Anda di halaman 1dari 31

BAB 5.

TEKNOLOGI BUDIDAYA BUAH-BUAHAN

PENDAHULUAN

Tanaman buah adalah tanaman yang menghasilkan buah yang dimakan


(komsumsi) dalam keadaan segar, baik sebagai buah meja atau bahan terolah dan
secara umum tidak tahan disimpan lama. Sifat produk tanaman buah adalah: (1)
Mudah rusak (perishable), sehingga diperlukan suatu teknologi untuk mempertahankan
mutu buah; (2) Resiko besar. Buah dengan sifat mudah rusak akan berpengaruh
terhadap ketersediaan dan permintaan pasar, sehingga fluktuasi harga tinggi. Misalnya
perubahan cuaca, adanya serangan hama atau penyakit tertentu akan mempengaruhi
produksi baik kuantitas maupun kualitas;
(3) Musiman. Tanaman buah umumnya tanaman berumur panjang (prennial),
sehingga berbuah adalah musiman yang berakibat tidak tersedia setiap saat. Pada
musim berbuah umumnya produk melimpah, sehingga diperlukan suatu teknologi
untuk dapat menampung produk tersebut ; (4) Bulky. Buah umumnya mempunyai
kandungan air tinggi, sehingga memerlukan ruang besar atau perlakuan khusus di
dalam transportasi maupun di penyimpanan. Hal tersebut akan menyebabkan biaya
tinggi; dan (5) Spesialisasi geografi. Tanaman buah membutuhkan agroklimat tertentu
untuk menghasilkan buah dengan kuantitas dan kualitas tertentu, misalnya salak bali,
jeruk siam madu karo, duku palembang, rambutan binjai, dan sebagainya.

1.1. Tanaman Buah-Buahan yang Dibudidayakan atau Tumbuh sacara alami

NO Nama NO Nama

1 Mangga (Mangifera indica L.) 11 Apel (Malus sylvestris Mill)

2 Manggis (Garcinia mangostana L.) 12 Sirsak (Annona muricata L.)

3 Jeruk (Citrus spp) 13 Belimbing (Averhoa carambola

L.)

4 Salak (Salaca edulis Reinw) 14 Jambu (Sysygium spp)

5 Rambutan (Nephelium lappaceum L) 15 Semangka (Citrullus vulgaris

SHRAD)

6 Durian (Durio zibethinus L.) 16 Blewah (Cucumis spp)

7 Pisang (Musa paradisiaca L.) 17 Nenas (Ananas comosus L.)

8 Duku (Lansium domesticum L.) 18 Markisa (Passifora spp)

9 Klengkeng (Euphoria longan Steud) 19 Sawo (Achras zapota L.)

10 Nangka (Arthocarpus heterophyllus 20 Anggur (Vitis vinifera Mill)

L)
1.2. Buah-Buahan Unggulan Nasional

Buah-buahan yang termasuk ke dalam buah-buahan unggulan nasional:

1. Mangga (Mangifera indica L.)

2. Manggis (Garcinia mangostana L.)

3. Jeruk (Citrus spp.)

4. Pisang (Musa paradisiaca L.)

5. Salak (Salaca edulis Reinw.)

6. Durian (Durio zibethinus L.)

1.3. Sentra produksi tanaman buah unggulan daerah

Komoditas Sentra produksi


No Unggulan

1 Rambutan (BALI) Jembrana dan Buleleng, (BANTEN) Tangerang,

(SULSEL) Soppeng (MALUT) Halmahera Barat (PAPUA


BARAT) Manokwari (JABAR) Kota Banjar

2 Durian BALI (Buleleng dan Tabanan), (NAD) Aceh Barat, (LAMPUNG)


Lampung Timur, (JATENG) Jepara, (JATIM) Ngawi, (BANTEN)

Lebak, (KALTENG) Barito Selatan, (KALTIM) Nunukan, Kutai

Kertanegara, (SULSEL) Luwu Utara, (PAPUA BARAT) Sorong

Selatan, Raja Empat

3 Mangga BALI (Buleleng), (JABAR) Cirebon, Indramayu, Majalengka


(JATENG)Banjarnegara,Blora,(JATIM)Pasuruan,

Probolinggo, Situbondo (BALI) Buleleng, (NTB) Sumbawa,

Sumbawa Barat, Lombok Barat (GORONTALO) Bone Bolango,

(MALUKU) Seram Bagian Barat (MALUKU UTARA) Kota


Ternate

4 Manggis BALI (Buleleng dan Tabanan), (SUMBAR) Pasaman Barat,


Sawahlunto SJ, Pesisir Selatan, Lima Puluh Kota, Darmasraya
(RIAU) Kampar, (JAMBI) Kerinci, Merangin, Sarolangun,

(BENGKULU) Lebong (SUMSEL) Lahat, (BABEL) Belitung

(JABAR) Sukabumi, Subang, Purwakarta, Tasikmalaya, Bogor

(JATENG) Purworejo, (JATIM) Trenggalek, Blitar, Banyuwangi,

(BALI) Tabanan, (NTB) Lombok Tengah, Dompu, Lombok

Barat, (SULBAR) Mamuju, Polewali Mandar, Mamasa

5 Pisang BALI (Jembrana dan Karangasem), (NAD) Aceh Besar,

(LAMPUNG) Lampung Selatan, (JABAR) Cianjur, (JATIM)

Lumajang, (BALI) Karangasem, (KALTENG) Kapuas,

Palangakaraya, Pulang Pisau (KALSEL) Banjar, Banjarbaru,

Tapin, Kota Baru (KALTIM) Kota Balikpapan, Kutai Timur, Pasir

6 Salak BALI (Karangasem dan Bangli), (JATENG) Magelang (DIY)

Sleman

7 Melon BALI (Jembrana dan Gianyar), (JATENG) Karanganyar,

Sragen, Pekalongan (BANTEN) Kota Cilegon

8 Jeruk BALI (Bangli dan Badung), (NAD) Aceh Tengah, Bireun,

(SUMUT) Karo (SUMBAR) Solok Selatan, Agam, Tanah Datar,

(JABAR) Garut, Sumedang (JATIM) Magetan, Ponorogo,

Jember, (BALI) Bangli (NTT) TTS (KALBAR) Sambas

(KALSEL) Banjar, Banjar baru, Barito Kuala (SULSEL)

Pangkep, Luwu Utara (MALUKU) Seram Timur (MALUT) Kota

Tidore (PAPUA BARAT) Manokwari (SULBAR) Mamuju Utara

9 Sawo BALI (Klungkung).

10 Anggur BALI (Buleleng), (JATIM) Kota Probolinggo (BALI) Buleleng


(SULTENG) Kota Palu

1.4. Tanaman Buah andalan daerah

No Jenis No Jenis

1 Rambutan / Nephelium sp 6 Sawo / Arachis pitoa

2 Delima / Punica granatum L. 7 Kenanga / Cananga odorata

3 Nangka / Artocarpus integra M 8 Badung / Garcina celebica

4 Kelapa / Cocos nucifera 9 Kepel / Stelocharpus burahol

5 Mangga / Mangifera indica

TEKNIK PRODUKSI TANAMAN MANGGA

Produksi mangga pada saat ini belum mampu memenuhi permintaan


pasar, khususnya pasar luar negeri. Ketidakmampuan ini bukan hanya
disebabkan produktivitas rendah tetapi juga kualitasnya masih kurang. Kondisi ini
disebabkan oleh penerapan teknologi budidaya yang belum optimal. Tanaman
mangga tumbuh baik pada ketinggian 50-300 m dpl pada lapisan tanah tebal dan
struktur tanah remah dan berbutir-butir. Varietas yang bernilai jual tinggi antara
lain Gadung 21 atau Arumanis 143. Varietas lainnya adalah Manalagi 69, Lalijiwo,
Chokanan dan Golek 31.
Tanaman mangga banyak tumbuh di setiap kabupaten / kota di Bali, dan
pada umumnya ditanam di ladang atau pekarangan. Populasi terbanyak ada di
kabupaten Buleleng. Jenis lokal sekarang yang sedang dikembangkan adaalah
Amplesari (sekarang mangga legong).

Penanaman
Penanaman dilakukan pada awal musim hujan. Sebelum bibit ditanam
kantong plastik dilepas. Kedalaman tanam kira-kira 15-20 cm diatas leher akar
dan tanah disekitar tanaman ditekan ke arah tanaman agar tidak roboh. Tanaman
diberi naungan dengan posisi miring ke barat dan selanjutnya dikurangi sedikit
demi sedikit.

