutan insektisida
racun pernapasan ( Aldicarb, Carboform, dan
lain-lain )
Secara biologis: Menggunakan cendawan
Beauveria bassiana ( Noniales, Moniliaceae )
Budidaya Kakao 43
Ulat Jaran/ Kuda
Ada bulu-bulu gatal, pada leher kuda berwarna
putih/hitam, badannya coklat kehitaman.
Pengendaliannya dengan musuh alami predator
Apanteles mendosa dan Carcella spp, semprot
dengan PESTONA
Ulat Srengenge
Menyerang daun muda , kuncup merupakan pusat
kehidupan dan bunga yang masih muda.
Pengendaliannya semprot PESTONA
Ulat Api
Akibat dari serangan hama ini timbul bintik-bintik
pada daun yang tembus cahaya, serangan yang berat
daun muda/ tua jadi rusak dan gugur
Pengendaliannya:
Budidaya Kakao 44
Disemprot dengan insektisida Ripcord 5 EC, Sherpa
5 EC, Thiodane 35 EC, Sevin 85 S, Lannate L,
dengan konsentrasi 0,2 % terutama pada permukaan
bawah daun
Kutu-kutuan
Kutu berwarna putih simbiosis dengan semut hitam
Gejala serangan: Infeksi pada pangkal buah
ditempat yang terlindung, perusakan kebagian buah
kecil, tumbuh terhambat dan mengering.
Pengendaliannya: tanaman yang terserang
dipangkas lalu dibakar . Dengan musuh alami/
predator Scymus sp, semut hitam parasit. Semprot
PESTONA
Apogonia Sp
Hama ini menyerang pada malam hari. Hama yang
sudah dewasa naik diatas daun dan merusak daun
hingga tanaman tidak mampu mengadakan
fotosintesa dengan baik, sedang yang masih
Budidaya Kakao 45
berbentuk larva menyerang akar tanaman hingga
menjadi layu
Penge
ndaliannya:
Disemprot dengan
menggunakan obat insektisida sistemik yang
mengandung monocrotophos, dicrotophos, dan lain-
lain
Pengecatan batang
setinggi 15 cm dari permukaan tanah dengan
acephate atau monocrotophos
Budidaya Kakao 46
Menggunakan
musuh alami yaitu Tiphio sp, Prosena siberita F dan
Masicerna sp.
Pengendaliannya:
Secara mekanis : Buah yang busuk
dikumpulkan dan dipendam sedalam 30 cm
Secara kultur teknis (cara bercocok
tanam )
Mengatur kelembaban kebun agar tidak
terlalu tinggi, dengan cara mengatur
naungan dan pemangkasan kakao
Secara kimiawi : Disemprot
dengan fungisida tembaga 0,3 % selang
Budidaya Kakao 47
waktu 2 minggu dan fungisida Maneb 0,2 %
selang waktu 1-2 minggu
Pengendaliannya:
- Batang yang terserang dikerok sampai batas yang
sehat, kemudian dioles fungisida atau obat penutup
luka.
Jamur Upas
Menyerang batang dan cabang. Pengendaliannya:
kerok dan olesi dengan Natural
GLIO+HARMONIK, Pemangkasan teratur, yang
terserang dipotong lalu dibakar
Budidaya Kakao 48
Jika menggunakan pestisida alami belum mengatasi
dapat digunakan kimia, agar tidak mudah hilang
dapat dicampur perekat AERO 810, 5 ml (1/2 tutup) /
tangki
Budidaya Kakao 49
Pengendaliannya:
Pangkasan
sanitasi ( memotong ranting yang sakit )
Di pembibitan,
bibit yang terserang dicabut dan dibakar, yang sehat
disemprot dengan fungisida biterfanol
Menanam bibit
yang tahan terhadap penyakit VSD (Vascular Streak
Dieback)
Budidaya Kakao 50
Pengendaliannya:
Pemupukan yang
tepat
Pemberian pohon
naungan
Pemangkasan
ranting yang sakit
Budidaya Kakao 51
Serangan penyakit Serangan penyakit
Palmivora pada buah tua Palmivora pada buah muda
Budidaya Kakao 52
V. PANEN DAN PENANGANAN PASCA
PANEN
5.1. Panen
Tanda-tanda buah yang masak
o Kulit buah yang hijau berubah menjadi
kuning (DR 1)
o Kulit buah yang merah menjadi oranye/
jingga ( DR 2, DR 38 )
Budidaya Kakao 53
o Waktu dari berbunga sampai buah masak
5,5 - 6 bulan
Waktu pemetikan
o Waktu pagi hari dan pemecahan siang
hari
o Jangka waktu pemetikan 1 - 14 hari,
jangan sampai kelewat masak, karena bijinya
akan berkecambah, kulitnya mengering dan
aromanya sudah berkurang
Cara pemetikan
Pemetikan dilakukan dengan pisau atau sabit yang
tajam. Hal yang perlu diperhatikan dalam pemetikan
buah: Sisakan 1/3 bagian tangkai buah, mencegah
agar tempat tangkai buah / bantalan bunga pada
batang tidak rusak. Jika rusak pembentukan bunga/
buah tahun berikutnya akan berhenti.
