u mp
T Tan.Pagar
Tan. Sela
Tan.Pokok
Tan.Pengisi
Tan.sela
Ruang untuk Tan.Pertanian ?
1. Relay cropping
2. Alley cropping
3. Agroforestry
4. Multistrata cropping
5. Strip Cropping
6. Sistem Surjan
RELAY CROPPING
• Penanaman 2 tanaman atau lebih dimana tanaman yang
kedua ditanam saat tanaman pertama telah melewati fase
vegetatif atau pada fase generatif.
ALLEY CROPPING
• Penanaman tanaman tumpangsari yang berupa tanaman
pohon legume (lamtorogung/ Leucaena leucocephala) pada
kedua sisi tanaman pokok, sehingga terbentuk seperti
pagar atau lorong.
AGROFORESTRY
• Pripsipnya sama dengan Alleycropping bedanya hanya
tanaman tahunannya adalah tanaman hutan seperti jati,
pinus, damar.
MULTISTOREY CROPPING
• Penanaman tumpangsari berbagai tanaman dengan
ketinggian berbeda
LAJUR BERJALUR (STRIP CROPPING)
adalah suatu sistem bercocok tanam yang
beberapa jenis tanaman ditanam dalam strip
yang berselang-seling. Jalur-jalur tanaman
tersebut dibuat mengikuti arah lereng
dengan lebar disesuaikan dengan besar
kecilnya lereng (makin besar lereng, makin
sempit jalur).
Pola tanam ini sekaligus juga dapat berfungsi
sebagai penahan erosi.
Beruntun atau bergilir (Sequential planting)
Yaitu dua tanaman atau lebih ditanam pada waktu yang
terpisah pada lahan yang sama, sehingga tanaman yang kedua
baru ditanam setelah tanaman pertama habis dipanen.
SISTEM SURJAN
• Sistem tumpangsari didaerah banyak air dg meninggikan
sebagian lahan. Lahan yang tinggi ditanami tanaman
semusim atau tanaman tahunan, sedangkan bagian yg
bawah ditanami tan. Padi.
KELEBIHAN POLA TANAM GANDA
a. Produktivitas lahan lebih tinggi (pemanfaatan lahan/waktu lebih
intensif)
b. Pemanfaatan masukan-masukan yang lebih efektif dan efesien
(benih, pupuk, obat-obatan)
c. Dapat mengurangi laju erosi tanah
d. Mengurangi serangan hama penyakit dan gulma
e. Mengurangi resiko kegagalan, sehingga dapat meningkatkan
pendapatan petani
f. Penutupan tanah oleh tanaman yang lebih intensif sepanjang
tahun.
KELEMAHAN POLA TANAM GANDA
• Mekanisasi sulit dilaksanakan
• Beberapa hama (tikus) dan penyakit meningkat,
karena beragam jenis tanaman
• Kualitas maupun kuantitas produksi per komoditi
cenderung menurun, karena persaingan lebih keras
apalagi kalau tidak disertai dengan masukan-
masukan yang memadai.
Pola Tanam Tanaman Semusim
– Penentuan bulan basah dan bulan kering
menurut Oldeman bisanya digunakan untuk
menentukan pola tanam tanaman semusim di
Indonesia
– Menurut Oldeman digolongkan bulan basah, jika
jumlah curah hujan > 200 mm/bulan, dan
digolongkan bulan kering jika < 100 mm/bulan
– Pola tanam : rotasi tanaman, tumpanggilir,
tumpangsari, tanaman sela
Pola Tanam Tanaman tahunan
– Penentuan bulan basah dan bulan kering
menurut Schmidt-Ferguson biasanya digunakan
untuk menentukan pola tanam tanaman tahunan
di Indonesia
– Menurut Schmidt-Ferguson digolongkan bulan
basah, jika jumlah curah hujan lebih besar dari
100 mm/bulan, dan digolongkan bulan kering jika
kurang dari 60 mm/bulan
JARAK TANAM
75 cm
B
60 cm
30 cm 60 cm
LEGOWO 4 SORJAN
Perhitungan populasi
luas lahan
Populasi =
luas areal yang ditempati satu individu
luas lahan
Segi Empat =
jarak dlm baris x jarak antar baris
luas lahan
Sama Segala Arah =
alas x tinggi
Segiempat dan Equidistant
10.000
Populasi = = 100
10 x 10
10.000
Populasi = = 116
10 x 8,66
Single dan Double Row
10.000
Populasi = = 80.000
0,25x0,50
10.000
Populasi = ( ) x 2 = 125.000
0,25x0,70
KENDALA BUDIDAYA LAHAN SAWAH DAN KERING
Lahan Sawah Lahan Kering
a. Kesuburan tanah rendah a. Kesuburan tanah sangat
sampai sedang rendah sampai tergolong
rendah
b. Kandungan bahan organik
rendah b. Kandungan bahan organik
sangat rendah
c. Drainase jelek pada musim
hujan, dan tanah kering dan c. Ketersediaan air rendah
retak padamusim kemarau
d. Erosi tanah tinggi
d. Kadar garam tinggi akibat
tsunami e. Gangguan hama dan
penyakit
e. Gangguan hama dan
penyakit f. Kultur teknik lainnya
Jenis tanaman
Jenis tanaman yang berktajuk lebar di tanam dengan jarak yang lebih besar di
bandingkan dengan bertajuk kecil