Pemupukan
Pupuk Kandang (PK) diberikan 1 kali pada awal musim hujan. Caranya
dibenamkan disekitar pohon selebar tajuk tanaman atau menggali lubang pada
sisi tanaman. Mangga umur 1 - 5 tahun diberi 30 kg PK, umur 6 - 15 tahun diberi
60 kg PK. Akan lebih optimal jika ditambahkan SUPERNASA atau jika pupuk
kandang sulit, dapat digunakan SUPERNASA dengan dosis 0,5 sendok makan/
5 lt air per tanaman atau 1 botol SUPERNASA encerkan dalam 2 lt (2000 ml) air
jadikan larutan induk. Kemudian setiap 1 lt air diberi 20 ml larutan induk tadi
untuk menyiram per pohon.
Pemberian SUPERNASA selanjutnya dapat diberikan setiap 3 - 4 bulan
sekali. Pemberian Pupuk NPK 2 kali setahun di awal (Nopember - Desember),
akhir musim hujan (April - Mei) dosis sbb:

Umur (th) PK Dosis Pupuk Makro

(kg) (KG/Pohon)

ZA TSP KCl

1–3 20–30 0.5 – 1 0.25-0.5 0.25-0.5

4-6 30–40 1–2 0.5–1 0.5–1

7–10 50–60 2–3 1–1.5 1–1.5

> 10 50–60 3–4 1.5–2 1.5–2

Induksi Bunga

Untuk merangsang pembungaan digunakan Pupuk 0rganik padat SUPER


NASA dengan dosis 1-2 sendok/pohon dicampur 10 liter air disiramkan secara
merata di bawah kanopi pohon setelah pupus kedua ( Februari-Maret) dan
disemprot POC NASA (3-4 ttp/tangki) + HORMONIK (1 ttp) per tangki.

Pengelolaan Bunga Dan Buah


Pengelolaan bunga dan buah dilakukan 4 kali, pada saat bud break, bud
elongation, mango size (kacang hijau) dan marble size (jagung). Pupuk yang
digunakan :
Monokalsium Phospat ( MKP ) diberikan sebelum muncul tunas baru atau
bud break dan pada saat bud break atau bud elongation (dosis 2,5 gr/liter)
POC NASA diberikan saat bud break, bud elongation, (dosis 4-5 tutup/tangki).
POC NASA (3-4 ttp) + HORMONIK (1 ttp) per tangki diberikan pada saat mango
size dan marble size.

Hama Dan Penyakit


Tip Borer, Clumetia transversa. Ulat ini menggerek pucuk yang masih
muda (flush) dan malai bunga dengan mengebor/menggerek tunas atau malai
menuju ke bawah. Pengendalian; cabang tunas terinfeksi dipotong lalu dibakar,
pendangiran untuk mematikan pupa, penyemprotan dengan PESTONA.
Thrips ( Scirtothrips dorsalis ). Hama ini sering disebut thrips bergaris
merah karena pada segment perut yang pertama terdapat suatu garis merah.
Hama ini selain menyerang daun muda juga bunga dengan menusuk dan
menghisap cairan dari epidermis daun dan buah. Pengendalian : tunas muda
terserang dipotong lalu dibakar, tangkap dengan perangkap warna kuning,
pemangkasan teratur, penyemprotan dengan BVR atau PESTONA
Ulat Phylotroctis sp. Warna sedikit coklat (beda dengan Clumetia sp. yang
warnanya hijau) sering menggerek pangkal calon malai bunga. Pengendalian
dengan PESTONA.\Seed Borer, Noorda albizonalis. Hama ini menggerek buah
pada bagian ujung atau tengah dan umumnya meninggalkan bekas kotoran dan
sering menyebabkan buah pecah. Pengendalian : pembungkusan buah,
kumpulkan buah terserang lalu dibakar, semprot dengan PESTONA.
Wereng mangga ( Idiocerus sp. Serangan terjadi saat malai bunga stadia
bud elongation. Nimfa dan wereng dewasa menyerang secara bersamaan
dengan menghisap cairan pada bunga, sehingga kering, penyerbukan dan
pembentukan buah terganggu kemudian mati. Pengendalian : pengasapan,
penyemprotan BVR/PESTONA sebelum bunga mekar/pada sore hari.
Lalat Buah ( Bractocera dorsalis ). Buah yang terserang mula-mula tampak
titik hitam, di sekitar titik menjadi kuning, buah busuk serta terjadi perkembangan
larva. Bersifat agravator yaitu memungkinkan serangan hama sekunder
(Drosophilla sp.), jamur dan bakteri. Pengendalian : pembungkusan buah ,
pemasangan perangkap lalat buah.

Panen Dan Pasca Panen


Panen dilakukan pada umur + 97 hari setelah bunga mekar, buah
berbedak, dan pada jam 09.00 - 16.00 WIB dengan menyisakan tangkai buah
sekitar 0,5 - 1 cm.
Sentra produksi mangga yang ada di Bali berada di Kabupaten Buleleng
dan Karangasem. Panen dilakukan pada bulan Oktober- Juni, dan panen raya
terjadi bulan Nopember-Desember. Tahun 2001 produksi mangga di Bali sekitar
45.787 ton (produksi di Buleleng dan Karangasem sekitar 55% dari produksi Bali),
dengan produktivitas rata-rata 70 kg / pohon.

TEKNIK PRODUKSI TANAMAN SALAK

Tanaman salak merupakan salah satu tanaman buah yang disukai dan
mempunyai prospek baik untuk diusahakan. Daerah asal nya tidak jelas, tetapi
diduga dari Thailand, Malaysia dan Indonesia. Ada pula yang mengatakan bahwa
tanaman salak (Salacca edulis) berasal dari Pulau Jawa. Pada masa penjajahan
biji-biji salak dibawa oleh para saudagar hingga menyebar ke seluruh Indonesia,
bahkan sampai ke Filipina, Malaysia, Brunei dan Muangthai.

Jenis Tanaman
Di dunia ini dikenal salak liar, seperti Salacca dransfieldiana JP Mo-gea; S.
magnifera JP Mogea; S. minuta; S. multiflora dan S. romosiana. Selain salak liar
itu, masih dikenal salak liar lainnya seperti Salacca rumphili Wallich ex. Blume
yang juga disebut S. wallichiana, C. Martus yang disebut rakum / kumbar (populer
di Thailand) sebagai pembuat masam segar pada masakan. Kumbar ini tidak
berduri, bunganya berumah 2 (dioeciious). Salak termasuk famili: Palmae (palem-
paleman), monokotil, daun-daunnya panjang dengan urat utama kuat seperti
pada kelapa yang disebut lidi. Seluruh bagian daunnya berduri tajam Batangnya
pendek, lama-kelamaan meninggi sampai 3 m atau lebih, akhirnya roboh tidak
mampu membawa beban mahkota daun terlalu berat (tidak sebanding dengan
batangnya yang kecil). Banyak varietas salak yang bisa tumbuh di Indonesi. Ada
yang masih muda sudah terasa manis, Varietas unggul yang telah dilepas oleh
pemerintah untuk dikembangkan ialah: salak pondoh, swaru, nglumut, enrekang,
gula batu (Bali), dan lain-lain. Sebenarnya jenis salak yang ada di Indonesia ada
3 perbedaan yang menyolok, yakni: salak Jawa Salacca zalacca (Gaertner) Voss
yang berbiji 2-3 butir, salak Bali Slacca amboinensis (Becc) Mogea yang berbiji 1-
2 butir, dan salak Padang Sidempuan Salacca sumatrana (Becc) yang berdaging
merah. Jenis salak itu mempunyai nilai komersial yang tinggi.
Jenis /kultivar salak yang ada di Bali adalah Salak gula pasir (0,1% dari
total salak di Bali), Salak Bali, Salak Gondok, Salak Nenas, salak Nangka.
Keunggulan salak gula pasir adalah rasanya lebih manis sehingga harga jualnya
bias mencapai 3-4 kali harga salak Bali lainnya. Perbedaan salak Bali dengan
salak lainnya adalah, salak Bali berbunga sempurna (bias menyerbuk sendiri
sebelum seludang terbuka) sifat ini disebut Klistogami.

Sentra Penanaman
Tanaman salak banyak terdapat di DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah,
D.I. Yogyakarta, Jawa Timur, Sumatera Utara, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan,
Maluku, Bali, NTB dan Kalimantan Barat.
Daerah sentra produksi di Bali berada di kabupaten Karangasem,
kecamatan Bebandem (87,71% dari populasi salak yang ada di Bali). Jumlah
tanaman yang produktif 7.761.66 pohon, total produksi 36-176 ton, dengan
produktivitas : Salak Bali 4 kg / pohon, Salak gula pasir 1,2 kg /pohon (panen raya
yang terjadi pada bula Desember-Pebruari), 0,54 kg/pohohn (panen gadu yang
terjadi bulan Juli-Agustus).