Budidaya Kakao 54
Benar Salah
Budidaya Kakao 55
untuk keluarnya cairan. Hindarkan biji-biji yang
difermentasi dengan bahan besi agar tidak terjadi
noda biru/ hitam pada biji coklat
2. Tempat penjemuran
Dapat dibuat seperti balai-balai beralas anyaman
bambu yang berlubang-lubang. Di lantai semen
atau tikar juga bisa asal tidak mengotori biji
3. Jet dier
Alat ini dipakai bila tidak ada sinar matahari,
ruangan khusus yang alasnya dari lempengan
besi berlubang-lubang. Diluar ruangan dibuat
tungku dihubungkan pipa-pipa mengalirkan
panas ke ruang bawah.
Cara Pengolahan :
Mengeluarkan biji
Budidaya Kakao 56
Setelah buah dipilih yang tidak busuk dan cacat,
kemudian dipotong/ dipukul, hati-hati jangan
sampai biji rusak
Pemeraman/ fermentasi
- Masukkan biji coklat kedalam
peti I biarkan 12 – 14 jam. Setelah itu
pindahkan ke peti II peram 24 jam
- Pindahkan ke peti III/ Peti I bila
kosong, peram 24 jam
- Terakhir pindahkan ke peti IV/
peti II yang kosong, peram 24 jam
Pencucian
Pindahkan ke bak pencucian/ perendaman 3 jam
Angkat, masukkan dalam keranjang,
aduk dan remas-remas sampai daging buah
lepas
Penjemuran
Setelah bersih dijemur (7-9 hari), jangan sampai
lengket satu sama lain. Dibalik setiap 1 jam sekali.
Bila sinar matahari kurang dapat menggunakan jet
drier dengan suhu 45º - 65º C. Kadar air kurang dari
Budidaya Kakao 57
6 % / maksimal 7%. Tanda kering bila kulit biji
sudah berwarna coklat, bila diremas sudah rapuh
Sortasi
Pilahkan biji yang berkualitas A,B,C,GR dan Z
Mutu A : - Bentuk bulat penuh
- Warna coklat / merah kayu jati
Mutu B : - Bentuk kurang bulat
- Warna coklat kurang merata
Mutu C : - Biji keriput/ agak gepeng
- Warna coklat tidak merata
Mutu GR : - Biji-biji yang terkelupas dan biji yang
pecah
Mutu Z: - Biji-berwarna hitam / lelesan
Penyimpanan
Biji yang telah disortasi, dimasukkan ke dalam
karung goni dengan berat maksimum 60 kg.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
penyimpanan adalah sebagai berikut.
a. Biji sebaiknya dikemas dalam karung goni yang
bersih dan kuat lalu dijahit dengan rapi.
b. Kadar air biji kakao antara 6 - 7 %.
Budidaya Kakao 58
c. Tempat penyimpanan harus bersih, biji kakao
disimpan dalam ruangan dengan kelembaban
tidak melebihi 75 %, ventilasi baik dan tidak
berbau kurang sedap (berbau tajam), karena biji
kakao mudah menyerap bau di sekitarnya.
Selain itu, ruangan juga harus bebas hama
gudang.
d. Tumpukan karung goni diberi alas kayu dengan
jarak ± 8 cm dari lantai dan dari dinding ± 60
cm.
e. Penyimpanan biji dapat dilakukan selama 3
(tiga) bulan tanpa merusak mutu biji.
Penyimpanan yang lebih dari tiga bulan
biasanya menyebabkan biji ditumbuhi jamur
dan asam lemak bebasnya meningkat.
Metode konvensional
Budidaya Kakao 59
Metode sime - Cadbury
Budidaya Kakao 60
Proses Fermentasi (Pemeraman)
Budidaya Kakao 61
Biji Basah
Budidaya Kakao 62
DAFTAR PUSTAKA
Budidaya Kakao 63
Adi P. 2004. Panduan Lengkap Budi Daya Kakao.
Agromedia Pustaka. Jakarta.
Budidaya Kakao 64