Anda di halaman 1dari 26

POLA TANAM PETANI

Agroklimatologi dan Pola Tanam


Acara ke 3
PEMBAHASAN POLA TANAM
• Pola tanam adalah menyusun jenis dan tata letak tanaman
• Di bagi menjadi 2, yaitu : 1. Tunggal = Monokultur
2. Ganda = Polikultur
1. Campuran (jarak tidak teratur)
2. Intercropping
3. Beruntun atau bergilir (Sequential planting)
4. Sisispan (Relay cropping)
5. Berlorong (Alley cropping)
6. Bertingkat (Multistorey cropping)
• Faktor penentu pola tanam : agroklimat, tanah, tanaman, hama
penyakit, teknik budidaya, sosial ekonomi.
Pola Tanam Monokultur
Pola tanam Tumpangsari
Po l a
ba r
Gam angsari
Alur

u mp
T Tan.Pagar

Tan. Sela

Tan.Pokok

Tan.Pengisi

Sungai/ lembah sbg


acuan kontur

Tan.sela
Ruang untuk Tan.Pertanian ?

Tan. pengisi Jati


Macam dan Bentuk Intercropping
(Tumpangsari)

1. Relay cropping
2. Alley cropping
3. Agroforestry
4. Multistrata cropping
5. Strip Cropping
6. Sistem Surjan
RELAY CROPPING
• Penanaman 2 tanaman atau lebih dimana tanaman yang
kedua ditanam saat tanaman pertama telah melewati fase
vegetatif atau pada fase generatif.
ALLEY CROPPING
• Penanaman tanaman tumpangsari yang berupa tanaman
pohon legume (lamtorogung/ Leucaena leucocephala) pada
kedua sisi tanaman pokok, sehingga terbentuk seperti
pagar atau lorong.
AGROFORESTRY
• Pripsipnya sama dengan Alleycropping bedanya hanya
tanaman tahunannya adalah tanaman hutan seperti jati,
pinus, damar.
MULTISTOREY CROPPING
• Penanaman tumpangsari berbagai tanaman dengan
ketinggian berbeda
LAJUR BERJALUR (STRIP CROPPING)
adalah suatu sistem bercocok tanam yang
beberapa jenis tanaman ditanam dalam strip
yang berselang-seling. Jalur-jalur tanaman
tersebut dibuat mengikuti arah lereng
dengan lebar disesuaikan dengan besar
kecilnya lereng (makin besar lereng, makin
sempit jalur).
Pola tanam ini sekaligus juga dapat berfungsi
sebagai penahan erosi.
Beruntun atau bergilir (Sequential planting)
Yaitu dua tanaman atau lebih ditanam pada waktu yang
terpisah pada lahan yang sama, sehingga tanaman yang kedua
baru ditanam setelah tanaman pertama habis dipanen.
SISTEM SURJAN
• Sistem tumpangsari didaerah banyak air dg meninggikan
sebagian lahan. Lahan yang tinggi ditanami tanaman
semusim atau tanaman tahunan, sedangkan bagian yg
bawah ditanami tan. Padi.
KELEBIHAN POLA TANAM GANDA
a. Produktivitas lahan lebih tinggi (pemanfaatan lahan/waktu lebih
intensif)
b. Pemanfaatan masukan-masukan yang lebih efektif dan efesien
(benih, pupuk, obat-obatan)
c. Dapat mengurangi laju erosi tanah
d. Mengurangi serangan hama penyakit dan gulma
e. Mengurangi resiko kegagalan, sehingga dapat meningkatkan
pendapatan petani
f. Penutupan tanah oleh tanaman yang lebih intensif sepanjang
tahun.
KELEMAHAN POLA TANAM GANDA
• Mekanisasi sulit dilaksanakan
• Beberapa hama (tikus) dan penyakit meningkat,
karena beragam jenis tanaman
• Kualitas maupun kuantitas produksi per komoditi
cenderung menurun, karena persaingan lebih keras
apalagi kalau tidak disertai dengan masukan-
masukan yang memadai.
Pola Tanam Tanaman Semusim
– Penentuan bulan basah dan bulan kering
menurut Oldeman bisanya digunakan untuk
menentukan pola tanam tanaman semusim di
Indonesia
– Menurut Oldeman digolongkan bulan basah, jika
jumlah curah hujan > 200 mm/bulan, dan
digolongkan bulan kering jika < 100 mm/bulan
– Pola tanam : rotasi tanaman, tumpanggilir,
tumpangsari, tanaman sela
Pola Tanam Tanaman tahunan
– Penentuan bulan basah dan bulan kering
menurut Schmidt-Ferguson biasanya digunakan
untuk menentukan pola tanam tanaman tahunan
di Indonesia
– Menurut Schmidt-Ferguson digolongkan bulan
basah, jika jumlah curah hujan lebih besar dari
100 mm/bulan, dan digolongkan bulan kering jika
kurang dari 60 mm/bulan
JARAK TANAM

• Pengaturan jarak tanam


– Baris tunggal (single row)
– Baris rangkap (double row)
– Bujur sangkar (on the square)
– Sama segala penjuru (equidistant), atau hexagonal
Segi empat Sama segala penjuru

Jarak tanam ganda Empat persegi


A
30 cm

75 cm

B
60 cm

30 cm 60 cm

Dua contoh pengaturan jarak tanam


A = baris tunggal, B = baris ganda
SINGLE ROW DOUBLE ROW

LEGOWO 4 SORJAN
Perhitungan populasi
luas lahan
Populasi = 
luas areal yang ditempati satu individu

luas lahan
Segi Empat = 
jarak dlm baris x jarak antar baris

luas lahan
Sama Segala Arah = 
alas x tinggi
Segiempat dan Equidistant

10.000
Populasi = = 100
10 x 10

10.000
Populasi = = 116
10 x 8,66
Single dan Double Row

10.000
Populasi = = 80.000
0,25x0,50

10.000
Populasi = ( ) x 2 = 125.000
0,25x0,70
KENDALA BUDIDAYA LAHAN SAWAH DAN KERING
Lahan Sawah Lahan Kering
a. Kesuburan tanah rendah a. Kesuburan tanah sangat
sampai sedang rendah sampai tergolong
rendah
b. Kandungan bahan organik
rendah b. Kandungan bahan organik
sangat rendah
c. Drainase jelek pada musim
hujan, dan tanah kering dan c. Ketersediaan air rendah
retak padamusim kemarau
d. Erosi tanah tinggi
d. Kadar garam tinggi akibat
tsunami e. Gangguan hama dan
penyakit
e. Gangguan hama dan
penyakit f. Kultur teknik lainnya

f. Kultur teknik lainnya


PENENTUAN JARAK TANAM
Faktor yang mempengaruhi penentuan jarak tanam:
 Tingkat kesuburan tanah
Pada tanah yang subur, jarak tanam biasanya lebih besar jika di bandingkan pada
tanah yang kurang subur.

 Jenis tanaman
Jenis tanaman yang berktajuk lebar di tanam dengan jarak yang lebih besar di
bandingkan dengan bertajuk kecil

 Tingkat kemiringan lahan.


Sedangkan pada tanah dengan topografi berbukit miring, biasanya jarak tanaman
lebih besar karena harus mengikuti arah garis kontour.

Anda mungkin juga menyukai