Syarat Pertumbuhan

Iklim
a. Tanaman ssalak sesuai bila ditanam di daerah berzona iklim Aa bcd, Babc dan
Cbc. A berarti jumlah bulan basah tinggi (11-12 bulan/tahun), B: 8-10
bulan/tahun dan C : 5-7 bulan/tahun.

b. Salak akan tumbuh dengan baik di daerah dengan curah hujan rata-rata per
tahun 200-400 mm/bulan. Curah hujan rata-rata bulanan lebih dari 100 mm
sudah tergolong dalam bulan basah. Berarti salak membutuhkan tingkat
kebasahan atau kelembaban yang tinggi.

c. Tanaman salak tidak tahan terhadap sinar matahari penuh (100%), tetapi cukup
50-70%, karena itu diperlukan adanya tanaman peneduh.

d. Suhu yang paling baik antara 20-30°C. Salak membutuhkan kelembaban tinggi,
tetapi tidak tahan genangan air.

Tanah
a. Tanaman salak menyukai tanah yang subur, gembur dan lembab.

b. Derajat keasaman tanah (pH) yang cocok untuk budidaya salak adalah 4,5 -
7,5. Kebun salak tidak tahan dengan genangan air. Untuk pertumbuhannya
membutuhkan kelembaban tinggi.
Ketinggian Tempat

Tanaman salak tumbuh pada ketinggian tempat 100-500 m dpl.

Pedoman Budidaya

Pembibitan.
Salah satu faktor yang perlu diperhatikan dalam mengusahakan tanaman
salak adalah penggunaan bibit unggul dan bermutu. Tanaman salak merupakan
tanaman tahunan, karena itu kesalahan dalam pemakaian bibit akan berakibat
buruk dalam pengusahaannya, walaupun diberi perlakuan kultur teknis yang baik
tidak akan memberikan hasil yang diinginkan, sehingga modal yang dikeluarkan
tidak akan kembali karena adanya kerugian dalam usaha tani. Untuk menghindari
masalah tersebut, perlu dilakukan cara pembibitan salak yang baik. Pembibitan
salak dapat berasal dari biji (generatif) atau dari anakan (vegetatif). Pembibitan
secara generatif adalah pembibitan dengan menggunakan biji yang baik diperoleh
dari pohon induk yang mempunyai sifat-sifat baik, yaitu: cepat berbuah, berbuah
sepanjang tahun, hasil buah banyak dan seragam, pertumbuhan tanaman baik,
tahan terhadap serangan hama dan penyakit serta pengaruh lingkungan yang
kurang menguntungkan. Keuntungan perbanyakan bibit secara generatif:

1. Dapat dikerjakan dengan mudah dan murah


2. Diperoleh bibit yang banyak
3. Tanaman yang dihasilkan tumbuh lebih sehat dan hidup lebih lama
4. Transportasi biji dan penyimpanan benih lebih mudah
5. Tanaman yang dihasilkan mempunyai perakaran kuat sehingga tahan rebah
dan kekeringan
6. Memungkinkan diadakan perbaikan sifat dalam bentuk persilangan.

Kekurangan perbanyakan secara generatif:


1. Kualitas buah yang dihasilkan tidak persis sama dengan pohon induk karena
mungkin terjadi penyerbukan silang
2. Agak sulit diketahui apakah bibit yang dihasilkan jantan atau betina.

Untuk mendapatkan bibit yang baik harus dilakukan seleksi terhadap biji
yang akan dijadikan benih. Syarat-syarat biji yang akan dijadikan benih :

1. Biji berasal dari pohon induk yang memenuhi syarat.


2. Buah yang akan diambil bijinya harus di petik pada waktu cukup umur.
3. Mempunyai daya tumbuh minimal 85 %.
4. Besar ukuran biji seragam dan tidak cacat.
5. Biji sehat tidak terserang hama dan penyakit.
6. Benih murni dan tidak tercampur dengan kotoran lain.

Penyiapan Bibit

Bibit dari Biji:

 Biji salak dibersihkan dari sisa-sisa daging buah yang masih melekat.
 Rendam dalam air bersih selama 24 jam, kemudian dicuci.

Bibit dari Anakan:

 Pilih anakan yang baik dan berasal dari induk yang baik
 Siapkan potongan bambu, kemudian diisi dengan media tanah

Teknik Penyemaian Bibit

Bibit dari Biji:


 Biji salak yang telah direndam dan dicuci, masukkan kedalam kantong
plastik yang sudah dilubangi (karung goni basah), lalu diletakkan di tempat
teduh dan lembab sampai kecambah berumur 20-30 hari
 Satu bulan kemudian diberi pupuk Urea, TSP dan KCl, masing-masing 5
gram, tiap 2-3 minggu sekali
 Agar kelembabannya terjaga, lakukan penyiraman setiap hari.

2. Bibit dari Anakan dengan pesemaian bak kayu:


 Buat bak kayu dengan ukuran tinggi 25 cm, lebar dan panjang disesuaikan
dengan kebutuhan
 Diisi dengan tanah subur dan gembur setebal 15-20 cm
 Diatas tanah diiisi pasir setebal 5-10 cm
 Arah pesemaian Utara Selatan dan diberi naungan menghadap ke Timur
 Benih direndam dalam larutan hormon seperti Atonik selama 1 jam,
konsentrasi larutan 0,01-0,02 cc/liter air
 Tanam biji pada bak pesemaian dengan jarak 10 x 10 cm
 Arah biji dibenamkan dengan posisi tegak, miring/rebah dengan mata
tunas berada dibawah.

Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian :
Untuk pembibitan dari biji, media pembibitan adalah polybag dengan
ukuran 20 x 25 cm yang diisi dengan tanah campur pupuk kandang dengan
perbandingan 2:1. Setelah bibit atau kecambah berumur 20-30 hari baru bibit
dipindahkan ke polibag. Pembibitan dengan sistem anakan, bambu diletakkan
tepat di bawah anakan salak, kemudian disiram setiap hari. Setelah 1 bulan akar
telah tumbuh dan anakan dipisahkan dari induknya, kemudian ditanam dalam
polybag. Pupuk Urea, TSP, KCl diberikan 1 bulan sekali sebanyak 1 sendok teh.

Pemindahan Bibit : Untuk bibit dari biji, setelah bibit salak berumur 4 bulan baru
dipindahkan ke lahan pertanian. Untuk persemaian dari anakan, setelah 6 bulan
bibit baru bisa dipindahkan ke lapangan.

Teknik Penanaman

a. Pembuatan Lubang Tanam : Lubang tanam dibuat dengan ukuran 30 x 30 x 30


cm dengan jarak tanam 1 x 4 m; 2 x 2 m atau 1,5 x 2,5 m. Ukuran lubang dapat
juga dibuat 50 x 50 x 40 cm, dengan jarak antar 2 x 4 m atau 3 x 4 m. Setiap
lubang diberi pupuk kandang yang telah jadi sebanyak 10 kg.
b. Cara Penanaman : Biji ditanam langsung dalam lubang sebanyak 3- 4 biji per
lubang. Sebulan kemudian biji mulai tumbuh
c. Lain-lain : Untuk menghindari sinar matahari penuh, tanaman salak ditanam di
bawah tanaman peneduh seperti tanaman kelapa, durian, lamptoro dan
sebagainya. Apabila lahan masih belum ada tanaman peneduh, dapat ditanam
tanaman peneduh sementara seperti tanaman pisang. Jarak tanam pohon

peneduh disesuaikan menurut ukuran luas tajuk misalnya kelapa ditanam


dengan jarak 10 x 10 m, durian 12 x 12 m dan lamtoro 12 x 12 m.

Pemeliharaan Tanaman
1. Penjarangan dan Penyulaman : Untuk memperoleh buah yang berukuran
besar, maka bila tandan sudah mulai rapat perlu dilakukan penjarangan.
Biasanya penjarangan dilakukan pada bulan ke 4 atau ke 5. Penyulaman
dilakukan pada tanaman muda atau yang baru ditanam, tetapi mati atau
pertumbuhannya kurang bagus atau kerdil, atau misalnya terlalu banyak
tanaman betinanya. Untuk keperluan penyulaman kita perlu tanaman
cadangan (biasanya perlu disediakan 10%) dari jumlah keseluruhan, yang
seumur dengan tanaman lainnya. Awal musim hujan sangat tepat untuk
melakukan penyulaman. Tanaman cadangan dipindahkan dengan cara
putaran, yaitu mengikutsertakan sebagian tanah yang menutupi daerah
perakarannya. Sewaktu membongkar tanaman, bagian pangkal serta tanahnya
kita bungkus dengan plastik agar akar-akar di bagian dalam terlindung dari
kerusakan, dilakukan dengan hati-hati.
2. Penyiangan : Penyiangan adalah membuang dan memebersihan rumput-
rumput atau tanaman pengganggu lainnya yang tumbuh di kebun salak.
Tanaman pengganggu yang lazim di sebut gulma ini bila tidak diberantas akan
menjadi pesaing bagi tanaman salak dalam memperebutkan unsur hara dan
air. Penyiangan pertama dilakukan pada saat tanaman berumur 2 bulan
setelah bibit ditanam, penyiangan berikutnya dilakukan tiap 3 bulan sekali
sampai tanaman berumur setahun. Setelah itu penyiangan cukup dilakukan
setiap 6 bulan sekali atau 2 kali dalam satu tahun, dilakukan pada awal dan
akhir musim penghujan.

3. Pembubunan : Sambil melakukan penyiangan, dilakukan pula penggemburan


dan pembumbunan tanah ke pokok tanaman salak. Hal ini dilakukan untuk
menghemat ongkos kerja juga untuk efisiensi perawatan. Tanah yang
digemburkan dicangkul membentuk gundukan atau bumbunan yang berfungsi
untuk menguatkan akar dan batang tanaman salak pada tempatnya.
Bumbunan jangan sampai merusak parit yang ada.

4. Perempalan dan Pemangkasan : Daun-daun yang sudah tua dan tidak


bermanfaat harus dipangkas. Juga daun yang terlalu rimbun atau rusak
diserang hama. Tunas-tunas yang terlalu banyak harus dijarangkan, terutama
mendekati saat-saat tanaman berbuah (perempalan). Dengan pemangkasan,
rumpun tanaman salak tidak terlalu rimbun sehingga kebun yang lembab serta
pengap akibat sirkulasi udara yang kurang lancar diperbaiki. Pemangkasan
juga membantu penyebaran makanan agar tidak hanya ke daun atau bagian
vegetatif saja, melainkan juga ke bunga, buah atau bagian generatif secara
seimbang. Pemangkasan dilakukan setiap 2 bulan sekali, tetapi pada saat
mendekati masa berbunga atau berbuah pemangkasan kita lakukan lebih
sering, yaitu 1 bulan 1 kali.Apabila dalam rumpun salak terdapat beberapa
anakan, lakukanlah pengurangan anakan menjelang tanaman berbuah. Satu
rumpun salak cukup kita sisakan 1 atau 2 anakan. Jumlah anakan maksimal 3-
4 buah pada 1 rumpun. Bila lebih dari itu anakan akan mengganggu
produktivitas tanaman. Pemangkasan daun salak sebaiknya sampai pada
pangkal pelepahnya. Jangan hanya memotong setengah atau sebagian daun,

19
sebab bagian yang disisakan sebenarnya sudah tidak ada gunanya bagi
tanaman. Pemangkasan pada saat lewat panen harus tetap dilakuakan. Alat
pangkas sebaiknya menggunakan golok atau gergaji yang tajam.
Pemangkasan yang dilaksanakan pada waktu dan cara yang tepat akan
membantu tanaman tumbuh baik dan optimal.

5. Pemupukan : Semua bahan yang diberikan pada tanaman dengan tujuan


memberi tambahan unsur hara untuk memperbaiki pertumbuhan dan produksi
tanaman disebut pupuk. Ada pupuk yang diberikan melalui daerah perakaran
tanaman (pupuk akar). Pupuk yang diberikan dengan cara penyemprotan lewat
daun tanaman (pupuk daun). Jenis pupuk ada 2 macam: pupuk organik dan
anorganik. Pupuk organik adalah pupuk kandang, pupuk hijau, kompos, abu
tanaman, tepung darah dan sebagainya. Pupuk anorganik adalah: Ure, TSP,
Kcl, ZA, NPK Hidrasil, Gandasil, Super Fosfat, Bay folan, Green Zit, dan
sebagainya. Pupuk organik yang sering diberikan ke tanaman salak adalah
pupuk kandang. Umur tanaman :

 0-12 bulan (1 x sebulan): Pupuk kandang 1000 gram, Urea 5 gram, TSP
5 gram, KCl 5 gram.
 12-24 bulan (1 x 2 bulan): Urea 10 gram, TSP 10 gram, KCl 10 gram.
 24-36 bulan (1 x 3 bulan): Urea 15 gram, TSP 15 gram, KCl 15 gram.
 36dst (1 x 6 bulan): Urea 20 gram, TSP 20 gram, KCl 20 gram.

6. Pengairan dan Penyiraman : Air hujan adalah siraman alami bagi tanaman,
tetapi sulit untuk mengatur air hujan agar sesuai dengan yang dibutuhkan
tanaman. Air hujan sebagian besar akan hilang lewat penguapan, perkolasi
dan aliran permukaan. Sebagian kecil saja yang tertahan di daerah perakaran,
air yang tersisa ini sering tidak memenuhi kebutuhan tanaman. Dalam
budidaya salak, selama pertumbuhan, kebutuhan akan air harus tercukupi,
untuk itu kita perlu memberi air dengan waktu, cara dan jumlah yang sesuai.

Hama Dan Penyakit

Hama
 Kutu wol /putih (Cerataphis sp.) : Hama ini bersembunyi di sela-sela buah.
 Kumbang penggerek tunas (Omotemnus sp..)
 Kumbang penggerek batang : Menyerang ujung daun yang masih muda (paling
muda), kemudian akan masuk ke dalam batang. Hal ini tidak menyebabkan
kematian tanaman, tetapi akan tumbuh anakan yang banyak di dalam batang
tersebut. Pengendalian: dimatikan atau dengan cara meneteskan larutan
insektisida (Diazenon) dengan dosis 2 cc per liter pada ujung daun yang
terserang atau dengan cara menyemprot. Dalam hal ini diusahakan insektisida
dapat masuk ke dalam bekas lubang yang digerek. Memasukkan kawat yang
ujungnya lancip ke dalam lubang yang dibuat kumbang hingga mengenai
hama.
 Babi hutan, tupai, tikus dan luwak. Pengendalian:
a. Untuk memberantas babi hutan, dilaksanakan dengan penembakan khusus,
atau memagari kebun salak dengan salak-salak jantan yang rapat. Akan
lebih baik lagi kalau memagari kebun salak dengan kawat berduri;
b. Untuk memberantas Tikus, digunakan Zink phosphit, klerat dan lain-lain;
c. Untuk memberantas Luwak dan Tupai, dapat digunakan umpan buah pisang
yang dimasuki Furadan 3 G. Caranya: buah pisang dibelah, kurang lebih 0,5
gram Furadan dimasukkan ke dalamnya, kemudian buah pisang tersebut
dijahit dan dijadikan umpan.

Penyakit
 Penyakit yang sering menyerang salak adalah sebangsa cendawan putih,
Gejala: busuknya buah. Buah yang terserang penyakit ini kualitasnya jadi
menurun, karena warna kulit salak jadi tidak menarik. Pengendalian:
mengurangi kelembaban tanah, yaitu mengurangi pohon-pohon pelindung.
 Noda hitam : Penyebab: cendawan Pestalotia sp. Gejala: adanya bercak-
bercakhitam pada daun salak.
 Busuk merah (pink) : Penyebab: cendawan Corticium salmonicolor. Gejala:
adanya pembusukan pada buah dan batang. Pengendalian: tanaman yang
sakit dan daun yang terserang harus dipotong dan dibakar di tempat tertentu.

Gulma

Di beberapa tempat di Pulau Jawa, lahan salak dibangun di bekas


persawahan. Sehingga otomatis gulma yang merajai kebun adalah gulma-gulma
yang biasa terdapat di sawah. Karena lahan sawah yang biasa tergenang air
dikeringkan dan dibumbun tanahnya maka gulma yang mampu bertahan adalah
gulma berdaun sempit dan tumbuh menjalar yang sedikit sekali terdapat di sawah.
Gulma yang berbatang kurus tegak, berdaun panjang yang umumnya di
persawahan kurang mampu bertahan. Itulah sebabnya mengapa gulma di lahan
bekas persawahan relatif lebih sedikit. Pengendalian secara manual dengan
dikored atau dicangkul pun sudah memadai. Pemberantasan gulma secara kimia
di kebun-kebun salak belum lazim dilaksanakan. Untuk lahan yang tidak seberapa
luas, para petani masih menggunakan cara manual (mencabuti rumput-rumputan
dengan tangan, dikored atau dicangkul). Bila lahan salak cukup luas, serta baru
dibuka, gulma yang terdapat tentu banyak sekali dan sulit diberantas hanya
dengan cara manual. Untuk situasi seperti ini perlu menggunakan herbisida,
sebab biaya tenaga kerja relatif murah dan hasilnya lebih cepat. Reaksi bahan
kimia dalam membunuh tanaman liar juga sangat cepat. Herbisida memiliki
pengruh negatif, sebab racun yang dikandungnya dapat membahayakan mahluk
hidup lain termasuk ternak dan manusia. Herbisida yang akan digunakan perlu
sesuai dengan jenis gulma yang akan diberantas. Pilihan yang kurang tepat akan
memboroskan biaya. Gulma dari golongan rumput-rumputan dapat dibasmi
dengan herbisida Gramoxone, Gesapas, Basta atau Diuron. Dari golongan teki-
tekian dapat diberantas dengan Goal. Alang-alang dapat dibasmi dengan Round-
up. Sedangkan tanaman yang berdaun lebar dapat diatasi dengan Fernimine.
Ada juga herbisida yang dapat memberantas beberapa jenis gulma.

Panen
Mutu buah salak yang baik diperoleh bila pemanenan dilakukan pada
tingkat kemasakan yang baik. Buah salak yang belum masak, bila dipungut akan
terasa sepet dan tidak manis. Maka pemanenan dilakukan dengancara petik pilih,
disinilah letak kesukarannya. Jadi kita harus benar-benar tahu buah salak yang
sudah tua tetapi belum masak.
 Ciri dan Umur Panen : Buah salak dapat dipanen setelah matang benar di
pohon, biasanya berumur 6 bulan setelah bunga mekar (anthesis). Hal ditandai
oleh sisik yang telah jarang, warna kulit buah merah kehitaman atau kuning tua,
dan bulu-bulunya telah hilang. Ujung kulit buah (bagian buah yang meruncing)
terasa lunak bila ditekan. Tanda buah yang sudah tua, menurut sumber lain
adalah: warnanya mengkilat (klimis), bila dipetik mudah terlepas dari tangkai
buah dan beraroma salak.
 Cara Panen Cara memanen: karena buah salak masaknya tidak serempak,
maka dilakukan petik pilih. Yang perlu diperhatikan dalam pemetikan apakah
buah salak tersebut akan disimpan lama atau segera dimakan. Bila akan
disimpan lama pemetikan dilakukan pada saat buah salak tua (Jawa:
gemadung), jadi jangan terlalu tua dipohon. Buah salak yang masir tidak tahan
lama disimpan. Pemanenan buah dilakukan dengan cara memotong tangkai
tandannya.

 Periode Panen : Tanaman salak dalam masa panennya terdapat 4 musim:


a. Panen raya pada bulan Nopember, Desember dan Januari
b. Panen sedang pada bulan Mei, Juni dan Juli
c. Panen kecil pada bulan-bulan Pebruari, Maret dan April.
d. Masa kosong/istirahat pada bulan-bulan Agustus, September dan Oktober.
Bila pada bulan-bulan ini ada buah salak maka dinamakan buah slandren.
Prakiraan Produksi : Dalam budidaya tanaman salak, hasil yang dapat

dicapai dalam satu musim tanam adalah 15 ton per hektar.

Pasca Panen

Pengumpulan.
Gudang pengumpulan berfungsi sebagai tempat penerima buah salak yang
berasal dari petani atau kebun. Dalam gudang pengumpulan ini dilakukan: sortasi,
grading dan pengemasan.

Penyortiran dan Penggolongan.


Sortasi/pemilihan bertujuan untuk memilih buah yang baik, tidak cacat, dan
layak ekspor. uga bertujuan untuk membersihkan buah-buah dari berbagai bahan
yang tidak berguna seperti tangkai, ranting dan kotoran. Bahan-bahan tersebut
dipotong dengan pisau, sabit, gunting pangkas tajam tidak berkarat sehinga tidak
menimbulkan kerusakan pada buah.

TEKNIK PRODUKSI TANAMAN SEMANGKA

Buah semangka adalah merupakan buah segar yang sangat digemari oleh
semua golongan umur (orang dewasa / anak-anak) yang dapat dimakan langsung
(sering juga disebut buah meja). Buah semangka yang rasanya manis banyak
mengandung Vitamin C yang dibutuhkan oleh tubuh manusia dan juga semangka
banyak mengandung air sebagai pelepas dahaga. Disamping itu juga tanaman
semangka mudah diusahakan dengan umur yang pendek, mudah pemasarannya
dan tahan lama di simpan. Di propinsi Bali yang menjadi daerah sentra produksi
semangka adalah di kabupaten Jembrana, Kabupaten Tabanan, dan Kota
Denpasar.

No Kandungan Gizi Nilai Satuan

1 Kalori 28,00Kal

2 Protein 0,10 g

3 Lemak 0,20 g

4 Karbohidrat 7,20 g

5 Kalsium 6,00 mg

6 Fosfor 7,00 mg

7 Besi 0,20 mg

8 Vitamin A 50,20 Si

9 Vitamin B1 0,02 mg

10 Vitamin B2 0,03 mg

11 Vitamin C 7,00 mg

12 Niacin 0,20 g

13 Serat 0,50 g

14 Air 92,10 g

Varietas

Tanaman semangka banyak varietasnya terutama semangka Hibrida yang

banyak dikembangkan pada saat sekarang ini dengan ciri-ciri sebagai berikut :

Verietas
No Keterangan
Toto Setabindo Classic Orbit

1 Tipe Pertumbuhan Menjalar Menjalar Menjalar Menjalar

2 Panjang Tanaman 550 520 600 600

3 (cm) 0–600 0–600 0 – 1.000 0 – 1.000

4 Adaptasi (m dpl) Bulat Bulat Bulat Bulat


5 Bentuh Buah 22 x 22 24 x 22 24 x 23 24 x 23

6 Ukuran Buah (p x 5–7 5–8 5–8 5–8

7 d) cm 30 30 30 30

8 Berat Buah (kg) 65–70 65–70 65–70 65–70

9 Potensi Hasil 70 x 300 70 x 300 70 x 300 70 x 300

10 (ton/ha) 4.000 4.000 4.000 4.000

11 Umur Masak (hst) 250 250 250 250

12 Jarak Tanam (cm) Hijau terang Hijau Hijau Hijau

Populasi (tan/ha) bergaris bergaris bergaris bergaris

13 Kebutuhan benih/ha Kuning Merah

(gr) Merah Merah

Warna Daging

Buah

Warna Buah Muda

Syarat-Syarat Tumbuh

Tanaman semangka dapat tumbuh pada semua jenis tanah dengan syarat-
syarat sebagai berikut :

 Tanah gembur

 PH6–7

 Ketinggian 0 – 1.000 m dpl

 Tanaman yang baik pada Bulan April – Mei (kemarau)

Pengolahan Tanah

Sebaiknya tanah dioleh dengan cara dibajak / dicangkul sebaik mungkin,


dan dibuat bedengan dengan ukuran lebar 3 m dan panjang sesuai keadaan
tanah, jarak antar bedengan 40 cm. Tanaman semangka juga dapat ditanam
tanpa olah tanah (TOT) dengan penyemprotan memakai Herbisida, cukup
digemburkan lubang tanam dengan ukuran 40 x 40 x 20 cm, lubang dibiarkan
terbuka 2 – 3 hari.

Jarak Tanam/Penanaman
Tanaman semangka dapat ditanam dengan jarak tanam 70 x 300 cm atau
100 x 280 cm. Waktu tanam dilakukan pada akhir musim kemarau (Mei/Juni) atau
awal musim hujan (september/Oktober.Tanaman semangka ditanam dengan 2
sistem: tanam benih langsung (TBL) dengan jumlah biji/lubang 1 – 2 biji dan biji
disemai dahulu, setelah berumur 10 hari bibit dapat dipindah ke lapangan.

Perawatan Tanaman

Penyiraman
Tanaman semangka sangat membutuhkan air penyiraman/untuk
pertumbuhan tanaman. Penyiraman dapat dilakukan sebagai berikut :

 0 - 7 hari --> disiram setiap hari


 7 - 14 hari --> disiram 2 hari 1 x
 14 - 21 hari --> disiram 3 hari 1 x
 21 - 30 hari --> disiram 4 hari 1 x

Pemupukan
Pupuk yang digunakan untuk tanaman semangka antara lain : Pupuk
kandang, TSP, ZA dan KCl. Dosis pupuk dan waktu pemberiannya per hektar:

Nama Pupuk Pupuk Susulan ( Kg )

Pupuk Dasar (Kg) I II III IV V

Pupuk Kandang 12.000 - - - - -

29
TSP 350 50 200 - - -

ZA 150 50 150 150 200 100

KCl 130 20 100 - 50 -

Pemangkasan
Untuk mendapatkan buah yang besar dan produksi tinggi tanaman
semangka membutuhkan pemangkasan. Pemangkasan pertama dilakukan
setelah tanaman mulai bercabang, biasa tanaman semangka pada ruas pertama
bercabang sampai mencapai 4 cabang, peliharalah 1 – 2 cabang yang benar-
benar sehat sedang cabang yang kurang sehat agar dibuang, dan selanjutnya
pemangkasan dilanjutkan dengan membuang cabang-cabang yang tumbuh pada
tunas utama yang dipelihara hingga menjelang keluarnya putik buah yang
pertama, untuk mendapatkan kualitas buah yang baik usahakan buah pertama
dibuang, pelihara buah kedua dan ketiga.

Pengendalian Hama / Penyakit


 Biasanya hama yang sering menyerang tanaman semangka (yang
diserang daun) yaitu hama kumbang Caccinelid ( Sinharmonia Octamaculta )
atau bahasa daerahnya disebut Koronang, binatangnya kecil berwarna merah
kekuningan, kadang bulat berbintik hitam. Pengendalian dengan penyemprotan
menggunakan Insektisida Sevin 85 S, Dursban, Bayrusil dengan dosis 2
CC/Liter air.
 Penyakit yang menyerang tanaman semangka biasanya
jenis cendawan
: antara lain :
 Fusarium Wit : Maneb 80%, Difolatan 80%, Dilsene M 74%

 Anthracuose : Propined 70%, Mancozeb 80%, Dithane M-45

 Powdery Mildew : Karathane 37,4%; Benlate50%,Marestan 25%

Panen
Tanaman semangka sudah dapat dipanen pada umur 60 – 70 hari setelah
tanam. Pada tahun 2001 luas panen semangga di propinsi Bali sekitar 1.068 ha,
dengan produksi total 33.246,9 ton. Rata-rata produktivitas 311,30 kw/ha. Tanda-
tanda buah sudah tua / masak sebagai berikut :

1. Buah dipukul dengan tangan bunyinya berat


2. Tangkai buah berubah coklat
3. Kulit buah di bawah putih berubah menjadi kuning
4. Saluran yang berada pada ketiak daun pada tangkai buah sudah mengering.
TEKNIK PRODUKSI TANAMAN MANGGIS

Buah manggis selain rasanya segar juga manis. Buah manggis juga
bermanfaat, terutama bagian kulitnya untuk kesehatan. Selain itu juga dapat
menambah ketahanan ekonomi keluarga, untuk itu perlu dibudidayakan.

SEJARAH SINGKAT MANGGIS


Manggis merupakan tanaman buah berupa pohon yg berasal dari hutan
tropis yg teduh di kawasan Asia Tenggara, yaitu hutan belantara Malaysia atau
Indonesia. Dari Asia Tenggara, tanaman ini menyebar ke daerah Amerika Tengah
dan daerah tropis lainnya seperti Srilanka, Malagasi, Karibia, Hawaii dan Australia
Utara. Di Indonesia manggis disebut dengan berbagai macam nama lokal seperti
manggu (Jawa Barat), Manggus (Lampung), Manggusto (Sulawesi Utara),
Manggista (Sumatera Barat).

JENIS TANAMAN MANGGIS


Klasifikasi botani pohon manggis adalah sebagai berikut:

Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Keluarga : Guttiferae
Genus : Garcinia
Spesies : Garcinia mangostana L

Balai Penelitian Pohon Buah-buahan Solok merekomendasikan tiga klon


manggis, yaitu:

a. Kelompok besar: panjang daun>20 cm; lebar>10 cm; ketebalan kulit buah>9
mm; diameter buah>6,5 cm; berat buah>140 gram; buah tiap tandan 1 butir.
b. Kelompok sedang: panjang daun 17-20 cm; lebar 8,5-10 cm; ketebalan kulit
buah 6-9 mm; diameter buah 5,5-6,5 cm; berat buah 70-140 gram; buah tiap
tandan 1-2 butir.
d. Kelompok kecil: panjang daun<17 cm; lebar<8,5 cm; ketebalan kulit buah<6
mm; diameter buah<5,5, cm; berat buah<70 gram; buah tiap tandan>2 butir.

MANFAAT TANAMAN MANGGIS


Buah manggis dapat disajikan dlm bentuk segar, sebagai buah kaleng,
dibuat sirop/sari buah. Secara tradisional buah manggis adalah obat sariawan,
wasir dan luka. Kulit buah dimanfaatkan sebagai pewarna termasuk utk tekstil dan
air rebusannya dimanfaatkan sebagai obat tradisional. Batang pohon dipakai
sebagai bahan bangunan, kayu bakar/ kerajinan.

SENTRA PENANAMAN MANGGIS


Pusat penanaman pohon manggis adalah Kalimantan Timur, Kalimantan
Tengah, Jawa Barat (Jasinga, Ciamis, Wanayasa), Sumatera Barat, Sumatera
Utara, Riau, Jawa Timur dan Sulawesi Utara.
SYARAT TUMBUH MANGGIS

1. Iklim
Dalam budidaya manggis, angin berperan dlm penyerbukan bunga untuk
tumbuhnya buah. Angin yg baik tidak terlalu kencang. Daerah yg cocok untuk
budidaya manggis adalah daerah yg memiliki curah hujan tahunan 1.500–2.500
mm/tahun dan merata sepanjang tahun. Temperatur udara yg ideal berada pada
kisaran 22-32°C.

2. Media Tanam
Tanah yg paling baik untuk budidaya manggis adalah tanah yg subur,
gembur, mengandung bahan organik. Derajat keasaman tanah (pH tanah) ideal
untuk budidaya tanaman manggis adalah 5–7. Untuk pertumbuhan tanaman
manggis memerlukan daerah dengan drainase baik dan tidak tergenang serta air
tanah berada pada kedalaman 50–200 m

3. Ketinggian Tempat
Pohon manggis dapat tumbuh di daerah dataran rendah sampai di
ketinggian di bawah 1.000 m dpl. Pertumbuhan terbaik dicapai pada daerah
dengan ketinggian di bawah 500-600 m dpl.

PEDOMAN BUDIDAYA MANGGIS

1. Pembibitan Manggis
Pohon manggis dapat diperbanyak dengan biji/bibit hasil penyambungan
pucuk dan susuan. Pohon yg ditanam dari biji baru berbunga pada umur 10-15
tahun sedangkan yg ditanam dari bibit hasil sambungan dapat berbunga pada
umur 5-7 tahun.

2. Persyaratan Benih
Perbanyakan dengan biji untuk batang bawah diambil dari buah tua yg
berisi 5-6 segmen daging buah dengan 1-2 segmen yg berbiji, tidak rusak,
beratnya minimal satu gram dan daya kecambah sedikitnya 75%. Buah diambil
dari pohon yg berumur sedikitnya 10 tahun. Untuk pembuatan bibit dengan cara
sambungan diperlukan batang bawah dan pucuk (entres) yg sehat. Batang bawah
adalah bibit dari biji berumur lebih dari dua tahun dengan diameter batang 0.5 cm
dan kulitnya berwarna hijau kecoklatan.

3. Penyiapan Benih
Untuk menghilangkan daging buah, rendam buah dlm air bersih selama 1
minggu (dua hari sekali air diganti) sehingga lendir dan jamur terbuang. Biji akan
mengelupas dengan sendirinya dan biji dicuci sampai bersih. Celupkan biji
kedalam fungisida Benlate dengan konsentrasi 3 g/L selama 2-5 menit.
Keringanginkan biji di tempat teduh selama beberapa hari sampai kadar airnya
12-14%.
Pucuk untuk sambungan berupa pucuk (satu buku) yg masih berdaun
muda berasal dari pohon induk yg unggul dan sehat. Dua minggu sebelum
penyambungan bagian bidang sayatan batang bawah dan pucuk diolesi zat
pengatur tumbuh Adenin/Kinetin dengan konsentrasi 500 ppm utk lebih memacu
pertumbuhan.

4. Teknik Penyemaian Benih


Perbanyakan dengan biji dlm bedengan dibuat dengan ukuran lebar 100-
120 cm dengan jarak antar bedengan 60-100 cm. Tanah diolah kedalam 30 cm,
kemudian campurkan pasir, tanah dan bahan organik halus (3:2:1) dengan
merata. Persemaian diberi atap jerami/daun kelapa dengan ketinggian sisi Timur
150-175 cm dan sisi Barat 10-125 cm. Benih ditanam di dlm lubang tanam
berukuran 10 x 10 cm dengan jarak tanam 3 x 3 cm dan jarak antar baris 5 cm
pada kedalaman 0,5-1,0 cm. Tutup benih dengan tanah dan selanjutnya
bedengan ditutup dengan karung goni basah atau jerami setebal 3 cm.
Persemaian disiram 1-2 kali sehari, diberi pupuk urea dan SP-36 masing-masing
2 g/tanaman setiap bulan. Setelah berumur 1 tahun, bibit dipindahkan ke dlm
polybag ukuran 20 x 30 cm berisi campuran tanah dan kompos/pupuk kandang
(1:1). Bibit ini dipelihara sampai berumur 2 tahun dan siap ditanam
dilapangan/dijadikan batang bawah pada penyambungan.
Penyemaian dan pembibitan di dlm polybag berukuran 20 x 30 cm.
Satu/dua benih disemai di dlm polybag 20 x 30 cm yg dasarnya dilubangi kecil-
kecil pada kedalaman 0.5-1.0 cm. Media tanam berupa campuran tanah halus,
kompos/pupuk kandang halus dan pasir (1:1:1). Simpan polybag di bedengan yg
sisinya dilingkari papan/bilah bambu agar polybag tidak roboh. Persemaian
disiram 1-2 hari sekali dan diberi urea & SP-36 sebanyak 2-3 g/tanaman setiap
bulan. Bibit ini dipelihara sampai berumur 2 tahun dan siap ditanam di lapangan
atau dijadikan batang bawah pada penyambungan.

5. Perbanyakan dengan penyambungan pucuk :


Adapun cara penyambungan pucuk adalah sebagai berikut:
 Potong bahan bawah setinggi 15-25 cm dari pangkal leher lalu buat celah
di ujung batang sepanjang 3-5 cm.
 Runcingkan pangkal batang atas sepanjang 3-5 cm.
 Selipkan bagian runcing batang atas (pucuk) ke dlm celah batang bawah.
 Balut bidang pertautan batang bawah & atas dengan tali rafia. Pembalutan
dimulai dari atas, lalu ikat ujung balutan dengan kuat.
 Tutupi hasil sambungan dengan kantung plastik transparan & simpan di
tempat teduh. Setelah 2-3 minggu penutup dibuka & bibit dibiarkan tumbuh
selama 3-4 minggu. Balutan dapat dilepas setelah berumur 3 bulan yaitu
pada saat bibit telah bertunas. Setelah berumur 6 bulan bibit siap
dipindahtanamkan ke kebun.
 Selama penyambungan siram bibit secara rutin dan siangi gulma.
 Perbanyakan dengan penyambungan susuan.

Adapun cara penyambungan susuan adalah sebagai berikut:


 Pilih pohon induk yg produktif sebagai batang atas.
 Siapkan batang bawah di dlm polibag dan letakan di atas tempat yg lebih
tinggi daripada pohon induk manggis.
 Pilih satu cabang (entres) dari pohon induk utk bahan cabang atas.
Diameter cabang lebih kecil atau sama dengan batang bawah.
 Sayat batang bawah dengan kayunya kira-kira 1/3-1/2 diameter batang
sepanjang 5-8 cm.
 Sayat pula cabang entres dengan cara yg sama.
 Satukan bidang sayatan kedua batang dan balut dengan tali rafia.
 Biarkan bibit susuan selama 5 - 6 bulan.
 Pelihara pohon induk dan batang bawah di dlm polibag dengan intensif.
 Susuan berhasil jika tumbuh tunas muda pada pucuk batang atas (entres)
dan ada pembengkakan (kalus) di tempat ikatan tali.
 Bibit susuan yg baru dipotong segera disimpan di tempat teduh dengan
penyinaran 30% selama 3-6 bulan sampai tumbuh tunas baru. Pada saat
ini bibit siap dipindahtanamkan.[bibit manggis]

6. Pengolahan Media Tanam Manggis

Persiapan
Penetapan areal untuk perkebunan manggis harus memperhatikan faktor
kemudahan transportasi dan sumber air.

Pembukaan Lahan
Membongkar tanaman yg tidak diperlukan dan mematikan alang-alang
serta menghilangkan rumput-rumput liar dan perdu dari areal tanam. Membajak
tanah utk menghilangkan bongkahan tanah yg terlalu besar. Pengaturan Jarak
Tanam : Pada tanah yg kurang subur, jarak tanam dirapatkan sedangkan pada
tanah subur, jarak tanam lebih renggang. Jarak tanam standar adalah 10 m dan
diatur dengan cara:

 segi tiga sama kaki.


 diagonal.
 bujur sangkar (segi empat).

Pemupukan Manggis

Bibit ditanam di musim hujan kecuali di daerah yg beririgasi sepanjang


tahun. Sebelum tanam taburkan campuran 500 gram ZA, 250 gram SP-36 & 200
gram KCl ke dlm lubang tanam dan tutup dengan tanah.[pengolahan media
tanam manggis]

Teknik Penanaman Manggis

1) Pembuatan Lubang Tanam


Buat lubang tanam ukuran 50 x 50 cm sedalam 25 cm & tempatkan tanah
galian tanah di satu sisi. Perdalam lubang tanam sampai 50 cm dan tempatkan
tanah galian di sisi lain. Keringanginkan lubang tanam 15-30 hari sebelum tanam.
Kemudian masukkan tanah bagian dlm (galian ke dua) dan masukkan kembali
lapisan tanah atas yg telah dicampur 20-30 kg pupuk kandang. Jarak antar
lubang 8 x 10 m atau 10 x 10 m dihitung dari titik tengah lubang. Untuk lahan
berlereng perlu dibuat teras, tanggul dan saluran drainase untuk mencegah erosi.

2) Cara Penanaman
Dengan jarak tanam 10x 10 m atau 8 x 10 m diperlukan 100-125 bibit per
hektar.
Cara menanam bibit yg benar adalah sebagai berikut:

 Siram bibit di dlm polybag dengan air sampai polibag dapat dilepaskan
dengan mudah.
 Buang sebagian akar yg terlalu panjang dengan pisau/gunting tajam.
 Masukkan bibit manggis ke tengah-tengah lubang tanam, timbun dengan
tanah sampai batas akar & padatkan tanah perlahan-lahan.
 Siram sampai tanah cukup lembab.
 Beri naungan yg terbuat dari tiang-tiang bambu beratap jerami. Jika sudah
ada pepohonan di sekitarnya, pohon-pohon ini bisa berfungsi sebagai
pelindung alami. Pohon pelindung harus bersifat alami dan mengubah iklim
mikro, misalnya tanaman Albisia dan Lamtoro

Pemeliharaan Tanaman

1) Penyiangan
Lakukan penyiangan secara kontinyu dan sebaiknya dilakukan bersamaan
dengan pemupukan dan penggemburan yaitu dua kali dlm setahun.

2) Perempalan/Pemangkasan
Ranting-ranting yg tumbuh kembar dan sudah tidak berbuah perlu
dipangkas untuk mencegah serangan hama dan penyakit. Gunakan gunting
pangkas yg bersih dan tajam untuk menghindari infeksi dan lapisi bekas
pangkasan dengan ter.

3) Pemupukan Manggis
Jenis dan dosis pemupukan anjuran adalah:

 Pohon berumur 6 bulan dipupuk campuran urea, SP-36 & KCl (3:2:1)
sebanyak 200-250 gram/pohon.
 Pohon berumur 1-3 tahun dipupuk campuran 400-500 gram Urea, 650-700
gram SP-36 & 900-1000 gram KCl (3:1:2) yg diberikan dlm dua sampai tiga
kali.
 Pohon berumur 4 tahun dan seterusnya dipupuk campuran urea, SP-36dan
KCl (1:4:3) sebanyak 3-6 kg.pohon ditambah 40 kg/pohon pupuk kandang.
Pupuk ditaburkan di dlm larikan/di dlm lubang-lubang di sekeliling batang
dengan diameter sejauh ukuran tajuk pohon. dlm larikan & lubang sekitar
10-20 cm sedangkan jarak antar lubang sekitar 100-150 cm.

Pengairan dan Penyiraman


Tanaman yg berumur di bawah lima tahun memerlukan ketersediaan air yg
cukup dan terus menerus sehingga harus disiram satu sampai dua hari sekali.
Sedangkan pada pohon manggis yg berumur lebih dari lima tahun, frekuensi
penyiraman berangsur-angsur dapat dikurangi. Penyiraman dilakukan pagi hari
dengan cara menggenangi saluran irigasi atau disiram.

Pemberian Mulsa
Mulsa jerami dihamparkan setebal 3-5 cm menutupi tanah di sekeliling
batang yg masih kecil utk menekan gulma, menjaga kelembaban & aerasi &
mengurangi penguapan air.[cara memelihara manggis]
HAMA DAN PENYAKIT MANGGIS

Hama

Ulat bulu

Hama ini melubangi daun.


Pengendalian:

(1) menjaga sanitasi lingkungan & pemeliharaan tanaman yg baik;


(2) penyemprotan insektisida Bayrusil 250 EC/Cymbush 50 EC dengan
konsentrasi 0.1-0.2 %.

Penyakit

1. Bercak daun

Penyebab: jamur Pestalotia sp., Gloesporium sp. & Helminthosporium sp.


Gejala: bercak pada daun yg tidak beraturan berwarna abu-abu pada pusatnya
(Pestalotia sp.), coklat (Helminthosporium sp.) & hitam pada sisi atas & bawah
daun (Gloesporium sp.).
Pengendalian: mengurangi kelembaban yg berasal dari tanaman pelindung,
memotong bagian yg terserang dan menyemprotkan fungisida Bayfidan 250
EC/Baycolar 300 EC dengan konsentrasi 0.1-0.2 %.

2. Jamur upas

Penyebab: Corticium salmonicolor Berk.et Br.


Gejala: cabang/ranting mati karena jaringan kulit mengering.
Pengendalian: memotong cabang/ranting, mengerok kulit dan kayu yg terserang
parah dan mengolesi bagian yg dipotong dengan cat, atau disemprot dengan
Derosal 60 WP 0.1-0.2 %.

3. Hawar benang

Penyebab: jamur Marasmius scandens Mass Dennis et Reid.

Gejala: miselium jamur tumbuh pada permukaan cabang & ranting membentuk
benang putih yg dapat meluas sampai menutupi permukaan bawah daun.
Pengendalian: menjaga kebersihan dan memangkas daun yg terserang.

4. Kanker batang

Penyebab: jamur Botryophaerisa ribis.

Gejala: warna kulit batang & cabang berubah & mengeluarkan getah.

Pengendalian:
perbaikan drainase, menjaga kebersihan kebun, pemotongan tanaman yg sakit;
penyemprotan fungisida Benlate utk kanker batang, Cobox atau Cupravit bagi
penyakit lainnya.
5. Hawar rambut

Penyebab: jamur Marasmius equicrinis Mull.

Gejala: permukaan tanaman manggis ditutupi bentuk serupa benang berwarna

coklat tua kehitaman mirip ekor kuda.

Pengendalian: sama dengan kanker batang.

6. Busuk buah

Penyebab: jamur Botryodiplodia theobromae Penz.


Gejala: diawali dengan dengan membusuknya pangkal buah & meluas ke seluruh
bagian buah sehingga kulit buah menjadi suram. Pengendalian: sama dengan
kanker batang.

7. Busuk akar

Penyebab: jamur Fomes noxious Corner.

Gejala: akar busuk & berwarna coklat.

Pengendalian: sama dengan kanker batang. [hama dan penyakit tanaman


manggis]

PANEN

Ciri Ciri Umur Panen Manggis

Tingkat kematangan sangat berpengaruh terhadap mutu & daya simpan manggis.
Buah dipanen setelah berumur 104 hari sejak bunga mekar (SBM). Umur panen
dan ciri fisik manggis siap panen dapat dilihat berikut ini :
 Panen 104 hari: warna kulit hijau bintik ungu; berat 80-130 gram; diameter
55-60 mm.
 Panen 106 hari: warna kulit ungu merah 10-25%; berat 80-130 gram;
diameter 55- 60 mm.
 Panen 108 hari: warna kulit ungu merah 25-50%; berat 80-130 gram;
diameter 55- 60 mm.
 Panen 110 hari: warna kulit ungu merah 50-75%; berat 80-130 gram;
diameter 55- 60 mm.
 Panen 114 hari: warna kulit ungu merah; berat 80-130 gram; diameter 55-
65 mm.
 Untuk konsumsi lokal, buah dipetik pada umur 114 SBM sedangkan utk
ekspor pada umur 104-108 SBM.

Cara Panen
Pemanenan dilakukan dengan cara memetik/memotong pangkal tangkai
buah dengan alat bantu pisau tajam. Untuk mencapai buah di tempat yg tinggi
dapat digunakan tangga bertingkat dari kayu/galah yg dilengkapi pisau dan
keranjang di ujungnya. Pemanjatan seringkali diperlukan karena manggis adalah
pohon hutan yg umurnya dapat lebih dari 25 tahun.

8.3. Periode Panen

Pohon manggis di Indonesia dipanen pada bulan November sampai Maret tahun
berikutnya.

Perkiraan Produksi
Produksi panen pertama hanya 5-10 buah/pohon, kedua rata-rata 30
buah/pohon selanjutnya 600-1.000 buah/pohon sesuai dengan umur pohon. Pada
puncak produksi, tanaman yg dipelihara intensif dapat menghasilkan 3.000
buah/pohon dengan rata-rata 2.000 buah/pohon. Produksi satu hektar (100
tanaman) dapat mencapai 200.000 butir atau sekitar 20 ton buah

PASCAPANEN

 Pengumpulan : Buah dikumpulkan di dlm wadah & ditempatkan di lokasi yg


teduh & nyaman.
 Penyortiran dan Penggolongan : Tempatkan buah yg baik dengan yg rusak &
yg busuk dlm wadah yg berbeda. Lakukan penyortiran berdasarkan ukuran
buah hasil pengelompokan dari Balai Penelitian Pohon Buah-buahan Solok
yaitu besar, sedang dan kecil.
 Penyimpanan : Pada ruangan dengan temperatur 4-6 derajat C buah dapat
tetap segar selama 40 hari sedangkan pada 9-12 derajat C tahan sampai 33
hari.

DAFTAR PUSTAKA

Anonimous. 2002. Shadehouse Construction. Shelterword. com/merchant2/


merchant.mvc. [3 Mei 2008].
Barus, A. 1981. Percobaan Pembiakan Vegetatif pada Tanaman Durian (Durio
Zibertinus, Murr). Thesis. Jurusan Hortikultura, Fakultas Pertanian USU.
Benyamin, T.J.E. 1982. Tree Fruit Production. AVI Publishing Company Inc.
USA.
Bio Cert. 2004. Pertanian Organik. Artikel. Bio Cert. Jakarta. 5 halaman.
Cohen, A. 1976. Citrus Fertilization. International Potash Institute. Switzerland
Deptan. 2004. Defisiensi Unsur Hara (Jeruk). Direktorat Tanaman Buah.
Departemen Pertanian Gedung Johor, Medan 9.
Edmond, J. B., T. L. Senn, F. S. Andrew dan R. G. Halfacre. 1987. Fundamental
of Horticultura. Tata Mc Graw-Hill Publ. Co. Ltd. New Delhi.
Fitler, A. H. dan R. K. M. Hay. 1981. Environmental Physiology of Plant.
Academic Press, Inc. London.
Halfacre, R. G. dan Barden, J. A. 1979. Horticulture. Mc Graw- Hill Book
Company, New York.
Hill, R. H. H., T. H. Lee., D. Graham., W. B. Mc Glosson dan E. G. Hall. 1991.
Postharvest. New South Wales University Press Limited, Australia.
Mahlstede, J. P. dan E. S. Haber. 1982. Plant Propagation. John Wiley & Sons,
Inc., New York.
Manuoto, S. dan Y. K. Wagiono. 1998. Prospek Pengembangan Buah-Buahan
dalam Negeri Ditinjau dari Aspek Agronomis. Makalah Seminar Nasional
Pengembangan Buah-Buahan Sumatera Utara dalam Menghadapi Era
Globalisasi. UMI, Medan. 26 halaman

Nusmawarheni, S., D. Prihatini dan E. P. Pohan. 1990. Mengenal Buah Unggul


Indonesia. Penebar Swadaya, Jakarta.
Prawoto, A., I. Surono dan D. Setyorini. 2005. Panduan Budidaya Tanaman
Pangan Organik. Bio Cert, Jakarta.
Rai, I. N., R. Poerwanto. 2008. Memproduksi Buah di Luar Musim. Pernerbit Andi,
Yogyakarta. ISBN:978-979-29-0638-7.
Rai, I. N. 2010. Penerapan Teknologi aan Manajemen Produksi Ramah
Lingkungan dalam Pengembangan dan Peningkatan Kualitas Produk
Hortikultura Indonesia. Orasi Ilmiah Pada Pengukuhan Jabatan Guru Besar
Tetap dalam Bidang Ilmu Agronomi Fakultas Pertanian Universitas
Udayana. Rapat Senat Terbuka Universitas Udayana, 20 Maret 2010

Saragih, B. 1998. Tantangan dan Strategi Pengembangan Agribisnis Buah-


Buahan Sumatera Utara Menghadapi Perdagangan Bebas. Makala

Seminar Nasional Pengembangan Buah–Buahan Sumatera Utara dalam


Menghadapi Era-globalisasi. UMI. Medan. 7 halaman.

Susanto, S. 2001. Optimasi Potensi Tanaman dalam Budidaya Hidroponik. Modul


Pelatihan Aplikasi Teknologi Hidroponik untuk Pengembangan Agribisnis
Perkotaan. Bogor, 1-12 Oktober 2001. Pusat Pengkajian dan penerapan
Ilmu Teknik untuk Pertanian Tropika (CREATA) Lembaga Penelitian IPB
bekerjasama dengan Direktorat Pembinaan Sarana Akademis, Dirjen Dikti,
Depdiknas.

Susilo, A. D. 2009. Petani Hortikultura Ketinggalan Teknologi. http://www.


sinarharapan.co.id/berita/0904/24/eko-02.html. [18 Pebruari 2010).

Syamtohana, H. 2001. Manajemen Agribisnis Hidroponik. Modul Pelatihan


Aplikasi Teknologi Hidroponik untuk Pengembangan Agribisnis Perkotaan.
Bogor, 1-12 Oktober 2001. Pusat Pengkajian dan penerapan Ilmu Teknik
untuk Pertanian Tropika (CREATA) Lembaga Penelitian IPB bekerjasama
dengan Direktorat Pembinaan Sarana Akademis, Dirjen Dikti, Depdiknas.

Widodo, W. D. 1995. Pemangkasan Pohon Buah-Buahan. Penebar Swadaya,


Jakarta

Wibowo, A.S. 2002. Greenhouse Alternatif Budidaya Tanaman Secara Modern.


PT. Tanindo Subur Prima. Surabaya.

Wilins, M. B. 1989. Physiology of Plant Growth and Development. Mc Graw-Hill


Publishing Company Limited, New York.
48

Anda mungkin juga menyukai